Você está na página 1de 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

ARGENTOMETRI

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: A.NUR AMALIA A. : H 311 05 015 : I (SATU) : SRI HIDA AT

HARI/TGL PERC : RABU/19 EPTEMBER 2007

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK !URUSAN KIMIA "AKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI#ERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007

BAB I PENDAHULUAN

1.1 L$%$& B'($)$*+ Pemeriksaan kimia secara titrimetri dapat digolongkan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berdasarkan reaksi antara peniter dan zat yang ditentukan, dimana dapat dibagi menjadi empat jenis yakni reaksi/ titrasi asambasa, titrasi pembentukan kompleks, titrasi pengendapan atau argentometri, dan titrasi oksidasi-reduksi. Cara titrimetri ini sangat luas pemakaiannya, yang mana disebabkan karena beberapa alasan. Salah satunya adalah cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya sangat mudah dan cepat, ketelitiannya dan ketepatannya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan beberapa kadar dari berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Titrasi pengendapan terbatas pada reaksi-reaksi antara ion g! dan anion-

anion "- yaitu # halida, tiocyanat dan sianida. Cara-cara ini dimana larutan g$% & dipergunakan sebagai larutan standar dinamakan Argentometri. g! ! " g"'p(.

Titrasi pengendapan/argentometri juga terdiri atas tiga metode, yaitu cara )ohr menggunakan ion kromat untuk mengendapkan g*Cr%+ ber,arna merah

kuning, cara -olhard menggunakan indikator .e&! untuk membentuk kompleks ber,arna dengan ion tiocyanat dan cara .ayans menggunakan indikator adsorbsi.

/ntuk lebih jelasnya maka dilakukanlah percobaan ini, yakni titrasi rgentometri dengan menggunakan metode )ohr dan metode -olhard. 1.2 M$),-. .$* T-/-$* P'&012$$* 1.2.1 M$),-. P'&012$$* )engetahui dan mempelajari proses titrasi menggunakan metode )ohr dan metode -olhard. 1.2.2 T-/-$* P'&012$$* rgentometri dengan

0. Standarisasi larutan g$%& dengan menggunakan larutan baku $aCl. *. )enentukan kadar $aCl dalam garam dapur dengan menggunakan metode )ohr. &. )enentukan kadar $aCl dalam garam dapur dengan menggunakan metode -olhard. 1.3 P&3*,34 P'&012$$* 1.3.1 S%$*.$&3,$,3 ($&-%$* A+NO3 .'*+$* 5'*++-*$)$* ($&-%$* 2$)- N$C( Standarisasi larutan g$%& dengan cara menentukan 1olume g$%& yang

digunakan untuk mengubah larutan baku $aCl yang telah distandarisasi dengan menggunakan indikator 2*Cr%+ dan dititrasi dengan kuning kotor. 1.3.2 M'*'*%-)$* )$.$& N$C( .$($5 +$&$5 .$4-& (0$&$ M16&) Penentuan kadar $aCl dalam garam dapur dengan mereaksikan suatu sampel dengan larutan baku ' g$%&( dengan menggunakan indikator yang sesuai '2*Cr%+( sehingga diperoleh 1olume titrasi pada titik akhir yang ditandai dengan perubahan ,arna atau pembentukan endapan putih sampai merah. g$%& sampai ,arna merah

1.3.3 M'*'*%-)$* )$.$& N$C( .$($5 +$&$5 .$4-& (0$&$ #1(6$&.) 3arutan ion klorida diendapkan dalam perak nitrat berlebih menjadi perak klorida. 2elebihan perak nitrat dititar dengan larutan baku 2C$S, sebagai penunjuk digunakan larutan jenuh 4'$5+( S%+ .e*'S%+(&6* +5*%. 7on .e&! dengan kelebihan ion SC$- akan menghasilkan .e4.e'SC$(86 yang ber,arna merah. 3arutan harus diasamkan dengan 5$%& untuk menghindari hidrolisis penunjuk.

BAB II TIN!AUAN PUSTAKA

Titrasi merupakan cara analisis 1olumetrik yang digunakan dengan cara penambahan reagen pada reagen yang lain yang mana 1olumenya diketahui9 penambahan dilakukan perlahan-lahan hingga mencapai titik akhir titrasi tercapai, dengan bantuan indikator. -olume yang digunakan untuk mencapai titik akhir dicatat. :ika salah satu larutan diketahui konsentrasinya, maka konsentrasi reagen lainnya dapat dihitung ';aintith, 0<<+(. Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran9 tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. 5anya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. tetapi metode tua dalam penentuan Cl-, =r-, 7- dengan rgentometri( adalah sangat penting. kan

g'7( 'disebut juga metode

lasan utama kurangnya digunakan metode

tersebut adalah sulitnya memperoleh indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi pengendapan. >ang keedua, komposisi tidak selalu diketahui '2hopkar, 0<<?(. Titrasi pengendapan terbatas pada reaksi-reaksi antara ion anion "- yaitu # halida, tiocyanat dan sianida. g! dan anion-

Cara-cara ini dimana larutan

g$%& dipergunakan sebagai larutan standar dinamakan Argentometri. g! ! " g"'s(

Suatu reaksi pengendapan berlangsung berkesudahan bila endapan yang terbentuk mempunyai kelarutan yang cukup kecil. ;idekat titik eki1alennya akan terjadi perubahan besar dari konsentrasi ion-ion yang dititrasi. /ntuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan dipergunakan suatu indikator yang baru menghasilkan suatu endapan bila reaksi dipergunakan dengan berhasil baik untuk titrasi pengendapan ini. Cara )ohr menggunakan ion kromat untuk

mengendapkan

g*Cr%+ ber,arna merah kuning, cara -olhard menggunakan

indikator .e&! untuk membentuk kompleks ber,arna dengan ion tiocyanat dan cara .ayans menggunakan indikator adsorbsi '3iong, *??@(. ;alam titrasi pengendapan, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat peniter membentuk senya,a yang sukar larut dalam air. 2arena itu kepekatan zat yang ditentukan tersebut berkurang selama berlangsungnya proses titrasi. Perubahan kepekatan tersebut diamati dekat titik kesetaraan dengan bantuan indikator atau peralatan yang sesuai. $amun demikian, sebenarnya cara ini menghendaki persyaratan yang ketat, sehingga pemakaiannya terbatas dalam titrimetri. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut# 0. Terjadinya kesetimbangan yang serbaneka harus berlangsung dengan cukup cepat. *. Aat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stokiometri dengan zat pentiter. &. Bndapan yang terbentuk harus cukup sulit larut sehingga terjamin kesempurnaan reaksi sampai <<,<C. +. 5arus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai 'Di1ai, 0<<E(.

Titrasi pengendapan melibatkan penggunaan larutan baku seperti perak nitrat, natrium klorida dan kalium/ammonium tiosianat. 3arutan baku perak nitrat digunakan untuk penetapan korida dan bromida 'metode )ohr(9 penetapan klorida 'metode -olhard dan metode .ajans( dan penetapan campuran kloridaiodida. 3arutan baku 2SC$ atau $5+SC$ digunakan bersama larutan baku g$%& dalam metode -olhard tak langsung dalam penetapan klorida, bromida atau iodida9 dan untuk penetapan perak ')ulyono, *??E(. Pada metode atau titrasi pengendapan dengan cara )ohr, titrasi ini berdasarkan atas reaksi # g! ! ClgCl's( gCl dan gCr% + maka gCl akan

:ika membandingkan hasil kelarutan dari mengendap terlebih dahulu. 2sp gCl F 0,G H 0?-0?

2sp g*Cr%+ F 0,< H 0?-0* ;engan demikian maka Cr%+- dapat digunakan sebagai indikator untuk titrasi )ohr ini. :iak di dalam labu titrasi terdapat ion Cl- yang mengandung sedikit ion kromat, dengan menambahkan larutan g!, mula-mula gCl akan

mengendap dan setelah terjadi pengendapan sempurna dari

gCl maka terjadi

endapan merah kuning dari g*Cr%+, p5 larutan antara @ dan 0? '3iong, *??@(. Pada metode -olhard, untuk menentukan ion klorida, suasana haruslah asam karena pada suasana basa .e&! akan terhidrolisis. ditambahkan kelarutan klorida tentunya tidak bereaksi. g$%& berlebih yang 3arutan g tersebut

kemudian ditirasi balik dengan menggunakan .e'777( sebagai indikator tetapi cara

ini menghasilkan suatu kesalahan, karena dengan gCl.

gSC$ kurang larut dibandingkan

kibatnya lebih banyak $5+SC$ diperlukan sehingga kandungan

Cl- seakan-akan lebih rendah 'sekitar *? C kesalahan(. 2esalahan ini dapat diantisipasi dengan cara mengeluarkan endapan gCl sebelum titrasi balik gCl

berlangsung atau menambahkan sedikit $itrobensen, sehingga melindungi

dari reaksi dengan tiosianat tetapi $itrobensen akan memperlambat reaksi. 5al ini dapat dihindari jika .e'$%&(& dan sedikit $5+SC$ yang diketahui ditambahkan dahulu kelarutan bersama-sama 5$% & kemudian campuran tersebut dititrasi dengan g$%& sampai ,arna merah hilang '2hopkar, 0<<?(. )etode -olhard digunakan secara meluas untuk perak dan klorida mengingat titrasinya dapat dijalankan dalam larutan asam. 2enyatannya, ada keinginan untuk menggunakan sebuah medium asam untuk mencegah hidrolisis dari indikator ion-bersi'777(. )etode-metode umum lainnya untuk perak dan klorida membutuhkan sebuah larutan yang mendekati netral untuk kesuksesan titrasi. =anyak kation yang mengendap pada kondisi semacam ini dan karenanya menggangu dalam metode ini. ';ay dan /nder,ood, 0<G<(. dsorpsi dari sebuah komponen organik ber,arna pada permukaan sebuah endapan dapat menyebabkan pergeseran elektronik dalam molekul yang mengubah ,arnanya. .enomena ini dapat dipergunakan untuk mendeteksi titik akhir dari titrasi pengendapan garam-garam perak. Senya,a organik yang dipergunakan untuk hal seperti ini digunakan sebagai indikator adsorpsi.

)ekanisme yang berlaku bagi indikator-indikator semacam ini dijelaskan oleh .ajans sebagai berikut# dalam titrasi Cl- dengan partikel-partikel koloid dari g!, sebelum titik eki1alen

gCl bermuatan negatif, akibat adsorbsi ion Cl - dari

larutan. 7on-ion Cl- yang teradsorpsi membentuk lapisan primer, yang

mengakibatkan partikel-partikel koloid bermuatan negatif. Partikel-partikel ini menarik ion-ion positif dari larutan untuk membentuk sebuah lapisan sekunder yang lebih longgar keadaannya. Titik eki1alen yang tinggi maka, kelebihan ionion g! menggantikan ion-ion Cl- dari lapisan primer dan partikel-partikelnya nion-anion dalam larutan tertarik untuk membentuk

menjadi bermuatan positif.

lapisan sekunder. ';ay dan /nder,ood, 0<G<(. Selain kalium tiosianat, larutan ammonium tiosianat ?,0 ) sering pula dipakai sebagai larutan baku dalam titrasi argentometri. mmonium tiosianat

sangatlah mudah menyerap air, jadi larutannya harus dibakukan terlebih dahulu dengan memakai larutan baku perak nitrat dengan memakai cara titrasi -olhard. Selain perak nitrat, zat-zat pengendap lain dapat pula dipakai dalam titrasi pengendapan 'Di1ai, 0<<E(.

DA"TAR PUSTAKA

;aintith, :., 0<<+, Kamus Kimia Lengkap, Brlangga, :akarta. ;ay, D. ., dan /nder,ood, :akarta. . 3., 0<G<, Analisis Kimia Kuantitatif, Brlangga,

2hopkar, S. )., 0<<?, Konsep Dasar Kimia Analitik, /7-Press, :akarta. 3iong, S., *??@, Penuntun Praktikum Kimia Analitik, 3aboratorium 2imia nalitik :urusan 2imia /ni1ersitas 5asanuddin, )akassar. )ulyono, *??E, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, =umi =andung. Di1ai, 5., 0<<E, Asas Pemeriksaan Kimia, /7-Press, :akarta. ksara,

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 B$6$* =ahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan g$% & ?,?0 $,

larutan 2*Cr%+ EC, larutan 2C$S ?,?0 ), larutan 5$%& + ), garam dapur, larutan indikator .e*'S%+(&'$5+(*S%+ *? C, detergen, kertas label, tissue roll dan aIuadest. 3.2 A($% lat yang dipergunakan pada percobaan ini adalah buret E? m3, buret 0?? m3, gelas kimia &?? m3, gelas kimia *E? m3, gelas kimia 0?? m3, gelas kimia E? m3, gelas ukur 0?? m3, gelas ukur *E m3, gelas ukur 0? m3, labu semprot, kaca arloji, sendok tanduk, pipet 1olume E? m3, pipet 1olume *E m3, pipet 1olume 0? m3, labu takar 0?? m3, labu takar *E? m3, bulb, pipet tetes, pipet skala, corong, erlenmeyer *E? m3, erlenmeyer 0?? m3, batang pengaduk, dan neraca analitik. 3.3 P&1,'.-& P'&012$$* A. S%$*.$&3,$,3 L$&-%$* A+NO3 .'*+$* L$&-%$* B$)- N$C( 3arutan $aCl dipipet sebanyak *E m3 dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 0 m3 larutan 2*Cr%+ EC. Campuran, kemudian dititrasi dengan larutan g$%& ?,?0 $ hingga ber,arna merah kuning

kotor, dicatat 1olume g$%& ?,?0 $ yang digunakan.

B. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (0$&$ M16&) Jaram dapur ditimbang sebanyak ?,E&G+, dilarutkan dengan aIuadest dan dimasukkan ke dalam labu ukur 0?? m3. Sebanyak *E m3 larutan contoh dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 7ndikator 2 *Cr%+ EC ditambahkan ke dalamnya, dititrasi dengan g$%& hingga berubah ,arna menjadi merah kuning

kotor. dihitung kadar $aCl dalam garam dapur. C. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (0$&$ #1(6$&.) Jaram dapur ditimbang sebanyak 0,?G@? dan dilarutkan dengan aIuaest dalam labu ukur 0?? m3 kemudian dipipet 0? m3 larutan contoh dan dimasukkan kedalam labu takar 0?? m3 kemudian impitkan dengan aIuadest. Sebanyak 0? m3 5$%& + ) ditambahkan ke dalamnya lalu ditambahkan dengan hingga terbentuk endapan, dicatat 1olume g$%&

g$%& yang digunakan. 3arutan

kemudian diimpitkan dengan aIuadest, dikocok, dan disaring. .iltrat kemudian dipipet sebanyak *E m3 dan ditambahkan indikator .e&! sebanyak * m3 kemudian dititrasi dengan 2C$S yang telah dibakukan lalu dicatat 1olume 2C$S baku yang digunakan

BAB I# HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1 H$,3( P'*+$5$%$* A. S%$*.$&3,$,3 L$&-%$* A+NO3 .'*+$* L$&-%$* B$)- N$C( $o 0. - $aCl *E m3 mg $aCl ?,0+G8 g - g$%& *8,+ m3 Perubahan ,arna 2uning menjadi merah kuning kotor

B. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ M16&) $o 0. =erat Contoh ?,E&G+ g - g$%& 0E,8 m3 Perubahan ,arna 2uning coklat menjadi merah

B. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ #1(6$&.) $o 0. =erat contoh 0,?G@? g - g$%& *8,+ m3 - 2C$S 0?,E m3 Perubahan ,arna 2uning menjadi merah coklat

7.2 R'$),3 A. S%$*.$&3,$,3 L$&-%$* A+NO3 .'*+$* L$&-%$* B$)- N$C( $aCl ! 2*Cr%+ ! g$%& g$%& gCl ! $a$%& g*Cr%+ ! 2$%&

B. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ M16&) $aCl ! g$%& 2*Cr%+ ! g$%& gCl ! $a$%& g*Cr%+ ! 2$%&

C. P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ #1(6$&.) $aCl ! g$%& 2C$S ! g$%& 2C$S ! .e'S%+(& 7.3 P'&63%-*+$* 7.3.1 S%$*.$&3,$,3 L$&-%$* A+NO3 .'*+$* L$&-%$* B$)- N$C( ;ik # mg $aCl - $aCl - g$%& .P =) $aCl ;it # $ g$%& Peny. #
N AgN
&

gCl ! $a$%& gC$S ! 2Cl

.e4.e'SC$(86 'merah(

F ?,0+G8 g F *E m3 F *8,+ m3 F 0? F EG,+E F KK..L

mg NaCl Fp x V x BM NaCl 0+G,8 mg 0? x *8,+ x EG,+E

N AgN

&

8 ?,??< $ 7.3.2 P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ M16&) ;ik. $ g$%& - g$%& )r $aCl F ?,?*+ $ F 0E,8 m3 F EG,+E

mg Contoh F ?,E&G+ g .p ;it. C $aCl F + F .........L

Peny# .p H - g$%& H $ g$%& H )r $aCl C $aCl F g contoh + H ?,??< $ H 0E,8 m3 H EG,++ C $aCl F E&G,+ mg C $aCl F 8?,<E C 7.3.3 P'*'*%-$* K$.$& N$C( D$($5 G$&$5 D$4-& (C$&$ #1(6$&.) ;ik# $ g$%& - g$%& - 2C$S $ 2C$S )r $aCl F ?,??< $ F *8,+ m3 F 0?,E m3 F ?,?0 $ F EG,++ g/mek H 0??C H 0??C

mg Contoh F 0?G@ mg .p ;it. C $aCl Peny# .p'- g$%& H $ g$%& M - 2C$S H $ 2C$S( )r $aCl C $aCl F mg contoh 0?? '*8,+ m3 H ?,??< $ M 0?,E m3 H ?,?0 $( EG,++ C $aCl F 0?G@ mg C $aCl F @0,*G C H0??C H 0??C F 0?? F .........L

+.+ P'52$6$,$*

Pada percobaan kali ini yakni titrimetri, digunakan metode argentometri yang mana menggunakan larutan baku suatu sampel. g! sebagai penentu kandungan Cl- dalam

rgentometri atau titrasi pengendapan ini, digunakan metode )ohr

dan metode -olhard yang mana bahan bakunya untuk )ohr yakni menggunakan ion kromat untuk mengendapkan g*Cr%+ ber,arna merah kuning sedangkan

metode -olhard menggunakan larutan baku g$%& ditambah larutan baku 2C$S dan dengan menggunakan indicator .e&!. Pada percobaan yang menggunakan metode )ohr ini, larutan g$% & ini

digunakan sebagai penitar. 3arutan bakunya digunakan larutan $aCl untuk menghitung standarisasi g$%& sedangkan untuk menghitung kadar $aCl dalam

garam dapur digunakan garam dapur sebagai larutan standarnya dan kemudian dititrasi pula dengan larutan g$%&. 7ndikator yang digunakan disini adalah

2*Cr%+ yang ber,arna kuning dan berfungsi untuk memudahkan penentuan titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan ,arna pada larutan, dan juga karena ksp gCr%+ yang akan terbentuk jauh labih kecil dari ksp gCl sehingga

gCl yang ditambahkan akan beraksi membentuk

gCl terlebih dahulu sehingga

$aCl habis bereaksi dan tercapai titik eki1alen, baru kemudian bereaksi dengan 2*Cr%+ membentuk gCr%+, yang ber,arna cokelat kemerahan. lasan kedua

yang tak kalah pentingnya adalah pengendapan eki1alen.

gCr% + berada diidekat titik

3angkah pertama yang kami lakukan pada standarisasi larutan

g$% &

dengan larutan $aCl yaitu untuk memastikan tidak ada senya,a pengganggu selama titrasi, maka biuret dibilas terlebih dahulu dengan g$% &, kemudian

dilakukan titrasi. Proses titrasi pada larutan $aCl yang telah diketahui

konsentrasinya akan bereaksi dengan

g$%& membentuk

gCl, pembentukan g$% &

gCl akan terus berlangsung seiring dengan diteruskannya penambahan hingga seluruh $aCl bereaksi keseluruhan menjadi kesetimbangan antara jumlah titran

gCl, pada saat inilah terjadi

g$%& dengan $aCl dan dikatakan telah

tercapai titik eIi1alen atau titik akhir titrasi. Tercapainya titik eki1alen, maka gCr%+ mulai terbentuk sehingga larutan gCr% +

akan berubah menjadi coklat kemerahan yang merupakan ,arna dari

yang terbentuk. Perubahan ,arna yang terjadi menandakan bah,a titik eki1alen atau titik akhir titrasi telah tercapai, dengan demikian 1olume dari larutan yang digunakan untuk menitrasi dapat diketahui sehingga molaritas dari dan kadar dari $aCl dapat dihitung. Percobaan yang telah dilakukan ini, maka diperoleh 1olume titrasi pertama yang didapatkan pada standarisasi larutan g$%& adalah *8,+ m3, begitupun g$%& g$% &

untuk penetuan kadar $aCl dalam garam dapur 1olume yang diperoleh yakni 0E,8 m3. $ilai normalitas g$%& yang diperoleh sebesar ?,?* $ dan kadar $aCl

dalam garam dapur yang diperoleh adalah sebesar 8?,<E C. Percobaan yang menggunakan metode -olhard, dilakukan penetapan kadar $aCl dalam sampel dengan menggunakan g$%& yang telah dibakukan dan larutan 2C$S. Sampel yang digunakan adalah garam dapur. Prosedur ini mulamula ditimbang garam dapur sebanyak 0,?G@? gram lalu dilarutkan dalam 0?? m3 air suling. 3arutan contoh tersebut kemudian diambil lagi sebanyak 0? m3 dan diimpitkan kembali dengan aIuadest dalam labu ukur 0?? m3 lalu ditambahkan larutan 5$%& + ) yang berfungsi untuk mengkondisikan larutan atau reaksi dalam suasana asam, kemudian dititrasi dengan larutan g$% & hingga terbentuk

endapan putih. Bndapan tersebut merupakan endapan

gCl, dan titrasi dilakukan

hingga larutan jenuh atau tidak ada kemungkinan lagi terbentuk endapan. -olume g$%& yang diperlukan yang diperlukan hingga larutan jenuh adalah sebesar *8,+ m3, setelah itu dimpitkan dengan aIuadest hingga 1olume total larutan sebesar 0?? m3 lalu disaring untuk memisahkan antara endapan dengan filtrat. .iltrat yang dihasilkan kemudian dipipet sebanyak *E m3 dan ditambahkan indikator .e&! *? C sebanyak * m3. 7ndikator ini digunakan untuk menentukan kelebihan ion tiosianat sehingga titik akhir dari titrasi dapat ditentukan yang ditandai dengan terbentuknya larutan yang ber,arna merah coklat, kemudian larutan tersebut dititrasi dengan larutan 2C$S yang telah dibakukan. -olume 2C$S yang diperlukan hingga titik akhir titrasi adalah sebesar 0?,E m3. 5asil percobaan tersebut maka kita dapat menentukan kandungan $aCl dalam garam dapur yakni dengan menggunakan rumus atau formula yang telah ditetapkan. 2adar $aCl 'dalam persen( adalah sebesar @0,*GC dengan faktor pengenceran sebesar 0?? kali. 5asil yang kami peroleh tersebut ternyata apabila kita bandingkan dengan apa yang tertera pada label produk tersebut sangat berbeda jauh, dimana pada label produk, kadar $aCl yang telah ditetapkan sebesar G?C sedangkan hasil yang kami peroleh sebesar *G+,0<C. 5al ini kemungkinan besar disebabkan karena kesalahan dalam menimbang, memipet larutan dan pembacaan titik akhir titrasi sehingga dalam penentuan baik itu pada saat standarisasi 2C$S maupun dalam penentuan kadar $aCl mengalami kesalahan yang cukup tinggi. BAB # KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 K',354-($* 2esimpulan yang dapat ditarik berdasarkan percobaan ini, yaitu nilai dari normalitas g$%& adalah sebesar ?,??< $. 2adar $aCl 'Cara )ohr( dalam

sampel adalah sebesar 8?,<E C. 2adar $aCl 'Cara -olhard( dalam sampel adalah sebesar @0,*G C. 5.2 S$&$* Saran saya pada percobaan kali ini, yakni sebaiknya digunakan sampel atau contoh lain selain garam dapur dalam penentuan kadar $aCl-nya misalnya dalam susu atau bahan makanan yang lain dengan kandungan $aCl yang kecil, sehingga tingkat keakuratan dari masing-masing metode dapat kita ketahui. Selain itu sebaiknya digunakan metode .ayans agar hasilnya dapat dibandingkan.

LEMBAR PENGESAHAN

)akassar, *+ September *??@ A,3,%'* P&$)%3)$*

( SRI HIDA AT )

( A. NUR AMALIA AHLIMA )

Você também pode gostar