Você está na página 1de 26

Fisiologi ereksi

Penis mendapatkan aliran darah dari arteri pudenda arteri penis komunis arteri kavernosa atau arteri sentralis, arteri dorsalis penis, dan arteri bulbo-uretralis. Arteri penis komunis ini melewati kanal dari alcock yang berdekatan dengan os pubis dan mudah mengalami cedera jika terjadi fraktur pelvis. Arteri sentralis rongga kavernosa arteriole helisin yang mengisi darah ke dalam sinusoid. Sedangkan darah vena dari sinusoid dialirkan melalui anyaman/pleksus yang terletak dibawah tunika albuginea. Anyaman ini bergabung membentuk venule emisaria dan menembus tunika albuginea ke vena dorsalis penis. Proses fisiologis ereksi dimulai rangsangan seksual yang menimbulkan peningkatan aktivis saraf parasimpatis yang mengakibatkan terjadinya dilatasi arteriole dan kontriksi venule sehingga inflow meningkat dan outflow menurun hal ini menyebabkan peningkatan volume darah dan ketegangan pada corpora sehingga penis ereksi. Persaraf penis terdiri atas sistem saraf otonomik dan somatic yang berpusat di nucleus intermediolateralis medulla spinalis pada segmen S2-4 dan Th12 L2. Saraf ini memacu neurotransmiter untuk memulai proses ereksi serta mengakhirinya pada proses detumesensi.

Plateau phase

orgasmic phase

resolution phase

DISFUNGSI SEKSUAL
7 Katagori ganggguan Menurut DSM IV
Gang hasrat seksual Gang rangsang seksual Gang Orgasme Gang nyeri seksual Disfungsi seksual krn kondisi medis Disfungsi seksual akibat zat Disfungsi seksual yang tidak ditentukan

Fase Siklus Respon Seksual dan Disfungsi Seksual yang Menyertai Hasrat/Dorongan Rangsangan (Excitement) Orgasme (Orgasm) Resolusi (Resolution)

Gangguan Hasrat Seksual Dibagi menjadi dua:


Hipoactive sexual Desire Disorder
Defisiensi atau tidak adanya fantasi seksual dan hasrat untuk aktivitas seksual

Sexual Aversion Disorder


Keengganan terhadap atau menghindari kontak seksual genital dengan pasangan seksual

Gangguan Rangsang Seksual 1. Gang Rangsangan Seksual Wanita (Sexual Arousal Disorder)
Ketidakmampuan menetap atau rekuren untuk mencapai atau mempertahankan respon lubrikasipembengkakan yang adekuat dari rangsangan seksual, sampai selesainya aktivitas seksual

2. Gangguan Erektil Laki-laki


Disebut juga disfungsi erektil dan impotensi Ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang adekuat sampai selesainya aktivitas seksual

Gangguan Orgasme 1.Gang orgasmik wanita


Keterlambatan atau tidak adanya orgasme yang menetap atau rekuren setelah fase rangsangan seksual yang normal

2. Gang orgasmik Laki-laki 3. Ejakulasi Prematur


Ejakulasi yang persisten atau rekuren pada stimulasi yang minimal sebelum, atau setelah penetrai dan sebelum pasien menginginkan

Gang Nyeri Seksual Dispareunia


Nyeri genital yang menetap atau rekuren yang berhub dg hubungan seksual baik pada laki-laki ataupun perempuan

Vaginismus
Kontraksi/kekakuan otot pada sepertiga bagian luar vagina yang terjadi secara involunter yang menghalangi insersi penis dan hubungan seks

DISFUNGSI EREKSI
Menurut WHO disfungsi ereksi adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahanlcan sampai koitus selesai selama 3 bulan

Epidemiologi

Proses Ereksi dan Perjalanan PenyakitEreksi


Ereksi terjadi melalui 2 mekanisme. Pertama, adalah refleks ereksi oleh sentuhan pada penis (ujung, batang dan sekitarnya). Kedua, ereksi psikogenik karena rangsangan erotis.Keduanya menstimulir sekresi nitric oxide yang memicu relaksasi otot polos batang penis (corpora cavernosa), sehingga aliran darah ke area tersebut meningkat dan terjadilah ereksi. Disamping itu, produksi testosteron (dari testis) yang memadai dan fungsi hipofise (pituitary gland) yang bagus, diperlukan untuk proses ereksi.Karenanya dapat dimengerti bahwa disfungsi ereksi berhubungan erat dengan faktor: hormonal, sistem saraf, aliran darah dan psikologis.Gangguan pada salah satu atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi

ETIOLOGI
1.Penyebab organik (kelainan organ), yakni: a.Berkurangnya aliran darah ke penis, misalnya: penyakit vaskuler, gangguan hormonal, pasca operasi prostat, dan lain-lain. b.Kerusakan saraf yang disebabkan penyakit lain, misalnya: diabetes 2.Faktor psikologis, antara lain: stress, kecemasan, depresi, rasa letih, perselisihan, sakit hati, rasa bersalah, paranoid dan sejenisnya.

FAKTOR RESIKO
Hipertensi Diabetes usia di atas 40 tahun penyakit kardiovaskuler kerusakan saraf tulang belakang (spinal cord) Merokok rendahnya kadar testosteron penyakit pada penis (contoh: cedera penis) obat-obatan tertentu Alkohol radiotherapy dan lain-lain

GEJALA
Dalam keadaan normal, ereksi biasanya terjadi saat tidur malam atau bangun pagi. Pada disfungsi ereksi, tanda-tandanya adalah sebagai berikut: Tidak mampu ereksi sama sekali atau tidak mampu mempertahankan ereksi secara berulang ( paling tidak selama 3 bulan ) Tidak mampu mencapai ereksi yang konsisten Mampu ereksi hanya sesaat ( dalam referensi tidak disebutkan lamanya

DIAGNOSA
Wawancara : mendalam dan pengakuan jujur penderita sangat membantu menegakkan diagnosa disfungsi ereksi sekaligus menentukan langkah-langkah penatalaksanaannya. Pemeriksaan fisik : terutama organ reproduksi pria dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan organik. Pemeriksaan penunjang : lihat pemeriksaan penunjang

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Duplex ultrasound Penile nerves function Nocturnal penile tumescence (NPT) Dynamic Infusion Cavernosometry (DICC) Corpus Cavernosometry Digital Subtration Angiography (DSA) Magnetic resonance angiography (MRA)

Pengobatan
Phosphodiesterase inhibitor (PDE
sildenafil. Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali dalam sehari. Digunakan sebagai pilihan pertama tanpa memandang penyebabnya, karena efektif bagi sebagian besar penderita disfungsi ereksi. Tadalafil digunakan 30 menit-36 jam sebelum hubungan seksual. Vardenafil, diminum 25-60 menit sebelum hubungan seksual.

Alprostadil dan phentolamine diberikan secara injeksi ke batang penis. Ada juga jenis prostaglandin suppositoria lubang kencing (uretra), cara ini tidak nyaman karena menimbulkan rasa nyeri. Vacuum constriction Pembedahan, dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi). Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir jika semua upaya tidak memberikan hasil yang memadai.

GANGGUAN FUNGSI SEKSUAL PADA DM


Disfungsi ereksi Menurunnya dorongan serta libido / gairah seksual. Gangguan ejakulasi Intensitas orgasme juga menurun.

Etiologi UTAMA disfungsi ereksi pada DM


neuropati yaitu kerusakan pada ujung-ujung syaraf parasimpatis di penis sehingga relaksasi pembuluh darah arteri helicina di korpus kavernosa tidak terjadi. Akibatnya volume aliran darah tidak bisa bertambah dan penis tidak bisa membesar. Umumnya proses neuropati berjalan pelan-pelan, makin lama makin banyak syaraf yang mengalami neuropati dan akhirnya terjadi kerusakan secara total.

MEKANISME DISFUNGSI EREKSI PADA DIABETES MELITUS


terjadinya gangguan pada sistem saraf (peripheral neuropathy) gangguan sistem pembuluh darah (vascular system) hypogonadism (gangguan pada sistem hormonal).

Você também pode gostar