Você está na página 1de 15

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di ba ah !ingapura" #alaysia" $ilipina dan %hailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidake&isienan peman&aatan tenaga kerja (produkti'itas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan" pemerintah juga perlu mem&asilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (uansanya harus bersi&at manusia i atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. $aktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karya an dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. !emakin tersedianya &asilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. )i era globalisasi dan pasar bebas *%+ dan ,-%% yang akan berlaku tahun 2020 mendatang" kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota" termasuk bangsa Indonesia. .ntuk mengantisipasi hal tersebut serta me ujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia/ telah ditetapkan 0isi Indonesia !ehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan" yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat" memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata" serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi2tingginya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman" sehat" bebas dari pencemaran lingkungan" sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan e&isiensi dan produkti'itas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban ji a maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha" tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh" merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit -kibat Kerja (P-K) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. 3ika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan pre'alensi. !ebagai &aktor penyebab" sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. 4anyak pekerja yang meremehkan risiko kerja" sehingga tidak menggunakan alat2alat pengaman alaupun sudah tersedia. )alam penjelasan undang2undang nomor 23 tahun 1552 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain" setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja" agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja" keluarga" masyarakat dan lingkungan disekitarnya. !etiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. )alam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan &aktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri" keluarga dan lingkungannya. !alah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. %enaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. 1

B. Rumusan Masalah 1. -pa yang dimaksud kesehatan dan keselamatan kerja 6 2. 4agaimana tinjauan tentang tenaga tesehatan 6 3. 4agaimana manajemen resiko dalam keselamatan dan kesehatan kerja 6 7. 4agaiaman peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan Kerja 6 5. 4agaimana pengendalian melalui jalur kesehatan (#edical 8ontrol) 6 . 8. %ujuan Penulisan %ujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui9 1. Kesehatan dan keselamatan kerja 2. %injauan tentang tenaga kesehatan 3. #anajemen resiko dalam keselamatan dan kseehatan kerja 7. Peran tenanga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja 5. Pengendalian melalui jalur kesehatan

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja di&iloso&ikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya" hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. !edangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsek ensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. :al tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. !ejalan dengan itu" perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah .. (o.17 tahun 15;5 tentang pokok2pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi .. (o.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan. )alam pasal <; .. (o.13 tahun 2003" dinyatakan bah a setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja" moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai2nilai agama. .ntuk mengantisipasi permasalahan tersebut" maka dikeluarkanlah peraturan perundangan2 undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu 0eiligheids =eglement" !%4l (o.70; tahun 1510 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada. Peraturan tersebut adalah .ndang2undang (o.1 tahun 15>0 tentang keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja" baik di darat" didalam tanah" permukaan air" di dalam air maupun udara" yang berada di dalam ilayah kekuasaan hukum =epublik Indonesia. .ndang2undang tersebut juga mengatur syarat2syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan" pembuatan" pengangkutan" peredaran" perdagangan" pemasangan" pemakaian" penggunaan" pemeliharaan dan penyimpanan bahan" barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. *alaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan" namun pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil penga asan" sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. +leh karena itu" masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga2 lembaga K3 yang ada di masyarakat" meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan penga asan norma K3 agar terjalan dengan baik. 1. Se a !se a Ke"elakaan Kecelakaan tidak terjadi begitu saja" kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. -da pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. :al tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karya an pabrik. )iantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan" 'entilasi yang memasukkan debu dan gas" layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja" pelindung mesin yang tak 3

sebanding" peralatan yang rusak" peralatan pelindung yang tak mencukupi" seperti helm dan gudang yang kurang baik. )iantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasi&ikasikan seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan" mengoperasikan pelindung mesin mengoperasikan tanpa i?in atasan" memakai kecepatan penuh" menambah daya dan lain2lain. )ari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman" tidak hanya satu saja. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin" tetapi untuk tingkat e&ekti'itas maksimum" pekerja harus dilatih" menggunakan peralatan keselamatan. 2. #akt$r ! %akt$r Ke"elakaan !tudi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan. .ntuk mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang eki'alen. 4egitupun" pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa" untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya sedikit yang diketahuinya. !atu lagi pertanyaan yang tak terja ab ialah apakah ada hubungan yang signi&ikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu &aktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak membayar upahnya. 4agaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas akan menyebabkan berkurangnya rata2rata pendapatan" dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja malas melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. -da kemungkinan bah a kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat &aktor2 &aktor kecelakaan tersendiri. 3. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kinerja (per&ormen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja" beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. 4ila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produkti'itas. !ebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produkti'itas kerja. a) Ka&asitas Kerja !tatus kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. )ari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bah a 30270@ masyarakat pekerja kurang kalori protein" 30@ menderita anemia gi?i dan 35@ kekurangan ?at besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produkti'itas yang optimal. :al ini diperberat lagi dengan kenyataan bah a angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan" sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah P-:K dan kecelakaan kerja. b) Be an Kerja !ebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersi&at teknis beroperasi < 2 27 jam sehari" dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugasAjaga malam. Pola kerja yang berubah2ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat" akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). $aktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relati& rendah" yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. 4eban psikis ini dalam jangka aktu lama dapat menimbulkan stres. 7

c) Lingkungan Kerja Bingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (+ccupational -ccident)" Penyakit -kibat Kerja dan Penyakit -kibat :ubungan Kerja (+ccupational )isease C *ork =elated )iseases). B. 'injauan 'entang 'enaga Kesehatan (. Pengertian 'enaga Kesehatan Kesehatan merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia. )engan demikian Pemerintah mempunyai ke ajiban untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau rakyatnya. #asyarakat" dari semua lapisan" memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pelayanan kesehatan. %enaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan ke enangan untuk melakukan upaya kesehatan" baik berupa pendidikan gelar2 )3" !1" !2 dan !32/ pendidikan non gelar/ sampai dengan pelatihan khusus kejuruan khusus seperti 3uru Imunisasi" #alaria" dsb." dan keahlian. :al inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. :anya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus2lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan ji a dan &isik manusia" serta lingkungannya. %enaga kesehatan berperan sebagai perencana" penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai" maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain" seperti9 kebijakan sektor pendidikan" kebijakan sektor ketenagakerjaan" sektor keuangan dan peraturan kepega aian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain9 kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan" kebijakan tentang pelayanan kesehatan" kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan" dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan. !elain dari pada itu" beberapa &aktor makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan" yaitu9 desentralisasi" globalisasi" menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan" teknologi kesehatan dan in&ormasi. +leh karena itu" kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperhatikan semua &aktor di atas. ). Manajemen Resik$ Dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (. K$nse& dasar manajemen resik$ #anajemen risiko kesehatan adalah proses yang bertahap dan berkesinambungan. %ujuan utama manajemen risiko kesehatan adalah menurunkan risiko pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan e&ek buruk terhadap kesehatan pekerja.%ujuan tersebut hanya akan tercapai melalui kerja sama antara pro&esional kesehatan dan keselamatan kerja yang membantu manajemen dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program kesehatan kerja" dengan pengusaha yang bertanggung ja ab dalam menjamin kesehatan dan keselamatan perusahaan pada tingkat yang setinggi tingginya. %erkait dengan pemenuhan legislasi dan peraturan" pencegahan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan" serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tanggung ja ab dari pengusaha. #eskipun demikian keberhasilan kegiatan manajemen risiko kesehatan dengan e&ekti&itas dan e&isiensinya sangat tergantung pada kerjasama antara berbagai pihak yang terlibat dalam program kesehatan dan keselamatan kerja" termasuk pekerja. )alam hubungan ini" partisipasi pekerja merupakan hal mutlak yang tidak hanya terkait dengan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan" tetapi menjamin implementasi program promosi kesehatan dan menjamin tercapainya keberhasilan program. 5

#anajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan9 meminimalkan kerugian akibat kecelakaan dan sakit" meningkatkan kesempatanApeluang untuk meningkatkan produksi melalui suasana kerja yang aman" sehat dan nyaman"memotong mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan produksi yang disebabkan kecelakaan dan sakit" serta pencegahan kerugian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Komponen utama manajemen risiko kesehatan dalam kesehatan kerja adalah penilaian risiko (risk assessment), sur'eilans kesehatan (health surveillance), dan pencatatan (records). )i dalam komponen penilaian risiko (risk assessment)" terdapat unsur tahapan yang meliputi Identi&ikasi bahaya (hazard identification)" Penilaian dosisAintensitase&ek (dose-effect assessment), dan karakterisasi risiko. .ntuk dapat melakukan karakterisasi risiko perlu diketahui status kesehatan pekerja dan penilaian pajanan. )i dalam komponen sur'eilans kesehatan tercakup unsur sur'eilans medis dan pemantauan biologis. Program Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja dan promosi kesehatan pekerja. Bebih jauh lagi adalah menciptakan kerja yang tidak saja aman dan sehat" tetapi juga nyaman serta meningkatkan kesejahteraan dan produkti'itas. Kantor Perburuhan Internasional (IB+) pada tahun 2005 memperkirakan bah a diseluruh dunia setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan2kecelakaan dan penyakit2penyakit akibat kerja. )an kematian2kematian akibat kerja nampaknya meningkat. Bagi pula" diperkirakan bah a setiap tahun terjadi 2>0 juta kecelakaan2kecelakaan yang akibat kerja yang tidak &atal (setiap kecelakaan paling sedikit mengakibatkan paling sedikit tiga hari absen dari pekerjaan) dan 1;0 juta penyakit2penyakit baru akibat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan permasalahan pemerintah" pengusaha" pekerja dan keluarganya diseluruh dunia. !ementara beberapa industri bersi&at lebih berbahaya dari industri yang lain" kelompok pekerja migran dan pekerja berpenghasilan kecil yang lain lebih banyak dihadapkan pada risiko mengalami kecelakaan2kecelakaan akibat kerja dan kesehatan yang kurang baik" karena kemiskinan seringkali memaksa mereka untuk menerima pekerjaan yang tidak aman 4erbagai pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau perusahaan misalnya9 a. #engabaikan risiko sama sekali" karena dianggap merupakan hal yang diluar kendali manajemen. Pendapat tersebut" merupakan cara pendekatan yang tidak tepat" karena tidak semua risiko berada diluar jangkauan kendali organisasi A perusahaan. b. #enghindari semua kegiatan atau proses produksi yang memiliki risiko. :al ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilaksanakan" karena semua akti'itas ditempat kerja sampai tingkat tertentu selalu mengandung risiko. c. #enerapkan #anajemen =isiko" dalam pengertian umum" risiko tinggi yang dihadapi sebenarnnya merupakan suatu tantangan yang perlu diatasi dan melalui suatu pemikiran positi& diharapkan akan memberikan nilai tambah atau imbalan hasil yang tinggi pula. -spek ekonomi" sosial dan legal merupakan beberapa hal yang berkaitan dengan penerapan manajemen risiko. )ampak &inansial akibat peristi a kecelakaan kerja" gangguan kesehatan atau sakit akibat kerja" kerusakan atau kerugian aset" biaya premi asuransi" moral kerja dan sebagainya" sangat mempengaruhi produkti'itas. )emikian juga aspek sosial dan kesesuaian penerapan peraturan perundang undangan yang tercermin pada segi kemanusiaan" kesejahteraan dan kepercayaan masyarakat memerlukan penyelenggaraan manajemen risiko yang dilaksanakan melalui partisipasi pihak terkait. #anajemen risiko kesehatan di tempat kerja mempunyai tujuan9 meminimalkan kerugian akibat kecelakaan dan sakit" meningkatkan kesempatanApeluang untuk meningkatkan produksi melalui ;

suasana kerja yang aman" sehat dan nyaman" memotong mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan produksi yang disebabkan kecelakaan dan sakit" serta pencegahan kerugian akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. *. Identi&ikasi 4ahaya Bangkah pertama manajemen risiko kesehatan di tempat kerja adalah identi&ikasi atau pengenalan bahaya kesehatan. Pada tahap ini dilakukan identi&ikasi &aktor risiko kesehatan yang dapat tergolong &isik" kimia" biologi" ergonomik" dan psikologi yang terpajan pada pekerja. .ntuk dapat menemukan &aktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan produksi" bahan baku yang digunakan" bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil samping proses produksi" serta limbah yang terbentuk proses produksi. Pada kasus terkait dengan bahan kimia" makadiperlukan9 pemilikan material safety data sheets (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang digunakan" pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan akti& yang terkandung" mengidenti&ikasi bahan pelarut yang digunakan" dan bahan inert yang menyertai" termasuk e&ek toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih &aktor risiko secara simultan" sangat mungkin berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. !ebagai contoh" lingkungan kerja yang bising dan secara bersamaan terdapat pajanan toluen" maka ketulian akibat bising akan lebih mudah terjadi. +. Penilaian Pajanan Proses penilaian pajanan merupakan bentuk e'aluasi kualitati& dan kuantitati& terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan tertentu dengan jenis pajanan risiko kesehatan yang sama. Kelompok itu dikenal juga dengan similar exposure group (kelompok pekerja dengan pajanan yang sama). Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak hanya mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan" tetapi juga &aktor lain. Pengukuran dan pemantauan konsentrasi dan intensitas secara kuantitati& saja tidak cukup" karena pengaruhnya terhadap kesehatan dipengaruhi oleh &aktor lain itu. $aktor tersebut perlu dipertimbangkan untuk menilai potensial &aktor risiko (bahayaA hazards) yang dapat menjadi nyata dalam situasi tertentu.3 =isiko adalah probabilitas suatu bahaya menjadi nyata" yang ditentukan oleh &rekuensi dan durasi pajanan" akti'itas kerja" serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian tingkat pajanan. %ermasuk yang perlu diperhatikan juga adalah perilaku bekerja" hygiene perorangan" serta kebiasaan selama bekerja yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan ,. !ur'eilans #edis dan Kesehatan a. Kesehatan !ur'eilans kesehatan merupakan penilaian keadaan kesehatan pekerja yang dilakukan secara teratur dan berkala. !ur'eilans kesehatan terdiri atas sur'eilans medis (termasuk pemeriksaan &isik" pemeriksaan laboratorium dan penunjang" serta pemantauan biologis.2 Bebih tepat lagi bah a bentukA isi dan kekerapan (fre uency) pemeriksaan kesehatan ini ditetapkan oleh dokter yang berkompeten dalam program kesehatan kerja. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan harus memperhatikan hasil proses penilaian risiko. 4entuk dan jenis pemeriksaan kesehatan harus secara tegas terkait dengan bahaya kesehatan yang teridenti&ikasi dan sesuai karakter risikonya. Kekerapan pemeriksaan kesehatan ditentukan oleh besaran risiko kesehatan dan gangguan kesehatan terkait. !ebagai pedoman umum adalah mengacu pada peraturan dan perundangan di Indonesia yaitu sekali setiap tahun. b. #edis >

!ur'eilans medis terdiri atas tiga hal penting yaitu pemeriksaan kesehatan pra2kerja (preemployment atau preplacement medical examination)" sebelum subjek pemeriksaan bekerja atau ditempatkan" Pemeriksaan kesehatan berkala (periodic medical examination) yang terkait dengan pajanan bahaya kesehatan" dan pemeriksaan kesehatan khusus (specific medical examination) yang terkait dengan kembali bekerja (returning to !ork) setelah terdapat gangguan kesehatan yang bermakna dan penyakit yang berat. 'ujuan &emeriksaan kesehatan &ra!kerja 1. #enetapkan kemampuan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan penempatan pekerja 2. #engidenti&ikasi kondisi kesehatan yang mungkin diperburuk oleh pajanan bahaya kesehatan" kerentananan calon pekerja terhadap bahaya kesehatan tertentu yang memerlukan eksklusi pada indi'idu dengan pajanan tertentu. 3. #enetapkan data dasar ("aseline data) e'aluasi sebelum pekerja ditempatkan atau melaksanakan pekerjaannya. )ata dasar ini berguna sebagai pertimbangan kelak adanya gangguan kesehatan dan adanya kaitan dengan pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja. 'ujuan Pemeriksaan Kesehatan Berkala 1. #endeteksi sedini mungkin setiap gangguan kesehatan yang mungkin terjadi dan disebabkan oleh pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja" dan kondisi kerja. 2. #endeteksi perubahan status kesehatan (penyakit yang tidak berhubungan dengan pekerjaan) yang bermakna dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila melanjutkan pekerjaan" atau menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap pajanan bahaya kesehatan di tempat kerja atau kondisi kerja. =i ayat kesehatan dan ri ayat pekerjaan secara lengkap diperlukan untuk dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan yang sesuai terutama bila diketahui adanya pajanan yang berulang dan kemungkinan gangguankesehatan. 'ujuan Pemeriksaan Kesehatan Khusus Pada dasarnya pemeriksaan kesehatan khusus sama dengan pemeriksaan kesehatan prakerja. )alam hal ini hasil pemeriksaan kesehatan khusus ditempatkan sebagai data dasar menggantikan data dasar hasil pemeriksaan kesehatan prakerja. 3enis pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan khusus tergantung pada ri ayat penyakit dan status kesehatan saat terakhir atau saat pemulihan. -. Pemantauan Bi$l$gis Pemantauan biologis ("iological monitoring) adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap bagian tubuh sebagai media biologis (darah" urin" liur" jaringan lemak" rambut" dll) yang ditujukan untuk mengetahui tingkat pajanan atau e&eknya pada pekerja.7 )engan melakukan pemantauan biologis memungkinkan kita untuk dapat mengetahui dosis yang masuk ke dalam tubuh dari gabungan berbagai cara masuk. )isamping itu dengan pemantauan biologis dimungkinkan pemeriksaan pajanan untuk jangka lama dan adanya akumulasi di dalam tubuh. Pada kasus pajanan bahan kimia" pemeriksaan dapat berupa bahan akti& atau metabolitnya. Pemantauan biologis juga ditujukan untuk mengetahui pengaruh suatu pajanan bahaya kesehatan terhadap tubuh dan kerentanan tubuh terhadap pajanan bahaya kesehatan tertentu. .. Pengendalian Pajanan Baha/a Kesehatan Pengendalian pajanan ditujukan untuk mencegah terjadinya pajanan bahaya kesehatan" atau menurunkan tingkat pajanan sampai pada tingkat yang dapat diterima (accepta"le level). <

Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara" tergantung keadaan pada saat tersebut. :irarki yang disarankan dalam pengendalian secara umum adalah/ pengendalian secara teknis" pengendalian secara administrati&" dan yang terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri (personal protective e uipment).5 Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankan adalah9 substitusi bahan yang berbahaya dengan yang tidak atau kurang berbahaya" pengendalian teknik seperti penyempurnaan 'entilasi" perbaikan prosedur kerja dengan tujuan menurunkan pajanan" dan penggunaan alat pelindung diri. 0. Penataan data Penataan data (record keeping) merupakan bagian yang tidak boleh dilupakan dalam manajemen risiko kesehatan. !eluruh data yang diperoleh dari kegiatan manajemen risiko kesehatan ini terutama data tingkat pajanan dan sur'eilans kesehatan harus tersimpan rapi dan dijaga untuk setiap saat dapat digunakan sampai paling tidak selama 30 tahun. Penataan data ini ditujukan agar9 )apat mengenal tren kesehatan dan masalah yang perlu penyelesaia #emungkinkan e'aluasi epidemiologi #emenuhi persyaratan legal %ersedianya dokumentasi yang sesuai dengan pekerja dan perusahaan dalam kasus klaim kompensasi kecelakaan kerja termasuk penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan #emungkinkan pemantauan kinerja kesehatan pekerja. Perlu dipahami bah a data sur'eilans kesehatan pekerja bersi&at rahasia sehingga harus mendapat penanganan untuk menjaga kerahasiaan tersebut. )ata anonim harus digunakan ketika menyampaikanlaporan kepada manajemen dan pengusaha" termasuk pemantauan kinerja program kesehatan dan keselamatan kerja. )ata lain yang perlu ditata adalah yang terkait dengan pengendalian dan penilaian pajanan serta kegiatan sur'eilans kesehatan yang dilaksanakan dalam proses manajemen risiko kesehatan. 1. Pendidikan dan Pelatihan Kegiatan komunikasi" in&ormasi dan edukasi termasuk penyampaian instruksi dan pelatihan" perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pendidikan dan latihan merupakan komponen penting dalam perlindungan kesehatan pekerja. %ujuan utama pendidikan dan latihan ini adalah agar pekerja9 a. #engerti" paling tidak pada tingkat dasar" bahaya kesehatan yang terdapat di lingkungan kerjanya b. %erbiasa dengan prosedur kerja dan melakukan pekerjaan sesuai prosedur untuk mengurangi tingkat pajanan c. #enggunakan alat pelindung diri dengan benar dan memelihara agar tetap ber&ungsi baik d. #empunyai kebiasaan sehat dan selamat serta higine perorangan yang baik e. #engenal gejala dini gangguan kesehatan akibat pajanan bahaya tertentu &. #elakukan pertolongan pertama apabila terjadi gangguan g. kesehatan sesegera mungkin. 2. Karakterisasi =esiko %ujuan langkah karakterisasi risiko adalah menge'aluasi besaran (magnitude) risiko kesehatan pada pekerja. )alam hal ini adalah perpaduan keparahan gangguan kesehatan yang mungkin timbul termasuk daya toksisitas bila ada e&ek toksik" dengan kemungkinan gangguan kesehatan atau e&ek toksik dapat terjadi sebagai konsekuensi pajanan bahaya potensial. Karakterisasi risiko dimulai dengan mengintegrasikan in&ormasi tentang bahaya yang teridenti&ikasi (e&ek gangguanAtoksisitas spesi&ik) dengan perkiraan atau pengukuran intensitasAkonsentrasi pajanan bahaya dan status kesehatan pekerja. 5

(3. Penilaian =esiko =incian langkah umum yang biasanya dilaksanakan dalam penilaian risiko meliputi 9 a) #enentukan personil penilai Penilai risiko dapat berasal dari intern perusahaan atau dibantu oleh petugas lain diluar perusahaan yang berkompeten baik dalam pengetahuan" ke enangan maupun kemampuan lainnya yang berkaitan. %ergantung dari kebutuhan" pada tempat kerja yang luas" personil penilai dapat merupakan suatu tim yang terdiri dari beberapa orang. b) #enentukan obyekAbagian yang akan dinilai +byek atau bagian yang akan dinilai dapat dibedakan menurut bagian A departemen" jenis pekerjaan" proses produksi dan sebagainya. Penentuan obyek ini sangat membantu dalam sistematika kerja penilai. c) Kunjungan A Inspeksi tempat kerja Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu D alk through sur'ey A InspectionE yang bersi&at umum sampai kepada inspeksi yang lebih detail. )alam kegiatan ini prinsip utamanya adalah melihat" mendengar dan mencatat semua keadaan di tempat kerja baik mengenai bagian kegiatan" proses" bahan" jumlah pekerja" kondisi lingkungan" cara kerja" teknologi pengendalian" alat pelindung diri dan hal lain yang terkait. d) Identi&ikasi potensi bahaya 4erbagai cara dapat dilakukan guna mengidenti&ikasi potensi bahaya di tempat kerja" misalnya melalui 9 inspeksi A sur'ei tempat kerja rutin in&ormasi mengenai data keelakaan kerja dan penyakit" absensi laporan dari (panitia penga as Kesehatan dan Keselamatan Kerja) P2K3" super'isor atau keluhan pekerja lembar data keselamatan bahan (material sa&ety data sheet) !elanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut untuk memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada kemungkinan potensi bahaya tersebut menjadi suatu risiko. e) #encari in&ormasi A data potensi bahaya .paya ini dapat dilakukan misalnya melalui kepustakaan" mempelajari #!)!" petunjuk teknis" standar" pengalaman atau in&ormasi lain yang rele'an. &) -nalisis =isiko )alam kegiatan ini" semua jenis resiko" akibat yang bisa terjadi" tingkat keparahan" &rekuensi kejadian" cara pencegahannya" atau rencana tindakan untuk mengatasi risiko tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin. Ketidaksempurnaan dapat juga terjadi" namun melalui upaya sitematik" perbaikan senantiasa akan diperoleh. g) F'aluasi risiko #emprediksi tingkat risiko melalui e'aluasi yang akurat merupakan langkah yang sangat menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Kuali&ikasi dan kuanti&ikasi risiko" dikembangkan dalam proses tersebut. Konsultasi dan nasehat dari para ahli seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan e'aluasi risiko. h) #enentukan langkah pengendalian -pabila dari hasil e'aluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti 9

10

-pabila dari hasil e'aluasi menunjukan adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan kerja maupun kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti 9 #emilih teknologi pengendalian seperti eliminasi" substitusi" isolasi" engineering control" pengendalian administrati&" pelindung peralatanAmesin atau pelindung diri. #enyusun program pelatihan guna meningkatka pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan risiko #enentukan upaya monitoring terhadap lingkungan A tempat kerja. #enentukan perlu atau tidaknya sur'ailans kesehatan kerja melalui pengujian kesehatan berkala" pemantauan biomedik" audiometri dan lain2lain. #enyelenggarakan prosedur tanggap darurat A emergensi dan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan. i) #enyusun pencatatan A pelaporan !eluruh kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus dicatat dan disusun sebagai bahan pelaporan secara tertulis. $ormat yang digunakan dapatdisusun sesuai dengan kondisi yang ada. j) #engkaji ulang penelitian Pengkajian ulang perlu senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila terdapat perubahan dalam proses produksi" kemajuan teknologi" pengembangan in&ormasi terbaru dan sebagainya" guna perbaikan berkelanjutan penilaian risiko tersebut. ((. Pengendalian =isiko Pengendalian risiko ditujukan untuk mencegah terjadinya pajanan bahaya kesehatan" atau menurunkan tingkat pajanan sampai pada tingkat yang dapat diterima (acceptable le'el). Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara" tergantung keadaan pada saat tersebut. :irarki yang disarankan dalam pengendalian secara umum adalah/ pengendalian secara teknis" pengendalian secara administrati&" dan yang terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri (personal protecti'e eGuipment).Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankan adalah9 substitusi bahan yang berbahaya dengan yang tidak atau kurang berbahaya" pengendalian teknik seperti penyempurnaan 'entilasi" perbaikan prosedur kerja dengan tujuan menurunkan pajanan" dan penggunaan alat pelindung diri.

D. Peran 'enaga Kesehatan Dalam Menangani K$r an Ke"elakaan Kerja Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. #enengok ke negara2negara maju" penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. #ereka sangat menyadari bah a kerugian ekonomi (lost "enefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya2upaya di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. )i negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. )i era globalisasi ini kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. )alam hal penanganan kesehatan pekerja" kitapun harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global. )engan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. )itinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu" bagi tenaga kerja" dan bagi kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global. 11

4agi &asilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada" rumah sakit pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan khususnya untuk kasus2kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja. )iharapkan di setiap ka asan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensi&. !etelah itu perlu adanya rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional. !udah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi. Kelemahan dan kekurangan dalam pendirian rumah sakit pekerja dapat diperbaiki kemudian dan jika ada penyimpangan dari misi utama berdirinya rumah sakit tersebut harus kita kritisi bersama. Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian ji a dan materi. !alah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di perusahaan sesuai dengan .. dan peraturan Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud harus dikelola oleh tenaga kesehatan yang pro&essional. Hang menjadi dasar pengadaan P3K di tempat kerja adalah .. (o. 1 %ahun 15>0 tentang keselamatan kerja/ ke ajiban manajemen dalam pemberian P3K" .. (o.13 %ahun 2000 tentang ketenagakerjaan" Peraturan #entri %enaga Kerja dan %ransmigrasi (o.03A#enA15<2 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja / tugas pokok meliputi P3K dan Peraturan #entri %enaga Kerja (o. 05A#enA1555 tentang !istem #anajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. E. Pengendalian Melalui 4alur kesehatan 5Medi"al )$ntr$l6 Pengendalian #elalui 3alur kesehatan (#edical 8ontrol) Haitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (=ecognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. )engan deteksi dini" maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat" mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produkti'itas masyarakat pekerja. )isini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt2treatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi 9 1. Pemeriksaan - al -dalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calonApekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. -namnese umumPemerikasaan kesehatan a al ini meliputi9 a. -namnese pekerjaan b. Penyakit yang pernah diderita c. -lrergi d. Imunisasi yang pernah didapat e. Pemeriksaan badan &. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu 9 - %uberkulin test - Psiko test 2. Pemeriksaan 4erkala -dalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak aktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. #akin besar resiko kerja" makin kecil jarak aktu antar pemeriksaan berkala. =uang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan a al dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya" sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan. 12

3. Pemeriksaan Khusus Haitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar aktu pemeriksaan berkala" yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. !ebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan" dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya" utamanya pelayanan promoti& dan pre'enti&. #isalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya" meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsa&e act dan unsa&e condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.

13

BAB III PENU'UP A. Kesim&ulan #anajemen risiko tidak semata berlaku di sektor bisnis" namun semakin mendesak untuk diapplikasikan di sektor publik. 4anyak argumen pendukung" dan tampaknya &aktor utama adalah perubahan lingkungan dan sumber daya yang terbatas bagi pencapaian tujaun organisasi. )ari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bah a tujuan utama dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan dan keselamatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja.. .paya tersebut bisa dilakukan dengan mengelola risiko yang teridenti&ikasi di lingkungan kerja. #anajemen resiko mempunyai banyak kegunaan" baik dalam sektor bisnis maupun dalam sektor publik. !alah satunya ada dalam program keselamatan dan kesehatan kerja" ber&ungsi untuk mengidenti&ikasi resiko yang akan di timbulkan dalam lingkungan kerja. )apat digunakan untuk memprediksikan tingkat resiko melalui e'aluasi yang akurat dalam menentukan penilaian resiko" baik berupa kualitas resiko maupun kuantitas resiko" identi&ikasi &aktor risiko kesehatan yang dapat tergolong &isik" kimia" biologi" ergonomik" dan psikologi yang terpajan pada pekerja. .ntuk dapat menemukan &aktor risiko ini diperlukan pengamatan terhadap proses dan simpul kegiatan produksi" bahan baku yang digunakan" bahan atau barang yang dihasilkan termasuk hasil samping proses produksi" serta limbah yang terbentuk proses produksi. Pada kasus terkait dengan bahan kimia" maka diperlukan9 pemilikan material sa&ety data sheets (#!)!) untuk setiap bahan kimia yang digunakan" pengelompokan bahan kimia menurut jenis bahan akti& yang terkandung" mengidenti&ikasi bahan pelarut yang digunakan" dan bahan inert yang menyertai" termasuk e&ek toksiknya. Ketika ditemukan dua atau lebih &aktor risiko secara simultan" sangat mungkin berinteraksi dan menjadi lebih berbahaya atau mungkin juga menjadi kurang berbahaya. 3adi manajemen resiko berperan penting dalam program keselamatan dan kesehatan kerja. B. Saran Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost "enefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

17

DA#'AR PUS'AKA http9AAIKK3;3 I #anajemen =esiko C Pencegahan Kerugian J 3ust another 4log K-#P.! F#-! site.htm (diakses 5 april 2017) http9AA#anajemen =isiko dalam Keselamatan dan Kesehatan KerjaJ4log )osen Kesehatan #asyarakat.htm (diakses 5 -pril 2017) http9AAariagusti. ordpress.comA2011A01A0>Amanajemen2risiko2dalam2keselamatan2dan2kesehatan2kerjaA #-(-3F#F( =F!IK+ )-B-# KF!F:-%-( KF!FB-#-%-( KF=3- K Konsultan !a&ety K %raining !a&ety Indonesia K -K3 %raining K :!F 8ommunity #ansyur" #uchtaruddin. #anajemen =isiko Kesehatan di %empat Kerja" Departemen #lmu $edokteran $omunitas, %akultas $edokteran &niversitas #ndonesia, 'akarta. 0olum9 5>" (omor9 5" !eptember 200>

15

Você também pode gostar