Você está na página 1de 19

Tugas Manajemen Proyek Project Scope Management

Disusun oleh : 1. Muhamad Shantya Utama 2. Widya Kusuma Rini 3. Bintang Gemilang R. 4. Asri Tesalonika 5. Denny Akbar (112100135) (112100116) (112100145) (112100125) (11208)

Institut Teknologi Telkom Jalan Telekemonikasi nomor 1 Bandung

Project Scope Management Project Scope Management pada dasarnya berkaitan dengan pendefinisian semua pekerjaan proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan dari proyek tersebut. Project scope management meliputi dari 2 hal yaitu ruang lingkup proyek dan produk. Ruang lingkup produk berkaitan dengan karakteristik produk, layanan atau hasil dari proyek yang dikerjakan. Sedangkan ruang lingkup proyek meliputi pekerjaan pekerjaan yang harus dilakukan untuk membuat atau memberikan sebuah produk, layanan atau hasil dari proyek dengan fitur dan atau fungsi tertentu. Proses biasanya mengatur atau mengelola ruang lingkup proyek yang bervariasi dan biasanya didefinisikan sebagai bagian dari siklus hidup proyek. Dalam project scope management ada 5 proses yang dilakukan adalah : 1. Collect Requirements Proses mendefinisikan dan mendokumentasikan keinginan stakeholders untuk memenuhi tujuan proyek 2. Define Scope Proses mengembangkan/membuat penjelasan secara detail atau rinci mengenai proyek dan produk 3. Create WBS Proses membagi project deliverables dan pekerjaan proyek ke bagian yang lebih kecil lagi dan lebih mudah mengelola komponen-komponennya 4. Verify Scope Proses menyusun penerimaan deliverables proyek yang telah selesai 5. Control Scope Proses mengawasi status dari ruang lingkup proyek dan produk dan mengatur/mengelola perubahan dengan ruang lingkup dasar/baseline I. Collection Requirement (Mengumpulkan persyaratan/kebutuhan) Proses untuk mendefinisikan dan melakukan dokumentasi terhadap keinginan stakeholder. Hal tersebut berguna untuk untuk menemukan kebutuhan produk, termasuk kuantitas dan kebutuhan dokumen dan harapan sponsor, customer, dan stakeholder lainnya. Permintaan tersebut butuh untuk dianalisis, dicatat pada detail yang cukup untuk dipastikan ketika proyek tersebut berjalan. Collect requirement adalah mendefinisikan dan mengatur harapan customer.

1. Collection Requirement : Inputs a. Project Charter Project charter menyediakan kebutuhan level tinggi dan deskripsi produk level tinggi dari sebuah proyek sehingga detail dari kebutuhan produk dapat dikembangkan. b. Stakeholder Register Stakeholder register digunakan untuk mengidentifikasi stakeholder yang menyediakan informasi pada detail proyek dan kebutuhan produk 2. Collection Requirement : Tools and Techniques a. Interviews Adalah pencapaian formal dan informal untuk menemukan informasi dari stakeholder dengan berbicara secara langsung. Caranya adalah bertanya secara spontan dan mencatat jawabannya. Interview dilakukan secara satu per satu. Namun dapat dilakukan bersamaan menjadi sebuah multiple interview. b. Focus group Adalah untuk mengetahui harapan mengenai produk, jasa, dan hasil. Moderator yang terlatih memimpin grup melalui diskusi interaktif, dirancang lebih interaktif dibanding dengan interview. c. Facilitated workshops Facilitated workshops merupakan sebuah sesi focus untuk stakeholder dalam mendefinisikan permasalahan yang ada dan menemukan solusinya bersama-sama. Keuntungan dari teknik ini adalah permasalahan dapat diselesaikan lebih cepat dibanding dengan sesi individu. Contoh: facilitated workshops bernama Joint Application Development (JAD) digunakan pada software pengembangan industry. Fasilitas ini focus untuk membawa user dan tim pengembang bersama-sama melakukan improve pada software pengembangan. d. Group creativity techniques

1) Brainstorming: tekik yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai usulan yang berkaitan dengan proyek dan kebutuhan produk 2) Nominal group technique: teknik yang melengkapi brainstorming dengan proses pengambilan suara, sehingga dapat diketahui usul yang dapat diprioritaskan. 3) The Delphi technique: merupakan grup terpilih dari jawaban yang paling baik pada kuesioner, sehingga dapat memberikan feedback. 4) Mind Mapping: ide-ide yang tercipta melalui brainstorming kemudian

digabungkan pada single map, untuk merefleksikan persamaan dan perbedaan dalam pemahaman untuk kemudian menciptakan ide baru. 5) Affinity Diagram: Merupakan ide-ide yang berjumlah banyak, untuk kemudian diseleksi pada group-group sesuai analisis. e. Group decision making techniques Proses mengumpulkan beberapa usulan dengan harapan hasil dalam bentuk resolusi masa depan yang nyata. Berikut merupakan metode untuk menentukan keputusan, contoh: 1) Unanimity: semua setuju pada keputusan 2) Majority: lebih dari 50% member pada grup 3) Plurality: blok terbesar pada grup 4) Dictatorship: satu orang yang memutuskan f. Questionnaries and Surveys Kuesioner dan survey adalah beberapa pertanyaan untuk melakukan akumulasi informasi terhadap responden yang jumlahnya besar. g. Observations Observasi menyediakan cara langsung mengenai cara pandang pribadi di lingkungan dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan atau tugas. Observasi dikenal juga sebagai, job shadowing, karena dilakukan secara eksternal oleh observer yang melihat performansi kerja. h. Prototypes Menyediakan model pekerjaan dari harapan produk sebelum benar-benar dibangun. Hal tersebut memungkinkan stakeholder untuk melakukan percobaan dengan model dari prototype, dibanding harus melakukan diskusi abstrak mengenai proyek tersebut

3. Collection Requirement : Outputs a. Requirement documentation Deskripsi bagaimana kebutuhan pribadi bertemu dengan kebutuhan bisnis untuk proyek, komponen dari requirement documentation tidak terbatas pada: 1) Kriteria yang disetujui 2) Akibat kepada organisasi lainnya, seperti, call center, grup teknologi, dsb 3) Functional requirement, mendeskripsikan proses bisnis, informasi,

didokumentasikan dalam bentuk requirement list. b. Requirement management plan Bagaimana dokumentasi dianalisis, didokumentasi, dan diatur dalam sebuah proyek. Manajer proyek harus memilih hubungan yang paling efektif untuk proyek dan mendokumentasikan approach tersebut dalam requirement management plan. Komponen dari requirement management plan tidak terbatas pada: 1) Bagaimana aktivitas permintaan direncanakan dan dilaporkan. 2) Proses prioritas kebutuhan 3) Matriks produk yang akan digunakan c. Requirement traceability matrix Tabel yang menghubungkan permintaan dan melacak hal tersebut melalui project life cycle. Implementasi dari requirement traceability matrix membantu untuk memastikan setiap requirement menambahkan nilai bisnis dengan menghubungkan ke obyek proyek. Sehingga memastikan bahwa requirement tersebut disetujui pada dokumentasi permintaan dan dapat tersampaikan pada akhir proyek. Proses tersebut termasuk: 1) Requirement untuk design produk 2) Requirement untuk perkembangan produk 3) Requirement untuk lingkup proyek II. Define Scope (Mendefinisikan Ruang Lingkup) Pendefinisian ruang lingkup adalah proses mendeskripsikan atau menyampaikan sebuah proyek kedalam area yang lebih rinci dan detail. Definisi ruang lingkup yang benar merupakan faktor penting bagi keberhasilah sebuah proyek. Jika definisi ruang lingkup tidak jelas, maka akan terjadi beberapa hal yang tidak diinginkan seperti estimasi biaya menjadi tidak jelas, waktu pengerjaan tidak dapat diperkirakan dengan pasti, adanya permintaan dari stakeholder diluar service yang diberikan, dan lainnya. Definisi ruang lingkup sendiri merupakan kontrol terhadap variabel-variabel

yang berpengaruh didalam sebuah proyek. Proses pendefinisian ruang lingkup ini meliputi 3 alur proses yaitu inputs, tools & technique, dan outputs.

Gbr. Model proses define scope

1. Define Scope : Inputs a. Project Charter, merupakan dokumentasi sebagai dasar awal dari proyek yang akan dilakukan. Project Charter ini terdiri dari beberapa kesepakatan atau deskripsi inti mengenai proyek yang akan dikerjakan secara jelas. b. Requirements Documentation, merupakan dokumentasi yang dibutuhkan sebagai acuan untuk memperbaharui dokumen proyek atau acuan untuk pernyataan ruang lingkup proyek. c. Organizational Process Assets, termasuk didalamnya adalah kebijakan, prosedur, dan templat untuk project scope statement, dll. 2. Define Scope : Tools and Technique a. Expert Judgement, merupakan pendapat atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pihakpihak tertentu yang ahli dalam bidangnya dan cukup sering digunakan untuk menganalisa informasi yang dibutuhkan untuk membuat project scope statement. Expert judgement biasanya dilakukan oleh unit tertentu didalam sebuah organisasi, konsulltan, stakeholder (pelanggan maupun sponsor), dan lainnya. b. Product Analysis, merupakan tool yang dapat mentranslasikan hasil sebuah produk menjadi hasil sebuah produk yang memiliki nilai tertentu. Tool ini menggunakan teknik seperti system engineering, value engineering, dan lainnya. c. Alternatives Identification, digunakan untuk mencari benang merah dan

menggabungkan beberapa pendekatan yang bermacam-macam sehingga proyek dapat dilaksanakan. Teknik yang digunakan adalah brainstorming, dan lainnya. d. Facilitated Workshop, digunakan untuk menetapkan karakteristik kritis dari sebuah produk atau service yang sedang dibuat. Contoh: facilitated workshops bernama Joint Application Development (JAD) digunakan pada software pengembangan industry.

Fasilitas ini focus untuk membawa user dan tim pengembang bersama-sama melakukan improve pada software pengembangan. 3. Define Scope : Outputs a. Project Scope Statement, merupakan penggambaran detail mengenai service yang dilakukan terhadap pengerjaan proyek, sehingga terjadi sebuah kesepakatan mengenai batasan pengerjaan proyek antara tim proyek dengan stakeholder. Project Scope Statement dapat menjadi dasar dari tim proyek untuk melakukan perencanaan yang spesifik, menjadi acuan tim proyek dalam melakukan eksekusi, dan melakukan evaluasi atas batasan proyek. Detail yang ada pada Project Scope Statement, baik secara langsung, maupun referensi dari dokumen lain, adalah : Project scope description, merupakan bentuk deskripsi mengenai karakteristik dari produk atau service yang tercantum dalam project charter dan requirements documentation. Product acceptance criteria, mendefinisikan proses dan kriteria untuk menerima produk, service, atau hasil yang sudah selesai. Project deliverables, hasil akhir termasuk produk atau service dalam sebuah proyek, dapat berupa project management reports atau dokumentasi, Project exclusions. Secara umum mengidentifikasi sesuatu yang tidak termasuk kedalam proyek. Secara eksplisit mengarahkan ekspektasi dari stakeholder mengenai batasan proyek. Project constraints, mendeskripsikan kendala proyek secara spesifik bersamaan dengan ruang lingkup proyek yang membatasi pilihan dari sebuah tim. Project assumptions, mendeskripsikan asumsi proyek secara spesifik bersamaan dengan ruang lingkup proyek dan potensi akibat yang bisa terjadi jika asumsi yang ada terbukti salah. b. Project Document Updates, merupakan Project Document yang dapat diperbaharui, tetapi tidak terbatas untuk : Stakeholder register, Requirements documentation, dan Requirement traceability matrix

III. Create WBS (Membuat Work Breakdown Structure) Membuat WBS adalah proses membagi project deliverables dan pekerjaan proyek ke bagian yang lebih kecil lagi dan lebih mudah mengelola komponen-komponennya. The WBS atau work breakdown structure adalah deliverable-oriented hirarki dekomposisi pekerjaan yang harus dijalankan oleh tim proyek untuk mencapai tujuan proyek dan menciptakan hasil yang diperlukan, dengan tingkatan semakin menurun dari WBS mewakili semakin rinci definisi pekerjaan proyek tersebut. WBS mengatur dan mendefinisikan total ruang lingkup proyek dan merepresentasikan pekerjaan yang telah ditentukan/dispesifikasikan dalam project scope statement yang disetujui. Dalam WBS , tingkatan terendah adalah Work Packages, dimana work packages bisa dijadwalkan , diestimasikan biayanya, diawasi dan dikontrol. Hal ini mengacu pada pengerjaan produk atau deliverables/hasil proyek bahwa hasil tersebut adalah hasil usaha dan bukan untuk usaha itu sendiri.

Gbr. model proses create WBS

WBS penting untuk dibuat karena : 1. Menyediakan framework untuk perencanaan proyek lainnya 2. Membantu meyakinkan bahwa semua pekerjaan proyek sudah termasuk didalam rencana 3. Menghasilkan estimasi yang akurat dan pengukuran tujuan yang tepat 4. Menyediakan alat bantu yang lengkap dan konsisten untuk pengumpulan dan pelaporan status proyek (jadwal progress dengan perencanaan, progres penghitungan biaya dengan perencanaan, dan laporan proyek kepada manajemen)

Gbr. Create WBS data flow diagram

1. Create WBS : Inputs a. Project scope statement Detail yang ada pada Project Scope Statement, baik secara langsung, maupun referensi dari dokumen lain, adalah : Project scope description Product acceptance criteria Project deliverables Project exclusions Project constraints

b. Requirement documentation Deskripsi bagaimana kebutuhan pribadi bertemu dengan kebutuhan bisnis untuk proyek, komponen dari requirement documentation tidak terbatas pada: 1) Kriteria yang disetujui 2) Akibat kepada organisasi lainnya, seperti, call center, grup teknologi, dsb

3) Functional

requirement,

mendeskripsikan

proses

bisnis,

informasi,

didokumentasikan dalam bentuk requirement list c. Organizational process assets Proses organisasi aset yang dapat mempengaruhi proses Create WBS adalah : 1) Kebijakan, prosedur dan template untuk WBS 2) File proyek dari proyek sebelumnya 3) Pelajaran dari proyek sebelumnya 2. Create WBS : Tools and Techniques a. Decomposition Dekomposisi adalah membagi dari deliverables proyek menjadi bagian lebih kecil lagi, komponen lebih mudah dikelola sampai pekerjaan dan deliverables ditetapkan ke paket tingkat pekerjaan. Dalam work packages level, biaya dan durasi aktivitas dapat diestimasi dan dikelola secara andal. Tingkatan pekerjaan tersebut tergantung dari variasi ukuran dan kompleksitas proyek. Dekomposisi dari total pekerjaan proyek menjadi paket pekerjaan proyek melibatkan berbagai aktivitas diantaranya : 1. Identifikasi dan analisis deliverables(hasil) dan pekerjaan yang berkaitan 2. Strukturisasi dan mengatur WBS 3. Dekomposisi level atas WBS menjadi level yang lebih rendah 4. Pengembangan dan penugasan identifikasi kode kode untuk WBS komponen 5. Verifikasi tingkatan pekerjaan yang penting/perlu dan cukup

Struktur dari WBS dapat dibuat dalam beberapa bentuk, seperti : 1. Menggunakan fase dari siklus hidup proyek sebagai level paling atas dalam dekomposisi, dengan produk dan hasil proyek masuk dalam level setelahnya

2. Menggunakan tujuan/hasil utama sebagai level pertama tingkat dekomposisi

3. Menggunakan subproyek yang mungkin dikembangkan oleh tim lain tim selain proyek seperti kontrak kerja. Dan penjual memberikan dukungan kontrak WBS sebagai bagian dari kontrak kerja WBS dapat dikerjakan dengan berbagai metode seperti fishbone diagram, diagram organisasi atau metode lainnya. Namun jika dekomposisi berlebihan dapat mengarah ke usaha nonproduktif manajemen, ketidakefisienan sumber daya dan mengurangi efisiensi performansi dalam pekerjaan. Namun dekomposisi ini tidak cocok jika digunakan untuk proyek atau subproyek yang akan dicapai jauh dimasa yang akan datang. 3. Create WBS : Outputs a. WBS WBS difinalisasi dengan menetapkan akun control untuk paket pekerjaan dan identitas yang unik dari sebuah kode akun. Identitas ini menyediakan struktur untuk simpulan hirarki dari biaya, jadwal dan sumber daya informasi. Masing masing akun control mungkin bisa termasuk dalam satu atau lebih paket pekerjaan tetapi tiap paket pekerjaan harus berhubungan/terkait hanya dengan satu akun control. b. WBS kamus

Adalah dokumen yang dihasilkan dengan proses create WBS yang mendukung WBS. Isinya adalah menjelaskan lebih detail lagi paket pekerjaan dan akun

pengendali/control. Seperti kode dari pengenal akun, deskripsi kerja, organisasi yang bertanggung jawab, urutan dari jadwal, berkaitan jadwal aktifitas, sumber daya yang dibutuhkan, estimasi biaya, kualitas yang diinginkan, kriteria yang diterima/sesuai, informasi kontrak. c. Scope baseline Komponen dari ruang lingkup dasar yaitu : 1) Pernyataan ruang lingkup proyek Termasuk deskripsi ruang lingkup produk dan proyek deliverables/hasil dan menentukan kriteria lulus produk 2) WBS WBS menentukan masing-masing deliverables dan dekomposisi dari deliverables menjadi paket kerja 3) Kamus WBS Menjelaskan secara rinci deskripsi dari pekerjan dan dokumentasi teknik untuk tiap elemen WBS d. Project document updates Proyek dokumen akan diperbarui jika permintaan perubahan yang disetujui hasil dari proses pembuatan WBS. IV. Verify Scope (Verifikasi ruang lingkup) Verifikasi ruang lingkup adalah proses menyusun penerimaan deliverables proyek yang sudah selesai. Dalam verifikasi, terdapat tinjauan deliverables dengan pelanggan atau sponsor untuk meyakinkan bahwa mereka telah memenuhi kepuasan dan memperoleh penerimaan deliverables dari pelanggan atau sponsor. Verifikasi ruang lingkup fokus pada penerimaan deliverables.

Gbr. Model verifikasi ruang lingkup

Gbr. Diagram flow data verifikasi ruang lingkup

1. Verify Scope : Inputs a. Project management plan 1) Pernyataan ruang lingkup proyek Termasuk deskripsi ruang lingkup produk dan proyek deliverables/hasil dan menentukan kriteria lulus produk 2) WBS WBS menentukan masing-masing deliverables dan dekomposisi dari deliverables menjadi paket kerja 3) Kamus WBS Menjelaskan secara rinci deskripsi dari pekerjan dan dokumentasi teknik untuk tiap elemen WBS b. Requirements documentation Urutan atau catatan semua proyek, produk, teknis dan semua kebutuhan yang harus tersedia untuk proyek dan produk, bersamaan dengan penerimaan kriteria. c. Requirements traceability matrix Berhubungan dengan kebutuhan untuk keaslian dan mengarahkannya kearah siklus hidup proyek. d. Validated deliverables Validasi deliverables diselesaikan dan diperiksa ketelitian dengan proses kontrol kualitas tampilan

2. Verify Scope : Tools and Technique a. Inspection Semua aktifitas seperti pengukuran, pengujian, verifikasi untuk menentukan apakah pekerjaan dan deliverables memenuhi persayaratan dan memenuhi kriteria produk. Inspeksi sering disebut meninjau , meninjau produk, audit dan panduan. 3. Verify Scope : Outputs a. Accepted deliverables Deliverable yang memenuhi kriteria penerimaan produk ditandatangani dan diterima oleh pelanggan atau sponsor. Dokumentasi resmi yang diterima dari pelanggan atau sponsor mengakui penerimaan stakeholder atas deliverables proyek dan dilanjutkan ke close project. b. Change requests Deliverables yang tidak diterima didokumentasikan , bersama dengan alasan penolakannya. Deliverables tersebut mungkin membutuhkan perubahan permintaan dari perbaikan kesalahan/cacat. c. Project documents update Dokumen proyek mungkin diperbarui sebagai hasil dari proses verifikasi ruang lingkup termasuk semua dokumen yang menentukan produk atau laporan status dalam penyelesaian produk. V. Control Scope (Mengontrol ruang lingkup)

Control scope (mengontrol), proses pemantauan status proyek ,ruang lingkup produk dan mengelola perubahan ruang lingkup proyek.

Gbr. Model proses control scope

1. Control Scope : input a. Perencanaan menejemen proyek

1) Scope Baseline(ruang lingkup secara garis besar) Membandingkan hasil aktual untuk menentukan apakah adanya perubahan, tindakan korektif, atau tindakan pencegahan yang diperlukan 2) Scope management plan( perencanaan) Menjelaskan bagaimana ruang lingkup proyek akan dikelola dan dikendalikan. 3) Change management plan( perubahan perencanaan ) Mendefinisikan proses untuk mengelola perubahan pada proyek 4) Configuration management plan 5) Requirements management plan Mencakup bagaimana persyaratan kegiatan akan merencanakan, mencari, melaporkan dan bagaimana perubahan pada produk, layanan, atau persyaratan hasil akan dimulai b. Informasi kemampuan kerja Informasi mengenai perkembangan proyek, penyampaian dari hasil kerja dari awal proyek sampai akhir c. Persyaratan dokumen Urutan atau catatan semua proyek, produk, teknis dan semua kebutuhan yang harus tersedia untuk proyek dan produk, bersamaan dengan penerimaan kriteria d. Persyaratan traceability matrix Berhubungan dengan kebutuhan untuk keaslian dan mengarahkannya kearah siklus hidup proyek. e. Proses kepemilikan organisasi 2. Control Scope : Tools and Techniques a. Analisis varian Proyek pengukuran kinerja digunakan untuk menilai berapa besar variasi dari ruang lingkup. Aspek penting dari pengendalian proyek termasuk menentukan penyebab dan tingkat varians relatif terhadap ruang lingkup. 3. Control Scope : Output a. Pengukuran kemampuan kerja Pengukuran dapat mencakup kinerja teknis yang direncanakan atau pengukuran di ruang lingkup lainnya b. Proses kepemilikan yg baru 1) Penyebab dari varians

2) Loreksi, perbaikan atau tindakan terpilih dan (alasan) c. Change request Mencakup tindakan preventif, korektif atau perbaikan d. Rencana menejemen proyek terbaru 1) Scope baseline update Apabila permintaan perubahan disetujui dan berpengaruh pada ruang lingkup proyek, maka pernyataan ruang lingkup direvisi lalu diterbitkan kembali untuk menggambarkan adanya perubahan yang disetujui 2) Other baseline update jika permintaan perubahan disetujui memiliki efek pada ruang lingkup proyek, maka dasar biaya yang sesuai dan baseline jadwal direvisi lalu diterbitkan kembali untuk menggambarkan adanya perubahan disetujui e. Dokumen proyek terbaru Dokumen proyek mungkin diperbarui sebagai hasil dari proses verifikasi ruang lingkup termasuk semua dokumen yang menentukan produk atau laporan status dalam penyelesaian produk VI. Studi Kasus Proyek Online trading system pada PT. Universal Broker Indonesia PT. Universal Broker Indonesia ingin mengubah sistem lama dalam penjualan saham menjadi sistem trading online. Kemudian manajemen merencanakan proyek online trading system selama 135 hari oleh 14 orang. Dalam proyek tersebut dilakukan dalam 6 tahapan yaitu planning, initiation, design, coding, testing dan implementation. Dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen ruang lingkup yakni untuk mengembangkan dan membatasi ruang lingkup proyek yang akan dikembangkan. Setelah menentukan tim proyek , maka selanjutnya tim proyek menyiapkan dokumen yang diperlukan, perjanjian proyek atau project charter dan organizational process (kebijakan yang dibuat, prosedur proyek) sebagai input untuk menentukan ruang lingkup proyek tersebut. Kebijakan dari perusahaan tersebut ada 2 yaitu mengganti sistem lama dengan sistem online yang lebih berkembang atau tetap menggunakan sistem lama yang secara offline. Dokumen yang dibutuhkan adalah petunjuk pengajuan server, surat persetujuan pembelian server, dll. Lalu produk yang akan dibuat dianalisa apakah layak dan menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Dan meminta penjelasan informasi dari stakeholder sebagai owner. Setelah itu ruang lingkup dihasilkan

yakni : trading (meliputi jual,beli,perubahan dan pembatalan) dan online trading (informasi saham,pembatalan,jual,beli dan portofolionya. Lalu dibuatlah WBS :
Online trading system 135 hari

Planning 2 hari
1 Meeting 1 collect data

Initiation 50 hari

Design 11 hari

Coding 102 hari

Testing 10 hari

Implantation 7 hari

3 Buy modul

10 internal test

7 Training

35 Hardware 5 external test 50 komunikasi

Work Breakdown Stucture Online Trading System Phase

Setelah WBS selesai dibuat menghasilkan kamus WBS yaitu jadwal atau estimasi waktu yang diperlukan unruk menyelesaikan proyek dimana proses-proses tersebut ada yang dapat dikerjakan secara bersamaan dengan jumlah pekerja sebanyak 14 orang. Dalam proses planning tujuan atau deliverables yang dicapai adalah Data yang terkumpul sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan Sudah sesuai dengan keinginan dari owner atau sponsor

Dalam proses initiation deliverablesnya adalah Terpasangnya hardware yang dibutuhkan dan terintegrasi satu sama lain Jaringan komunikasi juga tersambung ke semua bagian di Bursa Efek

Dalam proses design deliverablesnya adalah

Mendesain sistem yang sesuai Perubahan dalam proses atau melaporkan change request kepada pimpinan proyek

Dalam proses coding deliverablesnya adalah Program yang terinstal/terpasang di hardware dan sistem

Dalam proses testing deliverablesnya yaitu Sistem yang ada sudah terpasang semua dan mengecek apakah terdapat error atau tidak

Dan dalam proses implementasi deliverablenya yaitu Sistem dapat digunakan sesuai dengan keinginan owner dan bertanggung jawab kepada pimpinan proyek Setelah deliverables ada, dilakukan verifikasi untuk memastikan apakah deliverables yang telah selesai dapat diterima oleh pelanggan, dalam hal ini PT. Universal Broker Indonesia. Jika belum maka perlu adanya change request yang akan membuat dokumen yang ada menjadi update/terkini. Jika sudah sesuai maka akan masuk ke tahap close project dimana deliverables dapat diterima oleh pelanggan. Kemudian jika ada change request akan masuk ke proses perform integrated change control untuk dikelola kembali change request untuk dikerjakan kembali dan disesuaikan dengan dokumen terkini agar deliverables atau produk dapat diterima kemudian selama proses berlangsung, ruang lingkup tersebur dikontrol dan diawasi agar tetap sesuai dengan tujuan

proyek/deliverablesnya.

Você também pode gostar