Você está na página 1de 3

PENGERTIAN DESINFEKTAN

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit. Pengertian lain dari disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh disinfektan. Disinfektan tidak memiliki daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah atau cemaran mineral. Selain itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga dibutuhkan metode lain seperti sterilisasi dengan autoklaf

CONTOH DESINFEKTAN
FORMALDEHIDA

Formaldehida atau dikenal juga sebagai formalin, dengan konsentasi efektif sekitar 8%. Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan. Senyawa ini memiliki daya inaktivasi mikroba dengan spektrum luas. Formaldehida juga dapat terinaktivasi oleh senyawa organik.

KEGUNAAN FORMALDEHID
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formalin dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Kalau digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Produksi resin formaldehida menghabiskan lebih dari setengahnya dari produksi formaldehida.

Untuk mensintesa bahan-bahan kimia, formaldehida misalnya dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilen difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretan, serta heksametilen tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida, serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak. Kegunaan lain : Pengawet mayat 1. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. 2. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca 3. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi. 4. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. 5. Bahan untuk pembuatan produk parfum. 6. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. 7. Pencegah korosi untuk sumur minyak 8.Dalam konsentrat yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.

MEKANISME KERJA FORMALDEHID (Formalin)

Cara Kerja Formalin Proses kerja formaldehida, yang merupakan bahan utama formalin, ternyata tidak sama dengan desinfektan lain sehingga dipilih sebagai pengawet mayat. Formaldehida akan beraksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya. Sementara desinfektan lain seperti tetracycline, amikacin, baytril, mendeaktifisikan bekerja dan menyerang bakteri dengan cara membunuh dan tidak beraksi dengan bahan yang dilindunginya. Formalin efektif untuk membunuh berbagai macam parasit dan bakteri. Formalin merupakan zat toksin dan sangat iritatif untuk kulit dan mata yang membahayakan kesehatan manusia. Bagi manusia, larutan ini merupakan zat racun, bersinogen (penyebab kanker), mutagen (menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh), karosit, dan iritatif. Dampak Buruk Formalin Formaldehida yang terdapat pada formalin dan termakan manusia akan mengendap dan berkumpul dalam jaringan system peredaran darah dan akan berhenti di beberapa organ pencernaan, seperti pada hati, ginjal, dan usus besar. Oleh sebab itu, formalin sangat berbahaya bagi kesehatan manusia baik dalam jangka pendek maupun pada rentan waktu yang lama. Beberapa gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh dampak buruk formalin antara lain akibat paparan akut atau yang berlangsung terus menerus. Gejala yang muncul biasanya berupa sakit kepala, radang hidung kronis, mual-mual dan gangguan pernafasan berupa batuk kronis atau sesak napas kronis. Sedangkan gangguan saraf berupa susah tidur, menjadi sensitif, mudah lupa, dan sulit konsentrasi. Pada wanita, bahan itu bisa menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitasi.

Ciri-ciri Makanan yang mengandung Formalin Mie Basah yang mengandung formalin Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius) Bau agak menyengat, bau formalin Tidak Lengket dan mie lebih mengilap dibandingkan mie normal. Tahu yang mengandung Formalin Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celsius) Tahu terlampau keras, namun tidak padat Bau agak menyengat, bau formalin Baso yang mengandung Formalin Tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) Teksturnya sangat kenyal Ikan Segar yang mengandung Formalin Tidak rusaj sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih. Bau menyengat, bau formalin Ikan asin yang mengandung formalin Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat Celsius) Bersih cerah Tidak berbau khas ikan asin Solusi Pengganti Formalin Di tengah maraknya kasus formalin, lembaga pendidikan institute Pertanian Bogor, ternyata sejak tahun 1999 sudah menemukan bahan pengawet yang aman bagi kesehatan manusia, yaitu Chitosan, yang terbuat dari limbah udang, kulit kerang dan kulit kepiting. Untuk mendapatkan chitosan, limbah udang (kulit kepala, dada dan sirip) terlebih dahulu diubah menjadi chitin melalui proses demineralisasi dengan larutan asam. Selanjutnya chitin diubah menjadi chitosan melalui proses deproteinasi atau penghilangan protein dengan larutan basa. Semakin rendah kadar mineral dan protetin dalam chitosan maka mutunya kian baik. Setiap 1 kilogram limbah udang akan menghasilkan 40 persen atau 400 gram chitosan. Selain aman bagi kesehatan, harga chitosan juga lebih murah dari formalin. Satu gram chitosan yang dilarutkan asam asetat (asam cuka) dapat melapisi 10 kg ikan teri kering. Di pasaran, satu gram chitosan dijual seharga Rp. 5.000. sedangkan bila membuat sendiri dari limbah udang, hanya seharga Rp. 250 hingga Rp. 500.

Você também pode gostar