Você está na página 1de 4

ASAL MULA PANCASILA SECARA FORMAL Sartono Kartodirdjo, fungsi pengajaran sejarah nasional: membangkitkan perhatian serta minat

kepada sejarah tanah airnya mendapatkan inspirasi dari cerita sejarah memupuk alam pikiran ke arah kesadaran sejarah memberi pola pikiran ke arah kesadaran sejarah mengembangkan pikiran dan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan Dardji Darmodihardjo, nilai-nilai Pancasila telah menjiwai tonggak-tonggak sejarah nasional Indonesia: cita-cita luhur bangsa Indonesiayang diperjuangkan untuk menjadi kenyataan. Perjuangan bangsa Indonesia berlangsung berabad-abad, bertahap dan menggunakan cara-cara yang bermacam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dijiwai Pancasila Pemb. UUD 1945 merupakan uraian yang terperinci dari Proklamasi 17 Ag 1945 yang dijiwai Pancasila Empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945: paham negara persatuan, negara bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, negara berdasarkan kedaulatan rakyat, negara berdasarkan Ketuhanan YME menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab. Pasal-pasal UUD 1945 merupakan uraian terperinci dari pokok-pokok yang terkandung di dalam pembukaan UUD 1945 yang berjiwa Pancasila Penafsiran sila-sila Pancasila harus bersumber, berpedoman dan berdasar kepada Pembukaan UUD 1945 sekalipun dimungkinkan terjadi perubahan dengan amandemen, tetapi nilai-nilainya nanti tidak boleh bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 yang berjiwakan Pancasila. Bakry, secara historis rumusan Pancasila dibedakan: Rumusan tahap pengusulan sebagai dasar negara RI termasuk piagam jakarta dalam sidang BPUPKI Rumusan tahap Penetapan sebagai dasar filsafat negara Indonesia erat hubungannya dengan Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945 oleh PPKI 18-8-45 Rumusan tahap perubahan ketatanegaraan Indonesia sebelum Dekrit 5-7-59 Rumusan-rumusan: Rumusan 1. (Mr. Muh. Yamin, lisan 29 Mei 1945) 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Sosial (Keadilan Sosial) Rumusan 2 (Mr. Muh. Yamin, tertulis 29 Mei 1945) 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Rasa Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan 3 (Mr. Soepomo, 31 Mei 1945) 1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan lahir dan batin 4. Musyawarah 5. Keadilan Rakyat Syarat mutlak berdirinya negara: daerah, rakyat, pemerintahan Dasar negara ayang akan didirikan: 1. persatuan negara, negara serikat, persekutuan negara 2. hubungan antara negara dan agama 3. republik dan monarchi Rumusan 4 (Ir. Soekarno, 1 Juni 1945) 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa, Ketuhanan yang berperadaban) Trisila: 1. Kebangsaan dan perikemanusiaan (nasionalisme dan internasionalisme) diperas menjadi sosio nasionalisme yaitu bangsa yang hidup bersama dalam kekeluargaan bangsa-bangsa 2. Demokrasi dan kesejahteraan diperas menjadi sosio demokrasi yaitu paham demokrasi persamaan seluruh rakyat dan warga, baik dalam lapangan politikekososbudag. 3. ketuhanan yang berkebudayaan yang menghormati satu sama lain disingkat ketuhanan yaitu yang mendasari sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi Eka sila: gotong royong. Yaitu paham yang dinamis menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, satu karya, satu gawe bersama-sama Rumusan 5 (Panitia 9/Piagam Jakarta, 22 Juni 1945): 1. Ketuhananan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Rumusan 6 (Pemukaan UUD 1945, 18 Agustus 1945) jo Inpres no 12 /1968 tanggal 13 April 1968:

1. Ketuhananan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan 7 (Konstitusi RIS 27 Desember 1949 = Rumusan UUDS 1950, 17 Agustus 1950) 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 5. Keadilan sosial Rumusan Masyarakat: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Peri kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kedaulatan Rakyat 5. Keadilan sosial Sidang Pertama PPKI 18-8-1945: Piagam Jakarta 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan disahkan menjadi Pembukaan UUD 1945 Rancangan Hukum Dasar 16 Juli 1945 setelah mengalami perubahan disahkan sebagai UUD 1945 Memilih Presiden Sukarno dan Wapres Moh. Hatta. Menetakan berdirinya KNIP sebagai badan musyawarah darurat. Perbedaan Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945 No Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945 1 Terdapat kata Mukaddimah Tertulis Pembukaan 2 dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia Dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia 3 dengan berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya Dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa 4 Menurut dasar Kemanusiaan yang Adil dan beradab Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sidang Kedua PPKI 19-8-1945 memutuskan: pembagian daerah provinsi pembentukan 12 departemen atau kementrian Sidang Ketiga PPKI 20-8-1945 menetapkan: badan penolong keluarga korban perang pembentukan PKR Sidang Keempat PPKI 22-8-1945 menetapkan: Komite Nasional Indonesia Pusat terdiri seluruh anggota PPKI dan pimpinan rakyat dari semua golongan/aliran/lapisan masyarakat Indonesia. PNI Hubungan Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945: keduanya memiliki hubungan kesatuan organis karena merupakan satu kesatuan yang masing-masing mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri dalam menegakkan negara Proklamasi dari segi isi dan semangat kemerdekaan, Proklamasi merupakan bagian pokok dari Pembukaan UUD 1945 alinea ke-3 Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan yang terperinci dari Proklamasi Kemerdekaan. Diktum dekrit Presiden 5Juli 1959: Menetapkan Pembubaran Konstituante Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi dan UUDS 1950 tidak berlaku Pembentukan MPRS dan DPAS sesingkat-singkatnya.

Você também pode gostar