Você está na página 1de 5

Isnaini Lilis E / M0211037 Tugas Elektrodinamika 1.

a. If the potential is contant over each end, the electric field is uniform within the wire ! (Buktikan). b. Jika E uniform, muatan mengalami gaya F=qE yang berarti geraknya dipercepat kecepatan muatan semakin lama semakin besar sehingga arusnya menjadi semakin besar pula. Namun mengapa menurut hukum Ohm dengan E yang homogen arus yang mengalir konstan? Jelaskan! c. 2.

a. The field between the cylinders is

Buktikan!

b.

, Jelaskan!

c.

, Jelaskan!

Jawab: 1. a. Apabila sebuah muatan uji Q di tempatkan pada suatu medan listrik E, maka muatan uji tersebut akan mengalami gaya sebesar F. Jika muatan uji Q tersebut digerakkan melawan arah medan listrik E, maka diperlukan usaha W untuk menggerakkannya.

Medan listrik yang dikenai beda potensial akan seragam karena dipengaruhi oleh kerapatan muatan pada benda pada example 7.1, dimana dapat dinyatakan sebagai berikut:

adalah rapat muatan persatuan panjang, l adalah panjang benda, dengan medan listrik

Sehingga potensialnya,

Dimana dari persamaan medan listrik yang dipengaruhi oleh rapat muatan yang seragam dalam satu benda, maka potensial yang berbanding lurus dengan medan listrik juga menjadi konstan.

b. Arus listrik (I) didefinisikan sebagai perubahan muatan yang pindah melewati suatu titik per satuan waktu di dalam sistem yang berkonduksi. Arus listrik disebabkan adanya medan listrik E dimana arus listrik mengalir searah dengan medan listrik.

Dalam pembahasan tentang arus listrik dikenal istilah rapat arus (J) yang menyatakan besarnya arus yang melewati luas penampang (A). Secara matematis rapat arus listrik dinyatakan dalam persamaan:

(1) dengan: J = rapat arus (A/m2) A = luas penampang (m2) I = arus listrik (A) Tinjau sebuah muatan e melalui penghantar dengan luas penampang A. Jika jumlah pembawa muatan per satuan volume adalah n maka rapat muatan bebas ne=. Misalkan laju rata-rata pembawa muatan adalah v, maka volume yang disapu pembawa muatan dalam waktu dt adalah dV = A v dt. Jadi

(2) Persamaan (2) menyatakan bahwa arus pada suatu titik bergantung pada luas penampang. Agar tidak perlu menyatakan luas penampang, kita definisikan rapat arus, j, sebagai

(3) Jadi rapat arus sebanding dengan dengan laju rata-rata pembawa muatan v. Kecepatan rata-rata pembawa muatan dalam penghantar adalah konstan dan sebanding dengan kuat medan listrik. Karena kecepatan rata-rata pembawa muatan sebanding dengan rapat arus seperti ditunjukkan persamaan (3) maka rapat arus juga sebanding dengan kuat medan listrik.

(4) adalah konduktivitas listrik dan adalah resistivitas listrik ( = 1/). Persamaan (4) adalah pernyataan hukum Ohm secara mikroskopis. Konduktivitas s di dalam suatu bahan homogen akan mengakibatkan arus listriknya mantap, yaitu aliran muatan yang berkesinambungan terus-menerus, artinya arus tidak pernah bertambah besar, berkurang ataupun berubah arahnya pada suatu titik. Untuk penghantar homogen dengan panjang l dan luas penampang A, medan listrik dianggap serbasama, sehingga E = V/l. Maka dari persamaan (4) didapat

(5)

Bila A/l kita tuliskan 1/R maka persamaan (5) menjadi

(6) Dimana persamaan 6 ini sering disebut hukum ohm.

2. a. Diketahui gaya listrik , dimana , karena gaya adalah besaran vektor maka gaya memiliki arah, sehingga: Dimana s adalah Dari persamaan di atas, diperoleh gaya per satuan muatan yang didefinisikan sebagai intensitas medan listrik, yaitu: Untuk menentukan medan listrik diantara silinder maka silinder dianggap sebagai sekumpulan titik muatan, sehingga medan listrik yang ditimbulkan oleh setiap titik muatan yaitu: Sehingga total medan listrik diantara silinder yaitu Silinder memiliki kerapatan muatan (muatan persatuan panjang), yaitu

b. c. jika lintasan perpindahan dari muatan uji Q berbentuk silinder dan berada di medan listrik E yang uniform, yang memiliki titik awal dan titik akhir adalah a dan b, maka silinder dapat dibagi menjadi elemen lintasan terkecil dL. Beda potensial antara kedua titik dengan jarak dL adalah dV. Maka besar dV adalah :

(1.c) dimana merupakan sudut antara elemen jalur dengan medan. Kenaikan tegangan (beda potensial dV bernilai positif) mengharuskan komponen perpindahan yang paralel dengan E haruslah berlawanan arah dengan medan. Untuk mencari beda potensial pada lintasan kurva antara titik a dan b, maka persamaan (2.9) diintegrasikan dengan batas integrasi titik a dan b, dan akan diperoleh kenaikan tegangan Vab antara titik a dengan b.

Integral yang melibatkan unsur dl seperti pada Persamaan (1.c) di atas disebut integral garis. Maka, dapat disimpulkan bahwa kenaikan tegangan antara a dan b sama dengan integral garis dari E sepanjang jalur melengkung dari a menuju b. Beda potensial V21 antara dua titik pada jarak a dan b dari muatan garis tak berhingga ini merupakan energi yang diperlukan per satuan muatan untuk memindahkan sebuah muatan uji dari b menuju a. Misalkan a > b, maka beda potensial ini merupakan integral garis Er dari a menuju b. Potensial di b akan lebih tinggi daripada potensial di a, jika muatan garisnya positif. Maka:

Você também pode gostar