Você está na página 1de 9

ANALISA PADA SISTEM KELISTRIKAN HOTEL

Abstrak
Hotel merupakan salah satu sector yang membutuhkan energi baik listrik maupun non listrik yang cukup banyak.. Hal ini dapat kita lihat dari penggunaan peralatan yang te ntunya ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan bagi pelanggan hotel seperti AC, lampu, TV, water heater, laundry,hairdryer, lemari es, genset, sound syste m, pompa kolam dan lain sebagainya. Usaha untuk pengoptimalan energi pun telah di lakukan oleh pihak hotel dengan penjadwalan operasional peralatan, penggantian lam pu dengan lampu hemat energi, penggantian peralatan dengan peralatan yang lebih efi sien serta berbagai cara lainnya. Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai au dit energi sistem chiller yang ada di Hotel Ciputra Semarang. Dan dari hasil analisa ya ng dilakukan, diperoleh bahwa optimasi penggunaan energi chiller dapat membantu d alam pengehematan konsumsi energi listrik di Hotel Ciputra Semarang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hotel Ciputra merupakan suatu instansi yang bergerak dalam sektor bisnis, yaitu dala m bidang perhotelan. Dalam bidang ini, penggunaan energi, baik energi listrik maupu n nonlistrik sangatlah penting untuk menunjang kenyamanan pelanggannya. Dan pem akaian energi ini merupakan salah satu hal yang sangat menentukan dalam biaya oper asional hotel tersebut. Semakin besar pemborosan energi yang dilakukan maka semak in kecil keuntungan yang didapatkan pihak hotel. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya upaya untuk meminimalkan konsumsi energi guna memaksimalkan profit, misalkan dengan melakukan pengaturan sistem operasi p eralatan yang digunakan. Apalagi penggunaan energi terbesar adalah chiller yang ham pir memakan 70-80% penggunaan listrik di Hotel Ciputra Semarang. Jika dapat mengoptimalkan penggunaan chiller, maka biaya operasional dapat ditekan dan keuntungan hotel akan diperoleh lebih. Makalah ini mempresentasikan mengenai audit energi yang ada pada Hotel Ciputra Semarang. Dengan menemukan potensipotensi penghematan energi yang terdapat pada audit energi Hotel Ciputra Semarang ini, diharapkan dapat membantu penggunaan energi yang lebih efisien lagi.

1.2 Tujuan Adapun tujuan penyusunan Makalah Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui poten si penghematan yang ada pada sistem kelistrikan Hotel Ciputra Semarang. 1.3 Batasan Masalah Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai sistem audit energi dengan menggunakan metode survey audit energi yang dilakukan di Hotel Ciputra Semarang dengan menggunakan perhitungan IKE.

II. Efisiensi Energi 2.1 Efisiensi Energi pada Hotel Efisiensi energi adalah kemampuan untuk menggunakan lebih sedikit energi untuk me njalankan fungsi dan kinerja yang sama. Hal tersebut dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan perawatan dan penggunaan peralatan hemat energi. Selain menekan biaya penggunaan energi, efisiensi energi juga memberikan solusi yang sangat menguntungkan untuk upaya peningkatan kenyamanan. Ketika kita menghemat biaya energi, dalam periode tertentu akan tersedia dana yang cukup untuk melakukan perbaikan fasilitas hotel. Secara otomatis, upaya efisiensi energi akan mampu meningkatkan daya saing hotel.

Banyak cara untuk menerapkan tindakan-tindakan penghematan dengan sukses dalam sebuah hotel tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan kepada para tamu. Salah satunya dengan audit energi. Sebuah program efisiensi energi harus dimulai oleh manajemen puncak. Artinya manajemen puncak harus memahami dengan jelas konsep analisa cost benefit dari sebuah program efisiensi energi. Komitmen dari manahemen ouncak harus direalisasikan dari langkah awal yaitu adala h dengan melakukan audit energi. Langkah ini penting guna mencari tahu potensi pen ghematan sebagai dasar penyusunan target penghematan. Target tersebut akan dituang

kan dalam suatu rencana aksi yang harus disusun bersama. Dalam menerapkan rencan a aksi tersebut, proses monitoring yang rutin harus dilakukan. Setelah masa implemen tasi sekesau, lakuakan evaluasi untuk melihat apakah target penghematan sudah terca pai. 2.2 Sistem Audit Energi Untuk menghasilkan program efisiensi energi yang sukses, audit energi haruslah dilak sanakan. Proses audit energi juga merupakan langkah awal dalam mengidentifikasi po tensi-potensi penghematan energi. Berikut adalah langkahlangkah kunci dalam melakukan audit energi. 1. Pengumpulan data Langkah awal dalam audit energi adalah mengumpulkan data penggunaan energi beserta biaya dalam jangka waktu paling sedikit satu tahun terakhir. Data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut: A. Data pengeluaran energi B. Konsumsi energi per tipe ruangan C. Data alat dengan konsumsi yang tinggi D. Data hunian 2. Pengukuran dan Observasi Pengumpulan data akan memberikan gambaran penggunaan energi pada hotel. Namu n untuk mendapatkan data yang lebih akurat diperlukan adanya pengukuran dan obser vasi secara mendalam. 3. Analisa Dua cara paling mudah melakukan analisa adalah dengan (i) menghitung konsumsi intensitas enerfi dan (ii) membuat neraca konsumsi energi(listrik, gas, solar, dll)

A. Intensitas Konsumsi Energi(IKE)


Nilai intensitas konsumsi energi penting untuk dijadikan sebagai tolak ukur seberapa besar potensi efisiensi energi yang mungkin diterapkan di tiap ruangan atas seluruh area hotel. Kita bisa mengetahui apakah sebuah ruangan atau keseluruhan hotel sudah efisien. Berikut adalah standart intensitas konsumsi energi di Indonesia(IKE)

B. Neraca Energi
Bila diketahui bahwa penggunaan energi tidak efisien dengna memperhatikan neraca energi, kita dapat menentukan peralatan mana yang harus diprioritaskan untuk mempe roleh penghematan terbesar. Untuk dapat hasil yang efisien dan tercepat, kita fokuska n pada peralatan yang memiliki konsumsi energi terbesar. 4. Potensi Penghematan Hasil dari proses audit energi adalah target program efisiensi energi. Untuk menghitu ng potensi penghematan energy.

5. Menyusun Rencana Aksi Rencana aksi adalah inti dari sebuah program efisiensi energi. Dimana rencana terseb ut. akan mencakup rincian langkah-langkah untuk mencapai target efisiensi. Dan ada 3 kategori utama rencana aksi diklasifikasikan yaitu: a. Rencana aksi jangka pendek b. Rencana aksi jangka menengah c. Rencana aksi jangka panjang

2.3 Pengukuran dan perhitungan data Berikut adalah penjelasan data-data yang telah diperoleh: a. Penggunaan lampu sehari-hari Dengan perkiraan penggunaan lampu sekitar 4 jam dan occupasi 78,64% maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Jadi pemakaian energi listrik untuk lampu hotel Ciputra Semarang dalam satu bulan a dalah 99.16504 kwh *30 hari = 2974.9512 kwh/bulan

b. Penggunaan Televisi 32 LCD LG Dengan perkiraan penggunaan televisi sekitar 3 jam dan occupasi 78,64% maka diper oleh hasil sebagai berikut:

Jadi pemakaian energi listrik untuk televisi hotel Ciputra Semarang dalam satu bulan adalah 55.2306296 kwh*30 hari = 1596.918888 kwh/bulan c. Penggunaan Hair Dryer Dengan perkiraan penggunaan hair dryer sekitar 0,5 jam dan occupasi 78,64% maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Jadi pemakaian energi listrik untuk hairdryer hotel Ciputra Semarang dalam satu bula n adalah 95.78352 kwh *30 hari = 2873.5056 kwh/bulan d. Penggunaan water heater Dengan perkiraan penggunaan water heater sekitar 0,5 jam dan occupasi 78,64% mak a diperoleh hasil sebagai berikut :

Jadi pemakaian energi listrik untuk water heater hotel Ciputra Semarang dalam satu b ulan adalah 99.7745 kwh *30 hari = 2993.235 kwh/bulan e. Penggunaan chiller Berikut adalah jadwal penggunaan chiller hotel Ciputra Semarang

Chiller Tambahan Berdasarkan data occupasi hotel dimana jika jumlah pengunjung melebihi 70%, maka digunakanlah chiller tambahan maka indeks perkalian penggunaan chiller tambahan dalam satu bulan adalah 0.53. Jadi dengan

Setelah perhitungan maka total energi yang dikonsumsi chiller adalah: Total energy perbulan = 50616,150kWh/bulan f. Penggunaan AHU(Air Handling Unit) Dengan penggunaan daya total adalah 17,2 kW, maka total konsumsi perbulan adalah sebagai berikut: Total energy per bulan = 17200 watt x 24 jam x 30 hari g. Penggunaan pompa chiller Dengan penggunaan daya total adalah 0,75 kW, dan total jumlah pompa adalah 7, ma ka total konsumsi perbulan adalah sebagai berikut : Total energy perbulan = 750 watt x 24 jam x 30 hari Total energy perbulan = 3780 kWh/bulan

Maka konsumsi energy listrik hotel ciputra semarang untuk kamar tamu adalah sebagai berikut :

dan jika di analisa lebih jauh, penggunaan energy listrik total Hotel Ciputra Semarang adalah sebagai berikut di bawah ini :

\ 2.4 Analisa 1. Perhitungan IKE Dengan menggunakan rumus yang telah dibahas di atas, maka nilai IKE adalah:

Dan menurut data standart intensitas konsumsi energi di Indonesia, penggunaan energ i listrik untuk ruang tamu Hotel Ciputra Semarang adalah terdapat pada tingkat yang e fisien yaitu dengan 11,7 kWh/m/bulan.

3. Pembuatan Rencana Aksi Potensi penghematan dalam jangka pendek yang dapat dilakukan adalah seperti membersihkan peralatan secara berkala, p engaturan jadwal penggunaan peralatan listrik, dan lain sebagainya Potensi penghematan dalam jangka menengah yang dapat dilakukan adalah dengan mengganti lampu-lampu pijar dengan lampu hemat energi Potensi penghematan dalam jangka panjang yang dapat dilakukan adalah pengganti an IV. Kesimpulan 1. Sistem Kelistrikan Hotel Ciputra Semarang memiliki Intensitas Konsumsi Energi L istrik yang efisien dengan nilai IKE sebesar 11,7 kWh/m 2. Berdasarkan hasil audit, potensi penghematan yang dapat dilakukan dengan menga baikan besarnya occupancy adalah sebesar Rp 13.619.655,00 atau sekitar Rp.67.092,0 0 untuk setiap kamarnya. 3. Peralatan listrik yang terdapat pada Hotel Ciputra Semarang yang mengkonsumsi e nergi listrik terbesar adalah chiller beserta perangkatnya baik berupa AHU maupun bl ower FCU yang mencapai lebih dari 40% konsumsi listrik secara keseluruhan 4. Potensi penghematan terbagi dalam 3 level yaitu penghematan jangka pendek, jang ka menengah dan jangka panjang.

Você também pode gostar