Você está na página 1de 11

Analisis Rasio PT Unilever Tahun 2007-2011

Analisis Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : Rasio lancar

Tahun 2007 Rasio lancar Tahun 2008 Rasio lancar Tahun 2009 Rasio lancar Tahun 2010 Rasio lancar Tahun 2011 Rasio lancar = 0,686 = 0,85 = 1,041 = 1,00 = 1,109

1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang apsti, namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar. Setelah menghitung Rasio lancar perusahaan Unilever selama 5 tahun menghasilkan angka yang berbeda setiap tahunya namun tidak begitu signifikan, Tingkat likuditas yang lebih baik di tunjukan pada tahun 2007,2008 dan 2009, dimana perbandinganya mencapai angka 1 yang berarti hutang lancar Rp 1 di jamin oleh Aset lancer Rp 1. Sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 perusahaan mengalami hutang lancar yang terlalu banyak sehingga tidak lagi di katakan likuid karena Hutang Rp1 tidak lagi mampu di jamin oleh Rp 1 aset lancer, hal ini menimbulkan indikasi bahwa ada kemungkinan perusahaan ini tidak mampu membayar hutang lancarnya.

Rasio Quick = Tahun 2007 Rasio lancar Tahun 2008 Rasio lancar Tahun 2009 Rasio lancar Tahun 2010 Rasio lancar Tahun 2011 Rasio lancar = 0,406 = 0,49 = 0,653 = 0,588 = 0,756

0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid test rasio. Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik. Setelah menghitung Rasio Quick kelima tahun tersebut bisa di katakana bahwa Pt unilever kurang mampu menutupi hutang lancar, hutang lancar lebih besar dari jumlah asset lancar setelah dikurangi persediaan. Sehingga perusahaan tidak dapat di katakana likuid karena tidak mencapai presentasi 1:1. 2. Rasio Aktivitas Rasio ini melihat pada bebrapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat tertentu. Beberapa rasio aktivitas yang di hitung pada PT Unilever sejak tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut: Rata-rata Umur Piutang = Tahun 2007 Rata-rata Umur Piutang = Tahun 2008 Rata-rata Umur Piutang = Tahun 2009 Rata-rata Umur Piutang = Tahun 2010 Rata-rata Umur Piutang = = 29,057 hari = 25,16 hari = 22,39 hari = 21,33 hari

Tahun 2011 Rata-rata Umur Piutang = = 32,28 hari

35 30 25 20 15 10 5 0 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rata-rata umur piutang melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Semakin lama rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada piutang. Setelah menghitung rata- rata umur piutang menunjukan bahwa kinerja perusahaan ini dalam merubah piutang menjadi kas cukup baik yaitu perusahaan Unilever dapat meyelesaikan piutangnya rata-rata 21-32,28 hari hal ini merupakan penilaian positif, karena tidak menunjukan kemungkinan tidak kembalinya piutang.

Rata-rata Umur Persediaan = Tahun 2007 Rata-rata Umur Persediaan = Tahun 2008 Rata-rata Umur Persediaan = Tahun 2009 Rata-rata Umur Persediaan = Tahun 2010 Rata-rata Umur Persediaan = =60.57 hari =53,1 hari =59 hari =50 hari

Tahun 2011 Rata-rata Umur Persediaan = =57.72hari

60 58 56 54 52 50 48 46 44 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Alternaltif untuk menilai rasio aktivitas adalah dengan rata-rata persediaan, perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan berputar dalam setahun dan ini menandakan evektifitas manajemen persediaan perusahaan ini memiliki angka rata-rata umur persediaan yang baik yaitu antara 50-60 hari dari tahun 2007-2011 berarti perusahaan ini berhasil menjual persediaanya dalam waktu paling lam 60 hari hal sehingga manajemen persediaanya dapat di katakan efektif karena dapat menghindarkan resiko persediaan rusak sebelum di jual dan biaya gudang yang tidak terlalu besar. Perputaran Total Aktiva =

Tahun 2007 Perputaran Total Aktiva = Tahun 2008 Perputaran Total Aktiva = Tahun 2009 Perputaran Total Aktiva = = 2,43 = 2,39 = 2,35

Tahun 2010 Perputaran Total Aktiva = Tahun 2011 Perputaran Total Aktiva = = 1,09 = 1,09

2.5 2 1.5 1 0.5 0 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktifa tersebut, setelah menghitung perputaran total aktiva perusahaan Unilever menghasilkan rasio yang signifikan antara tahun 2009 ke tahun 2010 dan 2011. Pada 3 tahun awal perusahaan mencapai tungkat efektivitas yang baik dalam menggunakan asetnya, namun terjadi penuruna di 2 tahun terakhir hingga perusahaan hanya mencapai rasio 1,09 yang mencerminkan penurunan keefektivan dalam penglolaan aktivanya.

3. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban- kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar di bandingkan total asetnya. Total Hutang Thp Total Aset Tahun 2007 Total Hutang Thp Total Aset = Tahun 2008 Total Hutang Thp Total Aset = = 0,51 = 0,49 =

Tahun 2009 Total Hutang Thp Total Aset = Tahun 2010 Total Hutang Thp Total Aset = Tahun 2011 Total Hutang Thp Total Aset = = 0,648 = 0,534 = 0,504

0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio ini mengukur likuditas jangka panjang perusahaan, dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca jika dibandingkan tingkat likuditas jangka panjang. Dari tahun ke tahun hampir mengalami peningkatan namun masih tetap tidak dapat dikatakan memiliki likuditas jangka panjang yang baik, karena tidak mencapai perbandingan 1:1 antar tingkat total hutang terhadap asset.Di tunjukan pada tahun 2011 itu pun hanya 0,64 hal ini berarti hutang jangka panjang Rp 1 hanya dapat di jamin oleh asset seharga Rp 0,64 saja. Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa ada ini dikasi perusahaan tidak mampu melunasi hutang jangka panjangnya jika di kedepanya terdapat masalah kinerja di rasio aktivitas. 4. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Dan rasio yang dihitung adalah sebagai berikut:

Profi margin = Tahun 2007 Profi margin = Tahun 2008 Profi margin = Tahun 2009 Profi margin = Tahun 2010 Profi margin = Tahun 2011 Profi margin = = 0,177 = 0,171 = 0,166 = 0,154 = 0,156

0.18 0.175 0.17 0.165 0.16 0.155 0.15 0.145 0.14 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common-size untuk laporan laba-rugi. Rasio ini bisa diiterprestasikan juga sebagai kemampuan perusahaan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu. Perusahaan Unilever memiliki profit margin yang terus meningkat dari tahun ketahun hingga tahun 2011 memiliki profit margin sebesar 0,177 atau 17% hal ini memperlihatkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang baik pada tingkat penjualan tersebut. Berarti perusahaan terhindar dari resiko penjualan yang telalu rendah untuk tingkat biaya tertentu. Dari hasil rasio ini menunjukan ke efesienan manjemen.

Return On Total Asset = Tahun 2007 Return On Total Asset = Tahun 2008 Return On Total Asset = Tahun 2009 Return On Total Asset = Tahun 2010 Return On Total Asset = Tahun 2011 Return On Total Asset = = 0,397 = 0,388 = 0,40 = 0,37 = 0,368

0.4 0.39 0.38 0.37 0.36 0.35 0.34 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

Rasio ROA ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Setelah menghitung Return on Total Aset menunjukan bahwa perusahaan ini memiliki ROA yang cukup bergerak tinggi tiap tahunnya tingkat ROA yang paling baik adalah pada tahun 2009 dimana mencapai 0,40 atau 40% namun ROA tahun 2007 hanya 0,368 atau 36%. Dari hasil tersebuat dapat dikategorikan bahwa perusahaan Unilever selama 5 tahun terakhir ini menunjukan efisiensi manajeman asset.

Kesimpulan : Dari perhitungan analisis Rasio dengan menggunakan: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio Profitabilitas pada perusahaan Unilever Tbk selama tahun 2007- 2011 Menunjukan bahwa perusahaan ini menglami utang yang cukup besar melebihi total asset yang dimiliki, namun perusahaan ini memiliki tingkat keefisienan aktivitas yang baik dimana rata-rata piutang tidak terlalu lama dan manajemen persediaanya juga baik. Perusahaan ini juga mempunyai rasio profitabilitas yang tinggi hal ini di tunjukan dari analisis rasio ROA yang mencapao 40%.

Analisis Rasio PT Unilever Tahun 2007-2011

Ditulis Oleh:

CAROLYN LUKITA C1C010011

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu

Você também pode gostar