Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Benar obat
2. Benar pasien
3. Benar dosis pemberian
6. Benar pendokumentasian
Intravena
Tujuan :
1) Memasukkan obat secara cepat 2) Mempercepat penyerapan obat 3) Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan 4) Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica ) 2. Pada tungkai (vena saphenosus) 3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak 4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Kelebihan
1) bisa untuk pasien yang tidak sadar 2) sering muntah dan tidak kooperatif 3) tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung 4) dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati 5) bekerja cepat dan dosis ekonomis 6) cepat mencapai konsentrasi 7) dosis tepat
kekurangan :
1) obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi. 2) Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi. 3) Pemberian intravena (iv) harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons penderita 4) konsentrasi awal tinggi toksik, invasive resiko infeksi, 5) memerlukan keahlian.
Cara memberikan obat melalui vena secara langsung, di antaranya vena mediana cubiti (lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), frontalis/temporalis (kepala), yang bertujuan agar reaksi cepat dan masuk pada pembuluh darah.
Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan. 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3) Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan. 4) Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades steril). 5) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
6) Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi. 7) Desinfeksi dengan kapas alkohol. 8) Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan. 9) Ambil spuit yang berisi obat. 10) Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah.
11) Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan torniquet dan langsung semprotkan obat hingga habis. 12) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok. 13) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat. 14) Cuci tangan.
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena(Melalui Selang) yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3) Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang buka dan ke ataskan 4) Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong 5) Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran. 6) Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan. 7) Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain. 8) Periksa kecepatan infus. 9) Cuci tangan 10) Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat
Rectal
Pemberian Obat via Anus / Rektum / Rectal, Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik.
Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dinding rektal yang melewati sfingter ani interna.
Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.
Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar.
Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.
Bila obat oral sulit/tdk dpt dilakukan krn: a. Iritasi lambung b. Terurai di lambung c. Terjadi efek lintas pertama
Rectal
Rectal
Keuntungan : a. Dpat dipakai jika pasien tidak bisa per-oral b. Pilihan terbaik pada anak-anak
Prosedur Kerja:
1) 2) 3) 4) 5) 6) Cuci tangan. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. Gunakan sarung tangan. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak. setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok. Cuci tangan. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian.
7) 8) 9) 10) 11)
TERIMA KASIH