Você está na página 1de 21

KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM DI PERGURUAN TINGGI UMUM (Masa Orde Lama, Orde Baru, Masa Reformasi) (MAKALA ) Disa!

i"a# U#$u" Meme#u%i Se&a'ia# Tu'as Ma$a Ku(ia% ANALISIS KEBIJAKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM

)a#' Di&i#a O(e%* Prof+ Dr+ + A&du( a(im Soe&a%ar, MA

Oleh:

ABDUL HALIM H. ALI FURQON ARIS SULAIMAN

NIM:0849110042 NIM:0849110024 NIM:0849110050

SEKOLA

Pro'ram Pas,asar!a#a (s-) TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER OKTOBER -.//
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Lata Bela!a"# Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya merancang masa depan umat manusia yang dalam konsep dan implementasinya harus memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Konsep pendidikan dapat diibaratkan dengan sebuah pakaian yang tidak dapat diimpor atau diekspor. Ia harus diciptakan sesuai dengan keinginan, ukuran, dan model dari orang yang memakainya, sehingga tampak pas dan serasi. Demikian pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan di Indonesia. Ia amat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan politik pemerintah. Kebijakan-kebijakan pemerintah, mulai dari pemerintahan kolonial Belanda dan epang, a!al dan pasca kemerdekaan, hingga masuknya "rde Baru terkesan menganak tirikan pendidikan Islam karena sebuah alasan #Indonesia bukan negara Islam$. %amun berkat semangat juang yang tinggi dari tokoh-tokoh pendidikan Islam, akhirnya berbagai kebijakan yang merugikan pendidikan dapat diredam untuk sebuah tujuan ideal yang tertera di dalam && 'epublik Indonesia %o. () tahun ())*, yaitu+ Pendidikan %asional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk !atak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berta,!a kepada -uhan .ang /aha 0sa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi !arga negara yang demokratis serta bertanggung ja!ab. Dari segi sejarahnya, pendidikan Islam sudah mulai dikenal sejak kedatangan Islam ke Indonesia. Pendidikan ini memakai sistem sorogan atau perorangan dan berlangsung secara sangat sederhana serta tidak mengenal strata atau tingkatan seperti pendidikan pesantren, dan kemudian berkembang dengan sistem kelas seperti dalam pendidikan modern. 1ejak adanya rekonstruksi P2I di Perguruan -inggi &mum Pasca pemerintahan "rde Baru Pelaksanaan Pendidikan 2gama Islam 3P2I4 di Perguruan -inggi &mum 3P-&4 memperoleh landasan yang kokoh sejak dikeluarkan -ap. /P'1 %o. II -ahun 156) dan &&. Perguruan -inggi %o. (( -ahun 1561, yang me!ajibkan pengajaran mata kuliah agama di perguruan tinggi negeri. Dengan ketetapan tersebut, eksistensi P2I sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasis!a semakin kuat. (

1ebagai bagian dari kurikulum inti perguruan tinggi, mata kuliah P2I tentu tidak lepas dari kontrol Pemerintah. Kurikulum P2I, dengan demikian, tidak bisa lepas dari kepentingan politik yang sedang berkembang pada saat mana kurikulum itu diberlakukan. 1ehingga, perbedaan orientasi, 7isi dan misi sebuah re8im pemerintahan, akan berimplikasi pada muatan kurikulum P2I itu sendiri. Pendidikan 2gama Islam di Perguruan -inggi &mum Pada masa "rde Baru, berorientasi murni pada konsep-konsep dasar ajaran Islam normatif. Domain pembahasannya meliputi tiga pilar utama ajaran Islam, yakni akidah, syariah, dan akhlak. Inilah yang dijabarkan dalam kurikulum P2I di P-&. -ahun ())( muatan kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum masih meneruskan materi yang telah diterapkan pada masa "rde Baru, meskipun mata kuliah ini telah dimasukkan sebagai salah satu kelompok /ata Kuliah Pengembangan Kepribadian 3/PK4. %amun, sejak tahun ())(, muatan kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum mengalami perubahan yang cukup drastis. B. Bata$a" Ma$alah 1. Kebijakan Pendidikan Islam /asa "rde 9ama di Perguruan -inggi &mum (. Kebijakan Pendidikan Islam /asa "rde Baru di Perguruan -inggi &mum *. Kebijakan Pendidikan Islam /asa 'eformasi di Perguruan -inggi &mum :. ;i7il 0ffect Kebijakan Pendidikan Islam di Perguruan -inggi &mum

BAB II PEMBAHASAN

A. Pe"%&%&!a" I$la' D& Ma$a O %e La'a Perkembangan pendidikan Islam pada masa "rde 9ama sangat terkait dengan peran Departemen 2gama yang mulai resmi berdiri * anuari 15:6. lembaga ini secara intensif memperjuangkan politik pendidikan Islam di Indonesia. 1ecara lebih spesifik, usaha ini ditangani oleh suatu bagian khusus yang mengurusi masalah pendidikan agama. Dalam salah satu nota Islamic education in Indonesia yang disusun oleh bagian pendidikan Departemen 2gama pada tanggal 1 1eptember 15<6, tugas bagian pendidikan agama ada tiga, yaitu memberi pengajaran agama di sekolah negeri dan partikulir, memberi pengetahuan umum di /adrasah, dan mengadakan Pendidikan =uru 2gama serta Pendidikan >akim Islam %egeri. -ugas pertama dan kedua dimaksudkan untuk upaya kon7ergensi pendidikan dualistis, sedangkan tugas yang ketiga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pega!ai Departemen 2gama itu sendiri. Berdasarkan keterangan di atas, ada dua hal yang penting berkaitan dengan pendidikan Islam pada masa "rde 9ama, yaitu pengembangan dan pembinaan madrasah, dan pendidikan Islam di perguruan tinggi umum. Kebijakan- Kebijakan pada masa itu diantaranya+ 1. Peraturan resmi pertama tentang pendidikan agama di pendidikan umum, dicantumkan dalam &ndang-&ndang Pendidikan tahun 15<) %o. : dan &ndang&ndang Pendidikan tahun 15<: %o. (), 3tahun 15<) hanya berlaku untuk 'epublik Indonesia 1erikat di .ogyakarta4. &ndang-&ndang Pendidikan tahun 15<: %o. () berbunyi + Pada sekolah atau lembaga pendidikan %egeri diselenggarakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah anaknya mengikuti pelajaran tersebut atau tidak. (. ;ara menyelenggarakan pengajaran agama di sekolah atau lembaga pendidikan %egeri diatur melalui ketetapan /enteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan 3PPK4 bersama dengan /enteri 2gama. Penjelasan pasal ini antara lain menetapkan bah!a pengajaran agama tidak mempengaruhi kenaikan kelas para murid. 1ebelumnya, telah ada ketetapan bersama Departemen PKK dan Departemen 2gama yang dikeluarkan pada () anuari 15<1.

*.

Dalam sidang pleno /P'1, pada bulan desember 156), di putuskan sebagai berikut, #/elaksanakan /anipol &sdek di bidang mental? agama? kebudayaan dengan syarat spiritual dan material agar setiap !arga negara dapat mengembangkan kepribadiannya dan kebangsaan Indonesia serta menolak pengaruh-pengaruh buruk kebudayaan asing$ 3bab II Pasal (, ayat 14. 1edangkan pada ayat * dari pasal tersebut menyatakan #Pendidikan 2gama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah umum mulai sekolah rendah 3dasar4 sampai uni7ersitas$, dengan pengertian bah!a murid berhak tidak mengikuti pendidikan agama jika !ali murid menyatakan keberatan. Pada tahun 1566 /P'1 bersidang lagi dalam upaya untuk membersihkan pengaruh sisa-sisa = *) 1?PKI. Dalam keputusannya, bidang pendidikan agama mengalami kemajuan, yaitu ke!ajiban mngikuti pendidikan agama bagi semua murid, dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Dengan demikian, mulai tahun 1566, pendidikan agama menjadi mata pelajaran !ajib bagi sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, baik negeri maupun s!asta di seluruh Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan agama pasca kemerdekaan mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik sekolah negeri maupun s!asta. &saha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga, sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite %asional Pusat 3BPK%P4 (@ Desember 15:< menyebutkan+ #/adrasah dan pesantren pada hakikatnya adalah suatu alat dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat, berakar dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata tuntutan dan bantuan material dari pemerintah$

B. Pe"%&%&!a" I$la' D& Ma$a O %e Ba ( "rde baru adalah masa pemerintahan di Indonesia sejak 11 /aret 1566 hingga terjadinya peralihan kepresidenan, dari presiden 1oeharto ke presiden >abibi pada (1 /ei 155A. Peralihan dari "rde 9ama ke "rde Baru memba!a konsekuensi perubahan strategi politik dan kebijakan pendidikan nasional. Pada dasarnya "rde Baru adalah suatu korelasi total terhadap "rde 9ama yang didominasi oleh PKI dan dianggap telah menyele!engkan pancasila 3Bakki /ubarak, ())A+ 1<:4. "rde Baru memberikan corak baru bagi kebijakan pendidikan agama islam, karena beralihnya pengaruh komunisme ke arah pemurnian pancasila melalui rencana pembangunan %asional berkelanjutan. -erjadilah pergeseran kebijakan, dari murid berhak tidak ikut serta dalam pelajaran agama apabila mereka menyatakan keberatannya, menjadi <

semua murid !ajib mengikuti pendidkan agama mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. /asa "rde Baru disebut juga sebagai "rde Konstitusional dan "rde Pembangunan. .akni bertujuan membangun manusia seutuhnya dan menyeimbangkan antara rohani dan jasmani untuk me!ujudkan kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 15@*-15@A dan 15A* dalam siding /P' yang kemudian menyusun =B>%. 1elain itu, dalam Pelita IC di bidang agama dan kepercayaan terhadap -uhan .ang /aha 0sa makin di kembangkan. Dengan semakin meningkatnya dan meluasnya pembangunan, maka kehidupan keagamaan dan kepercayaan kepada -uhan .ang /aha 0sa harus semakin diamalkan baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan social kemasyarakatan. Diusahakan supaya terus bertambah sarana-sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap -uhan .ang /aha 0sa termasuk pendidikan agama isalam yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dari 1ekolah Dasar sampai dengan &ni7ersitas %egeri. adi kesimpulannya adalah bah!a ditinjau dari falsafah %egara Pancasila, dari konstitusi &&D 15:<, dan keputusan /P' tentang =B>% maka kehidupan beragama dan pendidikan agama islam di Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan tahun 15:< sampai Pelita CI tahun 15A* semakin mantap. Kebijakan pemerintah orde baru mengenai pendidikan islam dalam konteks madrasah di indonesia bersifat positif dan konstruktif, khususnya dalam dua dekade terakhir 15A)- an sampai dengan 155)-an. Pada pemerintah, lembaga pendidikan di kembangkan dalam rangka pemerataan kesempatan peningkatan dan peningkatan mutu pendidikan 31amsul %i8ar, ())@+ *614 1etelah 1KB 3 surat keputusan bersama 4 tiga menteri, usaha pengembangan madrasah selanjutnya adalah di keluarkan nya 1KB tiga menteri PDK no.(55?u?15AA: dengan menteri agama no :< th 15A:, tentang pengaturan pembakuan kurikulum sekolah umum dan kurikulum /adrasah yang isinya antara lain adalah mengi8inkan kepada lulusan madrasah untuk melanjutkan ke sekolah E sekolah umum yang lebih tinggi. 1KB ( menteri di ji!ai oleh -2P /P' %o. II ? -2P?/P'?15A* tentang perlunya penyesuaian sistem pendidikan sejalan dengan daya kebutuhan bidang bersama, antara lain dilakukan melaui perbaikan kurikulum sebagai salah satu diantara sebagai salah satu diantara berbagai upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan %egeri umum.

1ejak di keluarkannya 1KB * menteri yang di lanjutkan dengan 1KB ( menteri, secara formal madrasah sudah menjadi sekolah umum yang menjadikan agama sebagai ciri khas kelembagannya. Kebijakan pemerintah dalam ( 1KB diatas menimbulkan di lema baru bagi /adrasah. Disatu pihak materi pengetahuan umum bagi madarasah secara kuantitas dan kualitas mengalami peningkatan, tetapi di pihak lain penguasaan murid terhadap pengetahuan agama menjadi serba tanggung. ). Pe"%&%&!a" I$la' %& P*U %& E a Re+, 'a$& 1ebagian menganggap bah!a reformasi sudah tercapai manakala penyelenggara negara yang sudah *( tahun berhenti, sehingga bagi mereka mundurnya Presiden 1oeharto pada hari kamis, (1 mei 155A merupakan puncak kemenangan. 2da yang memandang reformasi sebagai upaya pembersihan penyakit KK%, sehingga identik dengan penciptaan pemerintahan yang bersih dan ber!iba!a. 'eformasi juga diartikan perubahan terhadap semua sistem kepemerintahan secara -otolitas 31aid 1iradj,1555+1(64. 1alah satu tuntunan reformasi adalah adanya otonomi daerah, berkenaan dengan itu berlakunya dua undang-undang. Pertama, &ndang-&ndang %omor (( tahun 1555 tentang Pemerintahan daerah, dan &ndang-undang %omor (< -ahun 1555 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. 2rus dari tuntunan otonomisasi ini adalah demokratisasi. 1uara dari segala penjuru dunia sangat gencar saat sekarang ini untuk menegekkan demokratisasi dan hak 2sasi manusia 3>2/4. &raian tentang dasar pemikiran yang terkandung dalam &ndang-&ndang %omor (( -ahun 1555 diungkapkan beberapa hal yang rele7an dengan pembahasan ini, yaitu penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberi ke!enanggan yang luas, nyata, dan bertanggung ja!ab kepada daerah secara proposional yang di!ujudkan dalam peraturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang keadilan erta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Diuraikan juga bah!a pelaksaan otonomi daerah itu dilaksanakan dengan prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. 1alah satu bagian dari penyelenggara negara yang diotonomkan adalah pendidikan. =elombang demokratisasi dalam pendidikan menurut adanya desentralisasi pengelolaan pendidikan. Beberapa dampak ari sentralisasi pendidikan telah muncul di Indonesia uniformasi. &niformasi itu mematikan inisiatif dan kreati7itas serta ino7asi. Di tengahtengah masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini sangat perlu pula dihargai adanya sisi perbedaan itu akan tumbuh kreati7itas dan ino7asi. @

1elama ini pendidikan Islam terutama kelembagaan madrasah secara full dan otonom berada di ba!ah pengolaan Departema 2gama. Dengan diberlakukannya && %o. (( tahun 1555 salah satu bidang yang tidak diotonomikan adalah agama, sedangkan pendidikan termasuk bagian yang diotonomikan. Banyak pemikiran yang timbul di sekitar persoalan tersebut. Pertama, ada pendapat yang menginginkan agar pendidikan agama dan keagamaan tetap berada di ba!ah naungan Departeman 2gama, untuk menjaga kemurnian 7isi dan misi pendidikan agama. Dengan anggaran biaya Pemerintah Pusat. Kedua, ada pemikiran yang menginginkan bah!a pendidikan agama dan keagamaan berada di ba!ah naungan Pemerintah Daerah, dalam hail ini Dinas Pendidikan, agar pendidikan agama dan keagamaan lebih berkembang. Ketiga, adanya keinginan mencari kon7ergensi di antara keduanya, yaitu kebijakan tetap berada di tangan Depertemen 2gama, teknis operasional berada di tangan Pemerintah Daerah?Dinas Pendidikan. Dari berbagai uraian tersebut diatas dapat dipahami bah!a diskusi tentang perkembangan pendidikan Islam yang menjadi perhatian para perkembangan dan pemikirnya, semakin memperkaya Kha8anah pemikran tentang perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri 3/uhaimin, ())*+1))4 1. 'ekonstruksi P2I di Perguruan -inggi &mum Pelaksanaan Pendidikan 2gama Islam 3P2I4 di Perguruan -inggi &mum 3P-&4 memperoleh landasan yang kokoh sejak dikeluarkan -ap. /P'1 %o. II -ahun 156) dan &&. Perguruan -inggi %o. (( -ahun 1561, yang me!ajibkan pengajaran mata kuliah agama di perguruan tinggi negeri. Dengan ketetapan tersebut, eksistensi P2I sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasis!a semakin kuat. 1ebagai bagian dari kurikulum inti perguruan tinggi, mata kuliah P2I tentu tidak lepas dari kontrol Pemerintah. Kurikulum P2I, dengan demikian, tidak bisa lepas dari kepentingan politik yang sedang berkembang pada saat mana kurikulum itu diberlakukan. 1ehingga, perbedaan orientasi, 7isi dan misi sebuah re8im pemerintahan, akan berimplikasi pada muatan kurikulum P2I itu sendiri. Pada masa "rde Baru, P2I di Perguruan -inggi &mum berorientasi murni pada konsep-konsep dasar ajaran Islam normatif. Domain pembahasannya meliputi tiga pilar utama ajaran Islam, yakni akidah, syariah, dan akhlak. Inilah yang dijabarkan dalam kurikulum P2I di P-&. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bah!a hingga tahun ())( muatan kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum masih meneruskan materi yang telah A

diterapkan pada masa "rde Baru, meskipun mata kuliah ini telah dimasukkan sebagai salah satu kelompok /ata Kuliah Pengembangan Kepribadian 3/PK4. %amun, sejak tahun ())(, muatan kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum mengalami perubahan yang cukup drastis. Pada bagian berikut, akan diuraikan tentang bagaimana perbedaan yang ada antara Kebijakan kurikulum P2I di P-& tahun ())) dengan Kebijakan kurikulum P2I di P-& tahun ())(. Pada dasarnya, penulis tidak menemukan referensi khusus yang membahas paradigma kurikulum P2I, baik kurikulum tahun ())) maupun kurikulum tahun ())(. (. Paradigma Kurikulum P2I di P-& -ahun ())) Kepmen Diknas %omor+ *(?&?())), menetapkan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan -inggi dan Penilaian hasil Belajar /ahasis!a. 1K ini menjadi dasar penyelenggaraan program studi di Perguruan -inggi yang terdiri atas 3a4 kurikulum inti, dan 3b4 kurikulum intruksional. Kurikulum Inti Pendidikan -inggi terdiri atas, kelompok /atakuliah Pengembangan Kepribadian 3/PK4, kelompok /atakulaih Keahlian Berkarya 3/KB4, Kelompok /atakuliah Berkehidupan Bermasyarakat 3/BB4. /ata kuliah Pendidikan 2gama termasuk dalam kelompok /PK seperti halnya PPK%. 1eiring dengan itu, dalam rumusan penyempurnaan kurikulum mata kuliah P2I di Perguruan -inggi &mum, dijelaskan+ Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi bertujuan untuk membantu terbinanya mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut serta dalam kerjasama antar umat beragama dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan manusia dan nasional 3%omor+ (6*?DIK-I?K0P?()))4 'umusan di atas tampak berbeda dengan rumusan yang terdapat dalam kurikulum P2I di masa "rde Baru. 1ebagaimana dideskripsikan dalam =BPP P2I bah!a mata kuliah P2I bertujuan+ Mengkaji dan memberi pemahaman tetang hakikat manusia yang membutuhkan panduan hidup, baik se!ara indi"idu maupun sosial dalam rangka men!apai kebahagiaan dunia dan akhirat #engan memahami dirinya dan alam semesta yang telah diberi aturan oleh Pen!iptanya, aturan itulah yang disebut ayat kauniyah dan tan$iliyah Ayat tan$iliyah inilah yang dirin!i pada bahasan akidah, syari%ah, akhlak dan sejarah Islam Penekanan utama ada pada aplikasi ajaran tersebut pada 5

tingkah laku keseharian, baik yang bersumber dari Al&'ur%an maupun dari sunnah (asulullah ) A * 3=BPP P2I dalam http+,,bima.ipb.ac.id4 /eski demikian pada aspek materi, penyempurnaan kurikulum P2I tahun ())) tidak berbeda sama sekali dengan materi kurikulum P2I di masa "rde Baru. -itik tekan materi P2I lebih berorientasi pada konsep-konsep keislaman tradisional, yang berkisar pada akidah, syariah 3dalam arti fikih4 dan akhlak. Di samping itu, dalam sejumlah hal tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan antara materi kurikulum P2I pada Perguruan -inggi dengan kurikulum mata pelajaran 2gama Islam pada -ingkat Dasar dan /enengah. /eskipun ada perkembangan materi pada tingkat perguruan tinggi, perkembangan tersebut lebih bersifat 7ertikal yakni materi yang telah dipelajari pada tingkat sebelumnya lebih dipertajam, dengan pendekatan rasional filosofis. 2kan tetapi tidak ada perkembangan yang bersifat hori8ontal, dalam memperluas !ilayah kajian pada isu-isu kontemporer. Dengan kondisi yang demikian, tidak dapat dihindari dominannya pendekatan doktriner dalam proses pembelajaran P2I tersebut. 2jaran agama sebagai sesuatu yang harus diimani, diterima tanpa kritik, dan merupakan barang jadi yang siap pakai. Paradigma kurikulum Pendidikan 2gama Islam tahun ())) tersebut masih merupakan kelanjutan dari paradigma kurikulum "rde Baru. Filayah keislaman terkesan begitu sempit, seputar rukun iman dan rukun Islam ditambah dengan seperangkat aturan tata krama dalam pergaulan sehari-hari. Dengan demikian, konsep keagamaan cenderung bersifat statis karena sekedar melanjutkan tradisi teologis dari para ulama terdahulu. /ungkinkah paradigma yang demikian ini sengaja ditanamkan penguasa pada masa "rde Baru untuk meredam kekuatan oposisi yang bisa lahir dari pemahaman keagamaan yang dinamis. Kecurigaan seperti ini tentu cukup beralasan, mengingat kurikulum merupakan produk dari penguasa, dan bah!a umat Islam dalam sejarah Indonesia merupakan salah satu kekuatan yang sangat diperhitungkan 328yumardi. ())(+ 1*<4. :. Paradigma Kurikulum P2I di P-& -ahun ())( Perubahan iklim politik di Indonesia pada masa-masa a!al "rde 'eformasi, konflik sosial di berbagai daerah, serta lahirnya semacam fobia terhadap segala hal yang berhubungan dengan "rde Baru, semua itu berimplikasi terhadap dunia pendidikan, termasuk dalam hal ini kurikulum P2I di P-&. 1)

"leh karena itu, jika pada konsep penyempurnaan kurikulum P2I tahun ())) paradigma yang digunakan masih merupakan !arisan "rde Baru maka pada kurikulum ())( paradigmanya sangat berbeda. /ata kuliah P2I di P-& tidak lagi berbicara tentang rukun iman dan rukun Islam belaka 3bahkan untuk materi ini porsinya sangat minim4, melainkan lebih dominan mengkaji tentang Islam dalam kaitannya dengan isu-isu kontemporer, seperti, hak-hak asasi manusia, demokrasi, hukum, sistem politik, masyarakat madani dan toleransi antar umat beragama. Dalam 1urat Keputusan Dikti %omor *A -ahun ())( dinyatakan bah!a+ #Cisi /atakuliah Kelompok Pengembagan Kepribadian 3/PK4 di Perguruan -inggi menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantar mahasis!a mengembangkan kepribadiannya 3Dikti, ())(+ pasal 14.$ /isi utamanya adalah membantu mahasis!a agar mampu me!ujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung ja!ab kemanusiaan 3Dikti, ())(+ pasal (4. 1elanjutnya, kompetensi dasar yang ditargetkan adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual 3Dikti, ())(+ pasal *4. 1edangkan, untuk tujuan P2I di Perguruan -inggi &mum, adalah+ /engantarkan mahasis!a sebagai modal 3kapital4 intelektual melaksanakan proses belajar sepanjang hayat untuk menjadi ilmu!an yang berkepribadian de!asa yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan kehidupan 3Dikti, ())(, pasal * ayat 14 Dalam materi instruksional P2I yang diterbitkan oleh Dipertais Departemen 2gama 'I pada tahun ()): ditegaskan bah!a kompetensi P2I adalah mengantar mahasis!a untuk+ a. mengusai ajaran agama Islam dan mampu menjadikannya sebagai sumber nilai dan pedoman serta landasan berpikir dan berperilaku dalam menerapkan ilmu dan profesi yang dikuasainya b. /enjadi #intelle!tual !apital$ yang beriman dan bertak!a kepada 2llah s!t, berakhlak mulia dan berkepribadian Islami 3Dikti Depag, ()):+ 7ii4. Paradigma yang mendasari kurikulum P2I tahun ())( ini adalah paradigma yang melihat agama sebagai sesuatu yang dinamis dan hidup dalam setiap aspek kehidupan. 2gama bukanlah sekedar seperangkat aturan normatif untuk memenuhi kebutuhan spritualitas manusia. 2gama adalah sebuah pandangan hidup, dan dengan 11

demikian, agama memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk cara pandang terhadap realitas kehidupan. Dan karena realitas selalu dalam proses perubahan maka konsep keagamaan haruslah bersifat dinamis dalam merespon kondisi kekinian. Krisis multidimensi yang melanda Indonesia di era reformasi, menghendaki lahirnya perubahan paradigma dalam berbangsa dan bernegara. Penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, penegakan demokrasi, supremasi hukum, dan pemberdayaan masyarakat sipil, merupakan agenda penting reformasi yang mesti #dibudidayakan$ melalui pendidikan. Di samping itu, konflik sosial yang terjadi di berbagai daerah di tanah air, menuntut peninjauan ulang terhadap cara pandang kita terhadap pluralisme agama, budaya, suku dan etnik. .ang dibutuhkan adalah kesepahaman dalam perbedaan dan bukannya menciptakan keseragaman dalam keragaman sebagaimana yang dilakukan di masa "rde Baru. Berangkat dari paradigma baru ini, muncullah konsep pendidikan agama yang ber!a!asan kultural, seperti yang dita!arkan Bakiyuddin Baidha!y 3())@+:<4 dalam bukunya Pendidikan Agama -erwawasan Multikultural. Konsep ini mena!arkan pendekatan dialogis untuk menanamkan kesadaran hidup bersama dalam keragaman dan perbedaan, dibangun atas semangat kesetaraan dan kesederajatan, saling percaya, saling memahami, menghargai persamaan, perbedaaan, keunikan dan independensi. /odel pendidikan semacam ini memberikan konstruk baru yang bebas dari prasangka dan stereotipe mengenai agama orang lain, bebas dari bias dan diskriminasi atas nama apapun, baik itu agama, jender, ras, !arna kulit, kebudayaan, maupun kelas sosial. Bakiyuddin Baidha!y 3())@+:<-:64, menegaskan bah!a+ )ebagai risalah profetik, Islam pada intinya adalah seruan pada semua umat manusia, termasuk mereka para penganut agama&agama menuju satu !ita&!ita bersama kesatuan kemanusiaan .united of mankind/ tanpa membedakan ras, warna kulit, etnik, kebudayaan, dan agama Pesan kesatuan ini se!ara tegas disinyalir dalam Al0uran+ 1Katakanlah wahai semua penganut agama .dan kebudayaan/, bergegaslah menuju dialog dan perjumpaan multikultural .kalimatun sa!aG/ antara kami dengan kalian 2 Kalimatun sa!aG bukan hanya mengakui pluralitas kehidupan, ia adalah manifesto dan gerakan yang mendorong kemajemukan .plurality/ dan keragaman .di7ersity/ sebagai inti kehidupan dan mengukuhkan pandangan bahwa

1(

semua kelompok multikultral diperlakukan setara .e,uality/ dan sama martabatnya .dignity/ 9ebih lanjut beliau menegaskan bah!a klaim berlebihan tentang kebenaran absolut kelompok keagamaan sendiri, dan klaim kesesatan atas kelompok-kelompok agama lain, berpotensi meningkatkan sentiment permusuhan antar umat beragama. Penganjur-pengajur dengan pendekatan teologis dogmatis semacam ini dapat dengan mudah memba!a dan memicu konflik dan kekerasan pada le7el pengikut. Dan anehnya, semua mengatasnamakan -uhan 3Baidha!y, ())@+:A4. Pendekatan multikultural dalam pendidikan agama mendapat dukungan luas dari kalangan akademis, sebagai sebuah pendekatan yang tepat dalam merespon konteks sosial masyarakat Indonesia yang pluralis. Demikianlah, bila dibandingkan dengan kurikulum tahun ())), dapat dilihat bah!a telah terjadi pergeseran paradigma yang sangat tajam pada kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum tahun ())(. Kepentingan politik, tentu saja memiliki andil dalam hal ini. Penulis beranggapan bah!a pembaruan kurikulum ini, di samping diperuntukkan untuk menyukseskan agenda reformasi dalam hal penegakan >2/, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat sipil, serta memupuk kesadaran akan pluralisme, juga untuk meredam lahirnya kelompok-kelompok radikal yang berbasiskan Islam. 1eperti diketahui, isu terorisme yang ditujukan kepada kelompok-kelompok Islam #radikal$ di Indonesia, merupakan salah satu masalah yang mendapat perhatian ekstra serius dari pemeritah Indonesia di era reformasi. Bahkan kelompok-kelompok Islam #radikal$ di Indonesia mendapat #penga!asan khusus$ dari dunia international. <. /ateri Kurikulum P2I di P-& pada Kurikulum -ahun ())) dan 3443 a. /ateri P2I di P-& pada Kurikulum -ahun ())) Pada penyempurnaan kurikulum Pendidikan 2gama Islam di Perguruan -inggi &mum, sesuai dengan Keputusan Dikti %omor+(6* tahun ())), materi pembahasannya terdiri dari 5 pokok bahasan dengan beberapa sub bahasan masingmasing, sebagaimana yang terlihat pada tabel 1. /eskipun persoalan >2/ telah disinggung dalam materi kuruikulum P2I tahun ())) tersebut, namun tidak dikaji secara mendalam, melainkan sekedar pelengkap dalam materi pembahasan tentang akhlak dan tak!a.

1*

Dengan memperhatikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan pada tabel 1 di ba!ah ini, dapat dipahami bah!a mata kuliah P2I dalam kurikulum tahun ())) lebih banyak menggunakan pendekatan teologis doktriner. -abel 1. /ateri Pokok Pendidikan 2gama Islam di Perguruan -inggi &mum Berdasarkan 1K. Dikti %o. (6* tahun ()))
%o. 1. (. *. :. <. 6. @. A. Pokok Bahasan /anusia dan 2gama 2gama Islam 1umber 2jaran Islam Kerangka Dasar 2jaran Islam 2kidah 1yariat, Ibadah dan /uamalah 2khlak -ak!a 1ub Bahasan a. /acam-macam ciptaan 2llah b. /anusia makhluk 2llah yang paling sempurna c. Kebutuhan manusia akan pedoman hidup a. /acam agama dan kedudukan agama Islam b.Peranan Islam menentramkan batin dan kedamaian a. 1istematika sumber ajaran Islam b. Penggunaan akal sebagai sumber ajaran Islam a. 2kidah, syariat dan akhlak b. 2gama Islam dan Ilmu-ilmu keislaman c. Hilsafat, tasa!uf dan pembaharuan dalam Islam a. 2rti dan ruang lingkup akidah b. Kemaha-esaan 2llah c. Kiamat, hukum alam dan akhirat a. Pengertian dan ruang lingkup syariat Islam b. Pengertian,tujuan,kedudukan,hikmah ibdh dlm Islam c. 2rti salat, puasa, 8akat dan hikmahnya a. Pengertian,ruang lingkup akhlak yang menghormati >2/, serta perbedaannya dengan moral dan etika b. 2khlak terhadap 2llah, manusia dan >2/ a. Pengertian, ruang lingkup dan kedudukan tak!a yang menghormati >2/ b. >ubungan manusia dengan 2llah, manusia dan sesama mahluk hidup a. Kedudukan akal, !ahyu dan ilmu dalam Islam b. Klasifikasi dan karakteristik ilmu dalam Islam c. Ke!ajiban menuntut ilmu d. Disiplin ilmu dalam Islam

5.

Ilmu Pengetahuan dalam Islam

1umber

data+ Keputusan Dikti %omor+(6*?DIK-I?K0P?())) tentang penyempurnaan kurikulum inti /ata kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan 2gama pada Perguruan -inggi di Indonesia. Depdiknas, ()))

b. /ateri P2I di P-& pada Kurikulum -ahun ())( Berbeda dengan kurikulum P2I sebelumnya, dalam kurikulum P2I tahun ())( materi yang disajikan lebih responsif terhadap isu-isu kontemporer yang berkembang di tengah masyarakat, khususnya di era reformasi. &ntuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan pokok bahasan dan sub bahasan dalam mata kuliah P2I di P-& sesuai yang diamanahkan dalam Keputusan. Dikti %o. *A tahun ())(, tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan -inggi, pada pasal : dijelaskan tentang dasar substansi kajian mata kuliah Pendidikan agama.

1:

Dasar substansi pokok bahasan tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam pokok bahasan dalam mata kuliah Pendidikan 2gama untuk masing-masing agama, artinya, Pendidikan 2gama di Perguruan -inggi memiliki topik yang sama pada masing-masing agama, topik itulah yang akan diterjemahkan berdasarkan konsep atau persepsi dari setiap agama. 1ehubungan dengan hal tersebut, pada tahun ()): Dipertais Depag menerbitkan buku pedoman Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi 5mum. Dalam buku ini terdapat 5 materi pokok yang selanjutnya diuraikan dalam beberapa sub bahasan, sebagaimana yang dipaparkan pada tabel ( berikut ini+ -abel (. /ateri Pokok Pendidikan 2gama Islam di Perguruan -inggi &mum Berdasarkan 1K. Dikti %o. *A tahun ())(
%o. 1. (. *. :. <. 6. @. A. 5. Pokok Bahasan -uhan .ang /aha 0sa dan Ketuhanan >akekat /anusia /enurut Islam >ukum, >2/ dan Demokrasi dalam Islam 0tika, /oral, dan 2khlak Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kerukunan antar umat beragama /asyarakat /adani dan Kesejahteraan &mat Kebudayaan Islam 1istem Politik Islam

1umber data+ Keputusan Dikti Berdasarkan 1K. Dikti %o. *A tahun ())( tentang penyempurnaan kurikulum inti /ata kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan 2gama pada Perguruan -inggi di Indonesia. Depdiknas, ())( &raian materi P2I di atas menunjukkan !a!asan yang lebih luas sebagai sebuah pandangan hidup yang dinamis dan selalu berdialog dengan konteks sosial. -idak lagi mengulang-ulang materi pelajaran 19-2 ke ba!ah yang terbatas pada persoalan-persoalan rukun iman dan rukun Islam, sebagaimana halnya pada kurikulum tahun ())). Pendidikan 2gama Islam di era sekarang, sebagaimana diungkap %ata 3())1+:<4, dihadapkan kepada perubahan yang mendasar, terutama mempersiapkan peserta didik yang nantinya akan berintegrasi dengan masyarakat yang berasal dari berbagai macam latar belakang budaya dan agama. &ntuk mendapatkan hasil maksimal dari sebuah proses pendidikan agama, ada dua hal sebagai #pekerjaan 1<

rumah 3P'4$, terutama pendidik agama Islam, yakni+ para pendidik tersebut sudah saatnya membutuhkan pengertian yang mendalam dan harus merasa peka terhadap isu-isu pemahaman keagamaan yang sedang berkembang dalam masyarakat umum. 1elanjutnya, para pendidik ini harus bisa membantu peserta didik untuk menyadari pentingnya memahami budaya yang bermacam-macam dalam masyarakat, khususnya di bidang keagamaan. Berbagai upaya untuk mengembangkan materi P2I di Perguruan -inggi &mum saat ini terus digalakkan dengan mengacu pada spirit yang terkandung dalam kurikulum ())( tersebut. 1alah satu di antaranya adalah Pendidikan 2gama Islam yang ber!a!asan multikultural. 6. ;i7il 0ffect -e.&/a!a" -( &!(l(' PAI %& P*U %e"#a" -e.(t(ha" Ma$0a a!at Pembahasan tentang rele7ansi kurikulum P2I dengan kebutuhan masyarakat, tidaklah dimaksudkan dengan meminta tanggapan langsung dari !arga masyarakat, melainkan dengan melihat rele7ansinya dengan tuntutan sistuasi dan kondisi sosial, politik dan budaya masyarakat Indoneisa, khususnya di era 'eformasi. Benturan berbagai ide yang melibatkan elemen-elemen Islam sejak bergulirnya era reformasi muncul dalam berbagai aspek sosial, keagamaan dan poltik. Dalam hal ini yang mengemuka antara lain menanggapi soal perempuan jadi presiden, pemberlakuan syariat Islam, keabsahan demokrasi, pluralisme beragama, makna jihad, hingga persoalan-persoalan politik dan teologi yang lain. Proses dinamis dalam perkembangan kontemporer Islam di Indonesia dan per!ajahan baru radikalisme dalam gerakan Islam yang semakin meningkat tentu saja menarik untuk dicermati secara seksama 3%ata, ())6+11)-11(4. Baju radikalisme dan fundamentalisme yang dipakai atas nama Islam oleh kelompok tertentu menjadi #boomerang$ bagi umat Islam sendiri. Di Indonesia, kedua aliran itu telah menggejala baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Henomena demikian menyebabkan kekha!atiran berbagai kalangan masyarakat, sebab alur pemikiran semacam itu telah merasuki anak-anak, pelajar dan mahasis!a. Kemudian disusul dengan munculnya kelompok-kelompok pengajian kampus pada akhir 15A)-an yang terkenal dengan sebutan #kelompok tarbiyah,$ melalui kelompok inilah transmisi Islam radikal di -imur -engah berkembang di Indonesia, khususnya di kampus-kampus perguruan tinggi umum. 16

1etelah era reformasi mereka lebih berani tampil ke permukaan secara terang-terangan. Bagi sebagian kalangan, kemunculannya dianggap mengkha!atirkan, bukan semata-mata karena perbedaan ideologis, tetapi lantaran sebagian di antaranya menggunakan cara-cara kekerasan memperjuangkan aspirasinya. Kekerasan di sini tak hanya dalam arti fisik, tetapi juga kekerasan !acana yang terekspresi melalui kecenderungan mereka yang dengan mudah mengeluarkan fat!a murtad, kafir, syirik, dan semacamnya bahkan kepada sesama /uslim 3http+??!!!.gp-anshor.org4. "leh karena itu, teramat penting untuk memberikan pemahaman keislaman yang ber!a!asan luas kepada para generasi muda sehingga tidak mudah terjebak dalam radikalisme yang dilatari oleh sempitnya !a!asan keagamaan yang dimilikinya. -ampaknya, Inilah salah satu kebutuhan yang coba dija!ab dalam kurikulum P2I tahun ())( tersebut. Dengan melihat setting sosial masyarakat Indonesia di masa a!al reformasi, materi yang dita!arkan dalam kurikulum P2I tahun ())( tersebut sudah rele7an. /asyarakat Indonesia di era reformasi ini membutuhkan pencerahan pemikiran keagamaan yang lebih luas, terutama menyangkut isu-isu krusial yang terjadi dalam negeri. Pemahaman yang benar tentang hak asasi manusia, demokrasi, masyarakat madani, pluralisme agama, ras, budaya, etnik, dan bahasa 328yumardi. ())(+ 1**4. Perubahan iklim politik di Indonesia ke arah yang lebih demokratis juga memberi peluang pada umat Islam untuk menyuarakan aspirasinya termasuk ideide yang bernuansa Islami. "leh karena itu, hubungan Islam dan politik perlu mendapat perhatian dalam kurikulum P2I, khususnya pada le7el Perguruan -inggi. 1ingkatnya, perubahan paradigma dan materi kurikulum P2I di Perguruan -inggi tahun ())(, pada dasarnya merupakan refleksi dari kebutuhan masyarakat muslim Indonesia di era reformasi ini. Kurikulum ini juga memungkinkan pendidikan untuk mengantar mahasis!a memahami !acana-!acana global dalam perspektif Islam. Dengan demikian, Pendidikan 2gama Islam diharapkan dapat menumbuhkan cara pandang Islami dalam melihat realitas, sehingga Islam menjadi agama yang hidup dinamis dalam berdialog dengan segala bentuk perubahan konteks sosio kultural historis, tanpa harus kehilangan jati diri dan orisinalitasnya. Bila kita meyakini Islam sebagai agama yang terakhir dari 2llah s!t., kita pun harus yakin bah!a !a!asan keislaman akan mampu merespon kebutuhan 1@

masyarakat sepanjang 8aman, Islam tidak mungkin statis karena realitas terus mengalami perubahan 3Bakki /ubarak, ())A+16)4. Dengan demikian, kebutuhan peserta didik yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dari sudut pandang paedagogik. 1ecara sederhana, kebutuhan yang dimaksud adalah korelasi antara materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari pada le7el sebelumnya. Pada kurikulum P2I untuk tingkat 19-2 tahun ()): ruang lingkup materinya berfokus pada aspek+ 2l,uran?hadis, keimanan, syariGah, akhlak, tarikh. 1edangkan kompetensi dasar umum yang harus dicapai. Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bah!a materi Pendidikan 2gama Islam pada tingkat 19-2 telah membahas secara rinci pokok-pokok ajaran Islam dengan tiga domain utama, yaitu akidah, syariat, dan akhlak. "leh karena itu, seyogyanya materi-materi tersebut tidak lagi berulang pada tingkat Perguruan -inggi. Dengan demikian, kebutuhan peserta didik pada tingkat Perguruan -inggi bukan lagi mengarah kepada persoalan-persoalan yang telah mereka pelajari di bangku 19-2, tetapi perluasan !a!asan keislaman terutama yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer, baik yang berkembang di dalam negeri maupun dalam dunia international. /anfaat lain adalah+ a. 2gar /ahasisi!a tidak menjadi sasaran empuk bagi propaganda kelompok radikal Islam, yang pada akhirnya melahirkan kelompok-kelompok radikal Islam di Perguruan -inggi. Perlu dicatat bah!a kelompok semacam ini, seperti dikatakan oleh 2buddin %ata 3())6+11:-11<4, lebih banyak berkembang di lembaga Perguruan -inggi &mum. b. Pemahaman keagamaan mahasis!a dihubungkan kehidupan riil serta kondisi sosio kultural masyarakat, sehingga hal ini mencegah potensi lahirnya pandangan sekuler. &ntuk menghindari implikasi negatif di atas, materi P2I pada Perguruan -inggi &mum harus dihadirkan dengan !a!asan yang luas dan kontekstual. Pada le7el inilah sebenarnya Islam dihadirkan dengan dimensi yang dinamis, moderat, dan peka terhadap pluralitas serta menonjolkan karakteristiknya sebagai matan li al 6alam7n ,rah ika hal ini masih dianggap #tabu$ dibicarakan pada le7el

1A

Perguruan -inggi, lalu pada le7el mana hal itu dianggap layak. ika demikian cara berpikir kita, pada dasarnya kita sudah tersekulerkan secara tidak sadar. /ata kuliah P2I di Perguruan -inggi semestinya mampu membentuk !a!asan keislaman yang pada akhirnya melahirkan pandangan dunia yang islami. Inilah yang dibutuhkan anak didik dari proses pembelajaran mata kuliah P2I. 2tas dasar pemikiran tersebut, materi kurikulum P2I di Perguruan -inggi &mum tahun ())(, sudah cukup rele7an dengan kebutuhan peserta didik, terutama bila dibandingkan dengan kurikulum P2I tahun ())) sebelumnya. Dari segi koherensinya dengan kurikulum P2I pada tingkat 19-2, kurikulum P2I pada P-& tahun ())( tersebut sudah koheren dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pada tingkat 19-2 mereka digembleng dengan prinsipprinsip dasar ajaran Islam, yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak. 1edangkan pada tingkat Perguruan -inggi mereka dibekali dengan perluasan !a!asan keislaman dalam merespon persoalan-persoalan kontemporer, seperti+ hak asasi manusia 3>2/4, demokrasi, pluralisme, masyarakat madani, sistem politik, manajemen 8akat dan !akaf, toleransi antar umat beragama, dan sebagainya.

15

BAB III PENU*UP

Konsep pendidikan Islam di masa orde lama yang diterapkan di Indonesia, dipengaruhi oleh berbagai politik Kebijakan-kebijakan pemerintah, mulai dari pemerintahan kolonial Belanda dan epang, a!al dan pasca kemerdekaan, hingga masuknya "rde Baru terkesan menganak tirikan pendidikan Islam karena sebuah alasan #Indonesia bukan negara Islam$. %amun berkat semangat juang yang tinggi dari tokoh-tokoh pendidikan Islam, akhirnya berbagai kebijakan yang merugikan pendidikan dapat diredam untuk sebuah tujuan ideal yang tertera di dalam && 'epublik Indonesia %o. () tahun ())* Dengan diberlakukannya &ndang-&ndang %omor () tahun ())* tentang 1istem Pendidikan %asional, oleh banyak kalangan dianggap sebagai titik a!al kebangkitan pendidikan nasional, termasuk pendidikan Islam di dalamnya, karena secara eksplisit && tersebut menyebut peran dan kedudukan pendidikan agama 3Islam4, baik sebagai proses maupun sebagai lembaga. Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter 3khas4 Islami. 1istem pendidikan yang ada harus memadukan seluruh unsur pembentuk sistem pendidikan yang unggul, hal yang harus menjadi perhatian, yaitu+ sinergi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga, serta kurikulum yang terstruktur dan terprogram mulai dari tingkat -K hingga Perguruan -inggi dan berorientasi pada pembentukan tsa,Ifah Islam. 1istem pendidikan Islam juga sekaligus merupakan sub sistem yang tak terlepas dari pengaruh sub sistem yang lain dalam penyelenggaraannya. 1istem ekonomi, politik, sosialbudaya, dan idoelogi akan sangat menentukan keberhasilan penyelenggaran sistem pendidikan yang berbasiskan a,idah dan syariGah islam. Dengan demikian maka pengaruh berbagai sistem lainnya terhadap keberhasilan penyelenggaran sistem pendidikan islam memiliki keterkaitan yang erat. "leh karenanya perjuangan terhadap terlaksananya sistem pendidikan yang berbasis syariGah juga tidak terlepas dari perjuangan terhadap !ajibnya menegakan kembali institusi Daulah Khilafah Islamiyah sebagai institusi yang akan menjamin penerapan hukum-hukum islam dalam semua aspek secara kaffah. /eski disadari betapa pentingnya posisi pendidikan Islam dalam konteks pendidikan nasional. %amun, harus pula diakui hingga saat ini posisi pendidikan Islam belum beranjak dari sekadar sebuah subsistem dari sistem besar pendidikan nasional. ()

DAFTAR PUSTAKA

/adjid, %urkholis, et all+ 1555, #inamika Pemikiran Islam #i Perguruan Tinggi 1*a!ana Tentang Pendidikan Agama Islam2, Facana Ilmu+ akarta >anafi+ ())1, Pendidikan Agama Islam 15ntuk Perguruan Tinggi2 , Phylosopy Press+ .ogyakarta %ata, 2buddin, ())6. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, cet. Ke-1. akartaJ &I% akarta Press %i8ar, 1yamsul, ())5. )ejarah Pendidikan Islam, cet. Ke-*. akarta+ Kencana Prenada /edia =roup %ata, 2buddin, ())1. Paradigma Pendidikan Islam+ Kapita )elekta Pendidikan Islam, akarta+ =ramedia Fidiasarana Buhairini dkk, 155(. )ejarah Pendidikan Islam, 3 akarta+ Bumi 2ksara dengan Direktorat enderal Pembinaan Kelembagaan 2gama Islam Departemen 2gama >anafi, 155). Pengantar 8ilsafat Islam, ;et. IC, Bulan Bintang, akarta. 28ra. 28yumardi. ())(. Pendidikan Islam9 Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium -aru akarta+ 9ogos Facana Ilmu http+??!!!.gp-anshor.org, di akses 1) "ktober ()11 2rifin, 2n!ar. ())*. Memahami Paradigma -aru Pendidikan :asional dalam 5ndang&undang )isdiknas ;et. ke-*. akarta+ Ditjen Kelembagaan 2gama Islam Depag. Baidha!y, Bakiyuddin. ())@. Pendidikan Agama -erwawasan Multikultural akarta+ 0rlangga Direktorat Perguruan -inggi 2gama Islam Departemen 2gama 'I, ()):. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi 5mum akarta+ Direktorat Perguruan -inggi 2gama Islam Departemen 2gama 'I. =BPP, ;aris&garis -esar Program Pengajaran Pendidikan Agama Islam dalam http+,,bima.ipb.ac.id?. diakses 11 "ktober ()11 Keputusan Dikti %omor+ (6*?DIK-I?K0P?())) tentang penyempurnaan kurikulum inti Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi di Indonesia Depdiknas, ())) Keputusan Direktur enderal Pendidikan -inggi Departemen Pendidikan %asional 'I, %omor+ *A?DIK-I?K0P?())( (ambu&rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. /ubarak, Baki. ())A. ;eneologi Islam (adikal di Indonesia, ;erakan, Pemikiran dan Prospek #emokrasi akarta+ 9P*01. Prof. Dr. K>. 1aid 2diel 1iradj, 1555. Islam kebangsaan. akarta+ Pustaka ;iganjur Dr. /uhaimin, ())*. *a!ana Perkembangan Pendidikan Islam. .ogyakarta+ Pustaka Pelajar

(1

Você também pode gostar