Você está na página 1de 110
ALISIS PENGELOLAAN KAWASAN WISATA PANTAI ANCOL, JAKARTA UTARA CATUR WIDIASARI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 © Hak cipta milik IPB (Institut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 1.Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendiciikan, penelitian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, Be cm ae err rae orld fang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tul dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. Daftar Pustaka tidak diterbitkan dari ber dan informasi yang ain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam & g = ce o PERNYATAAN MENGENA! SKRIPS! DAN SUMBER INFORMASI Februar 2007 WIDIASARI 8 Jak cipta ilk IPB jstitut Pertanian Bogor) Bogor Agricultural University Hatt Cipta Difindurgi Gridang-Undatig 1. Dilarang, mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendiciikan, penelitian, penulisan arya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, b. Pengutipan tidak merugikzan kepentingan yang wojar IPB. fang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya \LISIS PENGELOLAAN KAWASAN WISATA PANTAI ANCOL, JAKARTA RA lah benar hasil karya sendiri dan belum pemah diajukan dalam bentuk gan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : oun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sum! .sa| atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “ypjosoW! mons UBNo{UR ND}D YUE] LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DAUDy UDsyNUEd sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} ABSTRAK WIDIASARI. Analisis Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol, Utara. Di bawah bimbingan FREDINAN YULIANDA dan AGUSTINUS OsIR Taman Impian Jaya Ancol, yang sejak tahun 2006 disebut Ancol Jakarta merupakan kawasan wisata terbesar dan terlengkap di Indonesia. in wisata ini terletak di Ibukota Negara Indonesia tepatnya di pesisir Utara. Potensi rekreasi yang dimiliki sangat bervariasi, diantaranya ntai Ancol. Oleh karena itu Anco! menjadi salah satu attematif tujuan yang cukup diminati terutama oleh masyarakat Jakarta. © Pembangunan dan perkembangan wisata ini penuh dengan dinamika Spenghubungkan antara aktivitas wisata dengan lingkungannya terutama 4 pesisir. Aktivitas wisata yang memberikan pemasukan, membuka Zan pekerjaan, dan menghasilkan limbah ini harus berjalan selaras tanpa eS ingan atau berat sebelah. Oleh sebab itu pertu diadakan pengkajian. Tujuan dari penefitian ini adalah mengkaji bentuk pengelolaan wisata 4: Ancol, yang diharapkan dapat menghasilkan konsep strategi altematif dolaan | kawasan wisata Pantai Ancol berdasarkan pembangunan -Bnjutan, = Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan ier. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada masyarakat sekitar, Snjung, pengelola dan instansi terkait serta observasi lapang. Data ei er diperoleh dari hasil observasi sebelumnya yang dilakukan oleh tim PL Taman Impian Jaya Ancol. Analisa data dilakukan dengan a unakan analisa daya dukung kawasan wisata Pantai Ancol, analisia 8k deskriptif, dan analisa SWOT. Dari data dan analisa yang dilakukan diperoleh informasi bahwa potensi i yang ada di Pantai Ancol sangatlah beragam dan diminati. Namun ekosistemnya telah berada pada kondisi jenuh kemungkinan disebabkan adimentasi dari partiketpartikel yang terbawa gelombang air laut dan tercemamya muara Sungai Ancol. Altematif strategi utama yang dapat an dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk abangan kawasan wisata secara berkelanjutan adalah dengan sfbaiki dan menekankan kembali aturan yang telah ada terkait dengan asi kawasan dan pengolahan limbah sehingga memiliki toleransi terhadap gan, merekrut tenaga kerja ahli yang memiliki dasar ‘ekologi’ sebagai aras terhadap kegiatan wisata yang bertumpu pada profit, dan pengolahan 12h cair ditangani hingga penanganan tersier sehingga kualitas air buangan O° sama seperti semula dan tidak mencemari lingkungan. Ayssaaiup jeanynouby 4! z ie ¢ & 3 3 7 = ag = = 5 2 53 é 3 g £ £ 3/5 § ‘ 8 5 g 3 = © o ea x © & . RZ 2 Zz &§8 . a 3 . g a q & z g 3 s ef § as o c s i sf as me g 5 2 £e 3 sg = sa g o = 3 gé 32 o c 2 aD e Beg a é Be a8 a S885 § sé Sa: B e325 g 2 cee a 5 | 8 eSizés g 5 8 ESR 8 8 oe i . Soos : ‘a r\ 5 > ae 3 8 § 313 , 3 3 23 Ez =e 7 8 832 ge % aaa é Sa 3 = 338 BE oe 2 3 & 5 8 © Hak cipta milik PB (Institut Perteo%an Egor) Bogor Agricultural Ustiversity Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang 1.Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendiciikan, penelitian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, b. Pengutipan tidak merugikzan kepentingan yang wojar IPB. fang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 3 3 z a 2 3 ii a & a 5 5 2 ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| 3dID AEH IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L SuppurP6uepun \6unpul sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} KATA PENGANTAR 1ji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan lindungan-Nya penulis selama melakukan penelitian dan dalam menyelesaikan in skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Jakarta Utara”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk roleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan limu Kelautan IPB. lama melakukan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, telah & pihak yang memberikan bantuan kepada penulis, sehingga dengan 2 kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 3pak Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc dan Ir. Agustinus M. Samosir, M.Phil ku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan nasehat “ma penulis melakukan penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini Zak |r. Gatot Yulianto, M.Si selaku dosen penguiji yang telah bersedia @uangkan waktunya untuk menguji pada ujian akhir. & Dr. Ir. Etty Riani, MS selaku dosen pembimbing akademik yang turut @nberikan motivasi dan arahan selama penulis berkuliah. ak Or. Ir. Mukhlis Kamal, M.Sc selaku Ketua Departemen MSP dan para TU MSP yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian inistrasi. Godt dew ak Imam Tajudin selaku Manajer Bagian Pemelinaraan TWA dan para Bagian Pemeliharaan Taman dan Pantai (Tampan) yang telah banyak nbantu setama penulis melakukan survei dan mengambil data. lung Cordova dan Balai Samudra yang telah turut membantu penulis m pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan. Bapak, Mbak Wulan, Mbak Ambar, Mas Bowie atas doa, dukungan dan {dévasi yang diberikan kepada penulis. “@TRIX 38, MSP 38, WBA crews, YPI, CNN Crews, adik-adik ‘my boo’ dan Quua teman seperjuangan di BEM-C yang telah menorehkan banyak Fangan yang tidak dapat terlupakan. “Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang g Bogor, Februari 2007 Catur Widiasari ASIOAIUA [eINYBO! pAuDy Ynunjas Noy uDIBOGes YosuDquedwieW UDP UDYLUNWUNBUaLL BUDS “€d] wiz! dun} undodp ynquaq WuDjOp jul yh OfuDx Yrunjes Noy UD|Gogas danBuauu BuDD|Iq "L Buppun-BuDpUN IUDPUIUG PAID HOH, ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosow! mons uBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘uDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DfUDy UDs|NUEd “UDAYJauad ‘UDXIpIpUad UDBURUdeY yNzUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} DAFTAR ISI TAR ISI ... TAR TABEL TAR GAMBAR “TAR LAMPIRAN . PENDAHULUAN tar Belakang . ’erumusan Masalah © #Tujuan Penelitian . 0 Manfaat Penelitian bONo = TIRJAUAN PUSTAKA 4 Definisi Pariwisata dan Batasan Pesisir = 1. Definisi Pariwisata ... 32. Definisi dan Batasan Pesisir .. 2=Xajian Ekologi-Sosial ... CaKonsep Wisata berdasarkan Pembangunan Berkelanjutan a} 1. Pengertian . 2. Pengelolaan Kawasan Wisata Secara Berkelanjutan vérove PENELITIAN AS Tempat dan Waktu Penelitian . 8 \lat dan Bahan . C2 Jenis Data dan Informasi Data yang Dibutuhkan ... DS Teknik Pengambilan dan Pengumpuian Data 1. Data Primer .. 2. Data Sekunder - E. Analisis Data 1. Analisis Daya Dukung ... 2. Analisis Strategi Pengelolaan (Analisa SWOT) .. DESKRIPSI UMUM KAWASAN WISATA ANCOL A. Letak Geografs, Luas dan Batas Ekologis B. tim eomorfologi [Sistem Hidrologi dan Limbah (Q1. Sistem Saluran dan Drainase . © 2. Erosi dan Sedimentasi 23. Air Tanah . ‘eadaan Sosia! dan Ekonomi Masyarakat Sekitar 21. Demografi 62. Perekonomian FPendidikan Tenaga Kerja .. 2 Transportasi dan Komunikasi ........ = HO\SIL PEMBAHASAN tensi dan Kondisi Kawasan 4. Potensi Sumberdaya Alam 8 AysJOAuL pAuDy Ynunjas Noy uDIBOGes YosuDquedwieW UDP UDYLUNWUNBUaLL BUDS “€d] wiz! dun} undodp ynquaq WuDjOp jul ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D 7 g g = g g a 2 2 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, aun g3dio eH Os 2. Fasilitas, Sarana dan Prasarana a. Fasilitas Pariwisata b. Sarana dan Prasarana 3. Daya Dukung Kawasan 4. Kelembagaan .... 3. Kajian Ekologi-Sosial +. Masyarakat Terdekat a. Karakteristik Masyarakat ....... b. Keterlibatan Masyarakat terhadap Aktivitas Wisata c. Persepsi Masyarakat terhadap Aktivitas Wisata .... Pengunjung a. Karakteristik Pengunjung ... b. Keterlibatan Pengunjung terhadap Aktivitas Wisata c. Persepsi ae Cue oo dan Sarana Prasarana . Pengetota a. Karakteristik Pengelola . b. Persepsi Pengelota terhadap Wilayah Kelolanya .. > Evaluasi Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol untuk engembangan Kawasan Wisata secara Berkelanjutan dengan Fendekatan Analisis SWOT =i. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Intemal .. . Identifikasi Faktor-faktor Strategis Ekstemal a &. Penentuan Bobot dan Peringkat (rating) Setiap Faktor .. ©). Matrix SWOT .. : <@SIMPULAN DAN SARAN « Xesimpulan .... : secs 78 3. Saran .. seveenee os “TAR PUSTAKA APIRAN Ayssaalun jeinynouby 1060g 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “ypjosOW mons UBNe{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DfUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L Supus-Buppun !uNpU sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} DAFTAR TABEL Halaman “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} iktivitas manusia dan pembangunan di daratan. Kemudian sebab (4) 80% masyarakat pesisir masih miskin (Pudjiwaskito, 2005), smun dalam pengembangannya terdapat beberapa hal yang dianggap mengikuti alur Konsep Pengelolaan Sumberdaya Pesisir yang berprinsip smbangunan Berkelanjutan; seperti pengelolaan pantai untuk kawasan 9 yang masih banyak ditemukan sampah, air kali Ancol yang telah ercemar dan menimbulkan aroma kurang sedap, perembesan air laut ke (@) yang berakibat sumber air bersin berasa asin, pencemaran terhadap gzlan sungai, perubahan tekstur dan kedalaman pantai, dan berbagai hal Sehubungan dengan sifat alamiah (the nature) dari wilayah pesisir dan untuk membangun sumber daya wilayah ini secara optimal bagi Znuran rakyat yang sebesar-besamya haruslah ditempuh dengan Siatan pengetotaan secara berkelanjutan. Salah satu kendala di dalam S@pkan pendekatan ini karena sangat kurangnya sumber daya manusia Femahami dan menguasai pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara ‘pnjutan. fur By); umusan Masalah (ag§og Gere, ambar 1 menjelaskan bahwa kawasan wisata Pantai Ancol memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dimana kedua potensi tt saling bersinergis. Potensi sumberdaya alam berupa potensi sebagai n berenang, resort, dan terdapat fasilitas, sarana dan prasarana yang ang potensi wisata. Potensi sumberdaya manusia berupa pengunjung, akat, dan pengelola. Kedua potensi sumberdaya tersebut mengakibatkan aktivitas ekonomi dan bertemu dalam suatu kegiatan wisata Pantai Ancol ipgi datamnya juga bertaku kebjakan pengelola. Dalam suatu aktivitas (Omi ada sebab dan akibat, maka dari itu peru dikaji permasalahan dan Gk yang berkaitan dengan kegiatan ekologi dan sosial sehingga dapat sang rencana strategis pengetolaan. (Giga hal yang pert diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya alam, Gpenataan ruang, pengelolaan sumberdaya hayati (konservasi), dan jandalian pencemaran. Kawasan wisata Ancol telah mengalami penataan 5 kawasan secara signifikan dan berpengaruh pada pengelolaan Serdaya hayati dan pencemaran. Dalam pengelolaannya menjadi daerah kawasan wisata Ancol telah sesuai kebijakan pemerintah setempat. AUSIBAIa A) 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § 3 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| g g 3 § g a zg is 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} z & Q 3 5 Suppug-buppun i6unpul un tetap dipertukan adanya keterlibatan seluruh komponen yang terkait baik pihak pengelola (manajemen dan pembuat kebijakan), pengunjung, dan juga yarakat. Semua komponen diharapkan mampu bekerjasama secara sinergis berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Soa Kawasan Wisata Pantai Ancol Fee olensi SDA Potensi SDM awasan berenai a ae Kebijakan Pengetola » Masyarakat (ppilitas, sarana dan - Pengelola rosarana rekreasi a Kegiatan Wisata 3 z Kesesuaian sda & fingkungan = 5 a Pérmasalahan Dampak ‘Strategi Altematif Pengetolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol secara Berkelanjutan Gambar 1. Kerangka Pendekatan Studi (ao6og uejueyed Dasar identifikasi permasalahan dilihat dari sisi ekologis, sosial dan nomi. Oleh sebab itu, pendekatan masalah dapat difokuskan pada ‘ifikasi kualitas air pantai dan sumberdaya yang ada baik sumberdaya alam pun sumberdaya manusia sehingga membentuk suatu sistem ekologi-sosial 3 didukung pula dengan aktivitas ekonomi, dan memunculkan strategi o{@lif pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol berdasarkan pembangunan njutan. = guan Penelitian Gujuan Penelitian Pengelolaan Kawasan Wisata Ancol, Jakarta ini adalah : Vieegidentifikasi kondisi dan permasalahan lingkungan pariwisata Pantai fmol berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada. Vengevaluasi pengelotaan kawasan wisata Pantai Ancol. Aysuaaiup 3 3 z a 2 3 ii a a 3 Q z Fy g 2 2 2 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} BuppuR-5YPPUR IByNPUIIC PIdID. HOH, ll. TINSJAUAN PUSTAKA nisi Pariwisata dan Batasan Pesisir inisi Pariwisata enurut Soemarwoto (2004), pariwisata adalah industri yang 4ungan hidupnya sangat ditentukan oleh baik buruknya lingkungan. ta peka terhadap kerusakan lingkungan, misatnya pencemaran oleh limbah @ik yang berbau kotor, penebangan kayu, gulma air, gedung yang letak Fsitektumya tidak sesuai serta sikap penduduk yang tidak ramah. Tanpa 2 gan yang baik, kegiatan pariwisata tidak akan berkembang. Karena itu di gq pengembangan pariwisata, asas pengelolaan lingkungan untuk Zarikan kemampuan lingkungan untuk mendukung pembangunan yang jitkan bukaniah merupakan hal yang abstrak, melainkan benar-benar @ dan sering mempunyai efek jangka pendek. Beberapa hal yang pertu a yang menusak lingkungan), (e) pencemaran, (f) dampak sosial ekonomi 3p. (g) zonasi. Secara umum pariwisata dapat diarikan sebagai suatu perjalanan yang “kan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat gan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, xan untuk menikmati perjalanan (Islami, 2003). Pariwisata pesisir menurut Rais, Ginting, dan Sitepu (1996) dalam Hismayasari (2003) didefinisikan 1i Kegiatan rekreasi yang dilakukan di sekitar pantai seperti : berenang, ncar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkling, beachombing/reef y, berjalan-jalan atau bertari di sepanjang pantai, menikmati keindahan @ana pesisir dan bermeditasi. Pariwisata pesisir menurut Dahuri (1993) in {f8 (2003) sering diasosiasikan dengan tiga “S* (Sun, Sea, and Sand), artinya <‘pariwisata yang menonjolkan keindahan dan kenyamanan alami dari «®)nasi cahaya matahari, laut, dan pantai berpasir bersih. Cini pariwisata yang berwawasan lingkungan, sesuai ciri pembangunan 2 AYUSIOAILE 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} litas dan kuantitas sumberdaya alam tetap terjaga. ibahan lingkungan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. ariwisata secara ekonomi berkelanjutan diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan teraan masyarakat setempat. inisi dan Batasan Pesisir ienurut Soegiarto (1976) dalam Dahuri ef al. (2004), definisi wilayah @yang digunakan di Indonesia adalah daerah pertemuan antara darat dan & arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, balk Kering maupun dem air, yang masin dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin an perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup = laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di SSeperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disesabkan oleh =n manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Sedangkan menurut Dahuri ef al. (2004), definisi wilayah pesisir di atas @erikan suatu pengertian bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem ELS, inamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling terkena dampak kegiatan manusia. Umumnya kegiatan pembangunan, langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap em pesisir. lismayasari (2003) mendefinisikan wilayah pesisir sebagai suatu wilayah memiliki potensi sumberdaya alam yang terkaya dibanding dengan em lainnya, wilayah pesisir mendukung berbagai ekosistem yang saling dan terjalin dalam satu sistem ekologis yang kompleks. Selain itu wilayah 5) juga didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan ‘Qa memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan. “Witayah pesisir adalah wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut ¢©wilayah pesisir di darat ialah daerah yang tergenang air maupun yang tidak ang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti pasang ‘Eangin laut, dan intrusi garam. Batas wilayah pesisir di laut adalah daerah- S) yang dipengaruhi proses-proses alami seperti sedimentasi dan ‘Talimya (influx) air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi (sofoggve! Aussaaiun 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Suppun.6uppup ySunpull z 3 2 g 5 Giatan-kegiatan manusia di daratan seperti penggundutan hutan dan varan (Hismayasari, 2003). ftayah pesisir memiliki beberapa karakteristik (DKP, 2003), yaitu: .yah pertemuan antara berbagai aspek kehidupan yang ada di darat, laut udara, sehingga bentuk wilayah pesisir merupakan hasil keseimbangan mis dari proses pelapukan (weathering) dan pembangunan ketiga aspek ‘as; ‘ungsi sebagai habitat dari berbagai jenis ikan, mamalia laut, dan unggas shuk tempat pembesaran, pemijahan, dan mencari makan; Aayahnya sempit, tetapi memilki tingkat kesuburan yang tinggi dan sumber # organik penting dalam rantai makanan dan kehidupan darat dan laut, Z:niliki gradian perubahan sifat ekologi yang tajam dan pada kawasan yang 3 ipit akan dijumpai kondisi ekologi yang bertainan; rnpat bertemunya berbagai kepentingan pembangunan baik pembangunan a ‘oral maupun regional serta mempunyai dimensi intemasional. ‘Xelima karakteristk tersebut bermuara pada tiga keunikan wilayah pesisir, 5 (1) Ekosistem pesisir yang sangat kompleks, dinamis dan mudah Biami kerusakan/rentan apabila dimanfaatkan manusia; (2) Sumber daya # yang kaya tersebut dimanfaatkan berbagai pihak untuk berbagai .Siingan (multiple use) sehingga berpotensi menimbulkan konflik; (3) Di n pesisir masih terdapat pemahaman rezim pengelolaan akses terbuka acoess) sehingga yang kuat sering lebin menguasai sumber daya dan itasi akses masyarakat pesisir dalam memanfaatkannya, sementara rezim olaan tradisional (common property), pemilikan pribadi/swasta (quasi- property) serta penguasaan pemerintah (state property) masih berlaku satasan wilayah pesisir dalam kesepakatan umum di dunia ditinjau dari Thantai (coasttine), yaitu memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu: <©yang sejajar garis pantai (longshore) dan batas yang tegak turus terhadap Spantai (cross-shore). Akan tetapi, penetapan batas-batas suatu wilayah 2% yang tegak lurus terhadap garis pantai, sejauh ini belum ada Gakatan. Dengan perkataan tain, batas wilayah pesisir berbeda dari satu ke negara yang lain. Hal ini dapat dimengerti karena setiap negara karakteristik lingkungan, sumber daya dan sistem pemerintahan firi (Dahuri et al., 2004). a a. AUSIOAIUA) FEsBUBIOF 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Gupup-Buopun !6unPUi # a & 8 . a an Ekologi-Sosial cologi berarti ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara « hidup dan lingkungannya. Istilah ini pertama kali ditemukan oleh Reiter hun 1965 (Siahaan, 2004). Sedangkan kata sosial memiliki arti berkaitan masyarakat. Maka sistem ekologi-sosial dapat didefinisikan sebagai 1 timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya yang saling ingan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Guatu kawasan pembangunan, secara ekonomis dianggap berkelanjutan Eonomically sustainable areafecosystem) jka kawasan tersebut mampu :Sasilkan barang dan jasa (good and services) secara betkesinambungan Sunting basis), memelihara pemerintahan dafi hutang luar negeri pada Zan yang terkendali (a manageable level, dan menghindari Bseimbangan yang ekstrim antar sektor (extreme sectoral imbalances) Giapat mengakibatkan kehancuran produksi sektor primer, sekunder atau 2 Suatu kawasan pembangunan dikatakan secara ekologis berkelanjutan ologically sustainable area/ecosystem), manakala basis (ketersediaan mber daya alamnya dapat dipelihara secara stabil, tidak terjadi tasi berlebihan terhadap sumber daya dapat diperbaharui (renewable ses), tidak terjadi pembuangan limbah metampaui kapasitas asimilasi gan yang dapat mengakibatkan kondisi tercemar, serta pemantaatan - daya tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources) yang dibarengi ) upaya dengan upaya pengembangan bahan substitusinya secara \ai. Dalam konteks ini termasuk pula pemeliharaan keanekaragaman (biodiversity), stabilitas siklus hidrologi, siklus biogeo-kimia, dan kondisi ‘Sementara itu, suatu kawasan pembangunan dianggap secara sosial injutan (a socialy sustainable area/ecosystem), apabila kebutuhan dasar on, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan) seluruh {f@duknya terpenuhi; terjadi distibusi pendapatan dan kesempatan berusaha 4 adil; ada kesetaraan gender (gender equity); terdapat akuntabilitas dan ‘Qioasi politik (Dahun, 2003). Alvilayah pesisir merupakan sebuah identitas ekosistem yang khas dan {iki karakteristik yang spesifik. Dengan keanekaragaman sumberdaya Siva yang sangat tinggi, tekanan sistem sosial ekonomi untuk memanfaatkan Scrdaya alam tersebut tidak dapat dihindan, termasuk dalam konteks ini Shtaatan sumberdaya pesisir sebagai kawasan pariwisata. Dengan (uoGogaiejuen a sip @ ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Sugpup SuppUNJouRpUI ee 2 e Q 3 3 a multi uses, pengelolaan menjadi faktor kunci yang harus diupayakan lestarian ekosistem dan pemanfaatan sumberdaya alam wilayah pesisir verkelanjutan (sustainable resources uses) dapat tercapai. Dalam >a kasus membuktikan bahwa kelestarian ekosistem masih dianggap penting’ dalam visi pembangunan sosial ekonomi, termasuk dalam kasus ygunan dalam bidang pariwisata selama ini. Pendekatan pembangunan ata masih terlalu antroposentris dan kurang meletakkan pentingnya em sebagai media bagi aktivitas antroposentris tersebut Sehingga an visi ekonomi aditif yang mampu memberikan keseimbangan baru ® pembangunan yang bersifat antroposentris dan ekosentris. Pendekatan Bapat digunakan adalah pendekatan sistem sosial ekologi (sosio ecological 2) dimana unit analisa bagi dinamika pembangunan adalah unit sosial 5! (sosio ecological unit). Dalam konteks wilayah pesisir, unit ini sangat 5 = mengingat dinamika wilayah ini pada dasamya adalah interaksi bersama- 2ico-exisf) antara dinamika sosial ekonomi dan ekosistem. Pengelolaan derbasis pada pendekatan ini salah satunya adalah pengelolaan berbasis Bekosistem (sosio ecosystem based) (Adrianto, 2006 dalam A’yuni, 2006). Svyuni mengutip dari Maffe, dkk (2002) dalam Adrianto (2006), Poutkan bahwa pendekatan kontemporer pengelotaan berbasis sosial Stem pada dasamya adalah mengintegrasikan antara pemahaman ekologi jical_ understanding) dan nilainilai sosial ekonomi (sosio ekonomics Dalam konteks ini tujuan dari pengelolaan berbasis ekosistem adalah ihara dan menjaga kelestarian serta integritas ekosistem, sehingga pada ang sama mampu menjamin keberlanjutan suplai sumberdaya untuk ingan sosial ekonomi manusia. salah satu hal yang dapat dipertahankan untuk pendekatan kepada {Angunan berkelanjutan di Pantai Ancol yaitu dengan menjaga kualitas aiien laut kawasan wisata. Menurut keputusan Menteri Lingkungan Hidup S/MENLH/2004 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air adalah ek atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen tain Glam air dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air oleh kegiatan manusia ‘oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu nenyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai @n peruntukkannya. eiAj| Ayssaaiun 3 3 z a 2 3 ii a a 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D Q a 3 a & S 3 3 g z & = 8 3 z z z 3 2 2 g 3 3 é & & é & Zz 3 a 10 ardiaz (1892) menyatakan bahwa baku mutu air adalah batas kadar yang jehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air t dapat digunakan sesuai kriterianya. Polusi air adalah penyimpangan at air dari keadaan normal, bukan dari kemumiannya. Sedangkan air dak terpotusi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan asing dalam jumiah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat an secara normal untuk kepertuan tertentu, misainya untuk air minum (air ir sumur), berenang/rekreasi (kolam renang, air laut di pantai), mandi (air x: air sumur), kehidupan hewan air (air sungai, danau), pengairan dan 3 a 3 3S \sep Wisata berdasarkan Pembangunan Berkelanjutan ngertian ata berkelanjutan (sustainability) didefinisikan sebagai suatu konsep nilai ,eliputi tanggung jawab generasi saat ini terhadap generasi akan datang III! erly) b g z a ri 3 i s g 5 a g 3 a g i § 5g € tes zg 5 g g Am AgUI) Smbang serta meletakkan dasar-dasar pengembangan bagi generas+ si mendatang. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan pada ya merupakan suatu strategi pembangunan yang memberikan semacam fig batas pada laju pemantaatan ekosistem alamiah serta sumberdaya ang ada di dalamnya (WCED, 1987 dalam Patria, 1999). elanjumya sebagai suatu konsep, pembangunan berkelanjutan kan suatu hal yang sangat sederhana tetapi sangat sulit: untuk mentasikan. Untuk mewujudkan konsep ini dalam realitas kehidupan kan perubahan-perubahan yang imendasar mengenai cara-cara kita kan pembangunan, hidup berkonsumsi dan saling berhubungan satu pylain dalam kehidupan bemegara serta cara-cara saling bekerja sama 2 mewujudkan tujuan bersama serta memanfaatkan sumberdaya yang {i (Patria, 1999). SPembangunan berkelanjutan pada dasamya merupakan suatu strategi SSangunan yang memberikan semacam ambang batas (limit) pada laju {@hfaatan ekosistem alamiah serta sumber daya alam yang ada di dalamnya. hig batas ini tidaklah bersifat mutlak (absolute), melainkan merupakan 5) yang luwes (ffexible) yang bergantung pada kondisi teknologi dan sosial gomni tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta kemampuan biosfer Bimenerima dampak kegiatan manusia. Dengan kata tain, pembangunan Ajlsia. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} W ijutan adalah suatu strategi pemanfaatan ekosistem alamiah sedemikian shingga kapasitas fungsionainya untuk memberikan manfaat bagi an umat manusia tidak rusak. Secara garis besar konsep pembangunan ajutan memiliki empat dimensi: (1) ekologis, (2) sosial ekonomi budaya, ai politik, dan (4) hukum dan kelembagaan (Dahuri et al., 2004) igetolaan Kawasan Wisata Secara Berkelanjutan engelolaan Pesisir Terpadu (PPT) adalah suatu proses pengelolaan saya alam pesisir dan jasa lingkungan yang mengintegrasikan antara en pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, perencanaan horizontal dan 2, ekosistem darat dan laut, sains dan manajemen, sehingga pengelolaan Sidaya tersebut berkelanjutan dan dapat meningkatkan kesejahteraan Zrakat sekitar (DKP, 2002 dalam Zainun, 2002). Pengetolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan dikelola secara terpadu, & menurut Dahuri ef al. (2004) bahwa pengelolaan wilayah pesisir secara adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan tau lebih ekosistem, sumber daya, dan kegiatan pemanfaatan ngunan) secara terpadu (integrated) guna mencapai pembangunan pesisir secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, keterpaduan stion) mengandung tiga dimensi: sektoral, bidang ilmu, dan keterkaitan uddogveseug, 1ansth e emudian Dahuri ef al. (2004) juga menyebutkan, bila ditinjau secara bahwa pembangunan kawasan pesisir dan lautan secara optimal dan njutan adalah penting. Hal ini dilihat dari adanya keterkaitan ekologis baik “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| n9 D4uDy YP sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 12 ykungan hendaknya secara seimbang atau proporsional dimasukkan 1 setiap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sumber daya dan lautan, Pada tataran konsultatif, segenap aspirasi dan kebutuhan nak yang terlibat (stakeholders) atau terkena dampak pembangunan daya pesisir dan lautan hendaknya diperhatikan sejak tahap ‘naan sampai pelaksanaan. Tataran_koordinasi_ mensyaratkan ‘annya kerjasama yang harmonis antar semua pihak yang terkait dengan (@laan sumber daya pesisir dan lautan, baik itu pemerintah, swasta "an masyarakat umum. ‘Gvitayah pesisir pada dasamya tersusun dari berbagai macam ekosistem satu sama lain saling terkait, tidak berdiri sendi. Perubahan atau dan yang menimpa satu ekosistem akan menimpa pula ekosistem lainnya. Sit, wilayah pesisir juga dipengaruhi oleh berbagai macam kegiatan a maupun proses-proses alamiah yang terdapat di lahan atas (upland = maupun laut fepas (oceans). Kondisi empiris semacam ini mensyaratkan 2 Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu (PWPLT) harus Serhatikan segenap keterkaitan ekologis (ecological lingkages) tersebut, Ssapat mempengaruhi suatu wilayah pesisir. Mengingat bahwa suatu folaan (management) terdii dari tiga tahap utama: perencanaan, :entasi, monitoring dan evaluasi; maka jwa/nuansa keterpaduan tersebut terapkan sejak tahap perencanaan sampai evatuasi (Dahuri et af., 2004). ‘engan demikian kebjjakan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir i kawasan pembangunan seperti. pariwisata, dalam _konteks agunan berkelanjutan harus merupakan penggunaan suatu objek wisata iatur sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya membatasi atau yah hathal yang dapat mengganggu kebertanjutan tersebut. Untuk itu an pengembangan yang dikeluarkan terutama yang berlandaskan 4@ran dan perundang-undangan harus mencerminkan tujuan di atas baik sfanjutan ekologi maupun secara sosial (Patria, 1999) Zisi pembangunan witayah pesisir dan lautan Indonesia adalah bahwa, Wh pesisir dan taut beserta segenap sumberdaya dan jasajasa yang 4adung di dalamnya merupakan sumber kehidupan dan sumber ‘Sengunan yang harus dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan, guna okatkan kemakmuran rakyat menuju terwujudnya bangsa indonesia yang ie fa, maju dan mandiri. AUSIOAI 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buapun jeuNpUl ee 2 ® 2. gz S 13 si pembangunan wilayah pesisir dan lautan Indonesia adalah: yanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan secara optimal, dan merata ke snap lembaga pelaku pembangunan sektor kelautan dan perikanan. \ingkatkan kemampuan bangsa dalam pemanfaatan sumberdaya vciptakan iklim yang kondusif bagi partisipasi segenap lapisan yarakat jamin daya dukung dan kualitas lingkungan. jjuan pembangunan wilayah pesisir dan lautan Indonesia adalah: embangunan kawasan pesisir (coastal zone) beserta sumberdaya alam dan é jasa lingkungan, environmental services secara efisien dan #xelanjutan untuk kesejahteraan seluruh stakeholders (rakyat) secara adil Sbangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah smbangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat tanpa ngurangi menghancurkan kemampuan generasi mendatang untuk S:nenuhi kebutunannya. “Development which meets the needs of the ‘esent without compromising the ability of generations to meet their Wn needs” (Dahuri, 2001 dalam Ola, 2001). Dahuri (1996) dalam Patria (1999) menjelaskan bahwa pembangunan njutan adalah sebagai strategi pemantaatan ekosistem alamiah ikian rupa sehingga kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat umat manusia tidak rusak. engelolaan wilayah pesisir dan lautan Indonesia adalah suatu cara slaan yang memiliki daya dukung perlindungan sumberdaya alam, slaan ruang dan kelembagaan. Perfindungan sumberdaya alam adalah kegiatan monitoring, pendidikan, hukum dan keamanan. Monitoring setiap pelaksanaan pembangunan di wilayah pesisir harus diikuti dengan on monitoring dan evaluasi, agar pelaksanaan pembangunan sesuai (Qn ketentuan-ketentuan pengetolaan yang berkelanjutan (Ola, 2001). =Aspek keberlanjutan (sustainability) dari kegiatan ekowisata pesisir dan & PL) tidak terlepas dari aspek sejauh mana daya dukung kawasan secara as dan sosial ekonomi mampu menopang kegiatan tersebut. A’yuni (2006) Gutip dari Savarides (2000) dalam Adrianto (2006), terdapat dua kerangka i ; tentang konsep daya dukung dalam PPL, (1) dilihat dari sejaun mana Sopuan wilayah menerima kunjungan sebelum dampak negatif muncul Geis maupun sosial ekonomi; (2) dilihat dari level dimana turis mengalami sul pub ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a z. ik 2 ee 8 Q 3 g g 2 3 Suppup-6uepunyeunpUll sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} nan akibat keterbatasan kapasitas yang muncul dari dinamika turisme itu yar usaha pariwisata dapat berkelanjutan, beberapa komponen 1ng pariwisata baik langsung maupun tidak langsung harus dijaga, relihara proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan flora dan a sekitamya. nekaragaman genesis flora dan fauna di wilayah pesisir. aya dukung wilayah pesisir. /:simbangan kesempatan berusaha pariwisata dan rekreasi bagi Sigusaha kecil, menengah dan pengusaha besar. Sestarian dan keseimbangan budaya masyarakat lokal dari budaya luar. 2imbangan pemanfaatan dan menghindari konfik pemanfaatan antara agai pemanfaatan seperti pertanian, perikanan, petemakan, dan sambangan. 2m pengembangan rekreasi dan pariwisata yang harmonis, tidak Enutup wilayah menjadi terisolir bagi masyarakat sekitar atau bagi $)gunjung lainnya (Dahuri, 2003 dalam Nurida, 2003). Balam konsep pembangunan berkelanjutan hasil rumusan World Ssion on Environmental and Development (WCED) dalam Kusumastanto adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa angi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan sendiri, Dalam konsep ini pada hakikatnya termuat dua substansi pokok, (1) konsep kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok — untuk ahterakan kaum miskin dan generasi mendatang, dan (2) gagasan keterbatasan yang bersumber pada keadaan teknologi dan organisasi AP yang dikenakan terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi (Gehan masa kini dan masa depan. Kepmen Menteri Kelautan dan Perikanan No. 34 Tahun 2002 Tentang ian Umum Penataan Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, No. 41/2001 So Tahun 2002 Tentang Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, jGsunan RUU-Pengelolaan Wilayah Pesisir Mitigasi lingkungan pesisir, {Einbangan kawasan konservasi, Mafine and Coastal Resources Abement Project, COREMAP II, BCU (beach clean up). Dalam Gentasinya kegiatan-kegiatan tergebut yang dibingkai melalui Program Pre \d a Hog inthsuy ag) »! AjISJOA pAuDy Ynunjas Noy uDIBOGes YosuDquedwieW UDP UDYLUNWUNBUaLL BUDS “€d] wiz! dun} undodp ynquaq WuDjOp jul yh OfuDx Yrunjes Noy UD|Gogas danBuauu BuDD|Iq "L Suppuns6uepun:s5unpUlR] O3gID HOH ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D Y;UE| LDS] NUEd ‘UDLOdo| UOUAsNAuad “yDILUI! B¢UDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDEIpIpUad UDBURUAdex YNzUN PsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 15 | Bahari Indonesia (Sea Partnership Program). Terkait dengan upaya “bul, mitigasi kerusakan lingkungan pesisir merupakan salah satu aspek simbangan yang harus dicapai. Hal ini penting karena kegiatan pemantaatan berdaya dan wilayah pesisir akan hilang atau rusak apabila kita tidak spunyai konsep dan langkah tindak sebagai pencegahan dan antisipasi dinya kerusakan (DKP, 2003). Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 6 Tahun 1999 tentang Tata Ruang Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ketentuan pokok 2 ferkait adalah: alg) : rencana tata ruang harus berasaskan berkelanjutan. 2i57 : kebijakan pengembangan tara ruang antara lain melestarikan fungsi kgserasian lingkungan hidup. aig: arahan kebjakan tata guna laut meliputi konservasi Kawasan lindung, :!@itasi eksosistem yang tercemar dan rusak, mempertahankan kualitas air Ghtuk pelestarian terumbu karang dan mendayagunakan pemanfaatan ogunaan ruang lautan (Go6og uewey: Ayssaalun jeinynouby 1060g ; i i a 3 3 = 3 g i 5 ; 7 Ey = z E 3 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegnga“uaws op UDywNqUDDuaW oduD} Guppup-BuDpUp IBUDPUYIC RAID HOH, I), METODE PENELITIAN pat dan Waktu Penelitian enelitian dilaksanakan di Kawasan Wisata Ancol, Jakarta. Kawasan ini merupakan bagian dari pesisir Teluk Jakarta. Lokasi penelitian dapat gada Gambar 2. Survei lapangan dilaksanakan pada bulan September an Januari 2006. Pengumpulan data primer dan sekunder dilaksanakan <@ulan Maret sampai dengan Mei 2006. ®enelitian terdini dari tiga tahap. Tahap diawali dengan membuat ganaan dan menentukan metode pengumpulan analisa data. Tahap kedua Fengumputan data dan informastinformasi mengenai kawasan berupa studi Gr dan studi lapang. Tahap ketiga yaitu melakukan pengolahan data dan $e g 2 2 e ‘ 3 : B 5 2 Qo 8 S g if § tdan Bahan \lat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian alat untuk wawancara yaitu alat tulis,. dan formulir kuisioner yang ‘kan kepada pihak pengelola, masyarakat sekitar dan pengunjung. Alat ‘ipertukan untuk mengambil data kesesuaian lahan pantai diantaranya n, sechi disk, dan bola pingpong yang diikat benang kasur. 3ahan yang dibutunkan berupa data kualitas air, diperlukan sebagai data ang/sekunder, diperoleh dari dokumen RPL dan RKL tahun 2003 Taman Jaya Ancol. Bahan penunjang tain berupa peta Kawasan Wisata Ancol fperoleh dari Balai Samudra Taman Impian Jaya Ancol, dan beberapa en lain dari pengelola Taman Impian Jaya Ancol seperti jumiah qymiung dan pendapatan, jumiah pengelola Kawasan Pantai Ancol, serta 8 ustaka penunjang yang berkaitan dengan penelitian ini. (ig60ff uduevieg eNSUI) Aylssaaiug jeinynowby 40: Ausseqtun jesmjnouby 1060g = Lokasi Penelitlan dan Pengambilan ‘Sampel ears PROPINS! DKI JAKARTA PETA DAERAH TUJUAN WISATA Sumber : Kimpraswil (2008) Gambar 2, Peta Lokasi Penelitian at 18 Data yang Dibutuhkan 2g 3 ge Data yang dibutuhkan dalam rangka analisis pengelolaan Kawasan Pantai 3e53 ‘ol, yang diarahkan pada pengelolaan wisata pantai meliputi data keadaan e3 ze im dan keadaan ekosistem daerah wisata pantai Ancol, sumber daya 288s ie i 5 £3 & dnanusia yang berkaitan, isu-isu yang berkembang serta kebijakan pengelolaan. gegee a6 EG 2 abel 1. Komposisi, Jenis, Sumber dan Metode Pengambilan Data 2g723 5 33958 JenisData | cunber Metode gga8¢ errors Primer | Sekunder i Ota | pengambilan Data uagit ‘eadaan Umum Ancol 2 agx ¢ =, Tata Ruang [Sexunder | Laporan Studi Pustaka | 623225 ‘b. Fesiitas, Sarana dan z Responden, | Wawancera, Studi 38 LB a Prasarana Primer | Sekunder | 1 aporan Pustakd. gear ©. Transportasi dan i Responden, | Wawancare, Studi 3 4 = Komunikasi mer | Sekunder | Laporan Pustaka an88 EXualitas air Laut £3 28 rISIKA 8 33 EWama Sekunder | Laporan Studi Pustaka 2 23 Esau ‘Sekunder | Laporan ‘Studi Pustaka § $8 E xz Fe Ekekeruhan ‘Sekunder | Laporan ‘Studi Pustaka & 33 Fpracatan Tersuspenst ‘Sekunder | Laporan Studi Pustaka e $3 Esuhu Sekunder | Laporan Studi Pustaka = 7 3 ‘Sampah Primer Visual Visual 2 3g foiIMLA 2 3 % pH ‘Sekunder | Laporan ‘Studi Pustaka g 25 ESalinitas ‘Sekunder | Laporan Studi Pustaka Fe é Oksigen Testarut (DO) Sekunder | Laporan ‘Studi Pustaka 3 8 5 BOD Sekunder | Laporan ‘Studi Pustaka 8 28 Minyak dan lemak Sekunder | Laporan Studi Pustaka eae ‘Sumber Daya Manusia ge 5 Responden, 8 3 a. Masyarakat Primer Lapangan ‘Wawancara: Boe ; fesponden, 5 8 ». Pengunjung Primer Lapangan Wawancara Pox q a ‘Responden, z s. Pengelota | Primes Uapangan | Wawancara a ; ‘Studi Pustaka, : jekan [__[eenrier [tern | = 3 Keadaan Ekologi 3 Responden, | Studi Pustaka, § eer | Primer Sekunder | Lapangan | Wawancara = Responden, ‘Studi Pustaka, 5 , Water Management | Pimer | Sekunder Lapangan __| Wawancara S ©. Kondisi Tanah dan ; ‘Responden, | Studi Pustaka, g Pantai | ome [ setunaer Lapangan ‘| Wawancara = ci =2Xomponen data yang akan diambil berupa keadaan umum Ancol, kualitas ig, SDM, kebijakan, dan keadaan ekologi kawasan. Keadaan umum Ancol eda tata ruang, sarana dan prasarana, serta transportasi dan komunikasi. ‘Druang dijabarkan dalam letak geografis, luas, batas ekologis, iklim, < Ajlsia. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L BuDpyN-BuUDPUR,JEUDPUIEC PASI HOH, sequins ubegnga“uaws Dp uDywNqUDDuaW oduD} 19 fologi, sistem hidrologi dan limbah, data-data yang diambil berupa data er. Data fasilitas, sarana, dan prasarana diambil dalam bentuk data dan sekunder. Transportasi dan komunikasi berupa data primer. Data air laut berasal dari data RKL dan RPL Taman Impian Jaya Ancol. Data daya manusia berupa data dari masyarakat, pengunjung, dan pengelola, -masing data SDM berupa data primer. Data kebijakan berupa data er, diambil dari studi pustaka dan laporan-laporan yang ada. Keadaan yang diambil berupa data primer dan sekunder, berupa pengolahan ‘h, kondisi tanah dan pantai cnik Pengambilan dan Pengumpulan Data -enelitian ini diawali dengan mengevaluasi kondisi perairan Kawasan Ancol. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan konsep pengembangan alam dengan melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya anya. Potensi sumberdaya alam dilihat dari data kualitas air di daerah kawasan wisata Ancol baik primer maupun sekunder sebagai dingan dengan kualitas perairan yang baik untuk pengelolaan kawasan yang berkelanjutan. © Kemudian dilakukan peninjauan dari segi erdaya manusia, berupa observasi dan wawancara kepada pihak Sola, pengunjung dan masyarakat sekitar. >engumpulan data mengenai keadaan umum kawasan wisata Pantai isu-isu yang berkembang dan kebijakan, dilakukan dengan studi literatur intemet, perpustakaan maupun dari pihak terkait seperti Pemda dan @ Beng ingusus) ag LL eBlo ye; ola Ancol. ta Primer Data primer terdiri dari observasi dan wawancara. Pengumpulan data © dilakukan dengan cara observasi, yaitu meninjau langsung kondisi lokasi (Bangan dengan melakukan sampling pada beberapa parameter, seperti gunatan pada kesesuaian kawasan pantai. Bo nden QWawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi lebih @imengenai kawasan penelitian, dengan memberi kuisioner kepada berbagai qpenen yaitu masyarakat, pengunjung, pengelola, dan instansi yang terkait (pega data yang diperoleh dapat mendukung pengamatan di lokasi. Teknik @ digunakan dalam pengambilan data menggunakan Accident Sampling, Ajlsia. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L BUDpUA-BUBPUN IBUNPUIIKG PARK YOH sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 20 sponden yang kebetulan berada di dalam kawasan wisata Ancol. Jumlah yang diambil tidak dibatasi, tergantung dari terpenuhinya jawaban tt Ketiga komponen, masyarakat, pengunjung, dan pihak pengelola in Wisata Pantai Anco! diharapkan mampu memenuhi kriteria kuisioner dekat dan mengetahui secara langsung kondisi Kawasan Wisata Pantai asyarakat G@lasvarakat_ yang menjadi responden berumiah 50 orang, adalah grakat yang tinggal di sekitar Kawasan Wisata Ancol yaitu kecamatan fiangan yang terdini dari kelurahan Pademangan Barat, Pademangan = dan Ancol. Kelurahan Anco! terdapat di dalam kawasan wisata Ancol. Zbaran kuosioner untuk mengetahui : 5 kondisi sosial ekonomi masyarakat & respon dan persepsi masyarakat terhadap kawasan wisata 2 peran dan kontribusi masyarakat dalam kegiatan wisata sPengunjung yang dijadikan responden berjumlah 62 orang, adalah §njung yang berwisata di Kawasan Wisata Pantai Ancol. Penyebaran ger untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi pengunjung respon dan persepsi pengunjung terhadap kawasan wisata engelola >ihak pengelola terdiri dari manajer dan beberapa karyawan yang bekerja rkaitan langsung dengan aktivitas Kawasan Wisata Pantai Ancol, seperti man dan Pantai (Tampan) dan Balai Samudra. Pengelola yang menjadi den berjumlah 15 orang. Penyebaran kuisioner untuk mengetahui : a kondisi sosial ekonomi pengelola (respon dan persepsi pengetola terhadap kawasan yang dikelolanya =. bidang pekerjaan dalam mengelola kawasan <@suaian Wisata Pantai Data kesesuaian wisata pantai diambil dengan melakukan pengamatan Seng dan pengambilan data di lapang (insitu), menggunakan alat-alat ‘Sua dari hasil identifikasi sumberdaya yang berkaitan dengan parameter eSvaian kawasan untuk wisata pantai Aysuaaiup 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp]osOW mons UBNo{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegnga“uaws Dp uDywNqUDDuaW oduD} Buppyn-SugpuRYBURpUN ee z # 2 2 3 24 a Sekunder lata sekunder diambil melalui studi pustaka, yaitu pengumpulan data-data . penelitian-penelitian sebefumnya, peraturan-peraturan dan kebijakan- an yang berlaku, data dan riset dari instansi yang bersangkutan, ian wisata pantai, peta, dan literatur-iteratur penunjang lainnya. Data kumpulkan melatui studi pustaka metiputi kondisi umum kawasan wisata Ancol, data kualitas air laut dari RKL dan RPL Ancol tahun 2003, isu-isu (@erkembang dan kebijakan-kebjakan yang berlaku bagi kawasan wisata ulisis Data yu exio 4eFT 2pata yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Pertama, San Analisis Parameter Lingkungan Pantai, yaitu dengan membandingkan ‘Sekunder kualitas air laut di Kawasan Pantai Ancol dengan standar baku mir laut untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi (mandi, renang, selam) arkan Keputusan Nomor 51/MENLH/2004 (Tabel 2), data ini digunakan i pelengkap. Data kesesuaian lahan pantai diambi! dalam bentuk data kemudian disesuaikan dengan kriteria kesesuaian lahan pariwisata pantai fut Bakosurtanal (1996) dan Dahyar (1999) dalam Miki (2006) (tabel 3). Ssian dilanjutkan dengan analisis SWOT. su Brugues ny alisis Daya Dukung 3aku Mutu Air Laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ang keberadaannya di dalam air laut. Baku mutu ini ditetapkan sebagai pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan yang dapat mencemari dan atau 1k lingkungan laut, dengan kata lain untuk menjaga kelestarian fungsi e325 4 | Kekeruhan NTU 5 Sez 3 B 5 | padatan Tersuspensi Total mg 20 33958 hu °c alami 3 g zaE mpah : nina g285 f ALapisan minyak : sina gS2ae baae i : 785 FS E58 2 5salintas %o alami S85 ksigen Tertarut (DO) moh 25 ages mol 10 Seals Pamoniak bebas (NH°-N) maf nihil § 33 inFosfat (PO*-P) mg 0,015 x Ee ENitrat (NON) mgt 0,008 2 3 3 foSulfida (H?S) mg nihil ¢ 58 pSenyawa Fenol mol nihil 8 EPAH (Poliaromatik Hidrokarbon) mg 0,003 g 22 PCB (Poliktor Bifenil) ugh nihil g z 5 P Surfaktan (detergen) mgf 0,001 g 2k Ehdinyak dan lemak mgf 1 # Ee Pestisida of nihil 8 gé Logam tertarut : 2 gf RRaksa (Hg) mg 0,002 ans Kromium heksavalen (Cr(V)) img 0,002 33 Assen (As) mg 0,0025 Boe Cadmium (Cd) mg 0,002 3 8 Tembaga (Cu) mn 0,050 ~ ‘Timbal (Pb) mon 0,005 et eng Zn) mgt 0,095 5 Nikel (Ni) mgf 0,075 = BIOLOGI 2 Dé Coliform (faecal) MPN/100 mi 200 2 form (total) MPN/100 mi 4000 iS (QRADIO NUKLIDA 3 ‘sComposisi yang tidak diketahui 4 a aber: Salinan Keputusan Menteni Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tanggal 8 == April Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari S qjlabel 3 menjelaskan kriteria kesesuaian lahan pariwisata pantai. Analisis sgeuaian peruntukkan wisata pantai dilakukan dengan menentukan kategori ) Skor sesuai parameter-parameter dalam tabel. Analisis ini diperlukan untuk < Ajlsia. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| Fe 2 Ea 2 = 8 g g 3 § g a zg is 3 Bupun-buppun j6unpull sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 23 hat apakah data parameter kesesuaian kawasan wisata Pantai Ancol masih nenuhi standar untuk wisata pantai. e) 3. Kriteria Kesesuaian Lahan Pariwisata Pantai }or1 dan Skor Yarameter _Bobot Kategori Skor_Kstagod Stor tegen Stor Kategori _Stor Kedalaman ‘5 os 4 «S10 3 310 1 Dasar Parairan (mn) Material 4 past 4 karang 3 pase 2 amp Dasar berpasir bertumpur n 4 0017 407, 3220 ST 1 pus iovey 0:34 051 ‘cerahan 3 10m 4 D3 35 2 2 1 ‘rairan (rm) pePantai = Spat 4 past pas 2 ump 3 path path berkarang arang 3 sodixit sedikit mangrove z berbat terjal terial ® karang Panutupan 3 kelapa, 4 semak, «= 3 betuker, «= 2S utan 1 Gahan Pantai tehan betukar tinggi bakau, = terbuka rendah, pemukiman a savana Hyocean 3S 47a Ste 2 32 1 Fir Tawar “br : Bakosurtanal (1996) ‘aan Dahyar Time alam Laweherilla (2006) eu ®Ada pula analisis yang dianggap penting untuk melengkapi analisis daya we. ‘Analisis daya tampung pantai berpasir terhadap pengunjung dipertukan wf mengetahui jumlah maksimal pengunjung yang dapat diterima pantai pasir. 2el 4. Jumiah maksimum wisatawan untuk masstourism dalam satu waktu kunjungan, berdasarkan kapasitas panjang pantai berpasir > Kelas Pariwisata Panjang/orang Standar 1,5 morang Nyaman 4,5 mioran Mewah 9 mlorang ‘ber ; Modifikasi standar WTO (Huttche ef af., 2002; Wong, 1991) dalam Wardhani sis Strategi Pengelotaan (Analisa SWOT) Qanalisis yang digunakan untuk strategi pengelolaan adalah analisis iP. yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan “Eki perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat céksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas NDAD UD|GOqes daNBuaLA BUDIO|LG *t Buppun-6uppup feuNpUIE DIdID ABH sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Keterangan: Gi = Bobot faktor ke-i yx Xi = Nilai faktor ke-i a atan Matriks SWOT telah selesai menyusun matriks IFE dan EFE, langkah selanjutnya membuat matriks SWOT. Setiap unsur SWOT yang ada dihubungkan emperoleh altematif strategi seperti pada tabel berikut : -{@ Matiks SWOT = ‘Strengths (S) Weaknesses (W) i IFE st. wi. . 82. w2. SE dst dst ortuniities (O) ‘STRATEGI S-O ‘STRATEGI WO = (strategi menggunakan | (strategi meminimatkan es kekuatan untuk kelemahan untuk i memantaatkan peluang) | memanfaatkan peluang) | rats (1) STRATEGI S-T ‘STRATEGI W-T a (Strategi menggunakan | (strategi meminimalkan 2 kekuatan untuk kelemahan untuk = mengatasi ancaman) _|_menghindari ancaman) @ : Umar (2005) atan Tabel Rating Altematif Strategi Penentuan prioritas dari strategi yang dihasikan dilakukan dengan Serhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Jumlah dari skor pembobotan ukan rangking prioritas strategi dalam pengelolaan kawasan pantai Ancol pendekatan pembangunan berkelanjutan. Jumlah skor diperoleh dari ‘ahan semua skor dari setiap faktor-faktor strategis yang terkait 1g akan ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai yang dari semua strategi yang ada. Rangking attematif rencana strategi (DUNSUR swoT JUMLAH SKOR | RANGKING em $1,82,...,Sn 74,72, S1,82,...,.Sn 74,12, AjISssdAlu ; i i a 3 3 = 3 g i 5 ; Q a Fy g 2 2 2 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Suppun-SuppuA IByNPUIIC BAdID HOH, IV. DESKRIPSI UMUM KAWASAN WISATA ANCOL ik Geografis, Luas dan Batas Ekologis ota Jakarta merupakan ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki berbagai potensi sangat luas termasuk pariwisata. Taman Jaya Ancol atau sekarang disebut sebagai Ancol Jakarta Baycity sebagai atu jenis pariwisata di Jakarta, berdiri pada lahan seluas 552 hektar yang ‘Qhya berdiri berbagai macam jenis kegiatan wisata. Kawasan Wisata Ancol Fada pada posisi 6°06’-6°08' Lintang Selatan dan 106°49'-106°S3' Bujur 2 Pantai Ancol sebagai salah satu jenis kegiatan wisata di kawasan ini fri panjang sekitar 2,5 kilometer, dan memiiki rata-rata kedalaman pantai ier hingga jarak 50 meter dari garis pantai. Batas Ekologis dapat disebut pula batas ruang ekosistem, yaitu ruang yang Filing! ruang kegiatan tempat berbagai proses alami dan faktor-faktor figan yang melakukan proses keterkaitan, ketergantungan dan ®ioangan. Ruang ekosistem ini akan mempengaruhi kegiatan tetapi pada 8 yang sama akan terkena dampak oleh kegiatan yang sudah berjalan. an Ancol ini memiliki batas ekologis sebagai berikut : & Sebelah Utara dibatasi oleh garis pantai Ancol ~Sebelah Timur dibatasi oleh Kali Ancol (terusan disisi Barat PLTG Tanjung Priuk) Sebelah Barat dibatasi oleh Kali Bintang Mas Sebelah Selatan dibatasi oleh Kali Ancol J wilayah tropik dikenal dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim SRu. Diantara musim hujan dan kemarau terdapat musim peralihan ‘G@roba). Umumnya musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga April fusim kemarau terjadi pada bulan April hingga Oktober. Tetapi dilihat dari “Brain dominan beberapa wilayah pantai mempunyai tinggi, sebaran dan -o hujan yang berbeda-beda. Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu Sia 28,7°C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,34 mm dengan maksimal {@hujan pada bulan februari (458,40 mm) dan bulan Januari (391,40 mm) Ayssaaiun 3 3 z a 2 3 ii a a 3 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D Q a 3 a & S 3 3 g z & g 3 z Fy z ES 9 3 5 2 2 3 © ¢ z 8 ® §. 2 ? & 28 embaban udara rata-rata 75,9% yang disapu angin dengan kecepatan 3,3 knot sepanjang tahun. urah hujan tertinggi tahun 2006 lebih besar dibanding tahun sebelumnya encapai 1654,40 mm. Kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai pat bermuaranya 9 sungai dan 2 banjir kanal, menyebabkan wilayah ini kan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena air pasang smorfologi Qeomortotogi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentang alam (/and- #, yang meliputi sitat dan karakteristik dari bentuk morfologi, Klasifikasi dan -Zaannya serta proses yang berhubungan tethadap pembentukan morfologi gut (Dahuri, ef al, 2004). Karakteristk bentuk morfologi pantai Anco! Euk tipe perairan yang landai dan dangkal, disebabkan oleh banyak terjadi 2 sedimentasi di sepanjang tepi pantai. Limbah cair yang berasal dari fnkegiatan wisata di Ancol hanya dilakukan pengolahan tahap awal. 5 dan itu dalam pembuangannya melalui saluran pembuangan masih Sowa partikel-partikel sedimen, sehingga memungkinkan terjadinya fentasi yang menyebabkan pendangkalan perairan tepi pantai Ancol. = tu tipe perairan yang landai ini juga disebabkan oleh pantai Ancol berada “gasan Teluk Jakarta, dimana teluk merupakan bagian dari laut yang sifat- .ya masih lebih banyak mendapat pengaruh dari daratan daripada lautan. opografi kota Jakarta khususnya kawasan Ancol di wilayah kecamatan angan mempunyai ketinggian berkisar antara 1-2 meter di atas aan laut. Sedangkan topografi pantai Ancol memiliki panjang 42,5 km, 2miliki rata-rata kedalaman pantai 1-3 meter hingga jarak 10 meter dari antai. Dari segi morfotogi, daerah Utara Jakarta berupa dataran pantai pp endapan alluvial. Terbentang sepanjang jalur pantai, keadaan tanah tidak @& yang terdiri dari endapan pasir dan merupakan depresi kecil. Morfologi ‘2 Selatan berupa alluvial kipas yang dibangun dari endapan gunung api. Jeadaan Geologi, terdiri’ dari dua satuan batuan yaitu batuan alluvial dan {Ro api. Batuan Alluvial terdiri dari alluvial pantai, sungai, lembah, dan pasir Sang. Alluvial pantai terdiri dari lempung yang mengandung bahan-bahan @k endapan pantai. Alluvial sungai terdiri dari lempung dan pasir, dan aieng pasir terdiri dari pasir dan kerikil (andesit-basal). Struktur tanah di jen Jakarta umumnya merupakan kawasan yang stabil, tidak ada gangguan Ajlss9Aiu 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag upsynued “upiodo| Ubu “ypjosow! nyons uBNo{uR NEYO 20 m. Sumberdaya air pada kedataman bersifat payau-asin. Kemungkinan untuk tesjadinya perosokan/amblesan cukup besar, 1 di daerah Sunter Jaya dan sekitar Marunda Puto. Sebagian besar berbakat banjir. Tersusun oleh tempung lanauan, lempung organik, pasir lempungan dan pasir, bersifat snak hingga agak kaku, kompresibiltas tinggi, kedalaman lapisan keras >16 m. ggiave bangir di bawah kedalaman 240 m. Sebagian berbakat banjir. 12 ‘ersusun oleh pasir, tanau, kerikil bercampur pecahan kulit kerang, bersifat lepas hingga dat, sumberdaya air tanah setempat pada kedalaman <40 m. Kemungkinan tesjadi ‘kan besar, dan sebagian daerah ini berbakat banji Sps : Astuti; Utami; Yodhakersa (2003) Gambar 3. Struktur Geomorfologi Jakarta Utara LOY ou Seaside resort Ancol Jakarta merupakan bagian dalam struktural tim dani Garg melakukan survey, desain, penyiapan dokumen tender, dan supervisi {ksi reklamasi untuk area rekreasi, desain konseptual area Marina, desain Gas tambahan 300 ha lahan reklamasi dan 2500 m pemecah gelomibang, AUSIOAI 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L Suppun-Bunpur ABUNpUIIIG DId!D HOY sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} pengaturan banjir, dan dimensi drainase, stasiun pompa, dan danau desain sea defence serta rekayasa pesisir. em Hidrologi dan Limbah iran sungai di wilayah DKI Jakarta mefiputi Kali Grogol, Kali Krukut, Kali 9, Kali Sunter dan Sungai Citiwung. Sungai terpenting di wilayah DKI adalah Sungai Ciliwung, sebab daerah alirannya paling luas, berfungsi i bahan baku air minum (PDAM OKI). Keadaan hidrologi sungai di 3h OKI Jakarta umumnya sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, ar itu dibuat saluran banjir (banjir kanal). Di kawasan Ancol/Pademangan Sat dua buah sistim saluran yaitu saluran Ancol dan saluran Bintang Mas. 4n Kali Bintang Mas merupakan saluran penting di kawasan Ancol karena si sebagai badan penerima air buangan rumah tangga dan banjir kanal 155 n Gunung Sahari dan Sungai Ciliwung. sui stem Saluran dan Drainase Bistem drainase dan buangan air pada kawasan Ancol dibuat bagan aliran kawasan menuju badan Sungai Bintang Mas. Jaringan drainase terdiri '¢2 saluran utama yaitu yang menuju ke arah Kali Lodan, Kali Bintang Mas ii Ancol. Air berasal dari berbagai hasil buangan unit-unit kegiatan dalam an Ancol. Air yang disalurkan melalui drainase setelah disaring melalui senyaring) yang terdapat pada sistem pembuangan/saluran dalam n Ancol yang menuju Kali Bintang Mas. Air Permukaan terdiri dari : sungai asarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun ) tentang Pengendalian Pencemaran Air, Sungai Bintang Mas yang galir di kawasan Taman Impian Jaya Ancol termasuk badan air gofongan an D. Sungai Bintang Mas merupakan cabang Sungai Anco! yang sR sung bermuara menuju laut. Kualitas Sungai Bintang Mas umumnya peagaruhi oleh kondisi kualitas Sungai Ciliwung yang melintasi Gunung xpari. Kali Bintang Mas dan Kali Ancol mempunyai kecenderungan terjadi @bemaran yang cukup berat. Konsentrasi zat cenderung tebih tinggi Spada baku mutu yang diperbolehkan. Kemungkinan juga disebabkan oleh ‘gginya kegiatan domestik (rumah tangga) di sekitar kawasan Gunung ahari dan Pademangan yang terbawa ke arah kawasan Ancol. eye Aysuaaiup 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buppun jeunpull a 2 5 2 g 8 31 3uangan jai Bintang Mas merupakan saluran buangan Kali Ciliwung yang ngun sebagai fungsi banjir kanal kawasan Gunung Sahari. Kualitas a dipengaruhi oleh kegiatan domestik, kegiatan divisi kawasan Ancol oun industri sehingga hasil analisa menunjukkan Kali Bintang Mas telah erima beban pencemar dalam konsentrasi yang relatif tinggi. Tingginya semaran pada parameter tertentu karena banyaknya zat tenant dari domestik penduduk di sekitar kawasan Ancol. &imbah bah di kawasan wisata Ancol terdiri dari limbah cair, limbah padat, dan ah domestik. Limbah cair berasal dari kegiatan Pasar Seni, Marina Jaya », Ancol Busana Raya, Gelanggang Renang Ancol, Putri Duyung age, aktivitas taman dan pantai, perkantoran serta perhotelan, berupa: air se 1g vgs cucian, tumpahan minyak dari kapatkapal di Marina, dil, Hasil Zngan limbah disalurkan melalui saluran drainase menuju pantai. Limbah ‘@ dari unit restorasi dialirkan ke sumur resapan. Air imbah yang dimaksud diah sisa-sisa air yang dinasilkan oleh kegiatan divisi- Suppun-6uppunBunpUll ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q 3 Z 3 a 8 Zz § 8g & $ & g a Go6og uewepeg inyASUI) Gal HNN eI i 3 Z 3 5 z z z i 5 z “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| Ayssaalun jeinynouby 1060g 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Vv. HASIL PEMBAHASAN ensi dan Kondisi Kawasan tensi Sumberdaya Alam antai Ancol dengan panjang 42,5 km ini memiliki berbagai potensi yang in dengan fungsinya sebagai kawasan wisata. Ekosistem pantai di 1 wisata Pantai Ancol sebagian besar merupakan ekosistem buatan. im buatan adalah ekosistem yang dibuat sedemikian rupa untuk Seuhi tujuan yang ada, misalnya untuk kepentingan pariwisata, dan =n Pantai Ancol ini dibuat untuk kepentingan yang sama. Topografi Pantai umumnya landai dengan rata-rata Kedalaman 1-3 meter hingga jarak 50 Zari garis pantai. Kelandaian Pantai Ancol disebabkan oleh faktor letaknya ‘}erada di kawasan Teluk Jakarta dan berbatasan dengan Laut Jawa, dan 22wa adalah laut yang memilki karakteristk laut dangkal. Dari keseluruhan m 2 pantai ini, Ancol memiliki kawasan pantai berpasir sepanjang 4200 m. Ekosistem buatan di Pantai Ancol dibuat untuk arena bermain, mandi laut, i bilas/mandi, dan memancing. Pertahanan ekosistem buatan Pantai Ancol tat dengan dibangun break water di setiap tepi Pantai Ancol. Fungsi break ni adalah sebagai pemecah gelombang yang langsung menghantam tepi Pada ekosistem alami, peran break water ini dipegang oleh terumbu Namun kondisi Pantai Ancol sejak awal berdiri, terlupakan, tidak terawat cemar, menyebabkan tidak memungkinkan terumbu karang untuk tumbuh. "ada awal 2006 break water ini pemah rusak akibat dari gempa tektonik sar Laut Jawa sehingga menimbulkan gelombang kuat yang menghantam utara Jakarta. Gelombang ini masuk ke daratan utara Jakarta hingga jian 70 cm dari muka daratan dan mengakibatkan kerusakan dan Hetion secara sementara beberapa fasilitas dan sarana prasarana yang ada 4Ghtai Ancol. Namun infrastruktur yang ada telah mendapat perbaikan yang ‘ian dari manajemen Ancol. (Ckesesuaian lahan untuk wisata pantai ditentukan oleh beberapa kategori. -eri kesesuaian kawasan Pantai Ancol untuk kegiatan wisata pantai sangat Sgaruhi oleh kondisi biofisik kawasan. Penentuan kesesuaian menggunakan S primer dan sekunder berdasarkan parameter yang diadopsi dari A2urtanal (1998), selanjutnya diolah untuk mendapatkan nilai kesesuaian san wisata pantai. Tabel 10 menjelaskan bahwa hasil merupakan data Bobog geiug ASI9A ; i i a 5 3 = 3 g i 5 ; ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “yp|osOW mons UBNo{UR ND}D Y;UEj LDS] NUEd ‘UDLodo| UOUAsNAuad “YDILUI! B¢UDy UDs|NUed “UDAYjauad ‘UDXIpIpUad UDBUAUAdex yNzUN BsuDY UDdANBUag ‘D g a = g a 2 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} BuDRYN-BUDPUN !UNPUIIIC PAID HOH 37 di lapang, bobot dan skor merupakan kriteria kesesuaian yang telah ‘an oleh Bakosurtanal (1996) dan Dahyar (1999). 0. Kriteria Kesesuaian Lahan Pariwisata Pantai Parameter Hasil Bobot_Skor Nilai adalaman Dasar erairan (mm) 1.3m 5 4 2 aterial Dasar Perairan pasir 4 4 16 acepatan Arus (mid!) 0,24 4 Secde 2cerahan Perairan (m) 12 3 as pe Pantai pasir putih campuran 5 3 15 enutupan Lahan Pantai lahan terbuka 3 aa ei2 aKetersediaan Air Tawar <0,5 (km), 3 412 = TOTAL 90 og) Data primer 2007 (diolah) berdasarkan Bakosurtanal (1996) dan Dahyar (1899) dalam Laweherilla (2006) gui ey -Adapun kisaran atau interval nilai kelas kesesuaian wisata pantai adalah Gai berikut : & Sangat sesuai (S1) 1 >75% = Sesuai (S2) | 50% - 75% © Sesuai Bersyarat (S3) : 25% - 50% = Tidak Sesuai (N) :<25% § lilai diperoteh dari bobot dikalikan dengan skor, kemudian dijumlahkan. [Spenjumlahan dibagi dengan 108 (hasil kali bobot dan skor tertinggi) ‘an dikalikan 100%. IKW = 2°. x100% = 83,33% 108 lalah indeks kesesuaian wisata Pantai Ancol. Pada penelitian ini, kategori sesuai (S1) apabila suatu kawasan tidak memiliki faktor pembatas yang atau tidak berpengaruh secara nyata untuk kegiatan wisata pantai. sggtt sesuai (S2) jika suatu kawasan hanya memilki faktor pembatas yang Ss erius sebagai kawasan wisata pantai, namun masih bisa diatasi. Kategori G bersyarat (S3) apabila suatu kawasan memiliki faktor pembatas yang Jy Sebagai kawasan wisata pantai, sehingga diperlukan perlakuan tertentu fe mengatasinya. Sedangkan kategori tidak sesuai (N) jika suatu kawasan fai «i faktor pembatas yang permanen sebagai kawasan wisata pantai, ipaga tidak bisa diatasi, atau dengan kata lain daerah tersebut tidak dapat ‘apkan untuk kegiatan wisata pantai. Dari hasil yang diperoleh, maka Pantai atapat dikategorikan dalam kisaran interval nilai kelas sangat sesuai (S1) sawasan wisata pantai. 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “ypjosoW! mons UONo{UR ND}D YALE) UDs|NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DAUDy UDs|NUEd sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Suppun,6ugpun \uRpul a 3 > 2 2 5 stensi Pantai Ancol, selain sebagai tempat rekreasi bagi para jung, juga biasa dijadikan sebagai tempat mencari makan ataupun silan bagi warga sekitar. Beberapa warga sekitar kawasan memanfatkan untuk mencari ikan atau udang sekedar untuk makan sekeluarga. Ada arga sekitar yang memanfaatkan pantai untuk mencari penghasilan, menawarkan jasa perahu layar dan berjualan makanan secara ilegal 1pa ijin resmi dari pihak pengelola Ancol. fantai ini bukaniah pantai yang kaya akan flora dan fauna ekosistem i— dan bukan pula pantai penghasil flora dan fauna hasil laut. Namun £ Ancol masin memiliki beberapa jenis fauna laut, diantaranya udang- $n, rajungan, dan jenis ikan seperti ikan baronang. Komunitas fauna laut 2.4 tidaklah terlalu padat, hanya terdapat di beberapa titk, terutama titk uh dari kawasan industri. Jenis ikan dan udang-udangan tersebut kurang 2 2 5 g 3 3 5 & 5 g 3 3 : 2 3 3 g a Ey g merupakan daerah yang sudah mengalami jenuh penangkapan ikan. ari itu jenis fauna di Pantai Ancol bukanlah menjadi potensi utama. antai Ancol berada di Teluk Jakarta dan merupakan pertemuan antara ir dari daratan berasal dari Anco! dan Sungai Bintang Mas. Muara air Sungai Ancol berada di Timur Ancol yaitu daerah Cilincing, sedangkan muara Sungai Bintang Mas di Barat Pantai Ancol yaitu Pelabuhan Marina. Muara air sungai ini dari Sungai Ciliwung yang melewati pemukiman penduduk DK! Jakarta. Ciliwung ini terkenal telah mendapat berbagai masukan limbah dari tuk DK! Jakarta. Namun ironisnya juga menjadi sumber air PAM wilayah karta. -otensi sumberdaya alam lainnya dapat dilihat dari kualitas air laut Pantai 40 Data kualitas air laut di perairan Ancol tahun 2003 diambil di tiga stasiun, ie ir laut Pantai Horison (AL1), air laut Pantai Timur (AL2), dan air laut Danau Duyung Cottage (AL3). Perbandingan data kualitas air laut perairan Ancol 2003 dengan baku mutu Kepmen No. 51 tahun 2004 memperlihatkan Bada beberapa parameter yang tidak sesuai dengan baku mutu. dmeter-parameter tersebut terdiri dari parameter fisika dan kimia (Tabel 11). [Parameter fisika yang tidak sesuai dengan baku mutu diantaranya zat 9) tersuspensi atau padatan tersuspensi total (TSS), kekeruhan, dan wama g 11). Padatan tersuspensi total (TSS) adalah bahan-bahan tersuspensi ubueqied impgsugi ai i g a E § 5 5 : D. Bose: ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a & 3 5 5 8 = 2 % 5 g g 3 § g a zg is 3 Suopun-Bunpunabunpul fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| 39 meter > 1 um) yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori uum. Padatan ini menyebabkan kekeruhan air, bersifat tidak larut, dan tidak at mengendap langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel_partike! 9 ukuran maupun beratnya lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat, an-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dil. Makin tinggi dungan zat padat tersuspensi maka makin keruh perairan. Zat padat uspensi yang berada pada perairan di tiga stasiun tersebut masih berada tik aman, sebab berada jauh di bawah baku mutu (20 mg/l). e Perbandingan Kualitas Air Laut Pantai Anco! dan Baku Mutu Kep- ® 514/MENLH/2006 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari 5 Hasil 6 Parameter Satuan | Baku mutu }——— aL a Erisixa Bau - alami Aiami | Alami | Alami Prat padat tersuspensi(TSS) | gf 20 3 4 4 iKekeruhan Ntu 5 3 3 5 ESatinitas to alami 34 37 6 fesuhu “c alami 30 30 2 p\vama PtCo 30 8 8 1" Kimia 4 : 83 BAmonia (NH3-N) righ B Air raksa (Ha) mgt ‘Assen (As) mg Fenol gh Kadmium (C4) moh ! Khromium Vi (Cr6+) mg 0,002 <0,005 | <0,005 | <0,005 Minyak dan lemak mg 1 <0,2 <02 <02 Nikel (Ni) moh <0,02 | <0,02 Oksigen tearut (D0) moh £ 5 Seng (Zn) mg ida (H2S) mgf ‘Surfactan Anion (MBAS) mgt Tembaga (Cu) mgf Timbal (Pb) mgh . 0 mgh 18 79 iGngan - ALT = Air Laut Pantai Horison = AL2 = Air Laut Pantai Timur 9 AL3 = Air Laut (Danau Putri Duyung Cottage) Gee : RKURPL Taman Impian Jaya Anco! 2003 (Sj ai‘ekeruhan ada karena pengaruh dari padatan tersuspensi. Maka bila ian tersuspensi terdapat dalam jumlah besar atau melebihi baku mutu, nepgkinan besar kekeruhan akan berada di luar baku mutu pula. Kekeruhan AjISJOA 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag ag 4H: x 2 é § a g % s re “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| 1 dan AL2 berada di bawah baku mutu yaitu bemilai 3 NTU, sedangkan 3 bemilai tepat sesuai baku mutu perairan pariwisata pesisir yaitu 5 NTU 11). Keduanya masih bisa ditolerir sebab masih berada dalam kisaran nutu. Wama air juga dipengaruhi oleh zat padat tersuspensi, aommalan wama perairan biasanya menunjukkan adanya polusi. Baku ama air laut untuk kawasan wisata bahari yaitu 30 Pt-Co, namun data berairan di tiga stasiun di bawah standar baku mutu yang ditentukan, hal h dapat ditolerir dan bukan merupakan indikasi wama air yang tercemar. pedangkan parameter kimia yang tidak sesuai dengan baku mut ditandai 2) wama merah (Tabel 11), diantaranya kandungan amonia, oksigen = (DO), sulfida, dan surfaktan anion (detergen). Kandungan amonia untuk Zan wisata pesisir seharusnya nihil, namun di perairan Ancol terdapat nilai = gan amonia <0,01 mg/. ‘Xandungan oksigen tertarut (D0) yang diharapkan yaitu >5 mg/l, namun di Zn laut Ancol berkisar di bawahnya yaitu 4-42 mg (Tabel 11). apirasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan @inatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya Strasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses Faratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang si permukaan logam. Konsentrasi oksigen terlarut_ minimal untuk ban biota tidak boleh kurang dari 6 ppm, maka dari itu di pesisir Pantai alah jarang ditemui biota-biota laut. Kandungan sulfida terdapat di bawah ngfl, keadaan yang diinginkan terhadap kandungan suffida pada perairan in wisata yaitu nihil. urfaktan merupakan bahan pembersih utama yang terdapat di dalam n. Surfaktan di dalam deterjen berfungsi sebagai bahan pembasah yang USoabkan menurunnya tegangan permukaan air sehingga air lebih mudah «ap ke dalam kain. Surfaktan bersifat bipolar, dimana salah satu ujungnya ‘Ft nonpolar dan larut di dalam kotoran, sedangkan ujung yang lainnya polar Bit di dalam air, jadi surfaktan berfungsi mengikat partikel kotoran dan air. ZTabel 11 dijelaskan bahwa kandungan surfactan anion (detergen) 4Gusnya di bawah 0,001 mg/, namuri keadaan di perairan Ancol mencapai a | 0,14-0,18 mg/l. Surfaktan yang terdapat di dalam deterjen saat ini biodegradable (dapat dipecah secara biologis), berbeda dengan sui fe e 3 AYSsJOAUL) 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osoW mons UBNo{UA ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DAUDy UDsyNUEd “UD| gH HOH z a é § a g 4 s a sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 41 .n yang digunakan sebelum tahun 1965. Dan masalah utama yang timbul fn karena racunnya, tetapi busanya yang mengganggu lingkungan sekitar. mbah di Ancol berupa limbah padat dan cair. Limbah padat tidak pertu han khusus, akan diangkut oleh tuk kebersihan dan dibawa ke TPA t Sedangkan limbah cair .butuh pengolahan khusus agar tidak nari lingkungan. Kemudian dibuang dengan dua saluran yang berbeda, di 1 di Sungai Ancol, tergantung kedekatan kegiatan wisata dengan tempat n. Pengolahan limbah cair (rumah tangga) yang dilakukan di Ancol fi ‘kasikan menggunakan proses penanganan primer. Proses penanganan Pini dari beberapa tahap penyaringan, pengendapan dan pemisahan benda- hilangkan padatan dan padatan tersuspensinya kemudian diberi an dengan gas khiorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air pemberian gas khlorin adalah untuk membunuh bakteri penyebab it yang dapat membahayakan lingkungan. Proses penanganan primer menghilangkan kira-kira sepertiga BOD dari padatan tersuspensi dan 2:pa persen dari komponen organik dan nutrien tanaman yang ada. Pada Eni persyaratan konsentrasi polutan yang dizinkan semakin ketat dan pai konsentrasi ppm, oleh karena itu proses penanganan primer terhadap ingan biasanya belum memadai dan masih harus dilanjutkan dengan penanganan selanjutnya (Fardiaz, 1992). i R 3. 8 B 8 g & B 8 2 zg 2 B B 3 8 g 3 3 4 3 eyes niasuyy gal hu silitas, Sarana dan Prasarana nco! Jakarta Baycity merupakan taman rekreasi yang paling ramai dan akrab dengan penduduk kota Jakarta dan kota-kota lain disekitamya. _ ditepi laut pantai Jakarta ini sering disebut Ancol saja. Berbagai macam iG} hiburan baik untuk anak maupun orang tua terdapat dalam 522 hektar ini. {G) Ancol termasuk taman rekreasi terlengkap di Asia. Tak jauh dari pint gi erdapat banyak pithan diantaranya Dunia Fantasi, yang berisi berbagai «2 sarana permainan; Gelanggang Samudera merupakan suasana alam Sa, sekaligus dapat melihatihat tingkah laku beberapa jenis binatang, baik {Eng air, burung atau binatang hutan lainnya yang dinikmati di arena dan 5 puatan; Getanggang Renang; Pantai; Pasar Seni, Tempat Pemancingan smasih banyak lagi. Ayssaaiun 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| z B 9. ee 5 Buppur,SuypUnY6uNpUl sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 42 yool_memiliki beberapa unit kegiatan wisata, tap unitnya memilki nen masing-masing, begitu pula dengan Kawasan Wisata Pantai Ancol. 1 ini dikelola oleh Unit Pemelinaraan Taman dan Pantai (UP Tampan) lakarta Bay City dan memiliki berbagai jenis kegiatan seperti berenang nik; bermain motor boat, sepeda air, perahu dayung, dan perahu layar, cing; serta istirhat atau menginap. Unit ini bertugas melakukan ‘asan tethadap kebersihan dan kelengkapan sarana yang dibutuhkan ngunjung Pantai Ancol dan memelihara keindahan penataan taman di =n Ancol keseluruhan. Unit ini khususnya menyediakan sarana dan na untuk wisata pantai diantaranya tempat berenang, tempat bilas/mandi, # makan, tempat bermain dan sarana rekreasi lain seperti perahu, sepeda Zor boat, dil. Selain itu, Unit Pemeliharaan Taman dan Pantai ini juga Sani pemeliharaan taman-taman di kawasan Ancol. Berikut fasilitas, +3 dan prasarana yang terdapat di kawasan : a Basilitas pariwisata Fasilitas pariwisata merupakan habhal utama yang dibutuhkan kawasan § guna tertaksananya kegiatan pariwisata. Kawasan Wisata Pantai Ancol 8 fasititas pariwisata diantaranya : rena bermain “Arena bermain ini biasa diperuntukkan untuk anak-anak. Fasilitas yang kan untuk tempat bermain ini seperti ayunan dan areal sepeda air dan voat. Arena ini memiliki panjang lebih kurang 50 meter berada di tepi jalan ‘as mobil di dalam Kawasan Wisata Ancol. Letaknya tidak berhadapan 1g dan sedikit jauh dari kawasan pantai berpasir atau arena mandi laut. sepeda air dan motor boat berada di danau putri duyung bersebelahan | Putri Duyung Cottage, yaitu di depan arena ayunan. Namun anak-anak kurang memiliki minat untuk bermain di arena ini dan rata-rata lebih {cai arena mandi laut, karena di letak arena bermain kurang strategis dan Sumengeluarkan biaya terutama untuk sepeda air dan motor boat \Grrena mandi aut Siren mandi laut ini merupakan salah satu fasilitas rekreasi yang paling Geri oleh pengunjung. Saat mengunjungi Pantai Ancol, arena mandi laut ‘Sci altematif utama yang banyak diminati oleh pengunjung. Di arena ini juga Sikan persewaan alatalat renang yang dibutuhkan, seperti ban dan {goung. Namun seperti halnya arena rekreasi yang lain, pada hari biasa atau OG ASs9A ; i i a 5 3 = 3 g i 5 ; ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D Q z Fy g a a 2 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Suepun-BuepUn.yeuRpUIIIC PIdID HOH: ja tidak seramai hari libur dimana orang dapat memanfaatkan untuk asi, Panjang arena mandi laut berkisar 200 meter dan juga merupakan pantai berpasir yang langsung berhubungan dengan laut. Arena ini akan dipadati 103 pengunjung tiap harinya. smpat bilas/mandi 2mpat bilas/mandi ini berada di tepi pantai, disana terdapat satu tiang ada tiang tersebut terpasang 4 pancuran atau shower pada arah yang . Fasilitas ini memiliki saluran buangan air yang mengarah langsung ke jjahan dan dibuang ke Sungai Ancol, Limbah yang dihasilkan berupa — rumah tangga. Pengolahan limbah dilakukan dengan penanganan 5 = Proses penanganan ini dianggap cukup untuk mengatasi fimbah rumah rife Galan beraspal dan tempat parkir alan beraspal merupakan fasiitas utama yang disediakan untuk @rmudah mobilitas kendaraan. Rata-rata pengunjung Pantai Ancol sgunaken kendaraan berupa mobil atau sepeda motor. Sedangkan tempat Smerupakan fasilitas pelengkap agar pengunjung merasa aman memarkir S-aannya. 3 sSrana dan Prasarana ‘arana dan prasarana merupakan ha-hal tambahan yang dibutuhkan melengkapi guna berlangsungnya kegiatan pariwisata. Pantai Ancol “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 Be 8 Q 3 g g 2 3 Supun-BuppuR6uEpUl sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} srsedia di Danau Putri Duyung, selain lebih dekat juga masih satu men dengan kegiatan Pantai Ancol. 2peda Air speda air ini juga disediakan di areal Danau Putri Duyung, berbentuk bebek dan muat untuk dua orang yang akan menumpang sekaligus juh. Lebih kurang terdapat 100 buah sepeda air yang disewakan dengan sewa 10.000-15.000 rupiah per jam. Sarana ini tidak begitu banyak (GP teshadap limbah di Danau Putri Duyung, sebab tidak menggunakan @-bakar. Perahu Layar ‘Perahu layar merupakan perahu yang digerakkan dengan memanfaatkan 2 angin. Perahu layar muat dengan jumiah penumpang 5 hingga 6 orang, “kan dengan ongkos 5.000 rupiah per jam. Perahu layar ini sekaligus ii mata pencaharian masyarakat sekitar kawasan Pantai Ancol. Sama dengan sepeda air, perahu layar ini tidak membutuhkan bahan bakar i penggerak, namun menggunakan tenaga angin. Dan lokasi perahu i berbeda dengan sepeda air dan motor boat, perahu layar ini berada di Biebih dekat dari arena mandi laut. Restoran Sapling untuk restoran ini disewakan dengan beragam ukuran, besar, dan kecil. Ukuran besar biasa digunakan untuk tempat makan yang remiliki nama di masyarakat dan relatif lebih diminati pengunjung, seperti an Mc Donalds. Tempat makan ukuran sedang seperti restoran di atas Restoran ini terletak di ujung Timur Ancol hampir memasuki kawasan Camaval. Dinamakan restoran di atas laut karena letaknya di atas laut jiannya berupa seafood dan dapat dipancing sendiri di areal restoran a eB A @ 3 {Et makan ukuran kecil atau biasa disebut kios makanan. Tempat makan ini {@-diakan jenis-jenis makanan dengan harga yang relatif terjangkau oleh Gonjung. Jenis-jenis makanannya pun dari makanan ringan hingga makanan eperti nasi dengan lauk pauk dengan ciri khas masing-masing kios. =Kebijakan pengelota Pantai Ancol terhadap limbah restoran yaitu mengolah Si dengan penanganan primer. Selanjutnya hasil olahan limbah baru 5 a = 3 AYISJBAIUA) [esB: 45 snginapan ;wasan Wisata Pantai Ancol ini juga menyediakan sarana penginapan -dekat dan-bémuansa pantai. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, Putri Cottage menjadi altematit tempat beristirahat atau menginap dengan pantai yang kental. Ada pula attematif tempat menginap yang lain, yaitu lorison dan Hotel Graha Wisata Remaja. Sama halnya dengan Putri Cottage, Hotel Horison terletak di tepi pantai. Sedangkan Hotel Graha Remaja terletak di luar pintu masuk kawasan wisata namun masih ‘gtk dalam Ancol Jakarta Baycity. fimbah yang dihasikan dari penginapan tersebut diantaranya adatah Ff rumah tangga. Pengolahan limbah ini menggunakan penanganan primer 2puang langsung ke Danau Putri Duyung, dengan harapan partikel-partike! ‘entasi tidak terbawa langsung ke daerah lainnya. Zabel 13 menampilkan kualitas air limbah di Putri Duyung Cottage dan 2Nisata RemajafAncol, Wama merah menunjukkan kualitas air yang tidak dengan baku mutu menurut SK Gubemur DKI Jakarta nomor $82 tahun gnengenai Baku Mutu Limbah Cair IndustriPerusahaan/Badan. Pada tabel 21g diwamai merah adalah yang menyimpang dari baku mutu. Effluent air & kegiatan Hotel Wisata Remaja/Ancol memiliki jumlah zat padat terlarut Eyang melebihi baku mutu, Padatan terlarut ini memiliki ukuran lebih keail Ja padatan tersuspensi, dan kandungan padatan terlarut ini sngaruhi kesadahan air, makin tinggi jumiah padatan terlarut maka makin ingkat kesadahan air. Air yang memiliki tingkat kesadahan terlalu tinggi merugikan karena beberapa hal diantaranya dapat menimbulkan karat ) pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang 1sa_sehingga meningkatkan konsumsi sabun, dan dapat menimbulkan {Sin atau kerak-kerak di dalam wadah-wadah pengolahan. Oleh karena itu (Geng akan digunakan untuk industri seharusnya sifat kesadahannya Sngkan terlebih dahulu (Fardiaz, 1992). ZPada Tabel 13 yang berwama merah juga ditunjukkan kandungan COD Sir limbah Putri Duyung Cottage dan Hote! Wisata Remaja/Ancol melebihi - ‘S=mutu. COD (Chemical Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen ibutuhkan oleh bahan oksidan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik @rerdapat di dalam air. Uji COD pada dasamya menghasilkan nilai Gihan oksigen yang lebih tinggi daripada uji BOD karena bahan-bahan yang fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag 3 3 z a 2 3 ii a sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| | ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z & g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| z Ea 9 ¥ 8 Q 3 g g 2 3 suppun-peepun run pur sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} shadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji Namun nilai COD yang melebihi baku mutu menunjukkan bahwa di ) tersebut terkandung bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen karena bahan-bahan buangan yang memerlukan oksigen dapat inkan oksigen terlarut di dalam air dengan cepat. 13. Kualitas Air Limbah Putri Duyung Cottage dan Hotel Wisata Remaja/Anool © Parameter Satuan | Baku Mutu |—_H2si! | ofisika =Suhu *c 38 27 Eat Padat Tertarut (TDS) mg j 910 [zat Padat Tersuspensi (TSS) | mg/l 23 Bximia Fair Raksa (Hg) mg 0,0002 —_| <0,0005 | <0,0005 [Amonia bebas (NH3-N) mgi 5 0,05 | 0,05 Eassen (As) mol 04 <0,005 | <0,005 jBesi Total Fe) mgi 5 0,08 | 0,08 =Fluorida F) mgf 2 0,48 18 FXadmium (Ca) mgit 0,05 <0,003 | <0,003 Eklorin bebas (Cl2) mg 1 0,01 | <0,01 Eichromium total (Co mgf 0s <0,02 | <0,02 Exhromium Vi (Cr6+) mg/l 01 <0,01 | <0,01 bilikel (Ni) mgf 01 <0,02 | <0,02 ENitrat (NO3-N) moi 1 2 19 Enitrit (NO2-N) moi 4 0401 | 1,315 oH - 6,0-9,.0 83 82 eng (Zn) mg 2 0,05 | 0,04 Sulfida (H2S) mg 0,05 <0,002 | <0,002 rembaga (Cu) mg 1 <0,02 | <0,02 rimbal (Pb) mgi 0,4 <0,01 | <0,01 angan (Mn) mgt 2 0,02 | 002 “enol moi 05 <0,001 | <0,001 Ainyak dan lemak mgi 5 <02 | <02 Detergen (MBAS) moi 1 Sianida (CN) moi 0,05 Gat Organik (KMnO4) mgi 85 (@80D mon 75 iO 20D. mol Os gan : L1 = Efftuent air imbah kegiatan Putn Duyung Cottage L2 = Efftuent air imbah kegiatan Hotel Wisata Remaja/Ancol (Gr : PT UNILAB PERDANA, 2003; SK Gubemur DKI Jakarta No.582/1995 5 Mengenai_ Baku Mutu Limbah Cair IndustriPerusahaan/Badan, dalam © RKURPL Taman Impian Jaya Ancol aa VW 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> ‘yp|osOW MyONs UBNe{UR ND} YAUE| LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “yDILUI! DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegnga“ualu uop uDyWNquDDuaW oduD} Supp BuppUAYeuNPUI aE a = 2 & o 47 ni dengan tenaga bantuan kerjasama dari laboratorium khusus. Hal ini jabkan pemeriksaan rutin terhadap limbah menjadi tidak rutin dan urgen. arana lain arana yang disediakan di dalam kawasan beberapa diantaranya adalah :n mushola. Toilet umum di kawasan wisata Pantai Ancol ini berjumlah lebih 4, masing-masing 2 toilet untuk lakHaki dan 2 toilet untuk uan. Sumber air untuk toilet sama halnya dengan toilet-toilet lain di 1n wisata Ancol, yaitu menggunakan air PAM. Setiap pengguna fasilitas xan ditarik biaya sebesar 1000 rupiah, hal ini menjadi salah satu ketuhan a lushola di kawasan Pantai Ancol berdiri dengan luas lebih kurang 4x4 m? gsat 2 bangunan mushola yang terletak di tepi pantai. Sumber air untuk zhu berasal dari air PAM. Ada pula penyewaan alat pancing, okapan berenang, dan penyewaan tenda. Tenda biasanya sudah berdiri ara penyewa dipersilakan untuk memiih tenda yang dinginkan ‘eykan alat pancing dan perlengkapan berenang hampir tidak ada yang f@wakan, sebab kebanyakan pengunjung membawa sendiri peralatan ingnya. Namun para pengunjung sangat jarang yang berminat memancing Bisa dibilang musiman. Sarana-sarana ini disediakan sebagai pelengkap & untuk berwisata, dan biasanya merupakan sarana penyerap tenaga kerja isyarakat sekitar. ebersihan merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan pengembangan kawasan wisata. Kebersihan juga menjadi salah satu an yang harus dibangkitkan pada diri setiap manusia dimanapun dan un. Karena dengan kebersihan maka kesehatan akan tercipta. Salah endukung kebersihan dan kesadaran akan kebersihan adalah adanya mt sampah dengan jumlah yang memadai dan letak yang strategis. (Qvamun tertepas dari jumlah dan letak tempat sampah yang strategis, aia kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya juga penting guna & nya kebersihan untuk kepentingan bersama. Meski sampah padat ini jaya akan dibersihkan juga oleh petugas kebersihan, namun penting juga ‘bangkitkan kesadaran akan pentingnya kebersihan. 3 aya Dukung Kawasan “Daya dukung kawasan merupakan kemampuan suatu kawasan untuk Wyler akibat dari bertangsungnya kegiatan wisata. Daya tampung ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag jad ‘ubyypipued uDBuRUadeY ynqUN OAUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} BuDpuR, 5uEPUT,SUNPUILK a z Sr 2 ge 8 ung yaitu kemampuan atau daya dukung kawasan secara fisik untuk aa sejumiah pengunjung dengan intensitas maksimum terhadap daya alam yang berlangsung secara berkesinambungan tanpa merusak yan. Pemanfaatan suatu kawasan untuk kegiatan wisata yang sesuai daya tampungnya akan sangat berpengaruh bagi keberfanjutan kegiatan tersebut. Faktor yang digunakan dalam menentukan daya tampung jung pada penelitian ini adalah panjang pantai pasir untuk wisata pantai. nan ruang per individu ditentukan berdasarkan WTO untuk pariwisata Jenjutan, karena pada hakekatnya pengelolaan wisata alam bertujuan untuk ata yang berkelanjutan. ‘Panjang pantai berpasir di kawasan Pantai Ancol yaitu 200 meter. Sesuai 2 standar WTO yang telah dimodifixasi, maka kapasitas maksimum yang Sditampung Pantai Ancol berpasir adalah 133 orang dalam satu waktu Guan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengunjung pada bulan 2006, Pantai Ancol ini menampung £103 pengunjung dalam satu waktu yan, dan pada waktu-waktu tertentu, seperti malam tahun baru, Shjung dapat lebin dari 103 orang dalam satu waktu kunjungan. Bila in asi maka daya tampung pantai berpasir (Tabel 14) : £14, Estimasi kenyamanan pengunjung pantai berpasir Ancol Vkelas Pariwisata | Panjang/orang Estimasi Kenyamanan Pengunjung standar 1,5 miorang lyaman 4,5 miorang 1,94 mlorang fewah ‘9 miorang > Estimasi kenyamanan pengunjung berdasarkan modifikasi standar WTO (Huttche et al., 2002; Wong, 1991) dalam Wardhani (2007) stimasi kenyamanan pengunjung (Tabel 14) diperoleh dari panjang pantai {Gr Ancol per jumlah pengunjung dari hasil pengamatan. Estimasi ini {Shasilkan kenyamanan pengunjung per orang adalah sepanjang 1,94 meter, ®©)Pantai Ancol dapat dikategorikan menjadi kelas pariwisata standar. Bila (Rrakan datam satu waktu kunjungan memiliki durasi +3 jam, maka pada {3 peralihan dari satu waktu kunjungan ke waktu kunjungan berikutnya terjadi ipukan pengunjung yang diperkirakan antara 50-100% dari jumlah jung dalam satu waktu kunjungan. Penumpukan pengunjung ini dapat \abbabkan dampak terhadap kegiatan ekologi dan ekonomi, Dampak ekologi q—iiperkirakan dapat muncul diantaranya yaitu, terjadi penurunan pada adkaan tanah di pesisir Ancol sehingga memungkinkan untuk mereklamasi AyISs9A 3 3 z a 2 3 ii a & a 5 5 2 ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| ago HOH IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L a a & § & : g 3 a sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 49 pesisir Ancol pada waktu 10-20 tahun mendatang, dan makin ,ahnya volume sampah di pesisir pantai, Sedangkan dampak ekonomi erkirakan terjadi yaitu bertambahnya pemasukan bagi kawasan, namun shun ke depan perlu untuk menyisihkan dari pendapatan untuk keperluan an kawasan. Estimasi ini mengakibatkan degradasi terhadap dampak dan ekonomi. abel 15 menunjukkan daya tampung maksimal pantai berpasir terhadap jung menurut Kelas pariwisata. Daya dukung terhadap pengunjung ini % alas tiga kelas pariwisata yaitu standar, nyaman, dan mewah. Dimana ‘pariwisata standar memiliki daya dukung terhadap pengunjung sebanyak ang dalam keseluruhan panjang pantai berpasir (200 m) per satu waktu gan. Kelas pariwisata nyaman memiliki daya tampung maksimal kawasan ‘ak 44 orang per 200 meter per satu waktu kunjungan. Kelas partwisata @ memiliki daya tampung maksimal kawasan sebanyak 22 orang per 200 Ener satu waktu kunjungan. Dan keadaan Ancol saat ini termasuk dalam ‘p11 kelas pariwisata standar. £15. Daya dukung terhadap pengunjung pada pantai berpasir Ancol Daya Dukung terhadap Pengunjung dalam satu { waktu kunjungan Standar 433 orang/200 m yaman 44 orang/200 m fewah 22 orang/200 m “> Daya dukung terhadap pengunjung berdasarkan modifikasi slandar WTO (Hutiche ef a/., 2002; Wong, 1991) dalam Wardhani (2007) fasing-masing kelas memiliki dampak terhadap sisi ekologi, sosial dan ni kawasan. Penerapan kelas pariwisata diperkirakan memiliki dampak 4p sisi ekologi, diantaranya: ‘(Rerubahan kondisi lingkungan pantai Qitakin bertambahnya jumiah pengunjung maka makin bertambah pula Q.ampah yang dihasilkan JPak ekonomi yang diperkirakan akan muncul, diantaranya: “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} seperti ketinggian pasir akibat terbawa oleh pengunjung sehingga imi penipisan, dan penumpukan sampah dari kegiatan pengunjung. xan dari sisi ekonomi terjadi peningkatan pendapatan kawasan, namun atan ini diiringi dengan penyisihan prosentase pendapatan untuk an kawasan pada waktu mendatang (+10-20 tahun). Sedangkan dari sisi yengunjung) disebabkan oleh makin banyak orang yang berkunjung maka n makin terasa sempit, sehingga kenyamanan individu terganggu, namun (Gpiatit atau tergantung dari masing-masing individu pengunjung. Pada kelas pariwisata nyaman, perkiraan dampak ekologi yang akan &) akan lebih stabil dibandingkan kelas parwisata standar. Perubahan © pantai masih bisa ditolerir karena pelaku kegiatan wisata tidak sebanyak Sariwisata standar. Sedangkan dampak ekonomi yang akan dirasakan jadi penurunan pemasukan kawasan dibandingkan kelas pariwisata Namun penurunan pemasukan untuk kawasan ini bukanlah suatu hal snerugikan bahkan merupakan pemasukan yang terus menerus dan karena kelas pariwisata ini lebih menguntungkan dari segi ekologi, Dan < sosial yang diperkirakan yaitu pengunjung lebih merasa nyaman dalam asi, sebab tidak perlu berdesakkan dan berebut dengan pengunjung lain Adapula kelompok pecinta fingkungan pun Snenanggapi positit dan membuka minat mereka untuk mengembangkan a penghijauan dan pemeliharaan ekosistem pantai ada kelas pariwisata mewah, perkiraan dampak ekologi yang akan juga bersifat mewah. Kondisi pantai tidak mengalami perubahan dalam singkat karena daya dukung yang kuat. Begitu pula dengan sampah yang ‘an, sampah relatif lebih sedikit daripada kelas pariwisata standar dan a. Dampak ekonomi yang muncul hampir sama dengan kelas pariwisata eer. namun pemasukan yang didapatkan lebih minim lagi. Tentunya bila VS) dari dampak sosial, maka pengunjung makin merasa nyaman dan lapang 3S) Bell a Genkgueg iy : cI 8 5 a : g B B Fa JS menikmati suasana pantai. Namun penerapan kelas pariwisata ini eépap masih sulit untuk keadaan Pantai Ancol sekarang. Daya dukung kawasan juga dipengaruhi oleh kegiatan pengunjung saat {So di kawasan, Hathal yang dilakukan pengunjung saat berwisata {-anya bermain bola, piknik, berenang, dan bilas/mandi. Bila dittikberatkan B51 ekologi kawasan, kegiatan pengunjung ini juga memberikan pengaruh Geruh yang terlihat yaitu pada keadaan pantai, seperti pengikisan pasir ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Suppun puDpunyouRpU ae 2 e 2 2 3 51 akibat terbawa oleh pengunjung pada saat bermain di pantai ataupun sengaja diambil, dan sampah yang dihasilkan pengunjung dari kegiatan Penganuh ini kemudian akan berdampak pada keseimbangan ekosistem dan terjadinya pencemaran. Dampak ekologi ini akan terlihat uhnya bila makin banyak orang yang berperan dalam kegiatan wisata. ada kelas pariwisata standar mampu untuk menampung 133 orang jung per satu waktu kunjungan sepanjang pantai berpasir, kapasitas ini dianggap mengganggu kepentingan ekologi bila jumlah tersebut Berikan pengaruh yang signifikan seperti yang disebutkan sebelumnya. Amatan di lapangan mempertihatkan bahwa pada kapasitas tersebut gan pantai berada pada ambang batas hampir melebihi daya dukung. Hal Zbat bempengaruh secara signifikan terutama pada saat pergantian waktu gan, karena pengunjung dapat lebih dari daya tampung yang sudah zpkan (133 orang). Maka pengunjung Pantai Ancol sebanyak 103 orang per Gvaktu kunjungan ini masih berada di dalam ambang batas daya dukung Namun jumlah pengunjung ini rentan dari terjadinya kelebihan 1p daya dukung kawasan, Oleh sebab itu, penting untuk nendasikan Kelas pariwisata yang sesuai untuk pengelolaan kawasan ‘antai Ancol, yaitu kategori kelas pariwisata nyaman. Kelas pariwisata ini mementingkan kenyamanan pengunjung juga diharapkan mampu sri keuntungan secara ekologi dan ekonomi terhadap kawasan. Pengelola kan dapat memperhatikan kepentingan dari selunuh sektor yang ada ji, ekonomi, sosial), dan bukan parsial. Dengan perhatian dan F 3 z Go66g weugue, anaan secara menyeluruh (tidak parsial) maka keseimbangan kawasan arcapai, slembagaan PBrurtur organisasi Anco! Jakarta Baycity terbagi menjadi dua, yaitu PT ‘8 ingunan Jaya Ancol (PT PJA) dan PT Taman Impian Jaya Ancol (PT PT PJA merupakan perusahaan induk dari Ancol Jakarta Baycity, ‘@pgkan PT TWA menangani bagian operasional di lapangan. Skawasan Wisata Pantai Anco! oleh PT PJA dikelola di bawah General ‘ger Taman dan Pantai di bawah Divisi Rekreasi dan Resor. Divisi ini ) di bawah Direktur Rekreasi, Resor dan Pengembangan yang langsung efi “vahi oleh Direktur Utama. Namun untuk pengoperasian sarana dan Srana rekreasi serta pemeliharaan pantai ditangani di bawah PT TNA ASs9A ; i i a 3 3 = 3 g i 5 ; g a = g a 2 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “yp|osOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLodo| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDsyNUEd “UDAYjauad ‘UDXIpIpUad UDBURUAdeY YNyUN BsuDY UDdANBUag ‘D sequins ubenga“uaws Dp uDyWNqUDDuaW oduD} Buppun-Buppun !uNPUIIG.BIdID 4H 52 araan kebersihan pantai dilakukan di bawah pengawasan Manager saraan. Sedangkan operasional sarana dan prasarana rekreasi Pantai jilakukan di bawah pengawasan Manager Operasional. Bagan struktur asi dapat dilihat di lampiran 7. ensi dan Kondisi SDM syarakat Terdekat Karakteristik Masyarakat asyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Zarakat terdekat dari kawasan. Jumlah responden dari masyarakat -Snyak 50 orang, diambil pada bulan April 2006. Masyarakat berasal dari 3matan Pademangan yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Pademangan i, Pademangan Timur, Ancol, dan masyarakat yang berlalu lalang di dalam i san Pantai Ancol. 3 Dari Gambar 4, dapat dilihat bahwa karakteristik masyarakat mayoritas Sia antara 20-29 tahun, dan minoritas berada pada usia di atas 40 tahun. (206g uegtiey ‘ogy, [9249 tahun Gambar 4. Karakteristik usia masyarakat sekitar kawasan (Sumber : data primer diolah, April 2006) Scambar 5 menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan masyarakat \Qar kawasan Ancol sebagian besar adalah tulusan SMU, yaitu sebanyak t \ulusan SMP sebanyak 30% dan lulusan SD sebanyak 10%. SQyarakat yang tidak bersekolah dan lulusan S1 masing-masing sebanyak 8 : é : a 8 § 3 3 a & 3 ASsIOAIUA [esNyNd! ; i i a 3 3 = 3 g i 5 ; ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D Q a Fy g 2 2 2 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, © Gambar 5. Karakteristik pendidikan masyarakat sekitar kawasan (Sumber : data primer diolah, April 2006) = * Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa masyarakat sekitar kawasan Ancol ak di berbagai bidang pekerjaan. Sebanyak 36% menyatakan pekerjaan Za adalah wirausaha, dan 18% yang rata-rata adalah ibu rumah tangga yatakan tidak bekerja. Dan lainnya seperti bagian kebersihan di Ancol “rata merupakan penduduk pendatang dan pelajar masing-masing Sayak 8%. Sebanyak 6% masing-masing bekerja sebagai pramuniaga Siti penjaga toko atau counter HP dan sebagai karyawan tramtib di ifahan. 5 Ada pula sebanyak 4% masing-masing bekerja sebagai penawar jasa gt 1u, pekerja di bengkel, dan pegawai honorer di kelurahan Pademangan. bnyak 2% yang masing-masing merupakan pendatang bekerja di haan swasta, sebagai nelayan di Pantai Ancol, dan sebagai penarik Karakteristik jenis pekerjaan dapat diihat pada Gambar 6. GBengket GDinas Tramtb on Kebersihan Ancol GNelayan 1 Pegawai Honorer Kelurahan| GPelajar @ Penarik Bajaj 3ambar 6. Karakteristik jenis pekerjaan masyarakat sekitar kawasan (Sumber : data primer diolah, April 2006) |nouBy 1060g i ® g i vu z = 3 z 4g § 2 z a Z i ‘pigan pekerjaan bagi masyarakat sekitar kawasan sehingga dapat -alngkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan. AVISJOAIULE 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 g 8 3 = z E 3 3 Bupun-buppun jeunpul sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} @<7,000,000 15 1.001.000-2.000.000 {jhe 7. Karakteristik penghasilan per bulan masyarakat sekitar kawasan (Sumber : data primer diolah, April 2006) z * Jenis pekerjaan masyarakat sekitar kawasan berkorelasi posit dengan at pendapatan per bulannya. Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa Zbritas masyarakat (82%) menyatakan penghasilan per bulannya_kurang Rp 1.000.000, dan minoritas (2%) berpenghasilan lebih dari Rp 2.000.000. vritas penduduk tersebut bukan merupakan masyarakat asli sekitar san Ancol é © Keterfibatan Masyarakat terhadap Aktivitas Wisata © Keterlibatan masyarakat terhadap kegiatan wisata Pantai Anco! dilihat Sbeberapa parameter. Bila dilihat dari keterlibatan masyarakat terhadap vas wisata, sebanyak 70% menyatakan tidak terfibat, dan 30% Syatakan terfibat (Gambar 8). Masyarakat yang terlibat terhadap kegiatan a adalah masyarakat yang bekerja di dalam kawasan wisata dan lapat penghasilan dari kegiatan wisata, Kebanyakan masyarakat yang ja di dalam kawasan adalah sebagai penawar jasa perahu layar, penjual , dan usaha-usaha kecil lainnya ‘BTeribat @ Tidak Tertibat} 3ambar 8. Keterlibatan masyarakat sekitar terhadap kegiatan wisata (Sumber : data primer diolah, April 2006) ANynoUBy 1060g © pada Gambar 9 dapat diihat bahwa sebagian besar masyarakat (92%) Gyatakan bahwa kegiatan wisata tidak memberikan pengaruh terhadap IU; AjISJOA 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § 3 3 2 i z 3 z i g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| g g 3 § g a zg is 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} a 2 5 2 3 8 Buppun-Buppun jeunpull 55 ckungan masyarakat sekitar. Dan 4% masing-masing menyatakan ada ngaruh dan belum tahu. Pengaruh yang dimaksud yaitu berupa limbah, usi, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan kebersihan lingkungan, ria pengaruh terhadap moral masyarakat sekitar. Dan masyarakat yang jum tahu mengenai pengaruh tersebut rata-rata adalah masyarakat ndatang. = GBelum Tahu & Ada 6 £ Tidak Ada 2 5 3 Samibar 9, Pengaruh kegiatan wisata terhadap masyarakat sekitar kawasan a (Sumber : data primer diolah, April 2006) z 2Gambar 10 memperlihatkan harapan masyarakat terhadap kegiatan sa Pantai Ancol. Mayoritas masyarakat (40%) menyatakan agar biaya asuk kawasan lebih terjangkau, hal ini kemungkinan disebabkan oleh bagian besar masyarakat sekitar kawasan adalah masyarakat menengah ke swan. Sebanyak 30% menyatakan harapan agar kualitas wisata Pantai Ancol bi baik lagi dari sekarang, peningkatan fasilitas, pelayanan, sarana dan asarana yang menunjang kegiatan wisata. GTidak Tahu @Biaya lebih terjangkau 1G Menjadi lapangan pekerjaa ‘Gkualitas lebih baik ‘40% | © Perhatikan lingkungan Gambar 10. Harapan masyarakat terhadap wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) ouBy 1060g = Sebanyak 14% masing-masing menyatakan harapan agar kawasan Ga dapat menjadi lapangan pekerjaan yang diprioritaskan bagi masyarakat ar, dan menyatakan tidak tahu, kemungkinan disebabkan oleh intensitas AYISIBAIUi 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z & g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 g 8 3 = z g 3 3 Buppun-Buppun jeunpull sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} atakan harapannya agar pengelola kawasan lebih memperhatikan ngan, limbah yang dibuang, areal yang digunakan, polusi yang abkan oleh kegiatan wisata agar lebih terkontrol. Persepsi Masyarakat terhadap Aktivitas Wisata Persepsi masyarakat terhadap aktivitas wisata merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi keberlangsungan kegiatan wisata Pantai Persepsi masyarakat yang dimunculkan yaitu seputar kualitas wisata (Qoleransi kegiatan wisata terhadap masyarakat Kualitas wisata yang @ksud yaitu mengenai keadaan pantai secara umum, sedangkan toleransi 2 dimaksud yaitu kepekaan pengelola wisata Anco! untuk melibatkan “yarakat dalam kegiatan wisata. 3 =| _ eo | = 70 e| 20 z|s % | So 40 Ele x S| 2 a|]3 10 5; ° 3 Kualitas Toteransi a Persepsi Masyarakat a 11. Persepsi masyarakat terhadap kualitas dan toleransi aktivitas wisata (Sumber : data primer diotah, April 2006) Sebagian besar masyarakat (76%) menyatakan kualitas kawasan wisata i Ancol adalah baik. Dan hanya sebagian kecil (4%) menyatakan kualitas a Pantai Anco! kurang baik. Sedangkan mengenai toleransi, sebagian masyarakat (72%) menyatakan tidak tahu, dan hanya sebagian kecil menyatakan sangat baik (Gambar 11). Ehgunjung a Karakteristik Pengunjung © Pengunjung Pantai Ancol yang dijadikan responden berjumlah 62 orang dm dari 27 orang takilaki dan 35 orang perempuan yang karakteristiknya >Sdakan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, asal, pekerjaan, pendapatan 2 ulan. = Pada Gambar 12 dapat dilihat minoritas pengunjung (6%) berusia di atas hun, dan mayoritas pengunjung (46%) berada pada kisaran usia 20-29 (en. Rata-rata pengunjung Pantai Ancol adalah orang-orang yang melepas Ajlss9Aiu ; i i a 3 3 = 3 g i 5 ; 7 Ey = z E 3 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, 57 shan karena bekerja. Oleh sebab itu rata-rata pengunjung Pantai Anco! ia produktif. > 49 tehun Gambar 12. Karakteristik Usia Pengunjung Wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) Pengunjung yang datang sebanyak 37% merupakan pekerja swasta, merupakan pelajar, dan yang paling sedikit (2%) bekerja sebagai buruh bar 13). Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata di Pantai Anco! relatif kau oleh berbagai kalangan. Rata-rata pengunjung yang datang ah bertujuan untuk menikmati pemandangan, namun kebanyakan sebagai as kejenuhan setelah bekerja. Maka dari itu pengunjung Pantai Ancol al dari berbagai kalangan. (o60g rugpegomijsuR adh mw erdio yey CO) e 3ambar 13. Karakteristik pekerjaan pengunjung Wisata Pantai Ancol w (Sumber : data primer diolah, April 2006) ie Gambar 14 menunjukkan bahwa dari sejumlah pengunjung yang datang Ri sata ke Pantai Ancol sebagian besar merupakan warga lokal Jakarta 1 sebanyak 54%. Pengunjung dari luar Pulau Jawa yaitu sebanyak 16%, “xata pengunjung ini berasal dari Pulau Sumatera, seperti Lampung dan Ennbang, Sedangkan pengunjung minoritas dan relatif jarang ditemui By a s 3 i = 3 é 3 g z Ajlssaalup jes 3 3 z a 2 3 ii a “€d] wiz! dun} undodp ynquaq WuDjOp jul ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “yp|osOW mons UBNo{UR ND}D Y;UE| LDS] NUEd ‘UDLOdo| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UDAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D 7 g g = g g a 2 2 3 sequins ubegnga“uaws op UDyLNqUDDuaWL oduD} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, (GJekarta @ Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bluar Pulau Jawa} © Gambar 14. Karakteristk asal pengunjung Wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) z * Pada Gambar 15, dapat dilihat bahwa mayoritas pengunjung (69%) 3 rienghasilan di bawah Rp 1.000.000. Pengunjung yang masuk kategor ini afdaranya ibu rumah tangga yang sedang berekreasi bersama keluarga, algsiswa yang sedang magang, survei, maupun yang sedang berekreasi, wvapelajar. Pengunjung minoritas (3%) berpenghasilan per bulan dalam Ban Rp 3.001.000-4.000.000 dan tebih dari Rp 4.000.000. Maka dapat ing bahwa pengkonsumsi Wisata Pantai Ancol berasal dari berbagai 8 <1.000.000 1 1.001.000-2.000.000 8 2.001.000-3.000.000 (obog wordy 8 3 3.001.000-4.000.000 @>4.000.000 nbar 15. Karakteristik penghasilan per bulan pengunjung Wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) rt Keterlibatan Pengunjung terhadap Aktivitas Wisata © Keterfibatan pengunjung terhadap aktivitas wisata Pantai Ancol dapat inst dani beberapa parameter seperti pengalaman berkunjung ke Pantai {) sebetumnya. Dari Gambar 16 terlihat sebanyak 6% menyatakan belum gn datang ke Pantai Ancol sebelumnya, dan 94% menyatakan sudah meh berkunjung ke Pantai Anco! sebelumnya. ny Ajlssaalup jes 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z & g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 g 8 g g 3 § g a zg is 3 Bupun-uppun !eunpull sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 59 (CBambar 16. Pengalaman dan frekuensi berkunjung ke Pantai Ancol = (Sumber : data primer diolah, April 2008) E & Gambar 16 (sebelah kanan) menunjukkan frekuensi berkunjung ke Pantai \cg|. Sebagian besar pengunjung termasuk dalam kategori >1 tahun sekali it sebanyak 65%. Pengunjung yang masuk dalam kategori ini merupakan niSipengunjung yang datang ke Anco! dengan tujuan berwisata, bukan hanya k@dar melepas kejenuhan selepas melakukan aktivitas rutin, dan rata-rata -unjung ini berasal dari luar Jakarta. Sebanyak 29% menyatakan <1 tahun ki berkunjung ke Pantai Ancol. Rata-rata pengunjung ini adalah para “kasja swasta yang ingin refreshing atau berekreasi melepas kejenuhan ‘ela dan merupakan warga Jakarta atau tinggal di wilayah Jakarta. 8 (aol (@ Bekerja di dalam Ancol | Magang @ Memancing 1G Menunggu Teman ‘ORetreshing 1D Study Tour © Survei dan Obs ervasi Data| Gambar 17. Jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung (Sumber : data primer diolah, April 2006) JoBog D> Jenis kegiatan yang dilakukan oleh para pengunjung di kawasan Pantai 168) bermacam-macam, diantaranya adalah refreshing, survei dan observasi 2 study tour, magang, memancing, dan ada yang sedang bekerja di dalam 1), hingga hanya sekedar menunggu teman. Gambar 17 mempertihatkan legian besar pengunjung yang datang melakukan aktivitas refreshing atau yen akhir pekan (75%). Ada pula pengunjung yang juga merupakan -aewai Ancol (2%), biasanya pegawai Ancol ini sedang melepas jenuh, Ajlsia. 3 3 z a 2 3 ii a & 3 5 5 8 ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 g 8 3 = z g 3 3 Buppun-Buppun jeunpull sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} si waktu luang sambil berjalanjalan atau sedang melakukan wasan di lingkungan pantai ‘OSendin @Teman (OKeluarga ‘@Keluarga dan Teman| Rombongan Gambar 18. Pendamping saat berkunjung = & 2. 5 (Sumber : data primer diolah, April 2006) 3 = 5 Pada Gambar 18 terlihat sebanyak 45% pengunjung datang bersama ga dan sebagian besar merupakan warga Jakarta yang sedang berwisata ma keluarga. Rata-rata pengunjung datang bersama rombongan (13%). feongan yang datang merupakan karyawan-karyawan yang sedang 8 z g 3 g 3 é 3 2 g g B (206g ueyuey Gambar 19. Tingkat kepuasan pengunjung saat berkunjung (Sumber : data primer diolah, April 2006) (ySebanyak 50% pengunjung menyatakan puas saat datang berkunjung et erekreasi ke kawasan wisata Pantai Ancol. Sebanyak 40% pengunjung ‘Gyatakan cukup puas. Ada pula yang menyatakan sangat puas dan kurang 25; masing-masing sebanyak 5% (Gambar 19). c Perseps Pengunjung terhadap Lingkungan dan Sarana Prasarana Persepsi pengunjung terhadap keadaan pantai bervariasi. Mayoritas ‘Zunjung (43,55%) menyatakan kondisi pantai Ancol cukup baik, dan sedikit 4: %) pengunjung yang menyatakan tidak tahu, responden yang menyatakan Aysuaaiup 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNe{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! DfUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L Suppun-Buppup iSunpuiG.n3di9 4D}, sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 61 tahu rata-rata adalah pengunjung yang baru pertama kali berkunjung ke i 5 @s Panty Ab Barge, "er "pee TMG Nr ‘Sarana dan Prasirana jar 20. Persepsi pengunjung terhadap lingkungan dan sarana prasarana (Sumber : data primer diolah, April 2006) Sarana prasarana yang ada di kawasan Pantai Ancol diantaranya air toilet, tempat ibadah, tempat makan dan minum, tempat bermain, it sampah, transportasi di dalam kawasan dan menuju kawasan, serta anan. Mayoritas- pengunjung (35,48%) menyatakan ketersediaan air ) di kawasan Ancol dalam kondisi baik. Untuk kondisi toilet, mayoritas 19%) menyatakan cukup baik. Tempat ibadah yang ada berupa masjid besar yang berada agak jauh antai yaitu Masjid Baiturrahman dan mushola-mushola kecif yang berada pantai dan mudah dijangkau oleh pengunjung yang sedang berwisata di i Ancol. Mayoritas pengunjung (35,48%) menyatakan tempat ibadah 1 kondisi baik, dan 6,45% responden menyatakan tidak tahu. Pengunjung tidak tahu ini termasuk kategori pengunjung yang baru pertama kali Bnjune © Tempat makan dan minum yang disediakan berupa kios-kios keci! tempat Go8ba Bere dy imnsuy) Bui Nw edt 18H, jalan makanan dan minuman ringan, rumah makan khusus untuk makanan hingga fast food (makanan siap saji). Untuk kondisi tempat makan dan Fain. ini mayoritas (50%) responden menyatakan cukup balk, dan 4,84% ‘Donden menyatakan sangat baik. © Tempat bermain berupa tempat mandi laut dan bilas, permainan untuk 4tanak, areal ayunan dan pejalan kaki, dan fasilitas penyewaan sepeda air, ge dayung, dan perahu layar. Kondisi tempat bermain ini dinilai oleh Fe. AYISIOAIU: 3 3 z a 2 3 ii a a 3 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D Q a Fy g 2 2 2 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, % pengunjung termasuk kategori baik, dan 1,61% pengunjung menilai 3 baik. Keberadaan tempat sampah sangat berperan penting untuk sangkitkan kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan di san. Keberadaan tempat sampah ini dinilai 41.94% pengunjung masing- g dengan kategori baik dan cukup baik, dan 16,13% responden menilai g baik. Sarana tansportasi sangattah penting guna menunjang kelengkapan serana dan kenyamanan pengunjung. Sarana transportasi dibagi menjadi Jitu sarana transportasi di dalam kawasan Ancol dan sarana transportasi @eju kawasan Ancol. Sarana transportasi di dalam kawasan Ancol dinilai ap baik oleh 32,26% responden, dan 4,84% responden menyatakan sangat Sedangkan sarana transportasi menuju Ancol dinilai cukup baik oleh 61% responden, dan dinilai sangat baik oleh 3,23% responden. Sarana ini @a angkot, kereta listik (KRL), bajaj, bemo, dan bisa berupa alat "=portasi laut dan udara bagi pengunjung dari luar Jakarta. Ketidaktahuan unjung terhadap sarana transportasi di dalam maupun menuju kawasan ini abkan oleh sebagian besar pengunjung menggunakan alat transportasi 224i sehingga mudah berfalu talang di dalam kawasan dan tidak adanya asan dari pihak Ancol terhadap fasilitas transportasi yang dapat digunakan engunjung di dalam kawasan. Dari segi pelayanan yang diberikan pihak pengelola kepada para injung secara umum sudah baik. Sebanyak 53,23% responden atakan pelayanan yang didapatkan sudah baik, dan hanya 4,84% nden yang menyatakan pelayanan sangat baik dan kurang baik. itas (1,61%) responden menyatakan tidak tahu, hal ini kebanyakan Yrakan oleh responden yang baru pertama kali berkunjung ke kawasan ‘Bia Ancol ° 9 Pengelola {2 Karakteristik Pengelola © Pengetola yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pemantauan Pantai ea terdiri dari 2 kantor, yaitu Unit Pemeliharaan Taman dan Pantai (UP pan) dan Balai Samudra bagian Unit Perencanaan. Masing-masing kantor cremiliki pekerja lebih kurang 30 orang. Pengelola yang dijadikan ‘Bonden yaitu sebanyak 15 orang. Pada Gambar 21 dapat dilihat banhwa adi» AyISs9A 5 2 5 a 8 z a g 3 a z a & 3 a 5 5 2 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| 7 g g = g g a 2 2 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Badin HOH Buppun-Buppun jeunpull banyakan dari pekerja adalah memiliki usia berkisar antara 20-29 tahun 7%), dan minoritas pekerja berada dalam kisaran usia 40-49 tahun (13%). © ambar 21. Karakteristik usia pengelola kawasan wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) uy eydys HEH = Tingkat pendidikan pengelola sebagian besar (40%) merupakan lulusan WB atau setingkat dengan SMU, dan minoritas pengelola (7%) masing- ag merupakan lulusan S2 dan SMP (gambar 22). Namun terjadi ngetaraan penerimaan pekerja yang akan ditempatkan di kantor setiap Bian wisata Ancol untuk waktu sekarang dan ke depan minimal adalah Th ™% ambar.22. Karakteristik tingkat pendidikan pengelola kawasan wisata Pantai wo Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) fe Gambar 23 menunjukkan bahwa sebagian besar pengelola berasal dari ueU dud} Bupun-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, 1 800.000-2.800.000 @2.801.000-5.000. (@pbar 25. Karakteristik penghasitan per bulan pengelola kawasan wisata z Pantai Ancol (Sumber : data primer diolah, April 2006) 8 Gambar 25 menunjukkan karakteristik penghasilan per bulan pengelola ®.san wisata Pantai Ancol. Pengelola memiliki penghasilan per bulan dalam an Rp 2.801.000-5.000.000 hampir sama dengan penghasilan per bulan dig dari Rp 2.800.000 yaitu sebesar 53% dan 47%. Besamya penghasilan ulan ini juga ditentukan oleh tingkat pendidikan dan lamanya mengabdi gai karyawan di Anco! Jakarta Baycity. uf euoy [0.08.00 Wa] 3.09.00 wB| 0% ur 26. Karakteristik waktu mulai, selesai dan libur kerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol (Sumber : data primer diotah, April 2008) Gambar 26 menunjukkan karakteristik waktu bekerja bagi pengelola san wisata Pantai Ancol. Sebagian besar pengelola (80%) memulai waktu FY pada pukul 08.00 WIB dan sebagian kecil pengelola (20%) memulai 5 kerja pada pukul 09.00 WIB. Pada bagian tengah gambar 26, flunjukkan sebanyak 80% pengelola memiliki waktu selesai kerja pukul (&& WB, dan 13% pengelola selesai kerja pukul 16.00 WIB. Sebanyak 7% @elola menyatakan waktu selesai kerjanya tidak tentu, kemungkinan karena bur atau ada tugas kantor yang belum terselesaikan. Pada gambar 26 “lah kanan menunjukkan hari libur pegawai (pengelola). —Mayoritas Bolola (63%) menyatakan waktu libur kerja menurut shiff yang telah Srukan, biasanya pada harthari kerja. Sebanyak 40% pegawai ASs9A ; i i a 5 3 = 3 g i 5 ; g a = g a 2 3 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Buppyn-Buppun !6uNPUIIIC PAID HOH, atakan libur kerja setiap hari Sabtu dan Minggu, dan minoritas pegawai nenyatakan waktu libur kerjanya hanya hari Minggu. 27. Karakteristik lama dan tingkat kepuasan bekerja pengelola kawasan wisata Pantai Ancol (sumber : data primer diotah, April 2006) ws ead PteH CO) 2 3 z N i 5 5 3 $ 5 2 é 5 : 2 Z D Fy 8g 3 3 0 abdi untuk bekerja. Sebagian besar pegawai (46%) merupakan karyawan i yang baru mengabdi belum sampai lima tahun, dan minoritas (7%) fewan terhadap tugas dalam pekerjaan dan suasana kerja juga pengaruhi kinerjakaryawan dan keberlangsungan wisata Ancol. sgtyak 60% pegawai menyatakan cukup puas dalam pekerjaannya, 27% wai menyatakan puas, dan 13% pegawai menyatakan sangat puas mbar 27 sebelah kanan). Responden tidak ada yang menyatakan kurang maka dapat diperkirakan Ancol cukup memberikan kesejahteraan bagi janya. Persepsi Pengelola terhadap Wilayah Kelolanya Agar mencapai keselarasan dan objektif, maka penting untuk serbandingkan persepsi dari pihak ekstemal (pengunjung) dan pihak {al (pengelota) mengenai keadaan pantai dan kualitas sarana dan Szrananya. Grafik di bawah merupakan persepsi pengelola terhadap an yang mereka kelola. Sebagian besar responden (60%) menyatakan qBisi Pantai Ancol cukup baik. Sama hainya dengan pendapat mengenai psradaan dan kualitas air bersih di dalam kawasan, mayoritas pengelola 1) menyatakan termasuk dalam kategori baik. Air bersih di dalam kawasan (kung oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan menyuplai 8 m? per bulan. Aysuaaiup 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L Supup-BuDpun SUNPLIG.DIdI9- 24044 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 67 Ha UT mike He A ale a Pag as Tene tec iee tacts Pramtay A ergy Met ns ‘Sarana dan Prasarana Gambar 28. Persepsi pengelola terhadap wilayah kelolanya (sumber : data primer diolah, April 2006) amu fo xe ©) SPersepsi pengelola mengenai kondisi toilet, sebanyak 53,33% ‘yatakan baik dan 46,67% menyatakan cukup baik. Tempat ibadah dinilai oleh mayoritas pengelola (60%). Untuk tempat makan dan minum, 5% menyatakan cukup baik, dan 6,67% tidak berpendapat. 2 Tempat bermain dinyatakan oleh mayoritas pengelota (58,33%) termasuk Sjori baik. Keberadaan dan fungsi tempat sampah dinilai oleh 46.67% Gelola sudah baik. Keberadaan transportasi di dalam kawasan dapat sZpermudah pengunjung yang tidak membawa kendaraan pribadi untuk ulalang. Kondisi transportasi di dalam kawasan dinilai cukup baik oleh % pengelola, dan hanya 6,67% pengelota menyatakan kurang baik ngkan transportasi menuju kawasan dinilai mayoritas pengelola (60%) bak. Z aluasi Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol untuk Rengembangan Kawasan Wisata secara Berkelanjutan dengan ésndekatan Analisis SWOT ‘Dalam menentukan rencana strategi pengelolaan kawasan wisata Pantai Jpuntuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan, didasarkan ekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Dalam analisa $2 yang digunakan semua faktor yang disebutkan akan diidentifikasi, @an dianalisa untuk menentukan langkah strategis yang dapat diambil @ usaha pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk pengembangan in wisata secara berkelanjutan. = Ajlss9Aiu 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| aE 3 # 2 3 3 Q 3 g g 2 3 Bupun-buepun !eunpul sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} ntifikasi faktor-faktor strategis intemal aktor-faktor strategis intemal dalam usaha pengelolaan kawasan wisata Ancol untuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan terdiri xuatan dan kelemahan. Dari hasil identifkasi didapatkan kekuatan dan hanya sebagai berikut : kuatan (Strengths) ngelolaan kawasan wisata telah berjalan dengan rapi. atrol dan struktur vertikal telah dapat dijalankan dengan rapi dan ‘ofesional. Kerjasama horisontainya pun dapat saling menghargai =sesuaian lahan di Ancol sesuai untuk wisata pantai. Hal ini dapat dilihat JBa analisis daya dukung mengenai kesesuaian lahan wisata pantai. Zanya struktur manajemen yang kuat di dalamnya antara Direktur Utama '” pemegang saham dimana perusahaannya adalah PT yang bersifat Tbk -ehingga pihak manapun dapat memiliki sahamnya, dan ada ikatan resmi 1gan Pemerintah Daerah DK\ Jakarta sebagai pemegang saham 72% dari Sseluruhan saham Ancol Jakarta Baycity. ‘Sensi kawasan wisata yang beraneka ragam S\Menjadi kawasan wisata terlengkap di Indonesia, sehingga wisatawan baik & Jomestik maupun mancanegara tidak canggung untuk berkunjung. Hal ini amygsu Edapat menambah devisa negara terutama provinsi DK! Jakarta. Adanya fasilitas, sarana dan prasarana yang lengkap dan menunjang sehingga mampu memenuhi kepuasan dan tidak mengecewakan pengunjung, ferupakan tempat wisata yang relatif dekat dan harga relatif tejangkau intuk dijadikan tempat rekreasi bagi masyarakat Jakarta secara umum. femahan (Weaknesses) {Brancamnya ekosistem pesisir dan sungai di sekitar kawasan (Engaruh pasang surut air laut memegang peranan penting dalam pembentukan pantai baik dalam proses sedimentasi maupun proses ‘sinya. Proses sedimentasi oleh aliran Kali Cifiwung dan anak sungainya SSperti Kali Ancol dan Bintang Mas relatif kurang memegang peranan Genting bila dibandingkan dengan proses erosi oleh pasang surut air laut. Terjadinya proses sedimentasi yang terus menerus mengakibatkan pantai Bdool yang merupakan pantai demersal jenuh terhadap aktivitas fienangkapan ikan. AjISJOA 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ? i Eg 3 g g 3 § a 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| a 2 5 2 g 8 Q 3 g g 2 3 ByppuR-BupPUN !6yNPUI sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} angnya komunikasi dan toleransi serta tidak dapat menjadi lapangan erjaan yang sesuai harapan masyarakat sekitar. fikinya tenaga kerja yang mengerti akan pentingnya pelestarian kungan, kebersihan dan kualitas perairan pantai. Hal ini menyebabkan neriksaan rutin mengenai kualitas perairan pantai ditangani oleh oratorium dari luar kawasan wisata. ntifikasi faktor-faktor strategis eksternal (@aktor-faktor strategis ekstemal merupakan peluang dan ancaman yang akan muncul dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk enbangan kawasan wisata secara berkelanjutan. Dari hasil identifikasi 4 kan peluang dam ancamannya sebagai berikut : *Sluang (Opportunities) SM-LSM pemerhati lingkungan peduli terhadap pengembangan wisata yang ibasis pada pembangunan berkelanjutan. LSM-LSM ini dapat menjadi ‘Ziuang dalam mengontrol kawasan wisata agar mengembangkan wisata @ap pada koridor pembangunan berkelanjutan. &p-5/MENLH/2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari engatur kualitas air laut pesisir yang seharusnya untuk kawasan wisata e tai Ancol. “Sbijaksanaan pemerintah DKI Jakarta yang dituangkan dalam RUTR OKI arta 1985-2005. Untuk mengembangkan kawasan Anco! Jakarta Baycity vasa mendatang dan menahan intrusian laut (penyangga) akan dilakukan Jamasi pantai seluas +600 meter ke arah laut sepanjang pantai untuk jiatan divisi-divisi Anco! Jakarta Baycity (tirta, park dan wisma). Rencana ngembangan reklamasi pantai itu akan diperuntukkan bagi pengembangan wasan rekreasi, kawasan industri kecil, kawasan perumahan dan & ‘kantoran. 8 mudahan akses komunikasi dan jangkauan tansportasi, seperti intemet @2n kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Hal ini menjadi salah satu rana dalam menyalurkan aspirasi dan tanggapan agar tidak terjadi [SSalahpaharhan antara pihak dalam dan pihak luar kawasan. Keswasan wisata Ancol banyak diminati oleh pengunjung sebagai tujuan Serkunjung dan berwisata, dan pada hari libur menjadi salah satu altematif i 5 z 8 Aysuaaiup ; : : i a § 3 = 3 & 3 a 5 5 2 ? i Eg 3 g g 3 § 3 3 2 i z 3 z q g 3 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| g g 3 § g a zg is 3 sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Fr z 3 2. ¥ 3 Bupun-BuRRUN !6uNpUl 70 Ancaman (Threats) Keadaan sungai-sungai di sekitar kawasan (Sungai Bintang Mas dan Sungai Gunung Sahari) yang telah melebihi tik jenuh terhadap penerimaan limbah dari kawasan wisata Ancol. Konfik kepentingan Adanya rencana pengembangan di sana sini dan berkaitan dengan reklamasi sehingga memicu konflik kepentingan dengan berbagai kalangan ma pemerhati kelestarian lingkungan hidup. Pendidikan masyarakat sekitar yang relatif masih rendah, sehingga secara dak langsung maupun langsung mempengaruhi tingkat kepahaman serta pngetahuan masyarakat mengenai pentingnya memelihara kelestarian likungan di samping pengembangan kualitas wisata yang bersifat fisik, sayana dan prasarana semata. Psilal pemerhati lingkungan hidup kurang dalam memperhatikan kelestarian \iZokungan hidup. Teguran telah disampaikan dari beberapa LSM yang péiluli terhadap kelestarian lingkungan hidup kepada Direktur Utama Anco! Ugkarta Baycity terutama kawasan Ancol bagian barat yang direncanakan oan dilakukan reklamasi. FBrgeseran nilai budaya iGrakteristik wisata yang rata-rata menjadi konsumsi kalangan masyarakat menengah ke atas ini berada di lingkungan masyarakat menengah ke bawah. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi gaya hidup masyarakat sekitar khususnya para pemuda. Penentuan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor Tingkat kepentingan setiap faktor ditentukan sebagai langkah untuk nentukan bobot dan peringkat (rating) setiap faktor-faktor strategis intemal stemal (Tabel 16 dan 17). AyIssaaiuA jesnynouby s06ag 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L -Suppun- Supper rBunpumgiayd Hor sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 7 el 16. Tingkat kepentingan faktor strategis intemal dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan feos | se eetingkats fs ait E Pe! Adanya struktur manajemen yang kuat. | Sangat Penting | 2°28] Kesesuaian lahan untuk wisata pantai Penting 3) Sistem pengelolaan wisata yang telah bejalan dengan :| baik xe] serosa |e Terancamnya ekosist ‘Sedikitnya tenaga Kerja yang mengeri akan pentingnya pelestarian fingkungan ‘Sangat Penting | ‘Kurangnya komunikasi dan toleransi serta tidak dapat menjadi lapangan pekerjaan yang sesuai harapan jarakat sekitar Penti a ©617. Tingkat kepentingan faktor strategis ekstema! dalam pengelolaan 2 kawasan wisata Pantai Ancol untuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan LSM-LSM pemerhati ingkungan pengembangan wisata yang berbasis pada mbangunan berkelanjutan Sangat Penting c] Kep-51/MENLH/2004 tentang baku mutu airlaut untuk wisata bahari Sangat Penting | =] Kebijaksanaan pemerintah DKI Jakarta dalam RUTR DKI Jakarta 1985-2005 mengenai diperbolehkannya dilakukan reklamasi pantai seluas +600 meter ke arah laut sepanjang pantai untuk pengembangan kegiatan wisata Ancol Kemudahan akses transportasi dan komunikasi se Lone EE ‘sungai-sungai di sekitar kawasan yang telah melebihi titik jenuh terhadap penerimaan limbah dari 1 #2] kawasan wisata Ancol Sangat Penting 2 | Konfiik kepentingan dengan pemerhati kelestarian S21 lingkungan Sangat Penting S| Pendidikan masyarakat sekilar yang relatif masih rendah Penting | Pergeseran nilai budaya (sikap dan perilaku) masyarakat_| Cukup Penting | oO SSetetah memperoieh tingkat kepentingan dari setiap faktor strategis intemal &xstemal, selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode rec Comparison. Aysuaaiup 72 e! 18. Penilaian bobot faktor strategis intemal dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan reg grrg berkelanjutan 2e53o “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| IN D&uDy YRNjas EAD Uo|GOqes daNBuaLY BUDID|LG *L sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} DICKY AH, Suppup-puepun rsunpuy 73 0. Matriks IFE (/ntemal Factor Evaluation) AKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL ‘BOBOT | RATING | SKOR \TAN (STRENGHTS) danya struktur manajemen yang kuat 01954] 4 | 0.7816 esesuaian lahan untuk wisata pantai o1t49 | 3 | 0.3448 istem pengelolaan wisata yang telah berjalan engan baik 0.1149 3 | 0.3448 otensi kawasan wisata yang beraneka ragam 0.0680 2 | 0.1379 JAHAN (WEAKNESSES) erancamnya ekosistem pesisir pantai oss] 4 | 0.7816 edikitnya tenaga kerja yang mengerti akan Gentingnya petestarian ingkungan 01954 | 4 | 0.7816 sXurangnya komunikasi dan toleransi serta tidak jadi lapangan pekerjaan yang sesuai ies i, Sparapan masyarakat sekiar 0.1149 3 0.3448 eI £21. Matriks EFE (Extemal Factor Evaluation) FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL | BOBOT | RATING | SKOR STNG (OPPORTUNITIES) 3LSM-LSM pemerhati lingkungan peduli terhadap ‘pengembangan wisata yang berbasis pada bi Spembangunan berkelanjutan 0,1513 4 0,6053 (Kep-51/MENLH/2004 tentang baku mutu air laut quatuk wisata bahar 0,1513 4 0,6053 Acebijaksanaan pemerintah DK! Jakarta dalam 3RUTR DK Jakarta 1985-2005 mengenai iperbotehkannya dilakukan reklamasi pantai Seluas +600 meter ke arah laut sepanjang pantai untuk pengembangan kegiatan wisata Ancol 0,0921 3 | 0.2763 emudahan akses transportasi dan komunikasi | 0,0921 3 | 0.2763 awasan wisata Ancol banyak diminati oleh engunjung ooss2 | 2 | 0.1184 MAN (THREATS) eadaan sungai-sungai di sekitar kawasan yang tah metebihi titk jenuh terhadap penerimaan mbah dari kawasan wisata Anco! 01513 | 4 | 0.6053 onfiik kepentingan dengan pemerhati kelestarian agkungan 01513 | 4 | 0,6053 endidikan masyarakat sekitar yang relatif masih endah 0,0924 3 | 0,2763 GFergeseran nitai budaya (sikap dan perilaku) (Gmasyarakat 0,0592 2 [01184 O° @atrix SWOT (Getelah metakukan identifikasi dan analisis terhadap faktor-faktor strategis 2! dan ekstemal, kemudian disusun matriks SWOT (Tabel 20). Dari matriks Spat dideskripsikan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang ada Scaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk menghasilkan Ratt strategis dalam pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol secara Ge injutan. AjISJOA IN} DAuDy YNuNjas NOD UD!Goges YyOAUDquedwWel UDP UDYUINLUNBUaL BuDID| & a 5 5 2 ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag 3 i z “ypjosow! nyons uBNo{uR NEYO aquuns uDeyngadiaws uDp UOYLUNzUDSUuE OduD} 1 74 ‘STREGHTS (S) ‘S1 Adanya struktur manajemen WEAKNESSES (W) W1 Terancamnya ekosistem (CS ORTUNITIES (0) ‘ut-LSM pemerhati ting- yang kuat pesisir pantai S2 Kesesuaian lahan untuk W2 Sedikitnya tenaga kerja yang wisata pantai ‘mengerti akan pentingnya S3 Sistem pengelolaan wisata pelestarian lingkungan yang telah berjalan dengan | W3 Kurangnya komnunikasi dan baik toleransi antara pihak pe- S4 Potensi kawasan wisata ngelola dengan masyarakat yang beraneka ragam STRATEGIS-O STRATEG! W-O ‘S01 Membuat kebijakan untuk WO1 Pengotahan timbah cair Gyan peduli terhadap_ tidak mempertuas lahan ditangani hingga penang- -yembangan wisata yang wisata yang telah ada, anan tersier, sehingga Zesis pada pembangun- framun dapat memperta- kualitas air buangan hempir Serketanjutan hankan dan kreatif terhadap sama seperti semula dan 2.5 1/MENLH/2004 ten- variasi wahana wisata tidak mencemari lingkung- % baku mutu air laut yang telah ada an 1 wisata bahari ‘$02 Resto yang kurang berfung- | WO2 Merekrut tenaga kerja ahi Ujaksanaan pemerintah si sebaiknya ditutup untuk yang memiliki dasar \Giakarta dalam RUTR mengurangi limpasan tim- ‘ekolog? sebagai penye- D.Jakarta 1985-2005 bah, dan pengalihan tenaga jaras dengan kegiatan Boenel dperbolehkannya kerja teknis lebih ke arah wisata yang bertumpu pada kan rekdamasi pantai penjagaan kebersihan profit (fs +600 meter ke arah__| SO3 Mempertuas lahan hijau cepanjang pantai untuk untuk daerah resapan air, yembangan kegiatan dengan memotong daerah- ia Ancol daerah yang kurang dibu- -gudahan akses komu- tuhkan a con transport, S04 Pengelota menekankan ‘Byak diminati oleh pentingnya menjaga keber- -Shunjung dari berbagai sihan bagi pengunjur at maupun masyarakat di kawasan wisata THREATS (1) STRATEGI S-T ‘STRATEGI W-T xan sungai-sungai di | ST1 Membentuk forum khusus | WT1 Mengadakan kegiatan 1 kawasan yang telah dengan melibatkan stake- khusus yang mefibatkan ini tik jenuh terhadap holder dari berbagai sisi masyarakat sekitar secara imaan imbah sebagai analisator dan tangsung dalam rangka k kepentingan dengan ‘evaluator datam penge- membangun komunikasi chati kelestarian ling- tolaan wisata intensif dengan masyarakat a ST2 Memperbaiki dan menekan- sekitar idikan masyarakat kan kembati aturan yang or yang relatif masin telah ada terkait dengan h feklamasi kawasan dan “Faeseran nilai budaya pengolahan fimbah se- dan perilaku) masya- hingga memiliki toleransi i. techadap ingkungan ‘Riematit Strategi Q ¢ intuk menentukan prioritas altematif strategi yang akan dijadikan sebagai @éan dalam pengelolaan wisata secara berkelanjutan di kawasan Pantai i» maka dilakukan penjumlahan nilai dari faktor-faktor SWOT yang terkait, ycian ditentukan frangking prioritas. Prioritas pertama adalah altematif 5 AjISJOAI 75 ‘egi dengan jumlah skor tertinggi pertama, prioritas kedua adalah altematif gi dengan jumlah skor tertinggi kedua, dan seterusnya (Tabel 21). | 22. Rangking altematif strategi UNSUR SWOT KETERKAITAN | JUMLAH SKOR | RANGKING ‘STRATEGI S-O Membuat kebijakan untuk tidak | $1, $2, $4, 01, 2.2643 wl mampertuas tahan wisata yang | 03,05 ‘clah ada, namun dapat mem- pertahankan dan kreatif ter- hadap variasi wahana wisata ang telah ada, fo yang kurang bertungsi | $1, S2, $3, 02, 2,3528 v iknya ditutup, untuk o4 yengurangi limpasan timbah, ‘an pengalihan tenaga kerja Zexnis lebih ke arah penjagaan Bebersihan. empertuas tahan hijau untuk | $1, $3, $4, 01, 2.1459 vu Zaerah resapan air, dengan o2 Themotong daerah-daerah yang rang dibutuhkan. Zongelota menekankan penting- | $3, $4, 04,05 0.8774 vu ya menjaga kebersihan bagi ‘engunjung maupun masya- E>kat di kawasan wisata, 2 & _ STRATEGIW.O Sengotehan timbah cair di- W1,w2, 01, 02 2,738 0 ngani hingga penanganan Fersier, sehingga kualitas air Buangan hampir sama seperti ‘Semula dan tidak mencemari ‘Sogkungan. ‘Merekrut tenaga kerja ahli yang | W1, W2, 01, 02, 2.8922 0 memilii dasar‘ekolog? sebagai | 05. penyetaras terhadap kegiatan ‘wsata yang bertumpu pada profit. STRATEGIS-T Membentuk forum khusus, $1, $2.11, 12 2337 v cengan melibatkan stakeholder ari berbagai sisi sebagai ana- lisator dan evaluator dalam ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag IN} DAuDy YNuNjas NOD UD!Goges YyOAUDquedwWel UDP UDYUINLUNBUaL BuDID| aquuns upegnge“uaws upp uDyuUNqUDsUueLU dud} 1 Uupsynued “upJodo] uoUNsnfuad “yDILUI! DAUDH Ut & 3 a 5 5 2 jemperbaiki dan menekankan_ | $1, S2, S3, S4, 44,0303 ' ‘embali aturan yang telah ada | T1, T2 ingga memifiki toleransi 9p lingkungan. __ STRATEGIW-T engadakan kegiatan khusus | W3, T3, T4 0,7395 x ang melibatkan masyarakat tar secara langsung dalam fengka membangun komunikasi tensif dengan masyarakat kita. “ypjosow! nyons uBNo{uR NEYO AyssaAlup 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| Buppun-Buppun jeunpull Pa z 5 2 g 8 76 erdasarkan perangkingan jumiah dari nilai setiap altematif strategi pada 2, maka urutan yang dapat dijadikan sebagai rencana strategis dalam slaan kawasan wisata Pantai Ancol untuk pengembangan kawasan wisata verkelanjutan adalah sebagai berikut : Memperbaiki dan menekankan kembali aturan yang telah ada terkait dengan reklamasi kawasan dan pengolahan limbah sehingga memiliki toleransi terhadap lingkungan. QMerekrut tenaga kerja ahli yang memilki dasar ‘ekologi sebagai = penyelaras terhadap kegiatan wisata yang bertumpu pada profit. = Pengolahan limbah cair ditangani hingga penanganan tersier, sehingga = kualitas air buangan hampir sama seperti semuta dan tidak mencemari = ingkungan. 3Resto yang kurang berfungsi sebaiknya ditutup, untuk mengurangi impasan limbah, dan pengalihan tenaga kerja teknis lebih ke arah 2 penjagaan kebersihan. = Membentuk forum khusus dengan melibatkan stakeholder dari berbagai ® sisi sebagai analisator dan evaluator dalam pengelolaan wisata, = Membuat kebijakan untuk tidak memperuas lahan wisata yang telah ada, Enamun dapat mempertahankan dan kreatif terhadap variasi wahana 5 wisata yang telah ada ui Memperluas lahan hijau untuk daerah resapan air, dengan memotong daerah-daerah yang kurang dibutuhkan. Pengelola menekankan pentingnya menjaga kebersihan bagi pengunjung maupun masyarakat di kawasan wisata. Mengadakan kegiatan khusus yang melibatkan masyarakat sekitar secara langsung dalam rangka membangun komunikasi intensif dengan Dmasyarakat sekitar. (ari attematif strategi yang dihasilkan, yang mendapat prioritas utama uipilin sebagai rencana strategi utama dalam pengelolaan kawasan wisata jg) Ancol untuk pengembangan kawasan wisata secara berkelanjutan adalah Anenempati fangking tiga besar. Ketiga strategi yang merupakan satu gan yang saling mendukung dan melengkapi satu dengan yang lain. Strategi pertama, memperbaiki dan menekankan kembali afuran yang ‘Lda terkait dengan reklamasi kawasan dan pengolahan limbah sehingga is toleransi terhadap lingkungan. Altematif strategi ini merupakan strategi ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} fs-threats (S-1), dimana kekuatan yang ada dapat disanding oleh in yang muncul. Hal ini memegang peranan yang sangat penting dalam jaan kawasan wisata berlandaskan pembangunan berkelanjutan, yakni menekankan mengenai pentingnya pengembangan kawasan wisata @ kawasan wisata Pantai Ancol dengan memperhatikan keadaan s. Pantai Ancol bukan termasuk kawasan wisata dengan penjagaan sebaik kawasan ekowisata. Oleh sebab itu keadaan ekologi kawasan ini © sekali untuk diprioritaskan penjagaannya mengingat kawasan ini berada sckawasan ibukota. Pengelola kawasan diharapkan dapat mengetuarkan Zan mengenai pembangunan infrastruktur agar tidak makin menurunkan Zn ekologis yang ada. Mengingat pembangunan yang bertebihan, dna di kawasan pesisir pantai, akan berdampak terjadinya degradasi gan yang signifikan. Hal ini dapat merugikan tidak hanya ekosistem edi kawasan, namun juga manusia pada umumnya. Strategi kedua, merekrut tenaga kerja ahi yang memiliki dasar ‘ekologi’ d j a a 3 & é g = i os 5 & g é z z a v g g alam di pesisir Jakarta Utara telah banyak berubah, pencemaran di dan terganggunya ekosistem pesisir adalah akibat dari aktivitas ‘Sngunan yang terus-menerus. Salah satu kemungkinan penyebab adalah Edari kegiatan wisata. Kebutuhan kegiatan wisata terhadap profit adalah nubungan yang sinergis. Namun penting untuk dikaji ulang apakah n tersebut sanggup apabila digali secara terus-menerus potensinya tanpa tikan kelestariannya. Oleh sebab itu dipertukan tenaga kerja yang paham ‘ngerti tentang pentingnya menjaga kelestarian ekologi. trategi ketiga, pengolahan limbah cair ditangani hingga penanganan sehingga kualitas air buangan hampir sama seperti semula dan tidak nani lingkungan. Penanganan tersier merupakan proses pengolahan ra dengan membuang bahan-bahan padatan yang mengendap dan Gapung, proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara biologis, @ylangkan komponen fosfor dan padatan tersuspensi, adsorbsi, eSdialisis, hingga Khlorinase atau menghilangkan organisme penyebab aki Oleh sebab itu strategi ini penting pula untuk ditekankan. Berube 1 a7 ASJOAIUA JeINn 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu yopH] UodANBuag fad ‘ubeypipued uBuRUadey ynqun oxUDY UDdANBURe “D “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ppeanqa“uaws uop YyoHWNquDsuaW oduD} Vi. KESIMPULAN DAN SARAN an asil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : si dan kondisi kawasan wisata Pantai Ancol sangatiah beragam, -anya jenis-jenis kegiatan wisata yang beragam beserta fasilitas, sarana rasarana yang menunjang. Namun seiring perkembangannya, banyak penerapannya yang tidak sesuai rencana yaitu mengutamakan Qhoangan antara kepentingan ekologi dan kebutuhan ekonomi. Hal ini Gebabkan dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan Granya profit bagi pengelola kawasan dan kepuasan pengunjung Zegkan dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya terjadi penurunan Saian permukaan daratan terutama di pesisir Jakarta Utara, berkurangnya 2h resapan air sehingga mudah terjadi banjir. Oleh sebab itu penting & dikaji dan diaplikasikan altematif strategi untuk pengelolaan kawasan ® secara balance antara kepentingan ekologi dan kebutuhan ekonomi. apa parameter penting dari kualitas air laut pesisir Pantai Anco! adalah S sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Kep- fe NLH/2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari, maka Pantai <9 tidak dapat dikategorikan sebagai wisata bahari. Jahan limbah yang ada di kawasan wisata Ancol belum memadai untuk 19 ke perairan laut maupun sungai, sebab masih terdapat komponen- nen organik maupun non-organik yang dapat mengganggu lingkungan sebab itu dibutuhkan penanganan lebih lanjut dengan harapan limbah fibuang aman untuk lingkungan. endekatan analisa SWOT dihasilkan 9 strategi dalam pengembangan .g5an wisata Pantai Ancol secara berkelanjutan, dengan 3 altematf strategi 5 yang dapat dilakukan adalah @emperbaiki dan menekankan kembali aturan yang telah ada terkait dengan reklamasi kawasan dan pengolahan limbah sehingga memiliki ‘@ieransi terhadap lingkungan. @erekrut tenaga kerja ahli yang memiliki dasar ‘ekologi’ sebagai penyelaras (Sthadap kegiatan wisata yang bertumpu pada profit. @engolahan limbah cair ditangani hingga penanganan tersier, sehingga (ealitas air buangan hampir sama seperti semula dan tidak mencemari 5 2 5 a 8 z a g 3 a z a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 10fom BuD/ unBunUaday uoY!Gn.ewu yopHA UodANBuad °q fad ‘ubyypipued uDBuRUAdeY ynqUN OXUDY UDdANBYEK “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| g 2 z 2 § g a g 2 & 2 a ¢ § z 3 ¢ § 2 g a sequins ubeange“uaws uop uDy.NquD>uaW oduD} padi oH 79 lam rangka pengelolaan kawasan wisata Pantai Ancol berdasarkan junan berkelanjutan, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah berikut : ngikutsertakan masyarakat sekitar dalam kegiatan wisata, terutama dengan njadikan kawasan wisata Pantai Ancol sebagai lapangan pekerjaan untuk nunjang perekonomian masyarakat, tanpa menepikan terjaganya ketertiban »_keamanan kawasan wisata. Sebab salah satu aspek penting dalam ingunan berkelanjutan adalah masyarakat yaitu dengan tersokongnya reRonomian masyarakat. tu menghindari terjadinya pencemaran yang semakin parah maka agztlah penting pengelola untuk menekankan pentingnya menjaga odfsihan dan kelestarian lingkungan, juga dilakukan tinjauan dan evatuasi Ba Tutin minimal setahun sekali untuk mempertahankan kualitas perairan ardsemakin baik terutama karena fungsinya sebagai daerah wisata. ofetola diharapkan dapat memperhatikan daya tampung terhadap ngunjung kawasan pantai berpasir di kawasan Pantai Ancol dan ngontroinya agar tidak melebihi kapasitas yang seharusnya, terutama pada ban libur. Degiuk forum khusus yang menyentuh berbagai komponen diantaranya syerakat, LSM, dan PEMDA sebagai wadah penyaluran aspirasi agar agembangan kawasan wisata tetap pada koridor pembangunan ‘kelanjutan. AyIssaaiuA jesnynowby s060g 3 3 z a 2 3 ii a a 3 3 Q a Fy g 2 2 2 ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} Syopun-BuDpun !uNPUIYC PIdID HOH, DAFTAR PUSTAKA N. 2008. Kajian Ekosistem Terumbu Karang Untuk Pengembangan ‘awasan Ekowisata Bahari di Pulau Hoga, Kepulauan Wakatobi, Sulawesi ‘enggara. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK >B. Bogor. Jtami; Yodhakersa. 2003. Investigasi Dampak Kenaikan Air Laut Di Kota akarta-Studi Dampak Timbal Balik Pembangunan Kota dan Perumahan di idonesia dan Lingkungan Global. Jakarta. 9 T. 2005. Konsep Pengelolaan Situ Perikanan Bagi Tujuan Konservasi alan Ekowisata di Kampus IPB Darmaga Bogor. Skripsi. Departemen SManajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB. Bogor. 3adan Pusat Statistika. 2005. Kecamatan Pademangan Dalam Angka 4{Pademangan in Figure). BPS. Jakarta. et af. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta 2003. Paradigma Bans Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Jrasi llmiah: Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumber Daya Pesisir ‘an Lautan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor. >B. Bogor. epartemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Kebijakan DKP - Pesisir & ‘Sulau-pulau Kecil: OKP Selenggarakan Lokakarya Nasional Pengelolaan Pesisir Terpadu Melalui Upaya Mitigasi, Program Mitra Bahari dan Jukungan IPTEK dan Kongres | Himpunan Ahli Pesisir Indonesia. ttpvAwww.dkp.go.id/content php?c= 1928 uewenieg BaNsyy Ball ull edi . 2003. Pokok Pikiran RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir. ‘erhubung berkala]. Http:/ww.dkp.go.id/content php?c=823. 12 Maret 2006] , S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara. Departemen Pendidikan dan ‘ebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB. Bogor. 9 ‘Gyasari, 1.B. 2003. Identifikasi Potensi Pulau Gili Ketapang Sebagai Sxomponen Pendukung Pengembangan Pariwisata Pantai Bentara Indah i Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Gtansjemen Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor. BNA. 2003. Pengelotaan Pariwisata Pesisir Skripsi. Program Studi Swanajemen Sumberdaya Perairan. Program Studi Manajemen =Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor. ¢ 2swil. 2006. [terhubung berkala]. Ciltto:/Awww.kimpraswil.go .id/infopeta/peta/pariwisata/31DkiDTWisata ipa. {5 Desember 2006}. ASs9A 3 3 z a 2 3 ii a “€di wiz! dun} undodp ynquaq Wnjop ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag fad ‘ubyypipued uBuAUadeY ynquN OxUDY UDdANBUad “> “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| sequins ubegngasuaws Dp UDywNquDDuaW oduD} 6yopun-Gupun !Gunpul a 2 5 2 ¥ 8 81 astanto, T. 2003. Ocean Policy : Dalam Membangun Negeri Bahari Di Era Mtonomi Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. filla, NE. 2006. Analisis Kebijakan Kawasan Taman Wisata Teluk Youtefa ayapura. Disertasi Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. 21, 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta ). 2004. Attematit Pengembangan Gugusan Pulau Pari Kepulauan Seribu sebagai Objek Ekowisata Bahari di DKI Jakarta. Skripsi. Program Studi Qbhanajemen Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor. x 3% A. |. 2003. Pengelolaan Pariwisata Pesisir. Skripsi, Program Studi SManajemen Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor. eady ©.L. 2001. Strategi Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan untuk Séempercepat Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Makalah Falsafah Sains {Ps 702). Program Pascasarjana (S3) IPB. Bogor. {terhubung berkalal. SUittp Hieudyct tripod.com/sem1_011/onu la ola.htm. [22 Januari 2006]. £A.D. 1999. Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pesisir Dengan endekatan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Yang Berkelanjutan. Tesis ®Program . Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan-Program sui i E : 3 g iskito, D.I. 2005. Kajian Pengelolaan dan Pengembangan Ekowisata umber Air Panas Ciater, Subang, Jawa Barat. Skripsi. Program Studi lanajemen Sumberdaya Perairan. FPIK IPB. Bogor. (gBeggieruey iti, F. 2000. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi ‘onsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia >ustaka Utama, Jakarta. 188 hal. a, N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Penerbit :nangga. Jakarta. Edisi ke-2. 521 hal pwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit _ppiambatan. Jakarta, Ecisi ke-10. 381 hal Rninto, T. 2002. Dampak Ekoturisme Wisata Bahari Pulau Menjangan ‘aman Nasional Bali Barat Terhadap Ekonomi Masyarakat dan =xelestarian Kawasan. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. «Taman Impian Jaya Ancol. 2003. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Swan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Taman Impian Jaya Ancol. OWA. Jakarta, cH 2005. Strategic Management in Action. Gramedia. Jakarta. ® smani, A. R. 2007. Kajian Potensi Kawasan Pesisir Bagi Pengembangan (Ekowisata di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat - NTB. Tesis. Program y g : 3 i AUSIOAL Program a SS 8 ae g 63 ag g peg ay fg a. c Be se § <8 § G8 gs 2 ge gg. sé & Be gy 3] fea ge ay - g.38 #3 §. = “e2q 3% 28 §g g3Rg 53 ee g723 3° ge & €a53) 5 Be 8 Puig cs 28 2 S222 a5 22 8 gabg Ss Ste elie fe 288 2F35 eqeg gee fs 9 @ §.as geeg <§2 “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| g a g 3 § g a z| 3 q g Z 3 a z 3 Z 3 g zy 2 z fa} g S ‘Bugpup-Buppun 16ur iran 3. Karakteristik Responden Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Ancot es Uraian Jumiah Responden | Persentase (%) Janis Kelamin Lakilaki 27 I 44 Perempuan 35 i. 56 5 Total 62 100 i Selang Umur | |< 20 tahun 6 40 20 - 29 tahun 28 46 ~ 39 tahun 7 27 Q- 49 tahun 7 n > 49 tahun 4 { 6 Total 62 l 100 (Pendidikan _|ETidak Sekolah 1 T 2 SD 5 | 8 SMP 4 | 6 | SMU 24 | 39 | (D1 1 2 5 [ep2 1 2 03 9 15, last 16 2 ) fa52 1 2 5 Total 62 100 | _|Pekerjaan _GPelajar 7 4 SMahasiswa 10 16 » | Suruhy 1 2 PNS 3 5 | Swasta 23 37 Wirausaha 6 10 Tidak Bekerja 12 19 a Total 62 100 Asal |_| Jakarta, 33 | 54 Jawa Barat WW | 18 2 (awa Tengah 4 HE 7 Jawa Timur 3 5 “Piuar Pulau Jawa 40 16 | = Total 62 100 | ndapatan per bulan a Berpendapatan 28 45 2 £301.000-500.000 5 8 3 4°501.000-1.000.000 9 157 \ 3.001.000-2.000.000 12 19 > 2.001.000-5.000.000 6 | 10 5 ())>5.000.000 2 | 3 Total 62 | 400 AYISIOAIU IN} DAuDy YNuNjas NOD UD!Goges YyOAUDquedwWel UDP UDYUINLUNBUaL BuDID| & 3 a 5 5 2 ‘@d] 1ofom BuDé unBunUaday uoY!Gn.ewu 4opH] UOdANBuag Uupsynued “upJodo] uoUNsnfuad “yDILUI! DAUDH Ut “ypjosow! nyons uBNo{uR NEYO IR} 44D Ynunjas Now UDIGoqas daNBuew Guo Suopun-6uopun-ounpunicrerdo art aquuns upegnge“uaws Upp uDyuUNqUDsUueLU dud} 1 87 )piran 4. Keterlibatan Responden Pengunjung di Kawasan Wisata Pantai Ancol > Uraian [ Jumian Responden | Persentase (%) __| Pengataman berkunjung ke Pantai Anco! {| Peman 58 94 2 | Belum 4 6 Total 62 400 Frekuensi berkunjung <_| Baru pertama kali 4 6 Jarang 40 65 oi 2 bulan sekali 3 5 4 Sering 45 | ee | = Total 62 400 Kegiatan yang dilakukan saat 45) Bekerja di dalam Ancot T 1 2 24 Magang | 4 6 Memancing _ 1 2 4 2 a7 oa 75 2 3 Survei dan Observasi Data 6 10 3 Totat | 62 100 / 4 Tingkat kepuasan 43 Kurang Puas 3 5 24 Cukup Puas 25 40 E Puas 34 50 Sangat Puas 3 5 Ei Total 62 100 Pendamping saat berkunjung Sendiri 5 I 8 Teman 49 | 3 | Kelurga 28 | 45 | Keluarga dan Teman 2 | 3 Rombongan 8 { 13 Total 62 I 100 Persepsi terhadap sarana dan prasarana Pantai a. Tidak Tahu 1 2 b, Sangat Baik 0 0 c. Baik 23 37 d. Cukup 27 44 e. Kurang 1 18 Total 62. 100 : Data Primer diolah (April, 2006) AISIOAIUF [eIN}NOBIPKZIOHoG || [eile || IN} DAuDy YNuNjas NOD UDIGoges YOAUDGuedwWelW UDP UDYWINLUNBUa BuDID| & 3 a 5 5 2 ‘@d] 1ofom BuD/ unBunUaday uoY!Gn.eLU yopHA UodANBUag Uupsynued “upJodo] uoUNsnfuad “yDILUI! DAUDH Ut “ypjosow! nyons uBNo{uR NEYO aquuns upegnge“uaws Upp uDyuNqUDsUueLU dud} 1 piran 4 (Lanjutan) > Uraian [Jumiah Responden | Persentase (%) Persepsi terhadap sarana dan prasarana Air Bersih a. Tidak Tahu 0 0 b. Sangat Baik 0 0 | c, Baik, 2 35 d. Cukup 19 31 2 |e. Kurang 21 34 © Total L 62 100 | Toilet a. Tidak Tahu oO gb. Sangat Baik 1 c. Baik | 49 d. Cukup. | 24 3 e. Kurang | 18 5 Total I 62 100 Tempat ibadah a. Tidak Tahu 4 b. Sangat Baik $ c. Baik 2 dd. Cukup 18 4 e Kurang 13 a Total, I 62 100 Tempat makan dan minum a. Tidak Tahu 0 0 b. Sangat Baik 3 5 c. Baik 24 39. 4. Cukup 31 50 5 |e. Kurang 4 6 Total 62 100 ‘Tempat Bermain . a. Tidak Tahu 0 o . Sangat Baik $ 8 . Baik 35 56 d. Cukup 24 34 Oe. Kurang 1 [ ie & Total 62 [ 4100 ‘Tempat Sampah Qa. Tidak Tahu 0 0 . Sangat Baik _ 0 C 0 } c. Baik 26 a d. Cukup 26 42 2. Kurang 10 16 Total 62 100 Data Primer diolah (April, 2006) AUSIOAIUA JeITAY z| j glolslalels| [rjolals}e]8) |folgig}ols 2 5 é 5 2 5 21 | lolalolelels elalals 7 {| [ej-lelalelal fnisfelatolal |-lolajalela 5 2 55 g q 7 l= alg a ig ge g S aE 3 z Slals _|2} le ggg 33 3 a8 & Pigs al He]. | See eyo § 2 Z 2 5 & | [s)8/4|3 a8 <|5|8 5 = al s\/8) [2 lslcla lee eles gig} ie sg Sim Sl la i 2 : = & g § z & § z i i g 3 2 i E 5 g $ é E i 5 E “yp|osOW mons UBNO{UR ND}D YALE) LDS] NUEd ‘UDJOdD| UOUAsNAuad “YDILUI| DAUDy UDsyNUEd “UD| z z 5 2 % 3 g a 3 é 2 3 a é z 5 a niran 5. Kualitas Air Sungai Ancol (Air Sungai Gunung Sahan sebelum masuk Ancol) Parameter | Satuan [Baku Mutu [ Hasil_ | Metode I; Fisika Suhu °c Normal SNI 06-2413-1991 Za Padat Tertarut (TDS) mo ‘SNI06-2413-1991 Za\ Padat Tersuspensi (TSS) mg SNI 06-2413-1991 Daya Hantar Listrik (DHL) umhosien | 1000 ‘SNI 06-2413-1991 Kimia Air Raksa (Hg) mgi 0,0005 ‘SNI06-2462-1991 n (As) mgf 0,050 ‘SNI 06-2463-1991 n (8) mg 1.0 ‘SNI06-2481-1991 Kimium (Cd) mol 0,010 SNI 06-2466-1991 K@batt (Co) mgf 0,020 ‘SNI 06-2471-1991 KBomium Vi (Cr6+) mf 0,050 SNI06-1132-1989 Mangan (Ma) mgf ‘SNI06-2497-1991 Gram Alkati (Na) % Perhitungan, Ofsigen Tertarut (00) mol ‘SNI06-2425-1991 p - 6,085 SNI06-2413-1991 SSenium (Se) mgh 0,050 SNI06-2475-1991 sg @n) mgi 1,0 SNI06-2507-1991 NBel (ND) mgi 0,10 <0,02 | SNI06-2520-1991 S@piat (S04) mol 446.4 | SNI08-2426-1991 i id val Sodium Carbonat a Perhtungan 1 Snbaga (Cu) mgi 0,10 <0,02 | SNI06-2514-1991 Tigpbal (Pb) mg 0,10 <0,01 | SNI06-2517-1991 Siiium Absortion Ratio (SAR) - 100-180 | 11,2 Perhitungan \mayak dan lemak mg Ribs ®.7 | SNI06-2502-1991 Delrgen (MBAS) mgi 0,50 5,25 | SNI06-2476-1991 Phosphat mg 0,50 3,08 | SNI06-2583-1991 Zat Organik (KMnO4) mo 25,0 25,6 | SK SNIM-72-1990 BOD met 20 11,7 | SNI06-2875-1991 cop mg 30 55,1_| SNI19-1423-1989 er PT UNILAB PERDANA, 2003 Baku mutu = SK Gubemur DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 Baku Mutu Golongan D : Pertanian dan Usaha Perkotaan AyIssaaiuA jesnynowby s060g 91 Kawasan mandi laut 6. Foto-foto dan Gambar di Lokasi Penelitian 92 ‘Sedimentasi Pengolahan limbah di Putri Duyung Cottage ke Sungai Anco! ce laut Saluran pembuangan hasil olahan limbah cair Bogor Agricultural University 93 Motor boat dan sepeda air yang ada di Danau Putri Duyung Perahu layar fanpa mencantumkan dan menyebuthan sumber: tion, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. u ‘Tempat makan di Pantai Ancol Fasilitas Toilet 3 i 2 . 3 3 a A 3 3 & juan suatu masalah. 95 Tempat sampah dan kebersihan Pantai Ancol Nelayan yang sedang menebar jaring di tepi Pantai Ancol Sere Bogor Agricultural University Hale CiptecBilindungi Undlsea-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. impiran 6 (lanjutan) Gambar Ancol (2006) 5 é : § < ‘ é ° & i 5 & a _ x B23 ¢ 83 gegaé 2 gg 25 & & ce 8 gee ie? Ee 5 & 23¢ ,88 22 _ 3B 2 +e Psat ke ESS § 3 £% 38 BERES ESR EE g58 Siete lg teeta Mee elena tetera eed c tele eigbeieg aed yssi2angs3 aOF8 geeua es See teehee / & 8 2 : ag Ig Wk Soleo (ut Brapiiseworh 7 t Bogor Agricultural University © = HakeipesDIvidusit Undid = SS ES SEP ez Dilarang mengutip sebagian atau seluruh kaya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber: . ‘2. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, b. Pengutipan tidak merugitzan kepentingan yang wojar IPB. fang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. 98 Corporate Secretary Dinisi Pengembangan Komisaris Direktur Utama kelestarian taman dan pantai di Ancol Jakarfa Baycity secara = General Manager Taman dan Pantai, yaitu Manager yang menangani keseluruhan in & Hak cipta milk IPB (Institut HBrtanian Bogor) piran 7. Struktur Organisasi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk tahun 2005 Bogor Agricultural University Hak Cipta Ditmedng) Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagion*tau geluruh karya tulis ini tanpa mericantumkan dan menyebutkan sumber: @. Pengutipan hanya untul-keperttingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmich, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. larang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tul dalam bentuk apapun tanpa izin IPB. Lampiran 8. Struktur Organisasi Taman Impian PT Taman Impian Jaya Ancol tahun 2005 er Generel Mi ‘Taman impis Menager Pemeiinareen Maneger Operasi Bagion Operasi Pentel Seksi Permainen ‘Saks! Penyewaan Rest & Kios sear ‘Seksi Pelayanan P3K & P.Reneng Keterangan Kawasan Wisata Pantai Ancol ditangani oleh 2 Manager, yaitu Manager Pemeliharaan dan Manager Operasi. Manager Pemeliharaan membawahi Bagian Quality Control Produk yang mengontro! kualitas produk-produk yang berkaitan dengan rekreasi pantai, seperti kualitas dan variasi jenis makanan yang dijual di kios-kios makanan Bagian Kebersihan yang dibawahi oleh Manager Pemelinarean mengawesi kebersinan pantai dan menangani.sampah. Sedangkan Manager Operasi membawahi Bagian Operasi Pantai yang mengawasi kinerja seksi permainan, penyewaan kios dan tempat peristirahatan, penyewaan lahan dan sarana penunjang kegiatan rekreasi, dan pelayanan P3K dan keperiuan berenang. Bagian Kebersihan Begian Quality Control Produk o 8 3 g & 3 2 c 3 9 3 < 3 3 z a 2 3 ii a “€d] wiz! dun} undodp ynquaq WuDjOp jul h O/uDx Yrun|es Noy UD|Gogas dANBuau BUDID|Iq "L BuDpupy-6U>PUPFIBUAPUIIC 53d! HOH ‘@d] 10fom BuD4 uDBunUaday uoY!Gn.ewu YopH] UodANBUa “q “ypjosOW mons UBNo{UR ND}D YUE) LDS] NUEd ‘UDLOdD| UOUAsNAuad “YDILUI! BfUDy UDs|NUEd “UOAYjauad ‘UDeIpIpUad UDBURUAdex YNyUN BsuDY UDdANBUa ‘D 'aquuns ubegngefuaws uop uDyUNqUD>uaW oduD} RIWAYAT HIDUP- Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 13 Desember 1982 | sebagai anak keempat dari empat bersaudara, dari keluarga Bapak Saroso dan Ibu Suwartini, Pada tahun 2001, penulis | telah menyelesaikan studinya dari SMU Negeri 4 Surabaya dan berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis aiikan studinya di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas agen dan limu Kelautan. ‘Setama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti beberapa organisasi anya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) periode 2001- _ Forum Lingkar Pena (FLP) periode 2002-2003, Badan Eksekutf sBwa (BEM) periode 2002-2004, dan Yayasan Progress Insani pada tahun Selain itu penutis juga pemah terlibat aktif dalam beberapa kepanitiaan, aignya PJK Masa Orientasi Mahasiswa tingkat IPB dan tingkat fakultas, 2 Panitia Pelatinan Karya Tulis Mahasiswa, Seksi Acara Achievement vation Training, dan Panitia Leadership and Motivation Training. Untuk menyelesaikan studinya penulis melakukan penelitian dan menulis si-dengan judul “Analisis Pengelolaan Kawasan Wisata Pantai Ancol, ‘ta Utara”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk peroleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen berdaya Perairan. AyIssaaiuA jesnynowby s060g

Você também pode gostar