Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pengambilan conto (sampling) batubara adalah suatu proses pengambilan conto dengan massa yang kecil dari suatu massa yang besar dan cukup representatif serta merata. Pemikiran utama pada sampling ialah menentukan berat material yang akan di ambil dari lot dan kemudian menentukan berapa berat minimum yang di ambil setelah dilakukan preparasi sample. Persoalan yang dihadapi dalam proses pengambilan conto adalah bagaimana supaya dicapai suatu hasil yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan biaya seekonomis mungkin. Pengambilan conto dapat dilakukan pada singkapan batubara in-situ yang terlihat/tertutup overburden, pemboran inti atau cutting, dan dari massa batubara yang telah lepas seperti dari ban berjalan (belt conveyor), kereta api atau tempat penimbunan (stockpile). Pengambilan conto untuk analisis air lembab (moisture) kadang diambil secara terpisah apabila batubara tersebut tampak basah.
1.
Pengambilan conto batubara in-situ dari singkapan atau endapan batubara yang tidak terlalu dalam dilakukan dengan pillar sampling atau chanel sampling dengan arah tegak lurus terhadap lapisan batubara. Pada pilar sampling dibuat blok-blok yang berukuran lebar 30-45 cm dan luas 450 cm2 (luas potongan melintang). Cara ini jarang digunakan karena memerlukan waktu yang lama dan sukar dalam penanganannya hingga dengan sendirinya biaya menjadi mahal.
Channel sampling dilakukan dari suatu sumur/parit uji. Luas minimal potongan melintang 100 cm2 dan contoh yang diambil + 15 kg batubara untuk setiap ketebalan lapisan. Pengambilan contoh dengan pemboran pada endapan batubara yang jauh dari permukaan harus menggunakan inti (core), sedangkan untuk endapan yang dangkal bisa dilakukan pemboran tanpa inti (cutting), walaupun cara ini kurang baik karena adanya kontaminasi.
Garis tengah ini biasanya berkisar antara 45-60 mm. Ukuran inti dengan garis tengah 200 mm diperlukan dalam pengambilan contoh khusus untuk pengujian washability. Pengambilan contoh dengan pemboran ini harus memperhatikan perolehan dari pemboran. Berat contoh (core) dihitung dari panjangnya (perolehan x kemajuan pemboran) dikalikan dengan kepadatan relatif batubara yang bersangkutan).
Jumlah contoh yang harus diambil dari batubara in-situ bergantung pada : a. b. c. tahap penyelidikan; ketebalan lapisan batubara; jumlah/perubahan lapisan. Dalam proses pengambilan contoh bisa timbul kesalahan-kesalahan yang berkenaan dengan hal-hal antara lain : ~ ~ ~ ~ jumlah/berat contoh yang tidak mencukupi; cara pengambilan contoh yang tidak tepat; penentuan lokasi pengambilan contoh; penanganan contoh di lapangan.
2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh batubara lepas adalah sebagai berikut : ~ ~ ~ lokasi pengambilan contoh (dari ban berjalan/tempat penimbunan dll; jumlah increment yang harus diambil; berat setiap increment yang harus diambil, bergantung pada ukuran maksimum partikel; ~ dilakukan diperlukan. Lokasi pengambilan contoh dari jumlah increment yang harus diambil dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 : replikasi sampling sebagai sampling check, bilamana
Tabel 2 : Jumlah increment untuk analisa air lembab (untuk seluruh cara/lokasi pengambilan contoh) Keadaan batubara Tanpa dicuci/dry coal Dicuci sedikit Jumlah increment 16 32
Tabel-tabel di atas berlaku jika tonasi batubara kurang dari 1000 ton. Jika lebih besar dari 1000 ton, maka dihitung berdasarkan rumus empiris di bawah ini :
P (kg) = 0,06 D (mm) Catatan : ~ untuk partikel dengan ukuran maksimum 150 mm, berat contoh tidak boleh kurang dari 0,5 kg ~ untuk partikel dengan ukuran maksimum > 150 mm, berat contoh tidak boleh kurang dari 10 kg ~ D adalah garis tengah partikel ukuran maksimum.
Untuk memeriksa pengambilan contoh yang telah dilakukan, maka diadakan replikasi, yaitu pengulangan dari increment. Dari satu barubara yang akan diambil contohnya, dibuat enam replikat dari jumlah increment yang diambil, sesuai dengan yang ditunjukan pada Tabel 1 dan 2. Jika jumlah increment tidak genap dibagi enam, maka jumlah increment harus ditambah. Setiap sub-sample hasil replikasi tersebut dianalisa secara terpisah.
Perbedaan kadar abu dan air lembab yang diijinkan antara satu contoh dengan yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 : Perbedaan kadar abu dan air lembab yang diijinkan antara satu contoh dan contoh lainnya. Hasil analisa Jenis batubara Abu / kelembaban < 20% kadar abu / air lembab > 20% kadar abu / air lembab
* **
jika kadar abu/air lembab < 20% misalnya 15%, maka relevansi antara 13,5% sampai 16,5%. jika kadar abu/air lembab > 20% misalnya 25%, maka relevansi antara 23% sampai 27%.
Pengambilan contoh batubara lepas dapat dilakukan secara mekanis maupun manual dengan menggunakan peralatan seperti sekop, hand auger dan lain-lain. Pengambilan contoh pada belt conveyor, jika ukuran maksimum partikel >80mm, hanya bisa dilakukan secara mekanis. Bila dilakukan secara manual, maka belt conveyor harus diberhentikan terlebih dahulu. Pengambilan contoh bisa dilakukan secara sistematis ataupun secara acak (random). Pengambilan contoh secara sistematis (systematis sampling) dilakukan berdasarkan waktu atau posisi dari unit yang bersangkutan. Sedangkan untuk pengambilan contoh secara acak (random sampling), waktu dan posisi unit sembarangan. Untuk kontrol kualitas, di mana pengambilan contoh dilakukan secara terus menerus, umumnya diterapkan pengambilan contoh secara sistematis.
3.
PADA STOCKPILE
Pengambilan contoh di stockpile dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : ~ jumlah increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel 1 dan 2. ~ pengambilan contoh dilakukan dengan sistem blok dengan cara mengukur panjang, lebar, dan tinggi stockpile. ~ jika ukuran-ukuran di atas telah diketahui, area stockpile dibagi sesuai dengan jumlah increment yang harus diambil. ~ jika pengambilan contoh dilakukan secara manual, maka increment diambil dengan menggunakan sekop atau auger. Dalam hal ini contoh diambil dari kedalaman 30 cm. Apabila kadar air tampak tinggi (basah), contoh diambil lebih ke dalam lagi sampai setengah tinggi/tebal timbunan batubara di stockpile. Jika dilakukan secara mekanis, maka untuk ketebalan batubara lebih dari empat meter, pengambilan contoh dilakukan pada dua level atau lebih, dengan catatan tiap level tidak lebih dari empat meter. Contoh kemudian diberi identitas pada container-nya, dan siap dikirim ke laboraturium untuk dianalisa.
4.
Pengambilan contoh di atas belt conveyor dapat dilakukan sebagai berikut: Jumlah increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukan pada Tabel 1 dan 2. Pengambilan contoh dapat dilakukan secara manual atau mekanis. Jika dilakukan secara manual, untuk batubara dengan ukuran maksimum partikel 80 mm hanya bisa dilakukan jika belt conveyor dihentikan sejenak. Jika pengambilan contoh dilakukan secara sistematis kecepatan dari belt conveyor harus dijaga agar tetap konstan. Pengambilan sebaiknya dilakukan pada ujung dari belt conveyor. Contoh kemudian diberi identitas dan siap dikirim untuk di analisis.
5.
Pengambilan contoh dapat dilkukan sebagai berikut: Jumlah increment yang diambil sesuai dengan yang ditunjukan pada tabel 1 dan 2. Bagian atas gerbong kereta api/barge dibuat blok-blok yang berbetuk bujur sangkar berukuran 1 x 1 meter, seperti terlihat pada bagan di bawah ini :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dua atau tiga increment diambil secara acak dari titik 1 sampai titik 12. Pengambilan contoh bisa dilakukan dengan menggunakan sekop atau auger dengan kedalaman pengambilan sampai 30 cm. Jika batubara nampak basah, maka pengambilan harus lebih dalam hingga mencapai setengah tinggi timbunan batubara di dalam gerbong.
Contoh selanjutnya diberi identitas dan kemudian dikirim ke laboraturium untuk dianalisa.
Ada banyak cara untuk mengkombinasikan increment, beberapa diantaranya sebagai berikut : 1. Sample akhir disiapkan dari masing-masing increment. Lot
Increment
Sampel Akhir
Increment
Sampel Akhir
Increment
Sampel Akhir
2.
Increment
Increment
Increment
Gross sampel
Sampel Akhir
3.
Membagi lot dalam beberapa bagian dan ambil increment pada tiap bagian dan masing-masing increment disiapkan untuk mendapat sampel akhir. Lot
Icr
Sampel Akhir
Icr
Sampel Akhir
Icr
Sampel Akhir
Icr
Sampel Akhir
Icr
Sampel Akhir
Icr
Sampel Akhir
4.
Dalam kasus memilih primary sampling unit dan kemudian mengambil beberapa increment (secondary sampling unit) dari masing-masing primary sampling unit (sampling dua tingkat), mengkombinasikan increment sama seperti salah satu dari point 1,2 atau 3 di atas.
Gross Sample Pre-drying Uji untuk distribusi ukuran Peremukan Pembagian
Peremukan
Sisihkan
Pembagian
Sisihkan
Sample Akhir
Cara mempersiapkan sampel akhir sebagai berikut : 1. Setiap increment, setiap sub-sampel atau gross sampel dikeringkan dan bila perlu diremuk dan di bagi-bagi untuk mendapatkan sampel akhir untuk di uji atau analisis. 2. Pembagian dapat dilakukan baik dengan pembagian increment atau riffling atau cone and quartering atau cara lain yang tidak menimbulkan bias.