Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
EXCAVATOR
By : Khairul Puadi
Dalam bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu dalam melakukan pekerjaan pembangunan. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyekproyek konstruksi berskala besar. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut untuk memudahkan dalam mengerjakan pekerjaan, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.
Pengertian Excavator
Excavator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket) yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Pengertian ini didasarkan dari asal-usul excavator yang diciptakan sebagai alat penggali tanah untuk membangun rel kereta api, serta dari kata excavation yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti pengggalian atau mesin penggali.
Excavator
Di Indonesia, excavator sering disebut bego/beko, yang diambil dari bahasa inggris backhoe yang berarti aktor belakang. Backhoe sendiri adalah excavator mini yang ditempelkan di belakang mesin tracktor dan biasanya digunakan untuk pekerjaan di lahan-lahan pertanian di Amerika Serikat.
EXCAVATOR
Excavator pertama kali diciptakan pada tahun 1835 oleh seorang pemuda berusia 22 tahun bernama William Smith Otis, yang merupakan seorang ahli mekanik asal Amerika Serikat. William Smith Otis adalah anak dari pasangan Isaac Otis dan Tryphena Hannah Smith yang lahir pada tanggal 20 september 1813 di Pelham, Massachussetts, USA. William memulai karyanya sejak berusia 20 tahun dimana pada waktu itu dia mulai menunjukkan kecerdasannya.
Eksperimen pertama
ada tahun 1935 ketika bekerja di perusahaan Carmichael and Fairbanks yang bergerak di bidang pekerjaan sipil, William menggunakan excavator hasil ciptaannya untuk penggalian rel kereta api mulai dari Norwich ke Worcester. Pada waktu itu excavator pertama tersebut hanya dilengkapi bucket (alat keruk) yang ditarik oleh rantai dan seling, serta digerakkan oleh mesin uap dan hanya bisa berputar sejauh 90 derajat. Namun sayangnya excavator tersebut rusak berantakan ketika mencapai putaran 90 derajat saat sedang melakukan penggalian. Untuk menyempurnakan karya ini William Smith Otis pindah ke Philadelphia. Dia berusaha meyakinkan Joseph Harrison, seorang manajer operasional perusahaan Garrett and Eastwick untuk membangun model excavator pra-industri pada tahun 1836, dan usahanya berhasil.
Pada tanggal 15 maret 1836 William menerima hak patent atas penemuan excavator ini. Namun sayangnya kejadian insiden serupa terulang lagi. Pada tahun 1838 terjadi kesalahan pada spesifikasi teknik sehingga excavator terbakar dan hancur. Hak patent atas penemuan excavator yang telah diraih dengan susah payah oleh William Smith Otis berakhir pada tanggal 27 oktober 1838.
Namun berikutnya pada tanggal 24 februari 1839, patent dengan nomor 1089 telah resmi memperoleh validitas. Excavator hasil karya William Smith Otis secara resmi diakui dengan sebutan The Crane-dredge for excavation and earth removals (Kren penggali dan pemindah tanah) dan secara resmi merupakan excavator yang pertama kali ada di muka bumi.
Fungsi Excavator
Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat dumptuck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Karena perannya yang multifungsi, maka excavator selalu ditampilkan dalam segala jenis pekerjaan berat baik di darat maupun di atas air.
Yang termasuk alat gali adalah backhoe, power shovel atau juga dikenal sebahai front shovel, dragline, dan clamshell
1. Backhoe
2. Dragline excavator
3. Front Shovel
Fungsi Excavator
Dengan adanya perbedaan kebutuhan dari masing-masing bidang industri,maka para perusahaan pembuat excavator melengkapi unitnya dengan berbagai jenis excavator berdasarkan fungsinya.
Standard bucket
merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena penggunaannya yang fleksible untuk beberapa kondisi pekerjaan
Ripper bucket
Ripper bucket cocok digunakan untuk menggali lapisan bebatuan atau tanah liat yang keras. Bucket jenis ini memiliki penetrasi yang cukup dalam.
Trapezoidal bucket
Slope finishing bucket digunakan untuk meratakan permukaan tanah karena memiliki bucket yang datar dan lebar.
Ditch cleaning bucket cocok digunakan untuk membersihkan sungai atau mengeruk lumpur dari dasar sungai
Three shank ripper merupakan alat yang efisien untuk menggali batu pada lereng, menghancurkan dan mengangkat pondasi beton, dan juga untuk mencabut akar atau batang pohon.
Single shank
ripper
Single shank ripper digunakan untuk mempersiapkan lahan untuk digali terutama yang memiliki lahan bebatuan dan digunakan juga untuk mencabut akar atau batang pohon.
Clamshell bucket
Coal bucket dan chip bucket sangat efisien dan aman ketika digunakan untuk menangani material seperti batubara, pecahan batu, dll.
Spike hammer
Spike hammer cocok digunakan untuk menghancurkan struktur beton, lereng bendungan, dll.
Grapple
Scrap grapple
Scrap grapple digunakan untuk mengangkat dan memindahkan material dengan bentuk yang tidak beraturan. Memiliki empat buah cakar yang dapat membuka dan menutup dengan silinder hidrolik masing-masing.
Lifting magnet
Lifting magnet digunakan untuk mengangkat dan memindahkan bahan-bahan yang terbuat dari logam.
Komponen Excavator
Excavator Amphibi
Proyek Pengembangan Band ar Udara Hasanuddin, Makassar terletak di desa Baji Manggai, desa Makkaraeng, desa Pao-pao, kelurahan Sudiang, kecamatan Mandai, kabupaten Maros, Makassar, propinsi Sulawesi Selatan.
Pekerjaan pematangan lahan (land clearing) pada proyek pengembangan Bandar Udara Hasanuddin terdiri dari beberapa item pekerjaan utama, antara lain:
a. Pekerjaan galian tanah Pekerjaan ini dilakukan penggalian tanah dan tanah dari hasil galian dikumpulkan atau dijadikan sebagai bahan timbunan tanah pada permukaan tanah yang mempunyai elevasi lebih rendah dari yang direncanakan b. Pekerjaan timbunan atau pemerataan tanah Pekerjaan timbunan ini dimaksudkan untuk meratakan tanah hasil galian dan juga meratakan permukaan tanah agar sesuai dengan elevasi tanah yang diinginkan
Data Proyek
Volume peker jaan galian timbunan tanah dihitung berdasarkan gambar layout gambar potongan melintang. Dari lampiran gambar layout untuk potongan melintang diperoleh 14 potongan yang jarak masing-masing potongan adalah: Pot 1 s.d Pot 13 Pot 14 = 50 m = 29 m
Perhitungan pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan sektor 1 apron, terminal dan pelataran parkir di atas, maka didapat volume tanah yang harus dipindahkan sebesar: Volume tanah yang dipindahkan = volume galian volume timbunan = 616.803,81- 437.278,73 = 179.525,08 m3
Alat Kapasitas bucket Efisiensi kerja (E) Faktor bucket Waktu gali Waktu buang Waktu putar
= = = = = = =
Waktu siklus: Cm = waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang = 12 + (2 x 6) + 6 = 30 detik Produksi per siklus: q = q1 x K = 0,95 x 0,90 = 0,86 m3
85,66 m3/jam
Perhitungan waktu
Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan volume tanah yang dipindahkan adalah: (diasumsikan bahwa pekerjaan galian dan timbunan menggunakan excavator)
T =
= = = = = =
Biaya sewa alat excavator adalah: Biaya sewa dalam satu hari kerja: = 8 jam x Rp. 211.000,00 = Rp. 1.688.000,00 Biaya sewa dalam satu minggu bekerja: = 6 hari x Rp. 1.688.000,00 = Rp. 10.128.000,00
Biaya sewa satu bulan ( 26 hari kerja ), maka biaya dalam satu bulan: = 26 hari x Rp. 1.688.000,00 = Rp. 43.888.000,00 Total biaya sewa selama 17 bulan penggunaan excavator: = 17 bulan x Rp. 43.888.000,00 = Rp. 746.096.000,00 Biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi dalam 1 unit excavator adalah Rp. 3.000.000,00
Total biaya sewa 1 unit excavator termasuk mobilisasi dan demobilisasi: = Rp. 746.096.000,00 + Rp. 3.000.000,00 = Rp. 749.096.000,00 Biaya sewa 4 unit excavator termasuk mobilisasi dan demobilisasi: = 4 unit excavator x Rp. 749.096.000,00 = Rp. 2.996.384.000,00