Você está na página 1de 57

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM NEUROLOGI

SIRKULASI CEREBROVASKULER

M. KHOERL ANAM, S.Kep.,Ns. 20032014

SIRKULASI DARAH
Terjadi melalui satu lengkungan arteri dan vena yang kontinu serta terbagi menjadi sirkulasi pulmonal dan sistemik Sirkulasi pulmonal menghantarkan : darah dari jantung ke paru, di mana darah dioksigenasi dan kemudian dikembalikan ke jantung.

Sirkulasi sistemik, atau sistem vaskular perifer, meliputi : arteri, arteriol, vena, venula, dan kapiler, dimana sistem ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain termasuk otak dan kemudian membawa darah kembali ke jantung.

ARTI PENTING MENJAGA KEPATENAN SIRKULASI CEREBROVASKULER

Berat otak 2 % dari berat tubuh Namun otak memakai 18 % dari total volume darah yang beredar dalam tubuh.

Ambang kegagalan fungsi sel saraf otak ialah Bila ADO menurun sampai < 10 ml/100 g otak/menit. Pada tingkat ini terjadi kerusakan yang bersifat menetap dalam waktu 6-8 menit sehingga MENGAKIBATKAN KEMATIAN SEL OTAK

Sirkulasi otak dapat dibagi menjadi :

1. Sirkulasi anterior (carotid)


2. Sirkulasi posterior (vertebrobasiler)

Dua sirkulasi tersebut bertemu di dasar otak melalui sistem


anastomose yang membentuk sirkulus Willisi.

Arteri carotis dextra berasal dari arteri inominata, sedangkan arteri carotis sinistra berasal langsung dari arcus aorta. Pada ketinggian sekitar vertebrae cervical ke empat, arteri carotis communis terbagi menjadi : 1. 2. Arteri carotis eksterna, yang mensuplai wajah dan scalp Arteri carotis interna, yang mensuplai sirkulasi intracranial

Arteri carotis interna (ICA) terbagi menjadi segmen cervical (C1), petrosus (C2),
intracavernosus (C3) dan supraklinoid (C4). Trunkus meningeohipofiseal berasal dari carotis intrakavernosa dan memberikan percabangan yang mensuplai kelenjar pituitari dan basal meningeal. Setelah keluar dari sinus kavernosus, ICA menembus lapisan dura untuk membentuk segmen supraklinoid, yang akan memanjang hingga bifurcartio carotis. Cabang intradura yang pertama adalah arteri ophtalmica, yang mensuplai aliran darah ke orbita dan merupakan sumber potensial dari sirkulasi kolateral.

Cabang carotis berikutnya, arteri comunicans posterior (PCoA), menghubungkan sirkulasi anterior dan posterior. Biasanya terdapat tujuh cabang dari bagian medial arteri ini, yang akan mensuplai batang otak sebelah lateral dan bagian inferior basal ganglia.

Arteri choroidal anterior (AChoA) bermula

pada 2-4 mm distal dari PCoA dan merupakan


cabang besar yang terakhir sebelum bifurcatio. Arteri ini mensuplai jalur penglihatan (traktus opticus, lateral geniculate body, radiatio

opticus), sebagian basal ganglia, dan jalur kortikospinal. Oklusi dari AChoA dapat

menyebabkan defisit berupa hemiplegi dan hemianopsian atau tidak ada defisit sama sekali.

Setelah AChoA, ICA akan bercabang untuk membentuk arteri cerebral anterior (ACA) dan arteri cerebral media (MCA). Bagian dari ACA diantara percabangan ICA dan arteri

comunicans anterior (ACoA) merupakan segmen A1 dari ACA. Segmen ini akan bercabang
menuju kapsula interna, thalamus, dan hipothalamus.

ACoA menghubungkan dua


ACA dan menentukan lokasi dimana A1 menjadi arteri

cerebral anterior distal (A2).


Cabang dari ACoA mensuplai hipothalamus anterior. Cabang

terbesar dari area ACA/ACoA


adalah arteri recuren Heubner, yang mensuplai anterior dari basal interna. ganglia dan kapsula

Arteri cerebral anterior distal (A2) berjalan superior dan posterior dari ACoA, didalam fissura interhemisfer, dan membagi diri menjadi arteri pericallosal dan arteri callosomarginal didekat genu dari corpus callosum. A2 dan cabangnya mensuplai bagian medial dari lobus frontalis dan parietalis. Segmen pertama dari MCA (M1) berjalan dari percabangan ICA menuju percabangan MCA dalam fissura Sylvii. Arteri lenticulostriata lateralis dan media berasal dari segmen M1 ini, yang keluar dari sudut kanan bagian dorsal M1 dan mensuplai basal ganglia serta terutama bagian superior kapsula interna.

Pada fissura Sylvii, MCA berbagi menjadi 2-4 cabang, yaitu segmen M2. Pada titik inilah sebagian besar aneurysma MCA terjadi. Segmen M2 keluar dari fissura Sylvii dan menyebar pada lengkungan hemisfer untuk mensuplai bagian lateral dari lobus frontal, parietal, occipital, dan temporal.

Arteri vertebralis (VA) merupakan cabang pertama dari arteri subclavia.


Setelah keluar dari sudut kanan arteri subclavia, VA berjalan beberapa cm sebelum masuk kedalam foramen intervertebralis dari C6. Setelah itu ia

akan berjalan sepanjang foramen dari C6 hingga C1 dan melewati bagian


superior dari arcus C1 dan menembus membran atlantooccipital dan masuk kedalam rongga kepala. Saat berjalan kearah ventral dan superior, ia

memberikan cabang arteri cerebellar inferior posterior (PICA) sebelum


akhirnya bersatu dengan VA dari arah yang berlawanan pada pertengahan bagian ventral dari pontomedulary junction untuk membentuk arteri basillaris (BA). BA akan bercabang membentuk dua arteri cerebral posterior pada pontomesencephalic junction. Hubungan menuju sirkulasi anterior melalui PCoA akan melengkapi sirkulus Willisi.

PICA merupakan cabang terbesar dari sirkulasi posterior


(vertebrobasiller) dan mensuplai medulla vermis inferior, tonsil, dan bagian inferior hemisfer cerebellum. PICA juga sangat erat kaitannya dengan saraf kranial ke 9, 10, dan 11. Arteri cerebellar inferior anterior (AICA) biasanya bermula dari

distal dari vertebrobasilary junction setinggi pontomedullary


junction, mensuplai pons, pedunculus cerebellar media, dan bagian tambahan cerebellum. Selain itu AICA juga terkait erat dengan saraf kranial ke 7 dan 8 (fasialis & akustikus).

Arteri cerebellar superior (SCA) berasal dari proksimal percabangan basilaris, dan mensuplai otak tengah, pons sebelah atas, dan bagian atas cerebellum. Cabang dari SCA akan membentuk anastomose dengan cabang dari PICA dan IACA pada hemisfer cerebellum dan merupakan sumber potensial dari aliran kolateral.

Arteri cerebralis posterior (PCA) dibentuk oleh percabangan BA dan mensuplai otak tengah bagian atas, thalamus posterior, bagian

posteromedial lobus temporalis, dan lobus occipitalis.

Sirkulus Willisi merupakan sirkulasi kolateral antara pembuluh darah intrakranial. Terpisah dari kolateral ophtalmicus, terdapat beberapa tempat anastomose lain antara pembuluh darah ekstra dan intrakranial, mencakup anastomose melalui arteri sphenopalatina, arteri dari foramen rotundum dan

cabang kecil yang biasanya ada pada tulang petrosus.

Arteri utama yang mensuplai dura adalah arteri meningea media dan

cabang ascending arteri pharyngeal, cabang dari sirkulasi eksternal.


Terkadang dapat terbentuk anastomose antara dura dan permukaan korteks. Sebagai tambahan, hubungan antara carotis dan vertebrobasillar

dapat terjadi.

FISIOLOGI ALIRAN DARAH OTAK

Sistem saraf pusat (SSP) diisi oleh Jaringan yang kaya pembuluh darah untuk memenuhi

kebutuhan yang berubah-rubah dari metabolisme saraf lokal


dan regional. Aliran darah otak (CBF) dapat dilihat dari 2 sudut pandang: ciri umum, dan gambaran unik dari SSP.

Ciri Umum Aliran Darah

Sifat alami darah adalah bahwa substansi tertentu (leukosit,


eritrosit, dan trombosit) tersuspensi dalam plasma. Komponen darah

cenderung untuk berkumpul di bagian tengah aliran, dan akan bervariasi

sesuai ukuran lumen, sehingga sifat darah di arteri yang lebih besar tidak
dapat disamakan dengan pembulih darah yang lebih kecil. Lebih jauh lagi, pernyataan tentang tekanan darah, aliran darah, dan perfusi jaringan harus dipertimbangkan sesuai pulsasi aliran darah. Faktor-faktor lain juga mempengaruhi aliran darah, meliputi suhu lokal dan pH, tekanan oksigen dan karbondioksida, K+, H+, HCO3- pada

jaringan dan darah; hematokrit, cardiac output, tekanan darah, faktor


neurogenik, tahanan vaskuler, dan lainnya termasuk mediator saraf dan kimiawi.

AUTOREGULASI
Pada kondisi istirahat, dialirkan sekitar 750cc darah permenit (1520% cardiac output). Parameter penting dalam memperhitungkan

aliran darah otak yang dinamakan tekanan perfusi cerebral (CPP),


yang idealnya menggambarkan perbedaan mean tekanan arterial (MAP) dikurangi tekanan intra kranial (ICP). Diperkirakan bahwa pada CPP antara 50 dan 130 mmHg hanya terdapat sedikit, bila ada, variasi dalam CBF total. Sirkulasi carotis (anterior) memperoleh mayoritas aliran darah dalam kecepatan yang lebih tinggi (335 cc/menit melalui setiap carotis) sedangkan sirkulasi posterior (vertebrobasiler), memperoleh 75 cc/menit.

Lebih jauh lagi, juga terdapat perbedaan antara substansia grisea yang merupakan jaringan dengan aliran cepat (64 cc/ 100 g/ menit) dengan substansia alba yang merupakan jaringan dengan aliran pelan (15-20 cc/ 100 g/ menit). Aliran

darah juga terkait dengan aktivitas elektroserebral.


Karena mekanisme otak dalam meregulasi aliran darahnya

masih tidak jelas, maka terdapat beberapa teori yang diajukan


misalnya : teori miogenik, neurogenik, metabolik otak.

Teori Miogenik Teori ini menyatakan bahwa pembuluh darah dapat mengenali aliran dan menyesuaikan diri terhadapya. Menurut Baliss dalam 1902, apabila tekanan dalam pembuluh darah meningkat, maka pembuluh darah tersebut akan berkontraksi untuk meningkatkan tahanannya sehingga mengurangi aliran darah.

Faktor Lokal yang Mempengaruhi Autoregulasi


Kondisi lokal lain tampaknya juga berperan dalam autoregulasi. Faktor ini meliputi pO2, pCO2, konsentrasi H+ dan pH lokal serta suhu.

KESIMPULAN
Untuk menjamin pemberian darah ke otak, setidaknya ada 3 sistem kolateral antara sistem karotis dan sistem vertebrobasiler : 1. Sirkulus willisi, yang merupakan anyaman arteri di dasar otak 2. Anastomosis arteri karotis interna dan eksterna di daerah orbita melalui arteri oftalika 3. Hubungan antarasitem vertebral dengan arteri karotis interna

Você também pode gostar