Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bagikan
Lainnya
Blog Berikut
Kenalan dulu..
http://mahendrabio.blogspot.com/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html
1/4
4/27/2014
No 1 2 3 4 5 6
Tahapan Mengurut ujung jari manis tangan kiri Mensterilkan ujung jari dan jarum franke Mengambil dan menampung sampel darah Membuat apusan darah Mengeringanginkan apusan darah Memfiksasi permukaan film darah dan mengeringangikan Mewarnai film darah dan mencuci Labelling Mengamati dan menganalisis
Nama Preparat
Alat Jarum frankel -Gelas benda -Jarum Franke - 2 Gelas benda -rak pewarna datar -Kipas angin -pipet
Bahan -Alkohol 70% -Kapas -Alkohol 70% -Kapas -Tetes darah Metanol,kapas
Telaah Kurikulum_Ana lisis Materi Aja Contoh Silabus Pendidikan Budaya dan Karakter Bang... Biologi Ilmu Hayati
Website Beasisw a PT
Universitas Negeri S
7 8 9
VI. PEMBAHASAN Pada praktikum pembuatan apusan darah ini, kelompok kami memakai 2 probandus. Pembuatan preparat apus darah ini dilakukan dengan metode apus/ smear/ oles. Pada praktikum ini darah probandus yang digunakan adalah darah manusia . Berdasarkan foto dari hasil pengamatan preparat apus darah Homo dengan pewarnaan Giemsa diketahui bahwa preparat secara fisik cukup baik, bersih, rapi dan berwarna ungu. Dapat terlihat adanya eritrosit dan leukosit. Eritrosit ditunjukkan dengan warna kekuning-kuningan/ agak transparan. Eritrosit berbentuk bulat dan tak berinti. Sedangkan leukosit ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti yang berwarna ungu. Warna biru pada leukosit disebabkan karena pewarnaan yang diberikan pada saat pembuatan preparat. Inti leukosit akan menyerap warna yang bersifat basa. Pada preparat tampak terlihat leukosit yang ditemukan adalah neutrofil dan limfosit. Hal ini berkaitan dengan jumlah/ presentase neutrofil memang paling banyak dalam darah, yaitu mencapai 55-70% dari jumlah leukosit yang ada. Sedangkan pada gambar preparat yang keempat dapat ditemui adanya limfosit. Berkaitan dengan fungsinya sebagai antibodi, maka kita dapat memprediksi bahwa probandus yang keempat sedang mengalami gangguan fisik (sakit). Sel leukosit terlihat mencolok pada preparat karena intinya yang berwarna biru. Sehingga kita dapat membedakannya dengan eritrosit. Inti leukosit bersifat basa, sehingga jika direaksikan dengan pewarna basa maka sel tersebut akan menyerap warnanya. Eritrosit memiliki kadar yang paling banyak dalam darah jika dibandingkan dengan leukosit dan trombosit. Jumlah eritrosit antara individu yang satu dengan individu yang lain itu berbeda-beda. Ini dapat disebabakan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketinggian tempat. Individu yang hidup di daerah dataran tinggi akan memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibandingkan individu yang hidup di dataran rendah. Ini terkait dengan kebutuhan fisiologinya. Pada individu yang hidup di dataran tinggi membutuhkan asupan oksigen yang cukup,
http://mahendrabio.blogspot.com/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html 2/4
4/27/2014
sedang kandungan oksigen di dataran tinggi lebih sedikit sehingga membutuhkan banyak Hb untuk mengikat oksigen. Begitu juga sebaliknya. Pada preparat yang kami peroleh tidak semuanya menampakkan hasil yang bagus (bisa dilihat dalam gambar). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti:
1. 2. 3. 4.
Kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat membuat apusan, sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan Kekurang terampilan praktikan dalam menggunakan mikroskop, sehingga pencahayaan atau pemfokusannya kurang Kekurang terampilan praktikan dalam mengambil foto preparat Lensa mikroskop yang kotor.
Oleh karena itu, dalam praktikum pembuatan apusan darah yang selanjutnya kami sarankan agar: 1. Praktikan benar-benar telah menguasai prosedur kerja pembuatan preparat apus darah 2. Praktikan perlu dibekali dengan kemampuan pengoperasian mikroskop terlebih dahulu 3. Praktikan sebaiknya juga dibekali dengan ketrampilan pengambilan foto preparat
4.
Alat-alat yang akan digunakan untuk praktikum diusahakan dalam keadaan layak pakai. Oleh karena itu perlu adanya pengecekan alat sebelumm praktikum yang dilakukan oleh kelompok piket dengan di dampingi oleh asisten atau laboran.
VII.KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Preaparat awetan darah dapat dibuat dengan metode apus dan metode pewarnaan Romanowski 2. Pewarnaan apus dengan zat pewarna giemsa mewarnai sel darah putih dengan kontras dan dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian sel yang lain 3. Bentuk sel darah merah tampak oval dan sel darah putih ukurannya tampak lebih besar dan terdapat nucleus VIII.SARAN 1. Untuk membuat preparat darah harus dilakukan secara hati-hati dan terampil 2. Untuk dapat melihat nucleus sel darah putih dapat menggunakan zat pewarna giemsa, lakukan prosedur praktikum dengan benar 3. Untuk menghasilkan preparat yang baik dan jelas, sebaiknya pada waktu melakukan pengapusan diusahakan setipis mungkin
IX.DAFTAR PUSTAKA Rudyatmi,Eli. 2011. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Marianti, Aditya.2010. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA UNNES.
Sangat bermanfaat Cukup bermanfaat Biasa saja Tidak bermanfaat Votes so far: 0 Poll closed
Pengunjung
3 2 3 3 6
Pengikut
http://mahendrabio.blogspot.com/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html
3/4
4/27/2014
http://mahendrabio.blogspot.com/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html
4/4