Você está na página 1de 8

Apakah yang dimaksud JAMKESMAS ? JAMKESMAS adalah kepanjangan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat.

Jamkesmas berdiri dengan tujuan untuk membantu masyarakat miskin dan tidak mampu untuk memdapatkan haknya dalam pelayanan kesehatan. Program ini merupakan program dari Pemerintah Pusat yang diselenggarakan oleh Departemen kesehatan melalui penugasan kepasa PT ASKES. Siapa saja yang berhak mendapatkan JAMKESMAS ? Seluruh warga Negara Indonesia yang berdomisili di luar propinsi daerah Ibukota DKI Jakarta dan memenuhi kriteria miskin atau kurang mampu berhak mendapatkan JAMKESMAS. Bagaimana cara mengajukan permohonan JAMKESMAS ? - Meminta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT dan RW Setempat. - Membawa surat SKTM ke kelurahan dan kecamatan Setempat untuk dilegalisir. - Membawa surat yang telah dilegalisir ke Puskesmas setempat, puskesmas kemudian akan melakukan verifikasi atas permohonan tersebut dengan melakukan survey kerumah pemohon. Apabila disetujui, Puskesmas yang akan menerbitkan kartu jamkesmas. Apa bedanya Gakin dan JAMKESMAS ? Kedua program sama sama merupakan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu. Yang membedakan adalah bahwa Gakin merupakan program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemda DKI Jakarta, sedangkan Jamkesmas adalah program dari Pemerintah Pusat.

Evaluasi Program Jamkesmas, Jampersal dan BOK


Tanggal : 20 January 2012 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar |

Menurut hasil pertemuan evaluasi masalah Jamkesmas, Jampersal dan BOK, yang dilaksanakan pada minggu terakhir bulan Desember 2011 lalu, oleh tim verifikasi Dinas Kesehatan Kota Kendari, dinyatakan bahwa tingkat serapan dana tersebut, untuk tiap puskesmas, sudah mencapai target seperti yang ditetapkan. Namun demikian masih perlu upaya penertiban administrasi kembali sesuai petunjuk teknis yang berlaku, sehingga dalam pemeriksaan pertanggungjawaban anggarannya bisa tetap, tepat dan akurat. Masalah tersebut diingatkan kembali dalam sambutan pertemuan evaluasi, oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, agar setiap tim puskesmas menilai kembali hasil cakupan pelayanan tahun 2011, untuk menyusun pedoman perencanaan tahun 2012.

Hasil lainnya yang menjadi tujuan khusus dan penekanan penting dari pihak tim verifikasi anggaran dinas kesehatan, dalam pertemuan evaluasi tersebut, antara lain : 1. Terdapatnya gambaran pencapaian target kegiatan menurut puskesmas bersumber dana BOK, Jamkesmas dan Jampersal tahun 2011. 2. Diperolehnya informasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan BOK, Jamkesmas dan Jampersal di puskesmas. 3. Tercapainya alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan BOK, Jamkesmas dan Jampersal. 4. Adanya kesepakatan antara pengelola BOK dinas kesehatan kota Kendari dengan pengelola puskesmas, dalam upaya memaksimalkan peran dana BOK, Jamkesmas dan Jampersal dalam menanggulangi permasalahan kesehatan di kota Kendari. Rencana kegiatan tahun 2012 yang akan disusun sepenuhnya menjadi tanggung jawab pimpinan bersama staf puskesmas, tentunya dengan memperhatikan cakupan indikator kegiatan BOK. Tim verifikator (penyelia) kegiatan pelayanan dari tingkat awal, menjadi tugas utama kepala puskesmas, sebelum dievaluasi di tingkat dinas kesehatan.

Kemenkes alokasikan Rp7,4 triliun untuk Jamkesmas


Padang (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan (Kemkes) mengalokasikan anggaran senilai Rp7,4 triliun untuk menjamin kesehatan orang miskin atau mendekati miskin di Indonesia pada 2012. "Dana itu dilokasikan dari APBN 2012 dan akan diberikan premi. Premi bagi mereka yang tidak mampu melalui sistem Jamkesmas," ungkap Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron Mukti usai membuka Seminar Advokasi Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato, di Hotel Pangeran Beach, Padang, Selasa. Menurut Wamenkes, jumlah penduduk yang belum mempunyai jaminan kesehatan pada 2011 sebesar 36,88 persen dari 237 juta jiwa total penduduk di Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan jaminan kesehatan pada 2010 yang hanya 40,93 persen. "Permasalahan yang ada sebelumnya yaitu belum banyak masyarakat yang memahami bahwa seluruh masyarakat harus ikut Jamkesmas.Dalam hal ini, warga yang memiliki keuangan cukup harus membayar karena itu sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)," paparnya. Selain itu, persoalan juga muncul karena Jamkesmas tidak tepat sasaran akibat pendataan yang belum maksimal. Sebelumnya, data masyarakat miskin yang digunakan mengacu kepada hasil sensus pada 2005. "Terkait data itu, wakil presiden sudah menyetujui akan digunakan data BNP2K (Badan Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)," ujarnya.

Dari data itu sudah diverifikasi dan saat ini terdapat 40 persen masyarakat miskin di Indonesia berdasarkan nama dan alamat lengkap untuk mempermudah pencairan dan menghindari tumpang tindih. "Dalam satu tahun masyarakat bisa menerima Jamkesmas sebesar Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta tergantung jumlah anak dalam keluarga," kata Wamenkes. Ia berharap pendataan itu, dapat membantu masyarakat miskin di Indonesia dan mampu mencapai target untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia menjadi 1 juta jiwa pada 2014. "Jika selama ini ada pameo "Orang miskin dilarang sakit", bisa berubah menjadi. Orang miskin kalau berobat tidak perlu membayar dan bisa terlaksana di Sumatra Barat," ujarn

RSUD Magetan Tolak Rawat Pasien Jamkesmas


Magetan (beritajatim.com) - Penderita Demam Berdarah, Feri Ferdiansyah (14) yang mengunakan layanan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) ditolak oleh pihak rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Sayidiman Magetan. Kini pasien dirawat di Puskesmas Panekan setelah sempat dirawat di rumah. Ibu Feri, Sukarni warga Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, mengatakan, pada Kamis (3/11/2011) terserang demam berdarah dan dirawat di RSUD dr. Sayidiman. Kemudian pada sabtu (5/11/2011) langsung dibawa pulang kerumah, karena pihak rumah sakit tidak menerima jamkesmas miliknya. "Saya pakai Jamkesmas, tapi ditolak oleh pihak rumah sakit dan harus membayar. Karena kata orang rumah sakit biaya yang ditanggung jamkesmas hanya tiga botol infus sehari dan anak saya mengabiskan lima botol perhari," ujar, Sukarni saat menemani akanya yang dirawat di puskesma Panekan, Senin (7/11/2011). Meski dengan berat hari, Sukarni akhirnya membawa pulang anaknya karena tidak bisa melunasi tunggakan rumah sakit. Namun setelah mendapatkan perawatan seadanya di rumah selama dua hari, Feri kembali mengalami demam tinggi dan mengeluarkan darah dari hidungnya. "Feri demam dan mimisan. Jadi saya bawa ke puskesmas soalnya di rumah sakit sudah ditolak kemarin. Dan dari hasil pemeriksaan lab katanya trombositnya dan harus dirawat inap," ucap Sukarni. Sementara itu, Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan, Ehud Allawy, mengaku pihak rumah sakit tidak akan menolak pasien jamkesmas. Sedang untuk kasus ini pihaknya menduga ada miskomunikasi antara pihaknya dengan keluarga Feri yanhg masih duduk di bangku kelas delapan SMP 1 Panekan. "Kita tidak mungkin menolak pasien jamkesmas jadi hal tersebut pasti ada miskomunikasi. Nanti saya cek dulu dengan staf saya, untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya, saat dihubungi secara terpisah

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2012


BERITA Senin, 23 Apr 2012 08:58 WIB

Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Tujuan Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

Dasar Hukum Permenkes RI Nomor 1097/MENKES/PER/VI/2011 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas. Permenkes RI Nomor 903/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Kepesertaan Peserta Jamkesmas terdiri dari: 1)Masyarakat miskin (maskin). 2)Peserta PKH (Program Keluarga Harapan). 3)Masyarakat miskin yang berasal dari penghuni panti sosial, penghuni Lapas dan Rutan, akibat korban bencana paska tanggap darurat. 4)Gelandangan, pengemis , anak dan orang terlantar. 5)Penderita Thalassemia Mayor. Jumlah peserta Jamkesmas : 1)Peserta yang mempunyai kartu sebanyak 222.987 jiwa. 2)Peserta yang tidak mempunyai kartu: maskin yang berasal dari penghuni Panti Sosial,penghuni Lapas dan Rutan, akibat korban bencana paska tanggap darurat. Pendataan peserta Jamkesmas : 1)Pendataan maskin dilaksanakan oleh BPS. 2)Pendataan maskin penghuni panti sosial, akibat korban bencana paska tanggap darurat dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten. 3)Pendataan maskin penghuni Lapas dan Rutan dilaksanakan oleh Kantor Lapas dan Rutan. 4)Pendataan peserta PKH dilaksanakan oleh BPS. Identitas peserta Jamkesmas : 1)Maskin dengan kartu Jamkesmas. 2)Peserta PKH dengan kartu PKH. 3)Maskin penghuni panti sosial dan korban bencana paska tanggap darurat dengan surat keterangan yang direkomendasi oleh Dinas Sosial. 4)Maskin penghuni Lapas dan Rutan dengan surat keterangan yang direkomendasi Kepala Lapas dan Rutan. 5)Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar dengan surat keterangan yang direkomendasi oleh Dinas Sosial. 6)Penderita Thalassemia dengan kartu dari Yayasan Thalassemia Indonesia atau dari surat keterangan dokter. Kartu Jamkesmas dicetak dan didistribusikan oleh PT Askes. Tahun 2012 masih menggunakan kartu Jamkesmas yang dibagikan pada tahun 2008. Bila terjadi kehilangan kartu diharap melaporkan ke Polsek setempat kemudian ke PT Askes. Kartu Jamkesmas berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Pelayanan Kesehatan Ketentuan umum

1)Setiap peserta Jamkesmas berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, pelayanan gawat darurat dan pelayanan persalinan. 2)Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan bukan berupa uang tunai. 3)Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, status kepesertaan harus ditetapkan dari sejak awal. Prosedur pelayanan Pelayanan kesehatan dasar (Puskesmas): Peserta harus menunjukkan kartu Jamkesmas atau kartu PKH atau surat ket./rekomendasi Dinas Sosial/Lapas/Rutan Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (RS): 1.Peserta harus menunjukkan kartu Jamkesmas/ PKH/surat ket/rekomendasi dr Dinsos/Lapas/ Rutan, KTP asli dan C1 asli, serta surat rujukan dari Puskesmas sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan kecuali kasus emergency tidak perlu rujukan. 2.Pada keadaan gawat darurat, apabila setelah penanganan kegawatdaruratan selesai memerlukan rawat inap dan identitas kepesertaan belum lengkap maka yang bersangkutan diberi waktu 2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi status kepesertaannya. 3.Peserta Jamkesmas tidak boleh ditarik iur biaya. Manfaat Pelayanan kesehatan di Puskesmas: 1.Rawat jalan meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, laboratorium, tindakan medis, pemeriksaan/pengobatan gigi, pemeriksaan bumil/bayi/ balita, KB, pemberian obat. 2.Rawat inap meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, laboratorium, pemberian obat, akomodasi, persalinan. Pelayanan kesehatan di RS: 1.Rawat jalan meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, rehabilitasi medis, penunjang diagnostik, tindakan medis, pemeriksaan/pengobatan gigi, KB, pemeriksaan bumil, pemberian obat, pelayanan darah. 2.Rawat inap (klas III) meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, tindakan medis, operasi, rehabilitasi medis, perawatan intensif, pemberian obat, pelayanan darah, persalinan, akomodasi ranap klas III. Pelayanan yang dibatasi: 1.Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi minimal +1/-1 dengan nilai maksimal Rp.150.000,2.Alat bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dokter THT berdasarkan harga yang paling efisien dan ketersediaan alat di daerah. 3.Alat bantu gerak diberikan berdasarkan resep dokter dan disetujui komite medis, harga yang paling efisien dan ketersediaan alat di daerah. Pelayanan yang tidak dijamin: 1.Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan. 2.Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika. 3.General chek up. 4.Prothesis gigi tiruan. 5.Pengobatan alternatif.

6.Rangkaian pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan dalam upaya mendapat keturunan. 7.Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam. 8.Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) 1.Puskesmas (PPK I) se Kabupaten Bantul. 2.RS(PPK II) meliputi RS P.Senopati, RS PKU Muh. Bantul, RS Patmasuri, RS Permata Husada, RS Nur Hidayah, RS Rajawali, RS Santa Elisabeth dan RS Rachma Husada. Pendanaan Dana program Jamkesmas bersumber dari APBN Penanganan Keluhan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten Bantul/ Dinas kesehatan Kab. Bantul

Jamkesmas singkatan dari jaminan kesehatan masyarakat, merupakan suatu program yang dibuat pemerintah untuk menjamin kebutuhan kesehatan bagi masyarakat kurang/tidak mampu. Jamkesmas ini sebenarnya bukan suatu program baru. Program ini melanjutkan program terdahulunya yaitu askeskin dan kartu sehat yang semuanya memiliki tujuan yang sama, untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat miskin. Keluarga miskin yang berhak masuk sebagai peserta jamkesmas ditentukan oleh pendataan dari BPS / Biro Pusat Statistik dan mekanisme di lapangan diserahkan lewat Kelurahan, RW dan RT. Adapun pelaksana jamkesmas adalah instansi pemerintah secara berjenjang dari bawah, mulai Puskesmas, rumah sakit berbagai tipe. Adapun rumah sakit swasta bisa ikut serta sebagai pelaksana jamkesmas, asalkan sudah ada kesepakatan dengan pemerintah daerah setempat. Dan puskesmas di sini hanya sebagai pelayan kesehatan pemilik kartu tersebut. Akan tetapi karena berbicara masalah kesehatan, maka kenyataan di lapangan malah menjadi terbalik, seolah masyarakat merasa jamkesmas di keluarkan oleh puskesmas. Sehingga saat ada masyarakat yang memerlukan, banyak masyarakat yang datang dan juga menyalahkan puskesmas kenapa yang jelas-jelas miskin tidak mendapat kartu jamkesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di lapangan juga banyak mendapat keluhan dari masyarakat mengenai berbagai hal. Misalnya memang benar bahwa pasien tidak mengeluarkan biaya apapun, tetapi masalah lain yang ikutan muncul adalah biaya transportasi dan makan keluarga yang menunggu, biaya makan keluarga yang di rumah, kalau kebetulan yang sakit adalah tulang punggung keluarga tersebut. Bahkan masalah sikap tenaga medis di rumah sakit yang di rasa membedakan terhadap pemegang kartu jamkesmas, belum lagi masalah obat-obatan yang kadang sering sekali habis, dan anehnya kalau dikatakan akan membayar tunai, obat langsung ada. Ditambah lagi masalah kepengurusan administrasi, banyak pasien yang dimintai uang dengan alasan supaya kepengurusan cepat dan lancar. Sebenarnya keinginan masyarakat miskin sangat sederhana, mereka ingin meski pembiayaan gratis tetapi mohon kejelasan administrasi dan prosedur karena banyak yang tidak tahu menahu tentang prosedur penggunaan kartu, oleh karena itu puskesmas telah melakukan serangkaian penyuluhan kepada masyarakat miskin pengguna jamkesmas agar mengerti tata cara, hak dan kewajiban pemegang kartu jamkesmas.
Pendahuluan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang No. 23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapat pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945

tersebut pemerintah telah berupaya untuk membuat kebijakan melalui Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini berupa Bantuan Sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu dan diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, selanjutnya disebut Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana program Jaminan Kesehatan Masyarakat berikut penulis menyajikan dalam beberapa bagian yang diharapkan dapat memberikan penjelasan singkat mengenai program dimaksud. Yang perlu untuk dipahami bersama adalah bahwa program yang dikembangkan tersebut merupakan program baru yang sangat potensial untuk mendukung pencapaian derajad kesehatan masyarakat namun di sisi lain juga masih cukup terbuka lebar dalam wacana untuk pengembangannya. Tujuan Penyelenggaraan Program Jamkesmas Secara umum Jamkesmas dibangun untuk memberikan akselerasi dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Secara khusus program ini ditujukan untuk meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu guna mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit. Melalui program ini pula diharapkan akan terjadi proses penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntable yang pada akhirnya akan berdampak kepada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sasaran Program Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia. Tahun 2008 jumlah sasaran adalah sebesar 19,1 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa, sedangkan di Provinsi DIY sasaran mencapai 275,110 RTM atau 942,129 jiwa. Sumber data berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan oleh Menteri Kesehatan RI. Kepesertaan Program Jamkesmas Peserta program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta JAMKESMAS, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menteri Kesehatan (Menkes) membagi alokasi sasaran di setiap Kabupaten/Kota (Kuota Jamkesmas) dengan berdasar kriteria yang telah ditentukan. Sasaran Jamkesmas di setiap Kabupaten/Kota belum dianggap sah apabila Bupati/Walikota belum menetapkan peserta Jamkesmas Kabupaten/Kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama dan alamat peserta dengan bentuk Keputusan Bupati/Walikota. Daftar peserta Jamkesmas dalam keputusan Bupati/Walikota dikirim kepada PT. Askes (persero) Provinsi DIY diserahkan ke Kantor PT. Askes (Persero) Cabang Utama Yogyakarta untuk diterbitkan dan didistribusikan. Penerbitan Kartu Peserta Jamkesmas oleh PT. Askes tersebut dimulai dengan proses pencetakan blanko, entri data, penerbitan dan distribusi kartu sampai ke Peserta. Data kepesertaan juga diberikan kepada instansi terkait yaitu Rumah Sakit penyelenggara Jamkesmas, Dinas Kesehatan Kab/Kota atau Tim Pengelola Jamkesmas Kab/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi atau Tim Pengelola Jamkesmas Provinsi dan Departemen Kesehatan RI. Program Jamkesmas merupakan pengganti Program Askeskin sehingga peserta yang telah menerima kartu Jamkesmas maka kartu Askeskin dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu dari peserta. Sejak tahun 2008 kartu Jamkesmas sudah didistribusikan kepada peserta oleh PT. Askes (Persero) Cabang Utama Yogyakarta dengan total jumlah kepesertaan sebanyak 942.129 Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas akan langsung menjadi peserta baru dan PT. Askes (Persero) Cabang Utama Yogyakarta akan memberikan kartu Jamkesmas. Sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia akan hilang haknya dan tidak dapat digantikan dengan peserta lain kecuali pada saat daerah tersebut melakukan pemutahiran data secara reguler. Selain peserta dari kelompok penduduk keluarga miskin, juga terdapat kelompok lain seperti gelandangan, pengemis, anak terlantar, masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas, pasien sakit jiwa kronis dan penyakit kusta. Mekanisme penetapan untuk kelompok dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pendataan melalui Dinas Sosial Kab/Kota atau pada daerah yang mengalami kesulitan pendataannya PT. Askes (Persero) Cabang Utama Yogyakarta dapat bekerjasama dengan pihak ketiga lainnya. 2. Nama-nama yang pendataannya dilakukan oleh Dinas Sosial Kab/Kota ditetapkan oleh Dinas Sosial Kab/Kota. Sedangkan nama-nama hasil pendataan PT. Askes (Persero) setempat dengan pihak Jamkesmas Pusat untuk ditetapkan dengan tembusan Tim Pengelola Jamkesmas Kab/Kota. 3. Nama-nama gelandangan, pengemis, anak terlantar, masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas, pasien sakit jiwa kronis dan penyakit kusta sebagaimana yang diatur pada butir a dan b disampaikan ke Dinas Sosial Kab/Kota atau Tim Pengelola Jamkesmas Pusat (sudah terlaksana tahun 2008). Pelayanan Kesehatan Program Jamkesmas Pelayanan kesehatan dalam Program Jamkesmas meliputi : a. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP); b. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP); c. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL); d. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dan ; e. Gawat Darurat. Syarat yang harus dibawa peserta Jamkesmas pada saat datang untuk mendapatkan pelayanan di tempat PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) meliputi : 1.Puskesmas (PPK I): a. Kartu Jamkesmas b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) c. Kartu Keluarga 2.Rumah Sakit (PPK II/III): a. Kartu Jamkesmas b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) c. Kartu Keluarga d. Rujukan dari Puskesmas (PPK I) Peserta Jamkesmas yang berkunjung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK II/III) untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan akan diterbitkan surat keabsahan peserta (SKP) oleh PT. Askes (Persero) Cabang Utama Yogyakarta, sehingga peserta tersebut akan mendapat jaminan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis. Bagi pasien Jamkesmas yang dirujuk dari satu RS ke RS harus membawa surat rujukan dari RS yang merujuk dilampiri kartu peserta Jamkesmas serta surat pengantar dari PT. Askes (Persero) setempat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan rujukan. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya (Pustu). Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM dan Rumah Sakit. Pelayanan rawat

inap diberikan di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS Swasta yang melaksanakan Jamkesmas. PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) yang memberikan pelayanan Jamkesmas telah membuat Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat yang diketahui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Namun demikian semua PPK wajib memberikan pelayanan gawat darurat (emergency) pada peserta Jamkesmas meskipun tidak memiliki perjanjian kerjasama sebagai bagian dari fungsi sosial PPK. Selanjutnya segera setelah pananganan darurat pasien dapat merujuk ke RS yang memiliki perjanjian kerjasama. Apabila dalam proses pelayanan terdapat kondisi dengan diagnosa penyakit/tindakan yang belum tercantum dalam paket dan tarif yang ditetapkan dalam aturan pelayanan Jamkesmas maka tim RS (Komite medik RS) membuat penyetaraan dengan tarif melalui Keputusan Direktur RS/Kepala Balai, kemudian disampaikan ke Sekretariat Jamkesmas Pusat untuk dapat dipertimbangkan dan diberlakukan secara nasional. Verifikasi Verifikasi secara sederhana diterjemahkan sebagai penilaian ketepatan. Verifikasi dalam penyelenggaraan Jamkesmas merupakan sebuah kegiatan penilaian administrasi terhadap klaim yang diajukan oleh pemberi pelayanan kesehatan (PPK) seperti rumah sakit dan puskesmas. Verifikasi dilaksanakan oleh Pelaksana Verifikasi. Verifikasi ini sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan Jamkesmas atau yang dalam istilah teknis dinammakan kendali biaya dan kendali mutu. Pelaksana Verifikasi di Puskesmas oleh Tim Pengelola Jamkesmas Kab/Kota, sesuai dengan petunjuk teknis Jamkesmas di Puskesmas dan Jaringannya tahun 2008 yang dikeluarkan oleh Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI. Sementara untuk Verifikasi di RS dilaksanakan dengan melalui mekanisme sebagai berikut : 1.Verifikasi keabsahan peserta Jamkesmas menjadi tanggung jawab PT. Askes (Persero) yang dilaksanakan oleh petugas PT. Askes (Persero) dengan mengeluarkan surat keabsahan peserta (SKP) 2.Verifikasi pelayanan dan keuangan dilaksanakan oleh petugas khusus yang independen (Verifikator Independen) dengan menggunakan pedoman yang ditetapkan oleh Tim Pengelola Jamkesmas Pusat. 3.Entry data terkait pelayanan peserta Jamkesmas di RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM menjadi tanggung jawab dan fungsi petugas klaim RS/BKMM/BBKPM/ BKPM/BP4/BKIM. Hasil entry data tersebut diserahkan kepada verifikator independen segera dilakukan verifikasi. Penutup Pelaksanaan Program Jamkesmas diharapkan dapat terlaksana secara terkoordinasi dan terpadu dari berbagai pihak terkait baik pusat maupun daerah dengan sebaikbaiknya untuk mewujudkan peningkatan derajad kesehatan masyarakat seutuhnya. Semoga apa yang menjadi harapan semua dapat terwujud dengan baik dan kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya, baik gagasan pemikiran, tenaga dan kontribusi lainnya mudah-mudahan mendapat imbalan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin

Você também pode gostar