Você está na página 1de 16

Sarana Angkutan Umum

PENGERTIAN

Angkutan Umum (AU) adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan system sewa atau bayar. Pada angkutan umum masal, biaya angkutan menjadi beban tanggungan bersama, sehingga system AU menjadi efisien karena biaya angkutan menjadi sangat murah. Selain itu prnggunaan jalan pun relative efisien dalam m2/penumpangnya. Keberadaan AU, apalagi bersifat masal, berarti pengurangan jumlah kendaraan lalu lalang di jalan. Hal ini sangat

Peranan Angkutan Umum

Angkutan umum masal atau masstransit adalah layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap. Contohnya adalah bus dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tariff maupun lintasannya. Peranan utama AU adalah melayani kepentingan mobilitas masyarakat dalam melakukan kegiatannya, baik kegiatan sehari-hari yang berjarak pendek atau menengah berupa angkutan perkotaan/perdesaan dan angkutan antar kota dalam propinsi, maupun kegiatan sewaktu-waktu antar propinsi Aspek lain pelayanan AU adalah peranannya dalam pengendalian lalu lintas, penghematan energi dan pengembangan wilayah

Peranan Angkutan Umum (2)

Pengelolaan AU juga berkaitan dengan penghematan penggunaan BBM. Jika layanan AU sudah sedemikian baik dan mampu menggangtikan peranan angkutan pribadi bagi mobilitas masyarakat, maka ribuan kendaraan dapat dikandangkan selama waktu tertentu, misalnya selama hari Senin sampai Jumat. Akibat lanjutannya adalah penghematan konsumsi BBM bagi operasi angkutan. Dalam pengembangan wilayah, AU juga sangat berperan dalam menunjang interaksi social budaya masyarakat. Pemanfaatan SDA maupun mobilisasi SDM serta permerataan pembangunan daerah beserta hasil-hasilnya, didukung oleh system transportasi yang memadai dan seseuai dengan tuntutan kondisi setempat

Pelayanan Angkutan Umum

Di Indonesia, pelayanan AU dapat dibedakan dalam tiga kategori utama, yaitu:


Angkutan

antar kota Angkutan Perkotaan Angkutan Perdesaan

Angkutan antar kota terbagi dua yaitu:


Antar Kota Antar Propinsi, yakni angkutan antar kota yang melampaui batas administrasi propinsi Antar Kota Dalam Propinsi, yakni pelayanan jasa angkutan antar kota dalam satu wilayah administrasi propinsi.

Angkutan Antar Kota

Adalah angkutan yang menghubungkan suatu kota dengan kota lainnya baik yang berada dalam suatu wilayah administrasi propinsi (antar kota dalam propinsi), maupun yang berada di propinsi lain (antar kota antar propinsi) yang berarti angkutan antar daerah. Sistem AKAP dan AKDP dapat mengandung arti:

Angkutan antar kota dalam suatu wilayah administrasi propinsi dan angkutan daerah kota raya (metropolitan) atau Angkutan perkotaan yang tidak sama dengan angkutan kota.

Angkutan perkotaan membentuk jaringan pelayanan antar kota yang berada dalam daerah kota raya (metropolis) dan tidak terikat pada batas wilayah administrasi kota atau daerah sedangkan angkutan kota adalah angkutan dalam wilayah administrasi kota.

Angkutan Perkotaan 1. Angkutan Umum Masal

Angkutan umum masal di Indonesia pada umumnya dilayani dengan bus sedang dan kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di beberapa kota besar; selebihnya bus besar melayani angkutan antar kota antar propinsi. Pengembangan jaringan pelayanan jasa angkutan di wilayah perkotaan di Indonesia, di masa depan, di arahkan pada pelayanan angkutan masal; dan jaringan angkutan jalan rel diarahkan menjadi tulang punggung angkutan perkotaan khususnya di kota-kota Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, dan Surabaya, sehingga kapasitasnya mampu menjawab tuntutan kebutuhan. Di samping itu, pengoperasian system angkutan masal dengan angkutan jalan rel sedikit banyak dapat mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di wilayah perkotaan.

Angkutan Perkotaan 1. Angkutan Umum Masal (2)

Dalam upaya meningkatkan jasa angkutan jalan rel, Pemerintah menempuh kebijakan sebagai berikut:

Mengarahkan pengembangan perkeretaapian sebagai angkutan masal dan jarak jauh untuk mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan, antara lain dengan kereta api berteknologi tinggi; Mengembangkan kapasitas jaringan kereta api secara bertahap menuju rel ganda dan mengaktifkan kembali fungsi lintas cabang yang potensial; Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanan bagi penumpang, penjualan karcis dan penambahan fasilitas umum pada kereta api dan stasiun. Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pelayanan angkutan penumpang antar kota.

Angkutan Perkotaan 1. Angkutan Umum Masal (3)


Hampir serupa dengan angkutan jalan rel adalah pelayanan bus terpandu ( guided bus lane atau O-Bahn) yakni bus yang bergerak pada jalur khusus yang dibangun untuk itu. Kelebihannya adalah: Pertama bus terpandu tersebut tetap dapat keluar dari jalur khususnya dan beroperasi seperti bus biasa. Apabila ia bergerak di jalurnya, maka sifat pengoperasiannya separti kereta rel; jadi bus terpandu dapat dianggap sebagai kombinasi bus dengan trem. Kedua bahwa lebar perkerasan jalur khusus bus terpandu yang selebar badan bus 200 cm, sedangkan lebar jalur lalu lintas di jalan berkisar antara 300-350 cm. Ketiga sarananya (moda angkutannya) berupa bus biasa hanya diberi tambahan roda horizontal yang dapat dilipat pada saat bus beroperasi di jalan umum. Roda horizontal berfungsi sebagai pemandu pada saat bus beroperasi di jalur khusus sehingga kemudi bus tidak sifungsikan. Pengemudi hanya mengatur kecepatan kendaraan saja. Keempat selain dapat menggunakan bus gandeng, moda angkutan ini dapat menggandeng dua atau tiga bus biasa atau dua bus gandeng menjadi satu rangkaian sehingga tidak ada lagi jarak (headway); dua atau tiga bus berfungsi seperti trem. Kelebihan ini memberi keuntungan tambahan karena penyediaan jasa pada jam sibuk hanya perlu menambahkan bus sehingga tidak perlu menambah pengemudi.

Angkutan Perkotaan 1. Angkutan Umum Masal (4)


Angkutan masal dengan bus mempunyai beberapa keuntungan antara lain: mengurangi beroperasinya kendaraan pribadi di jalan; dapat melayani penumpang cukup dekat ke asal dan tujuan perjalanan; mudah menambah atau mengurangi kapasitas sediaan layanan; mudah menambah atau mengurangi atau mengubah lintas pelayanan untuk memenuhi permintaan.

Angkutan Perkotaan 2. Paratransit


Paratransit adalah layanan angkutan umum dari pintu ke pintu dengan kendaraan penumpang berkapasitas 5-12 orang, meskipun tujuan setiap penumpang berbeda-beda. Paratransit tidak memiliki trayek dan atau jadwal tetap, dapat dimanfaatkan oleh setiap orang berdasarkan suatu ketentuan tertentu (misalnya tarif, rute, pola pelayanan) dan dapat disesuaikan dengan keinginan penumpang, contohnya taksi Pelayanan taksi kota sebenarnya juga dapat menganut pola seperti di atas, seperti di Seoul Korea Selatan, Batam di Indonesia. Taksi dapat mengangkut penumpang lain yang kurang lebih searah tujuannya. Dengan demikian ongkos penumpang per orang menjadi lebih murah. Pola semacam ini di Indonesia kebanyakan diterapkan pada angkutan kota (bukan angkutan masal), tetapi juga bukan taksi berargometer Di beberapa kota yang masih mengoperasikan delman (kereta kuda) sebagai AU penumpang juga menganut pola angkot ini. Delman yang belum penuh dapat saja menaikkan penumpang yang searah tujuannya. Tarif ditentukan berdasarkan kesepakatan (tawar menawar).

Angkutan Perdesaan

Angkutan perdesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang ditetapkan melayani trayek dari dan ke terminal tipe C Ciri utama lain yang membedakan angkutan perdesaaan dengan yang lainnya adalah pelayanan lambat, tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan. Ciri pelayanan lambat juga dimiliki pula oleh trayek ranting di kota, di samping pelayanan jarak pendek dalam kawasan permukiman. Ciri terakhir ini tidak dimiliki oleh trayek perdesaan Dengan ciri-ciri tersebut, maka yang disebut Angkutan Perdesaan adalah angkutan penumpang dengan kendaraan umum selain angkutan perkotaan yang melayani terminal tipe C. Definisi ini agak berbeda dengan pengertian rural transport yaitu angkutan yang melayani daerah pinggiran (desa/remote rural areas) yang menduduknya sangat sedikit

Moda Angkutan Umum


Tugas pengelola system transportasi adalah mempertemukan keinginan pengguna jasa dengan sediaan moda angkutan dengan segala atribut pelayanannya agar tercapai system transportasi yang efektif dan efisien dan dalam batas biaya yang wajar agar mampu berperan secara andal sebagai urat andi kehidupan perekonomian, social budaya, politik dan hankam.

Moda Angkutan Umum (2)


Efektif mengandung pengertian:

Kapasitas mencukupi, prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa; Terpadu, antar moda dan intra moda dalam jaringan pelayanan; Tertib, menyelenggarakan angkutna yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku di masyarakat; Tepat dan teratur, terwujudnya penyelenggaraan angkutan yang andal, sesuai dengan jadwal dan ada kepastian; Cepat dan lancar, menyelenggarakan layanan angkutan dalam waktu singkat, indikatornya antara lain kecepatan arus per satuan waktu; Aman dan nyaman, dalam arti selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari gangguan eksternal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.

Moda Angkutan Umum (3)


Efisien mengandung arti:

Biaya terjangkau, penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup pengusaha pelayanan jasa angkutan; Beban public rendah, pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat sebagai konsekuensi pengoperasian system transportasi harus minimal, misalnya tingkat pencemaran minimal; Kemanfaatan tinggi, merupakan tingkat penggunaan kapasitas system transportasi yang dapat dinyatakan dalam indicator tingkat muatan penumpang maupun barang, tingkat penggunaan prasarana dan sarana.

Moda Angkutan Umum (4)


Beberapa cara dapat ditempuh dalam meningkatkan kapasitas layanan angkutan, yakni:

Memperbesar kapasitas pelayanan dengan menambah armada; Menawarkan pilihan moda (modal split), dengan sendirinya menyangkut alternatif lintasan; Mengatur pembagian waktu pelayanan; Mengurangi permintaan, misalnya dengan biaya tinggi; Menyesuaikan biaya pelayanan sesuai dengan watak permintaan, termasuk mendorong permintaan ke jenis pelayanan tertentu dengan menurunkan biayannya, dan upaya mengurangi permintaan yang sulit dilayani dengan meningkatkan biaya.

Você também pode gostar