Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel sel yang
tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
sekitarnya dan tidak berguna untuk tubuh. Tumor rongga mulut adalah suatu
pertumbuhan jaringan abnormal yang terjadi pada rongga mulut yang dapat
tumbuh pada bibir, pipi, lidah, dan di dalam tulang rahang. Tumor rongga mulut
sendiri ada yang bersifat jinak ada pula yang bersifat ganas.
Salah satu tumor jianak yang adadi rongga mulut dan paling sering kita jumpai
adalah ameloblastoma. Ameloblastoma merupakan tumor jinak epitel yang
bersifat infiltrative, tumbuh lambat, tidak berkapsul, dan berdiferensiasi baik.
Tumor ini berasal dari lamina dentalis atau unsur unsurnya. Lebih dari 7 !
kasus tumor ini terjadi pada rahang ba"ah khususnya region molar. #alaupun
pertumbuhannya lambat dan asimptomatik, tumor ini dapat menjadi sangat
besar menyebabkan maloklusi dan deformitas "ajah.
Tumor ini mempunyai kecenderungan untuk kambuh apabila tindakan operasi
tidak memadai. Sifat yang mudah kambuh dan penyebarannya yang ekspansif
dan infiltratif ini memberikan kesan malignancy dan oleh karena sifat
penyebarannya maupun kekambuhannya lokal maka tumor ini sering disebagai
locally malignancy
$ada pungsi aspirasi tampak cairan merah coklat dan bila terinfeksi dapat
menimbulkan fistula, nyeri, parestesia dan massa jaringan granulasi. $ada
pemeriksaan radiografi tampak kista monolokuler, dan multilokuler. %ang khas
dari ameloblastoma adalah adanya ekspansi tulang ke arah bukal dan oklusal
1
yang dapt dilihat pada foto oklusal. $enatalaksanaan pada tumor ini dengan
reseksi rahang segmental atau kuretase.
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang
berasal dari jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, tumbuh lambat,
penyebarannya lokal invasif dan destruktif serta mengadakan
proliferasi kedalam stroma jaringan ikat.
&'(
Ameloblastoma adalah salah satu tumor rongga mulut odontogenik
yang asalnya dari sel sel pembentuk enamel sesuai dengan gambaran
histologinya.
&)(
Ameloblastoma merupakan tumor epitel odontogenik yang bersifat
jinak yang lebih banyak terjadi pada mandibula daripada maksila.
&*(
Ameloblastoma merupaka tumor jinak tipe embrional yang berasal
dari sel sel atau sisa sisa lamina dental dan organ enamel, dari sel
sel membrane mukosa mulut atau dari epitel kapsul kista
dentigerous.
&+(
2
Ameloblastoma merupakan tumor yang berasal dari sisa,sisa enamel
organ & dental lamina ( atau epitel kista dentigerous.
&*(
II. Klasifikasi Ameloblastoma
1. Berdasrkan ambaran !isto"atoloi
#$%
a. -ollicular & simple ( ameloblastoma
b. -le.iform ameloblastoma
c. Acanthomatous ameloblastoma
d. /ranular cell ameloblastoma
e. 0asal cell ameloblastoma
&. Berdasarkan ambaran radioloisn'a
#(%
a. konvensional solid1multikistik
b. unikistik
c. ekstra osseous
3
III. Insidensi
Tidak ada perbedaan insidensi ameloblastoma berdasarkan jenis
kelamin maupun ras. Tumor ini dapat menyerang semua usia, namun
paling banyak dijumpai pada usia +2 2 tahun dan jarang ditemukan
pada anak anak.
Tumor ditemukan hanya sekitar ) ! dari seluruh kista dan tumor pada
rahang atas dan rahang ba"ah. 3ira kira 44 ! ditemukan terjadi
pada mandibula, dan sisanya pada maksila. Sekitar 42 ! terdapat pada
region molar, )2 +2 ! pada region premolar dan jarang terjadi pada
region anterior.
I). Etioloi
#$*+%
5tiologi ameloblastoma sampai saat ini belum diketahui dengan jelas,
tetapi beberapa ahli mengatakan bah"a ameloblastoma dapat terjadi
setelah pencabutan gigi, pengangkatan kista dan atau iritasi lokal
dalam rongga mulut.
4
). Patoenesis
#$%
$atogenesis dari tumor ini, melihat adanya hubungan dengan jaringan
pembentuk gigi atau sel,sel yang berkemampuan untuk membentuk
gigi tetapi suatu rangsangan yang memulai terjadinya proliferasi sel,
sel tumor atau pembentuk ameloblastoma belum diketahui.
Sumber sumber yang mungkin meyebabkan ameloblastoma 6
). sisa sel organ enamel &hert"ig7s sheat, epitel rest of mallasse8(
+. gangguan pertumbuhan organ enamel
*. epitel dinding kista odontogenik terutama kista dentigerous
'. sel epitel basal permukaan rongga mulut
. dari epitel hipertropik dari bagian tubuh lain, terutama kelenjar
ptuitari
)I. ,ambaran Klinis
#$*+%
/ambaran klinik, dalam tahap a"al jarang menunjukkan keluhan, oleh
karena itu tumor ini jarang terdiagnosa secara dini, umumnya
diketahui setelah ' sampai dengan 9 tahun. $embengkakan dengan
5
berbagai ukuran yang bervariasi sehingga dapat menyebabkan
deformitas "ajah, "arna sama dengan jaringan sekitarnya, konsistensi
bervariasi ada yang keras dan kadang ada bagian yang lunak, berbatas
tegas, terjadi ekspansi tulang ke arah bukal dan lingual, tumor ini
meluas ke segala arah mendesak dan merusak tulang sekitarnya,
terdapat tanda egg shell cracking atau pingpong ball phenomena bila
massa tumor telahmendesak korteks tulang dan tulangnya menipis,
tidak ada rasa nyeri dan tidak ditemukan parastesi, mukosa sekitas
tumor tidak mengalami ulserasi. :anya pada beberapa penderita
benjolan disertai rasa nyeri, berkurangnya sensibilitas daerah
distribusi n.mentalis dan kadang,kadang terdapat ulserasi oleh karena
penekanan gigi apabila tumor sudah mencapai ukuran besar. ;apat
dilakukan fungsi aspirasi biasanya berisi cairan ber"arna merah
kecoklatan. /igi geligi pada daerah tumor berubah letak dan goyang.
0ila terjadi infeksi sekunder maka ulserasi, fistula bahkan jaringan
granulasi pun dapat dijumpai, demikian juga rasa nyeri, parestesi dan
tanda,tanda imflamasi.
)II. ,ambaran Histo"atoloi
Secara hisptopatologis, terdapat pulau,pulauepitel atau lembaran yang
bagian luar dilapisi sel,sel kolumnar, pada bagian tengah ditemukan
sel stelate yang menyerupai stelate retikulum dari enamel organ dan
stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa.
6
Shafer membedakan gambaran histopatologis dari ameloblastoma
menjadi6
a. Folikuler ( simple ) ameloblastoma
Tersusun atas pulau pulau kecil yang bagian perifernya terdiri
dari sel sel kuboid atau kolumner dengan inti yang mirip dengan
ameloblast, sedangkan massa sentralnya polihidral, tersusun
longgar menyerupai stelat reticulum yang kemudian mengalami
degenarasi kistik.
b. Flexiform ameloblastoma
Tersusun dalam massa irregular atau membentuk untaian sel sel
yang salin berhubungan, dilapisi oleh lapisan sel sel kolumner.
7
;iantara lapisan tersebut terdapat sel sel mirip stelat reticulum
tetapi kurang menyolok.
c. Acanthomatous ameloblastoma
Sel sel yang seharusnya ditempati stelat reticulum mengalami
metaplasia skuamosa. Terkadang terjadi pembentukan keratin di
bagian sentral tumor.
d. Granular cell ameloblastoma
Sitoplasma mengalami transformasi, sehingga tampak sangat kasar,
bergranula dan terlihat eosinofil.
e. Basal cell ameloblastoma
Tampak gambaran menyerupai karsinoma sel basal pada kulit.
/ambaran histopatologis pada ameloblastoma, dapat hanya satu
jenis saja atau dapat terdiri dari berbagai jenis pola. %ang paling
seringditemukan adalah tipe folikuler dan pleksiform.
)III. ,ambaran -adioloi
8
/ambaran radiologis berupa lesi unilokuler atau multilokuler dengan
gambaran seperti sarang ta"on &honey comb appearance( pada lesi
yang kecil dan gambaran busa sabun &soap bubble appearance( pada
lesi yang besar. :al ini merupakan proses osteolitik, karena
ameloblastoma tumbuh secara lambat, secara radiologis tepinya
berbatas jelas halus, corticated dan curved, terdapat resorpsi akar dan
bergesernya gigi jauh dari tempat asal.
<enurut gambaran radiologis ameloblastoma dibagi menjadi *, yaitu6
konvensional solid1multikistik &49!(. unikistik &)*!( dan ekstra
osseous &)!(.
=omputed tomografi &=T,scan( memberikan gambaran anatomi dari
potongan jaringan secara + dimensi dan * dimensi dengan akurat.
3euntungan dari teknih ini adalah tidak terjadi gambaran yang
tumpang tindih dan memberikan gambaran jaringan secara detail dari
perusahaan daerah yang terlibat.
9
I.. Dianosa
Ameloblastoma di diagnose berdasarkan 6
Anamnesa
$emeriksaan fisik
$emeriksaan radiologi
$emeriksaan patologi anatomi
.. Dianosis bandin
Sebagai diagnosis banding adalah6 osteosarkoma, calcifying ephitelial
odontogenik tumor, ossifying fibroma dan kista dentigerus.
3ista dentigerous di anggap sebagai bentuk lain dari pre,
ameloblastoma, karena ameloblastoma seperti kista primordial dapat
melibatkan gigi yang tidak erupsi, terutama gigi <* pada angulus
mandibula, yang bisa di intepretasikan sebagai kista dentigerous.
0anyak juga ameloblastoma yang berkembang dari kista dentigerous.
.I. Penatalaksanaan
#/%
10
$enatalaksanaan yang tepat masih diperdebatkan. Tingkat rekurensi
berkisar antara ,>2! setelah pera"atan secara konsevatif. <engingat
besarnya tingkat rekurensi tersebut, pendekatan secara radikal &reseksi(
dapat dipertimbangkan sesuai indikasi, meskipun berakibat hilangnya
sebagaian tulang rahang, bridging plate titanium dapat digunakan untuk
mengganti sebagian tulang yang hilang dan berfungsi sebagai alat
rekonstruksi. ;apat juga rekonstruksi dengan memasang tandur ahli
tulang kalau mungkin bisa dikerjakan.
?ndikasi pera"atan ditentukan berdasarkan luas dan besarnya jaringan
yang terlibat, struktur histologis dari tumor dan keuntungan yang didapat.
<enurut @hishi&)'( indikasi pera"atan konservatif adalah pada penderita
usia muda dan ameloblastoma unikistik. Sedangkan indikasi pera"atan
radikal adalah ameloblastoma tipe solid dengan tepi yang tidak jelas, lesi
dengan gambaran soap bubble, lesi yang tidak efektif dengan
penatalaksanaan secara konservatif dan ameloblastoma ukuran besar.
$enatalaksanaan secara radikal berupa 6
). <arginal Aesection
merupakan teknik untuk mengangkat jaringan tumor dengan
mempertahankan kontinuitas korteks tulang mandibula bagian ba"ah
yang masih intak. Aeseksi enblok ini dilakukan secara garis lurus
dengan bor dan atau pahat atau gergaji, ),+ cm dari tepi batas tumor
secara rontgenologis yang diperkirakan batas minimal reseksi.
Adapun tindakan dapat dilakukan secara intra oral maupun ekstra
oral, hal ini tergantung pada seberapa besar untuk mendapat eksposure
yang adekuat sampai ke ekstensi tumor
11
+. Segmental Aesection
<emotong secara lengkap bagian dari mandibula sehingga
kontinuitas mandibula terputus.
*. $artial atau hemimandibulectomy
<engangkat semua ramus mandibula termasuk condylus dan
processus coronoid dan sebagian korpus mandibula.
'. <andibulectomy totalis
Seluruh rahang ba"ah diangkat.
Aekontruksi mandibula ditinjau dari fungsi dan kosmetik, organ ini
mempengaruhi bentuk "ajah, fungsi bicara, mengunyah dan menelan.
0eberapa cara yang dapat dipakai antara lain dengan menggunakan
bahan aloplastik, misalnya bridging plate titanium san autogenous
bone grafting misalnya tandur tulang iga, krista iliaka dan tibia serta
dapat juga secara kombinasi aloplastik material dengan autogenous
bone grafting.
STATUS PASIEN
Identitas
Bama 6 By.B
12
Cmur 6 4 tahun
Denis kelamin 6 perempuan
$ekerjaan 6 ibu rumah tangga
Alamat 6 sukadana, 0andar lampung
:ari1tanggal 6 )7 desember +2)2
Anamnesis #a0toanamnesa dan alloanamnesa%
Kel0!an 0tama 1 $asien datang dengan keluhan terdapat benjolan di dagu yang
dirasakan semakin besar.
Kel0!an tamba!an 1 tidak ada
-i2a'at "en'akit sekaran1
$asien datang ke ASA< ke bagian 0edah mulut dengan keluhan terdapat
benjolan di dagu. A"alnya benjolan tersebut sebesar telur puyuh yang semakin
lama di rasakan semakin membesar, benjolan ber"arna sama seperti kulit,
berbatas tegas, bentuk tidak beraturan, berukuran )2.9.* cm, teraba keras,
dapat digerakkan, tidak ada rasa nyeri, tidak ada ri"ayat trauma, tidak mudah
berdarah, tidak ada demam dan tidak terdapat penurunan berat badan dan ada
ri"ayat pencabutan gigi.
3eluhan ini dirasakan sejak + tahun yang lalu.
-i2a'at "en'akit da!0l01
13
Tahun )>44 pasien mengaku pernah mengalami keluhan yang sama, dengan
diagnosa tumor mandibula Ameloblastoma dan di operasi di AS=<.
Tahun +22) pasien mengaku mengalami keluhan yang sama dan dilakukan
operasi pengangkatan tulang rahang.
Tahun +22' pasien mengalami hal yang sama dan dilakukan operasi.
-i2a'at "en'akit kel0ara 1
;alam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
Pemeriksaan fisik 1
Status present 6
3eadaan umum 6 tampak sakit sedang.
3esadaran 6 compos mentis.
Tekanan darah 6 )*2142 mm:g.
Badi 6 44 . 1menit, reguler.
$ernafasan 6 )4 . 1menit.
Suhu 6 *9,4 E =
,eneral S0r3e'
Ai"ayat berdarah yang lama berhenti disangkal, ri"ayat ;< dalam keluarga
disangkal, serta ri"ayat hipertensi juga disangkal.
14
Pemeriksaan 4isik
5kstra oral 6 terdapat bekas jahitan operasi pada regio sub mental.
?ntra oral
@ral hygene 6 tidak dapat dinilai
0ibir 6 edema
<ukosa bukal 6 tidak dapat dinilai
/inggiva 6 tidak dapat dinilai
Lidah 6 tidak dapat dinilai
;asar mulut 6 tidak dapat dinilai
$alatum 6 tidak dapat dinilai
@klusi 6 an,oklusi
,ii ,elii
3#A;AAB ) 3#A;AAB +
4 7 9 ' * + ) ) + * ' 9 7 4
4 7 9 ' * + ) ) + * ' 9 7 4
3#A;AAB ' 3#A;AAB *
15
Stat0s lokalis 1
/igi 6 ,
3aries 6 tidak dilakukan
Sondasi 6 tidak dilakukan
;ingin 6 tidak dilakukan
$erkusi 6 tidak dilakukan
Tekanan 6 tidak dilakukan
$alpasi 6 tidak dilakukan
<obility 6 tidak dilakukan
$ocket 6 tidak dilakukan
Jarinan sekitar 1 tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Patoloi Anatomi1
;iagnosa klinik 6 Suspek 3ekambuhan Ameloblastoma
Lokasi 6 <ukosa mandibula
<akroskopik 6 Satu potongan jaringan ukuran ), . ) . 2, cm, "arna
putih
abu,abu, padat, kenyal.
<ikroskopik 6 Sediaan dari mandibula terdiri atas jaringan yang dilapisi
16
epitel sel skuamosa, pada stroma tampak massa tumor
epithelial yang terusun solid dan sebagian folikuler dengan
inti pada bagian tepi tersusun seperti pagar.
3esimpulan 6 Sesuai dengan ameloblastom tipe folikuler residif.
Pemeriksaan Laboratori0m 1
56 no3ember &616
;arah6 :b 6 )*,+ gr1dl
L5; 6 +2 mm1jam
Leukosit 6 4.22 1ul
;iff count 6 2 1 2 1 2 1 97 1 +7 1 9
Trombosit 6 +7.222 1ul
<asa perdarahan 6 * detik
<asa pembekuan 6 )+ detik
S/@T 6 )9 C1L
S/$T 6 )+ C1L
Creum kreatin 6 +> mg1dl
3reatinin 6 4,7 mg1dl
/;B 6 49 mg1dl
17
/;+$$ 6 )** mg1dl
Crin 6 #arna 6 3uning
3ejernihan 6 Dernih
0D 6 ),2+2
$: 6
Lekosit 6 & , ( Leuko1 uL
Bitrit 6 & , (
$rotein 6 & , ( mg1dl
/lukose 6 & , ( mg1dl
3eton 6 & , ( mg1dl
Crobilinogen 6 & , ( mg1dl
0ilirubin 6 & , ( mg1dl
;arah samar 6 & , ( 5ry1uL
Sedimen leukosit 6 2 + 1 L$0
5ritrosit 6 2 ) 1 L$0
5pitel 6 & F (
0akteri 6 & , (
3ristal 6 & , (
Silinder 6 & , (
18
Lain,lain 6 & , (
Dianosis Ker7a 1
Ameloblastoma tipe folikuler residif pada rahang ba"ah.
-en8ana Pera2atan 1
$ro @p. 5ksisi luas 1 5kstirpasi
Tera"i 1
@perasi 5ksisi 1 5ktirpasi luas
$emasangan drainase
<edikamentosa 6 Antibiotik dan Analgetik
Konselin 1 , menjelaskan tentang pera"atan yang sedang di jalani
oleh
19
pasien.
, kontrol ulang ke poliklinik
Pronosa 1
, Guo ad Hitam 6 dubia ad malam
, Guo ad -untionam 6 dubia ad malam
, Guo ad Sanationam 6 dubia ad bonam
PE9BAHASAN
Telah dilaporkan satu kasus seorang penderita perempuan, 4 tahun
dengan keluhan benjolan pada rahang ba"ah kiri sejak + tahun yang lalu.
;irujuk dari rumah sakit dengan diagnosis diduga suatu ameloblastoma residif.
;iagnose ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Secara klinis tumor ini didiagnosa sebagai
ameloblastoma tipe folikuler karena dilihat dari anamnesa di dapatkan keluhan
adanya benjolan yang semakin lama semakin membesar $ada pemeriksaan fisik,
berbatas tegas, "arna sama dengan kulit, teraba keras, dapat digerakkan, tidak
ada rasa nyeri, tidak mudah berdarah.pemeriksaan diatas di perkuat dengan
adanya pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan patalogi anatomi yang
didapatkan gambaran jaringan yang dilapisi epitel sel skuamosa, pada stroma
tampak massa tumor epithelial yang terusun solid dan sebagian folikuler dengan
20
inti pada bagian tepi tersusun seperti pagar dan pada pemerikasaan radiologi di
dapatkan multilokuler dengan gambaran seperti sarang ta"on &honey comb
appearance(.
$ada kasus ini dikatakan ameloblastoma residif karena pasien sudah
pernah mengalami penyakit ini sebelumnya dan sudah dilakukan operasi
sebanyak tiga kali pada tahun )>44,+22),+22' dengan keluhan yang sama.
Selalu terjadi kontroversi mengenai cara pera"atan ameloblastoma tetapi
hampir semua pakar sepakat bah"a pengambilan total massa tumor dengan
mengikutsertakan jaringan tulang yang sehat disekitarnya akan memberikan
hasil yang optimal. <engingat pola pertumbuhannya, cenderung meluas melalui
marro" space, bila pengangkatannya tidak adekuat maka tumor ini sering
kambuh, sehingga ameloblastoma memerlukan penatalaksanaan tindakan yang
radikal, namun pada pasien ini dilakukan pembedahan dengan teknik ekstirpasi
untuk mengangkat jaringan tumor keseluruhan dan jaringan sehat disekitarnya.
;an membuat drainase pada lokasi bekas operasi sebelum luka operasi ditutup.
$era"atan pasca operasi pada pasien ini diberikan medikamentosa berupa
antibiotic, analgesic dan anti,inflamasi.
,
21
DA4TA- PUSTAKA
). ;orland, # .A.Be"man.+22+. Kamus Kedokteran Dorland.5/=6
Dakarta
+. /arry =. =oleman, Dohn - Belson, <osby. $rinciple of @ral
;iagnosis
*. Aobbins, Stanley L. dkk.)>>>.Buku saku dasar patologi
penyakit.5/=6 Dakarta
'. Beville 0#, ;amn ;;, Alen =<, 0oiIout D5. @ral and
ma.illofacial pathology. $hiladelphia6 #0 Sauders =oJ
)>>.p.)+,4.
. Thoma 3:. @ral $athology +nd ed, Hol ). St.Louis6 <osby =oJ
)>72.p.'4),>
22
9. Laskin ;#. @ral and ma.illofacial Surgery, Hol ??. St.Louis6 =H
<osbyJ )>7'.p.94,72
7. Archer #:. @ral and ma.illofacial surgery, th ed, Hol.).
$hiladelphia6 #0 Sauders =oJ )>7.p.7*,>
4. -arman A/, Bortje =D, #ood A5. @ral and ma.illofacial
diagnostic imaging. St Louis6 =H <osby =oJ )>>*.p.+*>,'*
>. Susanro :S. @stektomi periferal suatu pera"atan ameloblastoma
yang rasional. <ajalah 3esehatan <asyarakat ?ndonesia
)>77J+&))(679+,.
23