Você está na página 1de 14

1.

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA


a. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari :
1) Penis, terdiri dari:
i. Akar (menempel pada didnding perut)
ii. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
- rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika rongga
tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).
iii. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung
glans penis. Dasar glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit
depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
2) Skrotum (kantung zakar)
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh.
Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga
testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat
ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).
3) Testis (buah zakar)
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone.
Fungsi testis, terdiri dari :
- Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
- Menghasilkan hormon testosteron, oleh sel leydig.
b. Struktur dalamnya terdiri dari :
1) Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini
berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus
ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama
vas deferens dan membentuk korda spermatika.
2) Uretra
Uretra berfungsi:
- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
3) Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan
dengan pertambahan usia.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostate akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
Lobus posterior
Lobus lateral
Lobus anterior
Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
4) Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang
membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen
c. Duktus Duktuli
1) Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis,
badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada
mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya 20
cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
2) Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini
berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius
dan bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.
3) Uretra.
d. Bangunan Penyokong atau Penyambung
- Funikulus Spermatikus
- Bagian penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe, dan serabut-
serabut saraf.

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA
Hormon pada Laki-laki:
a. FSH Menstimulir spematogenesis.
b. LH Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.
c. Testosteron Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks
sekundernya.
Efek hormon testoteron pada pria:
Sebelum lahir:
- Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna
- Mendorong penurunan testis ke skrotum
Efek reproduksi:
- Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi
- Penting dalam spermatogenesis

Pertumbuhan tanda kelamin sekunder:
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit
primer menjadi spermatozit sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis
adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

2. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA
a. Genetalia Eksterna (vulva), terdiri dari:
1) Mons pubis (Mons veneris)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini
mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di
atas simfisis pubis
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu
di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora
pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 3 cm, tebal 1 1,5 cm. Pada anak-anak dan
nullipara pada kedua labia mayora sangat berdekatan.
3) Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara
kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi
untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini
juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri pathogen
6) Himen (selaput dara)
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi
sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang
berbentuk seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat
terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior.
7) Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-
otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja
dari sphincter ani.
b. Genetalia Interna, terdiri dari
1) Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva.
Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum.
Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
- Forniks anterior
- Forniks posterior
- Forniks sisistra
- Forniks dekstra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
- Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
- Alat hubungan seks.
- Jalan lahir pada waktu persalinan
2) Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih
dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan
bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri
uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna).
Bentuk uterus seperti bola lampu dan gepeng.
- Korpus uteri : berbentuk segitiga
- Serviks uteri : berbentuk silinder
- Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan
ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas. Ukuran anak-
anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Uterus
dapat menahan beban hingga 5 liter
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
i. Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf. Peritoneum
meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
ii. Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah.
Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan batas
dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus
uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
iii. Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium ditentukan
oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium
mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara
terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:
- Ligamentum latum Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
- Ligamentum rotundum (teres uteri) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat. Fungsinya
menahan uterus dalam posisi antefleksi.
- Ligamentum infundibulopelvikum Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
- Ligamentum kardinale Machenrod Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke
kiri. Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
- Ligamentum sacro-uterinum Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale
Machenrod menuju os.sacrum.
- Ligamentum vesiko-uterinum Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
3) Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya
antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di
lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
4) Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah
tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap bulan
sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari
ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan mengeluarkan
ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum sebanyak 100.000 buah di dalam
ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan hormone
terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada
wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak,
dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada estrogen
untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan
ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA:
Hormon-hormon reproduksi:
Hormon FSH fungsi: untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum.
Hormon Estrogen fungsi: merangsang sekresi hormone LH.
Hormon LH fungsi: merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
Hormon progesteron fungsi: untuk menghambat sekresi FSH dan LH
1) Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri
perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut
kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk
penetrasi sperma.
2) Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan
endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus
dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.

3) Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen
tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH
akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
4) FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel
yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5) LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan
terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap
fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6) HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta).
Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000
mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada
masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada
darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).
7) LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi
dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

SIKLUS MENSTRUASI
Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan
akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1) Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan adanya
pendarahanselama 4hari.
2) Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya endometrium
secara bertahap selama 4hr
3) Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar tumbuhnya
lebih cepat.
4) Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan glikogen
guna mempersiapkan endometrium.
5)
3. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan
yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam
rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen,
dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
1) Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang
luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti
keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml
atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata
1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2) Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit
dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan
yang dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal (Prawirohardjo, 2008).
4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan
ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone
saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2008).
5) Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
a. Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan
puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga
pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga
sampai kelima.
b. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume
darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat
dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap
darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka normal.
6) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memnuhi
kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang
membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya.
7) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
8) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
9) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam,
dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama striae gravidarum.
10) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan
terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
postprandial dan hiperinsulinemia.
Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa
peneliatian menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat (Prawirohardjo, 2008).


Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis
dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan
mimpi basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan
ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche
pada usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum
akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

Você também pode gostar