Você está na página 1de 16

Page 1

BAB I
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
1. Menurut WHO (1961) BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat dan
2500 gram atau lebih rendah.
2. Menurut Crouse dan Cassady (1994). BBLR adalah bayi yang lahir
dengan BB di bawah persentil ke 10 pada kurva pertumbuhan intra uterin
1 bayi tersebut dapat lahir pada kondisi preterin, term atau post term.

B. KLASIFIKASI
1. Prematuntas Murni
Yaitu masa gentasi kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan masa gestasi
2. Dismaturitas
Yaitu berat badan bayi yang kurang dari berat badan seharusnya, tidak
sesuai dengan masa gestasinya

C. ETIOLOGI
1. Faktor Ibu
Faktor penyakit (Toksemia gravidarum, trauma fisik, keadaan uterus
yang buruk, penyakit Vaskular)
Faktor usia
Keadaan Sosial
2. Kelainan pada Janin (Hydroamnion, kehamilan multiple/ganda kelainan
kromosom)
3. Faktor lingkungan (tempat tinggal di dataran tinggi, Radiasi, Zat-zat
beracun)

D. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
Page 2

Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi,
kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan
hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang
terutama pada bayi BBLR Prematur.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih
tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan
pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi
preterm.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.
Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda-tanda Anatomis
Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan
lengan, lemak jaringan sedikit (tipis)
Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
Pada bayi laki-laki testis belum turun
Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol
2. Tanda-tanda Fisiologis
Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun bayi lapar
tidak menangis, bayi lebih banyak tidur, dan lebih malas
Suhu tubuh hipotermi
Page 3

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Analisa Gas darah

G. KOMPLIKASI
RDS
Asfiksia

H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Pemberian vitamin K
Pemberian O
2

2. Pemberian Asi
3. Pemberian Obat

I. DIAGNOSA YANG MUNCUL
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan maturitas fungsi paru dan
neuromuskuler, hiverventilasi
2. tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan maturitas control dan
pengatur suhu tubuh dan berkurangnya lemak Sub Cutan di dalam tubuh
3. Resti infeksi berhubungan dengan system imun yang belum matur
4. Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh
dalam mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
5. Resiko gangguan Integritas kulit berhubungan dengan tipisnya jaringan
kulit, mobilitas
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi krisis kurang
pengetahuan.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx I
Tujuan : pola nafas efektif
Criteria hasil : RR 30-60 x/menit, Sianosis (-), Sesak (-), Ronchi (-), Wheezing (-
)
Page 4

Intervensi :
1. Observasi pola nafas
2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah
5. Tempatkan posisi pada posisi hiperekstensi
6. Beri o2 sesui program dokter
7. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi o2
8. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
9. kolaborasi dengan tenaga medis lainya
Dx II :
Tujuan : suhu tubuh kembali normal
Criteria hasil : suhu 36-37 c, kulit hangat, sianosis (-), ekstremitas hangat
Intervensi :
1. Observasi tanda tanda vital
2. Tempatkan bayi pada incubator
3. Awasi dan atur control temperature pada incubator sesuai kebutuhan
4. Monitor adanya tanda hipertermi
5. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
6. Ganti pakaian setiap basah
7. Observasi adanya sianosis

Dx III
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Criteria hasil : suhu 36-37 c, tidak ada tanda infeksi, leukosit 5000-10000
Intervensi :
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan oran yanag terinfeksi
6. Pastikan perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih / seteril
Page 5

7. Kolaborasi dengan dokter
8. Berikan antibiotik sesuai program

Dx IV :
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : Reflek hisap dan menelan baik, muntah (-), kembung (-), BAB
lancar, BB meningkat 15 g / hari, turgor elastis
Intervensi :
1. Observasi intake dan output
2. Observasi reflek hisap dan menelan
3. Beri minum sesuaiprogram
4. Pasang ngt bila reflek hisap dan menelan tidak ada
5. Monitor tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral
6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusui
7. Timbang bb setiap hari

















Page 6

DAFTAR PUSTAKA:

Kathleen, 1994, Pediatric Care Planning, Springhouse: USA

Latief, Abdul. Dkk, 1991, Kuliah Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Bagian Ilmu
Kesehatan Anak: Jakarta

Whalley, F. Lucille; Wong, Donna L, 1991, Nursing Care Of Infant, Mosby
Company: Philadelphia

Wong, Donna L, 1997, Pediatric Nursing, Mosby Company: St Louis, Missouri















Page 7

BAB II
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny.J
DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH ( BBLR )
DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT BHAKTI ASIH BREBES

I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : By.J
Umur : 0 bulan
Jenis Kelamin : laki- laki
Status : belum menikah
Agama : islam
Alamat : Klampok Rt.05/05 wanasari Brebes

B. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 32 tahun
Alamat : Klampok Rt.05/05 Wanasari Brebes
Pekerjaan :Tani
Hubungan dengan klien : Bapak kandung
C. Keluhan utama ( G2P2A0)
Keluarga klien mengatakan berat bayi 1900 gram
D. Riwayat kehamilan
Keluarga klien mengatakan selama hamil ibu klien makan teratur 3X
sehari,tidak ada keluhan apa-apa selama hamil.
E. Riwayat persalinan yang lalu
Keluarga klien mengatakn ibu klien pernah melahirkan anak pertama
dengan BBLR juga sekitar 2 tahun yang lalu tepatnya 2010
F. Riwayat KB
-
G. Siklus menarche
Page 8

-
H. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Prenatal
Keluarga klien mengatakan klien merupakan anak ke 2, usia kehamilan 32
minggu dan selama mengandung selalu minum susu dan periksa
kehamilan di bidan.
b. Natal
Keluarga klien mengatakan klien lahir jam 17.30 wib secara normal
tanggal 1 januari 2013 di bidan terdekat. Karena berat bayi kurang dari 2,5
kg akhirnya dibawa ke R.S Bhakti Asih untuk mendapatkan perawatan
intensive. Di rumah sakit klien dimasukkan di incubator.
APGAR SCORE 1 MENIT 5 MENIT 15 MENIT
Jantung 2 2 2
Pernafasan 2 2 2
Tonus Otot 1 2 2
Gerak Reflek 1 1 2
Warna Kulit 1 1 1
Jumlah 8 8 9

I. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga klien mengatakan anaknya lahir spontan dibidan dengan usia
kehamilan 32 minggu,Berat badan bayi yang kurang dari 2000gram.karena
berat badan kurang dari normal akhirnya klien dikirim ke Rumah Sakit
Bhakti Asih dan di masukkan ke incubator.
J. Riwayat psikososial
Klien mengatakan pada waktu hamil suka makan,mudah sensitif dengan
segala hal,klien suka mual muntah apabila mencium bau bawang merah.
K. Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Keluarga klien mengatakan selama 2 hari belum minum asi,dan hanya
mendapatkan makanan dari cairan infus.
b. Eliminasi
Page 9

Keluarga klien mengatakan klien BAK 6X dalam sehari, dan BAB 2X
dalam sehari.
c. Istirahat Tidur
Keluarga klien mengatakan klien selalu tidur dan klien bangun ketika
ngompol,BAB dan waktu disuntik.
d. Kebersihan diri
Keluarga klien mengatakan klien hanya dilap dengan air hangat 2X
dalam sehari.

L. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadarn : composmentis GCS = 15 E =4 V =5 M =6
c) Tanda-tanda vital
- Denyut nadi : 100 x/ menit
- Suhu : 36,2
o
C
- Pernafasan : 24 x / menit
d) Berat badan : 1892 gram
e) Tinggi badan : 43 cm
II. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1. Wajah dan kulit kepala
Wajah simetris,rambut hitam,warna kulit kemerah merahan.
2. Mata
Palpebra tidak oedema,sclera an ikterik,konjungtiva
ananemis.
3. Hidung
Tidak ada polip, keadaan septum bersih, tidak ada cairan,tidak ada
benjolan.
4. Telinga
Canalis bersih,tidak terdapat serumen.
5. Mulut
Gusi merah,belum tumbuh gigi,bibir kering,terpasang sonde.
Page 10

6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,tidak ada kelainan
kelenjar getah bening, kelenjar thyroid tidak teraba.
b. Thorak dan paru
- I : Bentuk dada normal,tulang iga simetris ka/ki,menggunakan
alat bantu pernafasan
- P : gerakan nafas lambat,tidak terdapat nyeri tekan.
- P : suara paru sonor ka/ki
- A : suara paru vesikuler dan tidak terdapat nafas tambahan.
c. Jantung
- I : pada pemeriksaan jantung didapatkan lokasi ictus cordis di
SIC 5 mid clavikula dan denyut jantung tampak
- P : tidak teraba bunyi jantung dengan getaran.
- P : di SIC 5 mid axio dari lateral kemidral bunyinya sonor
sampai mid clavikula setelah itu redup sampai dengan sternum 2
jari ka sternum pekak.
- A : S1 . S2 mulai reguler,tidak ada mur-mur dan tidak ada
gallop.
d. Abdomen
- I : abdomen membuncit,terdapat balutan kassa dan klem di
umbilikus ( terpasang infus pada vena umbilikus )
- A : bising usus 16x/menit
- P : tidak terdapat nyeri tekan.
- P : bunyi tympani
e. Ginjal
Ginjal tidak teraba dan Tidak ada kelainan.
f. Musculoskeletal
Tangan : tangan simetris tidak ada oedema.
Kaki : kaki simetris,tidak ada oedema.
g. Intergumen
Warna kulit kemerah merahan,turgor kulit baik,kelembaban
baik,tidak ada pengerasan kulit.
Page 11


M. Terapi
Tanggal 3 januari 2013
- Infus glukosa 10% 6TPM perIV
- Cefotaxime 2 x 75 gr perIV
- Cortidek 2 x 0,3 gr perIV
- O
2
1 ltr


ANALISA DATA
NO TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM
1
2- 01 -
2013
DS : keluarga klien
mengatakn BB bayi
kurang dari 2000gr
DO :
- BB = 1892 gr
- Suhu : 36,2
o
C
-
PERUBAHAN
SUHU
LINGKUNGAN/
PREMATURITAS
RESIKO
TINGGI
HIPERTERMI
2
2 01 -
2013
Ds : -
Do :
RR : 44x/menit
O2 nasal : 1 liter
Menangis lemah

Imaturitas paru
Gangguan pola
nafas tidak
efektif

DAFTAR MASALAH
No Diagnose keperawatan
Tanggal timbul
masalah
Tanggal
teratasi
Paraf
1 Resiko tinggi hipotermia
brubungan dengan
perubahan suhu
lingkungan / prematuritas
2 Januari - 2013 -

Page 12


2 Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
imaturitas paru
2 Januari - 2013 -


RENCANA KEPERAWATAN
No Tanggal
Dx
Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
1 2 01- 2013 Resiko
tinggi
hipotermia
berhubungan
dengan
perubahan
suhu
lingkungan /
prematuritas
Setelah dilakukan keperawtan
selama 3 x 24 jam diharapkan
tidak terjadi hipotermi dengan
criteria hasil :
- Suhu 36,5 37
o
C
- Akral hangat
1. Monitor suhu ruangan
25
o
C
2. Monitor warna dan
kelembaban kulit
3. Monitor TTV
4. Anjurkan untuk
istirahat
5. Kolaborasi pemberian
anti piretik
2 2 01- 2013 Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
imaturitas
paru
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan pola nafas
efektif dengan criteria hasil =
- Kebutuhan O2 tercukupi
- Nafas spontan
1. Kaji pola nafas klien
2. Beri O
2
nasal
3. Monitor status
oksigen
4. Posisikan kepala klien
chint lift atau jaw
trust








Page 13

CATATAN KEPERAWATAN
No Hari / tanggal
No
Dx
jam Implementasi Respon paraf
1 2 01- 2013 1 14.30





14.20



14.25
1. Memonitor TTV





2. Memonitor suhu
incubator



3. Memonitor warna dan
kelembaban kulit



S : keluarga klien
mengatakan badan
anaknya hangat
O : suhu = 36,9
o
C,akral
hangat

S : -
O : - suhu incubator
25
o
C

S : -
O : - kulit klien
kemerahan
- Kulit lembab


2 2 01- 2013 2 14.10


14.05





14.15
1. Mengkaji pola nafas
klien


2. Memberi O
2
nasal





3. Monitor status oksigen
S :-
O : RR = 16 x/menit

S : keluarga klien
mengatakan anaknya
mau diberikan O
2.
O : terpasang selang
oksigen 1 ltr/menit.

S : -
O : tabung oksigen
terisi penuh


Page 14


3 01 - 2013 1 15.30



14.25


14.20
1. Memonitor TTV



2. Memonitor suhu
incubator


3. Memonitor warna dan
kelembaban kulit

S : -
O : suhu badan =
36,6
o
C
Badan hangat.

S : -
O : suhu incubator
25
o
C.
S : -
O : kulit lembab,warna
kemerahan.

2 3 01- 2013 2 14.15



14.05


14.10
1. Mengkaji pola nafas klien



2. Memberi O
2
nasal


3. Monitor status oksigen

S : keluarga klien
mengatakan nafas klien
lemah
O : RR =16 x/menit
S : -
O : oksigen masuk
lewat selang 1 ltr/menit
S : -
O : tabung oksigen
terisi .

4 01- 2013 1 14.35



14.20


14.25
1. Memonitor TTV



2. Memonitor suhu
incubator


3. Memonitor warna dan
kelembaban kulit
S : -
O : suhu badan : 36,5
o
C


S : -
O : suhu incubator =
25
0
C
S : keluarga klien
mengatakan badan
anaknya hangat

Page 15

O :- kulit lembab,wrna
kemerahan.
4 01- 2013 14.10



14.05


14.15
1. Mengkaji pola nafas
klien



2. Memberi O
2
nasal


3. Memonitor status
oksigen
S : -
O :
- RR : 16 x/menit

S: -
O : terpasang selang
oksigen 1 ltr/menit
S : -
O : tabung oksigen sisa
.


CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal jam Dx.kep SOAP paraf
Rabu,2/01/2013

20.10








20.20


Resiko tinggi
hipotermia
berhubungan
dengan
perubahan
suhu
lingkungan /
prematuritas

Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
imaturitas paru
S : keluarga klien mengatakan badan
anaknya hangat
O : suhu badan = 36,7
o
C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV



S ; keluarga klien mengatakan anaknya
lemah
O : RR : 16 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Beri O
2
nasal 1
ltr/menit

Kamis,3/01/2013 20.25 Resiko tinggi S : keluarga klien mengatakan badan
Page 16















Jumat,4/01/2013







20.30





20.15








20.25
hipotermia
berhubungan
dengan
perubahan
suhu
lingkungan /
prematuritas
Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
imaturitas paru

Resiko tinggi
hipotermia
berhubungan
dengan
perubahan
suhu
lingkungan /
prematuritas

Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
imaturitas paru
anaknya hangat
O : suhu badan : 36,5
o
C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV


S : keluarga klien mengatakan nafas
anaknya masih lemah
O : RR : 16 x/menit
A ; masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Beri O
2
nasal
S : keluarga klien mengatakan badan
anaknya hangat
O : suhu : 36,5
o
C,kulit lembab
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV



S : keluarga klien mengatakan nafas
anaknya masih lemah
O : RR : 16 x/menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Beri O
2
nasal

Você também pode gostar