Você está na página 1de 25

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Tempat Penitipan Anak merupakan salah satu bentuk
pendidikan anak usia dini yaitu anak yang berusia empat sampai enam tahun.
Dalam Undang-undang pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Tempat Penitipan Anak berfungsi sebagai tempat bermain yang indah,
nyaman, gembira dan menarik bagi anak untuk mewujudkan berbagai aktivitas
dalam masa bermain, bersosialisasi dengan teman sebaya, beradaptasi dengan
lingkungan baru setelah rumah, dan mengembangkan potensi dasar yang anak
miliki.
TPA Tatuka Palembang berdiri pada tanggal 05 April 2001, pada awal
berdirinya belum memiliki badan hukum, baru pada tahun 2002 melalui notaris
TPA Tatuka memiliki badan hukum dan izin operasional dari dina pendidikan
Kota Palembang. Lahan yang digunakan untuk pendirian TPA ini merupakan
hasil swadaya Yayasan dan merupakan hak milik pengelola.
TPA Tatuka Palembang mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menciptakan generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah dan
didasari Dienul Islam.
2

Misi : Meletakan dasar kearah perkembangan anak yang optimal jasmani
dan rohaninya, memberikan bekal untuk hidup bermasyarakat dan
mempersiapkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya.
Peran para pendidik baik orang tua, guru, pengasuh maupun orang
dewasa lainnya sangat dibutuhkan pada masa usia dini, dengan menyediakan
lingkungan yang kondusif, sehingga anak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan seluruh potensinya.
Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah analisis
tersebut maka telah dilakukan penelitian di TPA Tatuka Palembang yang
bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang TPA Tatuka Palembang
maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan
"mencocok pola gambar sederhana".

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
a. Mengumpulkan data mengenai :
1) Alasan pendidik melakukan kegiatan " mencocok pola gambar
sederhana " .
3

2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan mencocok pola gambar
sederhana.
3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan mencocok
pola gambar sederhana.
b. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan mencocok
pola gambar sederhana.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
a. Membantu meningkatkan kemampuan motorik halus anak
b. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus pada
anak di TPA Tatuka Palembang
c. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
d. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.









4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut Sujiono dkk (2009: 1.14) Motorik halus adalah gerakan yang
hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, seperti keterampilan mengunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu
membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat
anak dapat berkreasi seperti: melipat kertas, menganyam kertas. Namun tidak
semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan
keterampilan fisik lain serta kematangan mental.
Menurut Hildayani dkk (2008: 8.5) Perkembangan motorik halus yaitu
gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan
di bagian jari-jari tangan. Contohnya menulis, menggambar, memegang
sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.
Menurut Sumantri (2005: 143) Keterampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari
dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata
dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat
untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin
misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.
5

Sujiono (2009: 1.14) berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang
hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-
otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan
pergelangan tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga
melainkan membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dalam
melakukan gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungan
keterampilan fisik lain serta kematangan mental. Menurut Prof. Sumantri
(2005: 145) tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah untuk
melatih kemampuan koordinasi motorik anak. Pengembangan motorik halus
akan berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menulis, kegiatan melatih
koordinasi antara tangan dengan mata yang dianjurkan dalam jumlah waktu
yang cukup meskipun penggunaan tangan secara utuh belum mungkin
tercapai. Masih menurut Sumantri (2005: 146) tujuan pengembangan motorik
halus di usia 4-6 tahun adalah anak mampu mengembangkan kemampuan
motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan,
mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari
jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda,
maapu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan serta mampu
pengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Pada usia 3 (tiga) tahun gerakan motorik halus anak sudah mulai
berkembang pesat. Di usia itu, anak dapat meniru cara ayahnya
memegang pensil. Namun, posisi jarijarinya masih belum cukup jauh
dari mata pensil. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah dapat
memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Gerakan
6

motorik halus, seperti menulis dan menggambar akan diperlukan saat
ia bersekolah nanti. Kemampuan seorang anak untuk melakukan gerak
motorik tertentu tak sama dengan anak lain walaupun usia mereka sama.

B. Konsep Dasar Mencocok
1. Pengertian Mencocok
Mencocok adalah kegiatan melubangi bagian pinggir suatu objek
gambar dengan menggunakan benda tajam, seperti paku, pulpen atau besi.
Kegiatan mencocok adalah kegiatan yang dapat merangsang dan
melatih motorik halus. kegiatan ini melibatkan koordinasi mata dan
tangan, serta membutuhkan kehati-hatian yang cukup ekstra karena
menggunakan alat yang cukup tajam. setelah melubangi pinggiran gambar,
anak akan merobek gambar tersebut dan menempelkannya di buku kerja.
manfaaat kegiatan mencocok untuk anak usia dini? Saya akan
jawab untuk melatih motorik halus anak. Lalu Motorik halus itu apa sih?
Kenapa mesti dilatih? Waduh pertanyaannya jadi kayak pertanyaan ibu
saya kesaya..hehehe maklum mantan guru jadi kegiatan kegiatan kayak
gini kan harus tahu maksudnya untuk apa. Dulu saya pas belom ngajar
juga mikirnya masak sih kayak gini perlu dilatih kan bisa sendiri naluri
dan kodratnya lambat laun anak anak juga bisa, eh ternyata pendapat saya
salah pas mengajar dulu itulah dapat banyak ilmu bahwa untuk kesiapan
anak aktifitas menulis atau kaitannya dengan motorik halus kita bisa
melatih anak anak dengan melakukan kegiatan kegiatan yang melibatkan
motorik halus diantara salah satunya adalah dengan mencocok ini.
7

Bagaimana cara mereka memegang pensil untuk mencocok/alat cocok,
lalu bagaimana anak anak melatih kesabaran, melatih ketelitian, dan
melatih kemampuan motorik halus anak.
2. ALat alat untuk mencocok;
a. Gambar untuk object mencocok (boleh apa saja yang pasti yang anak
anak suka dan familiar gambarnya, kalo bisa sedikit agak besar biar
lebih mudah untuk kegiatan mencocoknya)
b. Pensil yang diraut tajam/runcing ujungnya untuk mencocok (jadi biar
lebih aman tentu dalam pengawasan yah, saya menghindari
menggunakan alat yang tajam seperti jarum atau paku kecil, untuk
keamanan, lebih baik menggunakan pensil yang runcing baru diraut
itu)
c. Busa bekas atau sterofoam bekas atau gabus untuk alas/bantalan untuk
mencocok (bisa diganti bahan lain yang lembut dan lunak untuk alas
mencocok)
d. Cryon,Lem dan buku gambar untuk mewarnai dan menempelkan hasil
mencocok.
Cara Mencocok:
a. Gambar atau objek yang akan di cocok diletakkan dialas untuk
mencocok atau bantalan.
b. Lalu pensil diarahkan untuk di cocok pada bagian bagain garis atau
titik titik yang untuk di cocok hinggal lepas semua.
c. Lalu di di beri warna atau tidak sesuai keinginan anaknya lalu ditempel
di buku gambar/ buku lainnya
8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, pendidik, pimpinan TPA Tatuka
Palembang.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam
situasi tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan selama satu kali
pertemuan. Selama dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 27 Maret 2014.
Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
melalui pembelajaran mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika
benda-benda didekatkan dengan magnet.


9

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya
jawab secara langsung dengan pendidik dan pimpinan TPA untuk
memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar Kemampuan motorik
halusmelalui kegiatan menggambar bebas di TPA Tatuka Palembang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti
serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen
digunakan dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen,
wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian
sebagai sumber data.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Obervasi Kegiatan Pengembangan

No
Hal-hal unik yang
dikemukakan dalam
Ada Keterangan/ Uraian/
Pertanyaan Ya Tidak
1. Model Pengembangan
Kegiatan

2. Penataan Ruang
3. Kegiatan yang dilakukan
anak-anak

4. Alat Peraga Edukatif
(APE) yang digunakan

5. Pengaturan/
Pengelompokan anak

6. Cara pendidik/ Pengasuh
memimpin kegiatan







10

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara dengan Guru

No Kisi-Kisi pertanyaan
1.


2.

3.

4.

5.


6.


7.

8.


9.

10.


Usia berapa saja jumlah yang berada di TPA ini , khususnya kelas B
yang ibu asuh/didik ?

Berapa banyak jumlah anak dalam satu kelas ?

Berasal dari lingkungan mana anak usia bermain tersebut?

Apa perbedaan/keistimewaan program di TPA ini dengan TPA lainnya?

Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TPA yang
ibu asuh/didik ?

Referensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan
anak ?

Manfaat apa yang ibu dapat dari referensi tersebut ?

Saya tadi melihat kegiatan anak yaitu ..........
Mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut ?

Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti itu?

Bagaimana reaksi anak dalam menerima kegiatan yang ibu berikan ?





















11

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara dengan Kepala Sekolah

No Kisi-Kisi pertanyaan
1.

2.

3.


4.

5.


6.



7.

8.

9.

10.


11.


12.

13.

14.

15.


Bagaimana sejarah berdiri dan berkembangnya TPA yang ibu pimpin?

Apa visi/misi/tujuan dari Tempat Penitipan Anak yang ibu asuh?

Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan di
Tempat Penitipan Anak yang Ibu pimpin?

Kapan waktu pembelajaran dimulai, dan kegiatannya apa saja?

Ada berapa jumlah pendidik/guru dan jumlah anak di Tempat Penitipan
Anak ini?

Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Tempat Penitipan
Anak
ini?

Sentra apa saja yang digunakan di TPA?

Kapan pembelajaran model sentra mulai digunakan di TPA ?

Alasan apa Tempat Penitipan Anak ini menerapkan model sentra?

Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di Kelompok
Bermain yang Ibu asuh?

Kapan dan siapa yang merancang program tahunan, program semester,
satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian?

Prestasi apa saja yang pernah di raih anak-anak?

Pernahkah anak didik Anda meraih kejuaraan dalam bidang keagamaan?

Materi pembelajaran sentra tersebut diambil dari mana?

Mengapa penataan ruang dibuat demikian?


12

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut :
Observasi
Wawancara dengan
Guru
Wawancara dengan
Pimpinan TPA
Dokumentasi
Anak-anak
sedang
melakukan
kegiatan
mencocok
gambar
Usia berapa saja anak
didik di TPA ini?
TPA kami
menerima usia 3
4 tahun dan yang
berumur 5 tahun
kami sarankan
masuk ke TPA.
Apa saja perbedaan
dan keistimewaan
program di TPA ini?
Kegiatan yang
selama ini
dilakukan untuk
meningkatkan
kegiatan motorik
halus anak melalui
kegiatan
mencocok yang
mencakup
kegiatan untuk
melatih
koordinasi mata
dan tangan,
melatih
konsentrasi,
koordinasi indra
dan lain-lain






Model pengembangan
apa yang diterapkan di
TPA ini?
Anak akan dapat
mengkoordinasikan
antara mata, tangan
dan otot-otot kecil
pada jari-jari,
pergelangan
tangan, lengan
yang
digunakan untuk
aktivitas melipat
ini yang secara
tidak langsung
dapat
mengembangkan
pengetahuannya
secara efektif
seperti misalnya,
anak
mulai belajar
memegang pensil
sebagai alat
pencocok, mulai
mengikuti alur pola
gambar yang akan
dicocoknya
Dalam rencana
kegiatan anak-
anak diajak
untuk bernyanyi
sambil
melakukan
gerakan .
Dalam program
kegiatan TPA
tercantum bahwa
tujuan pendirian
TPA adalah
mengembang
kan Kemampuan
motorik
halusyang
dimiliki anak
agar dapat
berkembang
dengan optimal
melalui kegiatan
menempel.



13

Observasi
Wawancara dengan
Guru
Wawancara dengan
Pimpinan TPA
Dokumentasi
Anak-anak
mencocok
gambar
sederhana
seperti
lingkaran,
segitiga dan
lain-lain
Tadi saya lihat ibu
melakukan kegiatan
mencocok pola
gambar sederhana
yang dibuat oleh guru,
mengapa ibu
melakukan kegiatan
tersebut ?
Dengan gambar
sederhana anak
tidak terlalu
mengalami
kesulitan dalam
mencocok, disini
anak hanya dilatih
untuk mengikuti
pola gambar dan
cara memegang
alat tulis
Tadi saya telah
berbicara dengan
pendidik di TPA ini,
mengapa di TPA ini
menerapkan bernyanyi
sambil mengenalkan
bahasa asing kepada
anak didik?
Melipat dengan
kertas origami
dapat
meningkatkan
minat anak dalam
mengikuti kegiatan
pembelajaran serta
anak tertarik
dengan aneka
warna yang
tersedia.
Contoh berbagai
bentuk lipatan dari
kertas origami
Guru
menggunakan
alat peraga
langsung
sebagai alat
peraga
edukatif.
Mengapa ibu
menggunakan alat
peraga dalam berupa
media gambar untuk
kegiatan mencocok?
Dengan
menggunakan alat
peraga langsung
anak akan lebih
memahami dan
diharapkan anak
dapat menirukan
kegiatan
mencocok benda
berdasarkan alat
peraga yang
ditunjukkan
Apa dasar pemikiran
ibu melakukan
kegiatan seperti itu?
Kami
mengembangkan
potensi anak sejak
dini sedemikian
rupa sehingga anak
mampu melakukan
kegiatan mencocok
dari bentuk
sederhana hingga
ke bentuk yang
cukup sulit
Dalam rencana
kegiatan tertulis
bahwa salah satu
alat peraga
edukatif yang
digunakan
adalah berbagai
bentuk
mencocok
dengan
menggunakan
pola gambar
sederhana.
Sebelum anak
pulang
menghafalkan
doa-doa
pendek
Mengapa pada saat
anak pulang sekolah,
dilakukan pembiasaan
dengan membaca doa
pendek?
Untuk kemampuan
di bidang agama
lebih banyak kami
berikan bacaan
doa sehari-hari
Selain pengembangan
seni apa saja kegiatan
pengembangan yang
ada di TPA ini?
Kami memang
memberikan
bidang
pengembangan
agama lebih
banyak karena

14

Observasi
Wawancara dengan
Guru
Wawancara dengan
Pimpinan TPA
Dokumentasi
diharapkan agar
anak selalu
mengingat dan
menghafalkan.
sesuai dengan
harapan dan
sesuai dengan visi
dan misinya.





B. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak mencocok
pola gambar sederhana merupakan suatu kegiatan yang bermaksud
mengembangkan Kemampuan motorik halus yang merupakan kemampuan
yang dikembangkan di TPA Tatuka .
Guru selalu menyiapkan media yang tepat sebelum melakukan
kegiatan berupa pola gambar yang dibuat sendiri. Sehingga kegiatan
Mencocok pola gambar sederhana mudah di pahami anak maka ada media
yang digunakan yaitu dengan melalu pensil dan penerapannya dengan
menggunakan metode penugasan agar anak secara langsung terlibat dalam
kegiatan tersebut dan dapat dinilai bagaimana cara memegang pena,
bagaimana kerapian dalam mencocok gambar yang diberikan.
Dalam kegiatan ini guru dan murid yang berperan di dalam
kegiatannya.Dalam proses pembelajaran agar anak selalu bersemangat dan
tidak bosan dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai
sesuai dengan yang diharapkan, pihak sekolah diharapkan selalu mendukung
proses belajar dan mengajar dengan metode penugasan dengan menyediakan
media yang digunakan serta menginformasikan kepada guru untuk
menggunakan metode pembelajaran inovatif yang lain, bagi peneliti lain
15

diharapkan mampu menyempurnakan penerapan metode penugasan serta
mampu melaksanakan penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran
yang lain sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang
diharapkan.
Secara keseluruhan, pengembangan motorik halus melalui kegiatan
mencocok membawa banyak manfaat dan respon positif yang diterima oleh
anak. Baik perkembangan afektif, kognif serta psikomotor. Pendidikan hanya
memiliki satu tujuan, yakni membangun generasi penerus bangsa yang dapat
diandalkan untuk pembangunan negara ini dimasa yang akan datang. Tugas
orang tua adalah tetap melakukan bimbingan terarah agar anak tetap pada
jalan yang benar serta menjadi anak yang berguna di masa depan kelak.
Secara umum TPA Tatuka telah mempunyai kegiatan yang baik dan
terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai
dengan tahap perkembangan anak sehingga kemungkinan anak berkembang
dengan optimal.


















16


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis dapat disimpulkan beberapa hal yaitu
sebagai berikut :
1. TPA Tatuka Palembang mempunyai program unggulan yaitu
memberikan kegiatan pengembangan motorik halus melalui kegiatan
mencocok sejak awal anak masuk TPA sehingga anak didiknya dapat
mengembangkan kemampuan menulis.
2. Pengembangan kemampuan motorik halus anak salah satunya
dikembangkan melalui kegiatan Mencocok pola gambar sederhana
sehingga anak dapat berkreasi sesuai dengan imajinasi yang dimiliki.
3. Lingkungan kelas di TPA Tatuka Palembang juga disiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan
motorik halus anak anak.

C. Saran-Saran
Dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak, pendidik bisa
memberikan kegiatan lain yang lebih bervariasi sehingga anak berkreasi
sesuai dengan imajinasinya dan Kemampuan motorik halus anak berkembang
dengan optimal. Pengembangan kemampuan motorik halus dilakukan dengan
media dan sarana yang lebih bervariasi dan dikemas melalui kegiatan yang
menyenangkan sehingga anak-anak lebih termotivasi dan menikmati dunia
bermainnya.


PEDOMAN PENSKORAN LAPORAN ANALISIS


Nama Mahasiswa : Wuri Winarti
NIM : 820792706
Laporan di Lembaga : TPA/KB/PAUD*
Nama Lembaga PAUD : TPA TATUKA
VARIABEL / DESKRIPTOR
SKOR
MAKS
NILAI
1. PENDAHULUAN

1. Latar belakang penelitian
Dikemukakan dengan jelas (3)
Disusun secara logis (2)
2. Fokus penelitian
Fokus penelitian yang ditentukan jelas dan logis (2)
Fokus penelitian ditentukan dari hasil observasi awal (1)
Fokus penelitian berkaitan dengan latar belakang (1)
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian (1)
Rumusan tujuan jelas dan logis (3)
4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh, jelas (1)
Manfaat berkontribusi nyata terhadap kegiatan pengembangan AUD (2
B. LANDASAN TEORI

1. Relevansi antara konsep/teori yang dikaji dengati-tokupenelitian (5)

2. Relevansi teori/hasil penelitian terkait dengan teknik yang digunakan (5)
3. Teori menggunakan acuan yang terkini (3)
4. Teori disajikan dengan sistematis (3)
5. Alur kerangka berpikir penelitian, jelas (4)
6. Teori dan kerangka berpikirdisusun denian jelas dan rinci (3)
C. METODOLOGI PENELITIAN ' - . '
1. Subjek penelitian yang dipilih, jelas (mencantumkan nama lembaga PAUD,
kelas, tema). (2)

2. Waktu pelaksanaan logis (pelaksanaan hari sekolah) (1)
3. Jadwal penelitian jelas menggambarkan waktu pelaksanaan (2)
4. Instrumen penelitian yang digunakan, jelas (2)
5. Instrumen yang dipilih tepat (2)
6. Terdapat perencanaan rind langkah-langkah dari instrumen yang digunakan
(3)

D. ANALISIS DATA
1. Data yang terkumpul relevan dengan fokus penelitian (2)
2. Tabulasi data lengkap menggambarkan hasil pengumpulan data (3)
3. Terdapat analisis kritis berdasarkan tabulasi data yang disajikan (1)
4. Analisis kritis berdasarkan teori yang dapat dipertanggungjawabkan (3)
5. Anatisis kritis disusun dengan jelas dan logis (2)
E. KESIMPULANIDAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan menjawab tujuan penelitian (2)
Kesimpulan sesuai dengan pennasalahan dan temuan (2)


VARIABEL / DESKRIPTOR
SKOR
MAKS
NILAI
Kesimpulan disajikan dengan jelas (2)
2. Saran
Saran sesuai dengan kesimpulan (2)
Saran yang diajukan jelas dan logis (1)
F. BAHASA
1. Pilihan kata tepat (1)
2. Struktur kalimat lugas dan baku (2)
3. Paragraf merupakan satu keutuhan (3)
4. Penulisan sesuai dengan EYD (1)
G. KUTIPAN DAN DAFJAR PUSTAKA
1. Daftar pustaka relevan dengan kutipan pada kerangka teori (1)
2. Cara mengutip mengikuti aturan ilmiah (1)
Skor Total

Nilai Laporan = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal


















Observasi Kegiatan Pengembangan Motorik Halus
Di Tempat Penitipan Anak Tatuka

Tempat Penitipan Anak : Tatuka
Tanggal : 27Maret 2014
Usia : 3-4 Tahun

No
Hal-hal unik yang
dikemukakan dalam
Ada Keterangan/ Uraian/
Pertanyaan Ya Tidak
1. Model Pengembangan
Kegiatan
Kemampuan motorik halus
anak melalui kegiatan
mencocok
2. Penataan Ruang Didinding kelas banyak
ditempeli gambar-gambar
hewan dan contoh hasil kerja
anak dalam mencocok

Pertanyaan :
Mengapa di ruang kelas
banyak sekali pola gambar dan
hasil mencocok anak?

Jawab :
Hal tersebut ditujukan agar
anak dapat melakukan kegiatan
Mencocok pola gambar
sederhana dengan contoh yang
diberikan oleh guru.

Pertanyaan :
Mengapa anak-anak diajarkan
kegiatan Mencocok pola
gambar sederhana tersebut?

Jawab :
Agar kemampuan motorik
halus anak dapat berkembang
sebagai dasar untuk melatih
otot tangan dan lengan anak
untuk dapat berkoordinasi
dengan baik.




No
Hal-hal unik yang
dikemukakan dalam
Ada Keterangan/ Uraian/
Pertanyaan Ya Tidak
3. Kegiatan yang dilakukan
anak-anak
Anak-anak melakukan kegiatan
Mencocok pola gambar
sederhana dengan
menggunakan pencocok pensil

Pertanyaan :
Mengapa anak-anak diminta
untuk Mencocok pola gambar
sederhana dengan
menggunakan pencocok pensil
tersebut?

Jawab :
Kegiatan yang selama ini
dilakukan untuk meningkatkan
kegiatan motorik halus anak
yang mencakup kegiatan untuk
melatih
koordinasi mata dan tangan,
melatih konsentrasi, koordinasi
indra dan lain-lain

Jawab :
Menccok kertas merupakan
kegiatan yang dapat
meningkatkan minat anak
dalam kegiatan pembelajaran
serta anak tertarik dan asyik
dalam kegiatan mencocok
mengikuti pola gambar.
4. Alat Peraga Edukatif
(APE) yang digunakan
Alat peraga langsung berupa
contoh gambar-gambar dengan
berbagai warna
5. Pengaturan/
Pengelompokan anak
Anak-anak duduk di lantai dan
mulai melakukan kegiatan
mencocok
6. Cara pendidik/ Pengasuh
memimpin kegiatan
Guru memberikan contoh
Mencocok pola gambar
sederhana dengan pilihan
warna yang sesuai.








INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN PENDIDIK
DI TPA TATUKA

Tanggal : 27 Maret 2014
Usia : 3 4 Tahun

Mahasiswa : Selamat Pagi ibu
Pendidik : Selamat Pagi
Mahasiswa : Maaf ibu, saya mengganggu waktu ibu sebentar untuk observasi
dan wawancara.
1. Usia berapa saja jumlah yang berada di TPA Tatuka yang ibu asuh/didik ?
Usia 3 sampai dengan 4 Tahun.
2. Berapa banyak jumlah anak dalam satu kelas ?
Dalam satu kelas kami hanya membatasi 10 orang anak. Dikelas ini saja
terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.
3. Berasal dari lingkungan mana anak usia bermain tersebut?
Sebagian besar adalah anak yang ada di sekitar lingkungan sekolah tetapi ada
juga yang tinggal cukup jauh dari sekolah ini.
4. Apa perbedaan/keistimewaan program di TPA Tatuka dengan TPA lainnya?
Keistimewaan di TPA Tatuka adalah adanya kegiatan pengembangan
kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan-kegiatan bermain dan
sekaligus belajar.
5. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan untuk anak di TPA yang ibu
asuh/didik ?
Harus sesuai dengan kurikulum
Harus sesuai dengan program tahunan
Harus sesuai dengan program semester
Harus sesuai dengan SKM dan SKH






6. Referensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak ?
Yaitu dari SKM dan SKH yang sudah saya buat dan saya rencanakan
berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh ikatan guru TPA .
7. Manfaat apa yang ibu dapat dari referensi tersebut ?
Manfaatnya adalah kita dapat berkreasi dalam melakukan pengembangan anak
usia dini dengan berbagai contoh media pembelajaran yang ada.
8. Saya tadi melihat kegiatan anak yaitu Mencocok pola gambar sederhana kertas
dengan berbagai warna berdasarkan contoh alat peraga yang ada didinding.
Mengapa ibu melakukan kegiatan tersebut ?
Tujuannya yakni agar anak lebih mampu mengembangkan kreatifitas dan
motorik halusnya melalui kegiatan mencocok gambar sehingga mereka dapat
berkoordinasi antara mata dan otot-otot tangan yang sangat penting untuk
persiapan anak melakukan kegiatan menulis.
9. Apa dasar pemikirannya sehingga ibu melakukan kegiatan seperti itu?
Dasar pemikirannya adalah dengan adanya kurikulum dan program yang
sudah dibuat, maka kami mencoba untuk mengembangkan sistem
pembelajaran yang lebih menarik dan dapat memotivasi anak agar aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran.
10. Bagaimana reaksi anak dalam menerima kegiatan yang ibu berikan ?
Anak-anak sangat senang sekali dan bersemangat dalam menerima kegiatan
menggambar tersebut.
11. Baik ibu terima kasih atas jawaban dari beberapa pertanyaan yang saya
ajukan, dan kesempatan yang diberikan oleh ibu untuk saya bertanya dan
terima kasih atas waktu yang disediakan.
Terima kasih juga.








INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN KEPALA PIMPINAN
TPA. TATUKA

Tanggal : 27 Maret 2014
Usia : 3 4 Tahun

Mahasiswa : Selamat pagi ibu, tadi saya sudah melakukan wawancara dengan
guru di TPA Tatuka ini mengenai sedikit kegiatan di TPA,
bolehkah saya bertanya beberapa hal kepada ibu ?
Pimpinan : Silahkan, apa yang bisa saya bantu ?
1. Apa visi/misi/tujuan dari TPA Tatuka ini dalam konteks pendidikan anak?
Visi : Menciptakan generasi penerus bangsa yang berakhlakul karimah
dan didasari Dienul Islam.
Misi : Meletakan dasar kearah perkembangan anak yang optimal
jasmani dan rohaninya, memberikan bekal untuk hidup
bermasyarakat dan mempersiapkan anak untuk memasuki
pendidikan dasar.

2. Untuk mencapai visi/misi/tujuan tersebut, program apa yang diadakan di TPA
yang ibu pimpin ?
Program belajar sambil bermain, serta melatih kemandirian, disiplin, sosial
emosi dalam meakukan aktifitas.
3. Siapa yang merancang program tersebut ?
Kepala TPA dan semua guru.
4. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di TPA Tatuka ?
Jumlah pendidik ada 2 orang
Jumlah anak ada 10 orang .
5. Model pengembangan kegiatan apa yang ditetapkan di TPA Tatuka (misal:
model sentra, model area, dan model kelompok ?)
Di TPA Tatuka menggunakan model pengembangan kelompok.



6. Dalam TPA Tatuka utamanya menetapkan apa, dan apa yang menjadi
proritasnya ?
Kedisiplinan, kemandirian serta sosialisasi anak, dan prioritasnya agar
kedepannya anak dapat mandiri, disiplin, sosial dengan lingkungan yang
baru dimana akan melanjuTPAan pendidikan sekolah dasar.
7. Tadi saya telah berbicara dengan salah satu pendidik di TPA ini dan
menurutnya TPA ini diutamakan menerapkan apa?
Bidang pengembangan motorik halus dan kasar anak, sebagai dasar untuk
persiapan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Alasannya apa lembaga ini memprioritaskan hal tersebut?
Alasannya adalah lembaga ini berharap agar anak usia dini dapat mengenal
dasar-dasar menulis dan menggambar.
8. Apa dasar pemikiran sehingga ibu dapat melakukan kegiatan tersebut ?
Untuk meletakkan dasar yang kuat bagi anak untuk melatih koordinasi antara
otot tangan dan mata serta konsentrasi anak.


















DAFTAR PUSTAKA



Agus Suprijono. (2009) Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Pnerbit
Universitas Terbuka.

Slamet Suyanto. (2005) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Pendidiikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.

Sujono, Yuliani nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia

Você também pode gostar