Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
INFORMASI
Pelaksanaannya bervariasi untuk setiap
propinsi:
Waktu pelaksanaan relatif normal (1 bulan
setelah rakor nasional);
Pada propinsi tertentu tidak melibatkan
sekolah;
Kurang efektif, masih kurang memahami
program subsidi dan mekanisme pengajuan
proposal;
Nara sumber tidak ada atau kalau ada ybs
kurang menguasai substansi.
PEMBERIAN SUBSIDI
Bantuan Khusus Murid:
Perubahan juklak terlambat diketahui
propinsi tertentu dan pemahamannya
kurang pas sehingga terjadi perbedaan
implementasi antar propinsi
Data siswa calon penerima BKM tahun
2007 sulit diperoleh
Usulan siswa calon penerima BKM dari
sekolah terlambat diterima propinsi karena
harus diseleksi dulu oleh kabupaten/kota
terkait dengan kuota yang tersedia
Revisi sisa dana BOMM untuk BKM tidak
segera dilakukan
Realisasi kurang sesuai juklak
(penyalurannya dua tahap)
Bantuan Operasional Manajemen Mutu:
Pada awalnya sulit bagi daerah menetapkan
BOMM – Teknologi atau BOMM – Non
Teknologi
Data dari sekolah terlambat dan tidak
sesuai pengelompokan Program Keahlian
Teknologi atau Non Teknologi
Terjadi kelebihan dana BOMM karena
ketidaksesuaian data
Realisasinya kurang sesuai juklak, sehingga
menyebabkan:
o terjadinya penyaluran dua tahap,
o penerimaan sekolah tidak sesuai
perhitungan jumlah siswa dan
o keterlambatan penerimaan subsidi
sehingga menimbulkan kenaikan harga
bahan
Pencitraan dan Pendataan :
Bahan promosi kurang tersedia, sehingga
dengan dana yang relatif kecil masih harus
digunakan untuk menyiapkan bahan
promosi (leaflet, spanduk dll)
Pelaksanaan tidak tepat waktu akibat
kurangnya pemahaman atas tujuan subsidi
pencitraan dan pendataan
Berdampak positif dengan bertambahnya
jumlah pendaftar ke SMK secara nasional
Beberapa propinsi tertentu tidak
menggunakan alokasi dana pencitraan &
pendataan untuk melakukan pendataan
Belum mampu memenuhi kebutuhan data
pokok SMK yang memiliki tingkat akurasi
tinggi
Pemantauan dan Evaluasi :
(Rp)
T O T AL % REALISASI SESUAI
NO PROPINSI SISA DANA
ALOKASI REALISASI Keu Fisik LAPORANBLN
A REGION 1
1 Jawa Tengah 61,719,470,000 60,683,037,300 98.32% 100.00% 1,036,432,700 DES
2 DI Yogyakarta 11,721,940,000 11,709,504,681 99.89% 100.00% 12,435,319 DES
3 Jawa Timur 70,357,700,000 64,886,406,649 92.22% 99.57% 5,471,293,351 DES
4 Kalimantan Timur 8,272,170,000 8,051,012,500 97.33% 97.33% 221,157,500 DES
5 Nusa Tenggara Barat 4,883,281,000 4,798,126,000 98.26% 100.00% 85,155,000 DES
6 Nusa Tenggara Timur 7,175,858,000 6,825,391,670 95.12% 100.00% 350,466,330 DES
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
Masih terdapat propinsi yang belum
memenuhi ketentuan pada juklak dan
kesepakatan dalam Rakor Pembinaan SMK
Realisasi kegiatan dan penyerapan anggaran
relatif terlambat karena adanya perbedaan
pemahaman
Terjadinya perubahan juklak pemberian
subsidi
Revisi sisa dana subsidi BOMM menjadi BKM
tidak segera ditindaklanjuti sehingga baru
terealisasi pada bulan Nopember 2007
Laporan bulanan dari sebagian besar
propinsi terlambat diterima Direktorat
Pembinaan SMK
Pada beberapa propinsi, pelaksanaan
penyuluhan dan penyebaran
informasi kurang mencapai sasaran,
pemahaman atas program subsidi dan
strategi implementasinya masih
kurang pas yang menyebabkan
realisasinya terlambat