Você está na página 1de 101

GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS

UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN


KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan STIKes Cirebon
SUJANA
NIM 4201 0407 098

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes !IREBON
PROGRAM STUDI DIII KEPERA"ATAN
!IREBON
2009
54
GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS
UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATEN MAJALENGKA
TAHUN 2009
KARYA TULIS ILMIAH
SUJANA
NIM 4201 0407 098

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes !IREBON
PROGRAM STUDI DIII KEPERA"ATAN
!IREBON
2009
55
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERA"ATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes !IREBON
TAHUN 2009
GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS UNTUK
MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN
MAJALENGKA TAHUN 2009
(Te#$%#% $&#% ' (&() 77 *&+&,&-) 1 (&.&-) 1 ,&/#%0) 14 $%&.#&,) 11 +&,1%#&-
ABSTRAK
Di Indonesia tuberkulosis menjadi penyebab kematian ketiga setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan Pengobatan
tuberkulosis memerlukan waktu paling sedikit ! bulan dengan menggunakan obat
anti tuberkulosis "#$T% jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
pengawas menelan obat "P&#% Ketidakteraturan minum obat merupakan salah
satu penyebab kegagalan program penanggulangan tuberkulosis paru &otivasi
penderita yang tinggi untuk minum obat selama ! bulan merupakan salah satu
kun'i keberhasilan pengobatan tuberkulosis Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat
pada tahap intensi( dan lanjutan serta mengeksplorasi penyebab yang
menyebabkan penderita memiliki motivasi yang rendah di puskesmas Panongan
Kabupaten &ajalengka Penelitian ini bersi(at deskripti( dengan metode yang
digunakan adalah kombinasi antara kuantitati( dan kualitati( Penelitian kuantitati(
dilakukan terhadap )! responden penderita tuberkulosis paru *T$ positi( yang
terdiri dari + responden tahap intensi( dan + responden tahap lanjutan dengan
menggunakan angket, kemudian data yang diperoleh dianalisa serta dikategorikan
ke dalam motivasi tinggi dan rendah Sedangkan penelitian kualitati( dilakukan
terhadap - responden penderita tuberkulosis yang teridenti(ikasi memiliki
motivasi yang rendah dengan menggunakan wawan'ara mendalam (indepth
interview) .asil penelitian menunjukan bahwa pada tahap intensi( +/,50
memiliki motivasi yang tinggi dan )1,50 rendah, pada tahap lanjutan 520
memiliki motivasi yang tinggi dan 520 rendah, !+,/50 penderita tuberkulosis
memiliki motivasi yang tinggi, -),150 memiliki motivasi yang rendah dan
teridenti(ikasi terdapat tiga (aktor yang menyebabkan penderita memilik motivasi
yang rendah untuk minum obat yaitu pengetahuan yang kurang, (ungsi keluarga
yang kurang mendukung serta peran dan (ungsi petugas yang kurang Saran bagi
petugas di Puskesmas Panongan agar lebih meningkatkan penyuluhan dan
pengarahan tentang tuberkulosis terutama kepada penderita dan keluarganya
5!
Kata kun'i 3 &otivasi, tuberkulosis, minum obat
Kepustakaan 3 ) 4 14 " 1222 4 1225 %
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat $llah S6T yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya78ya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis ilmiah dengan judul 22G&,(&#&- M3/%4&s% Pe-$e#%/& T5(e#05+3s%s
U-/50 M%-5, O(&/ D% P5s0es,&s P&-3-.&- K&(51&/e- M&6&+e-.0& T&*5-
2009227
$dapun tujuan penulisan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan STIKes Cirebon
Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan sebaik7baiknya, namun penulis menyadari banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berman(aat bagi penulis
khususnya dan pemba'a pada umumnya
5/
&ajalengka, #ktober 1225
Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL 8 GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS
UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009
PENYUSUN 8 SUJANA
N I M 8 4201704077098
!%#e(3-) N31e,(e# 2009
Me-9e/565% 8
Ke/5& P#3.#&, S/5$% DIII
Ke1&#&:&/&- STIKes
!%#e(3-
Pe,(%,(%-.
L%+% A,&+%&*) SKM A#%; "%(&:& R50,&-&) SK1
5+
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL 8 GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS
UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009
PENYUSUN 8 SUJANA
N I M 8 4201704077098
Cirebon, 8opember 1225
&engesahkan,
Pembimbing
A#%; "%(&:& R50,&-&) S7K1
Penguji I
L%- He#+%-&) S7Ke1
Penguji II
K3,&#5$%-) S7K1
&engetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
L%+% A,&+%&*) SKM
55
LEMBAR PERSEMBAHAN
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)
dan bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah
maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Hasyr : 18)
Sebaik-baiknya orang ialah yang lebih memberi mamfaat
kepada orang lain (Al Hadis)
Jika kita telah mengupayakan yang terbaik
Kita bisa menunggu hasilnya dengan tentram
Hidup ini harus memilih
Oleh karena itu pilihlah untuk jadi pemenang
Hidup ini adalah pilihan-pilihan
Memilih, mencoba dan gagal lebih baik
Dari sekedar memilih-milih tanpa melangkah
!2
BAB I
PENDAHULUAN
171 L&/&# (e+&0&-.
Tuberkulosis adalah penyakit akibat kuman my'oba'terium tuber'ulosis
sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di
paru7paru yang biasanya merupakan lokasi in(eksi primer
")%

&y'oba'terium tuberkulosis telah mengin(eksi sepertiga penduduk dunia
Pada tahun )55-, 6.# men'anangkan kedaruratan global penyakit
tuberkulosis, karena pada sebagian besar negara di dunia penyakit tuberkulosis
tidak terkendali Ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil
disembuhkan, terutama penderita menular atau *T$ positi(
"1%

Indonesia memiliki risiko penularan setiap tahun "$nnual 9isk o(
Tuber'ulosis In(e'tion, $9TI% 'ukup tinggi dan bervariasi antara )7-0 Pada
daerah dengan $9TI )0, berarti setiap tahun diantara )222 penduduk, )2 orang
akan terin(eksi Sebagian besar dari orang yang terin(eksi tersebut tidak akan
menjadi penderita tuberkulosis, hanya sekitar )20 dari yang terin(eksi yang akan
menjadi penderita tuberkulosis dengan *T$ positi( :aktor yang mempengaruhi
kemungkinan seseorang menjadi penderita tuberkulosis adalah daya tahan tubuh
yang rendah, diantaranya karena gi;i buruk atau .I<=$IDS disamping (aktor
pelayanan kesehatan yang belum memadai
"-%

!)
Survey Kesehatan 9umah Tangga "SK9T% tahun 122) menunjukan bahwa
tuberkulosis merupakan penyebab kematian ketiga terbesar yaitu 5,40 dari total
kematian setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada
semua kelompok usia, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok
penyakit in(eksi
"4%

6ord .ealth #rgani;ation "6.#% dalam $nnual 9eport on >lobal T*
Control 122- juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang
penyakit tuberkulosis terbesar nomor tiga di dunia yaitu sebesar )20 setelah India
-20 dan Cina )50 Diperkirakan setiap tahun terjadi 5+-222 kasus baru
tuberkulosis dengan kematian akibat tuberkulosis sekitar )42222 Se'ara kasar
diperkirakan setiap )22222 penduduk Indonesia terdapat )-2 penderita
tuberkulosis paru *T$ positi(, dan sebagian besar menyerang kelompok usia
produkti( ")5752 tahun% dan kelompok ekonomi lemah Dalam perhitungan
ekonomi penderita tuberkulosis pada orang dewasa akan mengakibatkan tidak
produkti(nya mereka selama -74 bulan, sehingga dapat menyebabkan hilangnya
pendapatan 127-20 setiap tahunya
"4%

Penanggulangan tuberkulosis di Indonesia sejak tahun )555 telah
dilaksanakan dengan strategi D#TS "Dire'tly #bserved Treatment, Short'ourse
'hemotherapy% yang direkomendasikan oleh 6.# :okus utama D#TS adalah
penemuan dan penyembuhan penderita dengan prioritas diberikan kepada
penderita menular "*T$ positi(% Sampai tahun )55+ 'akupan penderita
tuberkulosis dengan strategi D#TS baru men'apai )20, namun pada tahun 1222
!1
Indonesia telah berhasil men'apai dan mempertahankan angka kesembuhan sesuai
dengan target global, yaitu minimal +50 Sedangkan keberhasilan pengobatan
tuberkulosis dengan strategi D#TS pada tahun 1224 men'apai +-0 dan
meningkat menjadi 5)0 pada tahun 1225
"5%

Di Propinsi ?awa *arat pada tahun 122+ terdapat penderita tuberkulosis
sebanyak -22!/ kasus Cakupan penanggulanganya men'apai !+,/0 dengan
tingkat kesembuhan 1+,140, dari jumlah itu sebanyak /,!0 ter'atat mangkir dari
pemeriksaan dahak dan dari angka yang mendapat penanganan sebanyak -,50
terputus pengobatanya Pada tahun 122+ juga ter'atat sebanyak -!2 penderita
tuberkulosis meninggal dunia
"!%

Sedangkan di Puskesmas Panongan yang memiliki jumlah penduduk 1)55!
jiwa pada tahun 1225, apabila dengan angka insidan'e rate tuberkulosis nasional
)-2=)2222, maka diperkirakan di wilayah kerja Puskesmas Panongan terdapat
penderita tuberkulosis paru *T$ positi( sebanyak 1+ kasus yang tersebar di !
desa, dengan target 'akupan penemuan kasus baru "'ase dete'tion rate, CD9% +20
atau 11 kasus
"/%

*erdasarkan laporan program P1 T* Puskesmas Panongan, pada tahun 122+
pen'apaian target penemuan kasus baru "CD9% adalah )5 kasus "+20%, )! kasus
"+41)0% dinyatakan sembuh, 1 kasus ")2,510% mangkir dari pemeriksaan dahak
pada akhir tahap lanjutan, dan ) kasus "5,1/0% terputus pengobatanya Sedangkan
pada tahun 1225 dari ?anuari 4 September 1225, angka pen'apaian target
penemuan kasus baru "CD9% adalah 12 kasus "/),410%, 4 kasus "120% dinyatakan
!-
sembuh, )! kasus "+20% dalam tahap pengobatan, yaitu + kasus "520% pada tahap
intensi( dan + kasus "520% dalam tahap lanjutan, 4 orang "150% diantaranya
ter'atat berobat tidak teratur dan sebagian besar penderita datang ke Puskesmas
untuk kontrol bukan pada hari yang telah ditentukan "T* days% .al ini
menggambarkan sebagian penderita tuberkulosis belum memahami pentingnya
menjalani pengobatan se'ara teratur
Pengobatan tuberkulosis diberikan dalam dua tahap selama !7+ bulan, yaitu
tahap intensi( dan tahap lanjutan Pada tahap intensi( penderita minum obat setiap
hari selama 1 bulan, sedangkan pada tahap lanjutan penderita hanya minum obat
tiga kali dalam satu minggu selama 47! bulan, obat anti tuberkulosis diberikan
dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat dalam jumlah 'ukup dan dosis
tepat, obat ditelan sebagai dosis tunggal Kegagalan proses pengobatan akibat
ketidaktaatan penderita pada instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis,
'ara, waktu minum obat dan periode, akan menyebabkan terjadinya kekambuhan
dan mengakibatkan terjadinya kekebalan terhadap semua obat "multiple drugs
resistan'e, &D9%
"1%
@ang menjadi alasan utama gagalnya pengobatan adalah pasien tidak mau
minum obatnya se'ara teratur dalam waktu yang diharuskan Pasien biasanya
bosan harus minum banyak obat setiap hari selama beberapa bulan, karena itu
pada pasien 'enderung menghentikan pengobatan se'ara sepihak
"+%
Pengetahuan dan pemahaman penderita mengenal bahaya penyakit
tuberkulosis yang gampang menular keseisi rumah terutama pada anak, motivasi
!4
keluarga baik saran dan perilaku keluarga kepada penderita untuk menyelesaikan
pengobatanya, dan penjelasan petugas kesehatan kalau pengobatan gagal akan
diobati dari awal lagi memegang peran penting dalam menjaga kelangsungan
berobat dan keberhasilan pengobatan
"5%

Salah satu (aktor yang mendorong manusia dan masyarakat untuk
berperilaku sehat adalah adanya dukungan keluarga dan masyarakat sekitar
Dimana dukungan keluarga sangat berperan karena penderita lebih banyak kontak
dengan keluarga mereka
")2%
Sedangkan perilaku penderita untuk menjalani pengobatan se'ara teratur
dipengaruhi oleh beberapa (aktor, yaitu (aktor pengetahuan, motivasi,
keper'ayaan dan sikap positi(, tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan
dan terdapat dorongan yang dilandasi kebutuhan yang dirasakan
"))%
Antuk terwujudnya sebuah perilaku menjadi suatu tindakan maka
diperlukan sebuah motivasi &otivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk (aktor
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia
dalam arah tekad tertentu &otivasi merupakan tenaga penggerak, dengan
motivasi manusia akan lebih 'epat dan bersungguh7sungguh untuk melakukan
kegiatan
")1%

&otivasi terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi intrinsik yang datangnya dari
dalam diri individu dan motivasi ekstrinsik yang datangnya dari luar individu
Keterkaitan motivasi dengan penyakit tuberkulosis yang dimaksud adalah
!5
motivasi intrinsik meliputi dorongan dan niat penderita untuk patuh atau taat pada
instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis, 'ara, waktu minum obat dan
periode Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan yang meliputi motivasi karena rangsangan dari luar, kader kesehatan,
tokoh masyarakat dan petugas kesehatan
")-%

*erdasarkan (enomena dan data7data diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang <M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5, 3(&/ $%
P5s0es,&s P&-3-.&- K&(51&/e- M&6&+e-.0& /&*5- 2009=7
172 R5,5s&- M&s&+&*
*erdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut 3 *agaimana >ambaran motivasi penderita
tuberkulosis untuk minum obat di Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
tahun 1225 dan (aktor7(aktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi
penderita sehingga memiliki motivasi yang rendahB
17> T565&- Pe-e+%/%&-
17>71 T565&- U,5,
Antuk mengetahui gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum obat di Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
!!
17>72 T565&- K*5s5s
)-1) Antuk mengetahui gambaran motivasi penderita
tuberkulosis untuk minum obat pada tahap intensi(
)-11 Antuk mengetahui gambaran motivasi penderita
tuberkulosis untuk minum obat pada tahap lanjutan
)-1- &engeksplorasi penyebab yang menyebabkan penderita
tuberkulosis memiliki motivasi yang rendah untuk minum
obat
174 M&,;&&/ Pe-e+%/%&-
17471 B&.% D%-&s 0ese*&/&-
&emberikan in(ormasi (aktual kepada Dinas Kesehatan tentang
gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat, dan
(aktor7(aktor yang menyebabkan penderita memiliki motivasi yang
rendah untuk minum obat Sehingga dapat dijadikan a'uan dalam
memberikan penyuluhan kepada komunitas atau masyarakat dalam
rangka penanggulangan penyakit tuberkulosis
17472 B&.% Pe#&:&/&-
Dapat digunakan oleh perawat komunitas khususnya di
Puskesmas sebagai bahan a'uan dalam memberikan penyuluhan atau
konseling kepada masyarakat khususnya penderita tuberkulosis agar
!/
tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk menjalani program
pengobatan se'ara teratur sampai sembuh
1747> B&.% Pe-e+%/% L&%-
&emberikan dasar pijakan untuk peneliti selanjutnya dalam
meneliti motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat dan
(aktor7(aktor yang mempengaruhinya
17474 U-/50 Pe-$e#%/& /5(e#05+3s%s
Dapat memberikan in(ormasi tentang gambaran motivasi
penderita tuberkulosis untuk minum obat, diharapkan akan timbul
kesadaran sehingga dapat dijadikan bahan instrospeksi diri dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup, mengurangi resiko terjadinya
penularan, men'egah terjadinya komplikasi, dan pada akhirnya
penderita akan memliki kemauan yang kuat untuk menjaga
kepatuhan berobat
17' R5&-. L%-.051
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penelitian lebih menitik7beratkan
pada gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada tahap
intensi( dan tahap lanjutan, serta ingin mengeksplorasi penyebab yang
menyebabkan penderita tuberkulosis memiliki motivasi yang rendah untuk minum
obat di Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
!+
17? De;%-%s% K3-se1/5&+ $&- O1e#&s%3-&+
17?71 De;%-%s% K3-se1/5&+
17?7171 M3/%4&s%
&otivasi adalah merupakan hasil dari interaksi antara
kebutuhan manusia yang terinternalisasi dan pengaruh
eksternal yang menentukan perilaku seseorang dalam
men'apai tujuan
"))%
17?7172 T5(e#05+3s%s
Tuberkulosis adalah penyakit akibat kuman my'oba'terium
tuber'ulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua
organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru7paru yang
biasanya merupakan lokasi in(eksi primer
")%

17?717> O(&/
#bat adalah setiap ;at baik kimia maupun nabati yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau
men'egah penyakit maupun gejala7gejalanya
")4%
Sedangkan
#bat $nti Tuberkulosis "#$T% adalah sekelompok obat
yang digunakan untuk pengobatan tuberkulosis
"!%
17?7174 M3/%4&s% 5-/50 ,%-5, 3(&/
&otivasi untuk minum obat adalah dorongan dan niat untuk
bertindak yang terdapat disetiap individu yang terwujud
!5
berupa perilaku untuk patuh atau taat pada instruksi dan
aturan minum obat yang meliputi dosis, 'ara, waktu minum
obat dan periode &otivasi dalam penyembuhan penyakit
merupakan pemberdayaan diri agar menghasilkan rasa
per'aya diri, ber(ikir positi( dan bijak terhadap keadaan
penyakitnya
")-%

17?72 De;%-%s% O1e#&s%3-&+
&otivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah upaya atau dorongan dan keinginan penderita
tuberkulosis yang berada di Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
terhadap kegiatan untuk menjaga kelangsungan berobat sampai sembuh
yang diwujudkan berupa perilaku untuk taat atau patuh pada instruksi dan
aturan minum obat pada tahap intensi( dan tahap lanjutan
&otivasi penderita dalam penelitian ini diukur dalam dua kategori,
yaitu tinggi dan rendah Antuk menentukan motivasi tersebut dipergunakan
alat ukur berupa angket atau kuesioner sebanyak )5 pertanyaan,
menggunakan skala pengukuran ordinal dengan parameter jawaban 3
Pernyataan positi( yaitu selalu "4%, sering "-%, kadang7kadang "1%, jarang ")%
dan tidak pernah "2% dan untuk pernyataan negati( adalah selalu "2%, sering
")%, kadang7kadang "1%, jarang "-% dan tidak pernah "4% Sedangkan untuk
mengungkap dan menggali alasan7alasan pada penderita dengan motivasi
rendah dilakukan wawan'ara mendalam (indepth interview).
/2
177 Ke#&-.0& Pe,%0%#&-
Kerangka pemikiran pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
pemikiran7pemikiran yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian7penelitian
yang akan dilakukan
")5%

Tuberkulosis merupakan penyakit menular kronis yang berlangsung lama
dan menahun sehingga diperlukan proses yang lama pula dalam pengobatanya
Pengobatan tuberkulosis diberikan dalam dua tahap selama !7+ bulan, yaitu tahap
intensi( dan tahap lanjutan Pada tahap intensi( penderita minum obat setiap hari
selama 1 bulan, sedangkan pada tahap lanjutan penderita hanya minum obat tiga
kali dalam satu minggu selama 47! bulan, obat anti tuberkulosis diberikan dalam
bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat dalam jumlah 'ukup dan dosis tepat,
obat ditelan sebagai dosis tunggal Kegagalan proses pengobatan akibat
ketidaktaatan penderita pada instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis,
'ara, waktu minum obat dan periode, akan menyebabkan terjadinya kekambuhan
dan mengakibatkan terjadinya kekebalan terhadap semua obat "multiple drugs
resistan'e, &D9%
"1%
@ang menjadi alasan utama gagalnya pengobatan adalah pasien tidak mau
minum obatnya se'ara teratur dalam waktu yang diharuskan Pasien biasanya
bosan harus minum banyak obat setiap hari selama beberapa bulan, karena itu
pada pasien 'enderung menghentikan pengobatan se'ara sepihak
"+%
Dalam upaya menghindari terjadinya kegagalan dalam proses pengobatan
tersebut maka diperlukan motivasi penderita untuk patuh atau taat pada instruksi
/)
dan aturan minum obat yang meliputi dosis, 'ara, waktu minum obat dan periode,
baik pada tahap intensi( maupun pada tahap lanjutan
Dengan demikian dapat dipahami apakah motivasi penderita tuberkulosis
untuk minum obat responnya tinggi atau rendah Penderita dengan motivasi
rendah memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya kegagalan proses
pengobatan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengungkap dan menggali
(aktor7(aktor yang menyebabkan penderita tersebut memiliki motivasi yang
rendah
B&.&- 171 Ke#&-.0& Pe,%0%#&- G&,(&#&- M3/%4&s% Pe-$e#%/& T5(e#05+3s%s
U-/50 M%-5, O(&/ $% P5s0es,&s P&-3-.&- K&(51&/e-
M&6&+e-.0& T&*5- 2009

/1
3 diteliti 3 tidak diteliti
4 :aktor (isik dan proses
mental
4 :aktor hereditas,
lingkungan dan
kematangan atau usia
4 :aktor intrinsik
seseorang
4 :asilitas
4 Situasi dan kondisi
4 Program dan akti(itas
4 $udio visual "media%
&otivasi penderita
tuberkulosis untuk
minum obat 3
4 Pada tahap intensi(
4 Pada tahap lanjutan
Re-$&*
T%-..%
Ke/e#&-.&- 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
271 M3/%4&s%
27171 Pe-.e#/%&-
&otivasi adalah merupakan hasil dari interaksi antara kebutuhan manusia
yang terinternalisasi dan pengaruh eksternal yang menentukan perilaku seseorang
dalam men'apai tujuan
"))%
&otivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi
pada tingkat komitmen seseorang .al ini termasuk (a'tor7(aktor yang
menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam
arah tekad tertentu atau segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu &otivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau pikiran
yang mendorong seseorang melakukan pekerjaaan atau menjalankan kekuasaan
terutama dalam berperilaku
")1%

Dari berbagai ma'am de(inisi motivasi terdapat tiga poin penting dalam
pengertian motivasi, yaitu hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan
Kebutuhan mun'ul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh seseorang,
baik (isologis maupun psikologis Dorongan merupakan arahan untuk memenuhi
kebutuhan tadi, sedangkan tujuan adalah hasil akhir dari siklus motivasi
")1%
27172 Te3#% M3/%4&s%
/-
Terdapat beberapa teori tentang motivasi, diantaranya 3
a Teori hedinisme yaitu motivasi yang berhubungan dengan senang dan
gembira
b Teori naluri yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri manusia
' Teori kebudayaan yaitu motivasi yang akan menimbulkan perilaku berbudaya
d Teori kebutuhan atau teori &aslow yaitu seseorang mempunyai motivasi
kalau dia belum men'apai tingkat kepuasan tertentu dalam kehidupanya
2717> Be-/50@(e-/50 M3/%4&s%
Pembagian motivasi dapat dibagi berdasarkan pandangan dari para ahli,
antara lain sebagai berikut 3
) &otivasi berdasarkan kebutuhan manusia 3
a &otivasi kebutuhan organis, seperti minum, makan, bernapas, seksual,
bekerja dan beristirahat
b &otivasi darurat, yang men'akup dorongan7dorongan menyelamatkan diri,
berusaha dan dorongan untuk membalas
' &otivasi objekti(, yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
melakukan manipulasi dan sebagainya
1 &otivasi berdasarkan atas proses terbentuknya 3
a &otivasi7motivasi pembawaan, yang dibawa sejak lahir, tanpa dipelajari,
misalnya dorongan untuk makan, minum, beristirahat dan dorongan
seksual
/4
b &otivasi yang dipelajari, yaitu motivasi7motvasi yang timbul karena
dipelajari, seperti dorongan untuk belajar sesuatu dan lain7lain
- &otivasi berdasarkan penyebabnya 3
a &otivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang ber(ungsi karena adanya
rangsangan dari luar
b &otivasi intrinsik, yaitu motivasi yang ber(ungsi tanpa rangsangan dari
luar tetapi sudah dengan sendirinya terdorong untuk berbuat sesuatu
27174 P#3ses Te#6&$%-9& M3/%4&s%
&otivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus
segera dipenuhi &otivasi sebagai motor penggerak maka bahan bakarnya adalah
kebutuhan atau C8eedD itu
&otivasi manusia dapat digolongkan dan tiap7tiap golongan tersebut
mempunyai hubungan jenjang &aksudnya, suatu motivasi timbul kalau motivasi
yang mempunyai jenjang lebih rendah telah terpenuhi
")1%
:aktor7(aktor yang mempengaruhi tehadap motivasi 3
a :aktor (isik dan proses mental
b :aktor hereditas, lingkungan dan kematangan atau usia
' :aktor intrinsik seseorang
d :asilitas
e Situasi dan kondisi
( Program dan akti(itas
/5
g $udio <isual "media%
2717' U-s5#@5-s5# M3/%4&s%
&otivasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu 3
a &otivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan mun'ulnya
memerlukan rangsangan baik dari dalam maupun dari luar
b &otivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi
' &otivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternati( men'apai tujuan
d &otivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia
Suatu perbuatan yang dimulai dengan adanya ketidakseimbangan dalam diri
individu seperti lapar, takut dan lain7lain akan menimbulkan dorongan atau motiv
untuk berbuat sesuatu sehingga dapat ter'apai keadaan seimbang dalam diri
individu dan timbul perasaan puas, gembira, aman, hasrat dan rasa ingin dipuji
Ke'enderungan untuk mengusahakan terjadinya keseimbangan dari tiap
ketidakseimbangan yang terdapat dalam diri setiap organisme dan manusia ini
disebut prisip homeostatis Keadaan seimbang tersebut tidak berlangsung untuk
selamanya karena setelah beberapa saat akan timbul ketidakseimbangan baru yang
menyebabkan seluruh proses motivasi diulangi, sebab sebenarnya proses motivasi
merupakan suatu lingkaran tak terputus yang disebut dengan lingkaran motivasi
Eingkaran motivasi dapat digambarkan sebagai berikut3
Ketidakseimbangan
F Kebutuhan F Keseimbangan
F F
&otiv Tingkah laku
/!
*ila motivasi tersebut keluarnya mengalami tumpang tindih tentu seseorang
tersebut akan mengalami kebimbangan dan kon(lik atau pertentangan batin pun
akan mun'ul, baik yang bersi(at positi( " approa'h 'on(lik % maupun kon(lik yang
negative "avoidan'e 'on(lik%
2717? !&#& Me-%-.0&/0&- M3/%4&s%
Terdapat beberapa 'ara untuk meningkatkan motivasi, yaitu 3
a Dengan teknik verbal=berbi'ara untuk membangkitkan semangat melalui
pendekatan pribadi, diskusi dan lain7lain
b Teknik tingkah laku " meniru, men'oba dan menerapkan %
' Teknik intensi( dengan mengambil kaidah yang ada
d Sopertisi "keper'ayaan akan sesuatu se'ara logis, namun membawa
keberuntungan%
e Citra atau image yaitu dengan immagenasi atau daya khayal yang tinggi maka
individu akan termotivasi
272 T5(e#05+3s%s
27271 Pe-.e#/%&-
Tuberkulosis adalah penyakit akibat kuman my'oba'terium tuber'ulosis
sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di
paru7paru yang biasanya merupakan lokasi in(eksi primer
")%
//
Tuberkulosis paru adalah penyakit in(eksi yang menyerang parenkim paruru
yang disebabkan oleh my'oba'terium tuber'ulosis Penyakit ini dapat juga
menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus lim(e
")!%
27272 Pe-9e(&( T5(e#05+3s%s
&y'oba'terium tuber'ulosis merupakan jenis kuman berbentuk batang
berukuran panjang )74 mm dengan tebal 2,-72,! mm Sebagian besar komponen
my'oba'terium tuber'ulosis adalah berupa lemak=lipid sehingga kuman mampu
tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap ;at kimia dan (aktor (isik
&ikroorganisme ini adalah bersi(at aerob yakni menyukai daerah yang banyak
oksigen #leh karena itu, my'oba'terium tuberkulosis senang tinggal di daerah
apeks paru7paru yang kandungan oksigennya tinggi Daerah tersebut menjadi
tempat yang kondusi( untuk penyakit tuberkulosis
")!%
2727> !&#& Pe-5+&#&-
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis *asil Tahan $sam "T*C
*T$% positi( Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk per'ikan dahak "droplet nu'lei% Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar -222 per'ikan dahak
Amumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana per'ikan dahak berada
dalam waktu yang lama <entilasi dapat mengurangi jumlah per'ikan, sementara
sinar matahari langsung dapat membunuh kuman Per'ikan dapat bertahan selama
beberapa jama dalam keadaan yang gelap dan lembab
/+
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya &akin tinggi derajat kepositi(an hasil pemeriksaan
dahak, makin menular penderita tersebut :aktor yang memungkinkan seseorang
terpajan kuman tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi per'ikan dalam udara
dan lamanya menghirup udara tersebut
"1%
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil mengin(eksi paru7paru, maka
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular "bulat%
*iasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri T*C ini akan berusaha
dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel7sel paru
&ekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri T*C akan menjadi dormant "istirahat% *entuk7bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan (oto
rontgen
27274 Res%03 Pe-5+&#&-
9esiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan per'ikan dahak
Pasien T* paru dengan *T$ positi( memberikan kemungkinan resiko penularan
lebih besar dari pasien T* paru dengan *T$ negati( 9esiko penularan setiap
tahunnya ditunjukkan dengan $nnual 9isk o( Tuber'ulosis In(e'tion "$9TI% yaitu
proporsi penduduk yang beresiko terin(eksi T*C selama satu tahun $9TI sebesar
)0, berarti )2 "sepuluh% orang diantara )222 penduduk terin(eksi setiap tahun
In(eksi T* dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin negati( menjadi positi(
"1%
/5
2727' A&0/3#@;&0/3# 9&-. Me,1e-.&#5*% T5(e#05+3s%s
Terdapat beberapa (aktor yang dapat mempengaruhi kejadian tuberkulosis
"1%
diantaranya3
a :aktor ekonomi, keadaan sosial yang rendah pada umumnya berkaitan erat
dengan berbagai masalah kesehatan karena ketidakmampuan dalam mengatasi
masalah kesehatan &asalah kemiskinan akan sangat mengurangi kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gi;i, pemukiman dan lingkungan
sehat, jelas semua ini akan mudah menumbuhkan penyakit tuberkulosis
b Status gi;i, ini merupakan (aktor yang penting dalam timbulnya penyakit
tuberkulosis *erdasarkan hasil penelitian kejadian tuberkulosis menunjukan
bahwa penyakit yang bergi;i normal ditemukan kasus lebih ke'il daripada
status gi;i kurang dan buruk
' Status pendidikan, latar belakang pendidikan mempengaruhi penyebaran
penyakit menular khususnya tuberkulosis *erdasarkan hasil penelitian
mengatakan semakin rendah latar belakang pendidikan semakin tinggi
ke'enderungan terjadi kasus tuberkulosis, hal ini (aktor terpenting dari
kejadian tuberkulosis
$ngka kejadian tuberkulosis dapat dipengaruhi juga oleh (aktor7(aktor
sebagai berikut 3
a Status sosial ekonomi
b Kepadatan penduduk
' Status gi;i
+2
d Pendidikan
e Pengetahuan
( ?arak tempuh dengan pusat pelayanan kesehatan
g Keteraturan berobat
")/%
2727? D%&.-3s%s Pe-$e#%/& T5(e#05+3s%s
11!) >ejala Penyakit Tuberkulosis
a>ejala sistemik atau umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam Kadang7
kadang serangan demam seperti in(luen;a dan bersi(at hilang
timbul
Penurunan na(su makan dan berat badan
*atuk7batuk selama lebih dari - minggu "dapat disertai
dengan darah%
Perasaan tidak enak "malaise%, lemah
b >ejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila
terjadi sumbatan sebagian bronkus "saluran yang menuju ke
paru7paru% akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara GmengiG, suara na(as
melemah yang disertai sesak
+)
Kalau ada 'airan dirongga pleura "pembungkus paru7
paru%, dapat disertai dengan keluhan sakit dada
*ila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti
in(eksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran
dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan
keluar 'airan nanah
Pada anak7anak dapat mengenai otak "lapisan
pembungkus otak% dan disebut sebagai meningitis "radang
selaput otak%, gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang7kejang
11!1 Penemuan Penderita Tuberkulosis
Kegiatan penemuan pasien terdiri dari penjaringan suspek,
diagnosis, penentuan klasi(ikasi penyakit dan tipe pasien Penemuan
pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan program
penanggulangan T* Penemuan dan penyembuhan pasien T*
menular, se'ara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan
kematian akibat T*, penularan T* di masyarakat dan sekaligus
merupakan kegiatan pen'egahan penularan T* yang paling e(ekti( di
masyarakat
$dapun strategi penemuan penderita tuberkulosis adalah 3
aPenemuan pasien T* dilakukan se'ara pasi( dengan promosi akti(
Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan
+1
kesehatanH didukung dengan penyuluhan se'ara akti(, baik oleh
petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan
'akupan penemuan tersangka pasien T*
b Pemeriksaan terhadap kontak pasien T*, terutama mereka yang
*T$ positi( dan pada keluarga anak yang menderita T* yang
menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya
'Penemuan se'ara akti( dari rumah ke rumah, dianggap tidak 'ost
e(ekti(
11!- Diagnosis Tuberkulosis
aDiagnosis T* paru
) Semua suspek T* diperiksa - spesimen dahak
dalam waktu 1 hari, yaitu sewaktu pagi sewaktu "SPS%
1 Diagnosis T* paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman T* "*T$% Pada program T*
nasional, penemuan *T$ melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis merupakan diagnosis utama Pemeriksaan lain
seperti (oto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan
sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan
indikasinya
- Tidak dibenarkan mendiagnosis T* hanya
berdasarkan pemeriksaan (oto toraks saja :oto toraks tidak
+-
selalu memberikan gambaran yang khas pada T* paru,
sehingga sering terjadi overdiagnosis
4 >ambaran kelainan radiologik paru tidak selalu
menunjukkan akti(itas penyakit
b Diagnosis T* ekstra paru
) >ejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya
kaku kuduk pada meningitis T*, nyeri dada pada T* pleura
"pleuritis%, pembesaran kelenjar lim(e super(isialis pada
lim(adenitis T* dan de(ormitas tulang belakang "gibbus%
pada spondilitis T* dan lain7lainnya
1 Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis
kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis T* yang
kuat "presumti(% dengan menyingkirkan kemungkinan
penyakit lain Ketepatan diagnosis tergantung pada metode
pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat7alat
diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi, anatomi,
serologi, (oto toraks dan lain7lain
11!4 Klasi(ikasi Tuberkulosis
&engenai klasi(ikasi penyakit tuberkulosis ini sendiri dapat
dibagi menjadi dua, yaitu 3
) Tuberkulosis Paru
+4
*erdasarkan hasil - kali pemeriksaan dahak, radiologis atau
kultur tuberkulosis, T* paru ini masih dapat dibagi menjadi T*
Paru *T$ positi( dan T* Paru *T$ negati(
1 Tuberkulosis Ikstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru
"misalnya selaput otak, kelenjar lim(e, pleura, peri'ardium,
persendian, tulang, kulit, usus, saluran kemih, ginjal, alat
kelamin% *erdasarkan tingkat keparahannya, Tb ekstra paru ini
dibagi menjadi T* ekstra paru berat "severe% dan T* ekstra paru
ringan "not/less severe%, yang mana bentuk kelainan berkaitan
dengan bentuk keparahan
Selain itu tipe penderitanya pun masih dapat dibedakan
berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya, yaitu 3
a Kasus baru
$dalah pasien yang belum pernah diobati dengan #$T atau
sudah pernah menelan #$T kurang dari satu bulan "4 minggu%
b Kasus kambuh "Relaps%
$dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan *T$ positi(
"apusan atau kultur%
+5
' Kasus setelah putus berobat "Default%
$dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 1 bulan atau
lebih dengan *T$ positi(
d Kasus setelah gagal "Failure%
$dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positi(
atau kembali menjadi positi( pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan
e Kasus pindahan "Transfer In%
$dalah pasien yang dipindahkan dari APK yang memiliki
register T* lain untuk melanjutkan pengobatannya
( Kasus lain
$dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas
Dalam kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan
hasil pemeriksaan masih *T$ positi( setelah selesai pengobatan
ulangan
27277 Pe-.3(&/&- T5(e#05+3s%s
11/) Tujuan Pengobatan
Pengobatan T* bertujuan untuk menyembuhkan pasien,
men'egah kematian, men'egah kekambuhan, memutuskan rantai
penularan dan men'egah terjadinya resistensi kuman terhadap #$T
"#bat $nti Tuberkulosis%
"1%
+!
11/1 ?enis #bat
*erdasarkan berbagai pertimbangan, 6.# merekomendasikan
paduan obat harus sesuai dengan kategori penyakit, sehingga
penderita T* dapatlah dibagi dalam 4 kategori yaitu 3
aKategori I 3
Kasus baru dengan dahak positi( dan penderita dengan keadaan
yang seperti meningitis, T* milier, perikarditis, peritonitis,
pleuritis masi( atau bilateral, spondilitis dengan gangguan
neurologik, penderita dengan dahak negati( tetapi kelainan
parunya luas, T* usus, T* saluran kemih
b Kategori II 3
Kasus kambuh atau gagal dengan dahak tetap positi(
'Kategori III 3
Kasus dengan dahak negati( tetapi kelainan parunya tidak luas
dan kasus T* di luar paru selain yang disebut dalam kategori I
$dapun obat7obat anti T* yang ada sekarang digolongkan
dalam dua jenis yaitu bakterisidal dan bakteriostatik Termasuk
dalam golongan bakterisidal adalah isonia;id ".%, ri(ampisin "9%,
pira;inamid "J%, streptomisin "S% Sedangkan etambutol "I% termasuk
golongan bakteriostatik Kelima obat tersebut di atas termasuk obat
anti T* utama "firstline !ntituber"ulosis Drugs% @ang termasuk
dalam #$T sekunder "se"ond !ntituber"ulosis Drugs% adalah Para7
+/
aminosali'yli' $'id "P$S%, ethionamid, sikloserin, kanamisin dan
kapreomisin #bat anti T* sekunder ini selain kurang e(ekti( juga
lebih toksik, sehingga kurang dipakai lagi
Seiring dengan kemajuan dibidang (armakologi memungkinkan
beberapa ma'am obat "untuk pengobatan T* Paru% yang
dikombinasikan dalam satu tablet dengan tidak menggangu
bioavailability dari obat7obatan tersebut
Pada tahun )555 telah diuji 'oba #$T :DC "Fi#ed Dose
$ombination% dengan kategori pengobatan dibagi 1 kategori yaitu 3
a Kategori I 3
Penderita baru *T$ positi(, penderita baru *T$ negati( 9ontgen
positi( "ringan atau berat% dan penderita T* Ikstra Paru "ringan
atau berat%
b Kategori II 3
Penderita T* Paru baru *T$ positi( kambuh, penderita T* Paru
*T$ positi( gagal dan penderita T* Paru de(aulter yang kembali
dengan *T$ positi(
11/- Prinsip Pengobatan
Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip7prinsip
sebagai berikut 3
) #$T harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis
obat, dalam jumlah 'ukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
++
pengobatan ?angan gunakan #$T tunggal "monoterapi%
Pemakaian #$T7Kombinasi Dosis Tetap "#$T7KDT% lebih
menguntungkan dan sangat dianjurkan
1 Antuk menjamin kepatuhan pasian menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung "D%T& Dire"tl' %bserved Treatment% oleh
seorang Pengawas &enelan #bat "P&#%
- Pengobatan T* diberikan
dalam 1 tahap, yaitu tahap intensi( dan lanjutan
a Tahap awal "intensi(% 3
) Pada tahap intensi( "awal% pasien mendapat obat setiap
hari dan perlu diawasi se'ara langsung untuk men'egah
terjadinya resistensi obat
1 *ila pengobatan tahap intensi( tersebut diberikan se'ara
tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular
dalam kurun waktu 1 minggu
- Sebagian besar pasien tuberkulosis *T$ positi( menjadi
*T$ negati( "konversi% dalam 1 bulan
4 Pengawasan ketat dalam tahap intensi( sangat penting
untuk men'egah terjadinya kekebalan obat
b Tahap lanjutan
) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih
sedikit, namun dalam jangka waktu yang lama
+5
1 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister
"dormant% sehingga men'egah terjadinya kekambuhan
11/4 Pemantauan dan .asil Pengobatan
Pemantauan kemajuan hasil pengobatan pada orang dewasa
dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak se'ara mikroskopis
Pemeriksaan dahak se'ara mikroskopis lebih baik dibandingkan
dengan pemeriksaan radiologis dalam memantau kemajuan
pengobatan Antuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan
pemeriksaan spesimen sebanyak dua kali "sewaktu dan pagi% .asil
pemeriksaan dinyatakan negati( bila ke 1 spesimen tersebut negati(
*ila salah satu spesimen positi( atau keduanya positi(, hasil
pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positi(
"1%
.asil pengobatan seorang penderita dapat dikategorikan
sebagai berikut 3
) Sembuh
Penderita dinyatakan sembuh bila penderita telah menyelesaikan
pengobatannya se'ara lengakap dan pemeriksaan ulang dahak
paling sedikit dua kali berturut7turut hasilnya negati( yaitu pada
akhir pengobatan dan atau sebulan sebelum akhir pengobatan dan
pada satu pemeriksaan (ollow up sebelumnya
1 Pengobatan lengkap
52
$dalah penderita yang menyelesaikan pengabatannya se'ara
lengkap tetapi tidak ada hasil pemeriksaan ulang dahak dua kali
berturut7turut negati( Tindak lanjutnya yaitu penderita diberi
tahu apabila gejala mun'ul kembali supaya memeriksakan diri
dengan mengikuti prosedur tetap
- &eninggal
$dalah penderita yang dalam masa pengobatan diketahui
meninggal karena sebab apapun
4 Pindah
$dalah penderita yang pindah berobat ke daerah kabupaten atau
kota lain
5 De(aulted atau Drop #ut "D#%
$dalah penderita yang tidak mengambil obat dua bulan berturut7
turut atau lebih sebelum masa pengobatan selesai Tindak
lanjutnya la'ak penderita tersebut dan beri penyuluhan
pentingnya berobat se'ara teratur $pabila penderita akan
melanjutkan pengobatan lakukan pemeriksaan dahak, bila positi(
mulai pengnobatan dengan kategori 1, bila negative sisa
pengobatan kategori ) di lanjutan
! >agal
Penderita *T$ positi( yang hasil
pemeriksaan dahaknya tetap positi( atau kembali menjadi
5)
positi( pada satu bulan sebelum akhir pengobatan atau pada
akhir pengobatan, tindak lanjutnya penderita *T$ positi(
baru dengan kategori ) diberikan kategori 1 mulai dari awal
Penderita *T$ negati( yang hasil
pemeriksaan dahaknya pada akhir bulan ke dua menjadi
positi(, tindak lanjutnya berikan pengobatan kategori 1 mulai
dari awal
11/5 P&# "Pengawasan &enelan #bat%
Salah satu komponen D#TS adalah pengobatan paduan #$T
jangka pendek dengan pengawasan langsung Antuk menjamin
keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas &enelan #bat
"P&#%
aPersyaratan P&#
) Seseorang yang dikenal, diper'aya, dan disetujui, baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani
dan dihormati oleh pasien
1 Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien
- *ersedia membantu pasien dengan sukarela
4 *ersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama7
sama dengan pasien
b Siapa yang bisa jadi P&#
51
Sebaiknya P&# adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di
desa, perawat, pekarya, sanitarian, juru imunisasi, dan lain7lain
*ila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, P&#
dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK,
atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga
'Tugas seorang P&#
) &engawasi pasien T* agar menelan obat se'ara teratur
sampai selesai pengobatan
1 &emberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
- &engingkatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu
yang telah ditentukan
4 &emberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien T* yang
mempunyai gejala7gejala men'urigakan T* untuk segera
memeriksakan diri ke Anit Pelayanan Kesehatan Tugas
seorang P&# bukanlah untuk mengganti kewajiban pasien
mengambil obat dari unit pelayanan kesehatan
d In(ormasi penting yang perlu dipahami P&# untuk disampaikan
kepada pasien dan keluarganya
) T* disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau
kutukan
1 T* dapat disembuhkan dengan berobat teratur
5-
- Cara penularan T*, gejala7gejala yang men'urigakan dan
'ara pen'egahannya
4 Cara pemberian pengobatan pasien pada tahap intensi( dan
lanjutan
5 Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat teratur
! Kemungkinan terjadinya e(ek samping obat dan perlunya
segera meminta pertolongan ke APK
27> O(&/
27>71 Pe-.e#/%&-
#bat adalah suatu bahan atau paduan bahan7bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menegakan diagnosis, men'egah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan, dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia
")4%

Sedangkan #bat $nti Tuberkulosis "#$T% adalah sekelompok obat yang
digunakan untuk pengobatan tuber'ulosis
"!%
27>72 Je-%s@6e-%s O(&/
Terdapat tiga jenis obat, yaitu 3
) #bat essensial
54
#bat7obat yang memenuhi kebutuhan mayoritas pengguna dan obat harus
tersedia dalam jumlah 'ukup, dosis sesuai dan dapat digunakan setiap saat,
'ontohnya 3 parasetamol
1 #bat generik
#bat yang dipasarkan dengan nama resmi yang ada pada literature= nama
kimiawi, 'ontohnya 3 amoKy'illin
- #bat paten
#bat yang dipasarkan dengan nama dagang yang diproduksi oleh pabrik yang
dilindungi badan hukum, 'ontohnya 3 amoksan
27>7> !&#&@B&#& Pe,(e#%&- O(&/
Terdapat beberapa 'ara dalam pemberian obat 3
) Interal 3 Pemberian obat se'ara peroral, sublingual dan Perre'tal
1 Parenteral 3 Pemberian obat se'ara intravena, intramus'ular dan subkutan
- Eain7lain 3 Pemberian obat se'ara inhalasi, topikal dan transdermal
27>74 P#%-s%1 Pe,(e#%&- O(&/
$da prinsip Denam benarD dalam pemberian obat, yaitu 3
) Pasien yang benar
1 #bat yang benar
- Dosis yang benar
4 Cara = rute pemberian yang benar
5 6aktu yang benar
55
! Dokumentasi yang benar
27>7' Pe#&- Pe#&:&/ D&+&, Pe-.3(&/&-
Perawat mempunyai empat peran dalam pengobatan
")4%
, yaitu 3
) Peran dalam mendukung kee(ektivitasan obat
Perawat harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan
e(ek terapeutik obat untuk dapat mengevaluasi e(ek obat dan meningkatkan
kee(ektivitasan obat
1 Peran dalam mengobservasi e(ek samping dan alergi obat
Perawat harus mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta kemungkinan
e(ek samping yang dapat terjadi
- Peran dalam menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
Perawat harus tahu tata'ara menyimpan obat yang benar karena penyimpanan
yang salah dapat merusak struktur kimia maupun e(ek obat Dalam
mempersiapkan obat, perawat harus memeriksa tanggal kadaluwarsa obat,
'ara penggunaan dan pemberianya
4 Peran dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan,
termasuk pendidikan yang berkaitan dengan obat se'ara umum pada pasien,
keluarga dan masyarakat luas
274 M3/%4&s% U-/50 M%-5, O(&/
5!
&otivasi untuk minum obat adalah dorongan dan niat untuk bertindak yang
terdapat disetiap individu yang terwujud berupa perilaku untuk patuh atau taat
pada instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis, 'ara, waktu minum
obat dan periode &otivasi dalam penyembuhan penyakit merupakan
pemberdayaan diri agar menghasilkan rasa per'aya diri, ber(ikir positi( dan bijak
terhadap keadaan penyakitnya
")-%

Kesembuhan atau keberhasilan pengobatan tuberkulosis ditentukan oleh
beberapa (aktor, terutama adalah (aktor perilaku dan lingkungan dimana penderita
tersebut tinggal, kepatuhan dalam minum obat, serta dukungan orang7orang
sekitar
"1%
Kepatuhan minum obat "medi"ation "omplian"e% adalah mengkonsumsi
obat7obatan yang diresepkan dokter pada waktu dan dosis yang tepat Pengobatan
hanya akan e(ekti( apabila penderita mematuhi aturan dalam penggunaan obat
")/%
$da beberapa (aktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang
untuk meminum obat
")/%
, yaitu antara lain 3
a Asia
Tingkatan usia menentukan kepatuhan terhadap sesuatu yang harus dilakukan
sesuai dengan peraturan yang telah dibuat Dalam hal ini kepatuhan minum
obat pun dapat dikaitkan dengan usia, sebagai 'ontoh untuk usia yang kurang
dari 5 tahun kepatuhan minum obat untuk suatu penyakit akan lebih sulit
dibandingkan dengan orang yang lebih dewasa *egitu pun pada seseorang
yang usia lanjut akan mempunyai kesulitan dalam kepatuhan meminum obat
5/
b Pekerjaan dan waktu luang
Suatu aktivitas rutin pada seseorang memungkinkan untuk menghabiskan
waktu dengan pekerjaannya sehingga waktu luangnya pun terbatas *agi
seseorang yang termasuk sibuk dalam pekerjaannya akan sangat sulit untuk
meluangkan waktu, walaupun sekedar untuk meminum obatnya sendiri .al
ini akan berbeda dengan seseorang dengan pekerjaan yang mempunyai waktu
luang yang 'ukup akan memungkingkan untuk lebih teratur dalam meminum
obat sesuai waktunya
' Pengawasan
Pengawasan adalah tindakan untuk memperhatikan dan melihat bagaimana
suatu peraturan yang berlaku tersebut dijalankan atau tidak Pada kepatuhan
minum obat, pengawasan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan atau
keluarga dari pasien yang menderita sakit Pengawasan tersebut dapat berupa
peringatan atau anjuran untuk selalu mematuhi waktu dan dosis yang telah
dianjurkan untuk meminum obat tersebut
d ?enis dan dosis obat
?enis dan dosis obat pada seseorang yang menderita suatu penyakit akan
berbeda dalam jenis dan dosisnya, semakin parah suatu penyakit pada
seseorang makan jenis dan dosisnya akan semakin banyak atau besar
*anyaknya jenis obat untuk diminum dalam suatu waktu akan mengakibatkan
seseorang sulit untuk mematuhi minum obat tersebut dengan berbagai alasan
e Penyuluhan petugas kesehatan
5+
Penyuluhan dari petugas kesehatan dalam mengatur waktu, jenis dan dosis
obat merupakan (aktor dari luar diri penderita Penyuluhan bertujuan untuk
meyakinkan dan menambah wawasan penderita untuk mematuhi aturan
meminum obat yang telah diberikan Dengan adanya penyuluhan diharapkan
dapat memberikan dukungan dan motivasi yang positi( bagi penderita untuk
segera sembuh dari penyakitnya, dengan patuh terhadap aturan minum
obatnya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
>71 Je-%s Pe-e+%/%&-
Penelitian ini bersi(at deskripti( dengan metode yang digunakan adalah
kombinasi antara kuantitati( dan kualitati( yang bertujuan mendapatkan deskripsi
se'ara kuantitati( kemudian dieksplorasi se'ara kualitati( untuk mendapatkan
gambaran yang lebih mendetail
Penelitian deskripti( kuantitati( yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan
tujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dengan pendekatan $ross
(e"tional.
")5%
Sedangkan penelitian deskripti( kualitati( digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan dari (enomena yang terjadi dan memahami arti peristiwa serta
55
kaitan7kaitannya terhadap respon manusia pada situasi tertentu
")+%
$tau untuk
menggambarkan tentang suatu keadaan se'ara obyekti(
")5%
Pendekatan ini dipilih sebagai upaya untuk mengidenti(ikasi tingkat
motivasi dilanjutkan dengan menggali motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum obat dan mengeksplorasi (aktor7(aktor yang menyebabkan penderita
memiliki motivasi yang rendah untuk minum obat di wilayah kerja APTD
Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
>72 V&#%&(e+ Pe-e+%/%&-
<ariabel adalah sesuatu yang di gunakan sebagai 'iri, si(at atau ukuran yang
di miliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu
")5%

<ariabel dalam penelitian ini adalah motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum obat
>7> P315+&s% $&- S&,1e+
>7>71 P315+&s%
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan di teliti
")5%
$tau populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti
")5%

)22
Populasi dalam penelitian kuantitati( adalah semua penderita
tuberkulosis paru *T$ positi( yang terda(tar dan sedang mengikuti program
pengobatan di Puskesmas Panongan tahun 1225, yaitu berjumlah )! orang
Sedangkan populasi dalam penelitian kualitati( adalah semua penderita
tuberkulosis yang pada penelitian kuantitati( telah teridenti(ikasi memiliki
motivasi yang rendah untuk minum obat, yaitu berjumlah 5 orang
>7>72 S&,1e+
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti $pabila
populasi kurang dari )22 maka populasi yang ada semua dijadikan sampel
(total sampling)) sedangkan jika populasi lebih dari )22 maka sampelnya
adalah ")27150% dari populasi
"12%
&aka jumlah sampel untuk penelitian
kuantitati( adalah )! orang
Sedangkan untuk penelitian kualitati( diperlukan sampel sebanyak
-7)2 orang
")+%
Sampel dalam penelitian kualitati( disebut partisipan, dalam
penelitian ini karena keterbatasan waktu peneliti hanya akan mengambil
sampel sebanyak - responden saja dari penderita tuberkulosis yang telah
teridenti(ikasi memiliki motivasi yang rendah untuk minum obat

>74 I-s/5,e- Pe-e+%/%&-
Instrumen penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat adalah berupa kuesioner
dengan pertanyaan tertutup dan responden hanya diminta untuk menjawab
)2)
pernyataan dengan memilih jawaban yang telah disediakan Aji instrumen ini
menggunakan model skala Eikert yaitu bentuk kuesioner yang mengungkapkan
sebuah motivasi dari partisipan dalam bentuk jawaban "pernyataan%
Sedangkan instrumen penelitian yang dilakukan untuk mengeksplorasi
(aktor7(aktor yang menyebabkan atau mempengaruhi penderita sehingga memiliki
motivasi yang rendah adalah berupa pedoman wawan'ara terstruktur yaitu
pedoman wawan'ara yang sudah terperin'i
>7' Te0-%0 Pe-.5,15+&- D&/&
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner
Peneliti menyusun da(tar pernyataan sesuai dengan kisi7kisi instrumen tentang
gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat di Puskesmas
Panongan Kabupaten &ajalengka Pengumpulan data dilakukan dengan 'ara
peneliti berkunjung ke rumah penderita "home visite%
Kuesioner yang digunakan berupa angket tertutup yang merupakan da(tar
pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang tersebut
bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
")+%
Instrumen ini terdiri
dari )5 pernyataan yang disusun berdasarkan variabel dan sub variabel dari
motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat 9esponden diminta untuk
menjawab pertanyaan dengan 'ara memberikan tanda 'he'k list "v% pada lembar
)21
penelitian yang telah disediakan $dapun kategori interpretasi data yang
digunakan adalah sebagai berikut 3
K$TI>#9I #9DI8$E
8IE$I
Pernyataan Positi( Pernyataan 8egati(
Selalu 4 2
Sering - )
Kadang7kadang 1 1
?arang ) -
Tidak pernah 2 4
Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang digunakan untuk mengungkap
dan menggali (aktor7(aktor yang menyebabkan atau mempengaruhi penderita
dengan motivasi yang rendah adalah dengan wawan'ara mendalam (indepth
interview) *entuk wawan'ara dalam penelitian kualitati( adalah wawan'ara
terhadap in(orman dengan menggunakan pedoman wawan'ara yaitu membuat
'atatan tentang pokok7pokok yang akan ditanyakan sesuai tujuan penelitian
")+%

Peneliti terlebih dahulu membuat kerangka umum pertanyaan untuk
mendapatkan jawaban berkaitan dengan in(ormasi yang di'ari, menggunakan
jawaban responden untuk memperbesar topik dan menggunakan pertanyaan
tambahan
")+%
Data yang dikumpulkan bersi(at verbal direkam dengan
menggunakan alat perekam suara atas persetujuan partisipan, peneliti juga
membuat 'atatan yang bertujuan untuk menuliskan data, keadaan atau situasi dan
)2-
respon non verbal yang ditunjukan oleh partisipan saat berlangsungnya
wawan'ara
>7? Te0-%0 A-&+%s& D&/& $&- Ke&(s&*&- D&/&
>7?71 Te0-%0 A-&+%s& D&/&
>7?7171 A-&+%s& K5&-/%/&/%;
Antuk mengetahui motivasi penderita digunakan skala Eikert,
yaitu jawabanya diberi nilai sesuai dengan pernyataan apakah positi(
atau negati( Kemudian dibentuk distribusi dari aspek yang diteliti
Dari hasil tabulasi terhadap distribusi jawaban tersebut dihitung
skor total untuk individu kemudian di'ari nilai median dari skor total
individu yang mungkin terjadi
"1)%

Setelah diperoleh hasil dengan 'ara penghitungan seperti diatas
kemudian nilai tersebut dimasukan kedalam kategori nilai sebagai
berikut
"1)%
3
) Kategori tinggi, yaitu skor total di atas median
1 Kategori rendah, yaitu skor total di bawah median
Prosentase (rekuensi setiap kategori akan dihitung dengan rumus
sebagai berikut 3
)24
Me$%&- L Skor minimal F Skor maksimal
1
Keterangan 3
P L prosentase kategori
f L (rekuensi kategori
n & jumlah responden
Komposisi presentasi dari setiap kategori akan dideskripsikan sebagai
berikut
"1)%
3
2 0 L Tidak seorangpun responden
) 0750 L .ampir tidak ada responden
! 0 7 14 0 L Sebagian ke'il responden
150 7 450 L Kurang dari setengah responden
520 L Setengah responden
5)0 7 540 L Eebih dari setengah responden
550 7 550 L .ampir seluruh responden
)22 0 L Seluruhnya
>7?7172 A-&+%s& K5&+%/&/%;
$dapun teknik analisa data kualitati(
")+%
adalah sebagai berikut 3
a &endengarkan hasil wawan'ara yang telah direkam
)25
P L f / n M )22 0
b &embuat suatu transkrip wawan'ara untuk masing7masing
responden guna memperoleh pemahaman se'ara keseluruhan, dari
data yang terkumpul
' &emba'a transkrip se'ara berulang untuk memperoleh
pemahaman se'ara menyeluruh isi transkrip yang telah dibuat
d &engidenti(ikasi tema yang mun'ul dari setiap transkrip tersebut
e &engelompokan, menjelaskan pertanyaan7pertanyaan yang relevan
dan mendukung tema yang mun'ul
( &erenungkan tema yang mun'ul dengan isi dari keseluruhan hasil
wawan'ara
g &enuliskan tema yang mun'ul dan mengilustrasikan sesuai
pertanyaan responden
h &elakukan validasi dengan 'ara menyampaikan tema yang mun'ul
kepada responden yang bersangkutan dan meminta klari(ikasinya
Klari(ikasi tema yang mun'ul tersebut telah dianalisa dan disetujui
oleh pembimbing
i &elakukan sintesis terhadap pertanyaan7pertanyaan yang ada agar
tidak ada data yang bertolak belakang dengan isi transkrip yang
ada
>7?72 Ke&(s&*&- D&/&
>7?7271 D&/& K5&-/%/&/%;
)2!
Aji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan
instrumen penelitian sebagai alat ukur yang akurat dan dapat
diper'aya <aliditas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat
mengukur apa yang ingin diukur Sedangkan reliabilitas menunjukan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relati( konsisten apabila
pengukuran terhadap aspek yang sama "internal "onsisten"'
reliabilit'%
"11%

Aji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan korelasi


pearson produ"t moment, yaitu menggunakan analisis butir "item%
yakni mengkorelasikan skor tiap butir "item% pertanyaan dengan skor
total yang merupakan jumlah tiap skor butir pertanyaan Item
mempunyai validitas tinggi jika koe(isien korelasinya minimal sebesar
2,-
"11%

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal
"onsisten"' yang diukur dengan menggunakan koe(isien "ronba"h
alpha, jika koe(isien "ronba"h alpha lebih besar dari pada 2,! maka
dinyatakan bahwa instumen pengukuran yang digunakan dalam
penelitian adalah handal "reliabel%
"11%

Pena(siran valid atau tidaknya setiap butir soal dan reliabel
tidaknya suatu instrumen digunakan aturan sebagai berikut 3 untuk
menginterpretasi hasil uji validitas dan reliabilitas digunakan derajat
kebebasan "db%, yaitu jumlah sampel dikurangi satu "n 4 )%, kemudian
)2/
di'o'okkan dengan tabel r produk moment pada tara( signi(ikan "N%
2,25
Aji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 12
penderita tuberkulosis di Puskesmas ?atitujuh Kabupaten &ajalengka
.asil uji validitas dengan nilai korelasi berkisar "2,!/2 4 2,+55%, nilai
tersebut lebih besar dari dari nilai table r produ"t moment adalah
"2,5-1%, sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan valid
Sedangkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha "ronba"h
"2,5/+%, nilai yang didapat tersebut lebih besar dari nilai table
r produ"t moment adalah "2,5-1%, jadi instrumen penelitian dapat
dinyatakan reliabel
>7?7272 D&/& K5&+%/&/%;
Keabsahan hasil penelitian merupakan kredibilitas hasil
penelitian dan kekuatan ilmiah yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian
")+%
Pengukuran yang digunakan untuk
mengetahui kekuatan ilmiah dan menetapkan keabsahan penelitian
dilakukan dengan triangulasi melalui 4 kriteria, yaitu 3
&7 De#&6&/ Ke1e#B&9&&- (Credibility)
Derajat Keper'ayaan ($redibilit') mempunyai (ungsi
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga dapat di'apai
)2+
keper'ayaan dari penemuannya dan mempertunjukkan derajat
keper'ayaan hasil7hasil penemuan dengan jalan pembuktian pada
kenyataan ganda yang sedang di teliti Pada akhir wawan'ara
peneliti mengulangi kembali garis besar hasil wawan'ara baik
se'ara lisan maupun laporan tertulis kepada in(orman (member
"he"k), hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperbaiki hasil
wawan'ara bila ada kekeliruan
Teknik pemeriksaan yang digunakan adalah 3
) Perpanjangan keikutsertaan
Peneliti terlebih dahulu melaksanakan penge'ekan lembar
In(ormed Con'ent yang telah disetujui dan ditandatangani oleh
partisipan, setelah mengetahui bahwa lembaran in(ormed 'on'ent
tersebut telah terisi lengkap, maka peneliti melakukan
perpanjangan keikutsertaan dengan partisipan dalam membangun
keper'ayaan peneliti sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan Kemudian sebagai
peneliti membuat kontrak dengan partisipan mengenai tempat dan
waktu yang tepat disesuaikan dengan kesenggangan partisipan
serta lama interaksi dikemukakan setiap kali datang
1 Ketekunan pengamatan
)25
Sebagai peneliti selalu mendengarkan yang diu'apkan
partisipan dan menelaah sampai menemukan data yang diharapkan
dari partisipan serta pengamatan langsung padanya
- Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
meman(aatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut, untuk
keperluan penge'ekan sebagai perbandingan terhadap data
")+%

Teknik triangulasi dalam penelitian ini merupakan sumber
yang berarti membandingkan dan menge'ek balik derajat
keper'ayaan suatu in(ormasi data dari hasil pengamatan dengan
data hasil wawan'ara, mengulangi kata7kata penting pada setiap
pertemuan dengan pertisipan dan membandingkan pendapat
partisipan dengan pihak terkait seperti pihak keluarga maupun
perawat
(7 De#&6&/ Ke/e#&+%*&- (Transferability)
Kriteria ini dapat dilihat tergantung pemba'a hasil penelitian
yaitu sampai dimana hasil penelitian digunakan dalam konteks
tertentu $pabila pemba'a merasa ada keserasian dengan situasi
yang dihadapinya maka penelitian ini memiliki transferabilit'.
Konsep validitas ini menyatakan bahwa generalisasi suatu
penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks
))2
dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
pada sampel yang se'ara representati( mewakili populasi itu
B7 De#&6&/ Ke/e#.&-/5-.&- (Dependability)
9eliabilitas ter'apai bila dalam dua atau beberapa kali
diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama
dan se'ara esensial hasilnya sama Kriteria ini dapat di'apai
melalui konsultasi dengan pembimbing penelitian Dimana
pembimbing mempelajari seluruh bahan yang tersedia dan
melakukan klari(ikasi, kemudian peneliti melakukan revisi
$7 De#&6&/ Ke1&s/%&- (Comfirmability)
Pandangan seseorang yang si(atnya subjekti( di sepakati oleh
beberapa orang dengan 'ara membuat partisipan sekunder yang ada
kaitannya seperti keluarga, perawat dan lain7lain
>77 P#3se$5# Pe-e+%/%&-
Tahap7tahap dalam pelaksanaan penelitian ini adalah 3
) Tahap persiapan 3
a &enentukan masalah
b &emilih lahan penelitian
' &elakukan studi pendahuluan
d &enyusun proposal
)))
e Seminar proposal penelitian
( Perbaikan hasil seminar
g &engurus perijinan
h &empersiapkan bahan penelitian
1 Tahap pelaksanaan 3
a &engadakan i;in untuk melakukan penelitian
b &endapatkan data in(ormed 'on'ent dari responden
' &elakukan penelitian mulai *ulan September s=d #ktober 1225
d &endapatkan in(ormasi data dari hasil wawan'ara dengan partisipan
e &engadakan pengolahan dan analisa data
- Tahap akhir 3
a &enyusun laporan hasil penelitian
b Sidang atau presentasi hasil penelitian
>78 E/%0& Pe-e+%/%&-
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip7prinsep etika
penelitian, yang meliputi 3
) Informed $onsent, yang berarti sebelum melakukan penelitian, peneliti
memberikan penerapan kepada responden tentang penelitian yang akan
dilakukan, untuk mengetahui tujuan penelitian se'ara jelas ?ika responden
setuju maka diminta untuk mengisi lembar persetujuan dan
))1
menandatanganinya, dan sebaliknya jika responden tidak bersedia, maka
peneliti tetap menghormati hak7hak responden
1 !nominit', artinya bahwa responden tidak perlu mengisi identitas diri "tidak
men'antumkan nama responden% dengan tujuan untuk menjaga kerahasiaan
responden
- *riva"', artinya bahwa identitas responden tidak akan diketahui oleh orang
lain dan mungkin oleh peneliti sendiri sehingga responden dapat se'ara bebas
untuk menentukan pilihan jawaban dari kuesioner tanpa takut di intimidasi
oleh pihak lain *ebas dari bahaya dimana penelitian ini tidak akan berdampak
terhadap diri responden baik se'ara langsung maupun tidak langsung
4 $onfidentialit', artinya bahwa in(ormasi yang telah dikumpulkan dari
responden dijamin kerahasiaanya oleh peneliti 9esponden diberikan jaminan
bahwa data yang diberikan tidak akan berdampak terhadap kondite dan
pekerjaan Data yang sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan
dipergunakan hanya untuk pelaporan penelitian ini serta selanjutnya
dimusnahkan
>79 "&0/5 $&- Te,1&/ Pe-e+%/%&-
>7971 "&0/5 Pe-e+%/%&-
Penelitian ini dilakukan pada *ulan September 4 #ktober 1225
>7972 Te,1&/ Pe-e+%/%&-
Penelitian ini dilakukan di APTD Puskesmas Panongan Ke'amatan
))-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
471 Pe-e+%/%&- K5&-/%/&/%;
47171 Des0#%1s% H&s%+ Pe-e+%/%&-
Pengumpulan data dilakukan pada tangal )- #ktober 1225 sampai
dengan )5 #ktober 1225 terhadap )! responden penderita tuberkulosis di
wilayah kerja APTD Puskesmas Panongan Kabupaten &ajalengka
))4
$dapun hasil dari penelitian dapat dilihat pada bagian di bawah ini,
sebagai berikut 3
) Karakteristik 9esponden
a *erdasarkan Amur
Asia O!4
)+,/50
Asia )57!4
+),150
Asia Produkti( ")57!4 tahun% 3 )- Asia tidak produkti( "O!4 tahun% 3 -
D%&.#&, 471 K&#&0/e#%s/%0 #es13-$e- (e#$&s&#0&- 5,5#
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"+),150% berada pada kelompok usia produkti( ")57!4 tahun%
b *erdasarkan ?enis Kelamin
Perempuan
-),150
Eaki7laki
!+,/50
Eaki7laki 3 )) Perempuan 3 5
))5
D%&.#&, 472 K&#&0/e#%s/%0 #es13-$e- (e#$&s&#0&- 6e-%s 0e+&,%-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"!+,/50% berjenis kelamin laki7laki
' *erdasarkan Tingkat Pendidikan
SETP
)+,/50
SET$
!,150
SD
/50
SD 3 )1 SETP 3 - SET$ 3 )
D%&.#&, 47> K&#&0/e#%s/%0 #es13-$e- (e#$&s&#0&- 1e-$%$%0&-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden "/50%
berpendidikan SD
d *erdasarkan Tahap Pengobatan

Tahap
lanjutan
520
Tahap
intensi(
520
Tahap intensi( 3 + Tahap lanjutan 3 +
))!
D%&.#&, 474 K&#&0/e#%s/%0 #es13-$e- (e#$&s&#0&- /&*&1
1e-.3(&/&-
*erdasarkan diagram di atas, setengah responden "520% berada
pada tahap pengobatan intensi( dan 520 pada tahap lanjutan
1 >ambaran &otivasi Penderita Tuberkulosis untuk &inum #bat
*erdasarkan penelitian motivasi penderita tuberkulosis untuk minum
obat di Pusekesmas Panongan se'ara umum dapat digambarkan sebagai
berikut 3
a >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat

68,75
31,25
100
0
20
40
60
80
100
P
#
3
s
e
-
/
&
s
e
Tinggi 3 )) 9endah 3 5 ?umlah 3 )!
D%&.#&, 47' M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s% 5-/50 ,%-5, 3(&/
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"!+,/50% penderita tuberkulosis memiliki motivasi yang tinggi untuk
minum obat
b >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat
berdasarkan jenis kelamin
))/

0
5
10
15
Tinggi 7 4 11
Rendah 4 1 5
Laki-laki Perempuan Jumlah
D%&.#&, 47? M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5, 3(&/
(e#$&s&#0&- 6e-%s 0e+&,%-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden laki7
laki "!-,!-0% dan +20 responden perempuan memiliki motivasi yang
tinggi untuk minum obat
' >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat
berdasarkan tingkat pendidikan

0
5
10
15
SD / 5 )1
SETP - 2 -
SET$ ) 2 )
Tinggi 9endah ?umlah
D%&.#&, 477 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5, 3(&/
(e#$&s&#0&- /%-.0&/ 1e-$%$%0&-
))+
*erdasarkan diagram di atas, kurang dari setengah responden
"4),!/0% dengan tingkat pendidikan SD memiliki motivasi yang
rendah
d >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat
berdasarkan tahap pengobatan

0
2
4
6
8
10
Tahap intensi( / ) +
Tahap lanjutan 4 4 +
Tinggi 9endah ?umlah
D%&.#&, 478 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5, 3(&/
(e#$&s&#0&- /&*&1 1e-.3(&/&-
*erdasarkan diagram di atas pada tahap lanjutan setengah
responden "520% memiliki motivasi yang rendah Sedangkan pada
tahap intensi( hanya sebagian ke'il responden ")1,50%
- >ambaran &otivasi Penderita Tuberkulosis untuk &inum #bat pada
Tahap Intensi(
*erdasarkan penelitian motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum obat pada tahap intensi( dapat digambarkan sebagai berikut 3
a >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap intensi(
))5

87,5
12,5
100
0
20
40
60
80
100
P
#
3
s
e
-
/
&
s
e
Tinggi 3 / 9endah 3 ) ?umlah 3 +
D%&.#&, 479 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5, 3(&/
1&$& /&*&1 %-/e-s%;
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"+/,50% memiliki motivasi yang tinggi
b >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap intensi( berdasarkan jenis kelamin

0
2
4
6
8
Perempuan ) ) 1
Eaki7laki ! 2 !
Tinggi 9endah ?umlah
D%&.#&, 4710 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5,
3(&/ 1&$& /&*&1 %-/e-s%; (e#$&s&#0&- 6e-%s
0e+&,%-
)12
*erdasarkan diagram di atas, seluruhnya ")220% responden
laki7laki dan setengah responden perempuan "520% memiliki
motivasi yang tinggi
' >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap intensi( berdasarkan tingkat pendidikan

0
2
4
6
8
SD 5 ) !
SETP 1 2 1
Tinggi 9endah ?umlah
D%&.#&, 4711 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5,
3(&/ 1&$& /&*&1 %-/e-s%; (e#$&s&#0&- /%-.0&/
1e-$%$%0&-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"+-,--0% dengan tingkat pendidikan SD memiliki motivasi yang
tinggi
4 >ambaran &otivasi Penderita Tuberkulosis untuk &inum #bat pada
Tahap Eanjutan
*erdasarkan penelitian motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum obat pada tahap lanjutan dapat digambarkan sebagai berikut 3
)1)
a >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap lanjutan

50 50
100
0
20
40
60
80
100
P
#
3
s
e
-
/
&
s
e
Tinggi 3 4 9endah 3 4 ?umlah 3 +
D%&.#&, 4712 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5,
3(&/ 1&$& /&*&1 +&-65/&-
*erdasarkan diagram di atas, setengah responden "520%
penderita tuberkulosis memiliki motivasi yang tinggi untuk minum
obat
b >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap lanjutan berdasarkan jenis kelamin

0
2
4
6
Eaki7laki ) 4 5
Perempuan - 2 -
Tinggi 9endah ?umlah
)11
D%&.#&, 471> M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5,
3(&/ 1&$& /&*&1 +&-65/&- (e#$&s&#0&- 6e-%s
0e+&,%-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
laki7laki "+20% memiliki motivasi yang rendah untuk minum obat
' >ambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat pada
tahap lanjutan berdasarkan tingkat pendidikan

0
1
2
3
4
5
Tinggi 1 ) ) 4
9endah 4 2 2 4
SD SETP SET$ ?umlah
D%&.#&, 4714 M3/%4&s% 1e-$e#%/& /5(e#05+3s%s 5-/50 ,%-5,
3(&/ 1&$& /&*&1 +&-65/&- (e#$&s&#0&- /%-.0&/
1e-$%$%0&-
*erdasarkan diagram di atas, lebih dari setengah responden
"!!,!/0% dengan tingkat pendidikan SD memiliki motivasi yang
rendah
47172 Pe,(&*&s&-
&otivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu
)1-
itu sendiri "motivasi intrinsik% maupun dari luar individu "motivasi
ekstrinsik% Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkanya pada berbagai
konteks kegiatan dalam kehidupan seseorang
"1-%
&otivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat yang diwujudkan
berupa perilaku untuk taat atau patuh pada instruksi dan aturan minum obat
pada tahap intensi( dan tahap lanjutan sangat menentukan ter'apainya
keberhasilan pengobatan
Pada tahap intensi( berdasarkan hasil penelitian terhadap + responden
yang merupakan penderita tuberkulosis paru *T$ positi( didapatkan
gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk minum bahwa / responden
"+/,50% yang berarti lebih dari setengah responden memiliki motivasi yang
tinggi dan ) responden ")1,50% memiliki motivasi yang rendah
Tahap intensi( merupakan tahap awal pengobatan dimulai pada hari
pertama penderita minum obat dan berlangsung selama dua bulan Pada
tahap ini penderita banyak mengalami keluhan diantaranya batuk berdahak
terus menerus selama - minggu, badan lemah, tidak napsu makan, berat
badan turun, demam meriang lebih dari satu bulan, nyeri dada, sesak napas
dan batuk darah atau dahak ber'ampur darah
"1%
$danya tanda dan gejala
sakit yang dikenal dan dirasakan tersebut menyebabkan timbulnya
kebutuhan dalam diri penderita untuk mengatasi sakit dan mendorong
penderita beraktivitas untuk memperoleh kesembuhan sehingga pada tahap
)14
intensi( penderita memiliki motivasi yang tinggi untuk minum obat Perilaku
penderita untuk menjalani pengobatan se'ara teratur dipengaruhi oleh
adanya dorongan yang dilandasi kebutuhan yang dirasakan
"))%
Sedangkan pada tahap lanjutan berdasarkan hasil penelitian terhadap +
responden yang merupakan penderita tuberkulosis paru didapatkan
gambaran bahwa 4 responden "520% yang berarti setengah responden
memiliki motivasi yang tinggi dan 4 responden "520% memiliki motivasi
yang rendah,
Pada tahap lanjutan, tanda dan gejala yang dirasakan pada tahap
intensi( sudah berkurang bahkan pada sebagian penderita sudah tidak
dirasakan lagi, penderita sudah merasa sembuh dan beranggapan tidak perlu
minum obat lagi Pada tahap lanjutan penderita mendapatkan jenis obat yang
lebih sedikit namun dalam jangka waktu yang lama, yaitu selama 4 bulan
Eamanya minum obat dan banyaknya jenis obat yang diminum dalam suatu
waktu akan mengakibatkan seseorang sulit untuk mematuhi minum obat
tersebut dengan berbagai alasan
")/%
*erdasarkan hasil penelitian terhadap )! responden yang merupakan
penderita tuberkulosis paru *T$ positi( di Puskesmas Panongan Kabupaten
&ajalengka didapatkan gambaran motivasi penderita tuberkulosis untuk
minum, bahwa )) responden "!+,/50% yang berarti lebih dari setengah
responden memiliki motivasi yang tinggi dan 5 responden "-),150%
memiliki motivasi yang rendah
)15
Tinggi rendahnya motivasi penderita tuberkulosis untuk minum obat
sangat dipengaruhi oleh berbagai (aktor, yaitu (aktor dari dalam diri
berpengaruh terhadap motivasi intrinsik dan (aktor dari luar berpengaruh
terhadap motivasi ekstrinsik &otivasi intrinsik yang terindenti(ikasi dalam
penelitian ini adalah keinginan atau dorongan dari dalam diri sendiri berupa
perilaku penderita untuk patuh atau taat pada instruksi dan aturan minum
obat yang meliputi dosis, 'ara, waktu minum obat dan periode serta adanya
keinginan dalam peningkatan pengetahuan tentangnya Sedangkan motivasi
ekstrinsik yang teridenti(ikasi dalam penelitian ini adalah suatu keinginan
atau dorongan yang berasal dari orang lain atau lingkungan yang berupa
dukungan dari keluarga, teman, orang terdekat, tokoh masyarakat dan
petugas kesehatan :aktor7(aktor motivasi itu, baik yang bersi(at intrinsik
maupun ekstrinsik berperan sebagai daya pendorong positi( dan e(ekti(
")-%

&otivasi seorang individu juga sangat dipengaruhi oleh persepsi
seseorang mengenai dirinya sendiri, harga diri, harapan pribadi, keinginan
dan kebutuhan yang dirasakan serta memiliki ketabahan, keuletan dan
kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
"1-%
472 Pe-e+%/%&- K5&+%/&/%;
47271 Des0#%1s% H&s%+ Pe-e+%/%&-
)1!
Tahapan analisis berikutnya adalah mengelompokkan, menjelaskan
pertanyaan7pertanyaan yang relevan dan mendukung tema yang mun'ul,
kemudian mendeskripsikan dari tema yang mun'ul
Pada dekripsi hasil penelitian ini ter'akup karakteristik in(orman dan
proses wawan'ara sehingga mun'ul tema dari masing7masing in(orman
6awan'ara dilakukan pada - responden yang telah teridenti(ikasi memiliki
motivasi yang rendah untuk minum obat, berikut hasil wawan'aranya 3
) Karakteristik 9esponden
a 9esponden )
8ama Tn 9h, Amur 55 tahun, pendidikan SD, pekerjaan buruh
tani, mempunyai 5 orang anak, 1 anaknya telah menikah dan telah
pisah rumah, sedangkan responden kini tinggal serumah dengan istri
dan - orang anaknya, pada saat ini responden telah 4 bulan menjalani
pengobatan T*C Pertemuan dilakukan di rumah responden, peneliti
datang bersilaturahmi ke rumah responden pada tanggal 12 #ktober
1225 pukul 2522 6I* Peneliti terlebih dulu memperkenalkan diri
walaupun sebelumnya pernah kontak dengan responden, kemudian
peneliti menerangkan maksud dan tujuan kedatangan peneliti serta
tujuan dari wawan'ara yang akan dilakukan 6awan'ara dilakukan
di ruang tamu berlangsung selama -5 menit digunakan untuk
informed "onsent dan kemudian langsung dilakukan wawan'ara
mendalam sesuai persetujuan responden
)1/
b 9esponden II
8ama 8y &r, umur -5 tahun, pendidikan SD, Pekerjaan
pedagang, responden tinggal serumah dengan suami dan 1 orang
anaknya, pada saat ini responden telah ! minggu menjalani
pengobatan T*C Pertemuan dilakukan di rumah responden, peneliti
datang bersilaturahmi ke rumah responden pada tanggal 12 #ktober
1225 pukul )5-2 6I* Peneliti terlebih dulu memperkenalkan diri
walaupun sebelumnya pernah kontak dengan responden, kemudian
peneliti menerangkan maksud dan tujuan kedatangan peneliti serta
tujuan dari wawan'ara yang akan dilakukan 6awan'ara dilakukan
di ruang tamu berlangsung selama -2 menit digunakan untuk
informed "onsent dan kemudian langsung dilakukan wawan'ara
mendalam sesuai persetujuan responden
' 9esponden III
8ama Tn Ks, usia 4- tahun, pendidikan SD, pekerjaan petani,
tinggal serumah dengan istri dan - orang anaknya, responden pada
saat ini telah menjalani pengobatan T*C selama - bulan Pertemuan
dilakukan di rumah responden, peneliti datang bersilaturahmi ke
rumah responden pada tanggal 1) #ktober 1225 pukul 2522 6I*
Peneliti terlebih dulu memperkenalkan diri walaupun sebelumnya
)1+
pernah kontak dengan responden, kemudian peneliti menerangkan
maksud dan tujuan kedatangan peneliti serta tujuan dari wawan'ara
yang akan dilakukan Setelah responden mengerti peneliti
mamberikan informed "onsent untuk di isi oleh responden sebagai
persetujuan menjadi responden, kemudian langsung dilakukan
wawan'ara mendalam sesuai persetujuan responden 6awan'ara
dilakukan di ruang tamu berlangsung selama -2 menit
1 &atrik $nalisa Data dan Tema yang &un'ul dari .asil 6awan'ara
Proses analisa data dilakukan sejak awal pengumpulan data dan
interpretasi data dilakukan se'ara terus menerus Pertama7tama
mendengarkan hasil wawan'ara dan membuat transkrip wawan'ara
"terlampir%, memba'a dan memahami isi transkip se'ara menyeluruh
kemudian mengidenti(ikasi tema yang mun'ul, berikut tema yang
mun'ul dari masing7masing responden yang ditampilkan dalam bentuk
matrik pada bagian di bawah ini sebagai berikut 3
)15
M&/#%0 471 A-&+%s& D&/&
Res13-$e- Pe#/&-9&&- U-.0&1&- Res13-$e- K&/& K5-B% I-/e#1#e/&s%
Te,& Y&-.
M5-B5+
) $pa yang anda
ketahui tentang T*CB
$pakah T*C
merupakan penyakit
menularB
$pa akibatnya jika
pengobatan gagal
akibat minum obat
tidak teraturB
*agaimana sikap
keluarga terhadap
anda selama
mengikuti program
pengobatanB
C Duka teu terang C
C &anawi teu terang C
C Teu terang pak C
C Keluarga teh,
sarieneun,
bingungeun jadi abdi
teh kalederD

Teu terang
"tidak tahu%

Keluarga
sarieneun,
bingungeun
"keluarga
takut dan
bingung%

Kurang pengetahuan
tentang penyakit
T*C dan resiko
penularannya serta
dampak yang
terjadi akibat
minum obat tidak
teratur

Kurang dukungan
dari keluarga

Pengetahuan

:ungsi keluarga
!+
Res13-$e- Pe#/&-9&&- U-.0&1&- Res13-$e- K&/& K5-B% I-/e#1#e/&s%
Te,& Y&-.
M5-B5+
1 $pakah T*C
merupakan penyakit
menularB
$pa akibatnya jika
pengobatan gagal
akibat minum obat
tidak teraturB
*agaimana sikap
keluarga terhadap
anda selama
mengikuti program
pengobatanB
*agaimana sikap
petugas di
PuskesmasB
C henteu menular pak,
di bumi teh ngan
abdi bae anu kena
tehC
C Duka nya teu terang C
C *iasa bae, bapakna
sibuk bae kasawah
barudak a'an
ngalartiD
C .enteu ngajelaskeun
pak han diparios
pasihan obat abdi
langsung uihD

.enteu menular
"tidak menular%
Duka teu
terang "tidak
tahu%

*iasa bae "biasa


saja%

.enteu
ngajelaskeun

Kurang pengetahuan
tentang penyakit
T*C dan resiko
penularannya serta
dampak yang
terjadi akibat
minum obat tidak
teratur

Kurang dukungan
dari keluarga

Kurangnya
pengarahan dan
penyuluhan dari

Pengetahuan

:ungsi keluarga

Peran dan (ungsi


!5
"tidak
menjelaskan%
petugas petugas
Res13-$e- Pe#/&-9&&- U-.0&1&- Res13-$e- K&/& K5-B% I-/e#1#e/&s%
Te,& Y&-.
M5-B5
- $pakah T*C
merupakan penyakit
menularB
C Teu terang pakC
Teu terang "tidak
tahu%

Kurang pengetahuan
tentang penyakit
T*C dan resiko

Pengetahuan
/2
$pakah petugas di
puskesmas
memberikan
penjelasan pada bapak
akibatnya jika
pengobatan gagal
akibat
ketidakteraturan
dalam minum obatB
*agaimana sikap
keluarga terhadap
anda selama
mengikuti program
pengobatanB
C Perasaan abdi mah
'an pernahD
C masalah minum obat
mah kumaha abdi
baeD

Can pernah
" tidak pernah%

&inum obat
kumaha abdi
bae
penularannya serta
dampak yang
terjadi akibat
minum obat tidak
teratur

Kurangnya
pengarahan dan
penyuluhan dari
petugas

Kurang dukungan
dari keluarga

Peran dan
(ungsi
petugas

:ungsi
keluarga
/)
47272 Pe,(&*&s&-
Dari hasil wawan'ara dengan - "tiga% responden dan analisa data, ada - tema
dominan yang mun'ul dari hasil mengeksplorasi penyebab yang menyebabkan
penderita tuberkulosis memiliki motivasi yang rendah untuk minum obat yaitu 3
) Pengetahuan yang kurang
1 :ungsi keluarga yang kurang mendukung
- Peran dan (ungsi petugas yang kurang
&asing7masing tema selanjutnya akan di bahas pada bagian di bawah ini,
sebagai berikut 3
) Pengetahuan yang Kurang
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang dan pengetahuan menyebabkan orang berperilaku sesuai
dengan yang dimilikinya
")2%
*erdasarkan hasil wawan'ara yang mendalam terhadap tiga responden,
ketiga responden tersebut mempunyai tema yang sama yaitu pengetahuan yang
kurang dimana ketiga responden mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah
.al ini disebabkan karena kurangnya in(ormasi yang diperoleh responden tentang
tuberkulosis terutama mengenai resiko dan 'ara penularan tuberkulosis serta
dampak yang akan terjadi bila pengobatan tidak teratur
Pengetahuan dan kemampuan individu untuk mengenal penyakit dan bahaya
yang dapat ditimbulkan akibat dari penyakitnya serta dampaknya terhadap
hubungan keluarga, pekerjaan dan kegiatan masyarakat akan mempengaruhi
terhadap persepsi dan keyakinan individu sehingga menimbulkan motivasi, niat
untuk bertindak dan pada akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang
berupa perilaku untuk memperoleh kesembuhan
"14%

Salah satu (aktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan adalah
pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah
menerima in(ormasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki
")2%
Sedangkan berdasakan hasil penelitian ketiga responden tersebut hanya memiliki
tingkat pendidikan SD
Antuk meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan diperlukan suatu
upaya melalui pendidikan kesehatan, yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau
individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan
pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya
")2%
Peningkatan pengetahuan penderita tuberkulosis tentang penyakit
tuberkulosis terutama pengetahuan dan pemahaman penderita mengenal bahaya
penyakit tuberkulosis yang gampang menular keseisi rumah terutama pada anak
dan kalau pengobatan gagal akan diobati dari awal lagi diharapkan dapat
meningkatkan motivasi penderita dalam menjaga kelangsungan berobat dan
keberhasilan pengobatan
"5%

1 :ungsi Keluarga yang Kurang &endukung
*erdasarkan hasil wawan'ara yang mendalam terhadap tiga responden, dari
ketiga responden tersebut mu'ul tema yang sama yaitu (ungsi keluarga yang
kurang mendukung, hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan keluarga
terhadap penderita dalam menjalani proses pengobatan tuberkulosis
&asalah kesehatan keluarga berkaitan dan saling mempengaruhi antara
sesama keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga sekitarnya atau
masyarakat se'ara keseluruhan :ungsi keluarga dalam bidang kesehatan tidak
hanya mengenal gangguan kesehatan dari setiap anggotanya tetapi juga harus
mampu memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan juga
mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
dalam peman(aatan (asilitas kesehatan yang ada
"14%
Salah satu dari komponen D#TS adalah pengobatan panduan #$T jangka
pendek dengan pengawasan langsung Antuk menjamin keteraturan pengobatan
diperlukan pengawas minum obat "P&#%
"1%
:ungsi pengawasan ini dapat
dilakukan oleh keluarga dari pasien yang menderita sakit Pengawasan tersebut
dapat berupa peringatan atau anjuran untuk selalu mematuhi waktu dan dosis yang
telah dianjurkan untuk meminum obat tersebut
")/%

:aktor yang mendorong manusia dan masyarakat untuk berperilaku sehat
adalah adanya dukungan keluarga dan masyarakat sekitar Dimana dukungan
keluarga sangat berperan karena penderita lebih banyak kontak dengan keluarga
mereka
"5%
Dukungan keluarga baik saran dan perilaku keluarga kepada penderita
diharapkan dapat meningkatkan motivasi penderita dalam menjaga kelangsungan
berobat dan keberhasilan pengobatan
"5%

- Peran dan :ungsi Petugas yang Kurang
*erdasarkan hasil wawan'ara yang mendalam terhadap tiga responden,
terdapat dua responden yang memiliki tema yang sama yaitu peran dan (ungsi
petugas yang kurang, dalam hal kurangnya pengarahan dan penyuluhan dari
petugas terhadap penderita tuberkulosis, sehingga penderita tidak tahu dan tidak
memahami tentang resiko penularan T*C dan dampak yang terjadi jika
pengobatan gagal akibat ketidakteraturan minum obat Salah satu peran dan (ungsi
petugas adalah memberikan pengarahan dan penyuluhan untuk meningkatkan
kesehatan (isik dan mental
"14%

Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah
rangkaian kegiatan yang berlandaskan prinsip7prinsip belajar untuk men'apai
suatu keadaan dimana individu, kelompok, atau masyarakat se'ara keseluruhan
dapat hidup sehat dengan 'ara memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatannya Penyuluhan T*C perlu dilakukan karena masalah T*C banyak
berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat Tujuan
penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peranserta
masyarakat dalam penanggulangan T*C
"1%

Pesan7pesan tentang T*C yang harus disampaikan oleh petugas pada saat
penyuluhan
"1%
adalah 3
) $pa itu T*C dan bagaimana penyakit itu menular
1 >ejala7gejala T*C dan pentingnya diagnosis dini
- Anit Pelayanan Kesehatan "APK% yang memberi pelayanan T*C
4 Tatalaksana pengobatan T*C
5 Pentingnnya berobat teratur sampai dengan selesai dan bahayanya
bila berobat tidak teratur
! Cara pen'egahan T*C
Penyuluhan dari petugas kesehatan dalam mengatur waktu, jenis dan dosis
obat merupakan (aktor dari luar diri penderita Penyuluhan bertujuan untuk
meyakinkan dan menambah wawasan penderita untuk mematuhi aturan meminum
obat yang telah diberikan Dengan adanya penyuluhan diharapkan dapat
memberikan dukungan dan motivasi yang positi( bagi penderita untuk segera
sembuh dari penyakitnya, dengan patuh terhadap aturan minum obatnya
")/%

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
'71 Kes%,15+&-
*erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap )! responden
penderita tuberkulosis yang terdiri dari + responden tahap intensi( dan +
responden tahap lanjutan tentang motivasi penderita tuberkulosis untuk minum
obat, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut 3
) Pada tahap intensi( sebanyak / responden "+/,50% memiliki motivasi yang
tinggi untuk minum obat, sedangkan ) responden ")1,50% memiliki motivasi
yang rendah
1 Pada tahap lanjutan sebanyak 4 responden "520% memiliki motivasi yang
tinggi untuk minum obat dan 4 responden "520% memiliki motivasi yang
rendah
- )) responden "!+,/50% penderita tuberkulosis memiliki motivasi yang tinggi
untuk minum obat sedangkan 5 responden "-),150% memiliki motivasi yang
rendah
4 .asil penelitian terhadap tiga responden yang teridenti(ikasi memiliki
motivasi yang rendah untuk minum obat, penulis mengambil kesimpulan
bahwa terdapat tiga (aktor yang menyebabkan penderita tuberkulosis memiliki
motivasi yang rendah untuk minum obat, yaitu 3
a Pengetahuan yang kurang
b :ungsi keluarga yang kurang mendukung
' Peran dan (ungsi petugas yang kurang dalam memberikan pengarahan dan
penyuluhan
'72 S&#&-
Sesuai dengan hasil penelitian maka diharapkan 3
) *agi Dinas Kesehatan Kabupaten
$gar lebih meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan "Diklat% bagi
petugas pemegang program T* paru di Puskesmas untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan terhadap penderita
tuberkulosis
1 *agi Perawatan
Perawat komunitas khususnya di lingkungan Puskesmas Panongan
Kabupaten &ajalengka agar lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai
tuberkulosis kepada masyarakat terutama terhadap penderita dan keluarganya
Penyuluhan terhadap penderita terutama mengenai apa itu T*C, bagaimana 'ara
penularanya dan apa yang dapat terjadi bila pengobatan tidak teratur atau tidak
lengkap Sedangkan penyuluhan terhadap keluarga yaitu tentang pentingnya
dukungan keluarga dalam menjaga kepatuhan penderita untuk minum obat
- *agi Penelitian
Sebagai dasar pijakan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai
peran keluarga dalam menjaga kepatuhan berobat bagi penderita tuberkulosis
DAATAR PUSTAKA
) &ansjoer, $ +apita (elekta +edokteran. ,disi II ?akarta 3 &edia
$es'ulapius :KAI, 1222
1 Departemen Kesehatan 9I *edoman -asional *enanggulangan
Tuberkolosis. ,disi . ?akarta 3 Departemen Kesehatan 9I, 1221
- Sulianti Tuberkulosis wwwin(eksi'om 122/
4 Departemen Kesehatan 9I *edoman -asional *enanggulangan
Tuberkolosis ?akarta 3 Departemen Kesehatan 9I, 122/
5 Departemen Kesehatan 9I /embar fakta tuberkulosis
wwwtb'indonesiaorid 122+
! Dinas Kesehatan ?awa *arat *enanggulangan T0 di 1abar masih rendah
wwwdisk esjabarprovgoid 122+
/ Seksi P1& Dinas Kesehatan Kabupaten &ajalengka. Target penemuan
kasus baru ( "ase dete"tion rate) $DR) *uskesmas. Dinas Kesehatan
Kabupaten &ajalengka, 1225
+ Smelt;er, SC dan *are, *> 0uku !2ar +eperawatan Medikal 0edah
?akarta 3 I>C, 1221
5 $inur +e2adian putus berobat penderita tuberkulosis paru dengan
pendekatan D%T(. wwwEitbangdepkesgoid 122+
)2 8otoatmodjo, S *endidikan dan *erilaku +esehatan. ?akarta 3 PT 9ineka
Cipta, 122-
)) 8otoatmodjo, S *romosi +esehatan dan Ilmu *erilaku. ?akarta 3 PT
9ineka Cipta, 122/
)1 Su'hri Suarli dan @anyan *a'htiar Mana2emen +eperawatan Dengan
*endekatan *raktis. *andung 3 *alatin Pratama, 122/
)- 8ugroho Motivasi dalam pen'embuhan pen'akit wwwnsknugroho'om
122-
)4 Isnaini perihal obat www(armakologi(ilewordpress'om 1225
)5 8otoatmodjo Metodologi *enelitian +esehatan ?akarta 3 PT 9ineka
Cipta, 1221
)! Somantri, Irman +eperawatan Medikal 0edah3 !suhan +eperawatan
*ada *asien dengan 4angguan (istem *ernapasan. ?akarta 3 Salemba
&edika, 122+
)/ Tau(an *engobatan Tuberkulosis *aru Masih Men2adi Masalah
wwwgi;inet 122+
)+ &oleong, &$ Metodologi *enelitian +ualitatif *andung 3 PT 9emaja
9osdakarya, 122!
)5 $limul, . Riset +eperawatan dan Teknik *enulisan Ilmiah.,disi
*ertama. ?akarta 3 Salemba &edika, 122-
12 $rikunto *rosedur *enelitian (uatu *endekatan *raktik ?akarta 3 PT
9ineka Cipta, 122!
1) .arun $l 9asyid 5and %ut Resear"h. &ata $jar Tingkat II A8P$D
*andung, 1221
11 8asution S Metode Resear"h ?akarta 3 PT *umi $ksara, 1224
1- $'hmad Sudrajat /et6s !bout Motivation. wwwwordpress'om 122+
14 . Jaidin $li Dasardasar +eperawatan *rofesional ?akarta 3 6idya
&edika, 122)
LAMPIRAN
INAORMED !ONSENT
@ang bertanda tangan di bawah ini3
8ama 3 PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
$lamat3 PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
PPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP
L&,1%#&- 1
Dalam hal ini bersedia memberikan in(ormasi tentang diri saya dan apa
yang saya ketahui pada penelitian yang berjudul <G&,(&#&- M3/%4&s%
Pe-$e#%/& T5(e#05+3s%s U-/50 M%-5, O(&/ $% P5s0es,&s P&-3-.&-
K&(51&/e- M&6&+e-.0& T&*5- 2009 =
Dalam memberikan in(ormasi ini saya tidak merasa dipaksa oleh pihak
manapun In(ormasi yang saya berikan agar digunakan sebagaimana mestinya dan
dijaga kerahasiaannya
Cirebon, #ktober 1225
.ormat saya,
" PPPPPPPPPPPPPPPPPP%
KISI@KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
TENTANG GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS
UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009
V&#%&(e+
S5(
V&#%&(e+
I-$%0&/3# Des0#%1/3# Pe#/&-9&&-
Je-%s
Pe#-9&/&&-
&otivasi
penderita
tuberkulosis
untuk
minum obat
&otivasi
penderita
pada
tahap
intensi(
&otivasi
penderita
pada
tahap
lanjutan
Cara
minum
obat
Dosis obat
6aktu
minum
obat
:aktor
internal
Setiap hari pada
tahap intensi( dan
tiga kali seminggu
pada tahap lanjutan
Sebagai dosis
tunggal
Diminum pada
pagi hari dalam
keadaan perut
kosong
Dorongan dalam
diri penderita
untuk menjaga
keteraturan
minum obat dan
taat pada instruksi
Saya minum obat setiap hari "tahap
intensi(% atau tiga kali seminggu
"tahap lanjutan%
Saya minum obat sebagai dosis
tunggal "dosis tidak dibagi% satu kali
sehari
Saya minum obat pada pagi hari
dalam keadaan perut kosong atau
sebelum sarapan
Saya datang ke Puskesmas untuk
kontrol = mengambil obat pada hari
yang telah ditentukan "T* days%
Saya datang sendiri "tidak
diwakilkan% ke Puskesmas untuk
mengambil obat
Positi(
Positi(
Positi(
Positi(
Positi(
L&,1%#&- 2
:akto
r eksternal
Dukungan
keluarga atau
petugas
Saya segera memeriksakan diri ke
Puskesmas jika mengalami keluhan
yang berhubungan dengan reaksi dari
obat
Saya berusaha untuk mengikuti setiap
instruksi dari petugas
Saya minta penjelasan kepada
petugas tentang aturan minum obat
setiap kali saya kontrol ke Puskesmas
Saya berusaha untuk men'ari
in(ormasi dari sumber lain tentang
penyakit saya, seperti koran, majalah,
pengalaman orang lain, dan lain7lain
Saya minta penjelasan kepada
petugas kapan saya harus datang ke
Puskesmas untuk kontrol berikutnya
Saya merasa bosan=enggan untuk
minum obat tiap hari
Saya merasa malas untuk kontrol atau
mengambil obat ke Puskesmas
Saya merasa terbebani untuk minum
obat tiap hari
Saya diingatkan oleh orang lain atau
keluarga untuk minum obat
Saya diingatkan oleh orang lain atau
keluarga untuk kontrol ke Puskesmas
Positi(
Positi(
Positi(
Positi(
Positi(
8egati(
8egati(
8egati(
8egati(
8egati(
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
TENTANG GAMBARAN MOTIVASI PENDERITA TUBERKULOSIS
UNTUK MINUM OBAT DI PUSKESMAS PANONGAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2009
IDI8TIT$S 9ISP#8DI8
8ama = Amur 3 QQQQQQQQQ =QQQQ Thn
?enis Kelamin 3 Eaki7laki = Perempuan
$gama 3 QQQQQQQQQ
Tempat Tinggal 3 QQQQQQQQQ
Pendidikan 3 QQQQQQQQQ
Eama Pengobatan 3 QQQQQQQQQ
PITA8?AK PI8>ISI$8
) *a'alah setiap pertanyaan dengan teliti
1 Setiap pertanyaan harus diisi dengan satu jawaban, yang sesuai dengan apa
yang anda rasakan dan anda alami yang sesungguhnya dalam menjaga
keteraturan untuk minum obat anti tuber'ulosis di Puskesmas Panongan
Kabupaten &ajalengka, yaitu 3
SE "selalu% 3 $pabila hal pernyataan selalu dilakukan
S9 "sering% 3 $pabila hal pernyataan lebih banyak
dilakukan dari pada tidak dilakukan
KD "kadang7kadang% 3 $pabila hal pernyataan seimbang antara
dilakukan dan tidak dilakukan
?9 "jarang% 3 $pabila hal pernyataan lebih sering tidak
dilakukan daripada dilakukan
L&,1%#&- >
TP "tidak pernah% 3 $pabila hal pernyataan tidak pernah
dilakukan
- *erilah tanda 'he'k list "<% pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan yang saudara rasakan
4 *ila ada hal7hal yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan

8# PI98@$T$$8 SE S9 KD ?9 TP
) Saya minum obat setiap hari "tahap
intensi(% atau tiga kali seminggu "tahap
lanjutan%
1 Saya minum obat sebagai dosis tunggal
"dosis tidak dibagi% satu kali sehari
- Saya minum obat pada pagi hari dalam
keadaan perut kosong atau sebelum
sarapan
4 Saya datang ke Puskesmas untuk kontrol
= mengambil obat pada hari yang telah
ditentukan "T* days%
5 Saya datang sendiri "tidak diwakilkan%
ke Puskesman untuk mengambil obat
! Saya segera memeriksakan diri ke
Puskesmas jika mengalami keluhan yang
berhubungan dengan reaksi dari obat
/ Saya berusaha untuk mengikuti setiap
instruksi dari petugas
+ Saya minta penjelasan kepada petugas
tentang aturan minum obat setiap kali
saya kontrol ke Puskesmas
5 Saya berusaha untuk men'ari in(ormasi
dari sumber lain tentang penyakit saya,
seperti koran, majalah, pengalaman
orang lain, dan lain7lain
)2 Saya minta penjelasan kepada petugas
kapan saya harus datang ke Puskesmas
untuk kontrol berikutnya
)) Saya merasa bosan=enggan untuk minum
obat tiap hari
)1 Saya merasa malas untuk kontrol atau
mengambil obat ke Puskesmas
)- Saya merasa terbebani untuk minum
obat tiap hari
)4 Saya diingatkan oleh orang lain atau
keluarga untuk minum obat
)5 Saya diingatkan oleh orang lain atau
keluarga untuk kontrol ke Puskesmas
TI9I&$ K$SI. $T$S P$9TISIP$SI $8D$
PEDOMAN "A"AN!ARA
6awan'ara adalah per'akapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawan'ara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan yang diwawan'arai (interviewee) yang memberikan jawaban "Ein'oln dan
>uba, )5+5% Pedoman wawan'ara (interview guide) adalah instrumen
pengumpulan data yang digunakan untuk wawan'ara Digunakan sebagai a'uan
pada saat melakukan wawan'ara dengan responden ?enis wawan'ara yang
digunakan peneliti adalah dengan menggunakan petunjuk umum wawan'ara
?enis wawan'ara ini mengharuskan pewawan'ara membuat kerangka dan garis
besar pokok7pokok pertanyaan dalam proses wawan'ara Pelaksanaan wawan'ara
dan pengurutan pertanyaan disesuaikan dengan responden dalam konteks
wawan'ara yang sebenarnya Pertanyaan7pertanyaan yang diajukan berupa
pertanyaan terbuka (open ended 7uestion ). .al ini dilakukan untuk mendapatkan
in(ormasi yang diharapkan dapat mengungkap dan menggali (aktor7(aktor yang
menyebabkan atau mempengaruhi penderita tuberkulosis sehingga memiliki
motivasi yang rendah untuk minum obat di Puskesmas Panongan Kabupaten
&ajalengka
A7 Te0-%0 "&:&-B&#&
Teknik wawan'ara yang digunakan dalam wawan'ara ini adalah menurut
Kartono ")55!% 3
) &embina hubungan saling per'aya antara pewawan'ara dan yang
diwawan'arai, dengan 'ara 3
)% &engadakan pembi'araan pendahuluan 8warming up9
1% &enggunakan bahasa yang sederhana
-% &emulai dengan permasalahan yang sesuai
4% Ciptakan suasana yang bebas dan santai
L&,1%#&- 4
5% &emberikan sugesti kepada interviewee
!% &emegang teguh kode etik
1 Ketrampilan sosial interviewer
Disamping men'iptakan hubungan saling per'aya dengan in(orman,
interviewer harus memiliki ketrampilan sosial antara lain 3
)% *ersikap ramah, sopan dan berpakaian rapi
1% *ahasa yang ringkas dan mudah dimengerti
-% Intonasi suara yang tepat
4% 9esponsi(
5% &emberikan sugesti yang halus
!% Sikap terbuka dan setia serta sukarela
/% 6aktu berbi'ara tataplah wajah interviewee
+% 6aktu wawan'ara lebih baik menyebut nama panggilan yang disukai
interviewee.
- 6awan'ara menggunakan tape re'ording dan atau alat tulis
B7 U#5/&- Pe#/&-9&&-
) Pengantar
&enjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian
1 Pertanyaan pendahuluan
&engenai latar belakang dan identitas responden "nama, umur, alamat, dll%
- Pertanyaan pokok
!7 P#3ses "&:&-B&#&
) Persiapan
a% &engajukan i;in penelitian
b% &enjelaskan maksud dan tujuan
'% &emberikan informed "onsent
d% &elakukan kontrak pertemuan
1 Pelaksanaan
a% Perkenalan
b% &engajukanpertanyaan pendahuluan mengenai latar belakang dan
identitas in(orman
'% &engajukan pertanyaan pokok
d% Klari(ikasi data bersama in(orman
e% Penutup3 u'apan salam dan terima kasih

PANDUAN "A"AN!ARA PENELITIAN
Panduan wawan'ara ini dibuat hanya sebagai a'uan agar wawan'ara tidak
keluar dari jalur yang ingin digali dari in(orman Pertanyaan ini dibuat terbuka
serta tidak mengikat karena setiap pertanyaan dapat dikembangkan sesuai dengan
apa yang diutarakan oleh responden Pokok pembi'araan yang akan digali pada
saat wawan'ara adalah bagaimana kondisi psikologis dan (aktor pendukung
6awan'ara akan dimulai dengan pertanyaan 3
$pa yang anda ketahui tentang tuberkulosis dan berapa lama proses
pengobatanya
Coba 'eritakan bagaimana perasaan anda setelah menjalani proses
pengobatan hingga saat ini
&asalah7masalah apa yang anda hadapi selama mengikuti program
pengobatan
$pakah anda tahu, bagaimana akibatnya jika pengobatan gagal akibat
ketidakteraturan dalam minum obat
*agaimana sikap keluarga terhadap anda selama mengikuti program
pengobatan
*agaimana sikap petugas di Puskesmas dalam memberikan pelayanan
terhadap anda
Selanjutnya akan dikembangkan sesuai dengan jawaban in(orman
L&,1%#&- '

Você também pode gostar