Nama : Bp.B Umur : 54 th Jenis kelamin : Laki-laki. Alamat : Jagoan 1 magelang Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Tgl masuk RS : 14 Desember 2009 Tgl periksa : 15 Desember 2009
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
Keluhan utama : Nyeri dada. Keluhan tambahan : Nyeri ulu hati. Riwayat Penyakit sekarang : 4 HSMRS, pasien mengeluhkan nyeri dada seperti di tusuk-tusuk dan di tekan benda berat. Nyeri dirasakan dimulai dari dada bagian tengah dan menjalar ke leher. Nyeri di rasakan 20 menit konsisten. Nyeri reda bila pasien istirahat. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati. Batuk (-), sesak (-), makan (+) normal, minum (+) normal, BAB (+) normal padat, BAK (+) normal jernih.
HMRS, pasien dibawa ke IGD karena merasa nyeri yang sangat di dada 10 menit dan nyeri di rasakan menjalar ke lengan. Nyeri tidak reda saat istirahat. Batuk (-), sesak (-), makan (+) normal, minum (+) normal, BAB (+) normal padat, BAK (+) normal jernih. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
penyakit yang serupa : Disangkal hipertensi : Disangkal DM : Disangkal pengguna obat-obatan : Disangkal alergi : Disangkal penyakit jantung : Disangkal penyakit hati : Disangkal penyakit ginjal : Disangkal trauma : Disangkal penyakit gastrointestinal : Pasien mengeluhkan terkadang nyeri ulu hati bila terlambat makan, pasien mengatakan nyeri disebabkan maag (gastritis) Lain : Pasien sering minum alkohol minimal 1 x seminggu.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
penyakit yang serupa : Disangkal penyakit hipertensi : Disangkal penyakit DM : Disangkal penyakit jantung : Disangkal penyakit hati : Disangkal penyakit gastrointestinal : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan tanggal 15 Desember 2009 Keadaan umum : Gelisah Kesadaran : Compos mentis Tanda vital : Tekanan darah : 135/94 mmHg Nadi : 88 x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,2 C Berat badan : 71 Kg Tinggi badan : 168 cm
PEMERIKSAAN KEPALA Bentuk kepala : Mesochepal, simetris Rambut : Warna hitam keputihan, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, distribusi merata. Kulit wajah : Lembab, elastis Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/- ), reflek pupil (+/+), edema palpebra (-/-), ptosis (-/-) Telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (- /-) Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), rinore (-/-) Mulut dan faring : Bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (- ), ikterik (-), hiperemis (-)
PEMERIKSAAN LEHER Trakea : Trakea ditengah (+), Struma (-) Kelenjar tiroid : Tidak membesar Kelenjar lnn : Tidak membesar, nyeri (-) JVP : Tidak meningkat
PULMO Kanan Kiri Depan Belakang Depan Belakang Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : - Sikatrik (-) - Sikatrik (-) - Sikatrik (-) - Sikatrik (-) - Simetris - Simetris - Simetris - Simetris - Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-) - Ketinggalan gerak (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) - Retraksi interkostal (-) Palpasi Palpasi Palpasi Palpasi Apex: VF ka = ki Apex:VF ka = ki Apex: V F ki =ka Apex:VF ki = ka Perkusi Perkusi Perkusi Perkusi - Apeks :Sonor - Apeks : Sonor - Apeks : sonor - Apeks : Sonor - Medial :Sonor - Medial : Sonor - Medial : Sonor - Medial : Sonor - Basal :Sonor - Basal : Sonor - Basal : Sonor - Basal : Sonor Batas paru-hepar SIC IV LMC dextra Auskultasi Auskultasi Auskultasi Auskultasi - Vesikuler - vesikuler - vesikuler - vesikuler - Suara Tambahan - Suara Tambahan - Suara Tambahan - Suara Tambahan Ronki (-) wheezing (-) Ronki (-) wheezing (-) Ronki (-) wheezing (-) Ronki (-) wheezing (-) COR Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tak teraba Perkusi : Batas Cor Atas SIC III Bawah SIC V Kiri SIC V LMC Sinistra Auskultasi : S1 > S2, reguler, Gallop (-)
PEMERIKSAAN ABDOMEN Inspeks :Cembung, lebih tinggi dari dada, tidak ada jejas, venektasi (-) Palpasi :NT (+) epigastrium, Defans Muskular (-) Hepar tidak teraba Lien tidak teraba Nyeri ketok ginjal (-) Tes undulasi (-) Perkusi : Tymphani, asites (-), shifting dullness (-) Auskultasi :BU (+) N
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan 14-12-2009 15-12-2009 Nilai normal (male) Satuan Darah rutin WBC 15.97 4.8 10.8 10 3 /uL RBC 4.75 4.7 6.1 10 6 /uL HGB 15.7 14 18 g/dL HCT 48.3 42 52 % PLT 197 150 450 10 3 /dL EO# 0.02 0.045 0.44 10 3 /dL BASO# 0.07 0 0.2 10 3 /dL NEUT# 10.08 1.8 8 10 3 /dL LYMPH# 4.69 0.9 5.2 10 3 /dL MONO# 1.11 0.16 1 10 3 /dL EO% 0.1 2 4 % Kimia Darah GDS 109.3 75 150 mg/dl Ureum 33.1 10 50 mg/dl Creatinin 0.84 0.6 1.2 mg/dl Kolesterol 178 < 200 mg/dl Trigliserida 76 < 200 mg/dl SGOT/ASAT 440.8 < 38 U/L SGPT/ALAT 93.9 < 42 U/L Elektrolit Natrium 139 135 155 meq/L Kalium 3.5 3.5 5.5 meq/L klorida 102 95 - 108 meq/L PEMERIKSAAN RADIOLOGI Rontgen toraks: cor dan pulmo dalam batas normal KESIMPULAN Anamnesis Nyeri dada seperti di tusuk-tusuk dan di tekan benda berat. Nyeri dirasakan dimulai dari dada bagian tengah dan menjalar ke leher. Nyeri di rasakan 20 menit konsisten. Nyeri reda bila istirahat. Nyeri ulu hati. Riwayat lain : sering minum alkohol minimal 1 x seminggu.
Pemeriksaan Fisik Nyeri tekan ulu hati Cor dan pulmo dalam batas normal Pemeriksaan Laboratorium Leukositosis SGOT & SGPT Pemeriksaan Ro cor dan pulmo dalam batas normal
DIAGNOSIS BANDING Penyakit jantung arteriosklerotik Angina pektoris Stable angina Unstable angina Infark miokard STEMI Non STEMI
PEMERIKSAAN EKG 14 Desember 2009
15 Desember 2009
16 Desember 2009
17 Desember 2009 KESIMPULAN EKG EKG ST elevasi V1-V6 T inverted Q patologis DIAGNOSIS KERJA STEMI Hipertensi TERAPI Non farmakologi Bed Rest Rendah garam O 2 bila sesak
Penyakit jantung koroner merupakan kelainan miokardium akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh arteriosklerosis yang merupakan proses degeneratif meskipun di pengaruhi oleh banyak faktor.
sistem syaraf otonom
nodus sinotrialis impuls(60 72 x/m ) serambi dan bilik berkontraksi( sistole ) relaksasi ( diastole)
Bukan Jantung : kelainan di paru Otot dada kelainan saluran cerna stres/psikologik
FAKTOR RESIKO Faktor resiko biologis yang tak dapat diubah : 1. Usia dan jenis kelamin 2. Ras 3. Riwayat keluarga Faktor-faktor resiko lain yang masih dapat diubah : 1. Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi danKadar Kolesterol HDL rendah 2. Tekanan darah tinggi (hipertensi) 3. Kebiasaan merokok 4. Hobi makan junk food 5. Obesitas
PATOFISIOLOGI DIAGNOSIS GEJALA KLINIS Nyeri dada Letak , Daerah sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang menjalar ke lengan kiri, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dapat timbul di tempat lain seperti di daerah epigastrium, leher, rahang, gigi, bahu. Kualitas, Seperti tertekan benda berat, atau seperti di peras atau terasa panas, kadang- hanya mengeluh tidak enak di dada. Hubungan dengan aktivitas, Saat melakukan aktivitas, misalnya sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalan mendaki atau naik tangga. Lamanya serangan , Biasanya 1-5 menit, Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit, mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan angina pektoris biasa.
Penyakit jantung akibat insufisiensi aliran darah koroner dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Penyakit jantung arteriosklerotik (iskemik) 2. Angina pektoris 3. Infark miokard
KLINIS
1. Angina pektoris - Stabil - Tidak stabil ( unstable ) 2. Infark miokard - Non-Q wave - Q wave 3. Mati mendadak Sindroma Koroner Akut ( Acute Coronary Syndrome = ACS ) Gejala-gejala iskemia miokard Elevasi segment ST ? NSTEMI ( Non ST-Segment Elevation Myocardial Infarction ) Petanda biokimiawi ? Infark miokard akuta ( Q-wave, non-Q wave ) Unstable Angina YA TIDAK YA TIDAK ANGINA UNSTABLE Nyeri dada tipikal (khas) intensitas makin meningkat dalam 1 bln terakhir Timbul sewaktu istirahat Lamanya > 15 menit Tanpa faktor presipitasi Kurang berespon terhadap Nitrogliserine Rekaman EKG dapat / tidak disertai : Depresi segmen ST Gelombang T-negatif Enzim jantung tidak meningkat Biasanya pada stenosis 40-60% dari lumen
INFARK MIOKARDIUM
Suatu kematian sel miokard oleh karena iskemia yang lama Sejumlah nekrosis miokard yang disebabkan oleh iskemia KRITERIA WHO: 2 dari 3 Nyeri dada Kelainan EKG Peningkatan enzim jantung NYERI DADA Nyeri dada tipikal (khas) intensitas makin meningkat dalam 1 bln terakhir Timbul sewaktu istirahat Lamanya > 15 menit Tanpa faktor presipitasi Kurang berespon terhadap Nitrogliserine Malaise fatigue Rasa nyeri kadang di daerah epigastrikum dan bisa menjalar ke punggung. Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan lemas
EKG Kriteria diagnostik EKG untuk IMA pada saat nyeri : 1. Gel Q-baru / mungkin baru / Lebar : 30 ms / Dalam : 0.20 mv paling sedikit pada 2 sandapan dari : - Sandapan II, III, avF - Sandapan V1-V6 - Sandapan I dan aVL 2. Elevasi / depresi segmen ST-T baru / mungkin baru ( 0.10 mV diukur dari 0.02 sec dari J point pada 2 sandapan berturut-turut pada sandapan tsb diatas atau kombinasinya ) ENZIM JANTUNG 6 jam : - MB-CK sensitifitas dan spesifitas > 90% dalam 6 jam - Myoglobin sensitifitasnya > 83% 10-14 jam : - MB-CK - Troponin I atau T > 72 jam : - Troponin T atau I - LDH ENZIM SERUM 1. Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dalam 12 jam, puncaknya 18-36 jam, kembali N : 3-4 hari Juga : bendungan hati, peny otot serat, syok, miokarditis, perikarditis, emboli paru, takikardia, DC shock, obat-obat konstraseptif / clofibrate 2. Serum Lactic Dehydrogenase (LDH) dalam 24-48 jam, puncaknya : 3-6 hari, kembali N : 8-14 hari Juga : payah jantung, anemia hemolitik, anemimegaloblastik, peny hati akut/menahun, peny ginjal, tumor, emboli paru, shock. 3. Serum Creatinin Phosphokinase (CPK) dalam 6-8 jam, puncaknya dalam 24 jan (2-10 ), kembali N : 3-4 hari Juga : muscular dystrophy, inflamasi otot, keracunan alkohol, DM, kejang- kejang, psychosis, injeksi intra muskuler PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan Umum : 1. Penjelasan mengenai penyakitnya; pasien biasanya tertekan, khawatir terutama untuk melakukan aktivitas. 2. Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan keadaan sekarang 3. Pengendalian faktor risiko 4. Pencegahan sekunder.
MENGATASI ISKEMIA
1. Nitrat, dapat diberikan parenteral, sublingual, buccal, oral,transdermal dan ada yang di buat lepas lambat 2. Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Ada yang bekerja cepat seperti pindolol dan propanolol. Ada yang bekerja lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada beta 1 selektif seperti asebutolol, metoprolol dan atenolol. Revaskularisasi 1. Pemakaian trombolitik 2. Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan aa coronaria dengan balon. 3. Operasi
ANGINA PEKTORIS
1. Pengobatan pada serangan akut, nitrogliserin sublingual 5 mg merupakan obat pilihan yang bekerja sekitar 1-2 menit dan dapat diulang dengan interval 3 5 menit. 2. Pencegahan serangan lanjutan : + Long acting nitrate, yaitu ISDN 3 dd 10-40 mg oral. + Beta blocker : propanolol, metoprolol, nadolol, atenolol, dan pindolol. + Calcium antagonist : verapamil, diltiazem, nifedipin. 3. Mengobati faktor predisposisi dan faktor pencetus
1. Istirahat total 2. Diet makanan lunak serta rendah garam 3. Pasang infus dekstrosa 5 % emergency 4. Atasi nyeri : Morfin 2,5 5 mg iv atau petidin 25 50 mg iv 5. Oksigen 2 4 liter/menit 6. Sedatif sedang seperti diazepam 3 dd 2 5 mg per oral 7. Antikoagulan : Heparin 20000 40000 U/24 jam atau drip iv atas indikasi 8. Streptokinase / trombolisis.