Você está na página 1de 29

LAPORAN FIELDTRIP

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK


UPT MATERIA MEDICA BATU
Disusun oleh :
Dyan Kusumaning Ayu (115040200111115)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Materia Medica
UPT Materia Medica didirikan sejak tahun 1960 oleh almarhum Bapak R.M.Santoso
yang juga merupakan salah satu pendiri Hortus Medikus Tawang Mangu yang sekarang
berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Berdirinya UPT Materia Medica diawali dari hasil pengamatan beliau bahwa tidak semua
tanaman obat yang ada di Indonesia dapat dikoleksi pada satu daerah saja. Hal ini disebabkan
karena adaptasi tanaman terhadap lingkungannya terutama terhadap iklim sangatlah berbeda,
mengingat bahwa Indonesia secara garis besar terdiri dari tipe iklim basah, daerah sedang
dan daerah kering, maka kebun Tawang Mangu yang berdiri sejak tahun 1948 merupakan
daerah iklim sedang sampai basah. Sedangkan untuk tanaman daerah sedang sampai kering
perlu adanya kebun koleksi lain yang bisa mewakili tipe iklim tersebut.
Dari hasil pengamatan Beliau karesidenan Malang adalah daerah yang cocok untuk
didirikan kebun koleksi tanaman obat dari tipe iklim sedang sampai kering. Sebagai realisasi
dari gagasan beliau itu untuk mendirikan kebun koleksi tanaman obat didaerah sedang dan
kering di wilayah Batu dan Nongko Jajar, karena waktu itu Nongkojajar adalah daerah yang
sulit transportasinya, maka ditetapkan Batu sebagi kebun koleksi sampai sekarang dan
dikenal sebagi Balai Materia Medica Pengelolaan kebun percobaan ini dilakukan oleh
yayasan Farmasi yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur. Sebelum kebun
percobaan ini jadi, tahun1963 Bapak RM Santoso meninggal dunia.
Untuk kelangsungan Balai Materia Medica oleh Bapak Dr.Modarso selaku Inspektur
Kesehatan Jawa Timur ditunjuk Bapak R.Soehendro (Kepala Dinas Perkebunana Rakyat
Kab. Malang) sebagi pejabat sementara Pimpinan Kebun Balai Materia Medica sampai
mendapatkan pimpinan yang baru. Tahun 1964 BMM mendapat pimpinan baru yaitu
Ir.NV.Darmago, beliau diangkat oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sebagi tenaga tetap di
Kebun Materia
Medica hingga th 1970. Th 1970 atas permohonan sendiri Ir.NV Darmago meletakan
jabatannya, kemudian selaku pipmpinan kebun Materia Medica dipegang oleh Ir.Wahyu
Soeprapto. Pertengahan tahun 1970 terjadi perubahan status dari milik swasta menjadi milik
pemerintah yaitu Dinas Kesehatan daerah Tingkat I Jawa Timur Direktorat Farmasi Jawa
Timur.
Tahun 2000 hingga April 2005 selaku Pelaksana Teknis Balai Materia Medica Batu
dipegang oleh Dra.Hj.Siti Hidjrati Arlina. Selanjutnya April 2005 secara definititif BMM
dipimpin oleh Bapak B.Soegito,SKM.Kes hingga 31 April 2008. Mulai 1 Mei 2008 hingga
31 Desember untuk sementara kepala BMM dipegang oleh Bu Etty Retno, Apt. (Sebagai
PLt). Sejak 1 Januari 2009 hingga sekarang yang mejadi kepala UPT Materia Medica
adalah Drs. Husin RM., Apt, Mkes. Setelah tahun 1978 dengan berfungsinya Direktorat
Daerah Farmasi Jawa Timur menjadi sub Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
yang sekarang menjadi Badan POM, maka pengelolaan Materia Medica Batu diserahkan
kepada Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur hingga sekarang.
1.2 Visi dan Misi
1) Visi:
Menjadikan UPT Materia Medica terdepan dalam bidang pengembangan Tanaman
Obat Asli Indonesia (TOI), khususnya di Jawa Timur dan umumnya di Indonesia
Timur.
2) Misi:
a. Meningkatkan promosi pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan baku obat alam
Indonesia.
b. Mengembangkan monografi dan standart mutu, baik simplisia maupun ekstrak.
c. Membantu penyusunan farmakope herbal Indonesia.
d. Mengembangkan penelitian dasar tanaman obat alam Indonesia.
e. Memperkokoh jaringan kerjasama antar lembaga penelitian dan industri terkait.
1.3 Kegiatan di UPT Materia Medica
Kegiatan Balai Materia Medica antara lain yaitu memberikan informasi tumbuhan obat,
penyuluhan, perpustakaan, penyediaan bibit, penyediaan simplisia, penyediaan produk
olahan, rujukan diklat pengelolaan tumbuhan obat, wisata ilmiah tumbuhan obat dan
penelitian tanaman obat.
Cara Pembuatan Jahe Instan
Peralatan :
Panci stainlees
Blender
Pisau dan talenan/tatakan
Gelas Ukur
Ayakan / saringan
Pengaduk kayu
Kompor
Bahan
kg jahe
1 lbr daun pandan wangi
1 kg gula pasir
800cc air
Cara Membuat Sari Jahe
1. Jahe dirajang lebih kecil
2. Jahe diblender ditambah sedikit air
3. Lalu diperas, maka jadi sari
Sari jahe di panasi (hangat
larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang
telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus s
menjadi kristal/granul dengan api sedang. Proses ini membutuhkan waktu
yang perlu di perhatikan yaitu
diendapkan terlebih dahulu dan patinya dibuang.
Instan
Pisau dan talenan/tatakan
daun pandan wangi
dirajang lebih kecil
diblender ditambah sedikit air
3. Lalu diperas, maka jadi sari Jahe lalu diambil 1 liter
di panasi (hangat-hangat kuku) kemudian ditambahkan gula pasir, aduk sampai
larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang
telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus s
menjadi kristal/granul dengan api sedang. Proses ini membutuhkan waktu
yang perlu di perhatikan yaitu jahe memiliki pati, jadi sari jahe yang sudah dibuat untuk
diendapkan terlebih dahulu dan patinya dibuang.
hangat kuku) kemudian ditambahkan gula pasir, aduk sampai
larut dan diangkat tidak perlu sampai mendidih. Setelah larut disaring kembali. Larutan yang
telah disaring dipindah pada bejana yang lebih besar dan direbus sambil diaduk terus sampai
30 menit. Hal
yang sudah dibuat untuk
II. TUJUAN
2.1 Tujuan Sentra Tanaman Obat (STO) UPT Materia Medica
2.1.1 Tujuan Umum
Membangun STO dalam skala regional dan sebagai alat dan sarana untuk
memperkenalkan dan menggalakkan budi daya serta penggunaan tanaman obat asli
Indonesia untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan perekonomian
masyarakat.
2.1.2 Tujuan Khusus
Membangun sarana untuk percontohan dan penelitian tanaman obat asli Indonesia,
menyediakan sarana pendidikan dan pelatihan di bidang obat bahan alam serta
pengembangan wisata TOGA
2.2 Fungsi STO UPT MATERIA MEDIKA
Pembangunan Sentra Tanaman Obat UPT MATERIA MEDIKA dirancang untuk dapat
berfungsi sebagai :
1. Museum dan etalase tanaman obat Indonesia, seperti tanaman obat yang hampir punah
atau langka, tanaman obat yang telah dilakukan penelitian secara ilmiah terbukti
khasiatnya
2. Sarana untuk melakukan applied research seperti penelitian budidaya tanaman obat
baik secara in-situ atau ex-situ sehingga dapat menghasilkan tanaman obat dengan
mutu, khasiat dan keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah,
penelitian budidaya tanaman obat yang terbukti kemanfaatannya dan tanaman obat
tersebut mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,
3. Tempat dan alat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang obat
bahan alam seperti pelatihan budi daya tanaman obat bagi calon pelatih di Daerah,
produsen/petani tanaman obat dan pihak lain yang berminat, pelatihan teknologi
ekstraksi, meracik, dan sebagainya,
4. Sarana dan alat dalam rangka untuk memperkenalkan, memotivasi dan menumbuhkan
minat di kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, sehingga pada tahap
selanjutnya yang bersangkutan dapat ikut secara proaktif melakukan budidaya dan
pemanfaatan tanaman obat Indonesia,
5. Penyediaan informasi mengenai tanaman obat
6. Sarana promosi dan wisata TOGA Indonesia
2.3 Tujuan Fieldtrip
Adapun tujuan dilakukannya fieldtrip TPTOA ke UPT Materia Medica Batu antara lain,
1. Untuk mengetahui dan mengenal tanaman obat asli Indonesia
2. Untuk mengetahui keragaman tanaman obat asli Indonesia
3. Untuk mengetahui manfaat dan khasiat tanaman obat asli Indonesia
4. Untuk mengetahui pengolahan simplisia
III. PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi dan Klasifikasi Tanaman Obat yang ada di Materia Medika
1. Cakar Ayam (Selaginella doederleinii)
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Selaginellales
Famili : Selaginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella doederleinii Hieron (Hutapea, 1999).
Batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya
kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal
rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di
kiri kanan batang induk sampai ke percabangannya yang menyerupai cakar ayam
dengan sisik-sisiknya (Dalimartha, 1999). Cakar Ayam mempunyai habitus terna,
merayap, sedikit tegak. Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa
pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis
sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora 28 berupa
sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari
batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).
S. doederleinii Hieron. tumbuh liar di tepi-tepi sungai, batu-batuan basah
dan di dinding tebing yang basah, dari ketinggian 400-750 meter diatas permukaan
laut (Hutapea, 1999).
2. Kesumba Keling (Bixa orellana L.)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Bixaceae
Genus : Bixa
Spesies : Bixa orellana L.
Tumbuhan kesumba keling perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 2-8
m. Daun tunggal bertangkai panjang dan besar. Helaian daun berbentuk bulat telur.
Ujung runcing pangkal rata berbentuk jantung tepi rata. Pertulangan menyirip
panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm berwarna hijau dan berbintik merah. Berbunga
majemuk berwarna merah muda atau putih diameter 4-6 cm. Buah seperti rambutan,
tertutup rambut singkat, berwarna hijau saat muda dan merah tua setelah masak,
pipih, panjang 2-4 cm berisi biji kecil berwarna merah.
Tumbuhan ini dapat hidup dengan baik di tempat-tempat yang terbuka dan
terkena sinar matahari secara langsung. Kesumba keling berasal dari Amerika tropis
tumbuhan ini banyak ditanam di tepi jalan, pagar dan tumbuh liar di hutan dari
ketinggian 11.200 m di atas permukaan laut. (Dalimartha, 1999).
3. Andong Merah (Cordyline fruticosa)
Tumbuhan Andong memiliki sistematika sebagai berikut (Depkes, 2001):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Cordyline
Jenis : Cordyline fruticosa Goepp
Tanaman andong merah termasuk perdu tegak dengan tinggi 2-4 m, jarang
bercabang, batang bulat, keras, bekas daun rontok berbentuk cincin. Daun tunggal
dengan warna hijau ada juga yang berwarna merah kecoklatan. Letak daun tersebar
pada batang, terutama berkumpul di ujung batang. Helaian dan panjang berbentuk
lanset dengan panjang 2060 cm dan lebar 5-13 cm. Ujung dan pangkalnya
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip dan tangkai daunnya berbentuk talang.
(Dalimartha,1999).
Tanaman andong biasa di tanam sebagai tanaman hias di pekarangan,
taman atau kuburan, dipakai sebagai tanaman pagar atau pembatas di perkebunan
teh. Andong berasal dari Asia Timur dan biasa di temukan dari dataran rendah
sampai ketinggian 1.900 m dpl (Dalimartha, 2006).
4. Rumput Putih (Chlorophytum comosum)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Bromeliales
Suku : Liliaceae
Marga : Chlorophytum
Jenis : Chlorophytum comosum Goepp
Tanaman ini mudah ditanam, mudah tumbuh. Itulah kesan orang terhadap
tanaman lily paris/ rumput putih. Makanya, ia cukup populer. Tanaman ini memiliki
akar lunak yang "nongol" keluar memanjang. Bentuk akar mirip kawat, di ujungnya
keluar "tanaman kecil" menyerupai induknya. Pada suatu saat, pada tanaman kecil
itu muncul bunga kecil-kecil berwarna putih. Bila akar menyentuh tanah, maka ia
akan tumbuh menjadi tanaman baru. Namun, bila akar yang menggantung itu tidak
menyentuh tanah, ia akan tumbuh memanjang lagi. Lalu, lagi-lagi akan muncul
"tanaman kecil" baru. Demikian seterusnya, akar itu sambung-menyambung hingga
panjangnya mencapai 30 cm.
Penampilan akar-akar yang memanjang tersebut mirip laba-laba yang
berayun di benangnya. Itulah sebabnya, lily paris juga dikenal dengan nama
"tanaman laba-laba" atau spider plant. Tanaman lily paris (Chlorophytum comosum)
termasuk keluarga Liliaceae. Sebagaimana tanaman rumput-rumputan lain, lily
paris memiliki daun melengkung mirip pita. Panjangnya bervariasi antara 10 - 40
cm, dengan lebar 1,5 - 2,5 cm. (Plantamor
1
, 2014)
5. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii
Tanaman herbal kayu manis ini, ketinggiannya bisa mencapai 15 m, dan
diameter batangnya mencapai 30 cm. Tanaman ini bisa tumbuh didaerah antara
1000 hingga 1500 meter diatas permukaan laut. Tanaman herbal ini bisa ditemukan
dihutan, dan biasanya daunnya rimbun. Tanaman ini banyak digunakan untuk
menambah citarasa suatu masakan dan juga menambah aroma suatu makanan, dan
juga sebagai bahan yabg diguna. Kayu manis ini termasuk golongan pohon
penghasil rempah-rempah. Tanaman kayu manis ini termasuk bumbu tertua, bahkan
sudah digunakan oleh bangsa mesir kuno sekitar 5000 tahun yang lalu. Kayu manis
ini secara tradisional juga digunakan sebagai ramuan obat herbal,dengan ditambah
madu misalnya untuk pengobatan radang sendi, Jantung, sakit kulit dan bisa
digunakan juga bagi yang menderita perut kembung. (Anonymous
1
, 2014)
6. Kicongcorang (Desmodium triquetrum)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Desmodium
Spesies : Desmodium triquetrum DC.
Ki congcorang dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.500 m dpl,
tumbuh liar di tempat terbuka dengan cahay matahari yang cukup atau sedikit
naungan, serta tidak begitu kering. Perdu menahun, tumbuh tegak atau menanjak,
tinggi 0,5 3 m, dengan kaki yang berkayu. Batang bulat, beruas, permukaan kasar,
percabangan simpodial, diameter 2 cm, cokelat. Daun tunggal, berseling, berdaun
penumpu, tangkai daun bersayaplebar. Helaian daun lanset, ujung meruncing,
pangkal rata, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 1,5-2 cm,
masih muda cokelat, setelah tua hijau. Bunga majemuk, malai, keluar dari ujung
batang, mahkota berbentuk kupu-kupu warnanya putih keunguan, berambut
halus,pagkal berlekatan. Buah polong, panjang 2,5-3,5 cm, lebar 4-6 mm, berambut,
berisi 4-8 biji, masih muda hijau, setelah tua cokelat. Biji kecil, bentuk ginjal,
warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji. (Anonymous
2
, 2014)
7. Daun Dolar (Ficus pumila)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus pumila L.
Tanaman dolar memiliki keindahan pada daunnya yang tebal, berwarna
hijau tua dengan permukaan yang mengkilap. Daun tumbuh sejajar di sepanjang
batangnya, berbentuk simetris dan mengandung banyak air. Selain keindahan pada
daun tanaman dolar juga memiliki keindahan lain yakni berupa pangkal batangnya
yang dapat tumbuh membesar sehingga membentuk bonggol yang unik dan terlihat
kokoh.
Habitus semak, epifit, panjang 2-5 m. Batang merayap atau memanjat
berkayu, bulat, bercabang banyak, coklat. Daun tunggal, berseling, lonjong, tepi
rata, ujung runcing, pangkal runcing, panjang 5-15 cm, lebar 2-7 cm, pertulangan
menyirip, permukaan kasar, hijau. Bunga tunggal, berumah satu, bunga betina
terletak di bawah, duduk di atas bakal buah, bunga jantan terletak di atas, putih.
Buah bentuk gasing, garis tengah 2,5-6 cm, hijau. Biji bulat, kecil, coklat. Akar
serabut, tersebar di batang, coklat. (Anonymous
3
, 2014)
8. Zodia (Evodia suaveolens)
Untuk klasifikasi tanaman Zodia menurut sistem klasifikasi dari Cronquist (1981)
adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Clas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Evodia
Spesies : Evodia suaveolens Scheff
Tanaman perdu ini berasal dari famili Rutaceae, sehingga mampu
mencapai ketinggian 2 meter. Tinggi tanaman 0,3-2 m dan mempunyai bentuk daun
runcing (lancet), tepi daun bergelombang (undulate) dan runcing (acutus) pada
ujung dan pangkal daun (Backer, 1911). Panjang daun dewasa 20-30 cm. Daunnya
cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan
mata yang memandang (Harjanto, 2004).
Bunga pada tanaman Zodia bersifat hermafrodit dan mempunyai warna
putih agak kekuning-kuningan. Dan bungainilah yang memancarkan aroma harum
yang dibenci nyamuk. Di Jawa seringkali tanaman ini digunakan sebagai tanaman
hias di kebun atau di taman. Karena bentuk Zodia cukup menarik inilah sehingga
banyak digunakan sebagai tanaman hias (Dinata, 2005).
Zodia berasal dari Papua, namun saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau
Jawa. Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400-1.000 m dpl (Dinata, 2005).
9. Remek Daging (Excoecaria cochinchinensis)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Excoecaria
Spesies : Excoecaria cochinchinensis Lour.
Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi 0,5 - 1,5 m. Akar
tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, percabangan banyak, ke atas atau
mendatar. Daun tunggal, bertangkai, tersusun berhadapan, warna atas hijau tua -
bawah merah gelap, bentuk jorong hingga lanset, panjang 4 - 15 cm, lebar 1,5 - 4
cm, helaian daun tipis tegar, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,
pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas mengkilat, permukaan bawah
halus, tidak pernah meluruh Bunga tunggal, muncul di sebelah ketiak daun,
mahkota berwarna putih Buah bulat, panjang +/- 1 cm, warna merah, terdiri dari
tiga keping yang menyatu Perbanyaan Generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek
batang). (Plantamor
2
, 2014)
10. Kesemek (Diospyros kaki)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Ebenaceae
Genus : Diospyros
Spesies : Diospyros kaki
Pohon kesemek berukuran kecil sampai sedang, 15 m atau kurang, dioesis
(dioecious, berumah dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan
bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan daun.
Daun dalam dua deret, tersusun berseling, bertangkai pendek lk. 3 cm,
bundar, bundar telur sampai jorong, 2,5-15 5-25 cm, hijau kuning berkilap.
Bunga jantan dalam malai pendek berisi 3-5 kuntum, bunga betina soliter,
di ketiak daun, berbilangan 4. Buah buni berbentuk gepeng membulat dan bersegi
empat, hijau kekuning-kuningan sampai merah, dengan daun kelopak yang tidak
rontok.kesemek sekarang sudah sulit dijumpai atau hampir punah. (Verheij et all,
1997)
11. Ginje (Thevetia peruviana)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Thevetia
Spesies : Thevetia peruviana (Pers.) K.Schum
Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu,
beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi
bergerigi, pangkal dan ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau.
Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan.
Buah kotak, beruang dua sampai empat, diameter lebih kurang 7,5 mm, warna
cokelat kehitaman. Habitatnya tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada
daerah kering di dataran rendah sampai 900 m dpl. Bagian tanaman yang digunakan
adalah daun. Nama simplesianya Thevetiae nerifoliae Semen. (Anonymous
3
, 2014)
12. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi kurang
dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang tegak dan saling
bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan
sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna
cokelat kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang
membentuk daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun
lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun
31 cm 84 cm dan lebar 10 cm 18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43
cm 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun
agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol
yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang
tangkai 9cm 23cm dan lebar 4cm 6cm, berdaun pelindung banyak yang
panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga
berwarna putih berbulu, panjang 8mm 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung
dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang
berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang
1.25cm 2cm dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua
atau kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit. (Rukmana,
2004)
13. Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon stamineus Benth.
Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi
tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur.
Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian
ujungnya, ukuran daun panjang 1 10cm dan lebarnya 7.5mm 1.5cm, urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-
bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun
7 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu
pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 27mm, di bagian atas ditutupi oleh
bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 18mm, panjang
bibir 4.5 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih
panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk
berwarna coklat gelap, panjang 1.75 2mm. Hingga saat ini, sentra penanaman
kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa. Baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi. (Rukmana, 2004)
14. Cemara Norfolk (Araucaria heteropylla)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Coniferae
Bangsa : Araucariales
Famili : Araucariaceae
Genus : Araucaria
Spesies : Araucaria heteropylla (Salisb.) Franco.
Cemara Norfolk atau dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Araucaria
heteropylla (Salisb.) Franco., termasuk famili Araucariaceae; berasal dari kepulauan
Norfolk, New Zealand. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama Cemara
Norfolk .
Cemara Norfolk termasuk jenis tanaman pohon besar, ketinggiannya dapat
mencapai 60 meter. Pada tanaman yang muda, susunan cabang-cabang dan ranting-
rantingnya teratur rapi. Cabang-cabang dan ranting-ranting menyerupai daun,
berbentuk seperti jarum-jarum yang tumpul. Bunganya memiliki benang sari
banyak. Buahnya berbentuk runjung, buah yang sudah besar dapat berdiameter 10-
13 cm (Suryowinoto, 1997).
15. Daun Ungu (Graptophylum pictum)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophylum
Spesies : Graptophylum pictum Griff
Tumbuhan perdu, berumur menahun (perenial), tinggi +/- 2 m. Akar
tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, warna ungu kehijauan, bagian
dalam solid, permukaan licin, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak
jelas), arah cabang miring ke atas.. Daun tunggal, tersusun berhadapan (folia
oposita), warna ungu tua, panjang 15 - 25 cm, lebar 5 - 11 cm, helaian daun tipis
tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata,
pertulangan menyirip (pinnate), permukaan mengkilat (nitidus). Bunga majemuk,
muncul dari ujung batang (terminalis). Buah kotak sejati (capsula), lonjong, warna
ungu kecoklatan, bentuk biji bulat - berwarna putih. (Abidzar, 2014)
3.2 Fungsi dan Prospek Tanaman Obat dan Aroma yang ada di Materia Medika
1. Cakar Ayam
Tanaman S. doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung alkaloid,
saponin dan phytosterol (Dalimarta, 1999). Ekstrak etanolik Selaginella
doederleinii Hieron. dilaporkan mengandung lima komponen lignans yaitu (-)-
lirioresinol A, (-)-lirioresinol B, (+)-wikstromol, (-)-nortracheloside, (+)-
matairesinol. Selain itu juga mengandung dua komponen fenilpropanon yaitu 3-
hidroksi-1-(3-metoksi-4-hidroksifenil)-propan-1-on, 3-hydroksi-1-(3,5-dimetoksi-
4hidroksifenil)-propan-1-on dan empat biflavonoid yaitu amentoflavone, 7,7-di-O-
metilamentoflavone,7,4,7,4-tetra ometilamento flavone, dan hevea flavone (Lin
et al., 1994).
Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan panas dan lembab,
melancarkan aliran darah, antitoksik, antineoplasma, penghenti pendarahan
(hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu Selaginella doederleinii
Hieron juga berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang paru,
hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, pendarahan dan kanker (Dalimarta, 1999).
2. Kesumba Keling
Kandungan kimia tanaman kesumba keling, terutama batang dan daunnya
mengandung tanin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Daun dan akar
mengandung orellin, glukosida, zat samak dan damar sedangkan biji kesumba
keling mengandung tanin, steroid/terpenoid, flavonoid dan zat warna
bixin/norbixin. Kulit biji juga mengandung karotenoid yang memberi warna merah
(Dalimartha, 1999)
Daun kesumba keling digunakan untuk pengobatan yaitu sebagai disentri,
diare, bengkak air (udem), perut kembung, masuk angin, sakit kuning, perdarahan,
dan kurang nafsu makan. Kulit batang dan kulit akar digunakan untuk mengatasi
demam dan influenza. Daging buah digunakan untuk mengatasi nyeri lambung
(gastritis). Dan bubuk dari kulit biji kesumba keling digunakan untuk pengobatan
cacingan, antidote pada keracunan singkong dan jarak pagar (Jatropa curcas).
3. Andong Merah
Tanaman andong (Cordyline fruticosa. Goepp) mengandung saponin,
tannin, flavonoida, polifenol, steroida, polisakarida, kalsium oksalat dan zat besi
(Dalimartha, 2006).
Berkhasiat sebagai menghentikan perdarahan (hemostatis) dan
meghancurkan darah beku pada memar. (Dalimartha, 2006). Daun Andong
berkhasiat sebagai obat luka dan wasir (Depkes, 2001).
4. Rumput Putih
Umbi Chlorophytum comosum berkhasiat untuk penyegar badan atau digunakan
sebagai tonik penyegar badan. Untuk penyegar badan dipakai 25 gram umbi segar
Chlorophytum comosum, dicuci, ditumbuk halus lalu diperas dan disaring. Hasil
saringan diminum sekaligus.
Daun dan akar Chlorophytum comosum mengandung saponin, disamping itu
akarnya juga mengandung polifenol.
5. Kayu Manis
Tanaman kayu manis ini memiliki berbagai kandungan kimia yaitu
minyak atsiri eugenol, sinamaldehyde, tanin, kalsium oksalat, damar dan zat samak.
Selain untuk menambah citarasa masakan, juga pada pembuatan kue baik untuk
aroma maupun rasa kayu manis juga dimanfaatkan sebagai obat herbal. Adapun
pemanfaatannya diantaranya adalah sebagai berikut, pengobatan diabetes mellitus,
asam urat, maag, sakit kepala, perut kembung, masuk angin dan diare.
(Anonymous
1
, 2014)
6. Kicongcorang
Daun tumbuhan ini mengandung tannin, alkaloida hipaforin, trigonelin,
bahan penyamak, asam silikat dan K
2
O. Buahnya mengandung mengandung
saponin dan flavonoida sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida dan
tannin.
Mencegah pingsan, demam, salesma,disentri,wasir, radang amandel,
gondongan,scleroderma,lelehan nanah, radang ginjal akut, sembab, radang usus,
muntah pada kehamilan,infeksi cacing tambang, keputihan akibat trichomonas,
sakit kuning, TBC tulang dan kelenjar limfa, multiple abses. (Anonymous
2
, 2014)
7. Daun Dolar
Daun Ficus pimula mengandung flavonoida dan polifenol. Batang dan daun Ficus
pumila berkhasiat sebagai obat sakit mencret, ambeien dan pegal-pegal.
(Anonymous
3
, 2014)
8. Zodia
Menurut pendapat beberapa orang (Kardinan, 2003), tanaman ini bisa
digunakan untuk mengusir nyamuk, baik di dalam ruangan maupun di pekarangan.
Oleh masyarakat Papua, tanaman ini sudah lama digunakan sebagai penghalau
serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini juga diperkuat dari beberapa literatur
yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma yang cukup tajam yang
diduga disebabkan oleh kandungan evodiaminedan rutaecarpine sehingga tidak
disukai serangga.
Daun Zodia yang terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat
tradisional, antara lain sebagai tonik untuk menambah stamina tubuh, sementara
rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam malaria. Daun Zodia
dapat disuling untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oil)yang mengandung
bahan aktif (komponen utama) evodiaminedan rutaecarpine. Diduga, kedua bahan
aktif inilah yang membuat nyamuk tidak menyukai tanaman ini.
Menurut Kardinan (2004), daun Zodia mampu menghalau nyamuk selama
6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen. Selain efektif
mengusir nyamuk, belakangan ini para ilmuwan menemukan khasiat lain dari
Zodia, misalnya penyembuh sakit kepala, disentri dan pembunuh sel kanker.
Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.
9. Remek Daging
Sambung darah mengandung beragam senyawa kimia seperti natrium, kalsium,
flavonoid, dan polifenol. Batang tanaman mengandung saponin dan tanin.
Sementara tanin, asam silikat, tanin dan glikosida terdapat didaun. Efek farmologi
sambang darah berupa rasa kelat, astrigen, anti diare, diuretik, dan menggumpalkan
darah pada luka. Daun dan seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku obat yaitu, diare, disentri, batu ginjal, sakit kulit dan luka. (Plantamor
2
,
2014)
10. Kesemek
Kesemek yang matang berwarna antara jingga kekuningan sampai
kemerahan dan berdiameter antara 2-8 cm. Buah ini dapat dimakan langsung dalam
keadaan segar setelah diolesi dengan air kapur dan diperam, agar rasa sepatnya
hilang. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim
dan lain-lain. Buah kesemek segar mengandung 19,6% karbohidrat, terutama
fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A dan kalium.
Buah kesemek yang muda mengandung zat tanin yang dinamai tanin-kaki,
yang menimbulkan rasa sepat pada buah. Zat ini akan berkurang bersama dengan
masaknya buah. Tanin-kaki dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan
tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit
hipertensi. (Verheij et all, 1997)
11. Ginje
Kandungan kimia dari ginje antara lain, Tevetiana (alkaloid gigitalis);
Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak, yang berkhasiat untuk Tonika;
Diuretik; Anti bengkak. Dalam pengobatan Alternatif Herbal
Gagal jantung, Membunuh serangga, Radang di pinggir kuku (Paronychia),
Penurun panas, Demam berkala, Pencahar, Pendorong muntah. (Anonymous
3
,
2014)
12. Temulawak
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan
minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin.
Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik
(anti keracunan empedu).
Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah
penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative
(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat
lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan
darah.
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian
diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami
gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun
yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak
atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai
daya repellan nyamuk Aedes aegypti. (Rukmana, 2004)
13. Kumis Kucing
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-
obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang
memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai
upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun
tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing
manis, albuminuria, dan penyakit syphilis. (Rukmana, 2004)
14. Cemara Norfolk
Jenis-jenis tanaman Araucaria termasuk spesies Araucaria heterophylla
merupakan tanaman yang sering dipergunakan untuk keperluan tanaman hias. Jenis-
jenis tanaman Araucaria juga menghasilkan resin (Tjitrosoepomo, 2002). Tanaman
yang menghasilkan resin dapat dipergunakan untuk keperluhan bahan-bahan
kosmetika. Kayu-kayu tua dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tetapi jenis ini
sangat cepat terbakar sehingga bara api akan menjadi lebih cepat habis.
15. Daun Ungu
Mengandung lendir yang bermanfaat melunakkan kotoran sehingga mencegah
terjadinya sembelit. Selain itu, juga mengandung zat tanin, alkaloid, sitosterol
glikosida. Tanaman ini juga sifatnya mendinginkan. (Abidzar, 2014)
IV. PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita yang ternyata sering kita jumpai namun
kita tidak mengetahui akan manfaatnya bahkan menganggapnya hanya sebagai tanaman liar
saja. adapun beberapa tanaman obat yaitu Cakar Ayam, Kesumba Eling, Andong Merah,
Rumput Putih, Kayu Manis, Kicongcorang, Daun Dolar, Zodia, Remek Daging, Kesemek,
Ginje, Temulawak, Kumis Kucing, Cemara Norfok, Daun Ungu dan lain-lain. Disamping
untuk tanaman obat, ada beberapa tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias
karena keindahan warna dan daunnya, misalnya saja andong merah dan kumisn kucing.
Tanaman obat sudah banyak di konsumsi oleh masyarakat karena manfaatnya untuk
kesehatan dan tidak mempunyai efek samping, disamping itu naiknya obat bahan kimia.
4.2 Saran
Perlu diadakan perkenalan terhadap tanaman obat baru, sehingga masyarakat luas
dapat mengetahui manfaatnya dan tidak menganggap sebagai tanaman liar yang tidak ada
gunanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidzar, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman daun ungu.
http://islamrahmatbagialamsemesta.blogspot.com/2011/11/daun-ungu-
handeuleum.html. Diakses pada 28 April 2014
Agus, Kardinan. 2003. Zodia (Evodia suaveolens) Tanaman pengusir
Nyamuk.http://www.litbang.deptan.go.id/artikel.pdf/artikel77.pdf#search='tanaman
%20anti%20nyamuk'. Diakses pada 28 April 2014
Agus, Kardinan. 2004. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Lokal Dalam
Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik. Deptan :
Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4), 2011: 262-278
Anonymous
1
, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman kayu manis.
http://baitulherbal.com/tanaman-herbal/tanaman-herbal-indonesia-kayu-manis/.
Diakses pada 27 April 2014
Anonymous
2
, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman ki congcorang. http://hidup-
sehat.com/manfaat-daun-duduk#.U1z8_3bIksQ. Diakses pada 27 April 2014
Anonymous
3
, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman ginje.
http://aghifaris.blogspot.com/2011/03/manfaat-dan-khasiat-tanaman-hebal-
ginje.html. Diakses pada 28 April 2014
Arda, Dinata. 2005. Tanaman sebagai pengusir nyamuk. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2005/0205/17/cakrawala/penelitian01.htm. Diakses pada 28 April
2014
Backer, C.A. Bakhuizen van den Brink. 1963. Flora of Java (Spermatophytes Only). Vol. I,
Wolter-Noordhoff. NVP.. Groningen.2.
Cronquist, A.. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia
University Press. New York
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Puspa Swara.
Depkes RI. 2001. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat dan Makanan. Cetakan
Pertama. Depkes RI. Ditjen POM. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. 5- 12.
Hutapea, J.R.. 1999. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid V. Departemen Kesehatan RI dan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
Lin., Skaltsounis.. Seguin.. Tillequin.. & Koch. 1994. Phenolic Constituents of Selaginella
doederleinii. Planta Medica. 60(2). 168-170.
Plantamor
1
, 2014. Deskripsi tanaman rumput putih. http://www. plantamor.com/
index.php?plant=316 http:// www.kikil.org/forum/ Thread-lily-paris-menjuntai-
indah-di-pot-gantung. Diakses pada 27 April 2014
Plantamor
2
, 2014. Deskripsi dan klasifikasi tanaman remek daging.
http://www.plantamor.com/index.php?plant=575. Diakses pada 28 April 2014
Rukmana, R. 2004. Temu-Temuan. halaman 14. Kanisius: Yogyakarta
_______________. Kumis Kucing. Kanisius. Yogyakarta
Suryowinoto, S. M., 1997. Flora Eksotika, Tanaman Peneduh. Kanisius : Yogyakarta
Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-
buahan yang dapat dimakan. PROSEA Gramedia. Jakarta. ISBN 979-511-672-2.

Você também pode gostar