Você está na página 1de 3

Analisis Sektor Unggulan

1. Pendahuluan
Salah satu tujuan negara berkembang adalah mengusahakan dirinya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan per kapita yang pesat.
Proses pengembangan sendiri dapat dilakukan dalam beberapa cara, masing-masing
investasi pada industri yang baru akan dapat menawarkan kesempatan-kesempatan bagi
penyedia lainnya (keterkaitan ke belakang) dan menyediakan input bagi penggunaan
melalui pengguna-pengguna lainnya (keterkaitan ke depan). Keterkaitan ke depan dan ke
belakang tidaklah dicerminkan melalui harga pasar dan merupakan cerminan dari
eksternalitas, yang mana dapat menyebabkan manfaat sosial dari suatu investasi dan bukan
hanya sekedar manfaat individu atau perorangan saja. Melalui konsentrasi pada sektor-
sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang tinggi, proses
pembangunan dapat dipercepat.

2. Model Analisis
2.1 Model Input Output Leontief
Model struktur input biasanya meliputi sejumlah besar industri, kerangka kerjanya lebih
merupakan kebutuhan daripada sekedar keterkaitan. Untuk menyederhanakan
permasalahan, biasanya digunakan asumsi-asumsi berikut: (1) masing-masing industri
hanya memproduksi satu komoditi seragam; (2) masing-masing menggunakan
perbandingan input yang tetap (atau kombinasi faktor) untuk menghasilkan keluarannya;
dan (3) produksi dalam setiap industri bertujuan untuk menghasilkan tingkat pengembalian
yang konstan. Asumsi-asumsi ini tentu saja tidaklah realistik. Salah satu kelemahannya
adalah, apabila satu industri memproduksi dua komoditi yang berbeda atau menggunakan
dua kombinasi faktor yang mungkin berbeda, sehingga industri tersebut dapat dipecah lagi
kedalam dua industri yang terpisah.
Dari asumsi-asumsi tersebut dapat dilihat bahwa, untuk memproduksi masing-masing unit
sejumlah j komoditi, kebutuhan input untuk i komoditi harus merupakan jumlah tertentu,
biasanya dinyatakan dalam notasi a
ij
. Secara spesifik, produksi dari masing-masing komoditi
ke-j akan memerlukan sejumlah a
1j
dari komoditi pertama, a
2j
dari komoditi kedua , dan a
nj

dari komoditi ke-n. Notasi a
ij
dikenal sebagai koefisien input.
Untuk perekonomian dengan n industri, koefisien input tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk matriks A = [a
ij
] seperti diperlihatkan pada Tabel 2-1, dimana masing-masing kolom
menyatakan kebutuhan input untuk menghasilkan satu unit output dari industri tertentu.
Apabila tidak terdapat industri yang menggunakan produksinya sendiri sebagai input maka
komponen diagonal dari matriks tersebut adalah sama dengan noi.



Tabel 2-1. Matriks Koefisien Input
Input
Output
I II III N
I a
11
a
12
a
13
a
1n

II a
21
a
22
a
23
a
2n

III a
31
a
32
a
33
a
3n

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N a
n1
a
n2
a
n3
a
nn

2.1.1 Model Terbuka


Apabila disamping n sektor industri, model yang digunakan juga mengandung suatu sektor
lain (misalkan rumah tangga) yang secara eksogen menentukan permintaan akhir untuk
produk dari masing-masing industri dan yang mana menyediakan input primer (tenaga kerja)
tidak dihasilkan melalui n industri itu sendiri, model tersebut merupakan suatu model
terbuka.
Adanya sektor terbuka ini, jumlah elemen-elemen di masing-masing kolom dari matriks
koefisien input A (atau matriks input A) akan bernilai lebih kecil daripada 1. Masing-masing
kolom menjumlahkan biaya input parsial (tidak termasuk biaya dari input primer) yang terjadi
dalam menghasilkan nilai rupiah dari beberapa komoditi. Secara simbolik, dapat dinyatakan
sebagai berikut:

2.1.2 Model Tertutup

Gambar 2-1. Hubungan kausalitas antar variabel










2.2 Keterkaitan ke Depan dan Belakang
2.2.1 Keterkaitan ke Belakang

Efek dari keterkaitan ke belakang digunakan untuk mencari ketergantungan satu sektor
terhadap sektor lainnya terhadap adanya sediaan dari input. Parameter ini mengukur
perluasan dimana satu industri menggunakan output dari industri. Hal ini berarti bahwa
untuk sektor dengan keterkaitan ke belakang yang tinggi, dengan adanya peningkatan
output dari industri tertentu merupakan suatu rangsangan yang kuat bagi kinerja operasional
industri lainnya yang akan meningkatkan output dari sektor industri tersebut. Mengukur
besarnya keterkaitan langsung ke belakang dari matriks koefisien Input, A, merupakan
jumlah dari elemen-elemen kolom.

Você também pode gostar