Você está na página 1de 11

ABLASIO RETINA

PENDAHULUAN
Ablasio retina adalah lepasnya lapisan sensorik retina dari lapisan retinal
pigment epithelium ( RPE ). Lapisan sensorik retina adalah derivat dari lapisan
dalam optic cup, sedangkan RPE adalah derivat dari lapisan luar optic cup,
membentuk suatu rongga potensial yang mudah terpisah dan terisi oleh cairan sub
retina.
(1,19,!
Ablasio retina termasuk kasus kedaruratan mata yang harus ditangani
segera. Pertama kali ditemukan pada a"al 1#$$ % oleh de &aint'(ves, diagnosis
klinis baru bisa ditegakkan se)ak ditemukannya o*talmoskop oleh +elmholt, pada
tahun 1-.1. &ampai tahun 19$ semua penderita Ablasio Retina mengalami
kebutaan karena tidak adanya penanganan kasus ini oleh para ahli sampai
akhirnya /ules 0onin menemukan tehnik pengobatan pertama untuk mengatasi
penyakit ini di Lausanne, &"it,erland. 1e"asa ini pengobatan terhadap Ablasio
Retina telah berkembang dengan pesat seperti, scleral buckling, intravitreal gas,
vitreltomi, sehingga visus penderita dapat dipertahankan.
(1#,12!
Ablasio retina adalah suatu topik yang luas, untuk memudahkan
pemeriksaan klinik dan pengobatan perlu pembagian yang )elas dari ablasio retina,
3lasi*ikasi yang sering dipakai adalah ablasio retina regmatogenosa yang ditandai
dengan pemutusan total (full-thickness) dari retina sensorik yang diikuti
mengalirnya korpus vitreum cair melalui de*ek retina sensorik ke dalam ruang sub
retina. 4ipe berikutnya adalah ablasio retina serosa. Ablasio ini adalah hasil dari
penimbunan cairan diba"ah retina sensorik yang terutama disebabkan oleh
penyakit RPE dan 3oroid. Pelepasan retina )enis ini berkaitan dengan penyakit
peradangan, tumor. 4ipe lainnya adalah ablasio retina akibat traksi terutama
disebabkan oleh retinopati diabetes proliperati*, vitreoretinopati proliperati* dan
trauma pada mata.
(2,12,1!
5nsiden Ablasio Retina di Amerika &erikat lebih kurang satu dalam lima
belas ribu dengan prevalensi $,2 6. 7mur yang terbanyak menderita Ablasio
Retina adalah 8$ sampai #$ tahun dan lebih sering ter)adi pada pria dari pada
"anita, hal ini mungkin disebabkan seringnya pria mendapat trauma dibanding
1
"anita. Pada keadaan tertentu ablasio retina sering menyerang kedua mata
terutama pada mata a*akia, insiden penyakit ini relati* tinggi pada etnik yahudi
dan relati* rendah pada orang kulit hitam, akan tetapi penyebabnya belum
diketahui.
(9,12,18!
9aktor resiko tersering yang berhubungan dengan Ablasio Retina adalah
myopia, a*akia, pseodo*akia dan trauma, kira'kira 8$6 disamping adanya
kelainan ba"aan penyakit degenerati* maupun penyakit metabolik lainnya
(underlying diseases!. .$ 6 pasien ablasio retina adalah myopia tinggi (lebih dari
: dioptri!, 2$6 sampai 8$ 6 mengalami operasi katarak sebelumnya atau setelah
vitrektomi karena tertinggalnya lensa setelah *akoemulsi*ikasi (86!. 1$ sampai $
6 pernah mendapat trauma mata langsung. 4ingginya kasus Ablasio Retina pada
orang muda berhubungan dengan meningkatnya trauma akibat olah raga (tin)u dan
bungee jumping! akan tetapi hal ini belum bisa dibuktikan secara epidemiologik.
(2,12,18,$!
ANATOMI DAN HISTOLOGI RETINA.
Retina merupakan selembar tipis )aringan syara* yang semi transparan dan
terdiri atas beberapa lapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga belakang bola
mata. Lapisan'lapisan retina mulai dari sisi dalam sampai keluar seperti terlihat
pada skema berikut ini.
(1,1.!
&ecara embrional epitel pigmen retina dan neurosensorik retina sama'sama
berasal dari derivat tabung optik. Lapisan sebelah dalam dari tabung optik akan
berubah men)adi neurosensorik retina sedangkan lapisan sebelah luar tabung optik
akan berubah men)adi epitel pigmen retina.
(1,:.1.!
1engan berkembangnya mata rongga embrional antara lapisan sebelah
dalam dan lapisan sebelah luar ini akan menutup sehingga epitel pigmen retina
menempel pada neurosensorik retina. Pada keadaan tertentu rongga embrional ini
dapat terbuka kembali seperti yang ter)adi pada ablasio retina.
(1,:.1.!
&elain melekat pada neurosensori retina epitel pigmen )uga melekat pada
koriokapilaris dimana lamina basalis keduanya akan membentuk membrane
bruch.
(1!

Perlekatan epitel pigmen retina ini disebabkan oleh berbagai *aktor


diantaranya mukopolisakarida yang dihasilkan epitel pigmen, adanya tekanan oleh
cairan intra okuler, atau pengaruh vitreus yang bertindak sebagai tampon.
(1,:!
PATOGENESIS ABLASIO RETINA
Pada ablasio retina ter)adi pemisahan retina sensorik yaitu lapisan
*otoreseptor dengan lapisan epitel pigmen retina diba"ahnya. 4erdapat tiga )enis
utama ablasio retina yang masing'masing mempunyai patogenesis yang berbeda
yaitu ;
(-,11,1,18,1#,,.!
Ablasio Retina Regmatogenosa
<entuk tersering dari ketiga )enis ablasio retina dengan karakteristik
pemutusan total (*ull'thickness! berbentuk tapal kuda lubang atropi bundar atau
robekan sirkum*erensial anterior (dialisis retina!. <erasal dari bahasa (unani
=regma> yang berarti robek. Robekan retina pada ablasio retina )enis ini
disebabkan pengaruh antara traksi antara vitreo retina dan retina peri*er yang
dipredisposisi oleh *aktor degenerasi.
Predisposisi degenerasi retina peri*er ;
1. Lattice degeneration
1itemukan pada 8$6 penderita ablasio retina dengan myopia tinggi usia
muda , sinroma mar*an, stickies synd, Ehlers!anlos synd yang semuanya
merupakan *aktor resiko ter)adinya ablasio retina
. "nail track degeneration
2. 1egenerasi retinoskisis
#. $hite%ithout pressure
1inamika traksi vitreoretina yang ter)adi berupa sinkisis li&ue'action dari vitreus
gel. <eberapa mata dengan sinkisis berkembang men)adi lubang pada bagian tipis
kortek posterior yang menutupi *ovea. ?airan sinkisis berasal tengah vitreous
yang le"at melalui de*ek menu)u ruang retrohyaloid yang baru terbentuk. Proses
ini menyebabkan tertariknya vitreus posterior dan membrana limitan interna retina
se)auh batas posterior vitreous base. &isa vitreus gel mengendap ke ba"ah dan
ruangan retrohyaloid akan diisi sepenuhnya oleh cairan sinkitik.
2
Ablasio Retina Traksi
Ablasio retina akibat traksi adalah )enis tersering kedua yang terutama disebabkan
oleh beberapa kelainan seperti
Retinopati diabetik proli*erati*
Retinopati prematuriti
4rauma tembus segmen posterior
3elainan diatas menyebabkan adanya gaya'gaya traksi yang secara akti* menarik
retina sensorik men)auhi epitel pigmen diba"hnya disebabkan oleh adanya
membran vitreosa, epiretina atau subretina yang terdiri dari *ibroblas sel glia atau
sel epitel pigmen retina. 4raksi ini menyebabkan terlepasnya lapisan sensorik
retina dengan RPE. Pada a"alnya pelepasan mungkin terbatas di sepan)ang
arkade'arkade vaskular, tetapi dapat ter)adi perkembangan sehingga kelainan
melibatkan retina mid peri*er dan macula
Ablasio retinoati eks!"ati#
Ablasio retina eksudati* paling )arang ter)adi dibandingkan Ablasio Retina
4raksi dan regmatogenosa. Penyebabnya adalah gangguan pada pigmen epitel
retina sehingga cairan dari koroid masuk ke dalam ruang sub retina. Ablasio )enis
ini dapat ter)adi "alaupun tidak ada pemutusan retina atau traksi vitreo retina. +al
ini disebabkan berbagai keadaan seperti tumor koroid (melanoma, haemangioma!
dan metastasenya, in*lamasi intraokuler seperti penyakit +arada dan &kleritis
posterior, iatrogenik termasuk operasi pada ablasio retina sebelumnya,
*otokoagulasi pan retinal. @eovaskuler subretinal yang berhubungan dengan
retinal telangiektasi dan neovaskuler koroid bisa )uga menyebabkan kelainan pada
RPE.
GE$ALA %LINIS.
3eluhan yang klasik dan sering dilaporkan adalah photopsia dan *loaters
sebesar :$ 6 setelah beberapa saat penderita mengeluh kehilangan lapang
pandangan peri*er kemudian berlan)ut men)adi kehilangan penglihatan sentral.
(9,12,1,,2,8!
1. Photopsia.
8
Adalah; sensasi sub)ekti* yang dikeluhkan penderita sebagai kilatan
cahaya, hal ini disebabkan oleh tarikan pada vitreo retina di daerah peri*er.
. 9loaters.
Adalah ; 0erakan kekeruhan vitreous yang memberikan bayangan pada
retina, ada tiga bentuk *loaters yang sering di)umpai yakni ;
a. Lingkaran besar ( Weiss ring )
b. (ob%ebs
c. <intik'bintik kecil.
2. 1e*ek Lapang Pandangan.
+ilangnya lapangan pandang disebabkan oleh; menyebarnya cairan sub
retina ke daerah ekuator, de*ek ini kadang menghilang pada saat bangun
pagi dan timbul lagi sesudah beker)a atau )alan pada siang hari
8. Penurunan visus
Pada pasien ablasio yang belum mengenai makula visus pasien bisa
normal. Akan tetapi lama kelamaan akan mengalami penurunan sampai
akhirnya visus menurun total (A! pada ablasio retina total.
.. %etamor*opsia.
Adalah ter)adinnya distorsi bergelombang dari ob)ek yang dilihat pasien,
yang ter)adi apabila Ablasio Retina sudah mengenai makula.
Diagnosis
1iagnosis ablasio retina bisa ditegakkan dengan anamnesis yang baik
mengenai keluhan pasien, per)alanan penyakit, *aktor'*aktor pencetus penyakit
diikuti pemeriksaan mata mulai dari visus , lapangan pandangan, pemerilsaan
"arna, pemeriksaan segmen depan mata, segmen belakang mata dengan
o*talmoskop dan pemeriksaan penun)ang lainnya seperti laboratorium, radiologis,
imaging dll.
Anamnesis
&ebagian besar pasien datang dengan keluhan melihat bayangan berupa
photopsi, *loater pada a"al penyakit, diikuti dengan penyempitan lapangan
pandangan peri*er kemudian bila proses berlan)ut pasien akan kehilangan
lapangan penglihatan sentral. Pada pasien ablasio retina regmatogenosa perlu pula
.
ditanyakan adanya ri"ayat operasi mata seperti ektraksi katarak, a*akia, myopia,
trauma tumpul dll. 3elainan sistemik pada pasien berupa hipertensi berat,
eklampsia, atau gagal gin)al sering ter)adi pada pasien dengan ablasio retina
eksudati*a. 1iabetes mellitus, retinopati prematuritas dan trauma tembus perlu
)uga dicari pada ablasio retina traksional.
(12,.!
Pemeriksaan &is!s ata! ta'am engli(atan
Pada pasien ablasio retina tanpa kelainan makula penglihatan sentral
pasien tidak terganggu sehingga visus pasien bisa normal.
(12,.!
Pemeriksaan laangan an"ang
3elainan pada lapangan pandangan bisa ter)adi pada ablasio yang telah
lan)ut. Pemeriksaan ini bisa )uga mendeteksi lokasi dari ablasio retina. Apabila
ablasio retina ter)adi pada posterior ekuator bisanya keluhan penyempitan pada
lapangan pandangan belum ditemukan sampai ter)adi de*ek pada kutup posterior
dan makula. Ablasio retina yang ter)adi pada bagian anterior retina tidak bisa
ditentukan dengan pemeriksaan lapangan pandangan. Pasien dengan de*ek
lapangan pandangan pada bagian superior menandakan ablasio pada bagian
in*erior retina, akan tetapi pemeriksaan ini lebih bermakna menentukan diagnosis
dan lokasi ablasio pada kelainan yang sudah lan)ut
.(12,,2,8!
Pemeriksaan segmen "ean mata
Pemeriksaan ini dimulai dengan inspeksi mata pasien apakah ada tanda'
tanda trauma pada segmen depan mata yang bisa di)adikan petun)uk adanya
kemungkinan kelainan yang berhubungan dengan trauma yamg mencetuskan
ablasio retina. Pemeriksaan selan)utnya dapat digunakan slit lamp. &egmen depan
mata biasanya normal biasanya normal. Pemeriksaan tekanan intra okuler
menurun pada ablasio retina regmatogenosa, normal pada ablasio retina traksional
dan bervariasi pada ablasio retina eksudativa.
(12,,8!
Pemeriksaan a"a segmen osterior mata
3elainan pada segmen posterior berupa kelainan vitreus dan retina dapat
dilakukan dengan menggunakan o*talmoskop direk atau o*talmoskop indirek,
4hree mirror dll.
3elainan yang bisa ditemukan pada vitreous berupa ;
(12,,8!
:
4obacco dust atau sha*er sign yaitu sel berpigmen pada vitreus. 4anda ini
patognomonis ter)adi pada sebagian besar kasus robekan retina tanpa
adanya ri"ayat operasi.
%embrane pada vitreus terutama pada proli'erati' vitreoretinopathy
1arah didalam vitreous terutama di dalam ruangan retrohyaloid.
3elainan yang ditemukan pada retina berupa ;
Robekan retina bisa berbentuk tapal kuda bila terdapat pada segmen
superior temporal, dan superior nasal. Lobang pada retina (hole! sering
ditemukan pada kelainan pada segmen superior temporal dan segmen
in*erior nasal
3on*igurasi retina biasanya berbentuk konveks (mencembung!, retina
yang lepas ber"arna keabu'abuan, pucat, keruh, serta kehilangan
bayangan kon*igurasi pembuluh darah koroid. Pembuluh darah retina
sendiri ber"arna lebih gelap dibanding retina yang normal sehingga
perbedaan arteri dan vena tidak terlalu kontras, permukaan retina kasar
seperti kulit )eruk (an orange'peel appearance!.
Perpindahan cairan sub retinal terutama dengan perubahan posisi kepala
%obilitas retina biasanya bergerak bebas,undulasi (B! kecuali bila sudah
ter)adi PCR
%acular pseudohole berupa keadaan yang ter)adi akibat tipisnya retina
pada *ovea dimana polus posterior retina terlepas.
0e)ala klinis ablasio yang sudah lama
(!
Retina men)adi tipis
4erbentuk garis demarkasi sub retinal
4er)adi PCR
PEMERI%SAAN PENUN$ANG LAINN)A
Amsler gri"
Pada pemeriksaan amsler grid bisa ditemukan makropsia, mikropsia
ataupun metamor*opsia akan membantu kita dalam menentukan ablasio retina
yang sudah sampai ke makula.
(.,12!
Pemeriksaan laboratori!m
#
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menentukan penyakit yang
bisa menyebabkan ablasio retina (underlying diseases! seperti hemoglobin dan
slide darah tepi pada pasien dengan anemia sel sabit, pemeriksaan gula darah
serologis, protein urin dll.
(.,#,12!
Pemeriksaan ra"iologis
Pemeriksaan radilogis sepert rontgen *oto orbita, ?4 &can, %R5 tidak
mutlak dibutuhkan pada ablasio retina tetapi bisa digunakan untuk membedakan
ablasio retina dengan de*ek pada retina yang disebabkan oleh benda asing atau
tumor. Atau menentukan kelainan radiologis pada underlying diseases. &eperti
rontgen ekstremitas pada beberapa kelainan ba"aan yang bisa menyebabkan
ablasio retina. Pemeriksaan radiologis lainnya yang sering digunakan adalah
ultrasonogra*i (7&0!. Apabila retina tidak bisa dilihat karena adanya de*ek pada
kornea seperti sikatrik, kekeruhan pada lensa (katarak! ataupun kekeruhan pada
vitreus akibat adanya sel'sel radang ataupun membran(uveitis! dan perdarahan
vitreus maka 7&0 bisa membantu kita dalam menentukan adanya ablasio retina,
)enis ablasio dan *aktor'*aktor yang menyebabkan timbulnya ablasio retina serosa
seperti tumor pada koroid, sub retinal tumor ataupun perdarahan koroid.
(.,#,12!
Ada beberapi )enis operasi yang sering dilakukan pada ablasio retina yaitu ;
(:,1$,12,1:,1,.!

1. "cleral )uckling
Ada macam scleral buckle yaitu ;
1. inplan dimana material ditempatkan di dalam sklera sehingga
membentuk ton)olan (identasi! sklera ke arah dalam (buckle!.
. Eksplan dimana material di)ahitkan langsung pada sklera.
. 1rainase ?airan sub retinal
?airan subretina yang mendorong retina sehingga terpisah dari
dasarnya akan diabsorbsi oleh karena e*ek transpor akti* dari pigmen epitel
dan perbedaan tekanan osmotik antara koroid dan celah subretina.
2. 5n)eksi intravitreal dapat dilakukan dengan;
a. 7dara
-
5n)eksi intravitreal dapat dilakukan dengan gas &9: biasanya pada
ablasio retina dengan robekan retina di sebelah posterior, robekan
berbentuk mulut ikan, 0iant retinal tears, makular hole, lipatan
retinal yang radier hipotoni dll.
b. <alanced &alt &olution (<<&!, Ringer Laktat (RL!
5n)eksi intravitreal dengan <<& atau RL dapat dilakukan pada
ablasio retina dengan lipatan yang radier atau pada mata dengan
tekanan intra okuler yang rendah.
c. silikon
5n)eksi intravitreal dengan silikon dapat dilakukan pada Ablasio
retina dengan robekan yang sangat besar, lubang pada makula dan
PCR 1.
8. Citrektomi
Citrektomi adalah suatu prosedur operasi mikro yang dilakukan dengan
cara memotong vitreus dan melakukan penghisapan serta pemasukkan
cairan ke dalam intraokuler serta memanipulasi intraokuler lainnya.
4indakan ini biasanya dilakukan pada ablasio retina karena tarikan, ablasio
retina dengan PCR stadium 1 dan robekan retina yang lebar.
Post operati* mana)emen
%obilisasi pasien secepat mungkin seperti menyisir rambut sendiri,
mandi, bercukur akan tetapi apabila operasi dilakukan dengan
memasukkan gas atau udara ke dalam vitreus maka pasien harus tirah
baring total.
Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometer aplanasi karena bila
operasi yang digunakan skleral buckling maka rigiditas sclera akan
menurun.
Atropin 16 diberikan kali sehari
Antibiotik'kortikosteroid 2 kali sehari
Analgesik diberikan sesuai dengan ambang nyeri pasien. Ada yang
membutuhkan analgetik oral dosis rendah rendah, tinggi, bahkan
pemberian intramuscular.
9
Pasien dipulangkan setelah 2 atau 8 hari post operati* dan disuruh kontrol
kembali setelah 1 minggu.
(,11,12!
DI**ERENSIAL DIAGNOSIS
<eberapa kelainan pada retina ataupun bagian mata lainnya yang menyerupai
ablasio retina adalah ;
(1,,:,!
1. Retinoskisis
Retinoskisis dapat dibedakan dari ablasio retina dengan membandingkan
permukaannya yang rata, biasanya tidak ditemukan perdarahan atau
pigmen di dalam vitreus, selalu muncul dengan skotoma, <iasanya
mengalami perbaikan dengan *otokoagulasi, tidak ada pergerakan cairan
seperti pada ablasio retina.
. 4umor koroid
4umor koroid disini termasuk melanoma malignan koroid, metastasis
tumor ganas dari tempat lain, atau hemangioma koroid. A*talmoskop direk
sukar membedakan dengan ablasio karena adanya elevasi dari
neurosensorik dan epitel pigmen retina. Akan tetapi dengan pemeriksaan
lebih lan)ut seperti ultrasonogra*i o*talmoskop indirek akan terlihat massa
dalam koroid, tidak ditemukan robekan retina.
2. Ablasio koroid
&ering ter)adi setelah operasi katarak. <erbeda dengan ablasio retina cairan
pada ablasio koroid ini terus ke anterior mele"ati ora serata sehingga pars
plana dan ora serata terlihat lebih )elas dari biasanya.
8. perdarahan retrohyaloid massi*
<iasanya terdapat pada pasien diabetes mellitus dimana darah akan masuk
ke dalam rongga retrohyaloid membentuk membrane bullosa ber"arna
merah sehingga menyerupai retina akan tetapi bila dilihat lebih lan)ut akan
terlihat membran ini tidak mempunyai pembuluh darah seperti halnya
retina.
*. "ubretinal (ysticerus
Pada subretinal cysticerus terlihat retina ber"arna abu'abu, dengan cairan
dalam kista yang menyerupai cairan subretinal akan tetapi di dalam cairan
ini bisa terlihat parasit penyebabnya.
1$
:. Aklusi Retina sentralis
Pada *unduskopi terlihat retina sangat pucat, putih sehingga menyerupai
ablasio yang ber"arna abu'abu, Perlu dicari tanda lain yang tidak terdapat
pada ablasio retina seperti cattle track appearance atau cherry red spot.
PROGNOSIS
1engan berbagai tehnik yang ada 9$'9.6 ablasio retina dapat diperbaiki
tergantung dari tipe ablasio retinanya, lama ter)adinya ablasio dan keterlibatan
makula;
(,1$,12!
Prognosis baik ( mendekati 1$$6! pada ;
Ablasio retina sirkum*erensial, llobang,
Ablasio retina dengan demarcation line
Ablasio retina dengan cairan subretinal yang minimal
Prognosis agak buruk (antara -.'9.6!
Ablasio retina karena a*akia
Ablasio retina totalis, ablasio retina yang berhubungan dengan epitel
non pigmen di pars plana.
Prognosis buruk (antara 2$'.$6!
Ablasio retina disertai ablasio koroid
Ablasio retina dengan robekan lebih dari 1-$
o
Ablasio retina dengan proli*erasi periretinal yang massive
11

Você também pode gostar