Você está na página 1de 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menometroragia adalah suatu penyakit yang sering ditemukan pada wanita-wanita
usia subur dan menjelang menopause. Menometrorhagia ini bisa disebabkan oleh
penyebab organik yaitu adanya kelainan pada organ reproduksi. Selain itu juga
disebabkan oleh perdarahan disfungsional mengingat akibat perdarahan ini sangat bisa
membahayakan bagi nyawa pasien, maka diperlukan penanganan dan pengobatan yang
cepat dan tepat agar tidak lebih membahayakan bagi pasien. (Irwanto, 2010).
Menometrorrhagia merupakan perdarahan uterus yang berlebihan yang terjadi pada
dan diantara siklus haid. Ini disebut juga dengan perdarahan disfungsional.
Menometrorrhagia banyak sekali terjadi pada wanita dalam masa pubertas dan masa
menjelang menopause. Beberapa penyebab pada perdarahan ini antara lain karena
kelainan anatomis rahim (seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya siklus
anovulatoir (ditandai dengan siklus haid yang memanjang), dan karena
ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus haid. (Safitri, 2009).
Penanganan pada menotroragia antara lain dengan memberikan estrogen dalam
dosisi tinggi atau progesteron jika terjadi pada masa pra pubertas. Sebagai tindakan pada
wanita dengan perdarahan disfungsional terus menerus ialah hisrerektomi. (Dwilda,
2011).

B. RUMUSAN MASALAH
Di dalam kajian makalah ini tentunya penulis menyajikan masalah seputar Asuhan
Keperawatan Menometroragia diantaranya :
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi


2

C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Secara Teoritis Menometroragia
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian pada klien dengan Menometroragia
b. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa pada klien dengan Menometroragia
c. Mahasiswa mampu mengetahui intervensi pada klien dengan Menometroragia
d. Mahasiswa mampu mengetahui implemnetasi pada klien dengan Menometroragia
e. Mahasiswa mampu mengetahui evaluasi keperawatan pada klien dengan Menometroragia




3

BAB II
PEMBAHASAN

I. SKENARIO II

Perdarahan Nn. Anabel

Jubaidah, seorang mahasiswa profesi keperawatan yang bertugas di poliklinik
kebidanan ditugaskan oleh perawat senior untuk menganamnesis dan membuat asuhan
keperawatan pada seorang pasien, Nn. Anabel (i6 tahun). Nn. Anabel mengatakan sudah
64 hari mensnya tidak berhenti-henti, darah yang keluar banyak dan bergumpal-gumpal.
Peritnya terasanyeri dan keram. Nn. Anabel memniliki riwayat menarke pada umur 11
tahun dengan siklus menstruasi biasanya 28 hati dan lama haid : 6-7 hari, serta adanya
riwayat desminore, klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, penyakit
menurun tahunan, infeksi, tekanan darah tinggi, atau myome uteri sebelumnya. TD :
130/90, N : 88/menit, RR : 20/menit. Nn. Anabel sangat cemas dengan pendarahan yang
tidak berhenti. Nah, asuhan keperawatan seperti apakan yang harus dirancang oleh
jubaidah untuk menangani permasalahan pada pasien Nn. Anabel ?

II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Asuhan Keperawatn Pada Klien Dengan Menometroragia

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
NAMA : Nn. Anabel
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan :
Alamat :
No register :
Suku/bangsa :
4

Agama :
Tingkat pendidikan :
Diagnosa medis :

2. Keluhan utama
Klien datang ke poliklinik kebidanan dengan keluhan sudah 64 hari mensnya
tidak berhenti-henti, darah yang keluar banyak dan bergumpal-gumpal. Perutnya
terasanyeri dan keram.

3. Riwayat kesehatan/keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. Anabel mengatakan sudah 64 hari mensnya tidak berhenti-henti, darah
yang keluar banyak dan bergumpal-gumpal. Perutnya terasanyeri dan keram.
Pada klien dengan menometroragia klien biasanya mengeluhkan adanya
perdarahan lebih dari 7 hari pada masa menstruasi ataupun di luarr siklus
menstruasi, Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak
dan berulang. Klien Juga Mengeluhkan Pusig
Pada riwayat kesehatan sekarang juga perlu ditanyakan bagaimana
mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus yang pendek atau oleh
oligomenorea/amenore, sifat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit, sakit atau
tidak), lama perdarahan dan sebagainya

b. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,infeksi,
tekanan darah tinggi atau myoma uteri sebelumnya.
Pada klien dengan kasus menometroragia juga perlu di kaji Apakah
sebelumnya pasien pernah menderita karsinoma vagina, perlukaan servik,
karsinoma partio, erosi parsio, mioma uteri, karsinoma karpus uteri, radang
ovarium, kista ovarium, vulvitis dan vaginitis selain itu juga perlu dikaji tentang
riwayat penyakit gangguan tiroid, disfungsi adrenal dan diabetes militus.

5

c. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak pernag mengalami penyakit menurun tahunan.
Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga bertujuan Untuk mengetahui adakah
keluarga yang menderita penyakit menular, menurun dan apakah keluarga pernah
mengalami gangguan haid.

d. Riwayat Medikasi
Pada pasien dengan menometroragi juga perlu di kaju tentang riwayat
pemakaian aspirin.

e. Riwayat haid
Menarche : pada umur 11 tahun.
Siklus haid : biasanya 28 hari dan lama haid 6-7 hari dengan volume 20-60
ml/hari.
Tetapi sekarang klien mengatakan sudah 64 hari mensnya tidak berhenti,
darah yang keluar banyak dan bergumpal.
Keluhan : adanya riwayat dismenorhea.

4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : klien cemas dengan pendarahan yang tidak berhenti, klien
tampak gelisah . Klien tampak meringis karena nyeri
b. TTV :
TD : 130/90 mmHg (meningkat)
N :88 x/menit (meningkat)
RR : 20 x/menit (meningkat)

c. Pemeriksaan persistem
1. Sistem saraf pusat
Kelemahan
Keletihan
Gangguan koordinasi
6

Konjungtiva anemis
2. Sistem kardiovaskular
Nadi meningkat
3. Sistem integument
Kulit pucat
4. Sistem ganstrointestinal
Nyeri abdomen
Keram pada abdomen
5. Sistem pernapasan
dispnue
6. Sistem muskuloskletal
Akral dingin
7. Sistem reproduksi
Adanya perdarahan disfungsional
Siklus haid yang lebih dari 14 hari
Volume darah haid >per hari
Bekuan darah lebih besar dari 3 cm
d. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Pada menometrorhagia memerlukan nutrisi yang cukup terutama bahan
makanan yang banyak mengandung zat besi untuk meningkatkan kadar
hemoglobin dalam darah.
2. Pola istirahat
Pada pasien menometrorhagia dianjurkan untuk tirah baring atau bedrest
untuk menghindari keluarnya darah yang banyak.
3. Pola kebersihan
Pada menometrorhagia darah banyak keluar sehingga pasien harus selalu
menjaga kebersihan alat genetalia dan sering ganti pembalut untuk mencegah
terjadinya infeksi.
4. Pola eliminasi
7

Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
5. Pola aktivitas
Pada menometrarhagia klien tidak boleh berjalan-jalan karena akan
memperbanyak pengeluaran darah.
6. Riwayat psikososial, budaya dan spiritual
a) Psikologi
Pada menometrarhagia biasanya pasien merasa khawatir karena
perdarahan.
b) Sosial
Untuk mengetahui hubungan pasien dengan keluarga, dan masyarakat
sekitar.
c) Budaya
Untuk mengetahui budaya yang dianut keluarga, seperti jika ada keluarga
sakit berobat kemana, selama perdarahan minum obat apa.
d) Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan untuk memudahkan memberi
dukungan spiritual.

5. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan klinis harus disertai dengan pemeriksaan Pap Smear rutin.
Pemeriksaan darahlengkap sebaiknya dilakukan bila dicurigai adanya anemia atau
pemeriksaan serum ferritin untuk mendeteksi adanya kekurangan zat besi. Bila
ditemukan adanya penyakit koagulopati seperti VonWillebrand yang mungkin
menyerang wanita remaja, skrining koagulasi atau tes fungsitrombosit sebaiknya
dilakukan. Pemeriksaan lain seperti tes fungsi tiroid, pemeriksaan ginjalatau antibodi
seperti lupus harus dilakukan bila ditemukan kecurigaan terhadap kelainan
organik.Pemeriksaan USG transvaginal (kecuali pada wanita remaja) dapat digunakan
untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan pelvis sebagai penyebab perdarahan
berat. Histeroskopidengan pembesar dan kuretase atau biopsi endometrial, atau
laparoskopi dilakukan biladitemukan nyeri, dapat digunakan untuk mendiagnosis
namun bukan untuk mengobati perdarahan uterius disfungsional
8

Kelainan organik yang kecil pada genitalia interna seringkali sulit dinilai
apalagi pada wanita yang belum menikah, penilaian yang dilakukan per rectal lebih
sulit.Untuk itu dianjurkan penggunaan alat bantu diagnostic, seperti :
1. Biopsy endometrium (pada wanita yang sudah menikah)
2. Laboratorium darah dan fungsi hemostasis, Adanya Trombositopenia.
Hb menurun.
3. Ultrasonografi (USG)
4. Tera radioimunologik (TRI) atau radio imuno assay

9

B. ANALISA DATA
NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH
1 DS :
- Klien Mengeluhkan sudah 64 hari
mensnya tidak berhenti-henti.
- Klien Mengeluhkan darah yang
keluar banyak
- Klien mengeluhkan darah yang
keluar bergumpal-gumpal.
- Klien mengeluhkan adanya
perdarahan lebih dari 7 hari pada
masa menstruasi ataupun di luar
siklus menstruasi.
- klien mengeluhkan darah yang
keluar terus menerus.

DO :
- Adanya perdarahan disfungsional
- Siklus haid yang lebih dari 14 hari
- Volume darah haid >per hari
- Bekuan darah lebih besar dari 3
cm
- Trombositopenia
- Hb menurun

-
Etiologi

Siklus menstruasi terganggu

perdarahan uterus
disfungsional (tumor, infeksi
dll)

Perdarahan banyak
Resiko
pendarahan
2 DS :
- Klien Mengatakan Lemah
- KLIEN mengatakan letih
- Klien mengatakn pusing
Etiologi

Siklus menstruasi terganggu

Intolerasi aktifitas
10

DO :
- Klien tampak lemah
- Klien tampak pusing
- Klien tampak letih
- Dispneu
- Nadi meningkat
- TD meningkat

perdarahan uterus
disfungsional (tumor, infeksi
dll)

Perdarahan banyak

Menometroragia

anemia

hipovelemia

kelelahan

intoleransi aktivitas
4 DS :
- Klien mengatakan nyeri di bagian
perut
- Klien mengatakan perutnya terasa
keram
DO :
- Klien tampak meringis
- Nadi meningkat
Menstruasi

Regresi korpus luteum

progesteron

Miometrium terangsang

Kontraksi&disritmia uterus

Aliran darah ke uterus

Iskemia

Nyeri haid
Nyeri akut
11


4 DS :
- Klien mengatakan sangat cemas
dengan pendarahan yang tidak
berhenti-henti
- Klien mengatakan nyeri pada perut
- Klien mengatakan lemah
DO :
- Klien tampak gelisah
- Peningkatan TD
- Nadi cepat
- Pernapasan Meningkat
- Klien tampak lemah
- Adanya gangguan kognitif
Etiologi

Siklus menstruasi terganggu

perdarahan uterus
disfungsional (tumor, infeksi
dll)

Perdarahan banyak

Ansietas
Ansietas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko pendarahan b.d gangguan menstruasi (perdarahan yang banyak dan lama)
2. Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Nyeri akut b.d agen cidera biologi
4. Ansietas b.d perubahan dalam status kessehatan

12

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Resiko perdarahan b.d gangguan
menstruasi (perdarahan yang
banyak dan lama)

Definisi : beresiko mengalami
penurunan volume darah yang
dapat mengganggu kesehatan
FAKTOR RESIKO :
Aneurisma
Sirkumsisi
Kurang pengetahuan
Koagulopati intravascular
Riwayat jatuh
Gangguan gastrointestinal
(contoh: penyakit gastric
ulcer, polip, varises)
Gangguan fungsi hati
(contoh: sirosis dan
depatitis)
Koagulopati yang melekat
(contoh: trombositopenia)
Komplikasi postpartum
(contoh: atoni postpartum,
plasenta yang tertahan)
Komplikasi kehamilan
(contoh: plasenta previa,
kehamilan, kehamilan molar,
robeknya plasenta)
Trauma
Efek samping pengobatan
(pembedahan, pengobatan,
pemberian platelet karena
kekurangan produksi darah,
kemoterapi)

NOC :

Status Sirkulasi
Status Koagulasi

Criteria Hasil :
TTV dalam batas normal
Tidak ada edema ferifer
Tidak ada distensi vena
leher
Tidak ada kelemahan
yang berat

PENGURANGAN PERDARAHAN
Aktifitas:
Identifikasi etiologi perdarahan
Monitor pasien secara ketat akan
perdarahan
Monitor jumlah dan karakter (nature)
kehilangan darah pasien
Catat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah
kehilanga darah sebagai indikasi
Monitor status/keadaan cairan termasuk
intake dan output
Kaji koagulasi, termasuk prothrombin
time (PT), partial thomboplastin time
(PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split
products, dan jumlah platelet jika
diperlukan.
Kaji kecendrungan transport oksigen di
tingkat jaringan misalnya melalui (PaO2,
SaO2, dan tingkat Hb dan cardiac output)
Instruksikan pasien dan/atau kaluaga
terhadap tanda-tanda perdarahan dan
tindakan pertama yang dibutuhkan
segera selama terjadi perdarahan
(misalnya mencari perawat)
Instruksikan pasien pada aktivitas yang
dibatasi jika diperlukan
Instruksikan pasien dan keluarga
terhadap keparahan kehilangan darah
dan tindakan yang tepat untuk dilakukan
Berikan tambahan darah (misalnya
berupa platelet, dan plasma darah) yang
sesuai

PENGONTROLAN PERDARAHAN
Definisi : mengurangi atau menghilangkan
kehilangan darah yang cepat dan berlebihan
Aktivitas :
memakai balutan sesuai indikasi.
monitor jumlah dan sifat darah yang
hilang.
catat nilai hemoglobin / hematokrit
13

sebelum dan sesudah kehilangan darah
sesuai indikasi.
evaluasi respon psikologi pasien terhadap
perdarahan dan persepsi terhadap
peristiwa yang terjadi.
periksa membran mukosa, luka memar
karena trauma, pengeluaran darah dari
tempat tusukan / bocor, ptekie.
monitor tanda dan gejala perdarahan
persisten.
monitor fungsi neurologi
2 Intoleransi aktivitas b/d ketidak
seimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen
Definisi : Ketidakcukupan energu
secara fisiologis maupun psikologis
untuk meneruskan atau
menyelesaikan aktifitas yang
diminta atau aktifitas sehari hari.

Batasan karakteristik :
a. melaporkan secara verbal
adanya kelelahan atau
kelemahan.
b. Respon abnormal dari
tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas
c. Perubahan EKG yang
menunjukkan aritmia atau
iskemia
d. Adanya dyspneu atau
ketidaknyamanan saat
beraktivitas.

Faktor factor yang berhubungan :
Tirah Baring atau imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara
suplei oksigen dengan
kebutuhan
Gaya hidup yang
dipertahankan.
NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
Mampu melakukan aktivitas
sehari hari (ADLs) secara
mandiri

NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
Dorong klien untuk mengungkapkan
perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien

Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten
yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas
14

yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
3 Nyeri akut b.d agen cidera biologi

Definisi :
Sensori yang tidak menyenangkan
dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau
potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya
kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
Internasional): serangan
mendadak atau pelan
intensitasnya dari ringan sampai
berat yang dapat diantisipasi
dengan akhir yang dapat diprediksi
dan dengan durasi kurang dari 6
bulan.

Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau
non verbal
Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk
menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit atau
gerakan kacau, menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas,
frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal


NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
15

persepsi waktu, kerusakan
proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan
lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh
: jalan-jalan, menemui orang
lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah, merintih,
menangis, waspada, iritabel,
nafas panjang/berkeluh
kesah)
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis)

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda
dan gejala (efek samping)
4 Anxietas b.d perubahan dalam
status kesehatan
Definisi :
Perasaan gelisah yang tak jelas
dari ketidaknyamanan atau
ketakutan yang disertai respon
autonom (sumner tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan keprihatinan disebabkan
dari antisipasi terhadap bahaya.
Sinyal ini merupakan peringatan
adanya ancaman yang akan
datang dan memungkinkan
NOC :
Anxiety control
Coping
Impulse control

Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
Gunakan pendekatan yang
menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
Pahami prespektif pasien terhdap
situasi stres
Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai
16

individu untuk mengambil langkah
untuk menyetujui terhadap
tindakan
Ditandai dengan
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas

Vital sign dalam batas
normal
Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan

diagnosis, tindakan prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan



17

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Resiko Perdarahan B.D Gangguan Menstruasi (Perdarahan Yang Banyak Dan Lama)
a. mengidentifikasi etiologi perdarahan
b. memonitor pasien secara ketat akan perdarahan
c. memonitor jumlah dan karakter (nature) kehilangan darah pasien
d. mencatat kadar Hb/Ht sebelum dan setelah kehilanga darah sebagai indikasi
e. memonitor status/keadaan cairan termasuk intake dan output
f. mengkaji koagulasi, termasuk prothrombin time (PT), partial thomboplastin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin/split products, dan jumlah platelet jika diperlukan.
g. mengkaji kecendrungan transport oksigen di tingkat jaringan misalnya melalui (PaO
2
,
SaO
2
, dan tingkat Hb dan cardiac output)
h. meninstruksikan pasien dan/atau kaluaga terhadap tanda-tanda perdarahan dan tindakan
pertama yang dibutuhkan segera selama terjadi perdarahan (misalnya mencari perawat)
i. menginstruksikan pasien pada aktivitas yang dibatasi jika diperlukan
j. menginstruksikan pasien dan keluarga terhadap keparahan kehilangan darah dan tindakan
yang tepat untuk dilakukan
k. memberikan tambahan darah (misalnya berupa platelet, dan plasma darah) yang sesuai
l. memakai balutan sesuai indikasi.
m. memonitor jumlah dan sifat darah yang hilang.
n. mencatat nilai hemoglobin / hematokrit sebelum dan sesudah kehilangan darah sesuai
indikasi.
o. mengevaluasi respon psikologi pasien terhadap perdarahan dan persepsi terhadap
peristiwa yang terjadi.
p. memeriksa membran mukosa, luka memar karena trauma, pengeluaran darah dari tempat
tusukan / bocor, ptekie.
q. memonitor tanda dan gejala perdarahan persisten.
r. memonitor fungsi neurologi

2. Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
a. menobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
b. mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
c. mengkaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
d. memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
e. memonitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
18

f. memonitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
g. memonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
h. mengkolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran
terapi yang tepat.
i. membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
j. membantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik,
psikologi dan social
k. membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
l. membantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
m. membantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai
n. memonitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

3. Nyeri akut b.d agen cidera biologi
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
d. Mengkaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e. Mengevaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f. Mengevaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
g. Membantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
h. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
i. Mengurangi faktor presipitasi nyeri
j. Memilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personal)
k. Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
l. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi
m. Memberikan analgetik untuk mengurangi nyeri
n. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
o. Meningkatkan istirahat
p. Mengkolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
19

q. Memonitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
r. Menentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
s. Mencek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi.
t. Mengecek riwayat alergi
u. Memilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
v. Meneentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
w. Menentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
x. Memilih rute pemberian secara iv, im untuk pengobatan nyeri secara teratur
y. Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
z. Memberikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

4. Ansietas b.d perubahan dalam status kessehatan
a. menggunakan pendekatan yang menenangkan
b. menyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
c. menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
d. memahami prespektif pasien terhdap situasi stress
e. menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
f. memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
g. mendorong keluarga untuk menemani anak
h. melakukan back / neck rub
i. mendengarkan dengan penuh perhatian
j. mengidentifikasi tingkat kecemasan
k. membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
l. mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
m. menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
n. memberikan obat untuk mengurangi kecemasan


20

F. EVALUASI
1. Resiko pendarahan b.d gangguan menstruasi (perdarahan yang banyak dan lama)

S
O
A
P

2. Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

S
O
A
P

3. Nyeri akut b.d agen cidera biologi

S
O
A
P

4. Ansietas b.d perubahan dalam status kessehatan

S
O
A
P


21

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menometrorrhagia merupakan perdarahan uterus yang berlebihan yang terjadi pada
dan diantara siklus haid. Ini disebut juga dengan perdarahan disfungsional.
Menometrorrhagia banyak sekali terjadi pada wanita dalam masa pubertas dan masa
menjelang menopause. Beberapa penyebab pada perdarahan ini antara lain karena kelainan
anatomis rahim (seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya siklus anovulatoir
(ditandai dengan siklus haid yang memanjang), dan karena ketidakseimbangan hormon
yang mempengaruhi siklus haid. (Safitri, 2009).
Penanganan pada menotroragia antara lain dengan memberikan estrogen dalam
dosisi tinggi atau progesteron jika terjadi pada masa pra pubertas. Sebagai tindakan pada
wanita dengan perdarahan disfungsional terus menerus ialah hisrerektomi. (Dwilda,
2011).

B. SARAN
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa
mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi
untuk menyempurnakan makalah ini.

Você também pode gostar