RUDI IRWANTO (A31111263) Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam organisasi sector public merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi dan merupakan suatu proses politik. Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sector public meliputi: Aspek perencanaan Aspek pengendalian Aspek akuntabilitas publik
Anggaran sebagai Alat Pengendalian (Control Tool) Anggaran sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool) Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool) Anggaran sebagai Alat Politik (Political Tool) Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool) Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool) Anggaran sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool) Anggaran sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Sphere)
Proses persiapan dan otorisasi anggaran merupakan proses yang panjang dan kompleks dan tentu saja memerlukan sumber daya yang besar. Proses pembuatan anggaran akan dimulai sedekat mungkin dengan waktu tahun fiskal dimulai. Alasannya adalah untuk meminimalisir hal-hal yang tidak terduga dalam memprediksi setahun kemudian, juga untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pengeluaran aktual pada periode tersebut.
Proses penyusunan anggaran pada berbagai pemerintahan mungkin berbeda, namun secara umum proses ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, mempersiapkan anggaran untuk setiap individu pemegang anggaran pemerintah. Tahap kedua, mengkombinasikan anggaran dari setiap individu pemegang anggaran pemerintah tersebut. Biasanya akan dilakukan revisi anggaran pada tahap ini sebelum draft anggaran secara keseluruhan dipersiapkan. Dan tahap terakhir adalah draft anggaran yang sudah jadi kemudian akan dimasukkan ke badan anggaran pemerintah untuk mendapatkan persetujuan.
Tujuan dan target yang hendak dicapai Ketersediaan sumber daya(faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah) Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti munculnya peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencanna alam, dan sebagainya.
Menurut Henley (1990) sebagaimana dikutip oleh mardiasmo (2002), pada dasarnya prinsip-prinsip dan mekanisme penganggaran relative tidak berbeda antara sektor swasta dengan sektor publik. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas: Tahap persiapan anggaran. Tahap ratifikasi anggaran. Tahap pelaksanaan anggaran. Tahap pelaporan dan evaluasi. Proses penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan, diantaranya: Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat.
1) Anggaran tradisional disusun berdasarkan obyek pengeluaran dan dicirikan dengan line- item dan incrementalism; 2) Anggaran kinerja mengacu pada konsep di sektor bisnis yang dikenal dengan sebutan new public management (NPM) mencakup planning-programming-budgeting system (PPBS), zero-base budgeting (ZBB), dan performance-based budgeting.
Keunggulan pendekatan ini adalah: a) Sederhana, mudah dipahami dan penyusunan anggaran bisa lebih cepat. b) Sejalan dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban atau mempermudah pengendalian akuntansi selama proses pelaksanaan anggaran. c) Pembandingan dapat dilakukan beberapa tahun untuk mengetahui tren anggaran. d) Jumlah pengeluaran untuk setiap unit organisasi dapat diketahui melalui. pengakumulasian seluruh biaya dalam aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan.
Kelemahan pendekatan tradisional ini adalah: a) dianggap tidak memberikan banyak informasi b) Bersifat jangka pendek c) Tidak dapat mengakomodasi kebutuhan aktivitas insidentil/faktual organisasi d) Tidak memberikan perhatian memadai terhadap perencanaan jangka panjang. e) Pengumpulan informasi mengenai perkembangan program yang relevan bagi organisasi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian. f) Keputusan perencanaan penting dibuat oleh level manajemen paling bawah yang kemudian naik ke atas. g) Tidak berorientasi pada penghematan karena unit organisasi memiliki kecenderungan untuk menghabiskan semua anggaran yang dterimanya. Keunggulan : a) Memudahkan dalam mendelegasikan tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen menengah. b) Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja. c) Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan standar biaya dalam perencanaan progam. d) Bersifat lintas departemen, sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antardepartemen. e) Menghilangkan program tumpang tindih atau bertentangan dengan tujuan organisasi. f) Menggunakan teori utilitas marjinal sehingga mendorong alokasi sumber daya secara optimal.
Kelemahan : a) PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi. b) Pengimplementasian PPBS membutuhkan dana yang besar. c) PPBS bagus secara teori, namun sulit dilaksanakan. d) PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang kompleks. e) PPBS sangat berorientasi pada statistik. f) Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis dalam pengalokasian biaya karena melibatkan lintas- departemen.
Keunggulan : a) Dapat menghasilkan alokasi biaya yang lebih efisien. b) ZBB berfokus pada value for money. c) Memudahkan pengidentifikasian atas inefisiensi dan ketidakefektifan biaya. d) Meningkatkan pengetahuan dan motivasi karyawan. e) Meningkatkan partisipasi manajer level bawah dalam penyusunan anggaran. f) Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas, pola perilaku biaya, dan tingkat pengeluaran. Kelemahan : a) Prosesnya memakan waktu lama, terlalu teoritis dan tidak praktis, membutuhkan biaya yang besar, serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan paket keputusan. b) Cenderung menekankan manfaat jangka pendek. c) Membutuhkan teknologi maju. d) Proses perangkingan dan reviu atas paket keputusan membosankan dan melelahkan. e) Membutuhkan staf yang memiliki keahlian. f) Dapat menimbulkan kesan yang salah bahwa semua paket keputusan harus diakomodasi dalam anggaran. g) Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.
Keunggulan : a) Memberikan penjelasan naratif tentang aktivitas yang diusulkan dalam rencana anggaran. b) Penyusunan anggaran didasarkan pada aktivitas yang dilengkapi dengan data kebutuhan biaya dan target kinerja yang hendak dicapai yang dinyatakan secara kuntitatif. c) Menekankan pada kebutuhan untuk mengukur masukan dan keluaran.
Kelemahan : a) Dibutuhkan staf anggaran dan akuntansi yang mampu mengidentifikasi unit pengukuran, melakukan analisis biaya, dan sebagainya. b) Banyak pelayanan dan aktivitas pemerintah yang tidak dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk unit-unit keluaran atau unit-unit biaya. c) Akun pemerintah sudah dirancang berdasarkan nomenklatur anggaran, bukan berdasarkan konsep biaya penuh (full cost), sehingga sangat sulit dilakukan pengumpulan data.
Anggaran Tradisional Anggaran Kinerja Sentralis Desentralis & devolved management Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome (value for money) Tidak terkait dengan perencanaan jangka panjang Utuh dan komprehensif dengan perencanaan jangka panjang Line-item da incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja Batasan departemen yang kaku (rigid department) Lintas departeman (crossdepartment) Menggunakan aturan klasik: vote accounting Zero-base budgeting, planning programming budgeting system, performance based budgeting Prinsip anggaran bruto Sistematik dan Rasional Bersifat Tahunan Bottom-up budgeting