Você está na página 1de 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Jasa audit laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang biasa
diberikan suatu kantor akunan public, yang cukup dikebal di masyarakat bisnis.
Selain jasa audit atas laporan keuangan, sebetulnya masih banyak jasa
lainnya yang bisa diberikan oleh Kantor Akunan Publik, seperti: internal audit,
management audt, special audit, penelaahan terbatas (limited review), penyusunan
system akuntansi, accounting sevice, kompilasi laporan keuangan, konsultasi
pajak, konsultasi manajemen, recruitment service, in-house training dan lain-lain.
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Atestasi yang
disahkan tanggal 1 Agustus 1994 dan berlaku efektif untuk laporan penugasan
atestasi yang diterbitkan pada atau setelah yanggal 1 Oktobe 1994. Selain itu telah
diterbitkan juga serangkaian Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Standar
tersebut telah direvisi dalam SPAP 2011.
Standar Atestasi merupakan landasan konseptual untuk berbagi tipe jasa
yang dihasilkan oleh akuntan public bagi masyarakat.
Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan public (selanjutnya
disebut sebagai praktisi) melaksanakan suatu perikatan atestasi, perikatan ersebut

2

diatur dengan standar atestasi dan prnyataan serta interpretasi pernyataan yang
berkaitan dengan standar tersebut.
Suatu perikatan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggungjawab
pihak lain.
Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapatan atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu
entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan criteria yang telah
ditetapkan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasi pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Apa saja tipe penugasan atestasi ?
2. Apa saja yang termasuk standar atestasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan informasi keuangan interim ?
4. Apa itu standar jasa akuntansi dan review ?
1.3 Tujuan Pengkajian
Tujuan dari membuat karya tulis ini terbagi 2 yaitu :
a. Tujuan objektif
1. Mengetahui tipe penugasan atestasi
2. Mengetahui apa saja yang termasuk standar atestasi

3

3. Mengetahui pengertian informasi keuangan interim
4. Mengetahui standar jasa akuntansi dan review
b. Tujuan subjektif
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Pengauditan II jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung.

1.4 Cara Memperoleh Data
Penulis memperoleh data dengan cara pengkajian kepustakaan. Sumber-
sumber pustaka yang digunakan adalah literature yang berkaitan dengan topik
Makalah ini. Literature yang dimaksud meliputi adalah Buku Panduan Auditing,
karangan Sukrisno Agoes. Edisi 4.

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penyajian yang digunakan dalam penulisan makalah adalah
sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, tujuan pengkajian, cara memperoleh data, dan sistematika
penulisan.
Bab II adalah Pembahasan yang berisi mengenai penjelasan tentang apa saja
jasa-jasa selain audit yang bisa diberikan kantor akuntan publik.
Bab III membahas kesimpulan dari keseluruhan teori dan pembahasan dari
bab-bab sebelumnya yang telah ditulis.


4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Standar Atestasi Membagi Tiga Tipe Penugasan Atestasi
Pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati besama
(agreed-upon procedures). Salh satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan
keuangan historis yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan oleh Intitut Akuntan Publik Indonesia. Tipe pemeriksaan lain, misalnya
pemeriksaan atas informasi keuangan prospektif, diatur berdasarkan pedoman
yang lebih bersifat umum.
Asersi (assertion) adalah deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi,
asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh suatu pihak yang secara implicit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Dalam laporan
keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh
manajemen sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Contoh jasa professional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang
tidak termasuk dalam perikatan atestasi adalah :
a. Perikatan konsultasi manajeman yang didalamnya praktisi memberikan
nasihat atau rekomendasi kepada kliennya;

5

b. Perikatan yang didalamnya praktisi membela kepentingan klien, sebagai
contoh, dalam masalah pemeriksaan/ verifikasi pajak yang sedang
ditangani oleh aparat Direktorat Jendral Pajak;
c. Perikatan pajak yang didalamnya praktisi mengisi Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan atau memberikan nasihat perpajakan;
d. Perikatan yang didalamnya praktisi melakukan kompilasi laporan
keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau me-review bukti
yang mendukung informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak
menyatakan simpulan apa pun atas kendalanya;
e. Perikatan yang didalamnya praktisi bertindak terutama hanya membantu
klien, sebagai contoh, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam
pembuatan informasi selain laporan keuangan;
f. Perikatan yang didalamnya praktisi bertindak sebagai saksi ahli dalam
bidang akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, berdasarkan fakta-
fakta tertentu yang disepakati dalam kontrak;
g. Perikatan yang di dalamnya praktisi memberikan suatu pendapat sebagai
seorang yang ahli mengenai sutu prinsip tertentu, seperti penerapan
undang-undang pajak atau prinsip akuntansi, berdasarkan fakta khusus
yang disediakan oleh pihak lain, sepanjang pendapat sebagai ahli tidak
menyatakan simpulan mengenai keandalan fakta yang diberikan oleh
pihak lain tersebut.



6

2.2 Standar Atestasi
Standar Atestasi terdiri atas berikut ini.
Standar Umum
Ketentuan-ketentuan standar ukum adalah sebagai berikut.
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknik cukup dalam fungsi atestasi.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan penugasan hanya jika ia memiliki alas an
untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada.
a. Asersi dapat dinilai dengan criteria rasional, yang telah ditetapkan oleh
badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi
tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang
diketahui mampu memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan
rasional dengan menggunakan criteria tersebut.
4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental yang
independen harus dipertahankan oleh praktisi.
5. Kecermatan dan kesaksamaan meletakkan tanggung jawab di pundak
praktisi yang terlibat dalam perikatan untuk mengamati setiap standar
atestasi. Kecermatan dan kesaksamaan mengharuskan review secara kritis
pada setiap tingkat sepervisi pekerjaan yang dilaksanakan dan

7

pertimbangan yang dilakukan oleh mereka yang membantu perikatan,
termasuk penyusunan laporan.

Standar Pekerjaan Lapangan
Ketentuan-ketentuan dalam standar pekerjaan lapangan adalah sebagai berikut.
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baikna dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi
simpulan yang digunakan dalam laporan.

Standar Pelaporan
Ketentuan-ketentuan dalam standar pelaporan adalah sebagai berikut.
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat
penugasan perikatan atestasi yang bersangkutan.
2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau criteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
3. Laporan harus menyatakan semua kebutuhan praktisi yang sisgnifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan criteria yang disepakati atau berdasarkan suatu penugasan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu

8

pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-
pihak yang menyepakati criteria atau prosedur tersebut.

2.3 Informasi Keuangan Interim
PSAT No. 01 (2002) memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan luas
prosedur yang harus ditetapkan oleh akuntan public dalam melakukan review atas
informasi keuangan interim. Istilah informasi atau laporan keuangan interim
berarti informasi keuangan atau laporan keuangan untuk jangka waktu kurang dari
setahun penuh atau untuk jangka waktu dua belas bulan namun berakhir pada
tanggal selain tanggal akhir tahun buku perusahaan.
Seperti diketahui, Bapepam-LK mewajibkan perusahaan yang sudah go
public untuk memasukkan laporan keuangan enam bulanan (laporan keuangan
interim), bisa yang diaudit akuntan public, di-review terbatas oleh akuntan public
atau laporan interim tanpa diaudit/di-review akuntan public. Laporan tersebut juga
harus diumumkan dalam dua buah surat kabar.
Tujuan review informasi keuangan interim adalah untuk memberikan dasar
bagi akuntan ublik dalam melaporkan apakah perlu dilakukan modifikasi material
atas informasi tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Indonesia. Prosedur untuk melaksanakan review informasi keuangan interim pada
umumnya terbatas pada prosedur penyajian pertanyaan dan prosedur analitis saja
(analytical review procedures).
Prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan public umumnya meliputi
berikut ini.

9

a. Memintan keterangan mengenai:
1. Pengendalian intern;
2. Perubahan signifikan dalam pengendalian intern.
b. Menerapkan prosedur analitis atas informasi keuangan interim untuk
mengidentifikasikan dan memberikan dasar untuk mengajukan pertanyaan
tentang hubungan dan pos individual yang tampak luar biasa.
c. Membaca notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite-
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk mengidentifikasikan
tindakan yang dapat memengaruhi informasi keuangan interim.
d. Membaca informasi keuangan interim untuk mempertimbangkan,
berdasarkan informasi yang diperoleh akuntan, apakah informasi yang
dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
e. Menanyakan kepada pejabat perusahaan yang bertanggung jawab atas
masalah keuangan dan akuntansi mengenai:
1. Apakah informasi keuangan interim telah disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia dan prinsip tersebut
diterapkan secara konsisten;
2. Apakah ada perubahan praktik akuntansi satuan usaha tersebut;
3. Maslah yang menimbulkan pertanyaan pada waktu penerapan prosedur
di atas; dan
4. Peristiwa sesudah tanggal informasi keuangan interim yang
berpengaruh material atas penyajian informasi tersebut;

1
0

5. Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai tanggung
jawab mereka atas informasi keuangan, kelengkapan notulen rapat,
peristiwa setelah tanggal informasi keuangan interim, dan hal-hal lain
yang menurut akuntan memerlukan penugasan tertulis dari klien.

Laporan akuntan yang melampiri informasi keuangan interim yang telah di-
review harus mencakup berikut ini.
a. Suatu judul yang berisi frasa Laporan Akuntan Independen.
b. Identifikasi informasi keuangan interim yang di-review.
c. Suatu pernyataan bahwa informasi keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan.
d. Pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan
berdasarkan standar yang ditetapkan IAPI.
e. Uraian mengenai prosedur review atas informasi keuangan interim yang
dilakukan.
f. Suatu pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interim dilakukan
dengan luas yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan audit
berdasarkan standar auditing yang bertujuan untuk memberikan pendapat
atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam review
terhadap informasi keuangan interim, akuntan tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan secara keseluruhan.

1
1

g. Suatu pernyataan apakah akuntan menemukan indikasi perlunya
modofikasi material yang harus dilakukan agar informasi keuangan
interim sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
h. Tanda tangan akuntan, nama dn nomor register negara akuntan.
i. Tanggal laporan review , berdasarkan tanggal selesainya review.
Sebagai tambahan, setiap halaman informasi keuangan interim harus secara jelas
diberi tanda tidak diaudit.
Contoh laporan akuntan atas review informasi keuangan interim dapat
dilihat di Exhibit 27-1.

2.4 Standar Jasa Akuntansi dan Review
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan PSAR No. 01 pada tanggal 1
Agustus 1994 yang berlaku efektif atas laporan keuangan yang diterbitkan
kembali pada atau setelah tanggal 1 Oktober 1994. PSAR No. 01 merupakan
pedoman bagi akuntan mengenai standard an prosedur yang digunakan untuk
penugasan kompilasi dan review atas laporan keuangan satuan usaha nonpublic.
PSAR tersebut telah di-update dalam SPAP tahun 2011.
PSAR No. 01 tdak menetapkan standar dan prosedur untuk jasa akuntansi
lain berikut ini.
a. Menyusun daftar saldo (trial balance).
b. Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku besar.
c. Memberikan jasa konsultasi dalam bidang akuntansi, perpajakan, dan jasa
lain yang sejenis.

1
2

d. Mengisi surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan.
e. Memberikan berbagai jasa pembukuan atau pengolahan data secara
manual atau dengan menggunakan mesin pembukuan/computer sepanjang
hasil akhirnya bukan merupakan laporan keuangan.
f. Mengolah data keuangan untuk klien kantor akuntan lain.

PSAR No. 01 mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas
laporan keuangan sebagai berikut.
Kompilasi Laporan Keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan
keuangan, informasi yang merukapan pernyataan manajemen (pemilik)
tanpa-usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun
terhadap laporan tersebut.
Review atas Laporan Keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan
keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan
untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia, atau sesuai dengan basis akuntansi
komprehensif yang lain.

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur permintaan keterangan dan analisis harus menjadi
dasar yang memadai bagi akutnan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa
tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan,

1
3

sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberkan keyakinan seperti
itu.
Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahamu
secara garis besar sifat transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya,
kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk
penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa audit atau review oleh akuntan
harus disetai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan
review;
b. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang merupakan representasi manajemen atau pemilik;
c. Laporan keuangan tidak diaudit atau di- review dan dengan demikian
akuntan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apa pun.

Selain itu tanggal penyelesaian kompilasi laporan keuangan harus
digunakan sebagai tanggal laporan akuntan dan setiap halaman laporan keuangan
yang dikompilasi oleh Akuntan harus memuat pengacuan seperti Lihat Laporan
Kompilasi Akuntan.
Contoh laporan bentuk baku untuk penugasan kompilasi bisa dilihat di
Exhibit 27-2.
Dalam melakukan review atas laporan keuangan, akuntan public harus
memiliki pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi jenis industry yang

1
4

menjadi dasar memadai untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan yang di- review oleh akuntan harus disertai dengan
laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Review dilaksanakan sesuai dengan Stansar Jasa Akuntansi dan review
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia;
b. semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah
penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut;
c. review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para pejabat
penting perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data
keuangan.
d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang
tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan, dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu
dalam suatu review;
e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus
dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, selain dari perubahan, jika ada,
yang telah diungkapkan dalam Laporan akuntan.

Tanggal penyelesaian pengajuan permintaan keterangan dan prosedur
analitis yang dilakukan oleh akuntan harus digunakan sebagai tanggal laporannya.

1
5

Setiap halaman laporan keuangan yang di- review oleh akuntan harus
memuat pengacuan LIhat Laporan Review Akuntan.
Contoh laporan untuk tugas review bisa dilihat di Exhibit 27-3.





















1
6


Exhibit 27-1 Contoh Laporan Akuntan atas ReviewInformasi Keuangan Interim























No. : 028/ASKA/VIII/11 Jakarta, 26 Agustus 2011
Hal. : Laporan Penelaahan Terbatas
Kepada Yth:
Direksi dan Pemegang Saham
PT RENIKU
Jl. Bougenvile No. 47
JAKARTA


Kami telah melakukan penelaahan terbatas atas laporan keuangan PT Reniku untuk periode 1 Januari
sampai dengan 30 juni 2011 dan 2010. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah
penyajian manajemen PT Reniku.
Penelaahan terbatas atas laporan keuangan interim pada dasarnya mencakup pemahaman atas
sistem penyusunan laporan keuangan interim, prosedur penelaah analitik atas data keuangan dan
akuntansi, permintaan keterangan kepada orang yang bertanggung jawab atas masalah keuangan
dan akuntansi, dan mencocokan saldo dalam laporan keuangan tersebut dengan saldo buku
besarnya.
Prosedur yang kami lakukan sangat terbatas dibandingkan dengan audit prosedur yang bisa dilakukan
dalam suatu general audit pada umumnya, dimana tujuannya adalah untuk memberikan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Karena itu kami memberikan suatu pendapat
seperti lazimnya pada suatu general audit.
Berdasarkan hasil penelaahan terbatas yang kami lakukan, kami tidak melihat adanya penyimpangan
yang material terhadap standar akuntansi keuangan di Indonesia dalam laporan keuangan PT Reniku
tersebut diatas.
Kantor Akuntan Publik
Dra. Astrid Krisanti., M.M.


(Dra. Astrid Krisanti., M.M. )
AP-241188



1
7


Exhibit 27-2 Contoh Laporan Bentuk Baku untuk Penugasan Kompilasi























No. : 0007/III/11 Jakarta, 7 Maret 2011
Hal. : Laporan Kompilasi
Kepada Yth,
Direksi dan Dewan Komisaris
PT RENIKU
Jln. Bougenvile No. 47
Jakarta Utara

Kami telah melakukan kompilasi laporan laba rugi (neraca) PT Reniku tanggal 31 Desember 2002
serta laporan perubahan ekuitas, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas yang berkaitan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengsn standar yang diterapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia.
Suatu kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit atau review terhadap
laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami tidak menyatakan pendapat atau
bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan tersebut.





Kantor Akuntan Publik
Dra. Astrid Krisanti., M.M.


(Dra. Astrid Krisanti., M.M. )
AP-241188





1
8


Exhibit 27-3 Contoh Laporan Akuntansi Bentuk Baku untuk Tugas Review



























No. : 009/III/11 Jakarta, 13 Maret 2011
Hal. : Laporan Keuangan atas Review

Kepada Yth,
Direksi dan Dewan Komisaris
PT RENIKU
Jln. Bougenvile No. 47
Jakarta Utara

Kami telah mereview laporan posisi keuangan (neraca) PT Reniku tanggal 31 Desember 2010
serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kasyang berkaitan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian
manajemen PT Reniku.
Review terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat perusahaan dan prosedur
analitik yang diterapkan atas data keuangan. Review mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit
dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas
lapoaran keuangan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu. Berdasarkan hasil review, tidak
terdapat penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan
diatas tidak disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Kantor Akuntan Publik
Dra. Astrid Krisanti., M.M.


(Dra. Astrid Krisanti., M.M. )
Reg. Neg. D-24188




1
9

BAB III
KESIMPULAN

Você também pode gostar