Você está na página 1de 16

ASMA BRONKHIALE

ANAK
JEN MARI SI MARBUN
09-132
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan.
Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan mayarakat di hampir semua negara
di dunia, diderita oleh anak-anak sampai dewasa.
Kumpulan tanda dan gejala: wheezing (mengi), batuk timbul secara episodik atau
kronik, cenderung pada malam hari atau dini hari (nocturnal), musiman, adanya faktor
pencetus di antaranya aktivitas fisik dan bersifat reversibel serta adanya riwayat asma
atau atopi lain pada pasien atau keluarganya, sedangkan sebab-sebab lain sudah
disingkirkan (Nelson).
Asma: penyakit inflamasi kronis pada saluran napas dimana banyak sel dan elemen
seluler yang ikut berperan yang menyebabkan kambuhnya episode wheezing
(mengi), breathlessness (sesak napas), chest tightness (dada terasa sesak), dan batuk
(The National Asthma Education and Prevention Program)

Penyebab asma masih belum jelas.
Diduga yang memegang peranan utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan
bronkus (hiperreaktivitas bronkus).
Paparan terhadap allergen merupakan faktor pencetus asma yang paling penting.
Faktor genetic, imunologis, infeksi, psikologis, dan lingkungan lainnya, dapat turut serta
dalam proses terjadinya manifestasi asma.

Kira-kira 2-20% populasi anak dilaporkan pernah menderita asma.
Belum ada penyelidikan menyeluruh mengenai angka kejadian asma pada anak di
Indonesia, namun diperkirakan berkisar antara 5-10%.
Di poliklinik subbagian paru anak FKUI-RSCM Jakarta, >50% kunjungan penderita asma.
Menyerang semua tingkat usia paling banyak pada usia anak, laki-laki maupun
peremupuan.

PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran napas pada asma: kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mucus,
edema dan inflamasi dinding bronkus.
antibody IgE melekat pada sel mast yang terdapat pada interstitial paru yang
berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkus kecil.
antibody IgE melekat pada sel mast yang terdapat pada interstitial paru yang
berhubungan erat dengan bronkhiolus dan bronkus kecil.
Bila seorang menghirup allergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat, allergen
bereaksi dengan antibody yang telah melekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
mengeluarkan berbagai macam zat, di antaranya histamine, leukotrien, dan bradikinin
Menghasilkan edema local pada dinding bronkiolus kecil maupun sekresi mucus yang
kental dalam lumen bronkiolus dan spasme otot polos sehingga menyebabkan tahanan
saluran napas menjadi sangat meningkat.

KLASIFIKASI
GINA (Global Initiative for Asthma), membagi asma menjadi empat klasifikasi yaitu
asma intermiten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan asma persisten
berat.
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA), klasifikasi asma adalah asma episodik jarang,
asma episodik sering, dan asma persisten.

PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Prognosis jangka panjang asma anak pada umumnya baik.
Sebagian besar asma anak hilang atau berkurang dengan bertambahnya usia.
Secara keseluruhan dapat dikatakan 70-80% asma anak bila diikuti sampai dengan
umur 21 tahun asma sudah menghilang.
Faktor yang mempengaruhi prognosis asma anak, ialah:
Umur ketika serangan pertama timbul, seringnya serangan asma, berat-ringannya
serangan asma, terutama pada dua tahun sejak mendapat serangan asma.
Banyak-sedikitnya faktor atopi pada diri anak dan keluarganya.
Usaha pengobatan dan penanggulangannya.
Apakah keluarga serumah merokok.

Você também pode gostar