Você está na página 1de 10

Nama kelompok

1. Lia Afriana
2. Reka Mustika Sari
3. Hendra Andreas
4. Albert Niaman Tel

ALKALOID
A. KLASIFIKASI SENYAWA ALKALOIDA
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung unsur Nitrogen, yang biasanya
terasa pahit. Selain unsur Nitrogen, Carbon dan Hidrogen, Alkaloid juga mengandung
Oksigen dan Sulfur. Jarang sekali mengandung Chlorin, Bromin dan Fosfor. Alkaloid
diproduksi oleh bakteri, jamur, tumbuhan dan hewan. Sebagian Alkaloid menjadi racun
bagi organisme lain.
Contoh Alkaloid yang sering kita jumpai sehari-hari, misalnya: kopi (mengandung
caffeine), rokok (mengandung nicotine), pil kina (mengandung quinine). Obat yang
sering dijual bebas untuk asma (ephedrin), obat yang sering dipakai di rumah sakit
(lokal anestetik, atropine, quinidine, vincristine), obat yang terlarang dan diawasi
pemakaiannya (cocain, morphine) dan banyak lagi1.
Contoh-contoh obat di atas adalah suatu alkaloid yang sudah dimurnikan dan
dibuat tablet, kapsul, atau dalam vial sebagai obat suntik, yang lain diminum tiap hari
atau dihisap).

Alkaloid dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:
1.Non heterosiklik atau alkaloid atipikal, kadang disebut juga proto-alkaloid atau amina
biological


2. Heterosiklik atau alkaloid tipikal. Alkaloid tipikal dibagi menjadi 14 kelompok menurut
bentuk struktur cincinnya2.


Pyrrole Pyrrolidine Pyrrolizidine Pyridine Piperidine Tropane


Quinoline Isoquinoline Aporphine Quinolizidine


Indole Indolizidine Imidazole Purine



Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer,
dimana alkaloidadik elompokkan atas :

1. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas
fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung
nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat
dalam tanaman sebagai garam asam organic. Beberapa pengecualian terhadap aturan
tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak
memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat agak asam daripada
bersifat basa. Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; toksik, perbedaan keaktifan fisiologis
yang besar, basa, biasanya mengandung atom nitrogen di dalam cincin heterosiklis,
turunan asam amino, distribusinya terbatas dan biasanya terbentuk di dalam tumbuhan
sebagai garam dari asam organik. Tetapi ada beberapa alkaloid ini yang tidak bersifat
basa, tidak mempunyai cincin heterosiklis dan termasuk alkaloid kuartener yang lebih
condong bersifat asam. Contoh dari alkaloid ini adalah koridin dan serotonin.
1. Kolkisina

Kolkisina (tidak baku: kolkisin) merupakan alkaloid toksikdan karsinogenik yang
diperoleh dari ekstrak tumbuhanColchicum autumnale dan beberapa anggota
sukuColchicaceae lainnya, seperti Gloriosa superba. Rumus kimianya C
22
H
25
NO
6
.
Kolkisina merupakan inhibitor mitosis karena dapat mengikattubulin (suatu protein),
konstituen utama mikrotubula. Mikrotubula memainkan peran penting dalam
pembentukanbenang spindel pada mitosis. Selain itu, kolkisina juga merupakan
inhibitor motilitas dan aktivitas neutrofil, salah satu partikel penyusun darah, sehingga
memiliki efek anti-radang (anti inflamatori).
Kolkisina dipakai luas di bidang biologi/pertanian untuk menghasilkan sel-
sel poliploid buatan, karena pemisahan set kromosom terganggu dan sel-sel memiliki
set kromosom yang berlipat. Aplikasi kolkisina biasanya dilakukan dengan
mencelupkan bagian tanaman dalam larutan kolkisin selama satu hari. Tumbuhan
poliploid seringkali memiliki ukuran yang lebih besar daripada tumbuhan normal
sehingga disukai oleh petani maupun konsumen.

2. Serotonin

Serotonin atau 5-hidroksitriptamin (5-HT) adalah neurotransmitter
monoamine . Biokimia berasal dari triptofan , serotonin terutama ditemukan
di gastrointestinal (GI) saluran, trombosit , dan sistem saraf pusat (SSP) dari hewan,
termasuk manusia. Yang populer dianggap sebagai kontributor perasaan kesejahteraan
dan kebahagiaan .
[6]

Sekitar 90% dari manusia jumlah serotonin tubuh terletak di sel-sel
enterochromaffin dalam saluran pencernaan ( usus ), di mana ia digunakan untuk
mengatur gerakan usus.
[7]

[8]
Sisanya disintesis dalam serotonergikneuron SSP, di
mana memiliki berbagai fungsi. Ini termasuk pengaturansuasana hati , nafsu makan,
dan tidur. Serotonin juga memiliki beberapa fungsi kognitif, termasuk memori dan
belajar. Modulasi serotonin pada sinapsis dianggap tindakan utama beberapa kelas
antidepresan farmakologis.
Serotonin disekresikan dari sel-sel enterochromaffin akhirnya menemukan jalan keluar
dari jaringan ke dalam darah. Di sana, secara aktif diambil oleh darah trombosit , yang
menyimpannya. Ketika trombosit mengikat menggumpal, mereka melepaskan
serotonin, di mana ia berfungsi sebagaivasokonstriktor dan membantu
mengatur hemostasis dan pembekuan darah.Serotonin juga merupakan faktor
pertumbuhan untuk beberapa jenis sel, yang dapat memberikan peran dalam
penyembuhan luka.
Serotonin dimetabolisme terutama untuk 5-HIAA , terutama oleh hati.Metabolisme
melibatkan oksidasi pertama dengan monoamine oxidase untuk yang
sesuai aldehida . Ini diikuti dengan oksidasi oleh aldehyde dehydrogenase sampai 5-
HIAA, indole turunan asam asetat. Yang terakhir ini kemudian diekskresikan oleh
ginjal. Salah satu jenis tumor, yang disebutkarsinoid , kadang-kadang mengeluarkan
sejumlah besar serotonin ke dalam darah, yang menyebabkan berbagai bentuk
dari sindrom karsinoid pembilasan (serotonin itu sendiri tidak menyebabkan
pembilasan. Potensi penyebab pembilasan pada sindrom karsinoid meliputi bradikinin,
prostaglandin, tachykinins, masalah substansi P, dan / atau histamin.), diare, dan
jantung.Karena efek serotonin yang mempromosikan pertumbuhan pada miosit
jantung,
[9]
orang dengan serotonin mensekresi karsinoid mungkin menderita jantung
kanan (trikuspid) sindrom penyakit katup, yang disebabkan oleh proliferasi miosit ke
katup.
[ rujukan? ]

Selain hewan , serotonin ditemukan dalam jamur dan tanaman .
[10]
Kehadiran
Serotonin dalam racun serangga dan tanaman keras di berfungsi untuk menimbulkan
rasa sakit, yang merupakan efek samping dari injeksi serotonin.Serotonin diproduksi
oleh amuba patogen, dan efeknya pada usus menyebabkan diare. Kehadiran secara
luas di banyak biji-bijian dan buah-buahan dapat berfungsi untuk merangsang saluran
pencernaan ke dalam mengusir biji.
Fungsi
Serotonin adalah neurotransmitter dan ditemukan dalam semua hewan bilateral , di
mana ia menengahi gerakan usus dan persepsi hewan ketersediaan sumber
daya.
[ rujukan? ]
Pada hewan kurang kompleks, seperti invertebrata , sumber daya hanya
berarti ketersediaan pangan. Pada hewan yang lebih kompleks,
seperti arthropodadan vertebrata , sumber daya juga bisa berarti dominasi
sosial. Menanggapi banyaknya dirasakan atau kelangkaan sumber daya, hewan
pertumbuhan, reproduksi atau suasana hati mungkin meningkat atau diturunkan. Hal ini
mungkin agak tergantung pada seberapa banyak serotonin organisme memiliki di
pembuangan.
3. morfin

Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif
utama yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf
pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah
penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfina
juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi.
Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien
ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata "morfina" berasal dari Morfeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Morfin (INN) (diucapkan / n mrfi / ) ( MS T'rusk , MSIR , Avinza , Kadian ,
Oramorph , Roxanol , Kapanol ) adalah potensial candu analgesik obat dan
dianggap sebagai prototipikal opioid . Hal ini ditemukan pada 1804 oleh Friedrich
Sertrner , pertama didistribusikan oleh Friedrich Sertrner pada tahun 1817, dan
komersial pertama dijual oleh Merck pada tahun 1827, yang pada waktu itu sebuah
toko kimia kecil. Itu lebih banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada
tahun 1857. Ini mengambil nama dari Tuhan Yunani mimpi Morpheus ( Yunani :
).
Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium , getah
kering (lateks) yang berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau
dinamakan, poppy, Papaver somniferum . Morfin adalah pemurnian pertama dari
sumber tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50 macam
alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan turunan
opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium, walaupun khusus
dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit sekali, di
bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir,
termasuk 'Przemko' dan Norman 'kultivar' dari opium poppy, digunakan untuk
menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang digunakan dalam
pembuatan-sintetik dan semi sintetik opioid seperti oxycodone dan etorphine dan
beberapa jenis obat.
( P. bracteatum ) tidak mengandung morfin atau kodein, atau lainnya narkotika
fenantrena tipe, alkaloid. Spesies ini lebih merupakan sumber tebain . Terjadinya
morfin di lain papaverales dan Papaveraceae , serta pada beberapa jenis hop dan
murbei pohon belum dikonfirmasi. Morfin diproduksi paling dominan di awal siklus
hidup tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi, berbagai proses di pabrik
memproduksi kodein , tebain , dan dalam beberapa kasus jumlah diabaikan
hidromorfon , dihydromorphine , dihydrocodeine , tetrahydrothebaine, dan xanax
(senyawa ini agak disintesis dari tebain dan oripavine). Tubuh manusia
memproduksi endorphines , yang neuropeptida , dengan efek yang sama.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari
analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan
penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet,
Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ),
morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan
rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis
ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan
mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.

B. BIOSINTESA ALKALOIDA
biosintesa alkaloida mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap cirri
struktur tertentu yang sama-sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloida. Alkaloida
aromatik mempunyai suatu unit stuktur yaitu -ariletilamina. Alkaloida-alkaloida tertentu
darri jenis 1-benzilisokuinolin seperti laudonosin mengandung dua unit -ariletilamina
yang saling berkondensasi. Kondensasi antara dua unit -ariletilamina tidak lain reaksi
kondensasi Mannich. Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu
amina menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogen dalam bentuk imina atau garam
iminium, diikiuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol
atau suatu fenol.
Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksi-reaksi
sekunder yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida. Salah
sattu darri reaksi sekunder ini yang terpenting adalah reaksi rangkap oksidatif fenol
pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme
radikal bebas.
Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen menghasilkan
gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-metil ataupun oksidasi dari
gugus amina. Keragaman struktur alkaloida disebabkan oleh keterlibatan fragmen-
fragmen kecil yang berasal dari jalur mevalonat, fenilpropanoid dan poliasetat.
Dalam biosintesa higrin, pertama terjadi oksidasi pada gugus amina yang diikuti
oleh reaksi Mannich yang menghasilkan tropinon. Selanjutnya terjadi reaksi reduksi dan
esterifikasi menghasilkan hiosiamin.
C. SIFAT FISIKA dan KIMIA ALKALOIDA
Kebanyakan alkaloid berupa padatan Kristal dengan titik lebur yang tertentu atau
mempunyai kisaran dekomposisi. Daapat juga berbentuk amorf dan beberapa seperti
nikotin dan konini berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tak berwarna, tetapi beberapa senyawa kompleks spesies
aromatic berwarna. Pada umumnya basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut
organic meskipun beberapa pseudoalkaloida dan protoalkaloida larut dalam air. Garam
alkaloida dan alkaloida quartener sangat larut dalam air.
Alkaloida bersifat basa yang tergantung pada pasangan electron pada nitrogen.
Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan electron
maka ketersediaan electron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Jika
gugus fungsional yangberdekatan bersifat menarik electron maka ketersediaan
pasangan electron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloida dapat bersifat
netral atau bahkan bersifat sedikit asam.
Kebasaan alkaloida menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami
dekomposisi terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil reaksi ini
sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloida selama atau setlah isolasi dapat
menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu lama.
Pembentukan garam dengan senyawa organic atau anorganik sering mencegah
dekomposisi.
D. ALKALOID YANG BERSIFAT RACUN (toxic)
Banyak Alkaloid golongan Pyrrolizidine bersifat racun terutama terhadap hepar
(hepatotoxic), juga dapat merangsang pembentukan kanker (carcinogenic), dapat
menyebabkan mutasi sel (mutagenic), dan dapat menyebabkan kelainan janin
(teratogenic). Karena itu orang yang sedang hamil muda tidak boleh mengkonsumsi
jamu tradisional yang mengandung Pyrrolizidine Alkaloid (akar Comfrey Symphytum
officinale, sangat beracun). Terhadap hepar atau liver atau hati Alkaloid golongan
Pyrrolizidine dapat menyebabkan pembesaran hepar (hepatomegali), dalam kasus
yang serius dapat menyebabkan kerusakan hepar bahkan kematian. Banyaknya kasus
kanker hepar di Sentral Afrika diantaranya mungkin disebabkan pemakaian obat
tradisional yang mengandung Alkaloid golongan Pyrrozilidine ini.

Você também pode gostar