Você está na página 1de 19

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini pembangunan gedung-gedung bertingkat banyak di jumpai. Di
dalam bangunan bertingkat di perlukan suatu ilmu dan teknologi terapan. Contoh
dalam instalasi instalas penting di alami gedung bertingkat mulai dari instalasi listrik
sampai instalasi sarana air bersih, di dalam pembuatan sarana instalasi air di perlukan
system perpipaan untuk di alirkan bagi keperluan di dalam gedung. Alat yang
mempunyai peranan penting dalam pendistribusian adalah pompa. Pompa digunakan
untuk menghisap air dari penyimpanan atau pengambilan dari sumber air untuk di
alirkan sehingga dapat di gunakan. Penggunaan pompa air mempunyai kempuaan
yang lebih yaitu mengabaikan ketinggian gedung, akan tetapi penggunaan pompa
harus di sesuaikan dengan spesifikasinya yang tertera pada pompa yang akan di
gunakan, karena setiap jenis pompa mempunyai data-data tentang head ataupun
discharge yang berbeda-beda.

1.2 Permasalahan Yang Terjadi
Poros pompa ini mengalami sedikit masalah, yaitu pada bagian mekanikal
sealnya, maka perlu dilakukannya alignment pada pompa ini.karena akibat bocornya
seal keluar air dari seal tersebut dan poros pompa tersebut terkikis permukaannya dan
pada bagian kedudukan seal mengalami permasalahan atau disebut dengan bagian
yang kritis pada poros pompa tersebut disebabkan oleh :

- Paralel misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan tidak
sejajar dengan ketinggian yang berbeda.
- Angular misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya
saling menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada kopling) mempunyai
ketinggian yang sama.
- Combinasion misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya
saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak sama.


2

BAB II
TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Tujuan percobaan

Alignment dilakukan untuk memelihara elemen mesin yang berputar atau
yang meneruskan daya pada sebuah pompa, yang meliputi :
Merawat bagian yang berfungsi sebagai pemindah putaran atau daya.
Rutin mengecek kinerja mesin atau pompa
Melumasi bagian tertentu pada elemen mesin agar selalu dalam
keadaan lembab atau basah
























3

BAB III
TEORI DASAR
3.1 Pengertian Alignment
Alignment adalah suatu pekerjaan yang meluruskan / mensejajarkan dua
sumbu poros lurus (antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan)
pada waktu peralatan itu beroprasi, seperti tampak pada gambar (a).tetapi dalam
kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100%. untuk itu harus diberikan
toleransi kurang dari 0,05 mm. macam macam ketidaklurusan kedua poros
(misalignment) :
1. paralel misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan
tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda, seperti pada gambar (b)
2. angular misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang
posisinya saling menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada kopling)
mempunyai ketinggian yang sama, seperti tampak pada gambar (c)
3. combinasion misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang
posisinya saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak
sama. seperti tampak pada gambar (d)







Gambar.3.1 Bentuk shaft dalam keadaan lurus sempurna



4















Gambar.3.2 Bentuk shaft dalam keadaan paralel misalignment




Gambar.3.3 Bentuk shaft dalam keadaan angular misalignment












Gambar.3.4 Bentuk shaft dalam keadaan combinasi misalignment


5







Gambar.3.5 Bentuk straight bar yang melengkung yang mempengaruhi
analisis alignment

Gambar.3.6 Tanda indikator untuk membantu mengembalikan
koreksi pembacaan dalam mengumpulkan kelengkungan pada shaft.





Gambar.3.7 Alat alignment merk mitutoyo sn. 7010s



6

Permasalahan berdasarkan hasil analisis dari vibrasi, kondisi pompa
mengalami kendala pada sistem kerjanya, maka dilakukanlah pembongkaran oleh
team maintenance, permasalahan sistem kerja pompa adalah pada bearing dan
wearing-ringnya yang sudah aus akibat tidak di alignment. jadi dapat disimpulkan
bahwa penyebab utama kerusakan pompa adalah karena lamanya beroperasi sehingga
menyebabkan gesekan antara bearing dengan shaft (poros) membuat material
menerima panas melebihi batas yang diizinkan dan akan mengakibatkan bearing dan
wearing-ring mengalami keausan.
proses penyelesaian

hal-hal yang di repair pada pompa
shaft run out check










impeller ring clearence to case ring 0,023 inchi
sleve upper clearence 0,008 inchi
sleve intermediate 0,008 inchi
sleve lower 0,007 inchi








7

BAB IV
PERALATAN KERJA

4.1 Alat-alat yang digunakan
a. Wrench combination










Gambar.4.1 Wrench combination
b. L-key set











Gambar.4.2 L-key set





8





c. Spidol




Gambar.4.3 Spidol






d. Dial box set







Gambar.4.4 Dial box set








9






e. Mistar baja


Gambar.4.5 Mistar baja




f. Jangka sorong









Gambar.4.6 Jangka sorong



10

4.2 Langkah-langkah kerja
1. pertama kita pasang breaker pada pompa
2. pasang dial indikator pada breaker, posisi dial indikator menyentuh
kopling motor
3. set dial pada posisi nol, kemudian putar kopling pada beberapa sudut
sambil mengamati gerakan dial. apabila terjadi penyimpangan angka,
maka diset dengan jack bould pada motor sehingga mendapatkan angka
yang diinginkan (batas toleransi).
4. temukan kelurusan tiap sudut.
gambar penyetelan kelurusan poros sebagai berikut :
toleransi yang diijinkan :
a - a = kurang dari 0,05 mm
b b= kurang dari 0,05 mm

Gambar.4.7 Penyetelan kelurusan poros







11

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Bagian-bagian yang menderita akibat ketidaklurusan poros (misalignment)
1. Poros, terjadi getaran yang berlebihan pada masing-masing poros.
2. Bantalan, terjadinya gesekan yang berlebihan pada bantalan
mengakibatkan timbulnya panas yang berlebihan.
3. Baut baut kopling akan rusak / putus.
4. Mempercepat kebocoran cairan yang dipompa pada stuffing box.
5. Pada pompa menurunkan efesiensi mekaniknya.
6. Kumparan pada motor listrik akan bergesekkan sehingga dapat
menimbulkan hubungan pendek.


Gamba.5.1 Ilustrasi kerusakan pompa akibat misalignment









12

5.2 pengertian dial gauge (dial indikator)

Dial gauge atau dial indicator adalah alat ukur yang dipergunakan untuk
memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari bidang datar, bidang silinder atau
permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat
pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan alat
penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan baut penjepit.

Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur :
Kerataan permukaan bidang datar.
Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.
Kerataan permukaan dinding silinder.
Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain

Pada alat ukur ini didalamnya terdapat mekanisme spesial yang dapat
memperbesar gerakan yang kecil. Ketika spindle bergerak sepanjang permukaan yang
diukur, gerakan ini diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan
oleh penunjuk (ponter).

Klasifikasi tingkat pengukuran ditunjukkan pada permukaan dial. Klasifikasi
menunjukkan skala terkcil, dan tingkat pengukuran menunjukkan pembacaan
maksimum. Skala dan outer ring dapat diputar ke O agar lurus dengan penunjuk.
Pada dial juga terdapat penghitung putaran (revolution counter). Counter ini
menunjukan beberapa kali penunjuk telah berputar. Dial gauge tidak seperti halnya
alat ukur lain, dial gauge selalu digunakan bersama alat penopang (supporting tool).
Umumnya magnetic stand digunakan untuk mengukur automotive parts. Dial gauge
juga dibuat dalam bentuk kaliper gauge dan inside deal gauge.


(1). Peringatan Penting

Posisi spindle dia gauge tegak lurus pada permukaan yang diperiksa.-Garis
imajinasi dari mata anda ke ponter dial gauge harus tegak lurus pada
permukaan dial ketika anda membaca pengukuran.
13


Dial gauge harus dipasang dengan teliti pada supporting toolsnya.

Putarlah outer ring setel pada titik nol. Gerakan spindle ke atas dan ke bawah.
Periksalah bahwa penunjuk selalu kembali ke nol bila anda tidak memegeng
spindle.

Di dalam dial gauge terdapat mekanisme presisi seperti jam. Usahakan agar
jangan sampai terjatuh atau terkena benturan.

Jangan berikan oli atau gemuk diantara spindle dan tangkainya. Bila gerakan
spindle menjadi tadak lancar karena oli atau kotoran. Celupkan ke dalam
bensin sambil menggerakan naik turun sampai oli atau kotorannya keluar. ba


5.3 Bagian-bagian dial indikator
1. Jarum Panjang/Jarum penunjuk
2. Jarum pendek / Penghitung putaran
3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh dengan benda kerja


5.4 Fungsi masing-masing bagian

1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk

Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan oleh benda
kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai
skala dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum
panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum
panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.

Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi angka nol
14

tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping,
tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda
kerja.

2. Jarum Pendek

Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang bergerak dari
angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran) , hal ini berarti
pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm
(apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm).

Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai
pergerakan
jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.

3. Batas Toleransi

Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk
melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses
pengukuran benda kerja (lihat pada cara penggunaan dial gauge).

4. Bidang sentuh dengan benda kerja

Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan permukaan benda
kerja, saat benda kerja gergerak terhadap bidang sentuh tersebut.

Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak ke atas.

Jarum panajang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh bergerak ke arah
bawah.




15

5.5 Metode pengukuran serta membaca hasil ukur.

1. Mengukukur kerataan sebuah bidang

Untuk mengukur kerataan sebuah bidang, maka terlebih dahulu jarum-jarum pada
dial gauge harus diset pada posisi angka yang diperkirakan sesuai dengan kondisi
tinggi rendah permukaan bidang yang akan diukur, Misal sbb:

- Jarum pendek menunjuk angka dua

- Jarum panjang menunjuk angka nol

Hal di atas dapat dilakukan dengan cara mendorong bidang sentuh ke arah atas,
sampai posisi jarum pendek pada angka dua, dan jarum panjang pada angka nol,
Selanjurnya posisi letak dari batas toleransi yang dibutuhkan adalah :

- Batas toleransi sebelah kiri pada posisi angka 90

- Batas toleransi sebelah kanan pada posisi angka 10

Hal ini berarti toleransi ke arah kiri dan kanan dari angka 0 adalah berjarak 0,1 mm.
Hasil pengukuran sebuah bidang dinyatakan rata apabila pergerakan jarum panjang
bergerak ke arah kiri dan kanan antara jarak toleransi tersebut.









16

BAB VI
ANALISA DATA HASIL PENGUKURAN
6.1 Data Hasil Pengukuran




Gambar.6.1 poros yang di uji ke balingannya
Setelah melakukan pengujian ke balingan terhadap poros pompa, maka di dapat
datasebagai berikut:
Bagian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Di bagi 5 3 3 3 12 2 2 5 10 3
Panjang (mm) 75 12,38 21 8 157 33 21 18,2 113 34,3
Diameter (mm) 32 38 40 49,02 52,37 53,1 45 44 43 -
No

1
-0,03 -0,04 -0,03 -0,04 -0,01 -0,04 -0,04 -0,03 -0,04 -0,04
+0,01 +0,02 +0,01 +0,01 +0,02 +0,01 +0,00 +0,01 +0,01 0
2
-0,03 -0,04 -0,04 -0,03 -0,01 -0,04 -0,01 -0,04 -0,04 -0,04
+0,01 +0,01 +0,01 +0,01 +0,01 +0,01 +0,01 +0,00 +0,01 0
3
-0,03 -0,03 -0,03 -0,o4 -0,01

-0,04 -0,04 -0,04
+0,01 +0,01 +0,01 +0,01 +0,04

+0,01 +0,01 0
4
-0,03

-0,00

-0.04 -0,04
+0,01

+0,02

+0.00 0

5
-0,03

-0,00

-0.03 -0,04
+0,01

+0,02

+0.01 0

6

-0,00

-0,04


+0,02

0

7

-0,01

-0,04


+0,02

0

8

-0,02

-0,04


+0,02

0
9

-0,01

-0,04

17


Table 6.1 Data hasil pengamatan
6.2 Analisa Data Hasil Pengukuran

Grafik hasil analisa data, grafik ini menunjukkan bahwa di mana 0,00 adalah
bagian yang tidak terjadi penyimpangan atau tidak terjadi gesekan permukaan,
sedangkan bagian yang terjadi penyimpanga adalah yang nilai angka pengamatannya
seperti 0,01 atau 0,02. dan pada bagian yang kritis adalah bagian yang terjadi gesekan
permukaan dan angka hasil pengamatannya adalah -0,04 dan angka toleransinya
adalah 0,05. bila nilai hasil pengamatan poros ini melebihi angka toleransinya, maka
poros pompa ini tidak bias dipakai lagi karena sudah melebihi batas toleransi yang
di izinkan. setelah poros pompa ini di alignment ternyata masih bisa di pakai, karena
masih di bawah angka toleransi.
Belum perbaiki
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3 3 21 41 -0 0 -0 0 -0 0
2 3 12 0 -0 0 -0 0 -0 0
1 5 75 32 -0 0 -0 0 -0 0 -0 0 -0 0
BAGIAN 0 0 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
A
x
i
s

T
i
t
l
e

Chart Title

+0,00

0

10

-0,02

-0,04


+0,02

0

11

-0,00


+0,02

12

-0,00


+0,02

18

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Data hasil pengukuran kebalingan terhadap poros pompa dapat di simpulkan
bahwa pada bagian ke-9 (sembilan) dengan panjang 113 mm dan diameter 42,94 mm
merupakan bagian yg terjadi kebalingan, dengan nilai kebalingan rata-rata -0,04
+0,01. Sedangkan toleransi yg di izinkan adalah 0.05, jadi dapat di simpulkan bahwa
poros pompa masih dapat di gunakan.belum perbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi data hasil pengukuran adalah:
alat-alat yang di gunakan kurang presisi
pengamatan pada saat pengukuran kurang cermat
pengliatan alat ukur kurang tepat

7.2 Saran-Saran
1. untuk mendapatkan hasil dengan ketelitian yang maksimal, di sarankan
mengunakan alat-alat yang presisi (standar).
2. bagi praktikum hendaknya sebelum melakukan praktek, terlebih
dahulu harus menguasai teori dan cara-cara pembacaan alat ukur
dengan benar






19

DAFTAR PUSTAKA

1 alfred benaroya, centrifugal pump, petrolium compeny, tulsa okohama 1978. 2 lgor
j. karassik, centrifugal pump clinic, second edition, revised andexpended, new york
1979.
3 pt. arun ngl. co, pt operation manual, lhokseumawe.
4 rebort r ross, centrifugal pump desing and aplicasion, gluf.
5 sularso, pump dan kompressor, pt. pradya paramita, jakarta 1987.
6http://id.shvoong.com/products/appliances/2125407-dial-gauge-dial-
indikator/#ixzz1bmJ6goZH

Você também pode gostar