Você está na página 1de 19

DRAINASE DAN

PERKEMBANGAN KOTA
OLEH
PRINSIP2
URBAN
GROWTH
MANAGE
MENT
CONTROL
KEBUTUHAN
INDIVIDU
MANUSIA
URBANISASI
AGLOMERASI
EKONOMI
SUSTAINABLE
URBAN
DEVELOPMENT
MENUMBUHKAN :
Kepadatan Penduduk
Perluasan Wilayah
Permukiman
Pembangunan Fisik
Sarana & Prasarana
Daerah Komersial &
Industri
MENINGKATKAN :
Industrilialisasi
Perdagangan &
Komersial
Sarana & Prasarana
Publik
Perkantoran
Permukiman
PENGATURAN
TATA RUANG:
Zone Industri
Zone Komersial &
Perdagangan
Zone Permukiman
Zone Perkantoran
Zone Daerah Resapan Air
Zone Derah Hijau
Fasos & Fasum , dll
URBAN SPRAWL:
Poor Methods of
Development
Pengembangan
Kota yang tak
terencana & tak
optimal
PERUBAHAN
WATER BALANCE
Perubahan Local
Ecosystem
INTEGRATED
PUBLIC
SERVICE
MANAGEMENT :
Air Minum
Air Limbah
Drainase Air
Hujan
Sampah
MENINGKATKAN:
Volume Runoff
Air Hujan
Tingkat Polusi
Air Limpahan
Frekwensi
terjadinya Banjir
Kota
Degradasi
Kualitas Air
Sungai
Dll.
DIBUTUHKAN
MANAGEMENT
AIR HUJAN
YG BAIK
DIBUTUHKAN
PERENCANAAN
DRAINASE YG
BAIK
PRINSIP-PRINSIP DASAR
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Sistem Drainase Perkotaan adalah
Prasarana yang terdiri dari
kumpulan sistem saluran didalam
kota yang berfungsi mengeringkan
lahan perkotaan dari banjir /
genangan akibat hujan dengan cara
mengalirkan kelebihan air permukann
ke badan air melalui sistem saluran
saluran tersebut.

FUNGSI DRAINASE PERKOTAAN
Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan
lahannya rendah dari genangan sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan
infranstruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air
terdekat secepatnya agar tidak membanjiri /
menggenangi kota yang dapat merusak selain harta
benda masyarakat juga infranstruktur perkotaan.
Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan
yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan
kehidupan akuatik.
Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian
air tanah.
SISTEM DRAINASE LOKAL
(MINOR URBAN DRAINAGE)
Jaringan sistem drainase yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti
kompleks permukiman, daerah komersial,
perkotaan dan kawasan industri, pasar dan
kawasan parawisata.
Sistem ini melayani area sekitar kurang
lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase
lokal menjadi tanggungjawab masyarakat,
pengembang atau instansi pada kawasan
masing-masing
SISTEM DRAINASE UTAMA
(MAJOR URBAN DRAINASE)
Sistem jaringan drainase yang secara struktur
terdiri dari :
Saluran primer yang menampung aliran dari
saluran saluran sekunder.
Saluran sekunder menampung aliran dari
saluran saluran tersier.
Saluran tersier menampung aliran dari
Daerah Alirannya masing masing.
Jaringan Drainase Lokal dapat langsung
mengalirkan alirannya ke saluran Primer,
sekunder maupun tersier.
Sistem Saluran Primer
Saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-
saluran aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran
primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir.
Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan
air.
Sistem Saluran Sekunder
Sistem Saluran Tersier
Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran saluran tersier dan
meneruskan aliran ke saluran primer
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung
dari saluran - saluran pembuangan rumah rumah
BANJIR TERJADI KARENA :
1. Faktor Alam :
a. Kondisi alam statis : geografi, topografi,
geometri alur sungai.
b. Kondisi alam dinamis : curah hujan, tinggi
pasang surut.

2. Kegiatan Manusia

KINERJA PENANGANAN
DRAINASE
BANTUAN
TEKNIS
(OUTLINE PLAN
DAN DED)

BANTUAN FISIK
(REHABILITASI)

PENDEKATAN
TERPADU
DENGAN
SEKTOR LAIN
TERUTAMA
FLOOD
CONTROL AIR
LIMBAH DAN
PERSAMPAHAN

PENCAPAIAN
SASARAN
PELITA VI
49% DARI
DAERAH
TERGENANG

EVALUASI
EKONOMI ADB

KONDISI
KESEHATAN
LINGKUNGAN
BELUM
MEMADAI

ISU ISU STRATEGIS DALAM
PENANGANAN DRAINASE
PERMUKIMAN
KECENDERUNGAN
PERUBAHAN IKLIM
PENGATURAN
FUNGSI LAHAN
BASAH
PENANGANAN
TERPADU
DENGAN
SEKTOR LAIN
SISTEM
INFORMASI
PENGENDALIAN
DEBIT PUNCAK
TANTANGAN, KENDALA DAN PELUANG
KECENDERUNGAN
PERUBAHAN IKLIM
KECENDERUNGAN
PERUBAHAN IKLIM
KECENDERUNGAN
PERUBAHAN IKLIM
PERAN AKTIF MASYARAKAT
OPTIMALLISASI DAN EFISIENSI
PERNINGKATAN SISTEM YANG ADA
PEMERATAAN PEMBANGUNAN
LINGKUNGAN SEHAT YANG TERJANGKAU
KRISIS EKONOMI
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
KESADARAN MASYARAKAT
INSTITUSI PENGELOLA
PENGANGGURAN
HASIL PEMBANGUNAN YANG ADA
PENGURANGAN BEBAN PELAYANAN
PENGGUNAAN PRODUK LOKAL
DESENTRALISASI / OTONOMI DAERAH
PENGENDALIAN BANJIR
Pengendalian Banjir adalah upaya mengendalikan
aliran permukaan dalam sungai maupun dalam badan
air yang lainnya agar tidak meluap serta limpah
atau menggenangi daerah perkotaan

Konstruksi / Bangunan air pada sistem Flood Control
antara lain berupa :
Tanggul
Bangunan Bagi
Pintu Air
Saluran Flood Way
PERMASALAHAN
Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak diimbangi
dengan pertumbuhan penyediaan infrastruktur
(Prasarana dan Sarana) perkotaan dan menyebabkan
perluasan permukiman secara sporadis dan spatial.

Umumnya pembangunan saluran saluran drainase
dilakukan secara parsial disebabkan belum adanya acuan
yang tersistem baik Outine Plan apalagi Master Plan.

Pelaksanaan pemeliharaan rutin untuk membersihkan
saluran drainase sulit dilaksanakan disebabkan saluran
pada umumnya tidak mempunyai akses jalan untuk
tempat lewatnya alat alat berat.

Kesulitan lahan drainase merupakan masalah pokok
karena sudah sedemikian rupa banyaknya masyarakat
yang bermukim di sepanjang tepi sungai dan saluran.
Bangunan bawah tanah seperti kabel Telkom dan pipa PDAM,
Tidak jarang penempatannya melintang dipenampang basah
saluran, sehingga menghambat aliran drainase dan bahkan
ada yang menutup saluran drainase.

Biaya operasi dan pemeliharaan saluran sangat kurang,
karena dana yang tersedia tidak memadai.

Penarikan retribusi dari masyarakat tidak mungkin dapat
dilaksanakan, sebab parameter banjir adalah hujan yang
sifatnya bervariasi.

Kebiasaan masyarakat membuang sampah dan limbah di
saluran saluran.

Akibat adanya perubahan tata guna lahan dari daerah hijau
menjadi daerah bangunan dan bertambahnya debit banjir.

Laju sedimentasi yang terjadi pada saluran drainase sangat
tinggi, yang berasal dari erosi lahan, sampah, limbah dan
endapan akibat adanya pasang surut.
Adanya genangan akibat pasang air laut, yang terjadi
setiap saat dan akan semakin parah apabila pada saat
yang bersamaan terjadi hujan lokal.

Sebagian wilayah kota mempunyai muka tanah yang
lebih rendah dari elevasi muka air laut pasang rata
rata.

Turunnya muka tanah sebagian wilayah di daerah
pantai yang kemungkinan disebabkan adanya
pembangunan diatasnya serta banyaknya pengambilan
air sumur dalam, sehingga mempermudah terjadinya
genangan pada daerah tersebut.

Adanya banjir kiriman dari hulu yang merupakan
daerah perbukitan

UPAYA PENANGANAN MASALAH
1. Menerapkan teknis hidraulik yang benar, meliputi :

Kegiatan perencanaan agar selalu berpedoman pada
kriteria hidrologi, kriteria hidraulika dan kriteria
struktur yang ada.

Kegiatan pelaksanaan pembangunan, agar selalu
berpedoman pada peraturan-peraturan pelaksanaan,
spesifikasi administrasi, spesifikasi teknik dan
gambar-gambar perencanaan yang ada.

Kegiatan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan agar
selalu berpedoman pada kriteria sistim drainase
perkotaan dan peraturan-peraturan pelaksanaan
operasi dan pemeliharaan yang ada.

2. Pembenahan aspek non struktural, meliputi:

Pemantapan perundangan dengan persampahan,
perumahan, peil banjir, masterplan drainase, dan
lain-lain.

Pemantapan organisasi pengelola yang ada,
secara berkesinambungan.

Penyediaan dana yang mencukupi, baik untuk
pembangunan maupun untuk biaya operasi dan
pemeliharaan.

Peningkatan peranserta masyarakat dan
peranserta swasta dalam penanganan drainse
perkotaan.

Dan lain-lain.
Perencanaan
yg baik
Institusi yg
mantap
Dukungan
semua pihak
Kemauan
politis
pimpinan
Peraturan yg
aplikatif
Teknis
operasional yg
efektif & efisien
Pembiayaan yg
memadai
TERIMA KASIH

Você também pode gostar