Você está na página 1de 3

KURANG GIZI AKUT

Kurang gizi merupakan suatu defisiensi dari kalori atau salah satu dari nutrisi sesnsial.
Biasanya merupakan suatu defisiensi awal dari kalori (yang merupakan konsumsi makanan
secara keseluruhan) atau protein. Defisiensi dari vitamin dan mineral biasanya
dipertimbangkan sebagai suatu kelainan yang terpisah. Beda dari kurang gizi (undernutrition)
dan malnutrisi ialah kurang gizi merupakan salah satu bentuk dari malnutrisi, dimana
malnutrisi ini juga mencakup gizi lebih.
Pada negara-negara berkembang, biasanya gizi kurang ini timbul pada orang-orang
yang miskin, seperti para gelandangan, dan orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan.
Selain itu juga timbul pada orang-orang yang tidak makan makanan yang cukup, seperti
mereka yang kehilangan nafsu makan, atau akibat peningkatan kebutuhan nutrisi dari tubuh
mereka. Kurang gizi ini sering timbul pada bayi, anak, dan remaja sebab mereka sedang
bertumbuh dan membutuhkan banyak kalori dan nutrisi.
Kurang gizi ini terjadi awal mulanya saat konsumsi dari kalori tidak mencukupi
kebutuhan, maka tubuh akan ememcahkan lemak untuk dipakai sebagai kalori. Setelah
simpanan lemak habis digunakan, maka tubuh akan beralih ke organ dan jaringannya sendiri,
sehingga dapat menyebabkan kematian.
Kurang gizi yang berat (biasa dipanggil kekurangan energi protein) timbul bila orang-
orang tidak mengkonsumsi kalori dan protein yang cukup dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini biasanya timbul pada anak-anak di negara-negara berkembang. KEP ini iket serta
sebagai salah satu penyebab kematian pada anak (lebih dari setengah dari jumlah anak yang
meninggal)

Penyebab
Secara umum masalah malnutrisi energi-protein (MEP) disebabkan beberapa faktor.
Yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena
bagaimanapun MEP tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut
beberapa faktor penyebabnya:
* Faktor sosial; yang dimaksud di sini adalah rendahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan anak. Sehingga banyak balita
yang diberi makan "sekadarnya" atau asal kenyang padahal miskin gizi.
* Kemiskinan; sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di
negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan
paling mendasar, yaitu pangan pun seringkali tak bisa terpenuhi.
* Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya
ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi
penyebab munculnya penyakit MEP.
* Infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan
malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi
malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran
berikutnya akan mempermudah masuknya beragam penyakit.
Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat
dihindari. Misalnya ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat
untuk dapat membeli bahan pangan, serta pentingnya sosialisasi makanan bergizi
bagi balita.

Kurang gizi dapat timbul sebagai akibat dari :
Kurangnya makanan yang tersedia, contohnya antara lain :
- Kemiskinan
- Kelaparan
- Kurangnya kemampuan fisik / kecacatan untup
Suatu gangguan atau obat-obatan yang mempengaruhi asupan, metabolisme,
atau penyerapan dari nutrisi, contohnya antara lain :
- Muntah
- Diare
- AIDS
- Kanker
- Gangguan ginjal / hati
- Gangguan absorbsi
Peningkatan kebutuhan kalori dalam jumlah besar.
Menggunakan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kurang gizi, contohnya obat-
obatan yang menyebabkan muntah dan tidak nafsu makan.

Gejala
Tanda yang paling sering timbul ialah kehilangan jaringan lemak. Gejala lain yang
dapat timbul ialah diare, kehilangan nafsu makan, dan apatis. Rasa lemah, dan tidak dapat
melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dapat juga timbul gangguan kepribadian hingga ke
retardasi mental.
Gejala kurang gizi ringan relatif tidak jelas, hanya terlihat bahwa
berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Rata-rata berat
badannya hanya sekitar 60-80% dari berat ideal. Adapun ciri-ciri klinis yang
biasa menyertainya antara lain:
* Kenaikan berat badan berkurang, terhenti, atau bahkan menurun.
* Ukuran lingkaran lengan atas menurun.
* Maturasi tulang terlambat.
* Rasio berat terhadap tinggi, normal atau cenderung menurun.
* Tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang.

Diagnosis
Dari anamnesis dapat ditanyakan dan diperoleh informasi mengenai cara penyajian dan
pemberian makanan, serta makanan apa saja yang diberikan. Untuk mendiagnosa penyakit ini
biasanya diperhatikan penampakan dari pasien, kekurangan berat badan, tanda-tanda fisik
yang mungkin, foto ronsen, pemeriksaan darah dapat digunakan untuk memeriksa kadar
albumin dan sel darah putih. Pemeriksaan kulit dilakukan untuk menentukan efek dan derajat
dari kegawatan dari kurang gizi ini.

Penatalaksanaan
Pemberian nutrisi yang adekuat. Usahakan melalui mulut. jika tidak memungkinkan
dapat diberikan melalui intravena. Pengobatan pada penderita MEP tentu saja harus
disesuaikan dengan tingkatannya.
Penderita kurang gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi.
Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar 2-3 gram atau
setara dengan 100-150 Kkal. Sedangkan pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks
karena masing-masing penyakit yang menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun
sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh. Sejalan
dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya, status gizi anak tersebut terus
diperbaiki hingga sembuh.

Você também pode gostar