Você está na página 1de 7

2014

ANALISA TERHADAP KEPUTUSAN BUPATI PURWAKARTA 6 SMK DILARANG


UNTUK MENERIMAMURID BARU DENGAN ALASAN KARENA KEENAM SMK
TAWURAN YG MENYEBABKAN KORBAN RINGAN DAN BERAT DIKAITKAN
DENGAN KETENTUAN BESCHIKKING

Disusun oleh :
Chaniago Gaghana P 110 110 110 495
Ismail Aditya 110 110 110 465
Ariano Edward 110 110 110 478
Irsyad Fahlevi 110 110 110 486
M. Fajar SP 110 110 110 500
THE EYE
UNIVERSITAS PADJAJARAN | Bandung, Jawa Barat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Kasus Posisi
Bupati Purwakata mengeluar kan Keputusan (SK Bupati No 421.5/Kep-29 Disdikpora/2014
tentang larangan PPDB terhadap enam SMK swasta) 6 SMK di Purwakarta dilarang untuk
menerima murid baru dengan alasan, karena keenam SMK tersebut sering melakukan
tawuran yang mengakibatkan korban ringan dan berat sehingga merisaukan masyarakat
sekitar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam
makalah ini :
1. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Bupati Purwakarta tersebut (SK Bupati)
merupakan beschiking?
2. Apakah tindakan bupati tersebut mempunyai dasarnya atau tindakan bupati tersebut
merupakan sebuah diskresi?
3. Apabila merupakan beschiking, Apakah SMK tersebut melakukan upaya
administratif terlebih dahulu atau langsung ke PTUN?
4. Sebutkan alasan hukum yang digunakan oleh SMK tersebut, apabila ingin
mengajukan gugatan ke PTUN?
5. Apakah putusan Bupati Purwarkarta melanggar asas-asas Good Governance?







BAB II
PEMBAHASAN / ANALISIS

1. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Bupati Purwakarta tersebut (SK
Bupati) merupakan beschiking
Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking), menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Neagara, didefinisikan sebagai berikut:
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata
1
.
Dari Rumusan Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tersebut dapat kita
Tarik beberapa elemen-elemen/unsur-unsur yang menentukan apakah itu merupakan
beschikking atau tidak element-element/unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut
2
:
a. penetapan tertulis
Pengertian penetapan tertulis adalah cukup ada hitam diatas putih. Dalam hal ini
Bupati Purwakarta menerapkan keputusan dalam bentuk tertulis, yakni dituangkan
dalam SK Bupati No 421.5/Kep-29 Disdikpora/2014 tentang larangan PPDB terhadap
enam SMK swasta.
b. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; Dalam hal ini, Bupati merupakan Pejabat yang

1
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Neagara
2
Muhammad Ikhwan, Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking), < http://studihukum.blogspot.com/>,
[04/05/2014]
melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan,
yakni pemerintahan daerah berdasarkan Undang-undang Pemda No.32 Tahun 2004,
yakni pasal 1 ayat (3).
c. tindakan hukum Tata Usaha Negara
tindakan hukum dibagi dua ada tindakan hukum bersegi satu dan tindakan hukum
bersegi dua. Tindakan hukum bersegi satu ialah tindakan yang dilakukan pejabat
bersifat Public, seperti pejabat Negara membuat keputusan mempunyai dampak
public. Tindakan hukum bersegi dua ialah tindakan yang dilakukan pejabat bersifat
privat, seperti Perjanjian kerja sama antara pejabat satu dengan pejabat lainya. Dalam
hal ini, Bupati melakukan tindakan hukum bersegi satu.
d. Bersifat konkret, individual, dan final
Maksudnya Jelas kepada siapa keputusan itu dibuat berbeda dengan Regeling
(peraturan), peraturan ini sifat nya umum atau berlaku untuk semua. Dalam hal ini,
Bupati membuat keputusan tersebut ditujukan kepada 6 SMK swasta di Purwakarta
melalui Kepala Sekolah nya masing-masing.
e. menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Kepala sekolah dari masing-masing SMK tersebut sangat dirugikan akibat dari
keputusan SK tersebut.
Jadi menurut kelompok kami, keputusan yang dibuat oleh Bupati Purwakarta tersebut
merupakan Beschikking Karena telah memenuhi unsur-unsur dari Pasa 1 angka 3 Undang-
undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

2. .
3. Upaya Administrasi atau Langsung mengajukan Gugatan ke PTUN
Upaya Administrasi diatur di dalam Pasal 48 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1986 tentang
PTUN yang menyatakan bahwa, Dalam hal suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
diberi wewenang oleh atau berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk
menyelesaikan secara administratif sengketa Tata Usaha Negara tertentu,maka batal atau
tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/administratif yang tersedia.
Mengenai gugatan yang dapat diajukan ke PTUN diatur di dalam Pasal 48 ayat (2) UU No.5
Tahun 1986 yang menyatakan bahwa Pengadilan baru berwenang memeriksa,memutus, dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika
seluruh upaya administratif yang bersangkutan telah digunakan.
Untuk Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang mengenal adanya upaya administrasi
maka gugatannya dapat diajukan ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang mengadili
pada tingkat pertama. Sedangkan bagi KTUN yang tidak mengenal adanya upaya
administrasi maka gugatan dapat langsung diajukan ke PTUN berdasarkan Pasal 50 UU No.
5 tahun 1986 tentang PTUN.
3

Upaya Administrasi ini terbagi menjadi dua yakni keberatan dan banding administrasi.
Dalam keberatan administrasi penyelesaiannya dilakukan oleh instansi yang sama,
maksudnya badan atau pejabat TUN yang mengeluarkan KTUN. Sedangkan dalam banding
adminitrasi penyelesaiannya dilakukan oleh instansi lain yang biasnya merupakan instansi
atasan dalam jenjang jabatan.
Menurut Surat Edaran No. BH.10/5/37 tanggal 18 April 1972 tentang kasasi administrasi
dalam lingkungan departemen dalam negeri diartikan sebagai upaya administrasi menurut
UU No. 5 Tahun 1986, berarti terhadap setiap KTUN yang berasal dari kepala daerah yang
menjadi sengketa tata usaha negara harus melalui alur upaya administrasi dan selanjutnya
akan langsung digugat melalui PT TUN.
4

Kepala daerah menurut Pasal 24 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah adalah Gubernur untuk provinsi, Bupati untuk daerah kabupaten, dan walikota unutk
kota.
Dengan demikian, berkaitan dengan kasus di atas, Bupati Purwarkarta mengeluarkan
sebuah keputusan yang melarang enam SMK untuk menerima mahasiswa baru, dimana
keputusan itu merupakan sebuah beschikking. Sehingga berdasarkan uraian di atas, terhadap
keputusan Bupati Purwakarta dapat dilakukan upaya administrasi keberatan administrasi
terlebih dahulu, apabila upaya administrasi tersebut gagal, maka gugatan itu baru diajukan ke
PTUN yang mengadili pada tingkat pertama. Akan tetapi apabila para pihak disini memilih
upaya adminitrasi banding administrasi, maka apabila upaya itu gagal gugatan itu dapat
diajukan ke PT TUN yang mengadili pada tingkat pertama.

3
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY
PRESS, 2005, hlm. 317
4
Ibid
4. Sebutkan alasan hukum yang digunakan oleh SMK tersebut, apabila ingin
mengajukan gugatan ke PTUN?
Dalam Pasal 53 Ayat (1) Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara. Yang dimaksud dalam gugata tata usaha Negara adalah Seseorang atau badan
hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau
tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan gati rugi dan/atau rehabilitasi.
Dalam hal ini, keenam SMK melalui kepala sekolah nya masing-masing menyatakan
sangant dirugikan atas keputusan tersebut, karena keenam SMK tersebut beranggapan
Mereka beralasan hanya 5 persen dari seluruh anak didiknya yang suka terlibat tawuran.
Pernyataan salah satu dari keenam Kepsek SMK yakni Kepala SMK YPK Zainurizal
beralasa siswa sekolahnya yang sering terlibat tawuran itu tak banyak, Jadi, jangan karena
kesalahan segelintir siswa, kami harus menanggung semua akibatnya, kan enggak fair.
5

Kemudian dalam Pasal 53 Ayat (2) Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara. Terdapat beberapa Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh penggugat adalah :
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah menggunakan wewenangnya untuk
tujuan lain dari maksud diberikannya wewenang tersebut;
c. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah
mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keputsan itu
seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan
tersebut.
Dalam Kasus ini, perlu diketahui Ada Tim pencari fakta yang diterjunkan Badan
Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Jawa Barat untuk membantu Pihak ke
enam SMK, dan mereka menyimpulkan bahwa menyimpulkan SK Bupati tersebut cacat

5
Tempo, Tawuran, 6 SMK Purwakarta Dilarang Terima Siswa, < http://www.tempo.co/>, [04/05/2014]
hukum. tim pencari fakta menilai, SK itu bertentangan dengan PP 17/2010 yang diubah jadi
PP 66/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pendidikan. Anggota Tim BMPS Endang Imam
menjelaskan, dalam PP No 66/2010 disebutkan, pemerintah mengatur soal penyelenggaraan
pendidikan, termasuk menegaskan bahwa tanggungjawab sekolah terhadap siswa hanya pada
saat siswa berada di sekolah atau pada saat jam sekolah. Ini berbeda dengan yang tercantum
dalam konsideran SK Bupati. Pada SK Bupati disebutkan bahwa sekolah harus
bertanggungjawab terhadap siswanya baik saat di lingkungan maupun di luar sekolah.
Padahal, UU juga tidak mengatur soal tanggung jawab sekolah pada siswanya di luar
lingkungan sekolah. "Kalau mengacu pada PP, jika ada pelajar yang terlibat tawuran di luar
sekolah dan di luar jam pelajaran, itu bukan tanggung jawab penuh sekolah. Melainkan sudah
jadi tanggung jawab masing-masing pelajar, pemerintah dan aparat penegak hukum," ungkap
Endang.
6

Menurut kelompok kami jika dilihat dari Penjelasan diatas, maka alasan yang paling
relevan digunakan dalam mengajukan gugatan ke pengadilan Tata Usaha Negara oleh
keenam SMK untuk dinyatakan batal atau tidak sah kepada hakim, adalah menggunakan
alasan yang terdapat di pasal 53 ayat (2) huruf a. yakni Keputusan Tata Usaha Negara yang
digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (SK bupati
bertentangan dengan PP 66/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pendidikan).










6
Radar Karawang, DPRD Juga Tak Sepakat dengan SK Bupati, < http://www.radar-karawang.com/>,
[04/05/2014]

Você também pode gostar