Você está na página 1de 5

Empat Pilar Pemimpin Impian Indonesia

Lima belas tahun sudah Bangsa Indonesia mengalami proses transformasi sejak tahun
1998, dimana fase ini dikenal dengan sebutan era Reformasi. Sebagai praktisi
Manajemen berbasis pendekatan Neuro-Linguistic Programming (NLP), sebuah disiplin
ilmu tentang model pembelajaran yang mampu meningkatkan dan mengakselerasi
potensi manusia untuk mencapai keunggulan. Saya pribadi lebih senang menggunakan
istilah era transformasi kepemimpinan Indonesia, bagaimana bisa begitu? Mudah saja,
selama ini rakyat Indonesia selalu bermain dalam kalkulasi siapa yang menjadi
pemimpin ideal? Tidak main-main lho, mulai dari kalkulasi secara konsep hingga
kalkulasi ramalan sejarah para empu dimasa lalu seperti satrio piningit, imam mahdi,
dan sebagainya. Tentunya ini membuktikan bahwa kerinduan rakyat Indonesia akan
hadirnya Pemimpin yang mampu membawa Bangsa ini kedalam kondisi positif, terbang
tinggi dengan sayapnya sendiri.
NLP dikembangkan dari hasil jerih payah beberapa orang. Beberapa orang yang
menjadi catatan pengembangan NLP adalah David Gordon, Leslie Cameron-Bandler,
Steve and Connirae Andreas, Robert Dilts, Richard Bandler, John Grinder, dan masih
banyak lagi. Studi mereka dimulai pada awal tahun 1970 di University of California,
Santa Cruz dan sampai sekarang masih terus berlanjut dengan banyak perkembangan.
NLP membawa seseorang memiliki kemampuan untuk menganalisa dan melakukan
transfer kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang yang luar biasa (excellence),
karena itulah hasilnya akan membawa seseorang memiliki kemampuan aplikasi praktis
psikologi yang paling efektif selama ini dari yang pernah dipelajari sebelumnya, serta
berorientasi pada hasil (result oriented) perubahan yang diinginkan.
Kalau kita bicara tentang kepemimpinan di Indonesia, maka yang kita akan terjebak
pada diskusi siapa yang menduduki posisi no 1 di republik ini. Memang tidak
sepenuhnya salah, walupun kepemimpinan bukan melulu bicara tentang kedudukan,
namun ditengah hiruk pikuk ramainya tantangan yang membelenggu bangsa ini, ada
baiknya kita benar-benar memiliki pemimpin yang diimpikan selama ini. Hal ini karena
Jiwa Kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin, akan berpadu dengan
kewenangan yang dimilikinya untuk memberikan perubahan positif bagi Indonesia.
INDONESIA! Merah Darahku.. Putih Tulangku.. Bersatu dalam Semangatmu!
INDONESIA! Debar Jantungku, Getar Nadiku Berbaur dalam Angan-Anganmu!
INDONESIA! Nada Laguku, Symphoni Perteguh Selaras dengan Symphonimu!
biarpun bumi bergoncang kau tetap INDONESIAKU! andaikan matahari terbit dari barat
kaupun tetap INDONESIAKU! tak sebilah pedang yang tajam dapat palingkan daku
darimu kusingsingkan lengan rawe-rawe rantas malang-malang tuntas denganmu
(Kebyar-Kebyar, Soedjarwoto Soemarsono a.k.a Gombloh)
Dari banyaknya konsep dan teori tentang kepemimpinan, setidaknya menurut
pendekatan NLP Terdapat Empat Pillar yang dapat digunakan untuk mencari sosok
pemimpin idaman saat ini:
1. Pemimpin yang memiliki Kejelasan tentang Hasil Akhir Yang Diinginkan
(outcome). Kemampuan menciptakan tujuan akhir dan pandangan kedepan
(visi) hal ini sangat penting mengingat seorang Leader sebagai lokomotif harus
mampu menetapkan dan membawa gerbong-gerbong yang ada di rangkaiannya
menuju sasaran. Dalam menentukan pemimpin idaman Indonesia, terlebih
dahulu kita perlu mengenali hasil akhir yang diinginkan dari stok pemimpin yang
ada saat ini. Pemahaman sepenuhnya atas hasil yang ingin didapatkan sangat
membantu proses pencapaian kinerja sang pemimpin. Ketika sosok pemimpin
tersebut benar-benar memahami hasil akhir dari apa yang ingin dicapai dalam
masa kepemimpinannya, maka sang pemimpin dapat dengan mudah
mengarahkan seluruh elemen yang ada seperti politik, hukum, dll ke hasil akhir
tersebut. Selain itu, pemahaman atas hasil akhir yang diinginkan juga membantu
dalam mengidentifikasi efektifitas suatu kinerja pencapaian (Visi), apakah
semakin mendekatkan atau menjauhkan dari hasil yang diinginkan. Adapun hasil
akhir yang diinginkan menurut pendekatan NLP adalah: SPESIFIK, JELAS dan
ADA TARGET WAKTU PENCAPAIANNYA! Dan apabila kita berpikir tentang
pemimpin yang heroik seperti Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin,
Soekarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-
sifat Tau Hasil Akhir yang Diinginkan melekat pada diri mereka dan telah mereka
manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan
2. Pemimpin yang Mampu meningkatkan Kualitas Hubungan yang Baik
(rapport). Menurut Teori Kepemimpinan Organisasi, Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan (goal) organisasi (Trout, 2008). Dari sini bisa kita
teliti bahwa sosok pemimpin Idaman Indonesia haruslah mampu menjalin
komunikasi yang baik kepada setiap elemen DAN SETIAP SAAT! Kenapa?
Karena terdapat elemen proses mempengaruhi (persuasif). Seorang pemimpin
yang memiliki kemampuan menjalin komunikasi yang ekologis bagi masyarakat,
bukan mengombang-ambingkan apalagi mempermainkan emosional dan
mengarahkan kepada citra diri saja. Kemampuan membangun tim yang kuat dan
mengorganisasi adalah kuncinya. Termasuk didalamnya adalah bagaimana sang
pemimpin mampu mengkomunikasikan apa sih Visi-nya dan kemampuan
membangun hubungan yang ekologis untuk mencapai Visi sebagai hasil akhir
yang diinginkannya.
3. Pemimpin yang Peka terhadap Perubahan melalui Akuitas Sensori (sensory
acuity). Pepatah yang mengatakan tidak ada yang abadi selain perubahan itu
sendiri Kepekaan terhadap berbagai macam situasi perubahan adalah mutlak.
Sehingga seorang pemimpin harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
perubahan yang terjadi selama masa kepemimpinannya. Pemimpin sebagai
contoh (role model) harus mampu memilah mana yang perlu ditangani sebagai
prioritas maupun yang bukan prioritas didalam tujuannya mencapai hasil akhir
yang diinginkan (outcome). Namun tak jarang perubahan dinamika organisasi
yang ada (politik maupun pasar, bagi sebuah negara) membuat seorang
pemimpin HARUS peka terhadap keadaan rakyatnya (anggota didalam
organisasi). Kemampuan seorang pemimpin menggunakan panca indera
(modality sensory based) untuk mengamati keadaan secara cermat tanpa
asumsi/penilaian tertentu sebelumnya, sehingga sang pemimpin dapat
memberikan respon dengan rapport yang maksimal. Kepekaan ini tidak hanya
ditandai dengan penampilan citra diri semata, namun HARUS MAMPU
menjawab dan menyelesaikan isu-isu sentral yang bersifat strategis dengan
SPESIFIK, JELAS dan ADA TARGET WAKTU PENCAPAIANNYA! dan yang
pasti haris terselesaikan, bukan terlupakan :)
4. Pemimpin yang memiliki perilaku flexibel (behavior flexibility). Guna
mencapai hasil akhir yang diinginkan, seorang pemimpin membutuhkan
fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena terkadang komunikasi maupun strategi
(Misi) yang digunakan untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan tidak bekerja
sesuai yang diharapkan. Sehingga, untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan,
seorang pemimpin perlu mengganti strategi pencapaiannya. Dengan memiliki
fleksibilitas dalam misi-nya, kemungkinan mencapai Visi sebagai hasil akhir yang
diinginkan semakin besar. Kategori Flexibel disini adalah, flexibel terhadap
situasi tanpa meninggalkan hasil akhir yang diinginkan dan menggunakan prilaku
flexibel yang sesuai dengan keadaan situasi.
Ketika anda penasaran, manfaat apa saja yang akan diperoleh bila sang pemimpin
memiliki empat pilar ini. Maka dengan cepat Anda akan menemukan bahwa di tangan
ahlinya, Kepemimpinan bukan sekedar Citra Diri yang berkharisma namun LEBIH
menjadi seorang AGEN PERUBAHAN, sehingga menjadi demikian asyik & aplikatif.
Nah, keempat pilar ini adalah alat yang mudah dan memudahkan kita dalam
menentukan seorang pemimpin idaman Indonesia.
Pertanyaanya kemudian, apakah pemimpin yang ada sekarang memiliki keempat pilar
diatas? Semuanya kembali kepada anda







Pemimpin Impian

Berawal dari sebuah berita yang dimuat Islamedia, 11/27/2012 07:58:00 AM, tentang
Gebrakan 100 Hari Mursi, saya jadi membayangkan suatu saat Indonesia memiliki
seorang pemimpin yang mampu melakukan gebrakan-gebrakan yang tak kalah dahsyat
dengan Mursi. Ya untuk saat ini saya hanya bisa membayangkan Indonesia mulai
merangkak kemudian berdiri tegak menjadi sebuah negara yang memiliki izzah di mata
dunia lantaran keshalihan sang pemimpin. Saya membayangkan presiden Indonesia
pada 100 hari awal kepemimpinannya telah melakukan:
1. Membebaskan para TKW yang menjadi korban kekerasan di negara-negara luar dan
membayar gaji-gaji mereka, serta memberi jaminan keamanan bagi WNI yang tinggal di
negara lain.
2. Pemecatan para pejabat pemerintahan yang terbukti korupsi dan menjebloskannya
ke penjara serta menyita seluruh kekayaan hasil korupsi untuk kepentingan negara.
3. Menghapuskan biaya pendidikan hingga Perguruan Tinggi bagi anak-anak yang
orang tuanya berpenghasilan <2.000.000 perbulan.
4. Memberi jaminan kesehatan berupa penggratisan biaya berobat dan perawatan
kesehatan bagi keluarga yang berpenghasilan <3.000.000 perbulan.
5. Investasi 300 milyar dollar di bidang sumber daya alam terutama migas.
6. Membeli 100% saham freeport dan exon mobile, dengan keuntungan seluruhnya
untuk negara.
7. Membuka KBRI di Palestina dan menjalin hubungan diplomatik dengan negara
tersebut.
8. Melakukan politik smart and cool dalam bersikap kepada Amerika layaknya Mursi.
9. Pemberantasan jaringan penjualana miras dan narkoba hingga ke akarnya.
10. Tidak mengimpor peralatan-peralatan perang buatan Amerika untuk mendukung
ketahanan dan keamanan Negara.
11. Pembatasan impor hasil pertanian dan peternakan guna menyejahterakan para
petani dan peternak lokal.
12. Menjadi pelopor pemisahan kepentingan antara kepentingan pribadi, keluarga dan
partai dengan kepentingan negara.
Kurang lebih itulah selusin gebrakan 100 hari pemimpin impian. entah kapan gebrakan
itu akan terwujud setidaknya kita jangan pernah hilang harapan untuk memiliki
pemimpin yang dekat dengan Allah dan mendekatkan rakyatnya kepada Allah.
Wallahualam.

Você também pode gostar