Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
oknum kepolisian dan kejaksaan, Presiden SBY telah resmi menjabarkan program
dan ditunggu ini, bak gelembung air sabun yang hadir lantas menghilang tanpa
impresi apalagi apresiasi publik yang cukup memadai. Nampak ada sikap apatis
pemerintah bukan lagi sebagai prioritas perhatian khalayak. Tentu, hal ini menjadi
sinyal buruk bagi perjalanan pemerintahan SBY jilid II yang baru seumur jagung.
Jika tidak diantisipasi, dapat menjadi noktah hitam yang menempatkan SBY di
titik nadir.
Lima belas program prioritas kinerja 100 hari idealnya berbanding lurus
dengan langkah kongkrit yang bisa menunjukkan bahwa SBY serius membangun
good and clean governance. Masyarakat tentu menyadari bahwa program 100
hari, tidak dalam konteks penuntasan segala masalah negeri ini. Namun, apapun
prioritas yang dicanangkan tidak akan memberi landasan positif bagi performa
pemerintahan SBY, jika tak mampu menghilangkan noktah hitam yang kini mulai
(ganyang mafia) untuk pengaduan masyarakat mengenai mafia hukum yang akan
keprihatinan publik. Nampaknya sinyal yang terpancar dari SBY sangat lemah
bahkan nyaris tak terdengar. Sebaliknya opini publik kian mengkristal dan keras
berlindung di belakang tokoh-tokoh yang diterima luas oleh khalayak agar opini
publik tidak langsung menghantamnya. SBY sangat sadar, kasus rekayasa hukum
dan kriminalisasi pimpinan KPK ini merupakan kasus krusial. Hal ini dapat
menjadi kotak pandora bagi terbukanya tindakan korupsi berjamaah lainnya. Kita
tentu masih ingat, saat opini publik keras menghantam SBY soal keluarnya Perpu
Plt Pimpinan Sementara KPK, dengan sangat cerdik SBY membentuk Tim5
sehingga suara keras masyarakat seolah teredam sementara oleh para tokoh yang
harus berjibaku mengurai benang kusut kasus ini. Ujung cerita tim seperti ini pun
sudah bisa diprediksi, yakni sebatas rekomendasi yang sepertinya tak akan banyak
Inilah permainan jaga citra ala safety player yang benar-benar menjemukan.
kian menguat. Protes ketidakpuasan semakin aktual, dimulai dari ruang maya
menjadi gerakan massa di jalanan. Kini, hampir setiap hari kita saksikan
prioritas program 100 hari tidak hanya bergantung pada bagusnya konsep tapi
mengantongi dukungan 60,80 % suara dalam Pilpres, kurang lebih 423 anggota
dukungan dari luar negeri terutama Amerika yang memadai. Sumberdaya politik
menaruh hormat pada pernyataan SBY beberapa waktu lalu, bahwa harus ada
praktikknya SBY tak tegas melarang para menterinya untuk merangkap jabatan di
partai politik?
Prioritas Krisis
saat nama baik RI-1 dicemarkan SBY harus melakukan upaya hukum, jangan
membiarkan kasus ini. Kedua, SBY harus menjamin bahwa hasil kerja Tim-8 tak
akan sia-sia. Berbagai fakta yang nantinya akan mengerucut pada rekomendasi,
jangan hanya berhenti di meja Presiden. Tim-8 bukan bekerja untuk sebuah
dan kejaksaan yang terlibat ditindak, bahkan Kapolri dan Jaksa Agung harus
diganti. SBY juga harus tegas bahwa seluruh menteri di kabinet tak boleh lagi
politik terlebih jika masih menjabat ketua partai. Performa positif pemerintah
SBY akan muncul dengan sendirinya jika citra dan agenda pemerintah SBY
memberi harapan kuat akan perubahan dan tak melukai rasa keadilan rakyat
Indonesia.