Você está na página 1de 11

ASKEP ANAK IKTERUS (HIPERBILIRUBIN)

I .PENDAHULUAN
Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada sebagian
neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya.
Dikemukakan baha angka kejadian ikterus terdapat pada !"# bayi $ukup bulan dan
pada %"# bayi kurang bulan. Di &akarta dilaporkan '(,)*# menderita ikterus. Ikterus
ini pada sebagian lagi mungkin bersi+at patologik yang dapat menimbulkan gangguan
yang menetap atau menyebabkan kematian, karenanya setiap bayi dengan ikterus
harus mendapat perhatian terutama apabila ikterus ditemukan dalam (, jam pertama
kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari - mg.dl dalam (, jam.
Proses hemolisis darah, in+eksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari ) minggu
serta bilirubin direk lebih dari ) mg.dl juga merupakan keadaan yang menunjukkan
kemungkinan adanya ikterus patologik. Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan
ikterus harus dilakukan sebaik/baiknya agar akibat buruk ikterus dapat dihindarkan.
II. 01N2EP DA2A3
A. Pengertian
Ikterus +isiologik adalah ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak meleati kadar yang membahayakan atau
mempunyai potensi menjadi 4kerni$terus5 dan tidak menyebabkan suatu morbiditas
pada bayi.
Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
bilirubinnya men$apai suatu nilai yang disebut hiperbilirubin.
6. 7etabolisme 6ilirubin
Untuk mendapat pengertian yang $ukup mengenai masalah ikterus pada neonatus,
perlu diketahui sedikit tentang metabolisme bilirubin pada neonatus.
6ilirubin merupakan produk yang bersi+at toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh.
2ebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degredasi hemoglobin darah dan
sebagian lagi dari hem bebas atau eritropoesis yang tidak e+ekti+. Pembentukan
bilirubin tadi dimulai dengan proses oksidasi yang menghasilkan bili8erdin serta
beberapa 9at lain. 6ili8erdin inilah yang mengalami reduksi dan menjadi bilirubin
bebas atau bilirubin I: al+a. ;at ini sulit larut dalam air tetapi larut dalam lemak,
karenanya mempunyai si+at lipo+ilik yang sulit diekskresi dan mudah melalui
membran biologik seperti plasenta dan saar darah otak. 6ilirubin bebas tersebut
kemudian bersenyaa dengan albumin dan dibaa ke hepar. Di dalam hepar terjadi
mekanisme ambilan, sehingga bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hati dan
masuk ke dalam sel hati. 2egera setelah ada dalam sel hati, terjadi persnyaaan
dengan ligandin <protein/=> protein ; dan glutation hati lain yang membaanya ke
retikulum endoplasma hati, tempat terjadinya proses konjugasi.
Prosedur ini timbul berkat adanya en9im glukotonil trans+erase yang kemudian
menghasilkan bentuk bilirubin indirek. &enis bilirubin ini dapat larut dalam air dan
pada kadar tertentu dapat diekskresikan melalui ginjal. 2ebagian besar bilirubin yang
terkonjugasi ini dikeskresi melalui duktus hepatikus ke dalam saluran pen$ernaan dan
selanjutnya menjadi urobilinogen dan keluar dengan tinja sebagai sterkobilin. Dalam
usus sebagian diabsorbsi kembali oleh mukosa usus dan terbentuklah proses absorbsi
enterohepatik.
2ebagian besar neonatus mengalami peninggian kadar bilirubin indirek pada hari/hari
pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena terdapatnya proses +isiologik tertentu pada
neonatus. Proses tersebut antara lain karena tingginya kadar eritrosit neonatus, masa
hidup eritrosit yang lebih pendek <%"/*" hari> dan belum matangnya +ungsi hepar.
Peninggian kadar bilirubin ini terjadi pada hari ke (/' dan men$apai pun$aknya pada
hari ke -/?, kemudian akan menurun kembali pada hari ke )"/), kadar bilirubin pun
biasanya tidak melebihi )" mg.dl pada bayi $ukup bulan dan kurang dari )( mg.dl
pada bayi kurang bulan. Pada keadaan ini peninggian bilirubin masih dianggap
normal dan karenanya disebut ikterus +isiologik.
7asalah akan timbul apabila produksi bilirubin ini terlalu berlebihan atau konjugasi
hati menurun sehingga kumulasi di dalam darah. Peningkatan kadar bilirubin yang
berlebihan dapat menimbulkan kerusakan sel tubuh t', misal kerusakan sel otak yang
akan mengakibatkan gejala sisa dihari kemudian.
@. Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan
oleh beberapa +aktorA
). Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuannya bayi untuk mengeluarkannya, misal pada hemolisis
yang meningkat pada inkompabilitas darah 3h, A61, golongan darah lain, de+isiensi
en9im B/!/PADA, piru8at kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
(. Bangguan proses 4uptake5 dan konjugasi hepar
Bangguan ini dapat disebabkan oleh immturitas hepar, kurangnya substrat untuk
konjugasi bilirubin, gangguan +ungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan in+eksi atau
tidak terdapatnya en9im glukoronil trans+erase <sindrom @riggler/Najjar> penyebab
lain atau de+isiensi protein = dalam hepar yang berperan penting dalam 4uptake5
bilirubin ke sel hepar.
'. Bangguan transportasi
6ilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan
bilirubin dengan albumin dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, dan
sul+a+ora9ole. De+isiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapat bilirubin
indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
,. Bangguan dalam ekskresi
Bangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar. 0elainan
di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan baaan. 1bstruksi dalam hepar
biasanya akibat in+eksi.kerusakan hepar oleh penyebab lain.
D. Patofisiologi
0ejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan bebab bilirubin
pada streptu$o$us hepar yang terlalu berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat
peningkatan penghan$uran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur eritrosit
janin.bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan
sirkulasi enterohepatik. Bangguan ambilan bilirubin plasma terjadi apabila kadar
protein/; dan protein/= terikat oleh anion lain, misalnya pada bayi dengan asidosis
atau dengan anoksia.hipoksia, ditentukan gangguan konjugasi hepar <de+isiensi en9im
glukuronii trans+erase> atau bayi menderita gangguan ekskresi, misalnya penderita
hepatitis neonatal atau sumbatan saluran empedu intra.ekstra hepatika.
Pada derajat tertentu, bilirubin ini akan bersi+at toksik dan merusakan jaringan otak.
Coksisitas ini terutama ditemukan pada bilirubin indirek. 2i+at indirek ini yang
memungkinkan e+ek patologik pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus
saar darah otak. 0elainan yang terjadi pada otak ini disebut kernikterus atau
ense+alopati biliaris. 7udah tidaknya bilirubin melalui saar darah otak ternyata tidak
hanya tergantung dari tingginya kadar bilirubin tetapi tergantung pula pada keadaan
neonatus sendiri. 6ilirubin indirek akan mudah melalui saar darah otak apabila pada
bayi terdapat keadaan imaturitas. 6erat lahir rendah, hipoksia, hiperkarbia,
hipoglikemia dan kelainan susunan sara+ pusat yang karena trauma atau in+eksi.
E. Tanda dan Gejala
D 0ulit tampak berarna kuning terang sampai jingga <pada bayi dengan bilirubin
indirek>.
D Anemia
D Petekie
D Perbesaran lien dan hepar
D Perdarahan tertutup
D Bangguan na+as
D Bangguan sirkulasi
D Bangguan sara+
E. Penatalasanaan
Cujuan utama adalah untuk mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak men$apai
nilai yang dapat menimbulkan kernikterus.ense+alopati biliaris, serta mengobati
penyebab langsung ikterus. 0onjugasi bilirubin dapat lebih $epat berlangsung ini
dapat dilakukan dengan merangsang terbentuknya glukuronil trans+erase dengan
pemberian obat seperti luminal atau agar. Pemberian substrat yang dapat menghambat
metabolisme bilirubin <plasma atau albumin>, mengurangi sirkulasi enterohepatik
<pemberian kolesteramin>, terapi sinar atau trans+usi hikan, merupakan tindakan yang
juga dapat mengendalikan kenaikan kadar bilirubin.
Penghentian atau peninjauan kembali penyinaran juga dilakukan apabila ditemukan
e+ek samping terapi sinar, antara lainA enteritis, hipertermia, dehidrasi, kelainan kulit
<ruam gigitan kutu>, gangguan minum, letargi dan iritabilitas. E+ek samping bersi+at
sementara dan kadang/kadang penyinaran dapat diteruskan sementara keadaan yang
menyertainya diperbaiki.
B. Prognosis
Hiperbilirubin baru akan berpengaruh bentuk apabila bilirubin indirek telah melalui
saar otak, penderita mungkin menderita kernikterus atau ense+alopati biliaris, gejala
ense+alopati pada neonatus mungkin sangat ringan dan hanya memperlihatkan
gangguan minum, letargi dan hipotonia, selanjutnya bayi mungkin kejang, spastik dan
ditemukan opistotonis. Pada stadium mungkin didapatkan adanya atitosis didan
ditemukan opistotonis. Pada stadium mungkin didapatkan adanya atitosis ditai
gangguan pendengaran atau retardasi mental di hari kemudian.
III. A2UHAN 0EPE3AFACAN
A. Pengkajian
a. 3iayat penyakit
0eka$auan. gangguan hemolitik <3h atau A61 in$ompabilitas>, poli$itemia, in+eksi,
hematom, memar, li8er atau gangguan metabolik, obstruksi menetap, ibu dengan
diabetes.
b. Pemeriksaan +isik
/ 0uning
/ Pu$at
/ Urine pekat
/ Letargi
/ Penurunan kekuatan otot <hipotonia>
/ Penurunan re+leks menghisap
/ Batal
/ Cremor
/ @on8ulsio <kejang perut>
/ 7enangis dengan nada tinggi
$. Pemeriksaan psikologis
E+ek dari sakit bayiG gelisah, tidak kooperati+. sulit kooperati+, merasa asing.
d. Pengkajian pengetahuan keluarga dan pasien
Penyebab dan peraatan, tindak lanjut pengobatan, membina kekeluargaan dengan
bayi yang lain yang menderita ikterus, tingkat pendidikan, kurang memba$a dan
kurangnya kemauan untuk belajar.
6. !iagnosa e"era#atan
). 3esiko peningkatan kadar bilirubin dalam darah berhubungan dengan kondisi
+isiologis.patologis
Cujuan.0riteria
Cidak ada peningkatan hiperbilirubinemia
3en$ana Cindakan
a.7onitor tanda/tanda 8ital
b.7onitor bilirubin serum
$.7onitor bila ada muntah, kaku otot atau tremor
d.0olaborasi terapi dengan tim medis
e.6erikan minum ekstra
+.0olaborasi dengan tim medis untuk pemberian +ototerapi
(. 3esiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan malas
menghisap
Cujuan.0riteria
0ebutuhan nutrisi terpenuhi
3en$ana Cindakan
a.6erikan minum melalui sonde<A2I yang diperah atau PA2I>
b.Lakukan oral hygiene dan olesi mulut dengan kapas basah
$.7onitor intake dan output
d.7onitor berat badan tiap hari
e.1bser8asi turgor dan membran mukosa
'. 3esiko perubahan suhu Cubuh berhubungan dengan e+ek samping +ototerapi
Cujuan.0riteriaA
2uhu tubuh tetap normal
3en$ana CindakanA
a.7onitor tanda/tanda 8ital tiap ,jam
b.Perhatikan suhu lingkungan dan gunakan isolasi
$.6erikan minum tambahan
,. 3esiko terjadi trauma persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan e+ek
samping +ototerapi
Cujuan.0riteriaA
Cidak terjadi gangguan pada retina pada masa perkembangan
3en$ana CindakanA
).0aji e+ek samping +ototerapi
(.Letakkan bayi ,- $m dari sumber $ahaya.lampu
'.2elama dilakukan +ototerapi tutup mata dan genital dengan bahan yang tidak tembus
$ahaya
,.7onitor re+lek mata dengan senter pada saat bayi diistirahatkan dan kontrol keadaan
mata setiap % jam
-.6uka tutup mata bila diberi minum atau saat tidak dibaah sinar
!.1bser8asi dan $atat penggunaan lampu
-. 3esiko terjadi gangguan integritas kulit berhubungan dengan e+ek samping
+ototerapi
Cujuan.0riteriaA
2elama dalam peraatan kulit bayi tidak mengalami gangguan integritas kulit
3en$ana CindakanA
a.1bser8asi keadaan keutuhan kulit dan arnanya
b.6ersihkan segera bila bayi buang air besar atau buang air ke$il
$.Bunakan lotion pada daerah bokong
d.&aga alat tenun dalam keadaan bersih dan kering
e.Lakukan alih baring dan pemijatan
!. 0e$emasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang tujuan,
prosedur pemasangan dan e+ek samping +ototerapi
Cujuan.0riteriaA
1rang tua mengerti tujuan tujuan, prosedur dan e+ek samping +ototerapi
3en$ana CindakanA
).6eri penyuluhan pada orang tua tentang tujuan, prosedur dan e+ek samping
+ototerapi
(.6erikan support mental
'.Libatkan orang tua dalam prosedur +ototerapi
AhttpA..khaidirmuhaj.blogspot.$om.(""*.").askep/anak/ikterus/hiperbilirubin.html

Asuhan KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN
HIPERBILIRUBINEMIA
Pengertian A
Heperbilirubinemia adalah A peningkatan konsentrasi bilirubin tak terkonjugasi yang
ditunjukan dengan ikterik ..
Etiologi $
6eberapa penyebabb %i"er&ilir'&in pada bayi 66L adalah A
). Eaktor +isiologik . prematuritas
(. 6erhubungan dengan air susu ibu
'. 7eningkatnya produksi bilirubin . hemolitik,
,. 0etidak mampuan hepar li8er untuk mensekresi bilirubin $onjugata. de+i$iensi
ensim dan obstruksi duktus biliaris
-. @ampuran antara meningkatnya produksi dan menurunnya ekskresi . sepsis
!. Adanya penyalit . hipothiroidism, galaktosemia, bayi dengan ibu D7.
?. Predisposisi Benetik untuk meningkatkan produksi.
Patho+isiologi A
6ilirubin adalah produk peme$ahan hemoglobin yang berasal dari pengrusakan sel
darah merah .36@s. 0etika 36@s rusak maka produknya kan masuk sirkulasi,
diimana hemoglobin pe$ah menjadi heme dan globin. Bloobin H protein I digunaka
kembali oleh tubuh sedangkan heme akan diruah menjadi bilirubin unkonjugata dan
berikatan dengan albumin.
!iter&itan di$ &uli (!, (""*
(o%on ringasan ini
dinilai $
)(',
httpA..?,.)(-.)-'.)'(.sear$hJKL$a$heAj(E$0Fty?M7&Aid.sh8oong.$om.medi$ine/
and/health.pathology.)*)!-!'/asuhan/keperaatan/pada/bayi/dengan.
NasuhanNkeperaatanNhiperbilirubinO$dL'OhlLidO$tL$lnkOglLidO$lientL+ire+oP/a
ASUHAN KEPERA)ATAN !AN APLIKASI
!IS*HARGE PLANNING PA!A KLIEN
!ENGAN HIPERBILIRUBINE(IA
Eerdynandus EeliP CL., A.7d.0ep. 7ahasisa Program 2tudi 2) Ilmu 0eperaatan
2ekolah Cinggi Ilmu 0eperaatan 7uhammadiyah Pontianak
01N2EP DA2A3 A. De+inisi ). Ikterus Eisiologis Ikterus pada neonatus tidak
selamanya patologis. Ikterus +isiologis adalah Ikterus yang Cimbul pada memiliki
karakteristik sebagai berikut <Hani+a, )*%?>A 0adar 6iluirubin Indirek setelah ( P (,
jam tidak hari kedua/ketiga meleati )- mg# pada neonatus $ukup bulan dan )"
mg # pada kurang 0e$epatan peningkatan kadar 6ilirubin tak melebihi - mg #
per bulan. Ikterus hilang pada 0adar 6ilirubin direk kurang dari ) mg # hari
Cidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan )" hari pertama patologis
tertentu (. Ikterus Patologis . Hiperbilirubinemia Adalah suatu keadaan dimana kadar
6ilirubin dalam darah men$apai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan 0ern Ikterus kalau tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai
hubungan dengan keadaan yang patologis. 6ron menetapkan Hiperbilirubinemia
bila kadar 6ilirubin men$apai )( mg# pada $ukup bulan, dan )- mg # pada bayi
kurang bulan. Utelly menetapkan )" mg# dan )- mg#. '. 0ern Ikterus Adalah suatu
kerusakan otak akibat perlengketan 6ilirubin Indirek pada otak terutama pada 0orpus
2triatum, Calamus, Nukleus 2ubtalamus, Hipokampus, Nukleus merah , dan Nukleus
pada dasar Qentrikulus IQ. 6. Etiologi ). Hemolisis, misal pada Inkompatibilitas
yang Peningkatan produksi A terjadi bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah
dan anak pada Pendarahan tertutup misalnya pada trauma penggolongan 3hesus dan
A61. Ikatan 6ilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan kelahiran.
De+isiensi metaboli$ yang terdapat pada bayi Hipoksia atau Asidosis . Ikterus A2I
yang disebabkan B!PD < Blukosa ! Phospat Dehidrogenase >. oleh dikeluarkannya
pregnan ' <al+a>, (" <beta> , diol <steroid>. 0urangnya En9im Blukoronil
Cranse+erase , sehingga kadar 6ilirubin 0elainan Indirek meningkat misalnya pada
berat badan lahir rendah. kongenital <3otor 2indrome> dan Dubin Hiperbilirubinemia.
(. Bangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan misalnya pada
Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat/obat tertentu misalnya 2ul+adiasine. '.
Bangguan +ungsi Hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin
yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti in+eksi ,
Coksoplasmosis, 2iphilis. ,. Bangguan ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik.
-. Peningkatan sirkulasi Enterohepatik misalnya pada Ileus 1bstrukti+ @.
7etabolisme 6ilirubin 2egera setelah lahir bayi harus mengkonjugasi 6ilirubin
<merubah 6ilirubin yang larut dalam lemak menjadi 6ilirubin yang mudah larut
dalam air> di dalam hati. Erekuensi dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya
hemolisis dan kematangan hati, serta jumlah tempat ikatan Albumin <Albumin
binding site>. Pada bayi yang normal dan sehat serta $ukup bulan, hatinya sudah
matang dan menghasilkan En9im Blukoronil Crans+erase yang memadai sehingga
serum 6ilirubin tidak men$apai tingkat patologis. D. Pato+isiologi Hiperbilirubinemia
Peningkatan kadar 6ilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. 0ejadian
yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban 6ilirubin pada sel
Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan
penghan$uran Eritrosit, Polisitemia. Bangguan peme$ahan 6ilirubin plasma juga
dapat menimbulkan peningkatan kadar 6ilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila
kadar protein = dan ; berkurang, atau pada bayi Hipoksia, Asidosis. 0eadaan lain
yang memperlihatkan peningkatan kadar 6ilirubin adalah apabila ditemukan
gangguan konjugasi Hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi
misalnya sumbatan saluran empedu. Pada derajat tertentu 6ilirubin ini akan bersi+at
toksik dan merusak jaringan tubuh. Coksisitas terutama ditemukan pada 6ilirubin
Indirek yang bersi+at sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. si+at ini
memungkinkan terjadinya e+ek patologis pada sel otak apabila 6ilirubin tadi dapat
menembus saar darah otak. 0elainan yang terjadi pada otak disebut 0ernikterus.
Pada umumnya dianggap baha kelainan pada sara+ pusat tersebut mungkin akan
timbul apabila kadar 6ilirubin Indirek lebih dari (" mg.dl. 7udah tidaknya kadar
6ilirubin meleati saar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan
neonatus. 6ilirubin Indirek akan mudah melalui saar darah otak apabila bayi
terdapat keadaan 6erat 6adan Lahir 3endah , Hipoksia, dan Hipoglikemia < 7arkum,
)**)>. E. Penatalaksanaan 7edis 6erdasarkan pada penyebabnya, maka manejemen
bayi dengan Hiperbilirubinemia diarahkan untuk men$egah anemia dan membatasi
e+ek dari Hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan A ). 7enghilangkan
Anemia (. 7enghilangkan Antibodi 7aternal dan Eritrosit Cersensitisasi '.
7eningkatkan 6adan 2erum Albumin ,. 7enurunkan 2erum 6ilirubin 7etode
therapi pada Hiperbilirubinemia meliputi A Eototerapi, Crans+usi Pengganti, In+us
Albumin dan Cherapi 1bat. Eototherapi Eototherapi dapat digunakan sendiri atau
dikombinasi dengan Crans+usi Pengganti untuk menurunkan 6ilirubin. 7emaparkan
neonatus pada $ahaya dengan intensitas yang tinggi < a bound o+ +luoren$ent light
bulbs or bulbs in the blue/light spe$trum> akan menurunkan 6ilirubin dalam kulit.
Eototherapi menurunkan kadar 6ilirubin dengan $ara mem+asilitasi eksresi 6iliar
6ilirubin tak terkonjugasi. Hal ini terjadi jika $ahaya yang diabsorsi jaringan
mengubah 6ilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut Eotobilirubin.
Eotobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme di+usi. Di
dalam darah Eotobilirubin berikatan dengan Albumin dan dikirim ke Hati.
Eotobilirubin kemudian bergerak ke Empedu dan diekskresi ke dalam Deodenum
untuk dibuang bersama +eses tanpa proses konjugasi oleh Hati <A8ery dan Caeus$h,
)*%,>. Hasil Eotodegradasi terbentuk ketika sinar mengoksidasi 6ilirubin dapat
dikeluarkan melalui urine. Eototherapi mempunyai peranan dalam pen$egahan
peningkatan kadar 6ilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab 0ekuningan dan
Hemolisis dapat menyebabkan Anemia. 2e$ara umum Eototherapi harus diberikan
pada kadar 6ilirubin Indirek , /- mg . dl. Neonatus yang sakit dengan berat badan
kurang dari )""" gram harus di Eototherapi dengan konsentrasi 6ilirubun - mg . dl.
6eberapa ilmuan mengarahkan untuk memberikan Eototherapi Propilaksis pada (,
jam pertama pada 6ayi 3esiko Cinggi dan 6erat 6adan Lahir 3endah. Cran+usi
Pengganti Crans+usi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya +aktor/+aktor A ).
Citer anti 3h lebih dari ) A )! pada ibu. (. Penyakit Hemolisis berat pada bayi baru
lahir. '. Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau (, jam pertama. ,.
Ces @oombs Positi+ -. 0adar 6ilirubin Direk lebih besar ',- mg . dl pada minggu
pertama. !. 2erum 6ilirubin Indirek lebih dari (" mg . dl pada ,% jam pertama. ?.
Hemoglobin kurang dari )( gr . dl. %. 6ayi dengan Hidrops saat lahir. *. 6ayi pada
resiko terjadi 0ern Ikterus. Crans+usi Pengganti digunakan untuk A ). 7engatasi
Anemia sel darah merah yang tidak 2useptible <rentan> terhadap sel darah merah
terhadap Antibodi 7aternal. (. 7enghilangkan sel darah merah untuk yang
Cersensitisasi <kepekaan> '. 7enghilangkan 2erum 6ilirubin ,. 7eningkatkan
Albumin bebas 6ilirubin dan meningkatkan keterikatan dengan 6ilirubin Pada 3h
Inkomptabiliti diperlukan trans+usi darah golongan 1 segera <kurang dari ( hari>, 3h
negati+ hole blood. Darah yang dipilih tidak mengandung antigen A dan antigen 6
yang pendek. setiap , R % jam kadar 6ilirubin harus di$ek. Hemoglobin harus
diperiksa setiap hari sampai stabil. Cherapi 1bat Phenobarbital dapat menstimulasi
hati untuk menghasilkan en9im yang meningkatkan konjugasi 6ilirubin dan
mengekresinya. 1bat ini e+ekti+ baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari
sampai beberapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan penobarbital pada post
natal masih menjadi pertentangan karena e+ek sampingnya <letargi>. @olistrisin dapat
mengurangi 6ilirubin dengan mengeluarkannya leat urine sehingga menurunkan
siklus Enterohepatika. Penggolongan Hiperbilirubinemia berdasarkan saat terjadi
IkterusA ). Ikterus yang timbul pada (, jam pertama. Penyebab Ikterus terjadi pada (,
jam pertama menurut besarnya kemungkinan dapat disusun sbbA In+eksi
Intra Inkomptabilitas darah 3h, A61 atau golongan lain. Uterin <Qirus,
Coksoplasma, 2iphilis dan kadang/kadang 6akteri> 0adang/kadang oleh De+isiensi
En9im B!PD. Pemeriksaan yang perlu Darah tepi lengkap. 0adar 6ilirubin 2erum
berkala. dilakukanA Pemeriksaan skrining Cest @oombs. Bolongan darah ibu dan
bayi. de+isiensi B!PD, biakan darah atau biopsi Hepar bila perlu. (. Ikterus
6iasanya Ikterus +isiologis. yang timbul (, R ?( jam sesudah lahir. 7asih ada
kemungkinan inkompatibilitas darah A61 atau 3h, atau golongan lain. Hal ini
diduga kalau kenaikan kadar 6ilirubin $epat De+isiensi En9im B!PD atau
En9im misalnya melebihi -mg# per (, jam. Hemolisis Polisetimia. Eritrosit lain
juga masih mungkin. perdarahan tertutup < pendarahan subaponeurosis, pendarahan
Hepar, sub kapsula dll>. 6ila keadaan bayi baik dan peningkatannya $epat maka
Pemeriksaan darah tepi. pemeriksaan yang perlu dilakukanA Pemeriksaan skrining
En9im Pemeriksaan darah 6ilirubin berkala. Pemeriksaan lain bila perlu. '.
Ikterus yang timbul sesudah ?( B!PD. Dehidrasi dan 2epsis. jam pertama
sampai akhir minggu pertama. 2indroma Pengaruh obat/obat. De+isiensi En9im
B!PD. Asidosis. @riggler/Najjar, 2indroma Bilbert. ,. Ikterus yang timbul pada
akhir 0arena ikterus obstrukti+. minggu pertama dan selanjutnyaA Hepatitis In+eksi.
6reast milk &aundi$e. Hipotiroidisme Balaktosemia. Pemeriksaan laboratorium
yang perlu Neonatal. Pemeriksaan darah tepi. Pemeriksaan 6ilirubin berkala.
dilakukanA 6iakan darah, biopsi Hepar bila ada indikasi. 2krining En9im B!PD.
A2UHAN 0EPE3AFACAN Untuk memberikan keperaatan yang paripurna
digunakan proses keperaatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa 0eperaatan,
Peren$anaan, Pelaksanaan dan E8aluasi. A. Pengkajian ). 3iayat orang tua A
0etidakseimbangan golongan darah ibu dan anak seperti 3h, A61, Polisitemia,
In+eksi, Hematoma, 1bstruksi Pen$ernaan dan A2I. (. Pemeriksaan Eisik A 0uning,
Pallor 0on8ulsi, Letargi, Hipotonik, menangis melengking, re+leks menyusui yang
lemah, Iritabilitas. '. Pengkajian Psikososial A Dampak sakit anak pada hubungan
dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah, masalah 6onding, perpisahan
dengan anak. ,. Pengetahuan 0eluarga meliputi A Penyebab penyakit dan pengobatan,
peraatan lebih lanjut, apakah mengenal keluarga lain yang memiliki yang sama,
tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari Hiperbilirubinemia <@indy 2mith
Breenberg. )*%%> 6. Diagnosa0eperaatan , Cujuan , dan Inter8ensi 6erdasarkan
pengkajian di atas dapat diidenti+ikasikan masalah yang memberi gambaran keadaan
kesehatan klien dan memungkinkan menyusun peren$anaan asuhan keperaatan.
7asalah yang diidenti+ikasi ditetapkan sebagai diagnosa keperaatan melalui analisa
dan interpretasi data yang diperoleh. ). Diagnosa 0eperaatan A 0urangnya 8olume
$airan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake $airan, +ototherapi, dan diare.
Cujuan A @airan tubuh neonatus adekuat Inter8ensi A @atat jumlah dan kualitas +eses,
pantau turgor kulit, pantau intake output, beri air diantara menyusui atau memberi
botol. (. Diagnosa 0eperaatan A Peningkatan suhu tubuh <hipertermi> berhubungan
dengan e+ek +ototerapi Cujuan A 0estabilan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan
Inter8ensi A 6eri suhu lingkungan @, $ek tanda/tanda/ '? yang netral, pertahankan
suhu antara '-,- 8ital tiap ( jam. '. Diagnosa 0eperaatan A Bangguan integritas kulit
berhubungan dengan hiperbilirubinemia dan diare Cujuan A 0eutuhan kulit bayi dapat
dipertahankan Inter8ensi A 0aji arna kulit tiap % jam, pantau bilirubin direk dan
indirek , rubah posisi setiap ( jam, masase daerah yang menonjol, jaga kebersihan
kulit dan kelembabannya. ,. Diagnosa 0eperaatan A Bangguan parenting
berhubungan dengan pemisahan Cujuan A 1rang tua dan bayi menunjukan tingkah
laku 4Atta$hment5 , orang tua dapat mengekspresikan ketidak mengertian proses
6ounding. Inter8ensi A 6aa bayi ke ibu untuk disusui, buka tutup mata saat disusui,
untuk stimulasi sosial dengan ibu, anjurkan orangtua untuk mengajak bi$ara anaknya,
libatkan orang tua dalam peraatan bila memungkinkan, dorong orang tua
mengekspresikan perasaannya. -. Diagnosa 0eperaatan A 0e$emasan meningkat
berhubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi. Cujuan A 1rang tua mengerti
tentang peraatan, dapat mengidenti+ikasi gejala/gejala untuk menyampaikan pada
tim kesehatan Inter8ensi A 0aji pengetahuan keluarga klien, beri pendidikan kesehatan
penyebab dari kuning, proses terapi dan peraatannya. 6eri pendidikan kesehatan
mengenai $ara peraatan bayi dirumah. !. Diagnosa 0eperaatan A 3isiko tinggi
trauma berhubungan dengan e+ek +ototherapi Cujuan A Neonatus akan berkembang
tanpa disertai tanda/tanda gangguan akibat +ototherapi Inter8ensi A Cempatkan
neonatus pada jarak ,- $m dari sumber $ahaya, biarkan neonatus dalam keadaan
telanjang ke$uali mata dan daerah genetal serta bokong ditutup dengan kain yang
dapat memantulkan $ahayaG usahakan agar penutup mata tidak menutupi hidung dan
bibirG matikan lampu, buka penutup mata untuk mengkaji adanya konjungti8itis tiap %
jamG buka penutup mata setiap akan disusukanG ajak bi$ara dan beri sentuhan setiap
memberikan peraatan. ?. Diagnosa 0eperaatan A 3isiko tinggi trauma
berhubungan dengan tran+usi tukar Cujuan A Cran+usi tukar dapat dilakukan tanpa
komplikasi Inter8ensi A @atat kondisi umbilikal jika 8ena umbilikal yang digunakanG
basahi umbilikal dengan Na@l selama '" menit sebelum melakukan tindakan,
neonatus puasa , jam sebelum tindakan, pertahankan suhu tubuh bayi, $atat jenis
darah ibu dan 3hesus serta darah yang akan ditran+usikan adalah darah segarG pantau
tanda/tanda 8italG selama dan sesudah tran+usiG siapkan su$tion bila diperlukanG amati
adanya ganguan $airan dan elektrolitG apnoe, bradikardi, kejangG monitor pemeriksaan
laboratorium sesuai program. @. Aplikasi Dis$harge Planing. Pertumbuhan dan
perkembangan serta perubahan kebutuhan bayi dengan hiperbilirubin <seperti
rangsangan, latihan, dan kontak sosial> selalu menjadi tanggung jaab orang tua
dalam memenuhinya dengan mengikuti aturan dan gambaran yang diberikan selama
peraatan di 3umah 2akit dan peraatan lanjutan dirumah. Eaktor yang harus
disampaikan agar ibu dapat melakukan tindakan yang terbaik dalam peraatan bayi
hiperbilirubinimea <Fhaley OFong, )**,>A ). Anjurkan ibu
mengungkapkan.melaporkan bila bayi mengalami gangguan/gangguan kesadaran
seperti A kejang/kejang, gelisah, apatis, na+su menyusui menurun. (. Anjurkan ibu
untuk menggunakan alat pompa susu selama beberapa hari untuk mempertahankan
kelan$aran air susu. '. 7emberikan penjelasan tentang prosedur +ototherapi pengganti
untuk menurunkan kadar bilirubin bayi. ,. 7enasehatkan pada ibu untuk
mempertimbangkan pemberhentian A2I dalam hal men$egah peningkatan bilirubin. -.
7engajarkan tentang peraatan 2iapkan 7emandikan dengan sabun yang lembut
dan air hangat. kulit A alat untuk membersihkan mata, mulut, daerah perineal dan
daerah sekitar Bunakan pelembab kulit setelah dibersihkan untuk kulit yang rusak.
Hindari pakaian bayi yang mempertahankan kelembaban kulit. Hindari penggunaan
bedak pada lipatan menggunakan perekat di kulit. paha dan tubuh karena dapat
mengakibatkan le$et karena gesekan 7elihat +aktor resiko yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit seperti 6ebaskan kulit dari alat tenun yang penekanan yang lama,
garukan . 7elakukan basah sepertiA popok yang basah karena bab dan bak.
pengkajian yang ketat tentang status gi9i bayi seperti A turgor kulit, $apilari re++il. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah A ). @ara $elsius> (. Peraatan tali memandikan
bayi dengan air hangat <'? /'% pusat . umbilikus '. 7engganti popok dan pakaian
bayi ,. 7enangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak
dengan sesuatu yang baru -. Cemperatur . suhu !. Pernapasan ?. @ara menyusui %.
Eliminasi *. Peraatan sirkumsisi )". Imunisasi )). Canda/tanda dan letargi < bayi
sulit dibangunkan > gejala penyakit, misalnya A demam < suhu S muntah <sebagian
besar atau seluruh $elsius> '? tidak ada na+su diare < lebih dari ' P> makanan
sebanyak ( P> 7en$egah bayi dari trauma sepertiG kejatuhan makan. )(. 0eamanan
benda tajam <pisau, gunting> yang mudah dijangkau oleh bayi . balita. 7enjaga
keamanan bayi 7en$egah benda panas, listrik, dan lainnya selama perjalanan
dengan menggunakan mobil atau sarana lainnya. Pengaasan yang ketat terhadap
bayi oleh saudara R saudaranya. DAECA3 PU2CA0A 6obak, &. <)*%->. 7aterity
and Byne$ologi$ @are. Pre$enton. @loherty, P. &ohn <)*%)>. 7anual o+ Neonatal
@are. U2A. Harper. <)**,>. 6iokimia. EB@, &akarta. Ha9inki, 7.E. <)*%,>. Nursing
@are o+ @riti$ally Ill @hild. , Che 7osby @ompani @Q, Coronto. 7arkum, H. <)**)>.
Ilmu 0esehatan Anak. 6uku I. E0UI, &akarta. 7ayers, 7. et. al. < )**->. @lini$al
@are Plans Pediatri$ Nursing. 7$.Bra/Hill. In$., Ne =ork. Prit$hard, &. A. et. al.
<)**)>. 1bstetri Filliams. Edisi :QII. Airlangga Uni8ersity Press, 2urabaya. 2usan,
3. &. et. al. <)*%%>. @hild Health Nursing. @ali+ornia,

Você também pode gostar