RIEZKI 09012119 STIKES HANG TUAH PEKAN BARU 2010 BIO DATA NAMA : RIENA AFRILLA RIEZKI NIM : 09012119 PRODI : IKM B-NON REGULER PEMINATAN : MANAJEMEN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN TERAKHIR : D III AKBID
PENDAHULUAN Penyelenggaraan Askes PNS dan keluarganya berdasarkan atas PP No. 69/91 ditandatangani oleh presiden Soeharto tgl 23-12-1993 Kata ASKES ditemui pada PP No. 2/92 tentang ditunjuknya PT. ASKES sebagai penyelenggara asuransi kesehatan. ASKES juga disebut sebagai asuransi kesehatan sosial terkendali (managed social health insurance) SEJARAH Jaman belanda PN Eropa mendapat jaminan kesehata. Empat tahun kemudian diperluas ke PN Pribumi. Namun masih ada perbedaan pelayanan antara PN eropa dan kelas atas pribumi dengan PN kelas menengah kebawah. Sistem jaminan yang diberikan yaitu sistem penggantian, dengan Depkes dan inspektur kesehatan propinsi sebagai pengelola Tahun 1948 sistem penggatian biaya diteruskan dengan mempertahankan dua sistem, penhgelolaan dana dilakukan oleh dinas restitusi dirjen bina waluya. Pegawai yang memasuki pensiun tidak mendapat penggantian biaya berobat. 1960 Menkes mengeluarkan intruksi membentuk jakarta pilot projek 1966 Menkes membentuk komite dana sakit 1968 Menkes membentuk panitia BPDKP PN dan pensiun 1968/69 Pemerintah tidak lagi mengalokasikan dana untuk penggantian biaya kes. PN. 18/3/1968 Menteri tenaga kerja awaloedin Djamin membentuk tim kerja kesejahteraan PN, dikuatkan oleh Kepres No. 23 tgl 15 juli 1968 yang merupakan cikal bakal PT. ASKES. 1968-1984 askes PN dikeloala BPDPK,iuran 5%. jaminan diberikan dengan bebas dan Pembayaran fee for service. 1970 Iuran dikurangi menjadi 3,89% pensiun 5% diatur Keppres No. 22/70. 1974 Iuran dikurangi menjadi 2,75% pensiunan tetap. 1977 Dikeluarkan keppres No. 8/77 menetapkan potongan iuran sebesar 2% bagi pegawai aktif dan pensiun. 1980 Jumlah anak dibatasi sebanyak 3 orang. 1984 Pengelolaan ASKESPNS dipisahkan dari Depkes melalui PP No. 22dan23 1984. BPDPK berubah bentuk menjadi perusahaan umum husada bakti (perum PHB) 1992 Jumlah cabang 27 cabang ditiap propinsi. Daftar obat yang dijamin berdasarkan DOEN dengan nama DPHO.Berbeda dengan BPDKP, sumber dana perum PHB berasal dari iuran, penghasilan investasi yang belum terpakai. Untuk meningkatkan keluwesan perusahaan, menjawab tantangan jaman dan memenuhi peraturan, status PHB ditingkatkan menjadi PT. PERSERO melalui PP. No. 6/92 dengan nama PT. ASKES
PESERTA ASKES Peserta ASKES diatur oleh PPNo. 69/91 : CPNS, PNS, penerima pensiunan, veteran, perintis kemerdekaan, PNS aktif dilingkungan TNI dan POLRI. Penerima pensiun Keluarga yang ditanggung PP juga mengatur kewajiban peserta sebagai berikut: peserta wajib memberikan keterangan yang sebenarnya tentang jati dirinya dan keluarganya untuk penyusunan data peserta Peserta dan keluarganya wajib memiliki tanda pengenal diri yang diterbitkan oleh badan penyelenggara Peserta dan keluarganya wajib mengetahui dan menaati peraturan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan Premi yang ditetapkan Keppres saat ini adalah 2% dari gaji pokok pegawai negeri. pemungutan ASKES sebelum otonomi daerah dilakukan oleh Dirjen Anggaran Departemen Keuangan. Setelah masa otonomi daerah Dirjen menyerahkan dana tersebut kepada PT. ASKES. Iuran untuk veteran dan perintis kemerdekaan ditanggung oleh pemerintah atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. PREMI PAKET JAMINAN : Paket jaminan yang harus diberikan oleh PT. ASKES disebut komprehensif : Upaya peningkatan / promosi Pencegahan Penyembuhan dan pemulihan kesehatan Paket jaminan yang diberikan adalah paket jaminan terstruktur. Pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan dilakukan diPUSKESMAS Pelayanan kesehatan rujukan Perawatan dengan menginap di RS Obat-obatan yang diberikan yaitu yang termasuk dalam DPHO
Penerimaan PT. ASKES bersumber dari penerimaan premi, dan penerimaan lain-lain. Dana-dana cadangan teknis dan kelebihan dana disimpan dalam bentuk instrumen investasi. Kinerja keuangan ASKES baik, dalam kriteria pemeriksa pemerintah (BPK/BPKB) termasuk kategori sehat.
KINERJA UPAYA PENGENDALIAN BIAYA Pedoman pembayaran PPK dan penarikan dana melalui cara : Iuran biaya (co payment, cost sharing) Pembayaran berdasarkan jumlah peserta (sistem kapitasi) Sistem anggaran/budget Sistem tarif berdasarkan kelompok pelayanan (sistem paket) Tarif berdasarkan diagnosa
MASALAH YANG DIHADAPI Tenaga kerja di PPK dan direktur RS mengeluh bahwa mereka dibayar tidak memadai dan hal ini berpengaruh pada pelayanan yang diberikan. Jalan keluar yang diberikan PT. ASKES adalah memberikan kewenangan kepada RS untuk menagih langsung kepada pasien selisih biaya. Demografis dan epidemiologis pada peserta. Penyakit kronis meningkat sedangkan iuran dihitung atas dasar pola penyakit menular, seharusnya besaran premi disesuaikan dengan perkembangan pola penyakit Pembayaran RS yang jauh lebih rendah sehingga direktur harus berfikir menutupi selisih biaya pasien, sementara ASKES terus membukukan laba. Seharusnya laba yang diterima menjadi hak peserta bukan hak pemerintah sebagai pemegang saham.