Você está na página 1de 9

Arti Modal

Pengertian Modal
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan
serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai
arti yang lebih menonjol lagi. Masalah modal dalam perusahaan merupakan masalah yang
tidak akan pernah berakhir karena bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan
berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli ekonomi juga belum terdapat
kesamaan opini tentang apa yang disebut modal.
Jika di lihat dari sejarahnya, maka pengertian modal awalnya adalah physical oriented. Dalam
hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian modal yang klasik, dimana arti dari
modal itu sendiri adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical
oriented, dimana pengertian modal tersebut lebih ditekankan pada nilai, daya beli atau
kekuasaan memakai atau menggunakan, yang terkandung dalam barang-barang modal,
meskipun dalam hal ini belum ada kesesuaian pendapat di antara para ahli ekonomi sendiri.

Pengertian modal dari beberapa penulis, yaitu sebagai berikut:
1. Liitge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang (geldkapital).
2. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, di mana
modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital), maupun dalam
bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain
sebagainya. Kemudian ada beberapa penulis yang menekankan pada kekuasaan
menggunakannya, yaitu antara lain J.B. Clark.
3. A. Amonn J. von Komorzynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan
menggunakan barang-barang modal yang belum digunakan, untuk memenuhi harapan
yang akan dicapainya.
4. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang
terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang
modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi
produktifnya untuk membentuk pendapatan.
5. Polak mengartikan modal ialah sebagai kekuasan untuk menggunakan barang-barang
modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun yang
dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam
perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca sebelah debit.
6. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-barang kongkret yang
masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit,
maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat di
sebelah kredit.



Pengertian modal
February 25, 2010 | In: ilmu
Pengertian modal Modal (pembelanjaan dari luar perusahaan) dikelompokkan dalam dua
jenis, yakni: hutang dan ekuitas (= modal sendiri). Hutang mempunyai keunggulan berupa
(Brigham and Gapenski, 1997: 767-768): 1) bunga mengurangi pajak sehingga biaya
hutang rendah, 2) kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu
berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju, 3) kreditur tidak memiliki hak suara
sehingga pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan
dengan penyertaan dana yang kecil. Meskipun demikian, hutang juga mempunyai kelemahan,
yaitu: 1) hutang biasanya berjangka waktu tertentu untuk dilunasi tepat waktu, 2) rasio hutang
yang tinggi akan meningkatkan risiko yang selanjutnya akan meningkatkan biaya modal, 3)
bila perusahaan dalam kondisi sulit dan labanya tidak dapat memenuhi beban bunga maka
tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi.

Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan merupakan bahasan utama dari
keputusan struktur modal (= capital structure decision). Bauran modal yang efisien dapat
menekan biaya modal (= cost of capital), yang dapat
meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang
hanya menggunakan ekuitas disebut unlevered firm, sedangkan yang menggunakan bauran
ekuitas dan berbagai macam hutang disebut levered
firm
Pemilihan alternatif penambahan modal yang berasal dari kreditur (hutang) pada umumnya
didasarkan pada pertimbangan: murah. Dikatakan murah, karena biaya bunga yang harus
ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatan hutang tersebut. Sesuai
dengan EBIT-EPS Analysis (Gitman, 1994: 465-468); bila biaya bunga hutang murah,
perusahaan akan lebih beruntung menggunakan sumber modal berupa hutang yang lebih
banyak, karena menghasilkan laba per saham yang makin banyak

2. Depresiasi
Fungsi :
a. Untuk mengganti aktiva yang telah rusak
b.Membeli aktiva baru
c.Dana sementara untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
SUMBER DANA EXTERN
Pihak pemberi dana yang utama :
1. Supplier
2. Bank ( lembaga yang mempunyai tugas utama memberi kredit, di samping tugas lain di
bidang keuangan.
3. Pasar Modal ( Capital Market )
Syarat pemberian kredit dengan menggunakan pedoman :
1. Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition (5 C)
2. Returns, Repayment Capacity, Risk-bearing Ability ( 3 R)

Kamis, 25 Maret 2010
8 Macam Tipe Pembeli
8 Macam Tipe Pembeli antara lain :
1. Pembeli Apatis yaitu jenis orang yang tidak akan pernah membeli apapun, tidak peduli sebagus
apapun produk kita, seberapa murah, cenderung sinis, negatif, aneh dan tidak tertarik. Mereka ini
biasanya orang punya banyak masalah pribadi sehingga tidak tertarik dengan penawaran. Contoh :
Pembeli ini hanya membeli barang apabila dibutuhkan saja ( membeli kebutuhan sembako ).

2. Pembeli Aktualisasi diri yaitu pembeli yang mengetahui dengan jelas apa yang ia inginkan, fitur
dan manfaat yang ia cari serta jumlah uang yang bersedia ia keluarkan untuk membeli. Jika anda
mempunyai apa yang mereka inginkan maka mereka dapat langsung membelinya, saat itu juga
tanpa banyak pertanyaan. Tipe ini sangat positif dan menyenangkan. Contoh : Orang yang membeli
pakaian, Orang yang membeli buku untuk menambah ilmu penetahuannya.

3. Pembeli Analitis yaitu Tipe pembeli ini sangat detail dan penuh pertimbangan serta cenderung
agak cerewet. Dalam menghadapi tipe pembeli seperti ini butuh kesabaran karena mereka akan
banyak bertanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap sebagai sarana
pengambilan keputusan. Mereka akan bersikap teliti dan membandingkan dengan produk atau jasa
yang lain. Contoh : Orang yang akan membeli handphone, mobil maupun rumah.

4. Pembeli Penghubung yaitu Tipe pembeli ini sangat peduli dengan apa yang akan dipikirkan atau
dirasakan orang lain mengenai keputusan pembelian mereka. Mereka akan peduli bagaimana orang
akan berespon terhadap pilihan mereka. Ia akan selalu berusaha membicarakan dulu dengan
keluarga, teman dan relasinya sebelum mengambil keputusan pembelian. Biasanya mereka suka
bertanya mengenai siapa saja yang pernah gunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Mereka
suka berpikir panjang dan bisa tiba-tiba berubah pikiran saat ada orang yang memberi masukan
negatif. Contoh : Ibu yang membeli susu untuk anaknya pasti akan meminta pertimbangan keluarga (
ibu nya ).

5. Pembeli Penyetir yaitu Tipe ini kepribadiannya seperti direktur. Sangat terbuka, tergesa-gesa,
tidak sabar, dan ingin langsung pada inti pembicaraan. Mereka selalu merasa sibuk dan tidak suka
banyak basa basi, jadi mereka ingin langsung tahu mengenai produk atau jasa kita dan berapa
harganya lalu mengambil keputusan apakah akan membeli atau tidak. Contoh : Orang yang membeli
tas laptop, orang yang membeli computer.

6. Pembeli Yang Senang Bersosialisasi yaitu Tipe pembeli ini sangat ramah, menyenangkan, suka
bicara dan berhubungan baik dengan sales. Kadang mereka terlalu cepat setuju dan membeli asal
mereka sudah rasa senang sehingga tidak perhatikan hal-hal detail. Kalaupun mereka tidak ingin
membeli mereka akan menolak secara halus bahkan membantu kita mencari pembeli lain. Contoh :
Orang yang membeli pajangan atau hiasan rumah.

7. Pembeli Impulsif yaitu Tipe pembeli yang melakukan pembelian tanpa direncanakan. proses
pembelian yang dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat ia melihat suatu barang atau jasa.
Karena ketertarikannya, selanjutnya ia melakukan pembelian pada barang atau jasa yang
bersangkutan. Contoh : Anak kecil yang membeli cokelat atau ice cream.

8. Pembeli Informatif yaitu Tipe pembeli yang suka bertukar informasi dengan penjualnya atau
memberi saran akan produk yang sering dipergunakan atau dibutuhkan.pembeli yang suka memberi
saran terhadap kekurangan produk tersebut Contoh : Pembeli yang akan membeli produk perhiasan.

SUMBER
www.haryantokandani.com/6-macam-tipe-pembeli.php
www.herison.pinkynet.web.id/2009/05/proses-pengambilan-keputusan-pembelian-impulsif-dan-
kompulsif/
Beberapa Tipe Pembeli
Selanjutnya mengenai langganan atau para konsumen ada beberapa golongan sebagai berikut:
a) The decided costumers
Mereka ini telah mengetahui dan memutuskan apa yang akan dibeli dan penjual harus cepat
melayani dan mengambilkan barangnya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
memberi keterangan harus merupakan keterangan yang bersifat khusus tidak usah
memberikan keterangan yang bersifat umum. Kalau langganan ini tidak terlalu tergesagesa,
maka kemungkinan penjual juga bisa menjual barang-barang yang lain.
b) The know it all costumers
Ini adalah tipe pembeli yang mengetahui segalanya, dialah yang bercerita kepada penjual.
Walaupun apa yang diceritakannya itu tidak seluruhnya benar, tetapi penjual tidak usah
membantahnya. Penjual dapat memberi keterangan-keterangan yang tepat secara bijaksana
dengan menempuh cara yang tidak langsung dan ini bisa memengaruhi sikap langganan
tersebut.
c) The delibrate costumers
Langganan ini menghendaki fakta-fakta yang kadang-kadang advis tentang konstruksi dan
cara-cara penggunaan barang yang akan dibelinya. Langganan ini banyak mengambil waktu
untuk mempertimbangkan setiap pembeliannya.
d) The undecided costumers
Costumer ini tidak dapat memutuskan ukuran, warna dari barang yang akan dibelinya. Tugas
penjual di sini ialah mencoba menentukan apa sebenarnya yang dibutuhkan langganan.
Penjual harus berusaha mengarahkan attensi langganan dan membantu si langganan
mengambil keputusan. Setelah penjual menunjukkan berbagai macam barang, harus pula
dengan cepat menyingkirkan barang-barang yang tidak menarik perhatian langganan.
e) The talkative costumers
Langganan ini senang ngobrol, tetapi tidak mengarah kepada pembelian. Jika pada saat itu
tidak banyak langganan yang lain maka penjual bias melayani obrolan itu dan mengarahkan
sedikit ke arah pembelian. Jika pembelian sudah terjadi, segera barang-barangnya dibungkus
dan bersiap menghadapi langganan lain.
f) The silint timid costumers
Langganan ini merasa canggung di dalam toko dan merasa takut kalau kalau kekurangan
pengetahuannya tentang suatu barang akan diketahui jika ia bertanya-tanya. Salesman harus
pandai melayani langganan ini, jangan sekali-kali menunjukkan kesan bahwa langganan itu
memang tidak mengerti apa-apa tentang barang-barang yang dilihatnya.
g) The decided but mistaken costumers
Costumer ini mendatangi toko dengan suatu keputusan dalam pikirannnya untuk membeli
barang tertentu. Akan tetapi, menurut penjual pilihannya itu tidak sesuai dengan maksud
penjualannya. Dalam hali ini, salesman tidak perlu berdebat dengan langganan tetapi cukup
memberitahukan manfaat dan kegunaan dari barang-barang itu.

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990192-beberapa-
tipe-pembeli/#ixzz1LCOmbdrR



posted in Tip Usaha (Ina), bisnis |
Sifat-sifat Penjual yang Disenangi Pembeli
Para penjual perlu memiliki sitar-sifat yang baik. Sifat-sifat penjual yang baik menurut
pembeli ialah:
1) Jujur dalam informasi.
2) Pengetahuan yang baik tentang barang.
3) Tahu kebutuhan konsumen.
4) Pribadi yang menarik.
Empat sifat di atas adalah sifat-sifat yang pokok saja. Di samping, J
masih banyak sifat lain yang, dituntut oleh pembeli. seperti cepat dan terampil dalam
melayani, informatif, bersahabat, tidak memperlihatkan rasa kesal/ sabar.
sumber : Dr. Buchari Alma, 1999

Sifat-Sifat Dasar yang Harus Dimiliki Seorang Penjual
Penjual yang berhasil dalam penjualan barang dan jasa adalah yang disenangi pembeli
dan pelanggan, sifat-sifat dasar tersebut adalah:
Pengetahuan akan diri sendiri
Maksudnya, seorang penjual sebelum mengenal langganan langganannya harus lebih
dahulu mengenal dirinya sendiri.
Pengetahuan tentang barang yang akan dijual
Seorang penjual harus mengenal barang dan jasa yang dijualnya dilihat dari
kepentingan calon pembeli.
Pengetahuan tentang langganan-langganan atau calon pembeli
Hal yang paling penting sekali ialah kita harus mengetahui siapakah calon pembeli kita, dari
golongan apakah,bagaimanakah sifatnya

Sumber: http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1990120-sifat-sifat-
dasar-yang-harus/#ixzz1LCTtEX75



Para penjual perlu memiliki sifat-sifat yang baik pastinya, sifat-sifat penjual yang baik
menurut pembeli ialah :
1. Jujur dalam informasi
2. Pengetahuan yang baik tentang barang yang dijualnya
3. Tahu kebutuhan konsumen
4. Pribadi yang menarik
Di samping itu masih banyak sifat yang lain yang di tuntut konsumen seperti cepat,trampil
melayani ,informatif ,bersahabat ,sabar dan lain-lain
Diposkan oleh Agus Yulianto di 01:15

Pembeli adalah raja, di Tapanuli .
Posted on 04/09/2008 by Togar Silaban
Pembeli adalah raja. Itu prinsip yang dipegang teguh oleh para penjual yang sukses. Dengan
prinsip itu, para penjual berusaha sekuat tenaga meyakinkan dan melayani para raja, calon
pembelinya. Dengan pelayanan yang diberikan, para penjual menjaga agar pembeli merasa
puas. Para penjual harus bisa meyakinkan bahwa apa yang mereka jual adalah sesuatu yang
bagus yang pantas dimiliki oleh para raja. Kalaupun saat itu, sang raja tidak jadi
membeli, tapi pelayanan dan produk yang ditawarkan akan selalu diingat oleh si pembeli,
sang raja.
Prinsip pembeli adalah raja, nampaknya belum sepenuhnya difahami oleh banyak orang
termasuk para pedagang souvenir di Tomok, Samosir. Pengalaman pariban, sepupu, saya
menjadi contoh pemahaman prinsip itu. Beberapa waktu lalu, ketika masa libur sekolah,
keluarga pariban saya dari Jakarta mudik ke bona pasogit, di Tapanuli. Diantara acara yang
diikuti, mereka menyempatkan diri untuk jalan-jalan ke Tomok, di pulau Samosir.
Pariban saya yang sudah kelahiran Betawi, sambil jalan melihat-lihat barang souvenir di
salah satu toko. Dia tertarik dengan tongkat Tunggal Panaluan, dan mencoba menawar.
Karena tidak terlalu perlu untuk membeli, pariban saya menawar sekenanya, kurang dari
setengah harga yang ditawarkan penjual. Dua ratus ribu, ya inang, katanya enteng, ketika
penjual menawarkan 600 ribu untuk sebuah tongkat Tunggal Panaluan. Akhirnya harga tidak
cocok, pariban saya tidak jadi membeli.
Beberapa saat kemudian, ketika akan kembali ke perahu, suami pariban saya lewat lagi
didepan toko dimana istrinya sebelumnya menawar tongkat. Suami pariban saya
memperhatikan beberapa barang di toko itu. Ibu penjual berusaha menawarkan dagangannya.
Tiba-tiba suami penjual itu berkata:
Unang pola tawarhon tu amanta i, ai amanta ni ina-ina sinangkin do i. Dang marhepeng i,
Tidak usahlah kamu tawarkan ke bapak itu, dia itu suami ibu yang tadi. Dia itu, tidak
punya uang.
Ucapan itu membuat suami pariban saya kaget. Dia yang kelahiran Laguboti tau betul apa arti
ucapan itu. Suami pariban saya diam saja, tidak menjawab. Dia tidak ingin membuat pemilik
toko merasa malu. Kalau dia mau, hampir semua isi toko bapak itu bisa dia beli. Rupanya
sipenjual tidak mengira, kalau pariban saya adalah putra Batak, dan punya uang.
Kejadian penjual souvenir di Tomok yang dialami pariban saya, bukanlah satu-satunya.
Mungkin itu adalah contoh cara menjual yang keliru dari para pedagang di Tomok. Tanpa
bermaksud menjeneralisir, hal yang sama sering dijumpai di daerah Tapanuli. Pembeli tidak
diperlakukan sebagai raja. Apakah perilaku yang demikian, mempunyai hubungan langsung
atau tidak langsung dengan menurunnya pariwisata di Danau Toba. Entahlah. Hal itu perlu
dicermati secara sunguh-sungguh.
Kalaulah prinsip penjual adalah raja belum sepenuhnya dipahami oleh para pelaku usaha
Tapanuli, maka menjadi tugas Pemerintah Kabupaten, terutama instansi yang bergerak
dibidang pariwisata dan perdagangan untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha di
Tapanuli. Untuk bisa bersaing dengan daerah lain, para pelaku usaha di Tapanuli harus
berorientasi keluar. Perlu ditingkatkan kemampuan menjual dan memasarkan daerah,
termasuk untuk pelaku usaha dan aparat birokrasi. Menjual dan memasarkan potensi daerah
menjadi penting, tanpa harus menggadaikan aset masing-masing daerah. Pemerintah daerah
kabupaten berkewajiban memberdayakan para pelaku usaha, agar berorientasi keluar, agar
open minded. Mau bersaing dengan pihak lain.

erkuaknya kasus pencurian dan pemalsuan arca di Museum Radya Pustaka, Solo, telah
menyeret sejumlah nama tokoh nasional, juga seorang pemahat patung batu, Kudi Prihatin
(36). Kendati, ia sebatas penjual yang harus melayani raja sebaik-baiknya.
Waktu itu saya menganggap pesanan lima arca setengah rusak itu hanyalah pesanan biasa
dari sanggar. Kalau kemudian dimanfaatkan untuk macam-macam, saya sungguh tidak tahu,
ujar bapak empat anak ini di rumahnya, di Dusun Tangkilan, Desa Pabelan, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (23/11).
Lima arca yang kini disebut- sebut sebagai arca palsu yang dipajang di Museum Radya
Pustaka itu merupakan pesanan dari Sanggar Kinara Kinari di Desa Tamanagung, Kecamatan
Muntilan, yang disebut juga sebagai Desa Prumpung.
Sebagian anak muda Desa Prumpung memang terserap ke pabrik patung yang sangat
marak dalam 20 tahun terakhir, dalam wujud kios-kios, serta sanggar kerajinan batu di
penggalan jalan sekitar Monumen Bambu Runcing, Muntilan, itu. Konservasi semua candi-
candi di Jawa, sebutlah misalnya Borobudur dan Prambanan, atau pembangunan beberapa
candi lain di sejumlah gunung dan situs purbakala mengandalkan seniman-seniman Desa
Prumpung ini. Jangan tanya berapa ribu kontainer penuh patung batu yang terus diekspor dan
dikapalkan ke Korea, China, Belanda, Jepang, Jerman, Amerika, Australia. Hampir tiap
bulan saya ke luar negeri. Patung buatan China bisa bagus-bagus, rahasianya karena peralatan
mereka komplet. Saya beli pahat-pahat baja dan alat lain dari sana, kata pemilik sanggar dan
kini jadi bos besar di situ itu.
Bagi Kudi, meski pesanan lima arca kuno itu sudah lebih setahun silam, ia masih ingat jelas.
Permintaan membuat patung dalam kondisi tidak utuhseperti tampilan dalam foto yang
disodorkan oleh pemilik salah satu sanggar di situtergolong pesanan tak biasa. Itu satu-
satunya pesanan aneh yang pernah saya terima, kata Kudi tentang lima arca pesanan itu,
yakni Ganesha, Agastya, Durga Mahesasuramardhini, Siwa Mahaguru, dan satu arca lain
yang tidak diingatnya. Karena kondisi pesanan patung tidak utuh, Kudi pun mengenakan
harga khusus, lebih murah. Kelima patung, yang semuanya memiliki tinggi tak lebih dari
1,25 meter ini, dijualnya Rp 750.000-Rp 1.500.000. Untuk patung Durga setinggi 1 meter,
biasanya saya jual seharga Rp 3 juta. Namun, karena dibuat setengah rusak, saya mematok
Rp 1,5 juta saja, ujar Kudi. Awalnya mereka memesan tiga patung, dua sisanya menyusul.
Sejak mula Kudi merasa tidak ada yang aneh. Sama seperti pemesanan biasanya, pembayaran
patung pun tidak dibayar tunai setelah patung dikerjakan. Ini sudah biasa. Kami terkadang
memang harus maklum kalau pembeli tidak bisa langsung membayar pesanan, ujarnya.
Saat diserahkan, patung itu berada dalam kondisi baru, selesai dipahat. Ketika itu, Kudi
mengatakan, dirinya pun tidak memoles atau memproses patung menjadi berkesan lama
karena itu bukan keahliannya.
Terkait dengan kasus pencurian dan pemalsuan arca ini, Kudi pun mengaku tidak mau ambil
pusing. Baginya, perilaku oknum yang kemudian memanfaatkan arca buatannya untuk tujuan
buruk adalah sesuatu yang di luar kendali dan tidak pernah diduga sebelumnya. Namun,
saya berharap agar ke depan profesi sebagai pemahat tidak dianggap memiliki citra buruk
sebagai antek pencurian patung.
Muhtadi (30), perajin lain, juga berpendapat serupa. Ia selalu membuat sesuai dengan selera
dan permintaan pelanggan. Pembeli adalah raja. Maka, kami pun berusaha keras untuk
memenuhi keinginan pelanggan, kata Muhtadi.
Dalam setahun, Muhtadi bisa membuat dan menerima pesanan hingga 10 patung. Selama ini
yang menjadi pelanggan tetapnya adalah empat sanggar di kawasan Prumpung. Untuk setiap
pesanan, pelanggan biasanya hanya menyodorkan gambar atau foto, berikut mencantumkan
tinggi patung yang diinginkan. Semua pesanan bisa dikerjakan pria yang membuka usaha
seni pahat patung sejak 1994 ini berkat pengalaman dan kejeliannya melihat gambar arca di
buku sejarah ataupun candi.
Maskuat Hidayat, perajin lain, sadar bahwa keahlian mereka untuk membuat duplikat arca
rawan disalahgunakan. Terlebih, sekarang ini kalangan perajin juga mengenal teknik
memproses patung baru menjadi terkesan kuno. Dan ia sempat menerima pesanan patung
polesan beberapa kali. Walaupun tidak menipu pembeli, saya tetap merasa apa yang saya
lakukan itu salah. Namun, ini dilema. Saya harus memenuhi permintaan pelanggan demi
kebutuhan hidup sehari-hari, ujarnya.
Patung yang dibuat kuno itu bernilai jual empat hingga enam kali lipat lebih mahal daripada
patung baru. Biasanya, patung semacam ini dipesan oleh para pemilik galeri atau kolektor
khusus barang antik.
Sumber: Kompas, Sabtu, 24 November 2007
ah, menurut gw sih tetap Pembeli adalah Raja

TETAPI harus tetap pada koridor etikanya sebagai pihak yang setara untuk melakukan pertukaran
kepemilikan dari barang/jasa dgn harga yang selayaknya

Bagaimanapun jg kalau ga bisa melayani pembeli dengan baik seperti membuat harga yang murah
dibanding pesaing, membuat lokasi yang gampang dijangkau konsumen, membuat iklan yang mudah
dibaca konsumen, membuat daftar barang yang gampang dimengerti konsumen, yah gimana usaha
mau berkembang.

Customer adalah fokus daripada bisnis dan hal tersebut adalah MUTLAK

Sepanjang costumer berperilaku secara ETIS dan pada tempatnya selaku konsumen yang mengerti
sopan santun

Você também pode gostar