Você está na página 1de 15

ARTIKEL DEMAM BERDARAH DAN MALARIA

Filed under: Tugas Kuliah Kaitkata:Demam berdarah, Diagnosis, malaria, Pengobatan, tanda
dan gejala tegartia @ 12:13 am
Demam berdarah
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit
ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang
disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan
kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti.
Virus demam berdarah
Klasifikasi ilmiah
Regnum: Virus
(belum diperingkatkan) virus (+)ssRNA
Famili: Flaviviridae
Genus: Flavivirus
Spesies: virus Dengue
Tanda dan gejala
Virus Dengue
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat,
sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai
ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan pada
beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut
bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek
ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas
oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita
mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang
lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga
pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari orang yang tertular dapat mengalami /
menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah
kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan
dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,
dubur dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok.
Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup
tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Demam Berdarah dalam
tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-
waktu dapat mengalami syok / kematian.
Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia
dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang
mempunyai tingkat kematian tinggi.
Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam
tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan trombositopenia dan leukopenia relatif.
Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah
jika terindikasi secara klinis.
Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada
menunggu akut.
Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor
nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna
(misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan
nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal hal yang dapat
mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam
berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat
yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan
melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air,
dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-
jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena
dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut
didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk
abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam
atau panas tinggi;
5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.
Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk
menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan,
penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun
drastis.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok,
namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya
dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian kombinasi antara manajemen yang
dilakukan secara medik dan alternatif harus tetap dipertimbangkan.
Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika
Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di
Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
Pranala luar
(id) Info di PenyakitMenular.info Depkes RI
(id) Demam Berdarah Dengue medicastore
(en) Info di situs CDC
Malaria
Sel darah merah yang terinfeksi oleh P.vivax
Malaria adalah sejenis penyakit menular yang dalam manusia sekitar 350-500 juta orang
terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan di Afrika di
bawah gurun Sahara.
Untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis
Alphonse Laveran diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907.
Sebab dan gejala
Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penularan
vektor untuk parasit malaria manusia adalah nyamuk Anopheles. Ragam dari Plasmodium
falciparum dari parasit ini bertanggung jawab atas 80% kasus dan 90% kematian.
Gejala dari malaria termasuk demam, menggigil, arthralgia (sakit persendian), muntah-muntah,
anemia, dan kejang. Dan mungkin juga rasa tingle di kulit terutama malaria yang disebabkan
oleh P. falciparum. Komplikasi malaria termasuk koma dan kematian bila tak terawat; anak kecil
lebih mungkin berakibat fatal.
Pengobatan
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin.
Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin,
bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi
resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.
Prinsip penanganan malaria secara umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan peroral
artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau duo-cotexcin,
sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4 mg/kgbb pada jam ke 0 12 24
72 dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi secara oral atau digunakan artemeter 3,2
mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6 mg/kgbb.
Referensi
Ito J, Ghosh A, Moreira LA, Wimmer EA, Jacobs-Lorena M. Transgenic anopheline
mosquitoes impaired in transmission of a malaria parasite. Nature 2002;417:387-8.
PMID 12024215
WHO site on malaria
CDC site on malaria
Medline Plus site on malaria
LookSmart Malaria directory category
Open Directory Project Malaria directory category
Yahoo! Malaria directory category
Medicastore malaria directory category
Malaria Vaccine Initiative
Malaria Atlas Project
Wellcome Trust against Malaria
New Scientist New Malaria Vaccine Raises High Hopes 15 October 2004
BBC Hopes of Malaria Vaccine by 2010 15 October 2004
Malaria. The UNICEF-UNDP-World Bank-WHO Special Programme for Research and
Training in Tropical Diseases
story of the discovery of the vector of the malarial parasite
History of discoveries in malaria
History of Malaria in Spain
BBC Science shows how malaria hides 8 April 2005
The DDT Ban Myth
Burden of Malaria, BBC pictures relating to malaria in northern Uganda
Malaria: Cooperation among Parasite, Vector, and Host (Animation)
Pranala luar
Vaksin dan riset lainnya
DDT
Animasi, gambar, dan foto
About these ads
Komentar (3)
3 Komentar
1.
Saya baru saja divonis kena DB dari hasil lab, yang out of range
WBC 1.03
PLT 109
MPV 6.5
EOS 7
NEUT 0.68
LYMPH 0.16
MONO 0.09
Saya sudah pernah kena DBD kalau tidak salah yang type 3 (saya tinggal di Bali), tapi ini
gejalanya beda total.
Pertama demam Senin subuh, seharian saya tidak bangun dan tidak makan apapun. Sakit
kepalanya luar biasa. Selasa pagi sudah enakan, mulai makan bubur, tapi sore demam lagi
dan muntah dua kali. Rabu dipijat sama pembantu, merasa sembuh total, mandi, cuci
rambut, tapi masih makan bubur eh sore lemas lagi. Malam mulai demam dan
memutuskan untuk cek darah.
Yang ambil hasilnya suami, jadi hanya disampaikan saja kalau besok saya disuruh masuk
rumah sakit.
Tempo hari saya juga langsung disuruh masuk rumah sakit setelah demam seminggu
lebih, infus 1 kantong dan boleh pulang. Saya di rumah sakit hanya 5-6 jam saja. Tapi
tempo hari saya tidak merasa sakit kepala dan mual2, justru selera makan saya
memuncak.
Saya tidak yakin karena tadi dokternya memperkirakan saya kena typus dan saya disuruh
makan bubur, padahal saya tahu kalau pasien typus tidak perlu makan bubur. Saya makan
bubur karena mungkin kebiasaan dari kecil, kalau sakit diberi bubur dan menurut saya
bubur itu enak kok.
Apakah ada cara lain diluar infus? Apa yang terjadi kalau saya menolak masuk rumah
sakit? Saya biasanya cukup sehat, sarapan 1,5liter air, makanan sehat termasuk 1 botol
juice tanpa gula tiap hari. Vitamin juga rutin, jadi saya pikir kalau masalah cairan
sebenarnya tidak perlu infus.
Tolong pendapatnya.
Terima kasih.
Komentar oleh Galvanic Spa Januari 20, 2010 @ 8:54 pm
Balas
2.
mau tanya , katanya kalau kena DBD trus minum juice jambu , trus katanya sembuh . apa
iya ?
Komentar oleh nissa Agustus 3, 2010 @ 1:12 am
Balas
3.
saya mengalami demam turun naik sudah seminggu .tubuh saya smakin lemas.tulang
tulang smakin pegal dan sakit rasanya.saya sudah pernah kena malaria apa mungkin saya
bisa kena DBD tpi lidah saya mulai memutih
Komentar oleh chandra hutasoit Desember 2, 2011 @ 1:54 am
Balas

Umpan RSS untuk komentar-komentar pada tulisan ini. URI Lacak Balik
Tinggalkan Balasan


o tegartia
Kategori
Tulisan Teratas
o POLA PENYERANGAN SEPAK BOLA
o BOLA BASKET
o LATIHAN KEBUGARAN JASMANI
o SENAM LANTAI
o TEKNIK MEMEGANG RAKET TENIS LAPANGAN DAN POSISI SIAP
o SEPAK BOLA
o BOLA VOLI
o KUMPULAN TUGAS-TUGAS BIOMEKANIKA OLAHRAGA (TUGAS 1-13)
o BOLA TANGAN
o SENAM LANTAI
Komentar Terakhir

pearl izumi women's on KEBERMAKNAAN KERJASAMA KONSELO

tips seo on Pedoman Penulisan Karya I

sri hartuti on Ilmu Sendi dan Macamnya

fat loss factor revi on KEBERMAKNAAN KERJASAMA KONSELO

adinda farhanaz on SENAM LANTAI
Tag
alat Atlit bentuk latihan bermain Bulu tangkis ciri-ciri latihan Faktor Formasi Ilmu sendi insersio
juara Kelemahan KESEHATAN Kesimpulan Kompetensi dasar Komputer Kurikulum lapangan Madrid
MAKANAN Manfaat Menu Olahraga origo Otot insersio Otot origo Panduan Pengertian
Pengoperasian Penjas PENYEBAB Penyerangan peraturan permainan perkembangan Permasalahan
Persendian Pertandingan Pola sejarah Sepak bola sikap lilin Standar kompetensi Teknik Tubuh
Tujuan
Blogroll
o Bramantya 0
o Delite 1
o Iwan 0
o Lukman 0
o universitas negeri malang 0
o WordPress.com 0
o WordPress.org 0
o Yudha 0

Desember 2009
S S R K J S M
Nov Jan
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
Blog Stats
o 280,045 hits
Tema: Banana Smoothie. Blog pada WordPress.com.
Ikuti
Follow Tegartia's Blog
Get every new post delivered to your Inbox.

Demam berdarah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin
bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.


Salah satu gejala demam berdarah adalah munculnya ruam pada kulit.
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang
masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.
[1]
Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi
dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah.
[2]
Virus dengue merupakan virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae.
[3]
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan
subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap.
[2]
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi
virus dengue di seluruh dunia.
[4]

Daftar isi
1 Penyebab
2 Manifestasi Klinis
o 2.1 Demam berdarah (klasik)
o 2.2 Demam berdarah dengue (hemoragik)
o 2.3 Sindrom Syok Dengue
3 Diagnosis
4 Pencegahan
5 Pengobatan
6 Epidemiologi
7 Referensi
8 Pranala luar
Penyebab


Virus dengue penyebab penyakit demam berdarah


Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah.
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari
famili Flaviviridae.
[3]
Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit
demam berdarah.
[5]
Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
[6]
Gejala
demam berdarah baru muncul saat seseorang yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat
jenis virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda.
[5]
Sistem imun yang
sudah terbentuk di dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan
gejala penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya.
[5]
Seseorang dapat
terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis virus yang
sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh yang terbentuk.
[6]

Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk
dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.
[2][3]
Aedes aegypti adalah
vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini.
[2]
Nyamuk dapat membawa
virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
[2]
Sesudah masa
inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat
mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
[2]
Nyamuk betina juga
dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial).
[2]

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta
dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh vektor
nyamuk.
[2]

Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang memiliki
antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama.
[5]
Selain itu, risiko demam berdarah juga
lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12 tahun, atau seseorang yang
berasal dari ras Kaukasia.
[5]

Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam
berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
[7]

[8]

Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien.
[7]

Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam.
[7]

Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit
kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta
munculnya ruam pada kulit.
[7]
Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan
keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien
demam berdarah.
[7]
Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi
mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
[7]

Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti
penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi,
fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan
kegagalan sistem sirkulasi darah.
[7]
Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa,
pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan
peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD.
[7][8]
Salah satu
karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.
[7]
Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari
demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis.
[7]
Pasien akan terus
berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.
[7]
Bila terapi dengan elektrolit
dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa
kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
[7][8]

Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami
sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan
demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan
parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari
demam.
[7]
Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang
umum sebelum terjadinya syok.
[7]
Sindrom syok
[8]
terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala
terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya.
[8]
Hal ini
umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak
ditangani dengan tepat dan cepat.
[8]
Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal
pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha
terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat.
[7]
Dalam waktu 2-3 hari,
pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat
pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
[7]

Diagnosis


Uji ELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap
virus dengue.
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi
dan munculnya ruam..
[9]
Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit
dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya pekerja
medis atau dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk
mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk.
[9]
Selain itu untuk mendapatkan
ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium.
[10][9]

Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada tidaknya
antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi terhadap virus dengue,
dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit).
[10]
Selain
itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan
reaksi berantai polimerase reverse transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam
nukleat spesifik terhadap virus dengue.
[9]
Uji-uji tersebut dapat memakan waktu beberapa hari.
[9]

Pencegahan


Pengasapan atau fogging bermanfaat membunuh nyamuk Aedes dewasa untuk mencegah
penyebaran demam berdarah.
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini.
[11]
Tindakan paling efektif
untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat
mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.
[11][12]
Pengendalian nyamuk
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
[1]

Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain
dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan
rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di
sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
[1]

Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan
ikan pemakan jentik dan bakteri.
[1]

Kimiawi
Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada
tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga
digunakan larvasida.
[1]

Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin,
atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh
dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah.
[12]
Selain itu, segeralah berobat bila
muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
[12]

Pengobatan


Obat yang mengandung acetaminofen, misalnya tilenol, sangat disarankan bagi penderita demam
berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah.
[9]
Banyak orang yang
sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu.
[13]
Tindakan pengobatan yang umum
dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu parah adalah pemberian cairan tubuh
(lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi
obat yang mengandung acetaminofen (misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan
menurunkan demam serta banyak istirahat.
[9]
Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal
seperti ibuprofen dan sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan.
[9]
Bagi
pasien dengan demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat
inap di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta transfusi
darah akibat pendarahan yang terjadi.
[9]

Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk, karena
dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat.
[9]

Epidemiologi
Demam berdarah diyakini merupakan salah satu penyakit yang sudah ada lama di dunia.
[11]
Jejak
rekam mengenai penyakit dengan gejala yang serupa telah ditemukan di ensiklopedia medis dari
Cina tertanggal tahun 992.
[11]
Seiiring dengan perkembangan global di bidang pelayaran dan
industri pengiriman barang melalui laut di abad ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan bertambah
dengan pesat dan menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan nyamuk vektor
bagi penyakit demam berdarah.
[11]
Nyamuk dan virus yang berperan dalam penyakit ini terus
menyebar ke berbagai daerah baru dan telah menyebabkan banyak epidemi di seluruh dunia.
[11]

Salah satu epidemi demam berdarah yang paling pertama terjadi di daerah Asia Tenggara.
[11]

Laporan resmi pertama mengenai pasien yang terjangkit penyakit serupa demam berdarah terjadi
pada tahun 1779.
[3]

Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue membuat demam berdarah menjadi
salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian sangat serius secara global.
[11]

Referensi
1. ^
a

b

c

d

e
(Indonesia) Kristina, Isminah, Wulandari L (2004). "Demam Berdarah Dengue".
Litbang Depkes. Diakses 10-08-2011
2. ^
a

b

c

d

e

f

g

h
(Inggris) World Health Organization (2009). "Dengue and Dengue
Haemorrhagic Fever". World Health Organization. Diakses 10-08-2011
3. ^
a

b

c

d
(Inggris) Dengue Virus Profile. Diakses pada 10 Agustus 2011.
4. ^ (Inggris) Centres for Disease Control and Prevention (2010). "Dengue Epidemiology".
Centres for Disease Control and Prevention. Diakses 10-08-2011
5. ^
a

b

c

d

e
(Inggris) Vorvick, L (2010). "Dengue hemorrhagic fever". MedlinePlus.
Diakses 10-08-2011
6. ^
a

b
(Inggris) National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) (2006).
"Dengue Fever". National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Diakses 10-08-
2011
7. ^
a

b

c

d

e

f

g

h

i

j

k

l

m

n

o

p
(Inggris) World Health Organizaton. 1997. Clinical Diagnosis.
Diakses pada 10 Agustus 2011
8. ^
a

b

c

d

e

f
(Inggris) National Institute of Allergy and Infectious Diseases. 2007. Dengue
Fever Symptomps. Diakses pada 10 Agustus 2011.
9. ^
a

b

c

d

e

f

g

h

i

j
(Inggris) Dengue Fever Test and Diagnosis. Diakses 10 Agustus 2011.
10. ^
a

b
(Inggris)Dengue Fever. Diakses 10 Agustus 2011.
11. ^
a

b

c

d

e

f

g

h
(Inggris) Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and
current status. Novartis Found Symp. 277:3-16.
12. ^
a

b

c
(Inggris)Dengue Fever Prevention. Diakses 10 Agustus 2011.
13. ^ (Inggris)National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Dengue Fever
Treatments. Diakses 10 Agustus 2011.

Você também pode gostar