Você está na página 1de 7

54

Seminar Nasional Pangan Fungsional


POTENSI SAYURAN WORTEL DAN PRODUK OLAHANNYA
SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL

ADETIYA RACHMAN DAN DIAN HISTIFARINA
1


Abstrak

Wortel (Daucus carrota L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang bernilai gizi
cukup tinggi, terutama kandungan senyawa karoten yaitu dan karoten. Kedua senyawa ini
merupakan sumber provitamin A dan prekursor vitamin A. Dalam setiap 100 gram wortel
mengandung 2813 g vitamin A dan kandungan vitamin atau mineral penting lainnya, yaitu
asam fenolat, Fitokimia (Phytochemical), Glucida, Kalsium, Kalium dan vitamin A, B1, B2, C
dan E. Wortel juga mengandung zat mineral seperti zat besi, tembaga, magnesium, mangan,
fosfor dan sulfur. Adanya kandungan karoten yang cukup tinggi menjadikan wortel
mempunyai prospek yang baik sebagai sumber provitamin A untuk mencegah penyakit
kekurangan vitamin A yang masih banyak diderita oleh sebagian masyarakat Indonesia.
Manfaat lain, sebagai antioksidan yang dapat mengurangi resiko terkena kanker. Senyawa
karoten di dalam tubuh selanjutnya akan diubah menjadi vitamin A yang berperan dalam
menjaga pertahanan dan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan kulit, paru-paru, organ usus,
dan membantu pertumbuhan sel-sel baru. Fungsi lainnya adalah sebagai komponen
pembentuk dan perawatan kulit, selaput membran, tulang, gigi, mata dan organ reproduksi.
Potensi wortel sebagai salah satu sumber vitamin A menjadikan komoditas ini berkembang
sebagai salah satu bahan pangan yang dapat berfungsi untuk mensuplai zat gizi bagi
kelompok masyarakat didaerah kekurangan vitamin A (KVA). Umumnya wortel dikonsumsi
dalam bentuk segar, namun apabila wortel diolah menjadi produk olahan lebih lanjut seperti
produk fermentasi sari wortel, tepung wortel, sari wortel instan dan lain-lain, fungsi nilai gizinya
meningkat. Wortel yang dikukus, kandungan karotennya dapat diserap oleh tubuh hingga
lebih dari kandungan karoten yang ada dalam wortel, dibandingkan apabila dikonsumsi
dalam bentuk segar. Berdasarkan fungsi wortel sebagai bahan pangan yang berkhasiat untuk
kesehatan, wortel dapat digolongkan sebagai pangan fungsional.

Kata kunci: wortel (daucus carrota l.), vitamin A, beta-karoten; pangan fungsional


PENDAHULUAN

Sayuran wortel memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh, hal ini
disebabkan kandungan gizi wortel terutama karoten yang merupakan sumber
provitamin A. Kandungan vitamin A dalam wortel sebesar 12000 SI/100 gram wortel
segar. Selain itu wortel juga memiliki kandungan vitamin C dan beberapa mineral
penting yang diperlukan tubuh. Kandungan gizi dalam wortel menjadikan wortel
mempunyai manfaat fungsional disamping peranannya sebagai sayuran. Sebagai
contoh: senyawa karoten berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi
resiko terkena kanker. Di dalam tubuh, senyawa ini diubah menjadi vitamin A yang
berperan dalam menjaga pertahanan dan kekebalan tubuh, menjaga kesehatah kulit,
paru-paru, organ usus, dan membantu pertumbuhan sel-sel baru. Fungsi lainnya
adalah sebagai komponen pembentuk dan perawatan kulit, selaput membran,
tulang, gigi, mata dan organ reproduksi.

Potensi wortel sebagai salah satu sumber vitamin A menjadikan komoditas
ini berkembang sebagai salah satu bahan pangan yang dapat berfungsi untuk
mensuplai zat gizi bagi kelompok masyarakat didaerah kekurangan vitamin A (KVA).

1
Masing-masing adalah penyuluh dan peneliti pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

55
Seminar Nasional Pangan Fungsional
Kebutuhan vitamin A agar terhindar dari kekurangan vitamin A untuk anak-anak
dibawah 12 tahun adalah sebesar 1500-3500 SI/hari, sedangkan untuk orang
dewasa sebesar 4500-5000 SI/hari. Di Indonesia sekitar 60000 anak-anak per
tahunnya menderita penyakit Xeroptalmia kornea karena kekurangan vitamin A
(Winarno, 1984 di dalam Zubaidah et al., 1996).

Pengolahan wortel menjadi produk olahan wortel mempunyai beberapa
manfaat dalam meningkatkan nilai tambah sayuran wortel. Selain dapat
memperpanjang masa simpan wortel, pengolahan wortel juga dapat menarik minat
masyarakat dalam mengkonsumsi wortel dengan beragam pilihan produk, yaitu sari
wortel instan, kerupuk wortel, dodol wortel dan produk olahan lainnya. Pengolahan
wortel juga tetap mampu mempertahankan nilai gizi didalamnya, bahkan dapat
mempermudah penyerapan kandungan gizi wortel oleh tubuh. Tubuh dapat
menyerap separuh karoten dari kandungan karoten wortel yang telah dikukus,
dibanding wortel segar yang hanya mampu diserap tubuh seperempatnya (Anonim
2004
a
).


NILAI GIZI SAYURAN WORTEL

Wortel mempunyai kandungan vitamin dan mineral penting, yaitu antioksidan
beta-karoten, alfa-karoten, phytochemichal, Gluthation, Kalsium, kalium dan vitamin
A, B1, B2, C dan E, yang juga berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi dan
menjaga kesehatah kulit. Kalsium dalam wortel sangat mudah diserap tubuh. Wortel
juga mengandung zat mineral seperti zat besi, tembaga, magnesium, mangan, fosfor
dan sulfur. Kandungan gizi menurut USDA (Unites State Departement of Agriculture)
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi per 100 g Wortel.
No. Kandungan Volume
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Bagian yang dapat dimakan
Air
Protein
Lemak
Glucida
Karbohidrat
Serat
Energi
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin E
Na
K
Fe
P
Niacin
Zn
95
91,6
1,1
0
7,6
10
3,1
33
2813
4
0,5
95
220
0,7
37
0,7
0,2
%
g
g
g
g
g
g
kcal
g
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
Sumber: USDA, 2004

Kandungan gizi yang penting dalam wortel adalah Beta karoten, Vitamin A
dan Fitokimia.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

56
Seminar Nasional Pangan Fungsional
Beta-karoten

Kandungan utama dari wortel adalah beta-karoten. Beta-karoten adalah
salah satu jenis dari 500 karotenoid yang dijumpai pada sayuran dan buah-buahan.
Beta karoten merupakan pigmen warna orange, merah orange dan kuning yang
secara alami terdapat di dalam produk pangan baik dalam sayuran maupun buah.
Selain itu dapat digunakan sebagai indikator sumber vitamin provitamin A pada
produk pangan. Selain sebagai sumber provitamin A, pigmen karotenoid dalam
bentuk karoten dan karoten dapat juga berfungsi sebagai antioksidan (Vega
et. al., 1996). Di dalam tubuh, beta karoten dirubah menjadi vitamin A. Beta-karoten
merupakan karotenoid yang paling aktif dari vitamin A, tetapi bentuk karoten yang
paling sulit diubah dan diserap menjadi retinol dibandingkan sumber vitamin A pada
hewani (Anonim, 2004a). Kadar beta-karoten yang terkandung dalam wortel (754 ug)
hampir dua kali lebih banyak dari kandungan beta-karoten dalam kangkung (380 ug)
dan tiga kali lebih banyak dari kandungan beta-karoten dalam daun caisin (286 ug).
Beta-karoten yang terdapat pada wortel juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan
yang ditemukan pada bayam (409 ug). Makin jingga warna wortel, maka kandungan
beta-karotennya makin tinggi (Afriansyah, 2002).

Vitamin A

Vitamin A adalah komponen pangan yang memiliki aktivitas biologi retinol,
jenis alkohol primer yang berwarna kuning pucat yang berasal dari karoten. Vitamin A
dapat ditemukan pada sayuran hijau, sayuran dan buah-buahan berwarna oranye
seperti wortel, kentang, labu, bayam, pepaya, squash, alpukat, asparagus, brokoli
dan kantolope. Sumber vitamin A hewani terutama terdapat pada hati, minyak hati
ikan, susu dan produk susu, mentega dan telur. Hati merupakan sumber vitamin A
utama karena vitamin A dalam tubuh manusia dan hewan disimpan dalam hati
(Anonim, 2004a).

Fitokimia (Phytochemichal)

Fitokimia adalah komponen bioaktif alami dalam tumbuhan yang bersama-
sama dengan komponen nutrisi dan serat tumbuhan memiliki fungsi kesehatan.
Fitokimia berhubungan erat dengan pigmen pada tumbuhan. Fitokimia ditemukan
pada sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Sayuran yang berwarna cerah,
seperti oranye, kuning, hijau, biru dan ungu banyak mengandung fitokimia (Anonim,
2004
a
).


NILAI FUNGSIONAL PRODUK WORTEL

Nilai fungsional utama sayuran wortel adalah sebagai sumber vitamin A yang
diperoleh dari kandungan Beta karotennya. Beta karoten didalam tubuh diubah
menjadi vitamin A yang berperan penting dalam pertahanan dan kekebalan tubuh,
menjaga kesehatah kulit, paru-paru, organ usus, dan membantu pertumbuhan sel-sel
baru. Vitamin A berfungsi sebagai komponen pembentuk dan perawatan kulit, selaput
membran, tulang, gigi, mata dan organ reproduksi. Dalam bentuk antioksidan beta
karoten, vitamin A dapat mengurangi resiko terkena kanker. Di dalam tubuh, hanya
sebagian beta karoten yang dapat diubah menjadi vitamin A, sisanya yang tidak
diubah digunakan tubuh untuk memperkuat kekebalan tubuh dan berfungsi sebagai
antioksidan potensial. Senyawa antioksidan berfungsi sebagai penangkal radikal
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

57
Seminar Nasional Pangan Fungsional
bebas yang dapat merusak membran sel, mutasi DNA dan oksidasi lemak, yang
dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dikenal sebagai penyakit degeneratif.

Kadar vitamin A diukur dalam retinol ekuivalen (RE). Retinol ekuivalen sama
dengan 1 g retinol atau 6 g beta-karoten. Vitamin A juga dinyatakan dalam Satuan
Internasional /International Unit (SI/UI)), dimana 1 RE sama dengan 3,33 SI.
Konsumsi vitamin A yang dianjurkan adalah 1000 g/hari untuk pria dan 800 g/hari
untuk wanita. Kebutuhan minimum vitamin A per hari untuk mencegah penyakit yang
disebabkan kekurangan vitamin A menurut The Food and Nutrition Committee of the
National Research Council dapat dilihat pada Tabel 2 (Anonim, 2004a).

Tabel 2. Kebutuhan Minimum Vitamin A per Hari
Kelompok Satuan Internasional (SI)
Anak-anak dibawah 1 tahun
Anak-anak usia 1 sampai 12 tahun
Remaja
Orang Dewasa
Wanita Hamil
Wanita Menyusui
1500
2000 3500
4500 5000
5000
6000
8000
Sumber: The Food and Nutrition Committee of the National Research Council


Jenis karotenoid lain yang ditemukan dalam wortel adalah alfa karoten.
Menurut Murakoshi di dalam Anonim (2004b), alfa karoten mempunyai kemampuan
menghambat proses pertumbuhan kanker. Sel neuroblastoma (sel kanker) yang
dilapisi alpa karoten dapat menghambat aktivitas N-myc dibandingkan pada sel
kanker kontrol. N myc merupakan kode genetik untuk pertumbuhan sel kanker,
mensuplai protein untuk sel dan pembentuk jaringan sel kanker. Alpa karoten dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker 10 kali lipat dibandingkan beta karoten.

Komponen nutirisi lain yang penting dalam wortel adalah fitokimia. Menurut
Anonim (2004a), Fitokimia dan komponen nutrisi pada sayuran, buah-buahan dan
kacang-kacangan dapat menghambat proses penuaan (aging) dan mengurangi
resiko terkena bermacam-macam penyakit seperti kanker, penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, stroke, katarak, osteoporosis, dan infeksi saluran urin. Fitokimia dapat
berperan sebagai agen mekanisme komplemen dalam tubuh, termasuk sebagai
antioksidan, detoksifikasi enzim, stimulan kekebalan tubuh, modulasi hormon
metabolisme dan agen antibakteri serta antiviral.

Produk Olahan Wortel

Wortel dapat diolah menjadi beberapa jenis produk olahan yang mempunyai
bentuk penampakan, rasa dan aroma yang beragam dalam rangka diversivikasi
pangan. Di dalam proses pengolahan wortel, hal yang harus diperhatikan adalah
mencegah terjadinya kerusakan karoten, sehingga nilai gizinya tidak banyak
mengalami perubahan. Hal ini diakibatkan oleh derajat unsaturated yang tinggi pada
sayuran, kadar air, perlakuan selama proses pengolahan, pengemasan dan kondisi
penyimpanan, sehingga karoten pada sayuran dapat rusak. Pembuatan produk
olahan wortel juga bertujuan untuk memperpanjang masa simpan, memudahkan
transportasi dan pengemasan serta menyediakan panganan bergizi yang murah,
sehingga dapat menanggulangi rawan gizi di pedesaan, terutama di daerah KVA
(Kekurangan Vitamin A). Produk olahan wortel yang telah dikembangkan diantaranya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

58
Seminar Nasional Pangan Fungsional
yaitu tepung wortel, sari wortel instan, miunuman fermentasi wortel dan kerupuk
wortel.

Tepung Wortel

Tepung wortel digunakan sebagai sumber vitamin A dan perwarna makanan
yang dapat ditambahkan pada produk makanan bayi, saus, sup dan kue. Menurut
Histifarina dan Sinaga (1999), pembuatan tepung wortel melalui beberapa tahap yaitu
dimulai dari pembersihan dan pengupasan sayuran wortel. Selanjutnya wortel diiris-
iris setebal 3 mm, diblansir dengan uap panas (90-95
o
C) selama 4 menit, lalu irisan
wortel direndam dalam larutan Natrium bisulfit 500 ppm (0,05%) selama 10 menit.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya browning, dan terakhir dikeringkan
dengan suhu 60
o
C selama 20 jam. Wortel yang telah kering digiling dengan grinder
dan disaring dengan saringan 60 mesh.

Sari Wortel Instan

Sari wortel instan merupakan produk minuman fungsional berbentuk bubuk
yang penyajiannya sangat mudah dan cepat (instan) yaitu: diseduh dengan air dingin
atau air panas dan dapat langsung dikonsumsi. Menurut Sujitno et al. (2003),
tahapan proses pembuatan sari wortel instan yaitu: wortel segar dikupas dan
dibersihkan, diblender dengan ditambah air sebanyak bagian wortel, kemudian
disaring dan diambil sarinya. Sari wortel dimasak dengan api sedang dan
ditambahkan gula pasir (3 : 1) dan diaduk secara kontinyu hingga larutan
mengkristal. Selanjutnya bubuk sari wortel diayak dengan saringan 60 mesh
sehingga diperoleh sari wortel instan berbentuk tepung halus. Wortel instan
selanjutnya dikemas dalam plastik yang di sealing atau dengan botol.

Kerupuk Wortel

Kerupuk wortel merupakan bentuk diversivikasi jenis kerupuk, mengingat
panganan jenis kerupuk cukup populer di Indonesia. Pembuatan kerupuk wortel
memberikan dampak positif, memperkaya kandungan gizi panganan jenis kerupuk.
Wortel yang digunakan yaitu wortel segar dengan warna merah cerah. Proses
pembuatannya sebagai berikut: wortel dikupas, dicuci kemudian diblansir selama 15
menit. Wortel selanjutnya diparut dan hasil parutannya dicampur tepung tapioka dan
tepung terigu dengan perbandingan 60:20:20. Campuran tepung diberi bumbu
bawang putih 3%, garam 3% dan air secukupnya. Adonan kemudian diulen, dicetak
dan dibungkus plastik untuk selanjutnya dikukus. Setelah itu dibiarkan dalam udara
terbuka selama 12 jam, kemudian diiris tipis-tipis dan siap dikeringkan (Zubaidah, et
al., 1996).

Minuman Fermentasi Sari Wortel Kaya Vitamin B12

Minuman fermentasi merupakan minuman sehat pencegah diare yang dibuat
dengan fementasi menggunakan bakteri asam laktat. Pembuatan minuman
fermentasi sari wortel merupakan penganekaragaman minuman fermentasi yang
lebih murah dibandingkan minuman fermentasi laktat yang umummnya dibuat dari
susu dan masih dinilai mahal oleh sebagian masyarakat Indonesia. Proses
pembuatannya dimulai dari pembuatan sari wortel dengan mengupas, mencuci dan
memblansir wortel pada suhu 80
o
C selama 5 menit, kemudian disaring dan diambil
sarinya dengan menggunakan air 1:1. Sari wortel selanjutnya ditambah susu bubuk
skim 10% dan glukosa 3%, kemudian dipasteurisasi pada suhu 65C selama 30
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

59
Seminar Nasional Pangan Fungsional
menit dan didinginkan hingga suhu 37C. Kultur starter bakteri asam laktat (terdiri
dari L. bulgacirus + S. thermophilis = 1:1 atau L. casei) ditambahkan sebanyak 2%
dan diinkubasi pada suhu 37C selam 24 jam. Selanjutnya campuran ditambahkan
kultur P. freudenreichii sebanyak 2,5-5% dan diinkubasi kembali pada suhu dan
waktu yang sama. Penambahan kultur P. freudenreichii dimaksudkan untuk
meningkatkan kadar vitamin B
12
(Fardiaz, et al., 1996)

Kandungan Gizi Produk Olahan Wortel

Pengolahan wortel secara umum masih dapat mempertahankan nilai
kandungan gizi didalam wortel. Dengan perbandingan bobot yang sama, beberapa
produk olahan wortel bahkan memiliki nilai gizi yang lebih besar dibandingkan wortel
segar. Hal ini disebabkan pada produk olahan kadar airnya relatif lebih kecil
dibandingkan dengan wortel segar. Kandungan gizi produk olahan wortel
dibandingkan dengan wortel segar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Nilai Gizi Wortel Segar dengan Beberapa Produk olahan
Wortel

Produk Kadar air (%) Karoten (g/100 g)
Wortel segar
Tepung wortel
Kerupuk wortel
Fermentasi Sari Wortel
Sari wortel instan
91,60
12,79
10,61
87.25-88
7-10
2813
266
8880
1138
2411

Sumber: Dari berbagai sumber


Pengolahan wortel dengan cara pengukusan (steaming/boiling) mampu
meningkatkan nilai nutrisi yang terkandung dalam wortel (Anonim 2004
a
). Konsumsi
wortel dalam bentuk segar tidak dapat memberikan manfaat utuh dari seluruh
kebaikan wortel. Hal ini disebabkan tubuh tidak dapat memecah struktur komponen
alami pada wortel segar, kecuali jika wortel segar diolah menjadi jus. Kandungan gizi
pada wortel segar tidak dapat sepenuhnya diserap tubuh. Wortel mempunyai dinding
sel yang kuat, sehingga tubuh hanya mampu mengubah 25% beta karoten dari
seluruh total karoten di dalam wortel menjadi vitamin A. Pengolahan wortel dengan
pengukusan terlebih dahulu dapat menghilangkan dinding selulosa sel yang tebal
dan membebaskan nutrisi didalamnya dengan menghancurkan membran sel. Proses
ini, dapat mengakibatkan tubuh dapat menyerap lebih dari separuh karoten dalam
wortel yang telah dikukus. Konsumsi wortel dengan sedikit minyak/lemak dapat juga
meningkatkan penyerapan karoten oleh tubuh. Untuk menghindari hilangnya protein
dan karbohidrat pada pengukusan, wortel dikukus dalam keadaan utuh, baru
kemudian dapat dipotong-potong (Anonim, 2004a). Menurut Afriansyah (2004),
proses perebusan dapat menurunkan kadar karoten total wortel cukup besar
daripada pengukusan.

Menurut Howard et al.(2000) dalam Susandijani (2004), bahwa wortel yang
sudah dikukus mengandung kadar antioksidan lebih tinggi dibanding wortel segar.
Perlakuan yang dicoba adalah memasak wortel dengan dan tanpa kulit luarnya,
kemudian aktivitas antioksidannya diukur selama empat minggu lebih. Parameter
yang diukur adalah subtansi antioksidan, seperti asam fenolat dan betakaroten.
Hasilnya menunjukkan bahwa kadar antioksidan meningkat 34,3% segera setelah
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

60
Seminar Nasional Pangan Fungsional
proses pemasakan selesai dan bertambah terus selama satu minggu kemudian.
Penyimpanan pada suhu tinggi mampu meningkatkan kadar antioksidan wortel
hingga satu minggu. Setelah itu, kadar antioksidannya menurun, tetapi nilainya tetap
lebih tinggi dibandingkan kadar antioksidan pada wortel mentah.

Wortel selain memiliki kandungan antioksidan karoten juga memiliki
kandungan antioksidan lain, yaitu asam fenolat. Asam fenolat bayak terdapat pada
kulit wortel, dan kebanyakan orang mengupas kulit wortel. Untuk mendapatkan nilai
gizi wortel yang maksimal, wortel tidak perlu dikupas kulitnya, cukup disikat atau
digosok, kecuali kulitnya keras, cacat atau rusak (Afriansyah, 2002).


KESIMPULAN DAN SARAN

Sayuran wortel berpotensi tinggi sebagai pangan fungsional dilihat dari
kandungan gizinya, terutama kandungan karoten sebagai sumber vitamin A. Produk
olahan wortel mempunyai gizi yang sama bahkan lebih baik dibandingkan wortel
segar dan memberikan nilai tambah bagi produk wortel yaitu memperpanjang umur
simpan dan diversifikasi produk. Pengolahan wortel menjadi produk pangan
merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai pangan fungsional indigenous
Indonesia. Pengolahan wortel dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan nilai
gizi, rasa dan aroma dan perlu diperbaiki rasa dan aroma produk wortel agar
masyarakat dapat lebih tertarik mengkonsumsi produk olahan wortel sebagai pangan
fungsional.


DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, N. 2002. Kompas Cyber Media, Senin, 8 Juli 2002, 12:11 WIB
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0207/08/011205.htm.
Anonim, 2004
a
. Nutrition and Good Health- Part 1,2 and 3. http://website.lineone.net/
~stolarczyk/nutrition.html.
Anonim, 2004
b
. AIM Just Carrots and Alpha and Beta Carotene. http://www.herbal-
products.biz/just-carrots/carotene.htm.
Fardiaz, S.R., Cahyono dan H. D. Kusumaningrum, 1996. Produksi dan Aktivitas
Antibakteri Minuman Sehat Kaya Vitamin B12 Hasil Fermentasi Laktat
Dari Sari Wortel. J. Ilmu dan Teknologi Pangan Vol. 1(2) : 25-30.
Histifarina, D. dan R.M. Sinaga. 1999. Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan
Terhadap Mutu Tepung Wortel. Buletin Pascapanen Hortikultura. Vol.
1(4) Januari 1999 : 25-30.
Sujitno, E., B. Kusbiantoro, B. Nurbaeti, E. Rokayah, T. Fahmi, dan L.R. Mervianty.
2003. Pengkajian Usahatani Terpadu Tanaman-Ternak pada Lahan
Dataran Tinggi di Jawa Barat (Laporan Akhir). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
Susandijani. 2004. http:/fk.uns.ac.id/artikel_lengkap.htm.
USDA. 2004. Di dalam Anonim, 2004. Nutrition part 3 Medicinal Uses.
http://website.lineone.net/~stolarczyk/nutrition3.html.
Vega, P.J., M. O. Balaban, C.A. Sims, S.F. OKeefe dan J.A. Cornell. 1996.
Supercritical Carbon Dioxide Extraction Effisiensi for Carotenes from
Carrots by RCM. J. Food Sci. 61 (4) : 757-759 .
Zubaedah, E., T. Susanto, J. Kusnadi, dan A. Sutrisno, 1996. Pengenalan Produk
Olahan Wortel Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Petani di
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Mitra Akademisi Ed.III (5) 1996 : 31-
35.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Você também pode gostar