Você está na página 1de 2

Anatomi jantung (sistem konduksi)

Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang
ditimbulkan atau sering dikenal dengan otoritmisitas. Sel-sel jantung yang mampu mengalami
otoritmisitas ditemukan dalam lokasi berikut :

1. Nodus Sinoatrial (SA node)
Daerah kecil khusus yang terdapat di atrium kanan, letaknya dekat dengan muara vena
cava superior.
2. Nodus Atrioventrikular (AV node)
Sebuah berkas kecil sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat dengan septum,
tepat diatas pertautan atium dan ventrikel.
3. Bundle of His
Suatu jaras sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ek septum interventrikel,
tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke
bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel.
4. Serabut purkinye
Serat-serat terminal halus yang berjalan dair berkas His dan menyebar ke seluruh
miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

TABEL KECEPATAN NORMAL PEMBENTUKAN POTENSIAL AKSI

Jaringan Potensial aksi per menit
Nodus SA
Nodus AV
Berkas his dan serabut purkinye
70-80
40-60
20-40


Nodus SA yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmitas tertinggi,
yaitu 70-80 potensial aksi permenit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini
dan dikenal sebagai peacemaker. Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan
mereka karena sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka
mencapai ambang dengan iram mereka yang lebih lambat.
Apabila ada suatu kerusakan pada nodus SA, peran nodus SA akan digantikan oleh nodus
AV namun dengan kecepatan kontraktilitas yang lebih lambat. Kerusakan juga dapat terjadi pada
nodus AC yang menyebabkan hantaran impuls dari nodus SA tidak bisa mencapai bundle of his
dan serabut purkinye. Bila hal ini terjadi , maka atrium akan berkontraksi sampai 70 kali
permenit sedangkan pada ventrikel hanya akan mampu berdetak sebanyak 30 kali permenit.
Fenomena seperti itu dikenal sebagai blok jantung total. Hal ini timbul akibat terjadi kerusakan
pada jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel. Dengan kecepatan ventrikel yang seperti
itu akan dapat menyebabkan pasien bisa menderita koma.
Pada kejadian lain, serabut purkinye dapat menjadi sangat tereksitasi dan mengalami
depolarisasi lebih cepat dari nodus SA. Daerah yang mengalami eksitasi abnormal, yakni fokus
ektopik, mencetuskan aksi potensial prematur yang menyebar ke seluruh bagian jantung yang
lain. Impuls ini sering disebut dengan ekstrasistol. Potensial aksi tertinggi akan bergeser ke arah
fokus ektopik tersebut menggantikan fungsi nodus SA.

Você também pode gostar