Você está na página 1de 15

ANALISA GAS DARAH

(AGD)


1. Definisi
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa),
oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau
kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun.
Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang
dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas
darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H

dan dapat
dipertahankan dalam batas normal melalui ! faktor, yaitu"
#ekanisme dapar kimia
$erdapat % macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu"
&. 'istem dapar bikarbonat-asam karbonat
(. 'istem dapar fosfat
!. 'istem dapar protein
%. 'istem dapar hemoglobin
#ekanisme pernafasan
#ekanisme ginjal
#ekanismenya terdiri dari"
&. )eabsorpsi ion H*+!
-
(. ,sidifikasi dari garam-garam dapar
!. 'ekresi ammonia

2. Gangguan asam basa sederhana
Gangguan asam basa primer dan
kompensasinya dapat diperlihatkan dengan memakai persamaan yang dikenal dengan
persamaan Henderson-Hasselbah. Persamaan asam basa adalah sebagai berikut"





Persamaan ini menekankan bahwa perbandingan asam dan basa harus (-"& agar pH dapat
dipertahankan dalam batas normal. Persamaan ini juga menekankan kemampuan ginjal untuk
mengubah bikarbonat basa melalui proses metabolik, dan kemampuan paru untuk mengubah
Pa*+( (tekanan parsial *+( dalam darah arteri) melalui respirasi. .ilai normal pH adalah /, !0-
/,%0. berikut ini adalah gambaran rentang pH"






Perubahan satu atau dua komponen tersebut menyebabkan gangguan asam dan basa. Penilaian
keadaan asam dan basa berdasarkan hasil analisa gas darah membutuhkan pendekatan yang
sistematis. Penurunan keasaman (pH) darah 1 /,!0 disebut asidosis, sedangkan peningkatan
keasaman (pH) 2 /,%0 disebut alkalosis. 3ika gangguan asam basa terutama disebabkan oleh
komponen respirasi (p*+() maka disebut asidosis4alkalosis respiratorik, sedangkan bila
gangguannya disebabkan oleh komponen H*+! maka disebut asidosis4alkalosis metabolik.
5isebut gangguan sederhana bila gangguan tersebut hanya melibatkan satu komponen saja
(respirasi atau metabolik), sedangkan bila melibatkan keduanya (respirasi dan metabolik) disebut
gangguan asam basa campuran.
Lang!ah-lang!ah un"u! menilai gas darah"
&. Pertama-tama perhatikan pH (jika menurun klien mengalami asidemia, dengan dua
sebab asidosis metabolik atau asidosis respiratorik6 jika meningkat klien mengalami
alkalemia dengan dua sebab alkalosis metabolik atau alkalosis respiratorik6 ingatlah bahwa
kompensasi ginjal dan pernafasan jarang memulihkan pH kembali normal, sehingga jika
ditemukan pH yang normal meskipun ada perubahan dalam Pa*+( dan H*+! mungkin ada
gangguan campuran)
(. Perhatikan 7ariable pernafasan (Pa*+( ) dan metabolik (H*+!) yang berhubungan
dengan pH untuk mencoba mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratorik,
metabolik atau campuran (Pa*+( normal, meningkat atau menurun6 H*+! normal,
meningkat atau menurun6 pada gangguan asam basa sederhana, Pa*+( dan H*+! selalu
berubah dalam arah yang sama6 penyimpangan dari H*+! dan Pa*+( dalam arah yang
berlawanan menunjukkan adanya gangguan asam basa campuran).
!. 8angkah berikutnya mencakup menentukan apakah kompensasi telah terjadi (hal ini
dilakukan dengan melihat nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama dengan
nilai primer, kompensasi sedang berjalan).
%. 9uat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa
campuran)
Ren"ang nilai normal
pH " /, !0-/, %0 $*+( " (!-(/ mmol48
P*+( " !0-%0 mmHg 9: " - ; ( m:<48
P+( " =--&-- mmHg saturasi +( " >0 ? atau lebih
H*+! " ((-(@ m:<48
#abel gangguan asam basa"

















$lasifi!asi gangguan asam basa %rimer dan "er!om%ensasi"
&enis gangguan %H '()2 H()*
,sidosis respiratorik akut
N
,sidosis respiratorik terkompensasi sebagian

,sidosis respiratorik terkompensasi penuh .
,sidosis metabolik akut
.
,sidosis metabolik terkompensasi sebagian
,sidosis metabolik terkompensasi penuh .
,sidosis respiratorik dan metabolik
,lkalosis respiratorik akut .
,lkalosis respiratorik tekompensasi sebagian
,lkalosis respiratorik terkompensasi penuh N
,lkalosis metabolik akut N
,lkalosis metabolik terkompensasi sebagian
,lkalosis metabolic terkompensasi penuh
N
,lkalosis metabolik dan respiratorik
&. .ormal bila tekanan *+( %- mmHg dan pH /,%. 3umlah *+( yang diproduksi dapat dikeluarkan
melalui 7entilasi.
(. ,lkalosis respiratorik. 9ila tekanan *+( kurang dari !- mmHg dan perubahan pH, seluruhnya
tergantung pada penurunan tekanan *+( di mana mekanisme kompensasi ginjal belum terlibat,
dan perubahan 7entilasi baru terjadi. 9ikarbonat dan base excess dalam batas normal karena
ginjal belum cukup waktu untuk melakukan kompensasi. Aesakitan dan kelelahan merupakan
penyebab terbanyak terjadinya alkalosis respiratorik pada anak sakit kritis.
!. ,sidosis respiratorik. Peningkatan tekanan *+( lebih dari normal akibat hipo7entilasi dan
dikatakan akut bila peninggian tekanan *+( disertai penurunan pH. #isalnya, pada intoksikasi
obat, blokade neuromuskuler, atau gangguan ''P. 5ikatakan kronis bila 7entilasi yang tidak
adekuat disertai dengan nilai pH dalam batas normal, seperti pada bronkopulmonari displasia,
penyakit neuromuskuler, dan gangguan elektrolit berat.
%. ,sidosis metabolik yang tak terkompensasi. $ekanan *+( dalam batas normal dan pH di bawah
/,!-. #erupakan keadaan kritis yang memerlukan inter7ensi dengan perbaikan 7entilasi dan
koreksi dengan bikarbonat.
0. ,sidosis metabolik terkompensasi. $ekanan *+( 1 !- mmHg dan pH /,!---/,%-. ,sidosis
metabolik telah terkompensasi dengan perbaikan 7entilasi.
@. ,lkalosis metabolik tak terkompensasi. 'istem 7entilasi gagal melakukan kompensasi terhadap
alkalosis metabolik ditandai dengan tekanan *+( dalam batas normal dan pH lebih dari /,0-
misalnya pasien stenosis pilorik dengan muntah lama.
/. ,lkalosis metabolik terkompensasi sebagian. Bentilasi yang tidak adekuat serta pH lebih dari
/,0-.
=. Hipoksemia yang tidak terkoreksi. $ekanan oksigen kurang dari @- mmHg walau telah diberikan
oksigen yang adekuat
>. Hipoksemia terkoreksi. Pemberian +( dapat mengoreksi hipoksemia yang ada sehingga normal.
&-. Hipoksemia dengan koreksi berlebihan. 3ika pemberian oksigen dapat meningkatkan tekanan
oksigen melebihi normal. Aeadaan ini berbahaya pada bayi karena dapat menimbulkan retinopati
of prematurity, peningkatan aliran darah paru, atau keracunan oksigen. +leh karena itu, perlu
dilakukan pemeriksaan yang lain seperti konsumsi dan distribusi oksigen.

*. #u+uan
#enilai tingkat keseimbangan asam dan basa
#engetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardio7askuler
#enilai kondisi fungsi metabolisme tubuh

,. Indi!asi
Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik
Pasien deangan edema pulmo
Pasien akut respiratori distress sindrom (,)5')
Cnfark miokard
Pneumonia
Alien syok
Post pembedahan coronary arteri baypass
)esusitasi cardiac arrest
Alien dengan perubahan status respiratori
,nestesi yang terlalu lama

-. Lo!asi %ungsi ar"eri
,rteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allenDs test)
,rteri brakialis
,rteri femoralis
,rteri tibialis posterior
,rteri dorsalis pedis
,rteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena
tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau
trombosis. 'edangkan arteri temporalis atau aEillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya
risiko emboli otak.
(on"oh allen.s "es"/







(ara allen.s "es"/
#inta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri
radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
obser7asi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. 3ari-jari dan tangan harus memerah dalam &0 detik,
warna merah menunjukkan test allenDs positif. ,pabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
menunjukkan test allenDs negatif. 3ika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan
periksa tangan yang lain.

0. $om%li!asi
,pabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan menimbulkan
nyeri
Perdarahan
*idera syaraf
'pasme arteri

1. 2a!"or 3ang mem%engaruhi %emeri!saan AGD
Gelembung udara
$ekanan oksigen udara adalah &0= mmHg. 3ika terdapat udara dalam sampel darah maka ia
cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari &0=
mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
,ntikoagulan
,ntikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang
berlebihan akan menurunkan tekanan *+(, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan *+( terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
#etabolisme
'ampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. 'ebagai jaringan hidup, ia membutuhkan
oksigen dan menghasilkan *+(. +leh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam (- menit
setelah pengambilan. 3ika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar
pendingin beberapa jam.

'uhu
,da hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya P+( dan
P*+(. .ilai pH akan mengikuti perubahan P*+(.
.ilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai P*+( yang
abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiper7entilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi
oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah

4. Hal-hal 3ang %erlu di%erha"i!an
$indakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
'puit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku
Aaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi
lokal
9ila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan arteri
Fntuk memastikan apakah yang keluar darah 7ena atau darah arteri, lihat darah yang
keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
,pabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata
dan tidak membeku
8akukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
daripada 7ena)
Aeluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum
dengan karet atau gabus
Fkur tanda 7ital (terutama suhu) sebelum darah diambil
'egera kirim ke laboratorium ( sito )

I. 'ersia%an %asien
3elaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
3elaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa sakit
3elaskan komplikasi yang mungkin timbul
3elaskan tentang allenDs test

&. 'ersia%an ala"
'puit ( ml atau !ml dengan jarum ukuran (( atau (0 (untuk anak-anak) dan nomor (-
atau (& untuk dewasa
Heparin
Godium-po7idin
Penutup jarum (gabus atau karet)
Aasa steril
Aapas alkohol
Plester dan gunting
Pengalas
Handuk kecil
'arung tangan sekali pakai
+bat anestesi lokal jika dibutuhkan
Hadah berisi es
Aertas label untuk nama
$hermometer
9engkok
































5. 'rosedur !er+a
&. 9aca status dan data klien untuk memastikan pengambilan ,G5
(. *ek alat-alat yang akan digunakan
!. *uci tangan
%. 9eri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
0. Perkenalkan nama perawat
@. 3elaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
/. 3elaskan tujuan tindakan yang dilakukan
=. 9eri kesempatan pada klien untuk bertanya
>. $anyakan keluhan klien saat ini
&-. 3aga pri7asi klien
&&. 5ekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
&(. Posisikan klien dengan nyaman
&!. Pakai sarung tangan sekali pakai
&%. Palpasi arteri radialis
&0. 8akukan allenDs test
&@. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
&/. )aba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan
jari telunjuk dan jari tengah
&=. 5esinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-po7idin, kemudian diusap
dengan kapas alkohol
&>. 9erikan anestesi lokal jika perlu
(-. 9ilas spuit ukuran ! ml dengan sedikit heparin &--- F4ml dan kemudian kosongkan spuit,
biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
(&. 'ambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut %0 I sambil menstabilkan arteri
klien dengan tangan yang lain
((. +bser7asi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa
naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai 7ena)
(!. ,mbil darah & sampai ( ml
(%. $arik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 0-&- menit
(0. 9uang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
(@. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
(/. $empatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
(=. Fkur suhu dan pernafasan klien
(>. 9eri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan
klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
!-. Airim segera darah ke laboratorium
!&. 9eri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk
klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
!(. 9ereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
!!. *uci tangan
!%. Aaji respon klien setelah pengambilan ,G5
!0. 9erikan reinforcement positif pada klien
!@. 9uat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
!/. ,khiri kegiatan dan ucapkan salam
!=. 5okumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan ,G5, dari sebelah
mana darah diambil dan respon klien

(on"oh gambar ara mengambil AGD/








16. Hasil









No (ara !er+a Rasional
















































































&ember7 2661
#elah di%eri!sa7 Dila%or!an oleh7




NI'/ NI8/

Você também pode gostar