Você está na página 1de 15

BAB IV

BAK AERASI

4.1 Umum
Dalam pengolahan air minum, istilah aerasi digunakan untuk proses-
proses dimana dilakukan kontak intim antara air dan udara untuk menurunkan
konsentrasi substansi volatile dalam air.
Tujuan dasar dilakukannya aerasi adalah untuk memperbaiki karakteristik
fisik dan kimia air yang akan diolah. Dalam proses aerasi dapat disisihkan zat
yang mudah menguap (volatile), besi, gas-gas seperti methan, sulfida, karbon
diokasida dan memberikan oksigen untuk proses mikrobiaologis. Pada
perencanaan ini unit aerasi direncanakan untuk mengoksidasi Fe
2+
dan
memberikan oksigen untuk mengoksidasi zat organik.
Jenis aerator yang sering digunakan dalam proses aerasi adalah :
1. Gravity aerator
Gravity aerator terdiri dari :
a. Cascade Aerator
Prinsip utama dari cascade aerator adalah menyabarkan air
sebanyak-banyaknya dan mengalirkannya melalui tangga yang
dapat turbulensi, sehingga terjadi kontak intim dengan udara dan
air semaksimal mungkin. Waktu dapat diperpanjang dengan
menambah tangga.
b. Inclined Planes
Merupakan terjunan berupa bidang miring. Air dilewatkan ke
bidang miring tersebut agar terbentuk lapisan air yang tipis
sehingga dapat terjadi kontak antara udara dan air.
c. Multipaly Tray Aerator
Aerator ini terdiri dari beberapa seri tray (ayakan) yang dilengkapi
dengan palt bertingkat yang saling berhubungan dengan atasnya,
sehingga mampu mendistribusikan air dari tahap atasnya ke tahap
bawah. Dalam multiplay tray aerator ini sering ditambahkan media
berupa batu-batu kecil atai sejenisnya untuk meningkatkan kontak
permukaan antara udara dan air.
2. Spray Aerator
Aerator jenis ini terdiri dari lubang-lubang semprot disepanjang kisi-kisi
pendistribusian pipa, dimana air disemprotkan ke udara seperti layaknya
air mancur dan akan kembali jatuh ke air yang dapat membentuk
permukaan interface udara dan air.
3. Buble Aerator
Aerator jenis ini berbentuk tangki persegi panjang atau lingkaran dimana
tabung diffuser berpori dimassukkan ke bagian bawah tangki tersebut dan
udara bertekanan diinjeksikan di sepanjang system sehingga didapatkan
turbulensi pada perubahan permukaan secara kontinyu.
4. Mekanikal Aerator
Aerasi dilakukan dengan membuat suatu lapisan penghubung antara udara
dan air dengan alat dan konstruksi berbeda-beda. Alat ini mencipratkan air
ke atas permukaan sehingga akan terjadi kontak dengan udara dan air serta
O
2
akan terlarut ke dalam air. Contoh alat ini adalah turbine/cone aerator,
diffesed air aerator.

4.2. Hubungan Antara Bangunan dengan Kebutuhan O
2

Kebutuhan oksigen (O
2
)
Persamaan reaksi removal zat organik
3C
5
H
7
NO
3
+ 7,5O
2
C
5
H
7
NO
3
+ 10CO
2
+ H
2
O +3NH
4

1 mg/l zat organik 31 , 0
129 3
16 5 , 7
=
x
x
mg/l oksigen
BOD influent tray aerator = 250 mg/l.
Oksigen yang dibutuhkan : 250 x 0,31 mg/l = 77,5 mg/l.
Aerator mampu menurunkan 90% CO
2
(Water Work Engineering : Planning,
Design, and Operation, Syed R.Qosim). Hal ini berarti aerator mampu
menurunkan zat organik sebesar :
90% CO
2
% 90
44 10
129 3
x
x
x
79% zat organik.
BOD effluent Tray Aerator = (250 (250 x 79%)) mg/l = 52,5 mg/l
Debit air baku = 800 l/detik.
Kebutuhan oksigen = 77,5 mg/l x 350 l/detik = 27125 mg/detik.
Asumsi :
Elevasi tempat = 3000 ft.
Tekanan atmosfir = 13,2 psi.
Temperatur udara = 25
o
C.
Berdasarkan gambar A1 (AWWA hal 547)
Didapat Y = 0,015 lb/ft
3

= 0,24 kg O
2
/m
3
udara
kebutuhan udara = (27125 * 10
-6
) Kg/dt x (1/0.24) m
3
/Kg
= 0.113 m
3
/menit.
Karena kebutuhan oksigen < 85 m
3
/menit maka menggunakan blower rotary.

4.3 Perencanaan Aerator
Aerator digunakan untuk mengurangi kandungan bahan organik di dalam
air baku.
Direncanakan aerator tipe Multiple Tray Aerator.
Aerator dilengkapi dengan perforated pipe, dimana air disemprotkan dari
atas aerator pada ketinggian tertentu sesuai efisiensi yang diinginkan.
Setiap tray diberi media kontak seperti kerikil dan keramik dengan
diameter 2-6 inci (5-15 cm) dan tebal media 20 cm.



4.4 Perencanaan dan Perhitungan Bak Aerasi
Kriteria Perencanaan :
Area yang diperlukan 25-75 ft
2
/ MGD(mean grandular dose) = 0.05
0.16 m
2
/L/dt.
Headloss di nozzle : 0.5 5 m
Q = 350 L/det
= 0,35 m
3
/det
Co = 250 mg/L
Ce = 150 mg/L
Konsentrasi jenuh air pada suhu 26
o
C
Ks = 25.58 (tbl koef. Abs. Gas)
Pw = 26.08 (tbl tekanan uap air)
Pa = 760mmHg
Cs = Ks x 0.2 x P [(Pa Pw) / Pa]
E plat yang terhitung :
direncanakan h antar plat (h) = 0,5 m
td =
g
xh 2

=
81 . 9
5 . 0 2x

= 0.32 det
jika diinginkan Ce = 150 mg/L
Ln [(Cs Co) / (Cs Ce)] = k x td
Ln [(7.89 Co) / (7.89 Ce)] = 0.9 x 0.32

( )
( ) Ce
Co

89 . 7
89 . 7
= e
0.288


( )
( ) Ce
Co

89 . 7
89 . 7
= 1,34
7.89 Co = 10,57 1,34 Ce
Ce =
34 , 1
10,57 89 . 7 + Co

Ce =
34 , 1
68 , 2 + Co

Dari rumus Ce dicari jumlah tray dalam bak aerasi
Ce 1 =
34 , 1
68 , 2 250 +

= 188,6 mg/L

Ce 2 =
34 , 1
68 , 2 6 , 188 +

= 142,7 mg/L
Ce 3 =
34 , 1
68 , 2 7 , 142 +

= 108,5 mg/L
Ce 4 =
34 , 1
68 , 2 5 , 108 +

= 82,97 mg/L
Ce 5 =
34 , 1
68 , 2 82,97 +

= 63,92 mg/L
Ce 6 =
34 , 1
68 , 2 63,92 +

= 49,7 mg/L

Ce 7 =
34 , 1
68 , 2 49,7 +

= 39,1 mg/L
Ce 8 =
34 , 1
68 , 2 39,1 +

= 31,17 mg/L

Ce 9 =
34 , 1
68 , 2 31,17 +

= 25,26 mg/L

Ce 10 =
34 , 1
68 , 2 25,26 +

= 20,85 mg/L
Ce 11 =
34 , 1
68 , 2 20,85 +

= 17,56 mg/L
Ce 12 =
34 , 1
68 , 2 17,56 +

= 15,10 mg/L
Ce 13 =
34 , 1
68 , 2 15,10 +

= 13,27 mg/L
Ce 14 =
34 , 1
68 , 2 13,27 +

= 11,9 mg/L
Ce 15 =
34 , 1
68 , 2 11,9 +

= 10,88 mg/L
Ce 16 =
34 , 1
68 , 2 10,88 +

= 10,12 mg/L
Ce 17 =
34 , 1
68 , 2 10,12 +

= 9,55 mg/L
Debit = 350 l/detik = 8 MGD (1 MGD = 43,747 l/dt). Karena debit terlalu
besar maka direncanakan tray aerator disusun secara paralel sebanyak dua buah
Sehingga debit masuk tray aerator sebesar = 175 l/detik = 4 MGD.
Direncanakan area = 50 ft
2
/MGD.
Area yang dibutuhkan = 50 x 4 = 200 ft
2
= 18,6 m
2
.( 1 m
2
= 1550 inch
2
= 10.764
ft
2
)
Direncanakan lebar aerator sama dengan panjang aerator.
Panjang = lebar = 6 , 18 = 4,3 m
Tinggi tray aerator.
Untuk satu segmen tray aerator terdiri dari : tinggi setiap tray sebesar 50 cm
Tinggi aerator = 50 x 17 (jumlah tray direncanakan) = 850 cm = 8,5 m.
Dimensi tray aerator
Panjang = 4,3 m
Lebar = 4,3 m
Tinggi = 8,5 m
Diasumsikan diameter (u) 1 lubang pada tray = 3 cm
A lubang = x t x d
2

= x 3.14 x 0.03
2

= 7.065 10
-4
m
2
jumlah lubang =
ang A
Aplat
lub

= buah 26171 =
10 . 065 , 7
3 , 4 3 , 4
4
x

jumlah lubang/tray =
jumlahtray
ang jumlahlub

= buah 1539 =
17
26171

Jumlah lubang di sisi horizontal = dan jumlah lubang di sisi vertikal
sebesar 39 buah.

4.5 Perforated Pipe
Direncanakan :
Sebuah manifold dengan diameter = 400 mm
Jarak antar pipa lateral = 10 cm
Jumlah pipa lateral = 8 buah di kiri dan 8 buah di kanan
Jarak pipa lateral dengan dinding 20 cm.
Tiap lateral mempunyai panjang 185 cm
Jarak antar oriface = 50 cm
Jumlah oriface tiap lateral 4 buah










Gambar 4.1 perforated pipa
Lateral
Q = 0,35 m
3
/detik.
Q nozzle = 0,35/64 = 0,0055 m
3
/detik.
Tekanan di nozzle yang diinginkan = 1 m.
Maka :
hf g c V . . 2 =
dimana : V = kecepatan aliran di oriface
c = konstanta ( 0,6)
hf = kehilangan tekanan di nozzle
g = percepatan gravitasi
Dari rumus tersebut maka dapat dihitung diameter nozzle / oriface
1 * 81 , 9 * 2 6 , 0 = V
V = 2,66 m/detik
Q = A.V
A = Q/V
A = (0,0055 m
3
/dt) : (2,66 m/detik)
A = 0,0021 m
2
A = D
2

D
2
= (4 * 0,0021)/ 3,14
D
2
= 0,0027 m
2

185
cm
200
mm
185
cm
50 cm
D = 0,05 m
Diameter nozzle (oriface) = 50 mm
Q lateral = 0,35 m
3
/detik / 16
Q lateral = 0,022 m
3
/detik
Direncanakan diameter lateral 110 mm
Q = A.V
V =
( )
2
3
11 , 0 4 / 1
det / 022 , 0
t
ik m

V = 2,3 m/detik
Kehilangan tekanan sepanjang pipa lurus adalah :
Hfo = f*
g
V
D
L
2
*
2
= 0,02 *
( )
81 , 9 * 2
3 , 2
*
11 , 0
85 , 1
2
= 0,09 m
Kehilangan tekanan pada pipa berlubang adalah :
Hf = 1/3 Hfo
Hf = 1/3 *0,09 m
Hf = 0,03 m
Manifold
Kehilangan tekanan pada lubang manifold
hf g c V * * 2 =
hf * 81 , 9 * 2 6 , 0 3 , 2 =
hf = 0,75 m
kehilangan tekanan di sepanjang pipa lurus, dengan diameter manifold rencana
400 mm.
Q = A.V
Direncanakan manifold ada satu buah maka Q manifold = 0,35 m
3
/dt.
V =
( )
2
3
4 , 0 4 / 1
det / 35 , 0
t
ik m
=2,78 m/detik
Hfo = f*
g
V
D
L
2
*
2
= 0,02 *
( )
81 , 9 * 2
78 , 2
*
4 , 0
3 , 4
2
= 0,085 m
Kehilangan tekanan di pipa berlubang
Hf = 1/3 Hfo
Hf = 1/3 *0,085 m
Hf = 0,028 m
Tekanan yang harus disediakan pada pipa manifold
P = Hf + sisa tekanan di oriface/nozzle
Hf = Hf1 + Hf2
Dimana : Hf1 = kehilangan tekanan di lateral
Hf2 = kehilangan tekanan di manifold
Hf1 = 0,03 m
Hf2 = 0,075 m + 0,028 m = 0,103 m
Hf = 0,03 m + 0,103 m
= 0,133 m
sisa tekanan di oriface 1 m
tekanan yang harus disediakan :
P = 0,133 m + 1 m
= 1,33 m
















































Gambar 4.2 Tampak Depan Aerator
Penentuan Jenis Pompa
4,3 m
8,5 m
manifold
lateral
Suction, dengan detail desain :
Dipilih pompa sentrifugal non-submersible
Lsuction = 0,5 + 0,5 + 3 = 4 m
Ldischarge = 0,75 m
Pengoperasian pompa ini diatur dengan gate valve.
Untuk menghitung pompa digunakan debit = (350 L/dt) / 2 = 175 L/dt,
Vasumsi = 1,5 m/dt
Dsuction = Ddischarge
Q pompa = 0.16 m
3
/dt
A pipa =
2
3
117 , 0
/ 5 , 1
/ 175 , 0
m
dt m
dt m
V
Q
= =
D pipa =
14 , 3
4xA
=
14 , 3
117 , 0 4x
= 0,4 m
Vcheck = dt m
x x
dt m
A
Q
/ 4 , 1
2
4 , 0
4
1
/
3
175 , 0
=
H
= Vasumsi ~ Vcheck
Head static suction = 8,5 m
85 , 1 63 , 2
85 , 1
85 , 1 63 , 2
85 , 1
) 40 130 00155 , 0 (
4 175
) 00155 , 0 ( x x
x
xCxD
xL Q
hf = = = 0,017 m
minor losses sistem =
g . 2
V
k
2

Footvalve = m
x
32 , 0
81 , 9 2
4 , 1
8 , 0 4
2
=
|
|
.
|

\
|

Elbow = m
x
2 , 0
81 , 9 2
4 , 1
25 , 0 8
2
=
|
|
.
|

\
|

Tee = m
x
04 , 0
81 , 9 2
4 , 1
08 , 0 5
2
=
|
|
.
|

\
|

Gate valve = m
x
02 , 0
81 , 9 2
4 , 1
05 , 0 4
2
=
|
|
.
|

\
|

Total minor losses system = 0,32 + 0,2 + 0,04 + 0,02 = 0,58 m
Total headloss suction sistem = 0,75 + 0,58 + 0,017 = 1,347 m

Discharge, dengan detail desain :
Head static discharge = 8,5 m
Total panjang pipa = 1 + 2,2 + 0,5 = 3,7 m
hf sistem
m
x x
x
xCxD
xL Q
hf 016 , 0
) 40 130 00155 , 0 (
7 , 3 175
) 00155 , 0 (
85 , 1 63 , 2
85 , 1
85 , 1 63 , 2
85 , 1
= = =
minor losses sistem =
g . 2
V
k
2

Elbow = m
x
2 , 0
81 , 9 2
4 , 1
25 , 0 5
2
=
|
|
.
|

\
|

Tee = m
x
04 , 0
81 , 9 2
4 , 1
08 , 0 2
2
=
|
|
.
|

\
|

Check valve = m
x
2 , 0
81 , 9 2
4 , 1
2 1
2
=
|
|
.
|

\
|

Total minor losses sistem = 0,2 + 0,04 + 0,2 = 0,44 m
Total headloss discharge sistem = 8,5 + 0,016 + 0,44 = 8,956 m

Headloss total
HL = 1,347 m + 8,956 m = 10,303 m
Headloss (10,303 m) dan debit air (630 m
3
/jam) diplotkan pada garfik
pompa granfoss maka didapat pompa dengan karakteristik : tipe EDTA-N dengan
spesifikasi pompa khusus yaitu dengan ukuran impeler diperbesar dengan head
yang sebesar 8.46 m.

Saluran pembawa
Saluran ini berfungsi membawa air dari tray aerator menuju bak pengumpul
sebelum dialirkan ke filter.
Direncanakan :
Q = 0,35 m
3
/ det
Terbuat dari beton ( n ) = 0,015
V asumsi = 1 m / dt
Perhitungan :
Q = V . A
0,35 = 1 . A
A = 0,35 m
2

Agar efektif b = 2 h
A = b . h
0,35 = 2h . h
h = 0,42 m b = 0,84 m (termasuk fb=0.2 m)
R =
42 , 0 2 84 , 0
42 , 0 84 , 0
2 x
x
h b
bh
+
=
+
= 0,086 m

2
1
3
2
1
S R
n
V = = (1/0.015)x0.2
2/3
xs
1/2

0.3= (1/0.015)x0.2
2/3
xs
1/2
S = 1.7 * 10
-4

Dimensi : b = 0.4 m; h = 0,8 m







Gambar 4.3. Saluran pembawa dan Bak pengumpul
Bak Pengumpul
Bak pengumpul berfungsi mengumpulakan air dari saluran pembawa untuk
kemudian dialirkan menuju filter.
Dimensi bak pengumpul direncanakan sama dengan sumur intake, yaitu
panjang sumur = 3 m
Tray
aerator
Bak
Pengumpul
Lebar sumur = 3 m
Kedalaman = 3 m

Você também pode gostar