Você está na página 1de 7

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI MAKALAH

FAKULTAS KEDOKTERAN 2013


UNIVERSITAS HASANUDDIN


KOLPOSKOPI








OLEH :
Marson Rubianto Eka Putra
(C 111 08 281)


KONSULEN:
dr. Nasrudin A. Mappaware, SpOG



DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
PADA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013

1

ETIKA DALAM PENDIDIKAN PROFESI

PENDAHULUAN
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai
apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk
atau baik.
1
Jika perilaku kita diterima dan menguntungkan bagi banyak pihak,
maka hal itu dinilai sebagai perilaku etis karena mendatangkan manfaat positif
dan keuntungan bagi semua pihak. Sebaliknya manakala perilaku kita merugikan
banyak pihak, maka pasti akan ditolak karena merugikan masyarakat, dan karena
itu perilaku ini dinilai sebagai tidak etis dilakukan. Oleh karenanya aturan etika
merupakan pedoman bagi perilaku moral di dalam masyarakat.
2
Sebagai suatu pendidikan profesi, pendidikan kedokteran diharapkan dapat
menghasilkan dokter yang menguasai ilmu teori dan praktik kedokteran beserta
perilaku dan etika yang mulia pula. Dalam mengikrarkan sumpah yang
didampingi oleh para pemuka agama, calon dokter berjanji akan mengamalkan
Kode Etik Kedokteran. Dengan adanya hal tersebut diharapkan kelak para calon
dokter akan menjadi dokter yang beretika mulia, bertanggungjawab dan taat pada
hukum yang berlaku. Etika kedokteran mengatur kehidupan, tingkah laku seorang
dokter dalam mengabdikan dirinya terhadap manusia baik yang sakit maupun
yang sehat.
3

Kita sangat menyadari bahwa dalam pendidikan di sekolah dasar dan
menengah saat itu tidak lagi mendapat mata ajar budi pekerti (yang sebenarnya
sangat penting selain Agama). Budi pekerti luhur yang kontekstual dengan
perilaku kecendekiawanan seorang dokter, antara lain kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab, disiplin, integritas, empati, kasih sayang, ikhlas, adil, mawas diri,
rendah hati, santun, memelihara kesejawatan, sabar, sadar memiliki keterbatasan,
dan sebagainya agar senantiasa dicontohkan dan diterapkan. Demikian pula
seorang guru/guru besar atau dosen wajib memelihara ahlak mulia tersebut dan
mencontohkannya kepada para peserta didik.
4
2

Baik di dunia barat maupun dalam budaya timur, pelatihan untuk menjadi
seorang dokter bermula dari sistem magang, yaitu suatu sistem pelatihan yang
bersifat desentralisasi di mana murid dan gurunya terikat dalam suatu hubungan
pribadi.
5


ETIKA DAN MEDI CAL ETHI CS
Medical ethics

Medical Ethics adalah mengajarkan etika profesi, yaitu etika kedokteran. Karena
itu titik fokus dan penekanan pendidikan Medical Ethics di fakultas kedokteran
haruslah pada akhlak, moral dan etika. Menurut kamus Bahas Inggris, Cellins
Large Print Dictionary, (Glasgow: 1996) makna dari kata ethics adalah:
A code of behaviour especially a particular group, profession or individual.
Artinya seperangkat aturan perilaku, khususnya bagi sebuah kelompok,
profesi atau individu tertentu.
The study of the moral of human conduct. Artinya mengenai moral perilaku
manusia.
In accordance with principles of professional conduct. Artinya sesuai
dengan prinsip-prinsip perilaku profesional.
6


ETIKA DALAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN
Sekarang kita mungkin dapat melihat di rumah-rumah sakit, beberapa
pasien -terurama dari golongan menengah ke atas- mengeluh jika terlalu banyak
disentuh oleh mahasiswa (ko-ass). Mereka menghindar untuk dirawat di rumah
sakit pendidikan karena merasa dijadikan orang coba oleh para ko-ass. Sebetulnya
keadaan ini dapat kita hindari bersama. Pasien tentu tidak akan mengeluh jika
tidak merasa dirinya hanya dijadikan objek pembelajaran. Caranya tentu dengan
menanamkan kepercayaan kepada pasien dan masyarakat umumnya.
5
Mahasiswa harus betul-betul memahami semua yang hal yang dipelajari
selama proses pendidikan dan menguasai seluruh kompetensi yang sudah
ditetapkan. Kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional yang
diaplikasikan dalam berbagai aspek yang disebut kompetensi.
7
Jika kelak
3

dipercayakan untuk memegang pasien pada saat kepanitraan klinik kita dapat
menunjukkan bahwa sebagai mahasiswa kedokteran kita cukup handal, maka
pasien akan dengan senang hati mempercayakan penanganan penyakitnya.
Apalagi jika dibarengi dengan tindakan yang etis dan penuh sentuhan manusiawi,
tidak akan ada pasien yang menolak untuk diperiksa oleh seorang mahasiswa
kedokteran. Kita harus benar-benar tulus menghadapi mereka, mendengar keluhan
mereka dengan sabar, memperhatikan apa yang menjadi persoalan sesungguhnya
bagi mereka.
5

Selama masa pendidikan, mahasiswa akan berhubungan dengan dosen,
sesama mahasiswa, pegawai di lingkungan Anda, dan orang-orang dalam
lingkungan kampus dan rumah sakit.

Para pendidik di bidang kedokteran sepakat
bahwa tujuan pembelajaran yang baru ini adalah mengarahkan pendidikan
kedokteran kepada pengalaman berbasis komunitas, model yang berpusat pada
pembelajar sehingga memungkinkan dokter untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat sekaligus berpraktik dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang
memasukkan aspek-aspek psikososial dan biologi dalam pelayanan kesehatan.
5

Banyak institusi kedokteran memiliki kode etik tersendiri dalam mengatur
perilaku mahasiswa kedokteran mereka dalam hal kompetensi, penampilan,
hubungan mahasiswa dan pasien, mahasiswa dan staff pengajar, residen. Berikut
ini merupakan etika dalam pendidikan profesi kedokteran oleh Medical Council
tahun 2007.
8


Sikap Umum
Berperilaku dengan cara yang jujur dan dapat dipercaya dalam sikap
profesional dan kehidupan pribadi Anda.
Memperlakukan diri Anda dengan cara yang tepat untuk masa depan praktisi
medis, sesuai dengan pedoman ini.
Mematuhi aturan dan peraturan, kebijakan dan prosedur mengatur lembaga
mana Anda belajar dan di mana Anda berada kontak dengan pasien.
Mematuhi aturan dan peraturan, kebijakan dan prosedur mengatur
plagiarisme dan pemalsuan data dalam akademik dan kegiatan klinis.
4

Mematuhi standar etika, aturan, peraturan, kebijakan dan prosedur yang
mengatur penelitian.
Menghormati infrastruktur fisik akademis dan klinis pengaturan.

Interaksi Pribadi dan Profesionalisme
Dalam interaksi dengan pasien, Anda harus:
Ingat bahwa tanggung jawab penting di setiap saat adalah untuk bertindak
dalam kepentingan terbaik pasien.
Perlakukan semua pasien dengan sopan dan menghormati martabat mereka.
Menghormati hak pasien untuk menolak untuk dilihat oleh koas.
Memahami bahwa pasien harus ditawarkan kehadiran keluarga saat
pemeriksaan dilakukan.
Perkenalkan diri Anda dengan nama, dan sebagai mahasiswa kedokteran
untuk pasien. Anda juga harus mendapatkan izin dari pasien sebelum Anda
mewawancarai atau memeriksa mereka.
Dengarkan pasien dan menghormati pandangan mereka.
Perlakukan semua pasien sama, terlepas dari gaya hidup pasien, keadaan
pribadi, budaya, usia, keyakinan, etnis, negara asal, ras, agama, jenis
kelamin, orientasi seksual, status sosial, atau nilai ekonomi.
Tidak berusaha untuk memaksakan pandangan pribadi Anda pada pasien
Jangan pernah menyalahgunakan kepercayaan pasien, misalnya dengan
membentuk hubungan pribadi yang tidak tepat, keuangan atau seksual
dengan pasien atau dengan kerabat dekat mereka.
Menginformasikan kepada kepada staf akademik yang tepat (residen atau
supervisor) jika Anda yakin bahwa keselamatan pasien sedang terancam atau
terganggu oleh sebuah insiden atau saat melakukan tindakan dan follow up,.
Jika suatu kejadian yang merugikan terjadi, Anda harus memberitahukan
supervisor Anda tanpa penundaan.

Dalam interaksi dengan rekan-rekan sejawat (termasuk staf akademik, perawat
dan staf administrasi) .
5

Berperilaku dengan cara sopan dan profesional.
Menghargai dan menghormati kontribusi semua staf, perawat.
Bekerja sama dengan rekan-rekan dengan cara yang terbaik melayani
kepentingan pasien.

Penampilan dan Cara Berpakaian
Menyadari dan menghormati perbedaan budaya dalam berpakaian dan
penampilan.
Pastikan bahwa pakaian dan penampilan anda (pakaian, aksesoris dan
perhiasan apapun) sesuai adalah profesional dan sesuai dengan lingkungan
rumah sakit.
Pakailah lencana nama / identitas setiap saat selama praktek klinis anda di
rumah sakit.
Mematuhi semua peraturan sekolah kedokteran tentang pakaian pada kondisi
tertentu.
Perlihatkan identitas dan wajah Anda sepenuhnya kepada pasien dan
keluarga mereka, guru dan rekan di (non-bedah) rumah sakit, primer dan
lingkungan masyarakat. Hal ini baik untuk kepentingan yang baik
komunikasi dan interaksi.

Kompetensi
Memahami dan menghormati batas-batas kompetensi dan tanggung jawab
anda.
Carilah saran atau bantuan ketika tingkat pengalaman anda tidak memadai
untuk berurusan dengan situasi tertentu.
Bersedia untuk melakukan pemeriksaan yang tepat - yang dapat mencakup
kontak fisik - dari setiap pasien.
Belajar dari pengalaman Anda saat di bangku kuliah dan saat kepaniteraan
klinik di rumah sakit
.

6

DAFTAR PUSTAKA
1. Isnanto R. Perkembangan Etika Profesi. In: Buku Ajar Etika Profesi.
Semarang:Universitas Diponegoro; 2009.
2. Sutarsih C. Konsepsi Etika Profesi. Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama. 2012:17.
3. Anurogo D. Etika Kedokteran bagi Dokter Muslim. Kabari Indonesia ;
2007 [cited 2013 July 22]; Available from
http://www.kabarindonesia.com/beritaprint.php?id=20071119171427
4. Boediardja AS. Komunikasi dengan Empati Informasi dan Edukasi Citra
Profesionalisme Kedokteran. Maj Kedokt Indon. [Review article].
2009;59(4):147-51.
5. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Bahan Ajar Bioetik dan
Humaniora. Indonesia: FKUH; 2009.
6. Mayangsari DN. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Aspek Etika antara
Mahasiswa 2006 dan 2009. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret. [Review article]. 2010: 1-28.
7. Widyandana, Nurokhmanti H. Perbandingan Tingkat Pencapaian
Kompetensi Dokter Muda di Rumah Sakit dengan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan
Indonesia. [Review article]. 2009;4(1):13-17.
8. Medical Council. Guidelines for Ethical Standards and Behaviour
appropriate for Medical Student. Dublin: Medical Council; 2007 [cited
2013 July 22]. Available from www.medicalcouncil.ie.

Você também pode gostar