Você está na página 1de 66

Aserani Kurdi, S.

Pd

Kumpulan
KHUTBAH JUM’AT
ROLISA COMPUTER
Jln. Mabuun Indah 2 No.34
PILIHAN
RT.04 Mabuun Raya Tanjung
HP.081349653168 Cetakan Pertama
Tahun 1426 H / 2005 M

Judul
Ε∈πϑ⇔↓ ΕΧχ…
Kumpulan Khutbah Jum’at
Pilihan
Penyusun
Aserani Kurdi, S.Pd

Pengetikan/Desain/Lay out
Kumpulan ROLISA Computer
Jln. Mabuun Indah II No.34 RT.04
KHUTBAH JUM’AT Mabuun Raya HP.081348840437

PILIHAN Pencetak/Penerbit
Percetakan CV.PD.Sari Murni II
Jln. H.M.Syarkawi No.5 Barabai HST.
Kal-Sel Telp./Pax. (0517)41272-43152

Cetakan ke
I / 1426 H – 2006 M
iii iv
Aserani Kurdi, S.Pd Kupersembahkan buat :

Almarhum ayahanda tercinta Haji Kurdi,


Almarhumah Ibunda tersayang
Hajjah Djariah,
Keluarga dekatku,
Guru-guruku,
Isteri dan anak-anakku tercinta :
Rabiatul Adawiyah, Robby Cahyadi,
Lika Amalia Asrini, Risa Mutia Asrini,
Nazwa Shalsabila Asrini,
Para pendidik Islam, Generasi Islam
dan Ummat Islam
Kumpulan
KHUTBAH JUM’AT
PILIHAN aaa
Cetakan Pertama
1426 H / 2006 M Hak cipta dilindungi Undang-undang
All Righ Reserved

v vi

KATA PENGANTAR masjid, maka melalui moment Peringatan


Hari Jadi Kabupaten Tabalong yang ke 40
dan menyambut Tahun Baru Islam (Hijri-

l yah) 1427 H. kami coba mengumpulkan


dan menyusunnya serta menerbitkannya
dalam bentuk buku.

hamdulillah, atas izin Harapan kami, kiranya buku ini

A dan karunia Allah dapat digunakan sebagai salah satu refe-


SWT. dapatah kemba- rensi para khatib dalam melaksanakan
li kami menyajikan sebuah naskah buku tugasnya dan sebagai sarana pelengkap
yang kami beri judul “Kumpulan Khutbah bagi pengurus masjid demi kelancaran
pelaksanaan ibadah Jum’at, serta sebagai
Jum’at Pilihan”.
bahan bacaan penambah wawasan keIs-
Tulisan ini semula kami mak- laman bagi masyarakat.
sudkan untuk memenuhi keperluan sendiri
dalam hal penyiapan bahan teks khutbah Kami haturkan banyak terimaka-
sekaligus sebagai dokumen pribadi, na- sih dan penghargaan yang setinggi-tinggi-
mun karena adanya permintaan dari seba- nya kepada semua pihak, terutama bapak :
gian kawan-kawan dan beberapa pengurus 1. Drs.H.Rachman Ramsyi, M.Si selaku
Bupati Tabalong yang telah membe-
rikan dukungan dan bantuan dana
vii
viii
sehingga buku ini dapat diterbitkan / Kami titipkan karya sederhana ini
dicetak; kepada anda. Semoga ada manfaatnya.
2. Akhi H. Abadi, S.Ag yang telah mem-
baca dan memberikan koreksi perbaik-
an terhadap naskah buku ini, terutama
teks arab dalam penggunaan nash Al-
Qur’an dan Al-Hadits dan pemakaian
kalimat muqaddimah yang tertera da- Tanjung, Syawwal 1426 H
lam buku ini; Nopember 2005 M

Juga kami sampaikan terimakasih Penyusun,


dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada para donator dan sponsor yang tu-
rut berpartisipasi dalam pendanaan, se-
hingga buku ini dapat disebarluaskan.

Akhirnya,tegur sapa dan saran per-


baikan terhadap buku ini dari semua pi-
hak, sangat kami dambakan dan diucapkan
terima kasih.
eee
ix x

DAFTAR ISI HAL : 13. Silaturrahmi Dalam Masyarakat .......215


CONTOH KHUTBAH KEDUA ............232
BAHAN RUJUKAN ...............................240
RIWAYAT SINGKAT PENYUSUN .....246
KATA PENGANTAR ......................... vii
KATA SAMBUTAN BUPATI TABA-
LONG .................................................. xi
KATA SAMBUTAN KETUA MUI
TABALONG ........................................xiii
DAFTAR ISI ........................................xiv
1. Makna Sebuah Cita-cita ................... 1
2. Keutamaan Ilmu ............................... 18
3. Tiga Besaran Ni’mat Allah .............. 37
4. Eksistensi Tauhid dalam Kehidupan . 62
FFFFF
5. Iman dan Amal Shaleh ..................... 79
6. Petunjuk Jalan Lurus ........................ 95
7. Kekuatan Doa ...................................110
8. Tugad Da’wah ..................................125
9. Kebajikan dan Kejahatan .................145
10. Kufur Ni’mat ....................................163
11. Mengatasi Tekanan Jiwa ..................181
12. Jauhi Perbuatan Curang ...................199 xii
xi
1 ⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™ ِθْ⎜Ρَِλْ⇔↓ّ⎡ِΧِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈ٰ⎛ٰνَ⊂
τِ ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τِ ⇔ِ↓ٰ⎛ٰνَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ِ θْϖِφَ∈ْ⇔↓
MAKNA SEBUAH Πُ ْ∈َ±°‫ ↓َ⇑ﱠ‬σِ ْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛ٰ⇔ِ↓ τ َ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™
CITA-CITA
َ⎝°‫ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θُλْϖِ∅ْ™ُ↓ ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏
َ◊ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπْ⇔↓َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓
Εُ َΧِ⋅°َ∈⇔ْ↓َ™ َσْϖِπَ⇔°َ∈⇔ْ↓ ″ِّ َℵ ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τٰ⇔ِ↓‫ُ↓َ◊ْ⎢ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ σَ ْϖِϕ‫ﱠ‬Φُπْνِ⇔ himakumullah.

®ُُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ lhamdulillah, kita ber-

ْθِّνَℜَ™ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©νّٰ⇔َ↓ ُ®َΠْ∈َ± َ⎛Χَِ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™


A syukur ke khadirat Al-
lah SWT. yang mana
atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga
1 dapatlah pada hari ini, kembali kita
2

bersama-sama berhimpun di majelis Jum- banyak sekali persoalan-persolanan yang


’at yang mulia ini, guna melaksanakan kita alami dan rasakan. Semakin banyak
serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang berjalan, semakin banyak yang dilihat. Se-
suci dan mulia ini. makin panjang usia, semakin banyak yang
dirasa. Begitulah hidup ini, ibarat sebuah
roda. Selama kita masih hidup, roda itu te-
Muslimin Rahimakumullah. rus berputar. Kadang-kadang kita berada
di atas, terkadang pula kita berada di ba-
Hidup ini tak obahnya laksana se- wah. Jika suatu waktu kita berada di atas
buah bahtera yang tengah berlayar di atau pada posisi yang menyenangkan, ma-
samudera luas. Bilamana cuaca baik dan ka hendaklah kita bersyukur kepada Allah
laut dalam keadaan tenang, maka berlayar SWT. dan janganlah sekali-kali meremeh-
merupakan sesuatu yang sangat menye- kan orang lain yang kebetulan berada di
nangkan. Tetapi sebaliknya, bilamana bawah. Sebaliknya, jika suatu waktu kita
cuaca jelek, angin bertiup kencang, badai berada di bawah atau pada posisi yang ti-
mengamuk dan menerjang, maka berlayar dak menyenangkan, maka hendaklah kita
merupakan sesuatu yang sangat mena- bersabar serta rela menerima takdir Allah
kutkan. SWT. Karena kita hidup di dunia ini tidak
ada yang kekal abadi. Semuanya silih ber-
Begitulah gambaran hidup ini, ter- ganti, seperti silih bergantinya siang dan
kadang menyenangkan terkadang pula me- malam. Tak ada kebahagiaan abadi, kecu-
nyedihkan. Selama kita hidup di dunia ini, ali di Sorga. Dan tak ada kesengsaraan
3 4
abadi, kecuali di neraka. Manusia diciptakan Allah SWT.
agar ia banyak berbuat untuk kehidupan-
Kita tidak boleh iri apalagi dengki nya. Dan berbuat untuk kehidupan diperlu-
kepada saudara-saudara kita yang kebetul- kan perencanaan yang matang serta cita-
an berada di atas. Namun, hendaklah kita cita yang luhur. Tanpa itu semua, maka
selalu berusaha semaksimal mungkin un- boleh jadi suatu kehidupan akan menjadi
tuk bangkit mendaki menuju cita-cita yang kacau, tak tentu arah, bak sebuah perahu
kita inginkan. Selama kita masih mau ber- yang berlayar tanpa kemudi, terombang
usaha, insyaAllah jalan selalu terbuka buat ambing dihempas badai dan gelombang.
kita. Bukankah pepatah telah mengatakan,
“Banyak jalan menuju Roma. Dimana ada Hidup ini laksana mengarungi la-
kemauan, di situ ada jalan”. utan lepas tak bertepi. Suatu pantai yang
akan kita tuju, sebagai refleksi dari cita-
↓ًΡْΤُ⎜ΡِْΤُ∈ْ⇔↓َ∉َ⇑ ‫ً↓↓ِ◊ﱠ‬ΡْΤُ⎜ΡِْΤُ∈ْ⇔↓َ∉َ⇑ ‫ِ◊ﱠ‬°َ∏ cita kita, nampaknya masih jauh dan be-
lum kelihatan. Apakah kita dapat mengga-
pai tujuan yang kita cita-citakan, ataukah
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan mungkin kandas di tengah lautan, karam
itu akan datang kemudahan. Sesungguh- diterjang ombak dan gelombang, atau hilir
nya dibalik kesulitan itu terdapat kemu- mudik ke sana ke mari tak mencapai pulau
dahan” (QS. An-Insyirah ayat 5 dan 6). harapan. Entahlah, yang jelas kita harus
punya tujuan, kita harus punya cita-cita.
Muslimin yang berbahagia. Tercapai atau tidak, itu bukan urusan kita.
5 6

Yang penting bagi kita adalah berusaha, Hadirin.


sekali lagi berusaha, kendatipun memang
kita cuma pandai berusaha, pandai beren- Dalam hubungan ini, seorang Shufi
cana, namun yang menentukan berhasil pernah berkata :
atau tidaknya, itu urusan Allah. Yang je- “Sesungguhnya Allah memiliki beberapa
las, dengan bekal cita-cita dan usaha yang hamba. Jika hamba-hamba itu berkehen-
keras, insyaAllah cepat atau lambat, pantai dak melakukan sesuatu, maka Dia-pun
tujuan yang kita cita-citakan tersebut akan (Allah) juga berkehendak demikian, atau
tercapai juga. menghendakinya”.

Perkataan seorang Shufi ini seolah


Muslimin Rahimakumullah. memberikankan pengertian yang keliru, di
mana kehendak Allah seolah-olah dipe-
Dalam meraih suatu cita-cita tentu- ngaruhi oleh kehendak manusia. Tetapi
nya diperlukan kemauan yang keras dan bukan demikian yang dimaksudkan oleh
usaha yang gigih untuk mencapainya. Di- seorang Shufi tersebut. Maksud dari per-
samping itu diperlukan pula ketabahan, kataan ini tidak lain adalah membenarkan
keuletan dan kesungguhan serta kesiapan akan adanya hukum kausalitas, hukum
berkorban baik tenaga, pikiran, perasaan, sebab akibat, dimana Allah SWT. meng-
harta, tahta, uang dan sebagainya. Inilah hargai akan niat, usaha atau ikhtiar manu-
prasyarat utama untuk mencapai keinginan sia dalam mewujudkan segala yang dii-
yang dicita-citakan. nginkannya.
7 8
Penghargaan Allah ini terungkap “Sesungguhnya segala pekerjaan itu ter-
dalam firman-Nya : gantung akan niatnya, dan hasil yang
akan diperoleh seseorang itu, tergantung

°َ⇑↓ْ™ُΡّϖَِ®ُ⎜⎛ّΦَ≡ ٍ⇑ْυَϕ±ِ°َ⇑ُΡّϖَِ®ُ⎜َ⎨َã↓‫↓ِ◊ﱠ‬ apa yang diniatkannya” (HR.Bukhari-


Muslim).

θْ ©ِΤُِηْ⇓َ°±ِ Dari firman Allah dan sabda Ra-


sulullah ini, hadirin sekalian, mengharus-
kan kita agar segala yang kita inginkan da-
“Sesungguhnya Allah tidak merubah kea-
lam bentuk cita-cita ini, hendaknya disi-
daan suatu kaum, sebelum mereka meru-
sipkan niat yang mantap, usaha yang gigih
bah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-
dan konsentrasi yang penuh, dalam upaya
Ra’du ayat 11).
mewujudkannya.
Kemudian diperkuat oleh sabda
Rasulullah SAW. : Marilah kita tanamkan dalam diri
kita masing-masing semangat juang dan
disiplin yang tinggi, yaitu kepatuhan yang
°َπ‫∝ِ ™َ↓ِ⇓ﱠ‬°َϖِّρ⇔°±ِ ُ⇐°َπْ⊂َ⎨ْ↓°َπ‫ِ↓⇓ﱠ‬ didasari atas kesadaran diri yang men-
dalam untuk melakukan tindakan dan usa-
∑υَ⇓°‫ٍ ⇑ﱠ‬⁄∑Ρِ⇑ْ↓ِّοُλِ⇔ ha dalam meraih cita-cita, dengan suatu
keyakinan bahwa hari esok harus lebih
baik daripada hari ini.
9 10

yang menjadi cita-citanya dan cita-cita


⎛⇔ْ™ُ⎨ْ↓َσِ⇑ َµ‫ٌ⇔ﱠ‬Ρْϖَ… ُ≥َΡِ…ْζَ⇔َ™ bangsanya.

“Dan hari esok (masa depan) itu lebih ba- Para pahlawan di dalam memper-
ik dan utama daripada hari ini (seka- juangkan cita-citanya, tidak mengenal le-
rang)” (QS. Adh-Dhuha ayat 4). lah dan tidak kenal kata menyerah apalagi
putus asa, karena mereka mempunyai ha-
Itulah harapan, itulah keinginan rapan yang besar bahwa suatu saat apa
dan itulah cita-cita. Kalau tidak karena yang mereka cita-citakan pasti akan ber-
adanya suatu harapan dan keinginan, maka hasil, sehingga kehidupan mereka dan
mustahil seseorang mau berusaha untuk anak cucu mereka kelak akan lebih baik
meraih cita-citanya. daripada kehidupan sekarang. Kalaulah
mereka sudah putus asa, tentulah mereka
akan mundur teratur dan menghentikan
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- perjuangan, atau menyerah begitu saja.
himakumullah. Begitukah sikap mental pahlawan sejati?.
Tidak, tentu saja tidak. Siapapun dia, yang
Dalam upaya meraih cita-cita ini, namanya pahlawan, atau orang yang diberi
ada baiknya jika kita meneladani semangat gelar pahlawan, bagaimanapun ia akan se-
juang yang dimiliki oleh para pahlawan, lalu konsekuen pada cita-cita yang luhur
dimana umumnya mereka tidak mengenal dari perjuangannya dan perjuangan bang-
putus asa di dalam memperjuangkan apa sanya, kendatipun ditebus dengan darah
11 12
dan air mata. “Merdeka atau mati!!!”, kemungkinan yang terjadi. Seandainya ki-
Haram manyarah, waja sampai ka pu- ta mau bersabar sedikit saja, dan mencoba
ting” demikian semboyan mereka. berjiwa besar, sembari menyingkirkan se-
gala kendala, rintangan dan halangan se-
dikit demi sedikit, pasti segala halangan
Muslimin yang berbahagia. dan rintangan itu akan hilang dan akan
tersisih dengan sendirinya.
Mampukah kita mengikuti jejak
para pahlawan ini? Entahlah. Yang jelas,
mungkin tidak bisa kita pungkiri, bahwa Muslimin Rahimakumullah.
tidak sedikit diantara kita yang setelah
melakukan usaha dan ikhtiar yang gigih Orang yang berjiwa besar senanti-
dalam upaya meraih cita-cita, namun ke- asa bangun seketika ia terjatuh. Kejatuhan
tika mendapat halangan dan rintangan, yang pertama dijadikannya bekal dan cer-
usahanya tiba-tiba menjadi kendur, patah min untuk melangkah selanjutnya.
semangat dan akhirnya bersaranglah pe-
nyakit pesimistis dalam dirinya, sehingga Ingatlah nasehat Buya HAMKA,
semakin jauhlah ia dari cita-citanya. Kena- “Janganlah takut menghadapi suatu kega-
pa hal yang semacam ini bisa terjadi? galan, karena dengan kegagalan itu kita
Mungkin ini dikarenakan kebanyakan kita akan dapat beroleh pengetahuan tentang
kurang sabar, kurang tabah dan tidak ber- segi-segi kelemahan atau kekuatan diri
jiwa besar dalam menghadapi segala kita. Yang ditakuti adalah, gagal dua kali
13 14

pada suatu hal yang serupa”. Kata bang kepada Allah SWT. agar diberikan kekuat-
H. Oma Irama, “Jangan kehilangan tong- an dan ketabahan di dalam memperjuang-
kat dua kali”. Kenapa? Karena kalau kita kan segala cita-cita yang kita inginkan. Se-
mengalami kegagalan dua kali dalam hal moga Allah selalu menyertai kita dan
yang sama, artinya kita tidak menjadikan memberikan pertolongan-Nya dalam upa-
pengalaman yang berharga dari kegagalan ya kita untuk meraih cita-cita. Amin.
kita yang pertama, yang seyogyanya kita
lebih berhati-hati dan penuh perhitungan ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
untuk melangkah berikutnya.
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
Kemudian kata buya HAMKA pu-
la, “Jangan takut jatuh, karena yang tidak ↓ًΡْΤُ⎜ΡِْΤُ∈⇔ْ↓َ∉َ⇑ ‫ً↓ِ↓نﱠ‬ΡْΤُ⎜ΡِْΤُ∈ْ⇔↓َ∉َ⇑ ‫ ِن‬°‫∏َ ﱠ‬
pernah memanjatlah yang tak pernah ja-
tuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak
pernah gagal hanyalah orang yang tidak
ْ∆َ∠ْℵ°َ∏َµّ±َِℵ ⎛⇔ِ↓َ™ ْ∆َΞْ⇓°َ∏َΓْ∠َΡَ∏↓َ↵ِ°َ∏
pernah mencoba melangkah. Jangan takut
salah, karena dengan kesalahan yang per- ِθْϖِφَ∈⇔ْ↓‫ْ ِ∞ن‬Ρُϕ⇔ْ↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
tama kita dapat menambah pengetahuan
untuk mencari jalan yang benar pada ِ °⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

langkah yang ke dua”.

Akhirnya, marilah kita berdoa


θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛ⇔ْ↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
15 16
θِ ْϖِνَ∈⇔ْ↓ٌ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ ↓ِ⇓ﱠ‬τَ×َ™َζِ× 2
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ٌℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈 τ‫ُ™ْ®ُ ↓ِ⇓ﱠ‬Ρِηْ®َΦْℜ°َ∏

KEUTAMAAN ILMU

ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓

≥ًَℵ°َ©َβ θَ ْνِ∈⇔ْ↓ οَ َ∈َ÷ ْ⎝ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓


⎛َ⇔ِ↓°ًϕْ⎜Ρَِβَ™ ِΡِ←°َΞَΧْνِّ⇔↓ًℵْυُ⇓َ™ ِ℘ْυُη‫ﱡ‬ρνِ⇔
ُã↓َο‫ﱠ‬Ζَ∏َ™ ِΕ‫ﱠ‬ρَϑ⇔ْ↓ ⎛َ⇔ِ↓°ً⎜ِ⎯°َ〈َ™ ِّκَΛ⇔ْ↓
ِ °َρِ←°َλْ⇔↓ِΡِ←°َℜ ⎛νَ⊂ τِ ±ِ َ◊°َΤْ⇓ِ⎨ْ↓

17 18

®َُΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓ّ⎢ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ lhamdulillah, kembali

®ُُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜ِΡَ⊗َ⎨ A pada siang ini, kita di-


beri kesempatan oleh
Allah SWT. untuk bisa menunaikan fardhu
ْθِّνَℜَ™ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ُ®َΠْ∈َ± َ⎛Χَِ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ Jum’at di masjid yang mulia ini, sebagai
salah satu perwujudan pengabdian kita
⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™ ِθْ⎜Ρَِλْ⇔↓ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈⎛νَ⊂ kepada-Nya.

τ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τِ⇔↓⎛νَ⊂‫ِ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ِθْϖِφَ∈⇔ْ↓ Muslimin Rahimakumullah.


 ُΠْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ِّΠ ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ Seperti biasanya, pada suatu hari
Nabiullah Musa ‘alaihis-salam memberi-
َ⎨َ™ ِτِ×°َϕُ×‫ﱠ‬κَ≡ َã↓↓ْυُϕ‫ِ ↓ِ×ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂°َϖَ∏ kan ceramah kepada kaumnya Bani Israil.
Kali ini ia tampil begitu bersemangat, de-
◊َ ْυُπِνْΤُ⇑ θْ ُΦْ⇓َ↓َ™ ‫ ↓ِ⎨ﱠ‬σ‫ْ×ُ ﱠ‬υُπَ× ngan tata bahasa yang sangat fashih dan
tersusun rapi, sehingga enak di dengar dan
mudah dipahami. Ia menjelaskan tentang
keagungan dan kesucian Allah SWT.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
himakumullah. Banyak diantara pendengarnya
19 20
yang berhadir ketika itu, merasa kagum Musa tersebut bukanlah jawaban kesom-
dan mengakui ketinggian ilmu Nabi Musa bongan, bukan jawaban keangkuan, teta-
a.s ini. pi memang berdasarkan realita yang ada
ketika itu, hanya Nabi Musalah orang satu-
Setelah selesai menyampaikan u- satunya yang berhasil membimbing kaum-
raian dan petuah-petuah agama, Nabi Mu- nya Bani Israil ke jalan yang benar. Dialah
sa a.s selanjutnya memberikan kesempat- yang dapat mengalahkan kelicikan Fir-
an kepada yang berhadir untuk bertanya. ’aun, dan hanya dengan tongkatnya saja,
Mungkin ada hal-hal yang belum atau ku- Musa telah dapat membelah lautan, juga
rang jelas dan minta penjelasan lebih telah dapat memojokkan tukang-tukang si-
lanjut. Karenanya maka tampillah seorang hir ulung ketika itu. Dan terakhir ia dapat
lelaki setengah baya menghampiri beliau mengungkap rahasia pembunuhan terha-
dan bertanya. “Adakah orang lain yang dap salah seorang kaumnya Bani Israil.
lebih pandai daripada engkau ya Nabi Kendati memang semuanya atas karunia,
Musa”. Dengan tegas Nabi Musa menja- kehendak dan pertolongan Allah SWT.
wab, “Tidak ada”. Dan Musapun sadar akan hal ini.

Hadirin sekalian. Muslimin Rahimakumullah.

Perlu digarisbawahi, bahwa jawab- Baru saja Nabi Musa mengeluar-


an tidak ada yang dikemukakan Nabi kan jawaban tersebut, tiba-tiba turunlah
21 22

wahyu Allah kepadanya yang seolah-olah tak punya arti apa-apa jika tidak mendapat
meluruskan jawaban Nabi Musa tersebut, karunia dan pertolongan Allah SWT.
yang menurut penilaian Allah SWT. ku-
rang tepat dan dapat menjadikannya som- Atas kejadian ini, maka tergeraklah
bong dan takabbur, kendatipun Nabi Musa hatinya dan berkeinginan untuk menjum-
tidak ada niatan dan perasaan demikian. pai orang yang lebih pandai daripadanya,
sehingga segeralah ia mengadu kepada
Melalui firman-Nya, yang termuat Allah SWT. seraya berkata :
di dalam Kitab Taurat, Allah SWT. menje- “Ya Allah, berilah hamba petunjuk, sia-
laskan bahwa ilmu pengetahuan itu luas pakah orang yang lebih pandai dariku. Di
sekali dan tidak hanya dimiliki oleh satu manakah ia berada. Rasanya hamba tak
orang saja, kendatipun ia seorang Nabi dan sabar lagi ingin segera menemuinya dan
Rasul, tetapi mungkin orang lainpun juga menimba ilmu darinya”. Kemudian Allah
memilikinya, malah mungkin ia lebih pan- menjawab, “Dia itu adalah seorang Syekh
dai, karena lebih banyak menuntut ilmu yang shaleh, Khaidir namanya. Engkau
dan mendapat ilham dari Allah SWT. dapat menjumpai orang itu di tempat ber-
temunya dua lautan, yaitu antara lautan
Mendengar sindiran Allah yang se- Roma dan lautan Parsi”. Kemudian Musa
perti ini, Nabi Musa nampaknya malu juga memohon petunjuk Allah, “Tunjukkilah
dan timbul kesadarannya akan keberada- hamba ya Allah, jalan menuju tempat
an dirinya sekarang, yang tak lebih hanya- tersebut”. Allah berfirman, “Bawalah see-
lah sebagai manusia biasa yang kor ikan yang besar untuk mengiringimu
23 24
di perjalanan. Bila ikan itu menghilang, Khaidir, kemudian iapun berguru kepada-
maka di situlah engkau akan berjumpa nya.
dengan Khaidir”.

Setelah mendapat petunjuk Allah Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at


SWT. kemudian Musa minta bantuan ke- Rahimakumullah.
pada seorang pemuda dari Bani Israil agar
mencarikan seekor ikan besar, kemudian Adegan Singkat di atas menggam-
mengajaknya pula agar ikut serta mene- barkan kepada kita betapa keutamaan il-
maninya di perjalanan. mu. Sehingga nabi Musa sendiripun seke-
tika diberi tahu oleh Allah SWT. bahwa
Bertahun-tahun Nabi Musa bersa- ada orang yang lebih pandai daripadanya,
ma seorang pemuda dan seekor ikan besar maka ia segera menemui orang tersebut
mengarungi lautan yang sangat luas dan untuk menimba ilmu darinya.
dalam. Tidak sedikit halangan dan rintang-
an mereka temui selama diperjalanan. Ra-
sa penat dan lelah cukup mengganggu Muslimin Rahimakumullah.
perjalanan mereka, namun demikian, me-
reka tetap terus berlayar, hingga akhirnya Islam tak bosan-bosannya meng-
bertemulah Nabi Musa a.s dengan sese- anjurkan kepada pengikutnya, agar selalu
orang yang bernama Syekh Khaidir itu, menuntut ilmu. Di dalam Al-Qur’an mau-
yang sebagian ulama menyebutnya Nabi pun Al-Hadits, sangat banyak pernyataan
25 26

yang mengungkapkan tentang hal ini. Se- “Barang siapa yang menempuh jalan un-
perti misalnya yang terdapat pada surah tuk menuntut ilmu, maka Allah akan me-
Al-Mujadalah ayat 11, Allah SWT. berfir- mudahkan jalan baginya untuk menuju
man : Sorga”.

ْθُλْρِ⇑↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫ُ ↓⇔ﱠ‬ã↓ ِ∉َ∏ْΡَ⎜ Begitulah para jamaah sekalian,


betapa mulianya ilmu, betapa utamanya il-
mu, sehingga pantaslah kiranya, Allah me-
ٍΓ÷ℵَ َ⎯ َθْνِ∈⇔ْ↓↓υُ×ْ™ُ↓ َσْ⎜ِΘ‫™َ↓⇔ﱠ‬ nurunkan wahyu-Nya yang pertama kepa-
da Rasulullah SAW. dengan kata iqra’,
bacalah, karena dari kata iqra’ inilah
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-
terpancar benih-benih ilmu yang mengil-
orang yang beriman diantara kamu dan
hami manusia kepada kehidupan yang le-
orang-orang yang berilmu pengetahuan
bih baik, kehidupan yang di Ridhai oleh
itu, beberapa derajat”.
Allah SWT.
Kemudian sabda Rasulullah SAW. :
Muslimin Rahimakumullah.
َο‫َ©ﱠ‬Τَ∏ θِ ْνِ∈ْ⇔↓ َ∆َνَβْ⎛ِ∏ َ≠َΡَ…ْσَ⇑
Prof. Dr. Haji Mukti Ali, mantan
ِΕ‫ﱠ‬ρَϑْ⇔↓⎛َ⇔♠ِ °ًϕْ⎜Ρَِβ τَ⇔ ُã↓ menteri agama kita dulu, beliau pernah
berkata : “Dengan ilmu, kehidupan
27 28
menjadi mudah. Dengan seni, kehidupan dimilikinya. Rasulullah SAW. bersabda :
menjadi indah dan halus. Dengan agama
hidup menjadi terarah dan bermakna”.
θِ ْνِ∈ْ⇔°±ِ ِτْϖَνَ∈َ∏°َϖْ⇓ ‫ﱡ‬Π⇔↓َ⎯↓َℵَ↓ ْσَ⇑
Melalui ilmulah kita mampu mem-
baca dan menulis. Dengan ilmulah kita ِθْνِ∈ْ⇔°±ِ ِτْϖَνَ∈َ∏ ≥َِΡِ…⎨ْ↓ ⎯َ ℵ↓َ σْ َ⇑َ™
mampu berhitung. Dengan ilmulah kita
mampu memanfaatkan sumber kekayaan θِ ْνِ∈⇔ْ°±ِ ِτْϖَνَ∈َ∏ °َπُ〈 َ⎯↓َℵَ↓ ْσَ⇑َ™
alam untuk kemanfaatan manusia. Dengan
ilmulah kita mampu menjelajahi alam se-
mesta ini dan menyingkap rahasia yang “Barang siapa menghendaki kesuksesan
terkandung di dalamnya. Pendeknya ilmu, hidup di dunia, maka ia wajib menuntut il-
termasuk teknologi di dalamnya, akan mu. Dan barang siapa yang menghendaki
memberikan kemudahan-kemudahan da- kenikmatan hidup di akhirat, maka ia ha-
lam arti yang seluas-luasnya kepada kita, rus menuntut ilmu. Dan barang siapa
manusia. menghendaki kebahagiaan keduanya (du-
nia dan akhirat), maka ia mesti menuntut
Betapa pentingnya ilmu ini, ilmu”.
sampai-sampai Rasulullah SAW. menilai
bahwa sukses tidaknya seseorang dalam Begitulah kaum Muslimin sekalian
mengarungi bahtera hidup ini, ditentukan betapa pentingnya menuntut ilmu. Dan ka-
oleh kualitas dan keluasan ilmu yang rena saking pentingnya menuntut ilmu ini,
29 30

sehingga Allah mensejajarkan orang-orang tengah masyarakat.


yang berilmu pengetahuan itu dengan
orang-orang yang beriman dengan mem-
berinya beberapa derajat kemuliaan, seper- Hadirin
ti yang ditunjukkan oleh ayat yang telah
kami bacakan di atas tadi. Ilmu sebagai benda abstrak, tentu
tidak memerlukan tempat yang luas di
otak kita. Betapapun banyaknya ilmu yang
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at masuk ke otak kita, otak kita akan selalu
Rahimakumullah. sanggup menampungnya. Berbeda dengan
harta kekayaan, semakin banyak kita me-
Kalau hanya menuntut ilmu sema- miliki harta, maka semakin repot kita men-
ta, apalagi kalau hanya ilmu-ilmu kedunia- carikan wadah untuk menyimpannya.
an, tentu saja belumlah cukup. Menuntut
ilmu keduniaan (umum), hendaknya diim- Dalam hubungan ini, maka paling
bangi pula dengan menuntut ilmu agama, tidak terdapat lima keutamaan ilmu penge-
ilmu-ilmu keIslaman. Sebab agama Islam tahuan dibandingkan dengan harta keka-
yang kita anut, tidak cukup hanya diimani yaan :
semata, tetapi ia harus kita ilmui, dalam
arti kita gali dan pelajari, kita hayati dan 1. Ilmu apabila disebarkan menjadi sema-
kita amalkan, serta kita da’wahkan untuk kin banyak, sedangkan harta apabila
mengembangkan risalah Islam ke tengah- disebarkan semakin sedikit;
31 32
2. Ilmu tidak bisa dicuri, sedangkan harta lembaga pendidikan non formal seperti
bisa dicuri; diklat, kursus dan sebagainya, dan tak ter-
3. Ilmu tidak memerlukan ruangan khu- kecuali juga di tempat-tempat lain yang
sus untuk menyimpannya, sedangkan memungkinkan kita untuk menimba ilmu,
harta memerlukan tempat khusus; seperti di masjid-masjid, mushalla, di ru-
4. Ilmu bisa menolong pemiliknya dari mah-rumah guru/ustadz, di majelis ta’lim
ancaman atau gangguan pihak lain, se- atau di tempat pengajian, dan sebagainya.
dangkan harta memerlukan pertolong- Ingatlah bahwa menuntut ilmu itu tidak
an pemiliknya dari gangguan atau an- mengenal usia, tak mengenal waktu dan
caman pihak lain; tak mengenal tempat. Menuntut ilmu itu
5. Ilmu merupakan pembawa keselamat- dapat dilakukan sepanjang masa/seumur
an, sedangkan harta dapat membawa hidup. Selama kita masih bisa bernapas,
malapetaka. selama itu pula kita wajib menuntut ilmu.

Akhirnya, mengingat betapa pen- Ingatlah sabda Rasulullah SAW. :


ting dan utamanya ilmu bagi kehidupan
kita, maka kami mengajak kepada para ِΠْΛَνْ⇔↓⎛َ⇔ِ↓ِΠْ©َπْ⇔↓َσِ⇑ َθْνِ∈⇔ْ↓ ُ∆ُνْβُ↓
jamaah sekalian, marilah kita bersama-
sama untuk meningkatkan usaha-usaha di- “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga
dalam menuntut ilmu. Marilah kita manfa- ke liang kubur”.
atkan semaksimal mungkin sarana-sara-
na sekolah, pondok pesantren, lembaga- Kemudian, sabda beliau pula :
33 34

ِσْϖِّΞ⇔°±ِ ْυَ⇔َ™ َθْνِ∈⇔ْ↓ ∆


ُ ُِνْβُ↓ θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛⇔ُِã↓َ∨َℵ°َ±
“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke ne- ِ °⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°َ⎜ِ↓َ™ ْ⎛ِρَ∈َηَ⇓َ™

geri Cina”.
θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
Marilah kita berdoa kepada Allah
SWT. semoga kita diberi-Nya kekuatan,
sehingga kita mampu menggali ilmu pe-
θِ ْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ ↓ِ⇓ﱠ‬τَ×َ™َζِ×
ngetahuan sebagai bekal kita hidup di
dunia ini, dan terlebih-lebih sebagai bekal ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ٌℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈τ‫ُ™ْ®ُ ↓ِ⇓ﱠ‬Ρِηْ®َΦْℜ°َ∏
kita untuk menempuh hidup kita di akhirat
nanti.

ِθْϖِ÷َΡ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
°َρَ×ْθ‫ﱠ‬νَ⊂°َ⇑‫ ↓ِ⎨ﱠ‬°َρَ⇔َθْνِ⊂َ⎨َµَρΛْΧُℜ↓ْυُ⇔°َ⋅
ُθْϖِλَΛْ⇔↓ ُθْϖِνَ∈ْ⇔↓ َΓْ⇓َ↓ َµ‫ِ↓⇓ﱠ‬
35 36
3 θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™ ِθْ⎜Ρَِλْ⇔↓ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈
τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ τِ ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τِ ِ⇔↓⎛νَ⊂‫ٍ ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑
TIGA BESARAN ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ُΠْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ِّΠ⇔↓ ⇒ِْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓
NI’MAT ALLAH َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ⎝°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θْ ُλْϖِ∅ْ™ُ↓
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ ◊َ ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπ⇔ْ↓

◊ِ°َπْ⎜ِ⎨ْ↓ِΕَπْ∈ِρ±ِ°َρَπَ∈ْ⇓َ↓ ْ⎝ِΘ‫ِ↓⇔ﱠ‬ãΠُِ ْπَΛْ⇔َ↓ Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang


dirahmati Allah SWT.
ُã↓ ‫ ↓ِ⎨ﱠ‬τَ ⇔ِ↓ّ⎢ ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ ِ⇒َζْℜِ⎨ْ↓َ™ lhamdulillah, kita ber-

↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ ◊‫ُ↓َ ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ُ®َΠْ≡َ™ A syukur ke khadirat Al-


lah SWT. yang dengan
izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita
⎛νَ⊂ْθِّνَℜَ™ ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ُτُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُُΠْΧَ⊂ pada siang ini kembali menunaikan fardhu
38
37

Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata da- Dalam hubungan ini, maka wajar-
ri taqwa kita kepada Allah SWT. lah kiranya, jika Allah SWT. menantang
kita dan mempersilakan kepada kita, kalau
memang kita mau dan mampu melakukan
Kaum Muslimin Rahimakumullah. penghitungan terhadap ni’mat-ni’mat Al-
lah tersebut. Namun pasti, kata Allah, se-
Sudah tidak dapat kita pungkiri, kali lagi pasti, kita tidak akan mampu un-
bahwa dalam kehidupan ini, kita selalu tuk menghitungnya.
menerima ni’mat Allah yang melimpah
ruah. Karena saking banyaknya, tidak ada Firman Allah dalam Al-Qur’an :
satu mesin atau teknologi secanggih apa-
pun yang mampu mencatat berapa banyak
ni’mat Allah tersebut. Sehingga jika sean-
°َ〈ْυُΞْΛُ×َ⎨ ِã↓َΓَπْ˜ِ⇓ ↓ْ™‫ﱡ‬Πُ∈َ×ْ◊ِ↓َ™
dainya ranting-ranting kayu yang ada di
permukaan bumi ini di jadikan pena, dan “Dan jika sekiranya kamu ingin menghi-
seluruh lauatan yang luas dan dalam ini, tung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu
dijadikan tinta, untuk menuliskan ni’mat- tidak akan mampu untuk menghitungnya”
ni’mat Allah, niscaya ranting-rangting ka- (QS. Ibrahim ayat 34).
yu itu akan hancur atau musnah dan lau-
tan itu akan kering, namun ni’mat-ni’mat
Allah masih banyak yang belum tertulis- Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
kan.
39 40
Walaupun ada sebuah hadits Ra- telah diturunkan Allah dan dibagi-bagikan
sulullah SAW. yang menyatakan : Nya kepada jin, manusia dan binatang.
Dengan ni’mat yang satu tersebut, maka
°َ©ْρِ⇑َ⇐َΣْ⇓َ↓ ٍΕَπْ≡َℵ Εَ َ←َ°ِ⇑⎛⇔°َ∈َ×َã↓‫ِ↓◊ﱠ‬ semua makhluk akan saling sayang me-
nyayangi dan kasih mengasihi. Dengan
ni’mat yang satu itu pulalah, seekor kele-
ِΥْ⇓ِ⎧ْ↓َ™ ِّσِϑْ⇔↓َσْϖَ± ≥ًَΠِ≡↓‫ً ™ﱠ‬Εَπْ≡َℵ dai liar mengasihi anaknya. Adapun ni’-
mat (rahmat) yang lainnya (99) itu, digu-
◊َ ْυُηَβ°َ∈َΦَ⎜°َ©ْΧِ∏ ِّ⇒↓َυَ©ْ⇔↓َ™ ِθِ←°َ©َΧْ⇔↓َ™ nakan Allah untuk mengasihi hamba-Nya
di akhirat (pada hari kiamat) kelak”.

ُ ْ≡َυْ⇔↓َι‫ﱠ‬χَ∈َ× °َ©±ِ َ◊ْυُπَ≡↓َΡَΦَ⎜°َ©±ِ™َ
°ً∈ْΤِ×⎛⇔°َ∈َ×ُã↓َΡ‫ ™َ↓َ…ﱠ‬°َ〈ِΠَ⇔َ™⎛νَ⊂
Muslimin Rahimakumullah.

Memang, kalau dilihat dari segi


ُ®َ⎯°َΧِ⊂°َ©±ِ ُθَ≡ْΡ‫ً ⎜ﱠ‬Εَπْ≡َℵ σَ ْϖِ∈ْΤِ×‫™ﱠ‬ prosentasi, kelihatannya sangat sedikit.
Dari 100 ni’mat yang dimiliki Allah, ha-
ِΕَ⇑°َϖِϕْ⇔↓ ⇒َ ْυَ⎜ nya 1 ni’mat yang diperuntukkan-Nya bagi
makhluk di dunia ini. Sementara yang 99
ni’mat lainnya, Allah persiapkan untuk
“Sesungguhnya Allah memiliki seratus makhluk-Nya yang hidup di akhirat kelak.
ni’mat (rahmat). Satu ni’mat diantaranya Sepertinya ini tidak sebanding, tidak
41 42

balans. Ya, memang kalau dilihat dari segi mengelompokkan ni’mat Allah ini ke da-
pembagiannya jelas tidak seimbang. Na- lam tiga kelompok besar.
mun, kalau kita lihat dan rasakan dari segi
nilainya, tentu tidak dapat kita bayangkan Kelompok besar yang pertama a-
betapa besarnya. Walaupun ni’mat yang dalah ni’mat hidup dan kehidupan. Ni’mat
diturunkan Allah ke dunia ini hanya 1% ini diberikan oleh Allah SWT. Kepada se-
saja, akan tetapi bagi ukuran kita, atau luruh makhluk-Nya, tanpa terkecuali. Ti-
bagi ukuran duniawi, sudah merupakan dak saja kepada manusia, tetapi binatang
ni’mat yang sangat banyak, karena dari sa- dan tumbuh-tumbuhan pun juga diberikan
tu sumber ni’mat inilah terpancar ni’mat- oleh Allah ni’mat hidup dan kehidupan,
ni’mat lainnya yang beraneka ragam jenis bahkan kepada malaikat dan jin, termasuk
dan macamnya dan sangat banyak jumlah- si durjana iblis dan syetan, semuanya dibe-
nya, sehingga wajar jika tak seorangpun rikan ni’mat hidup dan kehidupan oleh
diantara kita yang mampu untuk menghi- Allah SWT.
tungnya.

Muslimin rahimakumullah.
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at
yang berbahagia. Tahukah kita, bahwa yang menye-
babkan kita bisa hidup di permukaan bumi
Kendatipun ni’mat Allah itu sangat ini, dikarenakan bumi ini berputar. Dalam
banyak. Namun para ulama sepakat untuk satu kali putaran memakan waktu 24 jam
43 44
atau satu hari. Bagi belahan bumi yang bumi yang mengalami malam terus-terus-
menghadap matahari, maka di sana terjadi an.
siang. Sebaliknya, bagi belahan bumi yang
membelakangi matahari, maka di sana ter- Bagi belahan bumi yang mengala-
jadi malam. Demikian seterusnya silih ber- mi siang terus-terusan, maka menurut pra-
ganti, hingga hari kiamat nanti. kiraan para ahli, bahwa dalam jangka wak-
tu 100 jam saja, maka suhu udara yang ada
Dengan berputarnya bumi, maka di permukaan bumi tersebut akan menca-
terjadilah siang dan malam. Di sinilah se- pai 100 derajat celsius. Ini berarti seluruh
benarnya rahasia kehidupan kita. Dengan zat cair, baik itu air laut, air sungai, air
perputaran bumi inilah, kita bisa hidup di- danau air kali, air sumur dan sebagainya,
permukaan bumi ini. Coba kalau kita ba- semuanya akan mendidih, Bahkan perse-
yangkan, bagaimana dan apa yang terjadi diaan air yang ada dalam tubuh kita, ter-
jika sekiranya bumi kita ini tidak berpu- masuk darah kita, karena darah juga meru-
tar?. pakan zat cair, juga ikut mendidih. Kalau
sudah demikian keadaannya, maka sudah
dapat dipastikan, tidak akan ada kehidupan
Hadirin. di permukaan bumi ini, bahkan lama kela-
maan bumi ini hangus dan hancur lebur
Seandainya bumi ini tidak berpu- jadi debu.
tar, berarti ada belahan bumi yang meng-
alami siang terus-terusan dan ada belahan Muslimin Rahimakumullah.
45 46

Sebaliknya, bagi belahan bumi selalu stabil atau konstan, tidak terlalu
yang mengalami malam terus terusan, ma- panas, tidak pula terlalu dingin.
ka menurut prakiraan para ahli, bahwa
dalam jangka waktu 100 jam saja, maka Cukup banyak ayat Al-Qur’an
suhu udara yang ada di permukaan bumi memberikan pernyataan, betapa ke Maha-
tersebut menjadi 0 derajat celcius. Ini ber- besaran Allah SWT. yang dengan kuasa-
arti seluruh benda cair akan menjadi beku. Nya telah menciptakan langit dan bumi
Air laut beku, air sungai beku, air danau serta mengatur silih bergantinya siang dan
beku, air kali beku, air sumur beku, dan malam.
seterusnya. Demikian juga cairan yang ada
ditubuh kita, termasuk darah kita, ikut-
ikutan beku. Kalau sudah demikian kea- Firman Allah dalam Al-Qur’an :
daannya, maka sudah dapat dipastikan, ti-
dak akan ada kehidupan dipermukaan bu- ِ⊃ْℵَ⎨ْ↓َ™ ِ∝υπ‫ﱠ‬Τ⇔↓κِْνَ…ْ⎡ِ∏ ‫↓ِ◊ﱠ‬
mi ini.

Subhaanallah, Begitulah, dengan


ℵِ°َ©‫ﱠ‬ρ⇔↓َ™ ِοْϖ⇔‫َ√ِ ↓ﱠ‬ζِΦْ…↓َ™
Rahman dan Rahim-Nya, Allah SWT.
telah menjadikan bumi ini berputar, se- ِ °َΧْ⇔َ⎨ْ↓⎛ِ⇔ُ™ِّ⎨ٍΓ⎜⎨َ

hingga terjadilah siang dan malam secara
silih berganti, yang karenanya maka suhu “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
udara yang ada di permukaan bumi akan dan bumi, dan silih bergantinya malam
47 48
dan siang terdapat tanda tanda kebesaran ni’mat kebebasan berpikir atau kemerde-
Allah bagi orang-orang yang berakal” kaan. Sekali lagi, ni’mat kebebasan ber-
(QS. Ali ‘Imran ayat 190). pikir atau kemerdekaan ini, hanya dianu-
gerahkan Allah SWT. kepada manusia
saja.
Ma’asyiral Muslimin yang berbahagia.

Besaran ni’mat yang ke dua adalah Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at


ni’mat kebebasan berpikir atau kemerde- yang berbahagia.
kaan. Ni’mat yang ke dua ini nampaknya
lebih selektif dibandingkan dengan ni’mat Dengan ni’mat kebebasan berpikir
yang pertama. atau kemerdekaan ini, manusia dipersila-
kan oleh Allah untuk memilih apa saja
Kalau ni’mat hidup dan kehidupan yang ia mau. Ketika ia sedang haus, di
dianugerahkan oleh Allah kepada seluruh sebelahnya tersedia air teh manis, air susu,
makhluk-Nya, tanpa terkecuali, maka ni’- air kopi, air es dan sebagainya, tentu ia
mat kebebasan berpikir atau kemerdekaan bebas memilih yang mana yang ia suka.
ini justeru hanya diperuntukkan Allah ke-
pada manusia saja. Tidak diberikan kepada Demikian juga dalam kehidupan
binatang, tidak pula diberikan kepada tum- beragama, Allah dengan jelas dan tegas te-
buh-tumbuhan, bahkan kepada malaikat lah memberikan petunjuk-Nya kepada kita
sekalipun, Allah SWT. tidak memberikan manusia, melalui Al-Qur’an dan Sunnah
49 50

Nabi-Nya, baik mengenai perintah atau Karena Allah telah memberikan


kewajiban yang harus dijalankan maupun kemerdekaan dan kebebasan berpikir ke-
berbagai larangan yang harus dihindar- pada manusia, untuk memilih, untuk
kan. Namun Allah sama sekali tidak me- menentukan dan sebagainya, maka inilah
maksa kita, mau dilaksanakan kewajiban barangkali pangkalnya, mengapa manusia
itu, atau tidak. Mau dilanggar atau dipa- kalau diberi yang baik, malah justeru me-
tuhi larangan itu, Allah tidak perduli. milih yang jelek. Diajak kepada ketaq-
Yang jelas, Allah sudah memberikan ga- waan, malah melakukan kefasikan. Diajak
risan-garisan-Nya yang tegas dan jelas, berdamai, malah bermusuhan. Begitulah,
yang kesemuanya tentu ada risiko atau manusia diberikan kebebasan oleh Allah
konsekuensinya. Demikianlah, memang untuk memilih, apakah ta’at kepada-Nya
kebebasan memilih selalu diiringi dengan atau durhaka kepada-Nya.
penghargaan atau hukuman. Bagi yang ra-
jin menjalankan perintah-Nya dan selalu Firman Allah SWT. :
menjauhi larangan-Nya, maka ia akan di-
berikan penghargaan oleh Allah berupa
pahala sorga. Sebaliknya, bagi yang malas °َ〈↓َυْϕَ×َ™°َ〈َℵْυُϑُ∏°َ©َπَ©ْ⇔َ°َ∏
mejalankan perintah-Nya dan tidak meng-
indahkan larangan-Nya, maka ia akan di- “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa
berikan hukuman berupa siksa neraka. itu (jalan) kefasikan atau ketaqwaannya”
(QS. Asy-Syams ayat 8).
Muslimin Rahimakumullah.
51 52
Muslimin Rahimakumullah. Besaran ni’mat yang ketiga, atau
ni’mat yang terakhir adalah ni’mat hida-
Dengan ni’mat kebebasan berpikir yah atau ni’mat Iman dan Islam.
atau kemerdekaan, manusia diberikan ke-
bebasan oleh Allah untuk memilih jalan
hidup dan lapangan hidup yang ia ingin- Hadirin.
kan. Manusia diberikan kebebasan dan ke-
merdekaan untuk mempertahankan hak a- Ni’mat ini lebih selektif lagi dibe-
zasinya dan fitrahnya sebagai manusia. rikan oleh Allah SWT. Karena ni’mat ini
hanya Ia berikan kepada manusia tertentu
Tak seorangpun diantara kita yang saja yang Ia kehendaki.
rela kalau kebebasan kita dibelenggu, ka-
lau kemerdekaan kita diganggu. Oleh ka- Firman Allah SWT. :
renanya wajar, jika para pejuang kita tem-
po dulu bertekad, “Merdeka atau Mati!!!”, ٍθْϖِϕَΦْΤ‫ ⇑ﱡ‬βٍ ↓َΡِ∅⎛⇔ِ↓ ⁄ُ ƒَς‫ْ⎜ﱠ‬σَ⇑ ⎝
ْ ِΠْ©َ⎜
maksudnya, mereka rela mati demi mem-
pertahankan kemerdekaan.Demikianlah ni- “Dia memberi Hidayah kepada siapa yang
lai kebebasan berpikir atau kemerdekaan, dikehendaki-Nya ke jalan yang benar”
kedudukannya lebih tinggi dari nilai hidup (QS. Al-Baqarah ayat 142).
dan kehidupan.

Kaum Muslimin Rahimakumullah. Muslimin Rahimakumullah.


53 54

Hidayah adalah mutlak milik Al- beliau, paman Nabi yang bernama Abu
lah. Wewenang sepenuhnya ada di tangan- Thalib ini, tidak sempat mengucapkan dua
Nya. Rasulullah sendiri tidak diberikan kalimat syahadat, kenapa?, karena tidak
hak oleh Allah SWT. untuk memberikan mendapat hidayah Allah SWT. Padahal
hidayah kepada orang lain, sekalipun ke- sebelumnya Rasulullah SAW. sudah ber-
pada keluarga, sahabat atau orang yang usaha sebisa-bisanya membujuk dan mem-
beliau cintai. bimbing beliau, namun malah justeru tidak
dihiraukan oleh beliau, sehingga hampir-
Sebagai contoh, seperti Abu Tha- hampir Nabi putus asa.
lib, paman Nabi. Beliau adalah orang yang
sangat mencintai Rasulullah. Beliau adalah َ َ⇔‫≠ﱡ‬ƒَ≡ُ↓ٌΕَπِνَ∧ ُã↓‫َ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓⎢οْ ُ⋅ θِّ َ⊂°َ⎜
µ
orang yang sangat berjasa terhadap kebe-
radaan Islam dan kaum Muslimin di masa ُã↓‫َِ↓⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓⎢َ َ⇐ْυُϕ‫َ⎛↓َ◊⎜ﱠ‬±َ↓َ™ِã↓َΠْρِ⊂°َ©±ِ
Rasulullah. Beliau adalah orang yang pa-
ling setia mendampingi dan melindungi “Wahai paman (kata Rasulullah), ucap-
perjuangan Rasulullah. Beliau adalah o- kanlah kalimat LAA ILAAHA ILLA AL-
rang yang setiap saat menyaksikan betapa LAH. Kalimat ini nantinya akan aku ja-
kemuliaan, kejujuran dan keindahan budi dikan argumentasi terhadapmu di hadap-
pekerti Rasulullah. Beliau adalah orang an Allah. Tetapi Abi Thalib menolak untuk
yang senantiasa menyaksikan betapa kebe- mengucapkan kalimat LAA ILAAHA ILLA
saran mu’jizat Rasulullah. Namun apa ALLAH tersebut” (HR.Bukhari Dan Mus-
hendak dikata, ternyata di akhir hayat lim).
55 56
Melihat keadaan pamannya yang kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
sedemikian ini, tak dapat dielakkan lagi, Allah lebih mengetahui orang-orang yang
berlinanglah air mata beliau, Rasulullah mau menerima petunjuk” (QS. Al-Qashash
benar-benar sedih hatinya, sehingga ter- ayat 56).
ucaplah permohonan sekaligus pengaduan
beliau untuk meminta pertimbangan Allah Mendengar teguran Allah ini, Ra-
terhadap keadaan pamannya ini. Namun sulullah tidak bisa berbuat apa-apa lagi,
justeru pengaduan Rasulullah tersebut kecuali diam dan pasrah.
mendapat teguran keras dari Allah SWT.
sebagaimana firman-Nya : Rasulullah menyadari akan kele-
σ‫ِ ﱠ‬λ⇔َ™ َΓْΧَΧْ≡َ↓ْσَ⇑ْ⎝ِΠْ©َ×َ⎨َµ‫↓ِ⇓ﱠ‬ mahan dirinya di hadapan Allah SWT.
Beliau tidak bisa berbuat banyak tanpa
izin Allah, tanpa kehendak Allah. Dan Al-
θُ َνْ⊂َ↓َυُ〈َ™ ⁄ُ ƒَς‫ْ ⎜ﱠ‬σَ⇑ ⎝ْ ِΠْ©َ⎜َã↓ lah Maha Tahu serta Maha Bijaksana ter-
hadap apa yang menjadi keputusan-Nya
َσْ⎜ِΠَΦْ©ُπْ⇔°±ِ kendati menurut kacamata manusia mung-
kin dirasa kurang adil.
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) ti-
dak akan dapat memberi petunjuk (hida- Kaum Muslimin Rahimakumullah.
yah) kepada orang yang kamu kasihi, te-
tapi Allah memberi petunjuk (hidayah) Beruntunglah kita saat ini, karena
57 58

telah ditakdirkan Allah menjadi orang- walaupun nasib dan lapangan penghidupan
orang yang dianugerahi ni’mat Hidayah serta rezeki yang kita terima cukup berva-
atau ni’mat Iman dan Islam, sebab tidak riasi. Kemudian, kita dalam keadaan bebas
semua orang dapat memperolehnya. Lagi merdeka, bangsa kita adalah bangsa yang
pula, Rasulullah dalam sebuah hadits be- merdeka, dan yang terakhir alhamdulillah,
liau pernah bersabda, kata beliau : “Sangat ni’mat hidayah, Iman dan Islam pun juga
berbahagia sekali, orang yang pernah ber- senantiasa menyertai kehidupan kita hing-
temu dengan aku, kemudian ia beriman”. ga sampai di akhir hayat nanti.
Akan tetapi justeru Nabi mengulanginya
sampai tiga kali, kata beliau : “Lebih ber- ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِ◊°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
bahagia lagi, lebih berbahagia lagi, lebih
berbahagia lagi, orang yang tak pernah θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
bertemu dengan aku, namun ia beriman, ia
percaya”. Alhamdulillah kita termasuk
golongan ini.
ِτِΦϕُ×‫ﱠ‬κَ≡َã↓↓υُϕ‫↓↓×ﱠ‬υُρَ⇑↓َσْ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬°َ©‫ ↓َ⎜ﱡ‬ƒ⎜َ
َ◊ْ™ُθِνْΤُ⇑ ْθُΦْ⇓َ↓َ™‫ﱠ↓ِ⎨ﱠ‬σُ×ْυُπَ×َ⎨َ™
ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
Muslimin yang berbahagia.

Bersyukurlah kita kepada Allah


SWT. karena kita semua telah dianuge- ِ °َ⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

rahkan-Nya ni’mat hidup dan kehidupan,
59 60
ْθُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
4
θِ ْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ ↓ِ⇓ﱠ‬τَ×َ™َζِ×
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ٌℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈τ‫ُ™ْ®ُ ِ↓⇓ﱠ‬Ρِηْ®َΦْℜ°َ∏
EKSISTENSI TAUHID
DALAM KEHIDUPAN

ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓

ُΠَ©ْ⊗َ↓ Ρَ َ⇑َ↓°َπَ∧↓ًΡْϖِΗَ∧↓ًΠْπَ≡ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
َ ْ⎜ِΡَ⊗َ⎨ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔↓ِ⎢ ْ◊َ↓
ُτَ⇔ µ
Ρْ َηَ∧َ™ ِτ±َِΠَΛَ÷ْσَπِّ⇔°ً⇑°َ∠ْℵِ↓

61 62

®ُΠُΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَŒُ°َ⇓َ⎨ْυَ⇑َ™°َ⇓َΠّϖَِℜ ‫ُ ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ Allah SWT. yang mana atas kodrat dan


iradat-Nya jualah, sehingga dapatlah pada
siang ini kembali kita bersama-sama me-
Ρْ َςَΧْ⇔↓َ™ ِκِ←َζَΝْ⇔↓ُΠّϖَِℜ τُ⇔ْυُℜَℵَ™ nunaikan perintah-Nya, melaksanakan far-
dhu Jum’at, di masjid yang mulia dan ter-
°َ⇓ِΠّϖَِℜ⎛νَ⊂ ∨ْ ℵِ°َ±َ™ ْθِّνَℜَ™ οِّ َΞَ∏ θ‫ّ©ُ ﱠ‬ν⇔َ↓ hormat ini.

ِτ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τِ ⇔ِ∞⎛νَ⊂‫ٍ ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَŒُ°َ⇓َ⎨ْυَ⇑َ™ Muslimin Rahimakumullah.


ُ℘°‫ﱠ‬ρ⇔↓°َ©‫ﱡ‬ϖ⇔ۤ َ↓°َϖَ∏ُΠْ∈َ±°‫ ↓َ⇑ﱠ‬ℵْ َΡُ®⇔ْ↓ِΜْϖ±ِ°َΞَ⇑ Sebagai seorang Muslim, kita ten-
tunya yakin dengan kepercayaan yang
‫ﱠ ↓ِ⎨ﱠ‬σُ×υُπَ×َ⎨َ™ ِτِ×°َϕُ×‫ﱠ‬κَ≡ َã↓↓υُϕ‫↓ِ×ﱠ‬ bulat, kokoh dan kuat, bahwa agama Islam
yang kita anut ini, merupakan agama yang
◊َ ْυْπِνْΤ‫ ⇑ﱡ‬θْ ُΦْ⇓َ↓َ™ monotheisme, yang mengajarkan bahwa
Tuhan itu Esa, Tuhan itu satu, Tuhan itu
Tunggal. Tidak berbilang. Tidak dua, ti-
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at dak tiga, tidak empat dan seterusnya.
yang dirahmati Allah SWT.
Allah SWT. berfirman :
lhamdulillah, kembali

A kita memanjatkan puji


dan syukur ke khadirat
63 64
ٌΠَ≡َ↓ُã↓َυُ〈ْοُ⋅
“Katakanlah, Dia Allah itu esa (satu)” dan tujuan semata-mata hanya ingin mera-
(QS.Al-Ikhlas ayat 1). ih Ridha Allah SWT.

ُ⇒ْυ‫ﱡ‬ϖَϕ⇔ْ↓‫َ⎡ﱡ‬Λْ⇔↓َυُ〈‫َِ↓⎨ﱠ‬τ⇔↓ِ⎢ ُãَ↓ Dengan demikian, sebagai konse-


kuensi dari konsep ini, pada gilirannya a-
kan mencetak karakter agung, jujur, suci
“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia, dan teguh memegang amanah. Dengan a-
yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri danya tauhid dalam Islam merupakan ke-
sendiri” (QS. Ali ‘Imran ayat 2). kuatan yang besar, yang mampu mengatur
secara tertib segala macam aktivitas kehi-
dupan seluruh manusia yang ada di permu-
Muslimin yang berbahagia. kaan bumi ini.

Dokrin tauhid yang kita pelajari,


kita hayati dan kita amalkan selama ini Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
tentunya diharapkan dapat memberikan
dampak yang positif bagi kehidupan kita, Sebagai ilustrasi dalam pembahas-
terutama di dalam melaksanakan segala an tentang tauhid ini, kami ingin menge-
aktivitas sehari-hari, dengan satu sandaran mukakan sebuah cuplikan sejarah di za-
yang kokoh, bahwa aktivitas yang kita lak- man khalifah Umar bin Khathab r.a.
sanakan itu semata-mata hanya karena Al-
lah SWT. “Lillaahi ta’ala” dengan maksud Muslimin yang berbahagia.
65 66

Suatu ketika, khalifah Umar bin Mendengar bujukan Umar ini, sang
Khathab r.a bertemu dengan seorang anak anak terdiam dan ia nampak berpikir. Dia
gembala yang sedang menghalau seka- berpikir bukan mau menjual kambing ter-
wanan kambing di padang rumput. Kepada sebut, atau menggunakan kesempatan di
anak gembala tersebut Umar menanyakan, dalam kesempitan. Tetapi ia berpikir dan
siapa pemilik kambing-kambing yang ia bingung terhadap sikap Umar yang menu-
gembalakan tersebut. Sang anak menja- rutnya tidak pantas diucapkan oleh orang
wab dengan jujur bahwa kambing-kam- yang beriman. Akhirnya sang anakpun ba-
bing tersebut adalah milik majikannya. lik bertanya kepada Umar, “Kalau begi-
Kemudian Umar mencoba menawarkan ja- tu”, katanya : “Fa-aina Allah?”, di mana
sa untuk membeli kambing tersebut barang Allah berada?”.
satu ekor. “Sudilah wahai anak muda ka-
mu menjualnya untuk saya, barang satu
ekor”, kata Umar. Sang anak menjawab, Muslimin Rahimakumullah.
“Maaf saya tidak bisa melakukannya, ke-
cuali jika tuan berhubungan langsung de- Bagi Umar bin Khathab r.a perta-
ngan majikan saya, si pemilik kambing- nyaan yang demikian ini, kendatipun da-
kambing in”. Umar terus membujuknya, tangnya dari seorang bocah, seorang bu-
“Kan tidak apa-apa, cuma satu ekor koq. dak kecil. Walaupun pertanyaannya sangat
Lagi pula, majikanmu tidak akan menge- pendek, sederhana dan polos, seperti la-
tahuinya. Bilang saja nanti, kambing ter- yaknya seorang anak berta-nya. Namun
sebut telah dimakan srigala”. demikian, bagi Umar cukup menggugah
67 68
dan menggetarkan hati dan merindingkan Terhadap kejadian ini, maka tidak
bulu roma. heran jika Umar bin Khathab r.a ketika itu
sempat mencucurkan air mata, lantaran
Di balik pertanyaan singkat terse- terharu menyaksikan teguhnya keimanan
but, sang anak seakan-akan berkata, “Me- sang anak gembala. Lantaran itu, pada ke-
mang”, katanya, “saat ini seolah saya sempatan lain beliau temui anak tersebut
yang memiliki kambing-kambing tersebut. dan mengajak untuk menemui sang maji-
Saya yakin, majikan saya akan memper- kan untuk memerdekakannya dari perbu-
cayai begitu saja alasan yang saya buat. dakan, sehingga terbebaslah sang anak ini
Majikan saya dapat saya tipu. Dia tidak dari belenggu perbudakan. Kata Umar,
melihat apa yang saya lakukan di sini. Dia “Kalimat FA-AINA ALLAH inilah yang
tidak akan tahu, sebab tak seorangpun memerdekakan kamu di dunia ini. Dan se-
yang melihatnya. Dia tidak mempunyai moga dengan kalimat ini pula akan me-
spion (mata-mata) buat menyelidiki/me- merdekakan kamu di akhirat kelak”.
mantau aktivitas saya. Akan tetapi?, sang
anak berpikir,”bagaimana mungkin saya
dapat menipu Allah. Bukankah Allah itu Hadirin.
Maha Meliha,t yang tentunya tahu apa
yang saya lakukan”. Demikianlah contoh pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan oleh adanya
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- tauhid yang kuat. Ia dapat membentuk pri-
himakumullah. badi seseorang menjadi pribadi yang
69 70

militan dan terpuji. Tak peduli apakah oleh seseorang akan bebas dari berbagai ke-
kalangan atas, kalangan menengah mau- melut keluh kesah, kebingungan dan rasa
pun kalangan bawah. Tidak peduli anak- putus asa. Dengan tauhid yang tinggi. se-
anak maupun orang dewasa. orang muslim akan memiliki jiwa besar,
tidak berjiwa kerdil. Kenapa demikian?,
karena dengan tauhid yang tinggi akan
Muslimin Rahimakumullah. memberikan dampak terhadap keikhlasan
seseorang, yang selalu menyandarkan diri-
Tauhid yang kuat dapat membe- nya semata-mata hanya kepada Allah, ha-
baskan manusia dari seribu satu macam nya untuk Allah. Shalatnya, ibadahnya, se-
belenggu kejahatan duniawi. Dengan tau- pakterjangnya sehari-hari, bahkan hidup
hid yang kuat dapat membebaskan manu- dan matinya, hanya semata-mata diper-
sia dari penjajahan, perbudakan dan peng- sembahkan kepada Allah rabbul ‘alamin,
hambaan, baik oleh sesama manusia mau- sehingga ia tidak akan tertarik atau ter-
pun oleh keganasan hawa nafsu. Dengan pengaruh sedikitpun terhadap buaian-bu-
jiwa tauhid yang tinggi seseorang akan aian duniawi dan tidak akan memper-
bebas dari berbagai belenggu ketakutan dulikan kepahitan hidup duniawi. Hal ini
dan duka cita, baik dalam kemiskinan sesuai dengan pernyataan seorang muslim
harta, kemiskinan jabatan, kemiskinan ke- manakala ia melakukan shalat, yang ter-
dudukan dsb. ungkap dalam doa iftitah :

Dengan jiwa tauhid yang tinggi, ْ⎡ِ×°َπَ⇑َ™َ⎝°َϖْΛَ⇑َ™ْ⎛ِλُΤُ⇓َ™ْ⎡ِ×َζَ∅‫↓ِ◊ﱠ‬


71 72
َσْϖِπَ⇔°َ∈ْ⇔↓ ِّ″َℵ ِãِ dengan kekuatan musuh, terutama dari
segi jumlah”, jawab Musafir bin Auf.
“Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hi- “Tidak perlu takut dan gentar saudaraku,
dupku dan matiku, adalah untuk Allah, Allah bersama kita”. Pasukan terus berge-
Tuhan yang memelihara alam semesta”. rak, dan berkat Tauhid yang kuat, Ali bin
Abi Thalib bersama pasukannya, terus
maju dan maju terus bertempur di medan
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang laga, dengan semangat yang menyala-nya-
berbahagia. la, sambil bertawakkal kepada Allah, hing-
ga akhirnya sejarah membuktikan, Ali bin
Tatkala Sayyidina Ali bin Abi Tha- Abi Thalib dan pasukannya berada di
lib r.a sudah siap dengan pasukannya un- pihak yang menang.
tuk berangkat ke medan perang Nahrawan,
datanglah seorang lelaki bernama Musafir
bin Auf. Ia berharap kepada Ali bin Abi Kaum Muslimin Sidang Jum’at Rahima-
Thalib agar menunda keberangkatannya ke kumullah.
medan perang. “Kenapa harus ditunda?”,
tanya Sayyidina Ali.“Kalau berangkat se- Dari uraian singkat khutbah ini,
karang juga, saya khawatir pasukan kita dapatlah kita simpulkan bahwa tauhid me-
akan mengalami kekalahan yang hebat, rupakan kepercayaan mutlak tentang kee-
karena kekuatan kita tidak berimbang saan Allah SWT. yang berurat berakar
73 74

dalam hati sanubari muslim dan merupa- 2. Tauhid dapat menanamkan keper-
kan cerminan untuk mengukur tingkat ke- cayaan terhadap diri sendiri dan
ikhlasan seseorang dalam menjalani hidup tahu harga diri;
dan kehidupan di dunia ini. 3. Tauhid dapat menumbuhkan sifat
rendah hati dan khidmat;
Tauhid adalah akar, dasar dan lan- 4. Tauhid dapat membentuk manusia
dasan sekaligus pokok ajaran Islam yang menjadi jujur dan adil;
mau tidak mau harus dipegangi dengan 5. Tauhid dapat menghilangkan sifat
erat kuat oleh setiap muslim. murung dan putus asa dalam meng-
hadapi setiap persoalan dan situasi;
6. Tauhid dapat membentuk pendirian
Hadirin. yang teguh, sabar/tabah dan opti-
mis;
Seorang pemikir Islam terkemuka, 7. Tauhid dapat menanamkan sifat
Abul A’la Al-Maududi menyimpulkan, kesatria dan semangat berani ber-
bahwa eksistensi tauhid dalam kehidupan korban, tidak gentar menghadapi
seorang muslim sehari-hari, antara lain berbagai risiko, bahkan tidak takut
adalah : terhadap mati;
8. Tauhid dapat menciptakan sikap
1. Tauhid dapat menjauhkan manusia hidup yang damai dan penuh ridha;
dari pandangan yang sempit dan 9. Tauhid dapat membentuk manusia
picik; menjadi patuh, taat dan disiplin
75 76
dalam menjalankan peraturan Ilahi.
θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛⇔ُِã↓َ∨َℵ°َ±
Akhirnya, izinkanlah dalam ke- ِ °⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖ∏ِ°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

sempatan ini kami mengajak kepada para
jamaah sekalian, marilah kita bersama-
sama menjaga dan meningkatkan nilai-
θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
nilai ketauhidan kita masing-masing, agar
kita benar-benar menjadi hamba Allah ُ⇐ْυُ⋅َ↓ ِθْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ ِ↓⇓ﱠ‬τُ×َ™َζِ×
yang senantiasa tunduk dan patuh hanya
kepada-Nya semata. ْ⎛⇔ِ ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ َã↓ُΡِηْ®َΦْℜ↓َ™↓َΘ〈⎛ِ⇔ْυَ⋅
ِθْϖ÷ِ‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓ ِ∝°َπِνْΤُπْ⇔↓َ™َσْϖِπِνْΤُπْ⇔↓ِΡِ←°َΤِ⇔َ™ْθُλَ⇔َ™
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ ®ُْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏ ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™َσْϖِρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™
Πْ ِνَ⎜ْθَ⇔ ُΠَπ‫ﱠ‬Ξ⇔↓ُã↓َ ٌΠَ≡َ↓ُã↓َυُ〈ْοُ⋅ َσْϖΧِ←ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ≥°َϑَ⇓°َ⎜َ™َσْ⎜ِΡِηْ®َΦْΤُπْ⇔↓َℑْυَ∏°َϖَ∏
ٌΠَ≡َ↓ًυُηُ∧ τ‫ْ⇔ﱠ‬σُλَ⎜ ْθَ⇔َ™ ْΠَ⇔ْυُ⎜ْθَ⇔َ™
77 78

ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ®َُΠْ∈َ± َ⎛ِΧَ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُΠْΧَ⊂


5
θِ ْ⎜Ρَِλْ⇔↓ ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈 ⎛νَ⊂ θْ ِّνَℜَ™
τِ⇔↓⎛νَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓ ⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™
IMAN DAN AMAL 
SHALEH σِ ْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ ُτَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ τ± ِ°َΛْ∅َ↓َ™
َ⎝°‫ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θُλْϖِ∅ْ™ُ↓ ã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ Πُ ْ∈َ±°‫↓َ⇑ﱠ‬
τُ ُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ َ◊ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπْ⇔↓َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ
◊ِ°َπْ⎜ِ⎨ْ↓ِΕَπْ∈ِρ±ِ°َρَπَ∈ْ⇓َ↓ْ⎝ِΘ⇔‫ِ ↓ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
ُã↓‫ ↓ِ⎨ﱠ‬τَ ⇔ِ↓ّ⎢
‫ُ↓َ◊ْ ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ ِ⇒َζْℜِ⎨ْ↓َ™ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at
yang dirahmati Allah SWT.

↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ُ®َΠْ≡َ™ lhamdulillah, kita ber-

79 A syukur ke khadirat Al-


lah SWT. yang dengan
80
izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita pa- lebih 700 ekor. Unta tersebut membawa
da siang ini, kembali menunaikan fardhu bermacam-macam barang dagangan yang
Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata da- didatangkan dari negeri Syam”, yang lain
ri taqwa kita kepada Allah SWT. memberikan penjelasan. “Kalau begitu”,
kata Siti Aisyah, “benarlah apa yang per-
nah dikatakan oleh Rasulullah, bahwa
Muslimin Rahimakumullah. Abdurrahman bin Auf akan masuk Sorga
dengan merangkak”.
Pada suatu hari, penduduk Madi-
nah dikejutkan oleh kedatangan serombo-
ngan kafilah yang membawa bermacam- Hadirin sekalian.
macam barang dagangan yang datang dari
negeri Syam. Rupanya, apa yang dikatakan oleh
Siti Aisyah ini sampai juga ke telinga Ab-
“Bunyi apakah itu?”, Siti Aisyah durrahman bin Auf, sehingga iapun segera
bertanya kepada orang-orang yang berada menemui isteri Rasulullah ini untuk me-
di dekatnya. “Itu adalah bunyi derap lang- mastikan berita tentang dirinya tersebut.
kah unta kepunyaan Abdurrahman bin Siti Aisyah pun kemudian menceritakan
Auf”, salah seorang diantara mereka mem- kembali apa yang didengarnya dari Rasu-
berikan jawaban. “Berapa jumlahnya?, lullah tentang nasib Abdurrahman bin Auf
kedengarannya banyak sekali”, tanya Siti di akhirat kelak. Tak ayal lagi, maka ge-
Aisyah selanjutnya. “Banyaknya kurang metarlah sekujur tubuh Abdurrahman bin
81 82

Dadanya terasa sesak dan raut mukanya Iman adalah bagian yang paling
nampak pucat. Dengan serta merta iapun esensial dalam ajaran Islam. Bahkan ke-
kemudian istighfar, dan berkata, “Wahai sempurnaan iman merupakan barumeter
Siti Aisyah, aku bersaksi di hadapanmu, kesempurnaan beragama. Abul A’la Al-
ketahuilah bahwa, kafilahku yang baru Maududi, seorang pemikir Islam mene-
datang ini, yang membawa sejumlah ba- rangkan bahwa, “Hubungan antara iman
rang dagangan di atas 700 ekor unta, dengan Islam, laksana pohon dengan urat/
semuanya aku infaqkan untuk kepentingan akarnya. Tidak mungkin pohon bisa tum-
agama Allah, agama Islam yang tercinta buh dan berkembang tanpa akar. Demiki-
ini”. an juga, tidak mungkin seseorang akan
Demikian hadirin sekalian, sikap menjadi Muslim tanpa memiliki iman”.
seorang Muslim terhadap agamanya. Kare-
na imannya yang begitu tinggi dan semata- Hubungannnya dengan amal. Iman
mata hanya mengharap keridhaan Allah merupakan konsepsi ideologis yang bersi-
SWT. ia tidak segan-segan mengorbankan fat abstrak. Sedangkan amal merupakan
hartanya, demi kepentingan Islam. Sikap refleksi yang ditimbulkan oleh nilai-nilai
seperti inilah yang kebanyakan dimiliki iman, sehingga segala amal ibadah dalam
oleh para sahabat dan pengikut Rasulullah Islam senantiasa bertumpu di atas pondasi
ketika itu. iman.

Iman ibarat stroom yang tidak


Muslimin Rahimakumullah. nampak oleh pandangan mata, namun
83 84
gejala yang ditimbulkannya itulah yang Begitulah keberadaan iman, ia da-
dapat kita lihat dan rasakan. Dengan ada- pat membentuk jiwa dan watak manusia
nya stroom, terdengarlah suara radio, tape menjadi kuat, militan dan berpandangan
recorder, mikropoon, bel elektro, alarm positif. Bahkan dengan iman yang kuat,
dan berbagai bunyi-bunyian lainnya. De- menjadikan manusia mempunyai kekuatan
ngan adanya stroom menyalalah bola lam- super, yang melebihi kekuatan manapun di
pu, terlihatlah gambar di televisi, berfung- dunia ini.
silah mesin cuci, kulkas, kipas angin, AC,
setrika dan berbagai alat elektro lainnya.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
Dengan demikian, iman merupa-
kan kekuatan yang sangat energik dan be- Amal shaleh atau amal kebajikan
sar manfaatnya bagi hidup dan kehidupan merupakan perbuatan yang tidak saja
manusia. Pof. William James, seorang il- memberikan kemanfaatan bagi sipelaku-
muwan barat mengatakan bahwa, “Iman nya, tetapi amal shaleh juga mendatangkan
merupakan suatu tenaga yang menghidup- kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain.
kan manusia. Ketiadaan iman merupakan Kenapa demikian? Karena amal shaleh ti-
kehancuran”. Selanjutnya, Mahatma Gan- dak hanya sebatas perbuatan-perbuatan
di seorang tokoh agama Hindu, pernah yang berhubungan dengan ibadah ritual
berkata, “Kalau tidak karena kepercayaan seperti, shalat, puasa, zakat, haji dan
(iman), barangkali sudah lama saya ini amalan-amalan lainnya seperti doa, dzikir,
hancur”. i’tikaf di masjid, membaca Al-Qur’an dan
85 86

sebagainya, namun kegiatan-kegiatan se- atau amal shaleh. Sebaliknya, dengan ber-
perti bersedekah untuk fakir miskin, berin- buat kebajikan atau amal shaleh dapat
faq untuk pembangunan masjid, mushalla, mempertebal rasa keimanan seseorang.
balai pendidikan Islam, memberikan ban- Iman tanpa amal, laksana pohon yang tak
tuan untuk pembuatan atau perbaikan jalan berbuah. Amal tanpa iman, laksana berla-
dan jembatan, perbaikan sarana umum la- yar tanpa kemudi atau berlayar tanpa tuju-
innya juga termasuk amal shaleh. Pendek- an.
nya, setiap perbuatan yang mendatangkan
manfaat positif baik untuk diri sendiri, ke-
luarga, jiran tetangga dan masyarakat, ter- Muslimin Rahimakumullah.
masuk dalam lingkup amal shaleh, asal se-
mua perbuatan tersebut dilakukan secara Di dalam Al-Qur’an, sering kita
ikhlas dan semata-mata hanya mengharap jumpai kata “aamanu” dirangkaikan de-
keridhaan Allah SWT. ngan “wa-‘amilush-shaalihaat”, beriman
dan beramal shaleh, diantaranya dapat kita
lihat dalam surah Asy-Syu’araa’ ayat 227,
Kaum Muslimin yang berbahagia. Al-Qashash ayat 80, Al-Bayyinah ayat 7,
At-Tiin ayat 6, Al-Ashr ayat 3 dan
Iman dan amal shaleh merupakan beberapa surah lainnya di dalam Al-Qur-
dua hal yang saling berkaitan dan saling ’an.
menunjang. Dengan iman, dapat mendo-
rong seseorang untuk berbuat kebajikan Mungkin timbul pertanyaan,
87 88
“Mengapa Allah memilih dua kata ini
menjadi kata yang begitu akrab, seolah tak Β⇔™ُ↓
ِΕ‫ِ⎜ﱠ‬ΡَΧْ⇔↓ُΡْϖَ… θْ ُ〈 َµِۤ
dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya?”. Jawabnya sederhana saja, “Ka- “Sesungguhnya orang-orang yang ber-
rena dua kata ini sangat penting bagi ma- iman dan beramal shaleh, mereka itulah
nusia, utamanya bagi kita ummat Islam”. sebaik-baik makhluk” (QS. Al-Bayyinah
Melalui dua kata inilah, Allah memulia- ayat 7).
kan manusia dibanding dengan makhluk
lainnya. Dengan dua kata inilah, Allah
menganugerahkan kepada manusia kehi- ⎛Ηْ⇓ُ↓‫↓™ﱠ‬Ρٍَ∧َ↵ْσِّ⇑°ًΛِ⇔°َ∅َοِπَ⊂ ْσَ⇑
dupan yang baik dan penuh berkah. De-
ngan dua kata ini pula Allah memberikan ًΕَΧِّϖَِβ ً≥υϖَ≡ τ‫ﱠ‬ρَϖϖِْΛُρَνَ∏ σٌ ِ⇑ْΑُ⇑َυُ〈َ™
kepada manusia pahala yang tidak putus-
putusnya. Dan dengan dua kata ini juga
Allah menyelamatkan manusia dari be-
↓ْυُ⇓°َ∧°َ⇑ σَِΤْ≡َ°±ِ θْ ُ〈َΡْ÷َ↓ ْθُ©‫ﱠ‬ρَ⎜Σِْϑَρَ⇔َ™
lenggu duniawi yang cenderung merugi-
kan. ◊َ ْυُνَπْ∈َ⎜
Firman Allah dalam Al-Qur’an : “Barangsiapa yang mengerjakan amal
shaleh, baik laki-laki maupun perempuan
ِΓΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™↓ْυُρَ⇑↓ σَ ْ⎜ِΘ‫↓ِ ﱠ◊ ↓⇔ﱠ‬ dalam keadaan beriman, maka sesungguh-
nya akan Kami berikan kehidupan yang
89 90

baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
balasan kepada mereka dengan pahala benar-benar berada dalam kerugian, ke-
yang lebih baik dari apa yang telah mere- cuali orang-orang yang beriman dan me-
ka kerjakan” (QS. An-Nahl ayat 97). ngerjakan amal shaleh dan nasehat mena-
sehati supaya mentaati kebenaran dan na-
ِΓΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™ ↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫↓ِ⎨ﱠ↓⇔ﱠ‬ sehat menasehati supaya menetapi kesa-
baran” (QS. Al-Asr ayat 1, 2 dan 3).

◊َ ْυُρْπَ⇑ُΡْϖَ∠ٌΡْ÷َ↓ θْ ُ©َνَ∏
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang
dirahmati Allah SWT.
“Kecuali orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh, maka bagi mereka pahala
Amal shaleh merupakan amal yang
yang tidak putus-putusnya” (QS. At-Tiin
nilai pahalanya selalu mengalir kendatipun
ayat 6).
orang yang melakukannya sudah mening-
gal dunia. Selama hasil karyanya, hasil
ΡٍْΤُ…ْ⎛ِηَ⇔َ◊°َΤْ⇓ِ⎨ْ↓‫ ↓ِ◊ﱠ‬ΡِْΞَ∈ْ⇔↓َ™ bantuannya dan sumbangan infaqnya ma-
sih dapat dimanfaatkan oleh orang lain
ِ ΛِνّΞ⇔↓↓υْνِπَ⊂َ™ ↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫ِ↓⎨ﱠ↓⇔ﱠ‬
Γ atau masyarakat, maka selama itu pula pa-
halanya terus mengalir.
ِΡْΧ‫ﱠ‬Ξ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ ِّκَΛْ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ Oleh karena itu, marilah kita
91 92
bersama-sama meningkatkan iman dan
amal shaleh kita dengan banyak beribadah θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛⇔ُِã↓َ∨َℵ°َ±
kepada Allah, berbuat baik kepada sesama,
gemar berinfaq dan bersedekah serta per- ِ °⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

buatan-perbuatan kebajikan lainnya. Se-
moga Allah memasukkan kita ke golongan
orang-orang yang terbaik, terbaik di dunia
θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
kini dan terbaik di akhiat kelak. Amin ya
Rabbal ‘alamiin. ُ⇐ْυُ⋅َ↓ ِθْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τّَ⇓↓ِ τَ×َ™َζِ×
ْ⎛⇔ِ ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ َã↓ُΡِηْ®َΦْℜَ↓َ™↓َΘ〈ْ⎛ِ⇔ْυَ⋅
θِ ْϖ÷ِ‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓ ِ∝°َπِνْΤُπْ⇔↓َ™َσْϖِπِνْΤُπْ⇔↓Ρِ←ِ°َΤِ⇔َ™ْθُλَ⇔َ™
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ ®ُِْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏ ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™َσْϖِρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™
ΡٍْΤُ…ْ⎛ِηَ⇔َ◊°َΤْ⇓ِ⎨ْ↓‫ ↓ِ◊ﱠ‬ΡِْΞَ∈ْ⇔↓َ™ َσْϖΧِ←ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ≥°َϑَ⇓°َ⎜َ™َσْ⎜ِΡِηْ®َΦْΤُπْ⇔↓َℑْυَ∏°َϖَ∏
ِ ΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™ ↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫↓ِ⎨ﱠ↓⇔ﱠ‬
Γ
ِΡْΧ‫ﱠ‬Ξ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ ِّκَΛْ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™
93 94

ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ ◊‫↓َ ﱠ‬


6
θِ ْ⎜ِΡَλْ⇔↓ ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈 ⎛νَ⊂ θْ ِّνَℜَ™
τ⇔ِ↓⎛νَ⊂‫ ™ﱠ‬Πٍ ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓ ⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™
PETUNJUK JALAN
LU RU S σِ ْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ τ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™
θْ ُλْϖِ∅ْ™ُ↓ ُ℘°‫ﱠ‬ρ⇔↓°َ©‫↓َ⎜ﱡ‬°َϖَ∏ Πُ ْ∈َ±°‫↓َ⇑ﱠ‬
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ θْ ُλ‫ﱠ‬νَ∈َ⇔ τِΦَ⊂°َβَ™ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ∑°‫™َ↓ِ⎜ﱠ‬
 ◊َ ْυُΛِνْηُ×
θْ ْ⎜ِّυَϕْ⇔↓ τِ ِρْ⎜ِΠ⇔ِ°َ⇓↓َΠَ〈 ْ⎝ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
‫ُ↓َ◊ْ⎢ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ َθْϖِϕَΦْΤُπْ⇔↓ τُ َβ↓َΡِ∅°‫ﱠ‬ρ‫ﱠ‬ϖَ±َ™ Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
himakumullah.

Πُ َ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓ ersyukurlah kita kepa-

95
B da Allah SWT. yang

96
tengah memberikan kesempatan kepada Setelah itu, beliau tunjuk pula garis yang
kita semua untuk bersama-sama melaksa- melintang di kiri kanannya seraya berkata:
nakan ibadah Jum’at sebagai salah satu
upaya kita untuk lebih mendekatkan diri
kepada-Nya, sekaligus juga sebagai ajang ٌ◊°َχْϖَ⊗°َ©ْρِّ⇑ οٍ ْϖΧَِℜِّοُ∧⎛νَ⊂ ٌοُΧُℜ ®ِΘ〈
silaturrahmi dan ukhuwah Islamiyah antar 
sesama kita. ِτْϖَ⇔♠ِ υْ ُ⊂ْΠ‫⎜ﱠ‬
“Inilah jalan yang bersimpang siur. Pada
Muslimin Rahimakumullah. tiap-tiap jalan itu ada syetan yang selalu
merayu”.
Suatu ketika, tatkala Rasulullah
SAW. sedang duduk bersama beberapa sa-
habat, beliau membuat sebuah garis lurus,
Hadirin.
panjang dan lempang di atas tanah dengan
tongkatnya. Kemudian, di kiri kanan garis
Dalam riwayat lain dijelaskan bah-
tersebut dibuatnya pula beberapa garis
wa Allah membuat perumpamaan tentang
yang membelintang. Sambil menunjuk
jalan lurus itu laksana sebuah jalan yang
kepada garis yang lurus, panjang dan lem-
lempang yang di kiri kanannya dipagar
pang itu, beliau berkata :
oleh dinding beton yang tinggi dan kokoh.
“Inilah jalan Allah” ã↓ οُ ْϖΧَِℜ↓َΘ〈
ِ
Pada kedua dinding tersebut terdapat bebe-
rapa pintu yang tertutup tirai sutera yang
97 98

sangat indah dan menggiurkan mata untuk semudah yang dibayangkan memang. Ti-
memandangnya serta membangkitkan mi- dak semudah membalik kedua telapak ta-
nat untuk mengetahui apa gerangan isinya. ngan, tidak semudah menarik rambut di
Di penghujung jalan lurus itu berdiri seo- dalam tepung. Tidak semulus jalan tol
rang kembara yang selalu memanggil- yang relatif bebas hambatan itu. Akan
manggil dan berseru, “Tempuhlah jalan tetapi, jalan lurus yang diinginkan oleh
ini sampai ke ujung! Jangan sekali-kali setiap muslim dan muslimat selalu dihiasi
menoleh ke kiri dan ke kanan, karena ka- oleh beraneka ragam godaan, beraneka
lau tidak, engkau bisa tergoda! Hati-hati ragam cobaan, beraneka ragam rintangan
dan waspadalah!!!”. Setiap kali manusia dan halangan dan senantiasa dipenuhi oleh
yang lewat pada jalan itu dan berkeinginan onak dan duri, berbatu-batu penuh cadas.
membuka tirai sutera, maka terdengarlah Oleh karena itu, maka tidaklah heran jika
seruan, “Jangan kau singkap tirai itu! dari sekian banyak ummat manusia yang
nanti engkau akan celaka! Engkau bisa menghuni bumi ini, hanya segelintir saja
terperosok ke jurang yang sangat dalam!” yang mampu menempuh jalan-Nya yang
lurus.

Kaum Muslimin yang berbahagia.


Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
Begitulah gambaran liku kehidup- himakumullah.
an yang ditempuh manusia dalam upaya
nya menempuh jalan yang lurus. Tidak Dalam perjalanan kehidupan ini
99 100
memang banyak jalan yang terbentang di Kita hidup di dunia ini laksana
hadapan kita. Ada yang lurus, berliku-liku, mengarungi perjalanan yang panjang. Kita
penuh tikungan, mendaki, menurun dan hidup menuju mati. Kita sekarang ini da-
sebagainya. Bagi manusia yang normal lam perjalanan untuk kembali kepada Tu-
dan punya akal sehat, seandainya di suruh han. Tak ada satu kekhawatiran yang kita
memilih, maka tentu ia akan memilih jalan takutkan, kecuali tersesat di jalan, karena
yang lurus. Kenapa? Karena menempuh tak seorangpun diantara kita yang ingin se-
jalan yang lurus memungkinkan kita untuk sat. Semua kita ingin selamat, ingin cepat-
mencapai tujuan relatif cepat, biaya lebih cepat sampai ke tujuan dan ingin lekas-
ringan dan waktu lebih efesien. Disamping lekas menggapai pulau harapan. Kita se-
itu kemungkinan ada hambatan dan baha- mua ingin meraih kesuksesan dari apa
ya juga relatif kecil. Tapi memang, me- yang di-cita-citakan, yakni mencapai mar-
nempuh jalan lurus, kayaknya tidak asyik, dhatillah, keridhaan Allah SWT.
tidak romantis, tidak menantang. Oleh
karenanya tidaklah heran kalau kebanyak-
an manusia justeru memilih jalan yang Muslimin Rahimakumullah.
berliku dan mereka sering terbuai oleh
keasyikan jalan tersebut, sehingga mereka Sesungguhnya jalan yang lurus, a-
lupa dan terlena dibuatnya. tau jalan yang diridhai Allah itu, hanyalah
satu, sebab Dia memang satu (esa) dalam
dzat-Nya, sifat dan perbuatan-Nya. Se-
Kaum Muslimin Rahimakumullah. dangkan jalan yang berliku itu sangat
101 102

banyak dan beraneka ragam, karena ke- pengembaraan kita mulai, manusia berte-
mungkaran memang sangat banyak jalan- baran dan berlalu lalang di muka bumi
nya dan beraneka ragam bentuknya. hendak menuju Allah SWT. Masa tempuh
perjalanan kita adalah batas umur yang di-
Firman Allah SWT. : tetapkan Allah kepada kita. Dengan kata
lain, umur kita adalah batas dan masa
ُ®ْυُ∈Χِ‫×ﱠ‬°َ∏°ًπْϖِϕَΦْΤُ⇑ْ⎛ِβ↓َΡِ∅↓َΘ〈 ‫™َ↓َ◊ﱠ‬ perjalanan menuju Allah itu sendiri. Se-
dangkan perputaran antara siang dan ma-
lam adalah sebagai fase dan jenjang dari
َοُΧ‫ﱡ‬Τ⇔↓↓ْυُ∈ΧَِّΦَ×َ⎨َ™ suatu perjalanan yang harus ditempuh dari
sati fase ke fase berikutnya hingga akhir-
nya kita sampai ke batas tujuan. Orang
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
yang cerdik adalah orang yang mampu
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah
menempatkan fase perjalanannya senanti-
dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-
asa berada di hadapannya dan menempuh-
jalan (yang lain)” (QS. Al-An-am ayat-
nya dengan penuh kehati-hatian dan me-
153).
nempatkan maslahat di atas mudharat.
Apabila satu fase telah diselesaikannya
maka segeralah ia berkonsentrasi mengha-
Hadirin.
dapi fase berikutnya. Ia bersegera untuk
menapaki kehidupan ini dengan ibadah
Semenjak kita menginjakkan kaki
dan amal shaleh.
di bumi persada ini, semenjak itu pulalah
104
103
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah. Kalian tidak akan tersesat selama-lama-
nya, bila kalian selalu berpegang teguh
Petunjuk jalan lurus meliputi setiap kepada keduanya. Dua pusaka itu adalah
upaya yang dilakukan untuk mencapai ke- Kitabullah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-
ridhaan Allah SWT. Hal-hal yang dapat ullah SAW.”
dilakukan agar diridhai oleh Allah SWT.
sesungguhnya sangatlah banyak dan ber-
macam-macam bentuk dan caranya. Na- Hadirin.
mun jalannya hanyalah satu, yaitu dengan
menjalankan agama-Nya berdasarkan Al- Berpegang kepada Al-Qur’an dan
Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Sunnah Rasulullah SAW. artinya menjadi-
kan Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadits)
Sabda Rasulullah SAW. : sebagai pedoman hidup kita, baik dalam
hubungan kita dengan Allah (hablun
θْ ُΦْλ‫ﱠ‬Τَπَ× ْ◊ِ↓°َ⇑ σِ ْ⎜َΡْ⇑َ↓ θْ ُλْϖِ∏ Γ
ُ ْ∧َΡَ× minallah) maupun dalam hubungan kita
dengan sesama manusia (hablun minan
naas), termasuk hubungan kita dengan
َΕ‫ﱠ‬ρُℜَ™ ِã↓ ″ َ °َΦِ∧↓ًΠَ±َ↓↓ْυ‫ﱡ‬νِΖَ× σْ َ⇔°َπِ©±ِ alam sekitar (hablun minal ‘alam).

τِ ِ⇔ْυُℜَℵ Dengan memeluk agama Islam se-


cara konsekuen dan bertanggung jawab,
“Kutinggalkan untuk kalian dua pusaka. dalam artian mematuhi segala aturan-
105 106

aturan Allah yang tertera dalam kitab-Nya


Al-Qur’an serta penjabarannya dalam ha- θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
dits Rasulullah SAW. dan ijma ulama, ma-
ka insyaAllah jalan lurus yang kita ingin- ∑ًΠُ〈 ِτْϖِ∏ ∆ َ ْ⎜َℵَ⎨ ∆ ُ Φِλْ⇔↓ µ
َ ⇔↵ِ ّ θۤ⇔ۤ ↓
kan, yang kita dambakan dan kita mohon-
kan dalam setiap shalat kita, akan dapat ki- σَ ْϖِϕ‫ﱠ‬Φّ ُπْνِّ⇔
ta peroleh.

Akhirnya, marilah kita pegang te-


ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡّϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
guh dua kitab pusaka tersebut, dalam arti-
an kita baca, kita simak, kita pelajari, kita ِ °َ⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

hayati dan kita amalkan segala isi dan kan-
dungannya. θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
Semoga Allah senantiasa mencu-
rahkan taufik dan hidayah-Nya kepada ki-
ُ⇐ْυُ⋅َ↓ ِθْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ ↓ِ⇓ﱠ‬τَ×َ™َζِ×
ta semua, sehingga kita mampu menem-
puh jalan-Nya yang lurus. Amin. ْ⎛ِ⇔ ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ َã↓ُΡِηْ®َΦْℜَ↓َ™↓َΘ〈ْ⎛ِ⇔ْυَ⋅
ِ∝°َπِνْΤُπْ⇔↓َ™َσْϖِπِνْΤُπْ⇔↓ِΡِ←°َΤِ⇔َ™ْθُλَ⇔َ™
ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِ◊°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِãِ°±ُ↵ْυُ⊂َ↓
107 108
®ُْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏ ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™َσْϖِρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™
7
َσْϖِΧِ←°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ≥°َϑَ⇓°َ⎜َ™َσْ⎜ِΡِηْ®َΦْΤُπْ⇔↓َℑْυَ∏°َϖَ∏

KEKUATAN DOA

ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓


ِّ َℵ ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
Εُ َΧِ⋅°َ∈ْ⇔↓َ™ َσْϖِπَ⇔°َ∈ْ⇔↓ ″
ُ®َΠْ≡َ™ ã↓‫ّ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓ّ⎢ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ σَ ْϖِϕ‫ﱠ‬Φُπْνِ⇔
®ُΠْΧّ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗ّ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨
θْ ِّνَℜَ™ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ُ®َΠْ∈َ± َ⎛Χَِ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™
109 110

⇐ِْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™ ِθْ⎜Ρَِλْ⇔↓ِّ⎡Χِّ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈⎛νَ⊂ bersama-sama berhimpun di majelis Jum-


’at yang mulia ini, guna melaksanakan
serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang
τ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τ⇔ِ↓⎛νَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ suci dan mulia ini.

 Πُ ْ∈َ±°‫ ↓َ⇑ﱠ‬σِ ⎜ ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔↓ِ τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™


Muslimin Rahimakumullah.
َ⎝°‫ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θُλْϖِ∅ْ™ُ↓ ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ Seorang Arab dusun datang meng-
hadap Rasulullah SAW. Ia bertanya ten-
َ◊ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπْ⇔↓َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ tang Tuhan. Pertanyaannya, “Muhammad,
Tuhan itu jauh atau dekat? Apabila Tuhan
itu jauh, maka akan saya panggil Dia de-
ngan suara keras! Tetapi, apabila Tuhan
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- itu dekat, maka akan saya panggil Dia de-
himakumullah. ngan suara pelan saja”.

lhamdulillah, kita ber- Mendengar pertanyaan ini, kaum

A syukur ke khadirat Al-


lah SWT. yang mana
Muslimin sekalian, Rasulullah SAW. tidak
langsung memberikan jawaban. Kenapa?
Karena apabila dijawab oleh Rasulullah
atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga
dapatlah pada hari ini, kembali kita bahwa Tuhan itu dekat,maka tentu seorang
111 112
Arab dusun ini akan balik bertanya dan Nya dalam keadaan ragu, dalam keadaan
memberikan sanggahan, “Kok, tidak keli- bimbang. Sehingga Dia sendirilah yang
hatan” katanya. Atau apabila dijawab oleh memberikan jawaban atas pertanyaan seo-
Rasulullah bahwa Tuhan itu jauh, barang- rang Arab dusun ini, yang jawaban terse-
kali lantaran jauh ini, ada suatu kecende- but sampai hari ini masih tersimpan rapi di
rungan dari seorang Arab dusun ini untuk dalam Al-Qur’anul kariem pada Surah Al-
melakukan hal-hal yang bertentangan de- Baqarah ayat 186, yang berbunyi :
ngan ketentuan hukum agama, karena me-
mang taraf berpikir atau tingkat intelektu-
alitas seorang Arab dusun ini dibilang sa- ٌ∆ْ⎜Ρَِ⋅ ⎛ْ ّ⇓ِ°َ∏ ⎛ِّρَ⊂ ْ⎝ِ⎯°َΧِ⊂ َµَ⇔َ°َℜ↓َ↵ِ↓َ™
ngat rendah, sehingga tidak mampu me-
nangkap atau memahami apa yang dimak- ◊ِ°َ⊂َ⎯↓َ↵ِ↓ ِ⊆↓‫ﱠ‬Π⇔↓ َ≥υْ⊂‫∆ ⎯ﱠ‬ ُ ْϖ÷ُِ↓
sudkan oleh Rasulullah SAW. jika sekira-
nya beliau memberikan jawaban. ْθُ©‫ﱠ‬νَ∈َ⇔ ْ⎛±ِ↓ْυُρِ⇑ Αْ ُϖْ⇔َ™ ْ⎡ِ⇔ْυُΧْϖِϑَΦْΤَϖْνَ∏
Muslimin Rahimakumullah.
◊َ ْ™ُΠُ⊗ْΡَ⎜
Terhadap peristiwa ini, dialog anta- “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepa-
ra seorang Arab dusun dengan Rasulullah damu (hai Muhammad) tentang Aku. Ja-
SAW. ternyata Allah tidak tinggal diam. wab olehmu, sesungguhnya Aku adalah
Allah SWT. tidak tega membiarkan Rasul- dekat. Aku akan selalu memenuhi harapan
113 114

dan permohonan orang yang berdoa apa- mendekat kepadanya sehasta, dan jika ia
bila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendak- mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku
lah mereka itu memenuhi (segala perin- akan mendekat kepadanya sedepa, dan ji-
tah)Ku, dan hendaklah mereka beriman ka ia datang kepada-Ku dengan berjalan
kepada-Ku, agar mereka selalu berada kaki, maka Aku akan datang kepadanya
dalam kebenaran”. dengan berlari”.

Bahkan di dalam sebuah hadits ri-


wayat imam Bukhari disebutkan : Hadirin, Kaum Muslimin Rahimakumul-
lah.
ُ ْ±‫ﱠ‬Ρَϕَ×↓ًΡْΧِ⊗ ‫ُ↓ِ⇔َ⎛ﱠ‬ΠْΧَ∈ْ⇔↓ ″
Γ َ ‫ﱠ‬Ρَϕَ×↓َ↵ِ↓ Dari jawaban ini, jawaban atas per-
tanyaan seorang Arab dusun terhadap Ra-
°ً⊂↓َℵِ↵‫َ ↓ِ⇔َ⎛ﱠ‬″‫ﱠ‬Ρَϕَ×↓َ↵ِ↓َ™°ً⊂↓َℵِ↵ τِ ْϖَ⇔ِ↓ sulullah SAW. yang kemudian dijawab
oleh Allah melalui firman-Nya, dan

ْ ِςْπَ⎜ ْ⎛ِ⇓°َ×َ↓↓َ↵ِ↓َ™°ً⊂°َ± τُ ْρِ⇑ Γ ُ ْ±‫ﱠ‬Ρَϕَ× diperkuat oleh hadits Rasulullah SAW.
nampak-nya terdapat suatu anjuran yang
ًΕَ⇔َ™ْΡَ〈 τُ ُΦْϖَ×َ↓ nadanya menantang kita, maunsia, agar
kita selalu memohon dan memohon kepa-
da Allah SWT. dalam bentuk doa.
“Jika seorang hamba-Ku mendekat kepa-
da-Ku sejengkal, maka Aku akan Allah memang Maha Tahu apa
115 116
yang digetarkan oleh batin kita. Allah Berdoa merupakan bagian terpen-
Maha Tahu apa yang kita inginkan, apa ting dalam ajaran Islam, sehingga dalam
yang kita hajatkan, namun Allah minta bentuk-bentuk kegiatan ritual keagamaan
agar semua yang digetarkan oleh batin kedudukan dan fungsi doa menempati
kita, semua yang kita inginkan, yang kita urutan yang teratas, bahkan dinyatakan :
hajatkan tersebut kita ungkapkan, kita
wujudkan dalam bentuk doa.
ِ≥َ⎯°َΧِ∈ْ⇔↓َυُ〈 ⁄ُ °َ⊂‫ﱡ‬Π⇔َ↓
Janganlah ada terlintas dalam pi- “Doa itulah ibadah”.
kiran kita perasaan malu untuk berdoa
kepa-da Allah SWT. Tidak perlu malu.
Karena Allah justeru sangat suka kepada ِ≥َ⎯°َΧِ∈ْ⇔↓ ‫ﱡ‬Οُ⇑ ⁄ُ °َ⊂‫ﱡ‬Π⇔َ↓
hamba-Nya yang suka dan banyak berdoa, “Doa itu otaknya ibadah”.
dan Allah malah benci kepada hamba-Nya
yang malas berdoa. “Mintalah kepada-Ku,
mintalah kepada-Ku, kata Allah, niscaya ِσْ⎜ِّΠ⇔↓ُ⎯°َπِ⊂َ™ ٍσِ⇑ْΑُπْ⇔↓ُ≈َζِℜ ُ⁄°َ⊂‫ﱡ‬Π⇔َ↓
akan Aku penuhi permintaanmu”.
ِ⊃ْℵَ⎨ْ↓َ™ ِ∝↓َ™°َπ‫ﱠ‬Τ⇔↓ُℵْυُ⇓َ™
ْθُλَ⇔ ∆
ْ ِϑَΦْℜَ↓ ⎛
ْ ِ⇓ْυُ⊂ْ⎯ُ↓
“Doa itu senjata orang yang beriman, ti-
Muslimin Rahimakumullah. ang tonggak agama, sinar cahaya langit
117 118

dan bumi”. disamping adanya jaminan dari Allah


SWT. bahwa beliau terhindar dari dosa
Mengingat betapa pentingnya doa dan kesalahan, namun ternyata kehidupan
tersebut, maka setiap bentuk-bentuk iba- beliau senantiasa dihiasi oleh doa demi do-
dah dalam Islam selalu terdapat di dalam- a, permohonan demi permohonan kepada
nya unsur doa. Seperti shalat umpamanya, Allah SWT. Apatah lagi seperti kita yang
banyak sekali di dalamnya unsur doa. De- banyak memiliki kedhaifan. Kita sering
mikian juga dengan bentuk-bentuk ibadah berbuat dosa dan kesalahan. Maka sudah
lainnya, seperti puasa, zakat, haji dan bah- sepantasnyalah apabila kita senantiasa
kan setiap aktivitas kehidupan kita sehari- memperbanyak doa dan permohonan kita
hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi, kepada Allah SWT. Apalagi di dalam ke-
kita senantiasa dituntun dengan doa demi hidupan yang serba modern dan konfleks
doa. ini, maka kehadiran doa berikut fungsinya,
benar-benar membantu dalam kehidupan
kita.
Muslimin Rahimakumullah.
Dengan banyak berdoa, dalam arti-
Rasulullah SAW. walaupun beliau an menyadari sepenuhnya akan kelemahan
berpredikat sebagai rasul pilihan yang se- diri dan ketidakberdayaan di hadapan Al-
nantiasa mendapat ma’unnah, pertolongan lah SWT. sembari mengharapkan perto-
Allah dan dilengkapi dengan berbagai longan-Nya, insyaAllah pikiran kita akan
mu’jizat atau keistimewaan yang luar biasa menjadi tenang, jiwa kita akan menjadi
119 120
tenteram, yang pada gilirannya nanti in- sombong sajalah yang tak mau berdoa.
syaAllah segala problema hiodup dan ke- Segala usaha dan aktivitas yang dilakukan
hidupan yang kita alami dapat kita atasi tanpa berdoa, maka usaha dan aktivitasnya
dengan baik, karena kita yakin akan kebe- akan menjadi rapuh. Sebaliknya, berdoa
saran dan kekuasaan Allah SWT. Karena saja tanpa berusaha, ibarat roh tanpa jasad.
kita yakin akan keMaharahmanan dan ke- Oleh karena itu, berusahalah dan ber-
Maharahiman Allah SWT. Dan kita yakin doalah, Ora et Labora. Ketahuilah, doa se-
pula bahwa bagaimanapun rumitnya suatu sungguhnya mempunyai kekuatan dan ke-
masalah, pasti terdapat jalan keluarnya. ajaiban tersendiri yang bersifat abstrak,
Tak ada persoalan hidup dan kehidupan dan pada saat-saat tertentu, doa dapat ber-
yang tak dapat diatasi. Bukankah pepatah peran lebih jauh dan lebih besar dari amal-
telah mengatakan, Banyak jalan menuju an-amalan yang nyata.
Roma. Di mana ada kemauan, di situ ada
jalan. Akhirnya, marilah kita tingkatkan
munajat kita kepada Allah SWT. Dan sei-
ring dengan itu kita tingkatkan pula kegi-
Kaum Muslimin Rahimakumullah. atan-kegiatan ibadah kepada Allah, kegiat-
an-kegiatan amal shaleh, sehingga apa
Ingatlah bahwa berdoa adalah da- yang kita harapkan, apa yang kita inginkan
lam rangka menjalankan perintah Allah, dan apa yang menjadi doa dan permohon-
karena Dialah yang memerintahkan kita an kita, kiranya dapat diijabah oleh Allah
untuk berdoa. Orang yang angkuh dan SWT. Amin ya Rabbal ‘alamin.
121 122

ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓ ِ∝°َπِνْΤُπْ⇔↓َ™َσْϖِπِνْΤُπْ⇔↓ِΡِ←°َΤِ⇔َ™ْθُλَ⇔َ™
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ ®ُْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏ ِ∝°َρِ⇑ْΑْπْ⇔↓َ™َσْϖِρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™
τ‫ً ↓ِ⇓ﱠ‬Εَϖْηُ…‫ ™ﱠ‬°ً⊂‫ﱡ‬ΡَΖَ× ْθُλ‫ﱠ‬±َℵ↓ْυُ⊂ْ⎯ُ↓ َσْϖِΧِ←°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ≥°َϑَ⇓°َ⎜َ™َσْ⎜ِΡِηْ®َΦْΤُπْ⇔↓َℑْυَ∏°َϖَ∏
σَ ْ⎜ِΠَΦْ∈ُπْ⇔↓ ‫ِ∆ﱡ‬Λُ⎜َ⎨
ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
ِ °َ⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓ِΡْ∧ِّΘ⇔↓َ™
ُ⇐ْυُ⋅َ↓ ِθْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ﱠ‬⇓ِ↓ τَ×َ™َζِ×
ْ⎛⇔ِ ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ َã↓ُΡِηْ®َΦْℜَ↓َ™↓َΘ〈ْ⎛ِ⇔ْυَ⋅
124
123
ُ®ُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ّ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨
8
⎛νَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔↓َ™ ≥َُζ‫ﱠ‬Ξ⇔↓َ™ ُτُ⇔ْυُℜَℵَ™
σْ َ⇑َ™ τΧِْΛَ∅َ™ τ⇔ِ↓ ⎛νَ⊂َ™ ِã↓ ⇐ِ ْυُℜَℵ
TUGAS DA’WAH
َ◊ْυُπِνْΤُπْ⇔↓°َ© ‫↓َ⎜ﱡ‬ƒَϖَ∏ Πُ ْ∈َ±°‫™ﱠ↓⎨َُ® ↓َ⇑ﱠ‬
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ⎝°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θْ ُλْϖِ∅ْ™ُ↓
⎛®βَ σْ َ⇑ ″ َ °َ…َ™ ⎛ϕ×‫ِ↓ﱠ‬σَ⇑
°‫ﱠ‬ρُ∧°َ⇑َ™ ↓َΘ©ِ⇔°َ⇓↓َΠَ〈 ْ⎝ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓
Πِ ْ©‫ْ ⎜ﱠ‬σَ⇑ ِã°َ⇓↓Π〈َ ◊ْ َ↓ ⎨َ ْυَ⇔ َ⎝ِΠَΦْ©َρ⇔ِ Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at
yang dirahmati Allah SWT.
َ َ∏ τُ ْνِνْΖ‫ ⎜ﱡ‬σْ َ⇑َ™ ُτَ⇔‫ﱠ‬οِΖُ⇑َζَ∏ ُã↓
ζ ertama-tama dan uta-

ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓ّ⎢ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ τُ َ⇔َ⎝ِ⎯°َ〈 P ma, marilah dalam ke-


sempatan ini kita ber-
sama-sama memanjatkan puji dan syukur
125
126

ke khadirat Allah SWT. yang mana atas perkara dagang misalnya. Mungkin lantar-
izin-Nya jualah sehingga dapatlah pada si- an kurang hati-hati, kurang perhitungan,
ang ini kita bersama-sama menunaikan sehingga seseorang mengalami kerugian.
fardhu Jum’at di masjid yang mulia dan Namun kerugian ini akan dapat kita tutupi
terhormat ini. manakala kita melakukan kegiatan perda-
gangan lagi di masa-masa yang akan da-
tang, dan mungkin saja justeru kita mem-
Muslimin Rahimakumullah. peroleh keuntungan, sehingga kerugian se-
belumnya dapat kita tanggulangi, karena
Ada suatu sinyalimen yang kuat, memang, untung rugi merupakan persoal-
yang menyatakan bahwa manusia itu pada an biasa dalam jual beli.
umunya mengalami kerugian. Sinyalimen
ini ditujukan kepada manusia pada umum- Namun, hadirin sekalian, kerugian
nya. yang dimaksudkan di sini, yang disinyalir
ini, bukan kerugian dalam hal perkara da-
Kami khawatir, jangan-jangan di- gang dan bukan kerugian yang ada di du-
antara kita atau sebagian besar kita ini ter- nia ini saja, tetapi kerugian yang akan di-
golong orang yang rugi tersebut. bawa mati, atau kerugian yang diderita se-
seorang sejak di dunia kini hingga di akhi-
Hadirin. rat nanti, dan tidak ada kesempatan lagi
untuk menebusnya.
Seseorang yang rugi, dalam hal
127 128
Kaum Muslimin Rahimakumullah. mengandalkan dirinya, menyandarkan di-
rinya atau menggantungkan dirinya, kepa-
Saya yakin, kita semua tidak ada da sesuatu yang tidak dapat diandalkan, ti-
yang ingin rugi, kita semua ingin untung. dak dapat diharapkan.
Apapun status, profesi dan jabatan kita,
apakah kita sebagai pegawai, karyawan,
pengusaha, buruh, tani, nelayan, pedagang “Demi masa (waktu)” ΡْΞَ∈ْ⇔↓َ™
ِ
seniman dan sebagainya, semua ingin un-
tung, semuanya berusaha agar mempero- Allah bersumpah dengan masa. Allah ber-
leh keuntungan, baik keuntungan yang sumpah dengan waktu. Karena perkara
bersifat material dan atau keuntungan yang waktu inilah, kadang-kadang manusia itu
bersifat non material, keuntungan yang lalai. Karena perkara waktu inilah, terka-
bersifat jasmani dan atau keuntungan yang dang manusia itu salah hitung, salah perhi-
bersifat rohani. Tetapi, kenapa sinyalimen tungan. Betapa mudahnya kita menghabis-
ini menyatakan bahwa manusia itu pada kan waktu begitu saja. Betapa cepatnya ki-
umumnya mengalami kerugian, padahal ta dimakan oleh waktu. Namun, sayangnya
tak seorangpun diantara kita yang ingin ru- banyak diantara kita yang belum menyada-
gi, dan ini sudah merupakan tabi’at dan rinya. Umur kita yang semakin setahun se-
naluri manusia sepanjang zaman. Betapa makin bertambah, pada hakikatnya justertu
tidak, hadirin sekalian, orang-orang yang semakin berkurang semakin berkurang.
dinyatakan oleh Allah sebagai orang-orang Hitungannya memang bertambah, namun
yang rugi itu adalah, lantaran mereka jatahnya berkurang.
129 130

Oleh karenanya tidaklah berlebihan jika Kaum Muslimin rahimakumullah.


Rasulullah SAW. memperingatkan :
Orang-orang yang tidak mampu
َ َ×°َϖَ≡ ٍΥْπَ…َοْΧَ⋅°ًΤْπَ… ْθِρَΦْ∠ِ↓
µ memanfaatkan minimal lima perkara yang
diperingatkan oleh Rasulullah ini kepada
hal-hal yang diridhai oleh Allah SWT.
َµِπَϕَℜ َοْΧَ⋅ µ َ َΦ‫ﱠ‬Λِ∅َ™ َµِ×ْυَ⇑ οَ ْΧَ⋅ maka orang-orang inilah yang dinyatakan
oleh Allah sebagai orang-orang yang rugi,
οَ ْΧَ⋅ µ
َ َ±°َΧَ⊗َ™ َµِνْ®ُ⊗ َοْΧَ⋅ µ َ َ∠↓َΡَ∏َ™ seperti yang dinyatakan Allah :

∨َ ِΡْϕَ∏ οَ ْΧَ⋅ ∨َ °َρِ∠َ™ َµَ⇑َΡَ〈 ٍΡْΤُ…ْ⎛ِηَ⇔َ◊°َΤْ⇓ِ⎨ْ↓ ‫↓ِ◊ﱠ‬


“Perhatikanlah lima perkara ini, sebelum “Sesungguhnya manusia itu benar-benar
datang lima perkara, yaitu : hidupmu se- berada dalam kerugian”(QS. Al-Ashr ayat
belum datang ajalmu, jagalah kesehatan- 2).
mu sebelum datang sakitmu, manfaatkan
sebaik-baiknya kesempatanmu sebelum
datang kesempitanmu, manfaatkan masa Hadirin.
mudamu sebelum datang masa tuamu,
manfaatkan kekayaanmu sebelum datang Ada orang yang mengandalkan
masa fakirmu”. dirinya atau menggantungkan harapannya
131 132
kepada harta. Tiap pagi hingga petang, habis untuk kepentingan bisnis dan bisnis.
bahkan sampai malam, kesehariannya se-
lalu disibukkan oleh usaha-usaha mencari
harta. Dia sangka, hartanya itulah harapan Muslimin Sidang jum’at Rahimakumul-
segala-galanya. Dia berharap, dengan har- lah.
tanya ini, dapat membawa hidupnya ba-
hagia. Dengan hartanya ini, kehormatan Manusia hidup memang memer-
dirinya akan bertambah. Status sosialnya lukan harta. Bahkan harta merupakan se-
akan menjadi lebih baik. Dan seterusnya, suatu yang sangat penting dalam kehidup-
dan seterusnya. Pada mulanya ia ingin an. Namun demikian, Islam mengarahkan
menguasai harta, namun tanpa disadarinya agar harta yang kita peroleh, hendaknya
ia sendiri justeru yang dikuasai oleh har- kita pergunakan sebagai bekal dan sarana
tanya. Sering ia tak dapat tidur, lantaran bagi kesempurnaan ibadah dan pengabdian
terlalu memikirkan harta. Akal dan pikir- kita kepada Allah semata.
annya hanya tercurah untuk mencari dan
menumpuk-numpuk harta, sehingga tak Cinta kepada harta boleh saja, te-
jarang melalaikan ia untuk mengingat tapi hati yang kelewat cinta pada harta
Allah dan melalaikan ia untuk berbuat pada gilirannya akan memperbudak dan
baik terhadap sesama, bahkan melalaikan menjajah diri kita sendiri. Kalau sudah
ia untuk bersilaturrahmi dengan keluarga, begini keadaannya, maka tidak ayal lagi
tentangga dan masyarakat. Waktunya nya- harta akan menjadi cikal bakal sumber
ris tak tersisa sedikitpun, karena telah malapetaka, tidak saja di dunia kini, tetapi
133 134

juga sampai ke akhirat nanti. Tengoklah kesejahteraan dan menentukan nasib diri-
sekeliling kita, tidak sedikit nilai yang nya, sengsara atau bahagia.
tinggi dan luhur dapat dikalahkan oleh
nilai yang rendah dan tak terpuji, karena Dia kira dengan pangkat dan jabat-
harta. Persaudaraan terputus, terjadi saling an inilah yang menentukan wibawa dan
menyakiti, saling menganiaya, saling men- kehormatan dirinya di mata orang lain.
dhalimi, sikut menyikut, terjadinya perti- Sayang, ia lupa bahwa yang menyebabkan
kaian perselisihan, perkelahian bahkan bu- ia sejahtera, sengsara atau bahagia, berwi-
nuh membunuh, disebabkan karena harta. bawa atau terhormat adalah bukan karena
Jika sudah demikian keadaannya, maka jabatannya itu, tetapi justeru terletak pada
harta tidak lagi menjadi kebanggaan, tidak bagaimana ia menyikapi pangkat dan ja-
lagi menjadi tumpuan kebahagiaan, namun batannya itu. Sama halnya mungkin, seo-
harta justeru akan membuat hidup seng- rang aktor sinetron, dipuja tidaknya dia
sara, tidak aman dan tidak tenteram. oleh penggemarnya, oleh penontonnya,
bukan karena perannya, tetapi justeru ter-
letak pada bagaimana ia memainkan peran
Kaum Muslimin yang berbahagia. tersebut dengan baik. Walaupun ia hanya
berperan sebagai si Cecep, seorang anak
Ada lagi sementara orang yang kampung yang logo, namun karena ia sa-
mengandalkan dirinya kepada pangkat dan ngat bagus memerankannya, sehingga An-
jabatan. Dia pikir dengan pangkat dan jasmara, orang yang memegang peran ini,
jabatan inilah akan memberikan mendapat sambutan dan jempolan para
135 136
para penontonnya. merugi dan merugikan.

Ingatlah bahwa, disadari atau tidak,


pangkat dan jabatan sewaktu-waktu akan Muslimin Rahimakumullah.
meninggalkan kita. Apalah artinya sebuah
pangkat atau jabatan, kalau kita tidak Banyaklah lagi contoh-contoh lain
mampu menyikapinya dengan baik dan sikap dan pendirian serta prilaku orang-
bijaksana, yang pada gilirannya akan orang yang dinyatakan oleh Allah sebagai
mengucilkan kita di mata masyarakat. orang-orang yang rugi, yang kiranya tidak
mungkin kita uraikan secara detil pada
Berupaya untuk memperoleh suatu kesempatan ini.
pangkat dan jabatan memang dianjurkan.
Namun Islam memperingatkan agar ja-
ngan sampai lantaran punya pangkat dan Hadirin.
jabatan, lalu membuat kita sombong, ang-
kuh dan takabbur, sehingga tak kenal lagi Sekarang timbullah pertanyaan ki-
mana yang hak mana yang bathil. Ter- ta. Jika Allah menyatakan bahwa manusia
jadilah kasus penyalahgunaan jabatan, ko- itu pada umumnya mengalami kerugian,
rupsi, manipulasi, suap/ sugok dan seba- tentu tidak semuanya kan? Ya memang,
gainya serta hal-hal lainnya yang tidak tidak semuanya manusia itu mengalami
dibenarkan oleh Islam. Jika sudah demi- kerugian, tentu ada kecualinya, seperti
kian maka orang yang seperti ini akan yang dinyatakan Allah selanjutnya :
137 138

ِ ΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™ ↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫ِ↓⎨ﱠ↓⇔ﱠ‬


Γ 2. “Wa’amilush shaalihaati”, yaitu bera-
mal shaleh, yakni melakukan tindakan
sosial atau kemanusiaan yang kemanfa-
ِΡْΧ‫ﱠ‬Ξ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ ِّκَΛْ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ atannya dapat dirasakan oleh orang
banyak;
3. “Tawaa shaubil haqqi, wa tawaa shau-
“Kecuali orang-orang yang beriman dan
bil shabri, dalam hal ini amar ma’ruf
beramal shaleh serta nasehat menasehati
nahi munkar. Yang terakhir inilah yang
di dalam menegakkan kebenaran dan na-
dikenal dalam Islam sebagai Tugas
sehat menasehati di dalam melakukan ke-
Da’wah.
sabaran” (QS. Al-Ashr ayat 3).

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- Hadirin sekalian.


himakumullah.
Tugas da’wah adalah tugas kita
Jika kita ingin terhindar dari tu- semua. Janganlah ada diantara kita yang
duhan Allah sebagai manusia yang rugi, beranggapan bahwa tugas da’wah itu ha-
tentu harus mampu memenuhi minimal ti- nyalah tugasnya para Da’i, para Ustadz-
ga persyaratan. Tiga persyaratan tersebut Ustadzah, para Ulama dan para Kiyai,
adalah : tetapi tugas da’wah adalah tugas kita
1. “Aamanu”,yaitu beriman kepada Allah semua secara pribadi, tanpa terkecuali.
dengan sebenar-benar iman;
139 140
Rasulullah SAW. pernah bersabda : menyanyi, maka lakukanlah da’wah mela-
lui pesan-pesan syair lagu yang kita nya-
ًΕَ⎜↓ْυَ⇔َ™ ْ⎛ِّρَ⊂↓ْυُ®ِّνَ± nyikan. Bagi kita yang bekerja sebagai
pedagang, maka lakukanlah da’wah me-
lalui kegiatan-kegiatan jual beli, dengan
“Sampaikanlah (ilmu yang kau dapat) da- mengedepankan segi-segi kejujuran. Bagi
riku, walau hanya satu ayat sekalipun”. kita yang berstatus sebagai pegawai atau
karyawan, maka lakukanlah da’wah de-
ngan menunjukkan etos kerja yang baik
Hadirin sekalian. dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang
dilarang agama, seperti menipu, korupsi
Berda’wah itu tidak saja dilakukan dan sebagainya. Pendeknya, apapun pe-
melalui ucapan lisan di atas mimbar misal- kerjaan kita, apapun status dan jabatan
nya, tetapi berda’wah itu mengandung arti kita, semuanya itu dapat kita manfaatkan
dan pengertian yang amat luas. untuk kepentingan da’wah Islamiyah.

Bagi kita yang punya keterampilan Sebagai seorang seniman, tunjuk-


melukis, maka lakukanlah da’wah melalui kanlah kepada penggemarmu, bagaimana
lukisan yang kita buat, misalnya melukis menjadi seniman yang baik, yang men-
masjid, melukis kaligrafi Al-Qur’an dan junjung tinggi nilai-nilai Islam. Sebagai
membuat lukisan-lukisan lainnya yang seorang pedagang, tampakkanlah kepada
bernuansa Islami. Bagi kita yang pandai pembeli-pembeli anda bagaimana seorang
141 142

muslim berdagang. Sebagai seorang pega-


wai atau karyawan, jadilah seorang pega- ‫ٍ ↓ِ ﱠ‬ΡْΤُ…⎛ِηَ⇔ َ◊°َΤْ⇓ِ⎨ْ↓ ‫ِ ↓ِ◊ﱠ‬ΡْΞَ∈ْ⇔↓َ™

wai/karyawan yang menjunjung tinggi na-
ma baik instansi atau perusahaannya, juga ↓َυَ×َ™ ِΓΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™↓ْυُρَ⇑↓َσْ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬
nama baik dirinya dan keluarganya. De-
mikianlah seterusnya. Jadi, kegiatan da’- °َρْνَ∈َ÷ Ρِ ْΧ‫ﱠ‬Ξ⇔°±ِ↓ْυَ∅↓َυَ×َ™ ِّκَΛْ⇔°±ِ↓ْυَ∅
wah itu sangat luas bidang dan jangkau-
annya yang meliputi da’wah bil lisan (da’-
wah dengan lisan/kata-kata) dan da’wah
ْ⎯َ↓َ™ َσْϖِρِ⇑⎨ْ↓َσْ⎜ِΣِ←ƒَηْ⇔↓َσِ⇑ ْθُ∧°‫ُ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ã↓
bil hal (da’wah dengan perbuatan).
َσْϖِΛِ⇔°ّΞ⇔↓ ®ِ⎯°َΧِ⊂ْ⎛ِ∏ ْθُ∧°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬°َρَνَ…
Akhirnya, marilah kita bermohon 
kepada Allah agar diberi-Nya kekuatan ↓ُΡْϖَ… َΓْ⇓َ↓َ™ ْθَ≡ْℵ↓َ™ ْΡِηْ∠↓ ″ ِّ ‫ﱠ‬ℵ ْοُ⋅َ™
dan kemampuan untuk menyampaikan
risalah suci ini ke tengah-tengah ummat, ℵُ ْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈 τّَ⇓ِ↓ ُ®ْ™ُΡِηْ®َΦْℜ↓َ™ َσْϖِπِ≡↓َℵ
sehingga kehadirannya betul-betul menjadi
“rahmatan lil ‘alamin”. ُθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓
ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
144
143
9 ®َُΠْ∈َ± َ⎛Χَِ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُُΠْΧَ⊂
ٍΠ‫ﱠ‬πَŒُ°َ⇓ِΠّϖَِℜ ⎛νَ⊂ْθِّνَℜَ™ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓
τِΦ‫ِّ⎜ﱠ‬ℵُ↵َ™ τِ÷↓َ™ْℑَ↓َ™ τ⇔ِ↓ ⎛νَ⊂َ™
KEBAJIKAN DAN   

KEJAHATAN ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ ُΠْ∈َ±°‫ ↓َ⇑ﱠ‬σَ ِ∈َπْ÷َ↓τΧ ِْΛَ∅َ™


ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ⎝°‫ْ ™َِ↓⎜ﱠ‬θُλْϖِ∅ْ™ُ↓
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ َ◊ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπْ⇔↓َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏

َ⇒ℵِ°َλَ⇑ َοَ∈َ÷ ْ∑ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at


yang dirahmati Allah SWT.
ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓ّ⎢ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ ¬ِ َζْ…َ⎨ْ↓ lhamdulillah, kita ber-
↓ًΠ‫ﱠ‬πَŒُ ‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ τُ َ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ُ®َΠْ≡َ™ A syukur ke khadirat Al-
lah SWT.yang mana
atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga
145 146

dapatlah pada hari ini, kembali kita ber- berbakti kepada-Ku”.


sama-sama berhimpun di majelis Jum’at
yang terhormat ini guna melaksanakan
serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang Muslimin Rahimakumullah.
suci dan mulia ini.
Salah satu upaya sekaligus wujud
nyata dari mengabdi kepada Allah adalah
Muslimin Rahimakumullah. berbuat kebajikan (al-ma’ruf).

Sebagai seorang Muslim, kita ten- Mengerjakan kebajikan, tentu tidak


tunya menyadari bahwa manusia tercipta sebatas kegiatan-kegiatan yang bersifat
hanyalah untuk mengabdi dan berbakti ke- ibadah ritual semata, tetapi berbuat ke-
pada Allah SWT. Hal ini seiring dengan bajikan juga termasuk perbuatan-perbu-
firman Allah SWT. : atan amal shaleh serta segala perbuatan,
sikap dan tindakan yang baik atau men-
َΥْ⇓ِ⎨ْ↓َ™ σ‫ِ ﱠ‬ϑْ⇔↓ Γُ ْϕَνَ…°َ⇑َ™ datangkan kebaikan kepada orang lain atau
masyarakat, sehingga dalam pengertian
ini, mengesampingkan atau membuang
ِ◊ْ™ُΠُΧْ∈َϖ⇔ِ‫↓ِ⎨ﱠ‬ duri yang bertabur di tengah jalan dengan
maksud agar orang lain yang akan lewat
“Dan tidaklah Aku menjadikan Jin dan nanti tidak terkena durinya, juga termasuk
Manusia melainkan supaya mereka perbuatan kebajikan.
147 148
Di dalam Al-Qur’an ditemukan le- “Tolong-menolonglah kamu dalam berbu-
bih dari dari 400 kali perkataan yang at kebajikan dan taqwa”(QS.Al-Maidah
menyuruh kita agar berbuat kebajikan. ayat 2)
Bahkan salah satu fungsi Nabi dan Rasul
yang diutus Allah ke permukaan bumi ini
adalah untuk menyampaikan dan meng- Muslimin Rahimakumullah.
ajak ummat manusia agar gemar berbuat
kebajikan. Perbuatan kebajikan, hasilnya tidak
saja dirasakan oleh kita selama hidup di
Firman Allah SWT. : dunia ini, tetapi juga perbuatan kebajikan
ْθُ©ُΖْ∈َ± ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™ ◊َ ْυُρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™ akan meno-long kita dari siksa Allah di
akhirat kelak.

α
ٍ ْ∈َ± ُ⁄ۤ °َϖِ⇔ْ™َ↓ Orang-orang yang gemar berbuat
kebajikan, baginya selalu tercurah ni’mat
“Dan orang-orang Mu’min, laki-laki dan Allah yang dapat dijadikan suluh penerang
wanita, sebagian mereka (adalah) peno- bagi kehidupannya dan mampu menun-
long bagi sebagian yang lain” (QS. At- jukkan jalan yang lurus. Selain itu juga,
Taubah ayat 71). perbuatan kebajikan merupakan gambaran
akhlak yang mulia. Sebab orang yang
∑υْϕ‫ﱠ‬Φ⇔↓َ™ ِّΡΧِْ⇔↓⎛َνَ⊂↓ْυُ⇓َ™°َ∈َ×َ™ berbuat kebajikan cenderung berhati mu-
lia, penyantun dan rendah hati.
149 150

Apabila seseorang mengerjakan dibayar cukup oleh Tuhan pahalanya, ser-


kebajikan, maka nilai kebajikannya digan- ta ditambah lagi dengan beberapa karu-
jar oleh Allah dengan ganjaran yang ber- nia-Nya yang lain (QS. An-Nisa ayat 173).
lipat ganda. Ini tentunya tergantung kadar
keikhlasan pelakunya. Juga kadar manfaat
yang dirasakan oleh orang lain. Ada kala-
°ًρَΤَ≡°َ©ْϖِ∏ τَ⇔ْ⎯Σَِّ⇓ ًΕَρَΤَ≡ ْ√ΡَِΦْϕ‫ ⎜ﱠ‬σْ َ⇑َ™
nya satu berbanding sepuluh, satu berban-
ding tujuh puluh satu berbanding seratus, “Dan siapa yang mengerjakan kebajikan
bahkan satu berbanding tujuh ratus. akan Kami tambahkan baginya kebajikan
pada kebaikannya itu” (QS. Asy-Syuura
Firman Allah dalam Al-Qur’an : ayat 23).

ِ °َΛِνّΞ⇔↓↓υُνِπَ⊂َ™ ↓ْυُρَ⇑↓ َσْ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬°‫َ⇑ﱠ‬°َ∏


∝ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at
yang dirahmati Allah SWT.
ِτνِْΖَ∏ σْ ِ⇑ θْ ُ〈ُΠْ⎜ِΣَ⎜َ™ ْθُ〈َℵْυُ÷ُ↓ْθِ©ْϖِّ∏َυُϖَ∏
Disamping perbuatan kebajikan,
terdapat pula perbuatan kejahatan. Perbu-
“Adapun orang-orang yang beriman dan atan kejahatan tidak saja merugikan di-
mengerjakan kebajikan, nanti akan rinya sendiri, tetapi juga sering merugikan
orang lain.
151 152
Seseorang yang melakukan perbu-
atan kejahatan, pasti tidak akan merasakan Εٍ َΒّϖَِℜ َ⁄∞َΣَ÷ ِ∝°ّϖِ‫ﱠ‬Τ⇔↓↓υُΧَΤَ∧ σَ ْ⎜ِΘ‫™َ↓⇔ﱠ‬
ketenangan. Ia telah menyiksa hatinya sen-
diri, jiwanya dikukung oleh kecemasan ِã↓ σَ ِ⇑ ْπُ©َ⇔°‫ٌ ⇑ﱠ‬Ε‫ْ ِ↵⇔ﱠ‬θُ©ُϕَ〈ْΡَ×َ™ °َ©ِνْΗِπ±ِ
dan ketakutan.
πْ ُ©ُ〈ْυُ÷ُ™ Γ ْ َϖِΗْ∠ُ↓ ƒَπ‫َ⇓ﱠ‬°َ∧ ٍθِ∅°َ⊂ ْσِ⇑
Perbuatan kejahatan yang dikerja-
kan oleh seseorang, nilai ganjarannya se-
imbang. Maksudnya, setiap kejahatan di-
µ
َ ِΒۤ⇔™ُ↓ °ًπِνْφُ⇑ οِ ْϖ‫ ↓⇔ﱠ‬σَ ِّ⇑°ً∈َχِ⋅
balas satu siksaan. Bila kejahatannya be-
rat, maka berat pula siksanannya. Bila ke- َ◊ْυُΠِ⇔°َ…°َ©ْϖِ∏ πْ ُ〈 ℵِ°‫ﱠ‬ρ⇔↓ُ∆Λْ∅َ↓
jahatannya ringan, maka ringan pula sik-
saannya. “Dan orang-orang yang mengerjakan ke-
jahatan (mendapat) balasan yang setimpal
Orang yang selama hidupnya sela- dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada
lu diliputi oleh perbuatan jahat, dilukiskan bagi mereka seorang pelindungpun dari
oleh Allah laksana malam yang gelap (azab) Allah, seakan-akan muka mereka
gulita, tak ada cahaya sedikitpun. Bagi ditutupi kepingan-kepingan malam yang
mereka tak lain hanyalah siksaan yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni ne-
teramat pedih. raka, mereka kekal di dalamnya” (QS.
Yunus ayat 27).
Firman Allah SWT. :
153 154

Muslimin Rahimakumullah. Setiap kita dianugerahi oleh Allah


berupa hati dan nafsu. Konon dikatakan
Selama kita masih berada di per- bahwa di setiap hati manusia terdapat
mukaan bumi ini, selama itu pula kita se- malaikat yang selalu membisikkan keba-
lalu berhadapan dengan dua alternatif ini, jikan. Sedangkan pada nafsu manusia ber-
perbuatan baik dan perbuatan jahat. Ke- tengger iblis atau syetan yang selalu mem-
duanya saling menawarkan jasa dan ma- bisikkan kejahatan. Dikatakan pula bahwa
sing-masing punya sponsor. Sponsor per- setiap suara hati yang muncul pertama kali
buatan baik adalah malaikat dan hati, se- merupakan bisikan malaikat, sedangkan
dangkan sponsor perbuatan jahat adalah suara hati yang berikutnya, merupakan
syetan dan hawa nafsu. Pengaruh kedua- suara hati yang sudah dipengaruhi oleh
nya sama-sama kuat. Hanya kitalah yang nafsu dan bisikan syetan.
menyudahinya, dengan berbekal akal pi-
kiran, agama dan hati nurani yang dalam, Coba saja kalau kita renungkan dan
kita akan mampu mempertimbangkan, kita telusuri bersama, misalnya pada saat men-
akan mampu memilih dan memilah, apa- jelang subuh. Ketika kita enak-enaknya ti-
kah kita memilih yang baik, atau meng- dur, tiba-tiba terdengar suara adzan di se-
ambil yang jahat. buah masjid atau surau. Seketika kita ter-
bangun, dan pada saat terbangun itulah,
muncul suara hati kita yang pertama. Apa
Hadirin. bunyi suara hati kita ketika mendengar
adzan tersebut?,“waktu shalat subuh tiba”
155 156
Kalimat ini merupakan bisikan malaikat terus terlelap dalam mimpi-mimpi yang
yang mengingatkan kita bahwa shalat su- indah, hingga shalat subuh terabaikan.
buh sudah sampai. Namun, begitu suara
hati yang pertama selesai, tiba-tiba muncul Contoh lain, ketika kita sedang
lagi suara hati yang kedua dan seterusnya, berjalan-jalan, tiba-tiba terlihat oleh kita
yang cenderung menyanggah atau ber- sebuah dompet berisi uang tepat berada di
usaha mencegah kita untuk berbuat baik depan kita. Pada saat kita melihat dompet
atau melakukan ibadah. Apa bunyi suara tersebut, hati kita akan berkata, “punya
hati yang kedua?, “nanti sajalah shalat- siapa ini?”, “dompet ini punya orang lain,
nya, waktu masih ada, hari masih gelap, jangan diambil, karena dilarang agama”.
dingin” dan berbagai alasan-alasan lain- Begitu suara hati yang pertama selesai,
nya yang datang bertubi-tubi, seolah- muncul suara hati yang kedua, “ah, lu-
olah tidak memberikan kesempatan kepa- mayan, kebetulan ngga ada orang, ambil
da akal pikiran untuk mempertimbangkan. sajalah”.
Di sinilah keberadaan iman seseorang di-
uji. Apakah dengan imannya, dia mampu
menaklukkan bisikan hawa nafsu, atau Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati
memperturutkan ajakan hati nurani yang Allah SWT.
dalam, sehingga ia segera bangun dan
mengambil air wudlu, yang selanjutnya Marilah kita berusaha semaksimal
mengerjakan shalat subuh, ataukah kita mungkin untuk selalu berbuat kebajikan.
terlena oleh kehangatan selimut, sehingga
157 158

Janganlah dicampur adukkan antara yang


haq dengan yang bathil. Jika sekiranya kita ْ∉َ∏ْ⎯ِ↓ Εُ َΒّϖِ‫ﱠ‬Τ⇔↓َ⎨َ™ Εُ َρَΤَΛْ⇔↓ ∑υَِΦْΤَ× َ⎨َ™
terlanjur berbuat kejahatan, maka sege-
ralah minta ampun dan bertobat kepada σُ َΤْ≡َ↓ ⎡َ ِ〈 ⎡ْ ِΦ‫⇔ﱠ‬°±ِ
Allah SWT. dan iringilah perbuatan jahat
tersebut dengan perbuatan baik. Marilah “Dan tidaklah sama perbuatan baik de-
kita sibukkan diri kita untuk selalu berbuat ngan perbuatan jahat. Maka tolaklah ke-
kebajikan. Sebab kalau tidak, menurut jahatan itu dengan kebaikan (cara-cara
seorang ahli hikmah dikatakan : yang baik)” (QS. Fushshilat ayat 34).

ِΡْϖَΝْ⇔°±ِ °َ©ْνِ®ْςُ× ْθ‫ ↓ِ ْ◊ ⇔ﱠ‬µ


َ َΤْηَ⇓ Perbuatan kebajikan, sekecil apa-
pun, pasti akan diperlihat oleh Allah SWT.
ِّΡ‫ﱠ‬ς⇔°±ِ َµْΦَνَ®َ⊗ Demikian juga perbuatan kejahatan, seke-
cil apapun, pasti akan diperlihatkan oleh
Allah SWT.
“Dirimu bila tidak engkau sibukkan de-
ngan kebajikan, maka ia akan menyibuk-
kan kamu dengan kejahatan”. ®َΡ‫ً↓⎜ﱠ‬Ρْϖَ… ٍ≥‫ﱠ‬ℵَ↵ َ⇐°َϕْΗِ⇑ οْ َπْ∈‫ْ ⎜ﱠ‬σَπَ∏
®َΡ‫ﱠ↓⎜ﱠ‬Ρَ⊗ ٍ≥‫ﱠ‬ℵَ↵ ⇐َ °َϕْΗِ⇑ ْοَπْ∈‫ْ ⎜ﱠ‬σَ⇑َ™
Firman Allah SWT. :
159 160
“Barangsiapa berbuat kebajikan walau
sedikit, maka ia akan melihatnya. Dan ba- σَ ْϖِρِ⇑⎨ْ↓َσْ⎜ِΣِ←ƒَηْ⇔↓َσِ⇑ْθُ∧°‫ُ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ã↓°َρْνَ∈َ÷
َσْϖِΛِ⇔°ّΞ⇔↓ ِ®ِ⎯°َΧِ⊂ْ⎛ِ∏ ْθُ∧°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬°َρَνَ…ْ⎯َ↓َ™
rangsiapa berbuat kejahatan walau sedi-
kit, tentu ia akan melihatnya pula” (QS.
Az-Zalzalah ayat 7 dan 8).
↓ُΡْϖَ… َΓْ⇓َ↓َ™ ْθَ≡ْℵ↓َ™ ْΡηِْ∠↓ ِّ″‫ﱠ‬ℵ ْοُ⋅َ™
Akhirnya, marilah kita bermohon
ke-pada Allah SWT. semoga diberi-Nya ُℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈 τ‫ﱠ‬⇓ِ↓ ُ®ْ™ْΡِηْ®َΦْℜ↓َ™ َσْϖِπِ≡↓‫ﱠ‬ℵ
kekuatan untuk melakukan amal-amal ke-
bajikan dan dihindarkan-Nya kita dari per- ُθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓
buatan-per-buatan yang jahat.

ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
°َρْϖَ⇔ِ↓‫ً ™ﱠ‬ΕَρْΦِ∏ِΡْϖَΝْ⇔↓َ™ ِّΡ‫ﱠ‬ς⇔°±ِ ْπُ∧ْυُνْΧَ⇓َ™
َ◊ْυُ∈َ÷ْΡُ×
161 162

10 θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓⇐ِْυُℜّΡ⇔↓َ™ θِ ْ⎜Ρَِλْ⇔↓ ⎡ِّ Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈


τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ τ±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τِ⇔↓⎛νَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑
 
ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ ُΠْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ِّΠ⇔↓ ⇒ِ ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓
KUFUR NI’MAT
َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ⎝°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θْ ُλْϖِ∅ْ™ُ↓
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλُϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ ◊َ ْυُϕ‫ﱠ‬Φُπْ⇔↓

◊ِ°َπْ⎜ِ⎨ْ↓ِΕَπْ∈ِρ±ِ°َρَπَ∈ْ⇓َ↓ ْ⎝ِΘ‫ِ↓⇔ﱠ‬ãΠُِ ْπَΛْ⇔َ↓ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at


yang dirahmati Allah SWT.
ُã↓ ‫ ↓ِ⎨ﱠ‬τَ ⇔ِ↓‫ُ↓َ◊ْ ⎢ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ ِ⇒َζْℜِ⎨ْ↓َ™ lhamdulillah, kita ber-

↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ ◊‫ُ↓َ ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ُ®َΠْ≡َ™ A syukur ke khadirat Al-


lah SWT. yang dengan
izin-Nya jualah, sehingga dapatlah kita
⎛νَ⊂ْθِّνَℜَ™ ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ُτُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُُΠْΧَ⊂ pada siang ini kembali menunaikan fardhu
Jum’at, sebagai salah satu wujud nyata
163 164
dari taqwa kita kepada Allah SWT. doa tersebut. Kenapa?, karena tidak seperti
biasanya. Biasanya orang berdoa agar
dimasukkan ke dalam golongan yang ter-
Muslimin Rahimakumullah. banyak.

Suatu ketika terlihat seorang pemu-


da sedang duduk dengan khidmat di depan Hadirin.
Ka’bah. Bibirnya terlihat sedang meng-
ucapkan sepotong doa. Doa tersebut ber- Ketika Khalifah Umar r.a tengah
bunyi : melakukan thawaf, beliau juga ternyata
mendengar ucapan doa seorang anak muda
ْ ِρْνَ∈ْ÷↓ ‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓
ِοْϖνَِϕْ⇔↓ σَ ِ⇑ ⎛ ini, sehingga mengundang hasrat beliau
untuk bertanya. “Apakah yang anda mak-
sudkan dengan golongan orang yang se-
“Ya Allah, masukkanlah aku ke dalam go- dikit itu, wahai anak muda?”, tanya kha-
longan orang-orang yang sedikit”. lifah. Pemuda itu menjawab, “bukankah
Amirul Mu’minin kerap kali membaca
Doa ini ia ucapkan berulang-ulang. ayat :

Beberapa orang pengunjung Ka-


ُℵْυُλ‫ﱠ‬ς⇔↓ َ∑ِ⎯°َΧِ⊂ْσِّ⇑ οٌ ْϖِνَ⋅َ™
’bah yang kebetulan juga berada di situ “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku
sempat terheran-heran mendengar ucapan yang bersyukur” (QS. Shaba’ ayat 13).
165 166

Kemudian ia katakan pula, “berda- masih saja melakukan perbuatan maksiat.


sarkan ayat ini, maka saya ingin agar Kata syukur rupanya hanya sekedar basa-
Allah SWT. memasukkan saya ke dalam basi, hiasan mulut, tanpa adanya peng-
golongan orang-orang yang sedikit, ka- hayatan yang mendalam, tak membekas ke
rena golongan inilah merupakan golongan dalam relung hatinya, sehingga sulit untuk
yang banyak bersyukur ke khadirat Allah merealisasikan ke dalam amal nyata. Per-
SWT. cuma saja kita berkata, “alhamdulillah,
terima kasih ya Allah”, tetapi perkataan
Demi mendengar jawaban anak ini tidak seirama dengan amal perbuatan
muda ini, Khalifah Umar tersenyum gem- kita. Percuma saja kita berkata, “saya
bira dan puas hatinya. hamba Allah”, namun dalam prakteknya
justeru kita menjadi hamba selain Allah,
seperti hamba harta, hamba dunia, hamba
Hadirin sekalian. hawa nafsu dan lebih tragis lagi kalau kita
menjadi hamba syetan.
Bersyukur adalah suatu kata yang
mudah mengucapkannya tetapi sulit mem-
buktikannya. Banyak orang berkata, “syu- Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumul-
kur, alhamdulillah, terimakasih ya Allah” lah.
ketika mendapatkan ni’mat, namun setelah
itu, dalam prakteknya, ia masih saja mem- Memang sudah menjadi tabiat
bangkang terhadap perintah Allah SWT, manusia, apabila memperoleh ni’mat yang
167 168
banyak, ia sering lupa kepada sipemberi Hadirin.
ni’mat, yaitu Allah SWT. Semakin banyak
ia memperolehnya, semakin lupa daratan- Pada hakikatnya segala ni’mat
lah ia, sehingga ni’mat yang begitu banyak yang diberikan Allah kepada hamba-Nya
itu menjadikannya bukan semakin dekat hanyalah merupakan batu ujian untuk
dengan Allah SWT. namun malah seba- mengukur sampai sejauh mana kemam-
liknya, jauh dengan Allah, semakin lupa puan manusia dapat mengendalikan diri.
akan perintah-perintah Allah dan semakin Apabila segala ni’mat yang ia terima, ia
tak memperdulikan larangan-larangan Al- sambut dengan syukur, dalam arti yang
lah. Firman Allah dalam Al-Qur’an sebenar-benarnya, maka orang ini dicap
oleh Allah sebagai orang yang bersyukur
ْθُλَ⇔°َρْνَ∈َ÷َ™ ِ⊃ْℵَ⎨ْ↓⎛ِ∏ θْ ُλّρ‫ﱠ‬λَ⇑ Πْ َϕَ⇔َ™ atau syukur ni’mat. Namun, jika segala
ni’mat yang ia terima, ia sambut dengan
sikap angkuh dan takabbur, maka orang ini
◊َ ْ™ُΡُλْςَ×°‫ً⇑ﱠ‬ζْϖِνَ⋅ Ω
َ ⎜ِ°َ∈َ⇑°َ©ْϖِ∏ dicap oleh Allah sebagai orang yang kufur
ni’mat. Golongan yang terakhir inilah
merupakan golongan yang terbanyak.
“Sesungguhnya telah Kami teguhkan ke-
kuasaanmu di muka bumi ini, dan Kami
Tidak sedikit Al-Qur’an mengung-
jadikan di sana lapangan penghidupanmu.
kapkan betapa tragisnya orang yang kufur
Tapi ternyata, sedikit sekali diantara kamu
akan ni’mat Allah. Akhir dari drama
yang bersyukur” (QS. Al-A’raf ayat 10).
kesombongannya tidak lain hanyalah siksa
170
169

yang amat sangat yang Allah tampakkan َ◊°َ∧°َ⇑َ™ ِã↓ ◊ِ ْ™ُΠْρِ⇑ τَ⇓ْ™ُΡُΞْρ‫ٍ ⎜ﱠ‬ΕَΒِ∏ σْ ِ⇑
di dunia ini dan terlebih-lebih di akhirat
nanti. σَ ْ⎜ِΡِΞَΦْρُπْ⇔↓َσِ⇑
Bacalah, bagaimana sejarah kelabu
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta
yang menimpa ummat sebelum kita lan-
rumahnya ke dalam perut bumi. Maka ti-
taran kesombongan, takabbur dan kufur
dak ada baginya suatu golongan manapun
ni’mat, sehingga Allah menukar kekayaan
yang mampu menolongnya terhadap a-
mereka, kesejahteraan dan stabilitas kea-
zab Allah. Dan tiadalah ia termasuk
manan yang mereka miliki, dengan kemis-
orang-orang yang dapat membela dirinya
kinan, ketakutan dan kekacauan.
sendiri” (QS. Al-Qashash ayat 81).
Perhatikanlah bagaimana nasib si
Ingatlah, betapa Allah telah ber-
Qarun dengan hartanya yang melimpah
ulang kali memberi ni’mat, rahmat dan
ruah, seketika terbenam di telan bumi
kemuliaan pada Bani Israil, namun ber-
lantaran ia lupa bersyukur, bahkan berani
ulang kali pula mereka mengingkarinya,
berbuat sombong dan takabbur.
sesat dan durhaka terhadap ajaran Allah.
Pada mulanya Allah selalu memberikan
Firman Allah SWT. :
ampunan kepada mereka berkat doa dan
τَ⇔َ◊°َ∧°َπَ∏ ⊃
َ ْℵَ⎨ْ↓ ِ®ℵِ↓َΠ±َِ™ τ±ِ°َρْηَΤَΝَ∏ permohonan para Nabi dan Rasul yang
 diutus untuk mereka. Namun lama
171 172
kelamaan murka Allah rupanya turun ju- karu-karuan. Akibatnya, dalam waktu re-
ga. Selama empat puluh tahun mereka latif singkat, kekayaan berubah menjadi
Allah biarkan terombang ambing dalam kefakiran, kenikmatan berbalik menjadi
kesesatan. Hidup mereka tak obahnya lak- kesengsaraan, persatuan pecah dan mun-
sana sebuah perahu yang berlayar tanpa cullah perceraiberaian.
kemudi, terombang ambing diterpa angin,
badai dan gelombang, sehingga kehidupan Terhadap peristiwa ini,Allah SWT.
mereka tak tentu arah, kemiskinan, keme- berkomentar melalui firman-Nya dalam
laratan dan kebodohan selalu menghantui Al-Qur’an :
mereka.

Ingatlah pula, tentang negeri Saba’. ο‫ْ ∧ُ ﱠ‬πُ©ρْ⋅‫ﱠ‬Σَ⇑َ™ َΙْ⎜ِ⎯°َ≡َ↓ πْ ُ©ρْνَ∈َϑَ∏


Sebelumnya negeri ini merupakan negeri
yang kaya raya dengan hasil buminya ℵٍ°‫ﱠ‬Χَ∅ ِّοُλِّ⇔ Γ ٍ ⎜⎨َ µ
َ ِ⇔↵ ْ ِ ‫ﱠ¬ٍ ↓ِ◊ﱠ‬Σَπُ⇑
yang melimpah. Namun, tatkala mereka
berpaling dan enggan bersyukur kepada ℵٍْυُλَ⊗
Allah SWT. maka Allah mendatangkan
kepada mereka banjir besar yang meneng-
gelamkan rumah-rumah dan menghanyut- “Maka Kami jadikan mereka buah mulut
kan seluruh harta benda dan binatang ter- dan Kami hancurkan mereka sehancur-
nak mereka. Seluruh lahan perkebunan hancurnya. Sesungguhnya pada yang
yang mereka miliki pun porak poranda tak sedemikian itu benar-benar terdapat
173 174

tanpa-tanda kekuasaan Allah bagi setiap sebagai peringatan bagi orang-orang yang
orang yang sabar lagi banyak bersyukur” kufur akan ni’mat Allah SWT.
(QS. Saba’ ayat 19).
Sungguh, tidaklah sulit bagi Allah
Kemudian, betapa siksaan yang untuk mengubah keadaan suatu bangsa,
menimpa raja Namrud, raja yang lalim dari kehidupan yang aman tenteram men-
itu. Begitu pula kehinaan yang teramat jadi kehidupan yang kacau-balau, dari ke-
sangat terhadap Fir’aun. hidupan yang kaya raya menjadi kehi-
dupan yang miskin papa. Semuanya ter-
Begitulah beberapa contoh sejarah gantung kita, bersyukur atau kufur?.
tentang nasib manusia yang kufur terhadap
ni’mat-ni’mat Allah. Firman Allah SWT. :

Ingatlah, Allah tidak akan segan-


segannya menurunkan azab dan siksa, se- ْπُ×ْΡَηَ∧ْσِΒَ⇔َ™ ْπُλ‫َ⇓ﱠ‬Πْ⎜ℑَِ⎨َ ْθُ×ْΡَλَ⊗ ْσِΒَ⇔
lama manusia tidak segan-segannya ber-
buat kejahatan dan kesesatan. Bukankah ٌΠْ⎜ِΠَςَ⇔ْ⎡±ِ↓َΘَ⊂ ‫ِ↓◊ﱠ‬
kita sering mendengar bahkan menyak-
sikan berbagai bencana alam melanda ma- “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
nusia. Apakah itu, gunung meletus, gempa akan Kami tambah (ni’mat) kepadamu.
bumi, banjir, tanah longsor, kebakaran dan Dan jika kamu tidak mensyukurinya (kufur
sebagainya. Semua itu terjadi tidak lain ni’mat), maka sesungguhnya azab-Ku
175 176
sangat pedih” (QS. Ibrahim ayat 7). dan berusaha semaksimal mungkin untuk
memanfaatkan pemberian tersebut dengan
sebaik-baiknya, sehingga si pemberi akan
Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra- merasa senang, dan tidak mustahil, karena
himakumullah. saking senangnya mungkin ia akan me-
nambah pemberiannya tersebut kepada ki-
Hakikat syukur adalah menampak- ta. Sebaliknya, jika seseorang yang setelah
kan ni’mat dengan cara menggunakan ni’- diberikan sesuatu oleh orang lain, kemu-
mat tersebut secara proporsional atau se- dian pemberian tersebut tidak ia gunakan
suai dengan kehendak si pemberi ni’mat, dengan sebaik-baiknya, bahkan berterima-
yaitu Allah SWT. serta mengingat, menye- kasihpun tidak, tentu si pemberi akan me-
but dan memuji pemberinya tersebut, se- rasa kesal, mungkin juga marah, sehingga
dangkan hakikat kufur adalah menyem- ia tidak akan memberinya lagi, bahkan ada
bunyikannya atau tidak tahu menahu (ma- kemungkinan pemberiannya yang sudah ia
sa bodoh) terhadap si pemberinya (Allah berikan tersebut ditariknya atau diambil-
SWT.), disamping juga tidak mengguna- nya kembali.
kan ni’mat tersebut dengan semestinya.
Jadi, salah satu indikator apakah
Dalam pergaulan sehari-hari saja kita pandai bersyukur atau tidak terhadap
kalau suatu ketika kita diberi sesuatu oleh ni’mat-ni’mat Allah, adalah bagaimana
orang lain, kita tentu minimal akan meng- upaya kita menggunakan ni’mat dan pem-
ucapkan terimakasih kepada si pemberi berian Allah tersebut kepada hal-hal yang
177 178

diridhai-Nya. Jika kita diberikan oleh Al-


lah anugerah berupa harta kekayaan, maka θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
pergunakanlah harta kekayaan tersebut se-
suai tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Jika ◊َ ْ™ُΡُηْλَ×َ⎨َ™ ْ⎛ِ⇔↓ْ™ُΡُλْ⊗↓َ™
kita diberikan anugerah oleh Allah berupa
anak dan keturunan, maka pelihara dan di- ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ِ◊∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
diklah anak-anak kita agar menjadi anak
yang shaleh-shalehah, yang selalu meng-
abdi kepada Allah dan berbakti kepada
ِ °َ⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™

kedua orangtuanya serta bermanfaat bagi
sesamanya. Demikinlah seterusnya. θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َοّ ‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
Akhirnya, marilah kita berdoa ke- θِ ْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τّ⇓ِ↓ τَ×َ™َζِ×
pada Allah, semoga kita terhindar dari
sikap kufur, dan memasukkan kita ke da-
lam kelompok hamba-hamba-Nya yang
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ٌℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈τ‫ُ™ْ®ُ ↓ِ⇓ﱠ‬Ρِηْ®َΦْℜ°َ∏
senantiasa mensyukuri ni’mat-ni’mat-Nya.
Amin ya Rabbal álamiin.

ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓
180
179
11 ‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜ِΡَ⊗َ⎨ ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫↓ِ⎨ﱠ‬
οِّ َ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ُτُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَŒُ
MENGATASI °َρِ™ّϖِ™Χَ⇓ َµِ⇔ْυُℜَℵَ™ َ∨ِΠْΧَ⊂⎛νَ⊂ ْθِّνَℜَ™
TEKANAN JIWA τِ̝⇔∞ ⎛َνَ⊂َ™ σَ ْϖِνَℜْΡُπْ⇔↓ِΠِ™ّϖَℜٍΠ‫ﱠ‬πَُ
Πُ ْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇑ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ τِ̝™ΧْΛَ∅َ™
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓
τِ̝×°َϕُ×‫ﱠ‬κَ≡ َã↓↓ْυُϕ‫ِ ↓ِ×ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏
ُθِ⇔°َ⊂َυُ〈‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓⎢َ ْ∑ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓ َ◊ْυُπِνْΤ‫ ⇑ﱡ‬θْ ُΦْ⇓َ↓َ™ ‫ ↓ِ⎨ﱠ‬σ‫ْ×ُ ﱠ‬υُπَ×َ⎨َ™
σُ πْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓َυُ〈 ِ≥ َ⎯°َ©‫ﱠ‬Τ⇔↓َ™ ِ∆ْϖَ®ْ⇔↓
ُτُ⇔َ°ْℜَ↓َ™ ُτَπَ∈ِ⇓ ⎛νَ⊂ ُ®ُΠَπْ≡َ↓ ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
himakumullah.
τَ ⇔ِ↓⎢َ ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ ِτِνْΖَ∏ ْσِ⇑ َΠْ⎜ِΣَπْ⇔↓
181 182

lhamdulillah, kembali jam sepagi itu mestinya tidak akan ada

A kita bersyukur ke kha-


dirat Allah SWT. yang
orang berada di masjid, terlebih-lebih jika
hanya sekedar duduk-duduk tanpa melaku-
mana dengan izin-Nya jualah sehingga kan ibadah, seperti dzikir, baca Qur’an
dapatlah siang ini kembali kita bersama- atau shalat sunnah. Apatah lagi dia se-
sama menunaikan fardhu Jumát sebagai orang lelaki yang semestinya pada jam-
salah satu perwujudan dari taqwa kita ke- jam tersebut dia sedang sibuk bekerja
pada Allah SWT. sekaligus merupakan mencari nafkah.
moment yang cukup kondusif di dalam
upaya menjalin ukhuwah Islamiyah. Begitu melihat lelaki tersebut, Ra-
sulullah kemudian menghampirinya seraya
bertanya kepadanya : “Hai Abu Usamah,
Muslimin Rahimakumullah. mengapa engkau duduk termenung seperti
itu?. Mengapa engkau masih berada di
Ketika Rasulullah SAW. mema- sini?. Saat ini kan bukan waktu shalat?”
suki sebuah masjid, beliau dapati ada seo- Abu Usamah menjawab : “Kesusahan se-
rang lelaki sedang duduk sambil terme- dang menimpa diriku hai Rasulullah, se-
nung. Wajahnya nampak muram sebagai hingga aku berbuat begini”.
ekspresi betapa dia dalam keadaan berse-
dih dan duka cita yang amat dalam. Saat
itu udara memang cukup panas kendati Kaum Muslimin yang dirahmati Allah
hari masih pagi. Seyogyanya memang, jam SWT
183 184
Memang, sepanjang hidupnya ma-
nusia itu selalu berhadapan dengan ber- °ً⊂ْ™ُℑَ÷‫ﱡ‬Ρ‫ﱠ‬ς⇔↓
bagai kesulitan dan kesusahan. Sejak lahir
hingga akhir hayatnya, kesulitan dan kesu- “Sesungguhnya manusia itu diciptakan
sahan itu selalu ada dan menimpa manusia dengan sifat yang berkeluh kesah. Apabila
silih berganti, karena memang susah payah ditimpa kesusahan ia sangat gelisah”(QS.
merupakan kodrat manusia yang sudah di- Al-Maárij ayat 19 dan 20).
takdirkan oleh Allah SWT. sebagaimana
firman-Nya :
ٍΠَΧَ∧ْِ ◊َ °َΤْ⇓ِ⎨ْ↓°َρْϕَνَ…ْΠَϕَ⇔ Muslimin Rahimakumullah.

Selama kita masih bisa bernafas,


“Sesungguhnya telah Kami ciptakan ma- kesulitan dan kesusahan hidup selalu ada.
nusia itu, berada dalam susah payah”(QS. Hanya saja mungkin kadarnya yang berva-
Al-Balad ayat 4). riasi. Kadang-kadang kesulitan dan kesu-
sahan itu kadarnya masih rendah, terka-
Kemudian dalam ayat lain Allah menyata- dang pula kadar kesulitan dan kesusah-
kan : annya cukup tinggi bahkan mungkin ter-
lampau tinggi. Disamping itu, kesulitan
ُτ‫ﱠ‬Τَ⇑↓َ↵ِ↓ °ً⊂ْυُνَ〈 κَ ِνُ… ◊َ °َΤْ⇓ِ⎨ْ↓ ◊‫↓ِ ﱠ‬ dan kesusahan tersebut datangnya sering
tiba-tiba dan tidak menentu serta sulit di-
deteksi. Kadang-kadang sering kita alami,
185 186

terkadang pula hanya sesekali kesulitan Muslimin Rahimakumullah.


dan kesusahan itu menimpa kita. Jika ke-
sulitan dan kesusahan itu hanya sesekali Menurut Dr. Dadang Hawari, se-
menimpa kita, tidak terus menerus, ba- orang psikiater dan Lektor Kepala Bagian
rangkali masih bisa kita tolelir, namun Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokter-
apabila kesulitan dan kesusahan itu datang an Universitas Indonesia, beliau membe-
secara bertubi-tubi dan terus menerus, se- dakan stress itu ke dalam enam tingkat.
akan tak ada kesudahannya, tak ada jalan Tingkat I dan II merupakan stress ringan
keluarnya, tentu keadaan seperti ini mem- dimana si penderita mengalami ketegang-
buat orang yang ditimpanya menjadi kalut, an jiwa yang pada umumnya dapat diatasi
resah dan gelisah. Dadanya terasa sesak, oleh si penderita itu sendiri. Pada tingkat
pikirannya menjadi kosong, jiwanya men- ini ditandai dengan adanya gangguan se-
jadi hampa. Persoalan hidupnya selalu da- perti susah tidur, badan terasa lesu, tidak
tang tindih menindih. Semua jalan keluar bersemangat, tidak bisa tenang, gelisah
terasa buntu. Kalau sudah demikian, maka dan sebagainya, yang apabila keadaannya
tidak mustahil seseorang akan menjadi semakin parah, dimana tingkat keletihan si
nekad untuk berbuat hal-hal yang tidak di- penderita semakin meningkat dan ia mulai
inginkan, seperti bunuh diri,atau sekurang- sulit mengatasinya, berarti tingkat stress
kurangnya jiwa dan pikirannya menjadi sudah memasuki tingkat III.
tertekan sehingga timbullah penyakit mo-
dern yang kita kenal dengan stress. Selanjutnya stress pada tingkat IV
merupakan stress yang cukup serius,
187 188
dimana si penderita sudah mulai kehilang- 2. Ia cepat berprasangka buruk dan ber-
an kemampuan untuk merespon keadaan pandangan negatif serta sukar sekali un-
dan situasi, tidur semakin susah dan ke- tuk diluruskan;
mampuan berkonsentrasi menurun tajam. 3. Orang yang mengalami tekanan jiwa
Keadaan ini jika tidak cepat diatasi akan biasanya mudah sekali tersinggung. Ia
semakin parah hingga masuk ke stress sangat perasa (emosional) dan sering
tingkat V dan seterusnya ke tingkat VI, di- marah-marah yang tak beralasan secara
mana sipenderita sudah kehilangan kese- logis;
imbangan yang pada akhirnya si penderita 4. Setiap ada masalah, ia nampak gega-
jatuh pingsan dan ada kemungkinan terke- bah, salah tingkah, tegang dan tidak
na gangguan jiwa serius. bisa santai;
5. Bagi perokok, biasanya ia suka me-
rokok secara berlebihan;
Maásyiral Muslimin Sidang Jumát Ra- 6. Dalam kesehariannya, ia lebih suka
himakumullah. menyediri;
7. Makan dan minumnya sering tidak ter-
Seseorang yang mengalami tekan- atur;
an jiwa dapat dilihat ciri-ciri sebagai be- 8. Daya konsentrasinya menurun. Mudah
rikut : lupa, malas dan lamban dalam berpikir;
1. Orang yang mengalami tekanan jiwa bi- 9. Ada kecenderungan ingin berontak, na-
asanya sukar untuk berpikir normal dan mun enggan untuk berbuat.
rasional;
189 190

Demikianlah sembilan ciri orang meningkatkan ibadah-ibadah lainnya.


yang mengalami tekanan jiwa menurut
beberapa para ahli ilmu jiwa. Firman Allah dalam Al-Qurán :

Muslimin Rahimakumullah. Ρِ ْΧ‫ﱠ‬Ξ⇔°±ِ↓ُσْϖِ∈َΦْℜ↓↓υُρَ⇑↓َσْ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬°َ©‫⎜ﱡ‬ƒَ⎜َ


Selanjutnya, apa yang harus kita َσْ⎜ِΡ±ِ°‫ﱠ‬Ξ⇔↓ ∉َ َ⇑ َã↓ ◊‫≥ِ ↓ِ ﱠ‬υν‫ﱠ‬Ξ⇔↓َ™
lakukan agar terhindar dan terbebas dari
bahaya stress? Tak ada resep yang paling
“Hai orang-orang yang beriman, jadikan-
mujarab untuk mencegah dan mengobati
lah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
stress, kecuali dengan iman dan taqwa ke-
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
pada Allah SWT. dan mensyukuri segala
yang sabar”(QS. Al-Baqarah ayat 153).
ni’mat Allah secara apa adanya (qanaáh).

Maásyiral Muslimin Rahimakumullah.


Kaum Muslimin yang berbahagia.
Shalat merupakan media komuni-
Sebagai wujud nyata dari iman dan kasi yang paling efektif antara manusia
taqwa yang terpenting adalah dengan dengan Allah dalam segala situasi dan
mendirikan shalat dan menyempurnakan- kondisi, baik diwaktu senang maupun
nya. Memperkuat kesabaran dan diwaktu susah.
191 192
Seseorang yang secara tertib dan besaran Allah SWT. bukan untuk me-
disiplin menjalankan shalat, pasti akan ia nakut-nakuti manusia, bukan untuk menin-
temukan ketenteraman jiwa, karena di da- das manusia, tetapi untuk melindungi,
lam ibadah shalat tertanam kebulatan te- mengayomi dan mengasihi manusia de-
kad bahwa hanya Allahlah penguasa tung- ngan sifat rahman dan rahim-Nya. Oleh
gal yang tak ada tolok bandingnya. Bahwa karenanya, kita tak perlu takut, tak usah
hanya Allahlah satu-satunya dewa peno- gentar dan jangan bersusah hati, tak perlu
ong manusia dan tempat berserah diri ma- dirisaukan segala kesusahan yang sedang
nakala ditimpa kemalangan dan penderita- menimpa diri kita. Serahkanlah semuanya
an. bulat-bulat kepada Allah dan mohonlah
pertolongan-Nya sambil kita berusaha,
Di dalam ibadah shalat tertanam berikhtiar semampu-mampunya untuk
kesadaran yang kuat dimana seorang ham- mengatasi segala kesusahan yang kita de-
ba yang sedang bersujud di hadapan Allah rita. Marilah kita berdayakan shalat kita
SWT. menyadari sepenuhnya akan kele- yang tidak hanya sekedar kewajiban rutini-
mahan diri, ketidakberdayaan di hadapan tas, tetapi energi shalat dapat kita man-
Allah yang Maha Perkasa. Dengan kalimat faatkan sebagai penolong kita dan kehi-
“Allahu Akbar” Allah Maha besar, kali- dupan kita, tidak saja di dunia kini, tetapi
mat ini dapat menekan si hamba yang te- juga di akhirat nanti. Rasulullah SAW.
ngah bersujud ke posisi yang sekecil-ke- menyatakan, “Dan aku jadikan shalat itu
cilnya dan menempatkan al-khaliq ke untuk menyejukkan hatiku”.
posisi yang setinggi-tingginya. Ke-Maha
193 194

Melalui shalat kita dapat memohon berubah-ubah dan silih berganti. Ada sedih
pertolongan kepada Allah dari ujian za- ada senang, ada cinta ada benci, ada per-
man, tekanan-tekanan orang lain dan keke- temuan ada perpisahan, ada sehat ada
jaman para durjana. Rasulullah SAW. ke- sakit dan sebagainya. Mungkin ada seba-
tika menghadapi persoalan genting, beliau gian manusia yang ditakdirkan Allah men-
selalu berlindung melalui shalat. Ruku’ derita berbagai macam cobaan. Maka tidak
dan sujud dalam shalat dapat membawa ada jalan lain yang ditempuh kecuali ber-
kita serasa lebih dekat kepada Allah, se- sabar dan pasrah menerima takdir Allah.
hingga rasa percaya diri, penuh keyakinan, Inilah cara yang tepat untuk lulus dari
rasa damai dan tenteram semakin dapat ujian dan cobaan Allah.
kita rasakan.
Melalui, shalat, sabar dan menger-
jakan ibadah-ibadah lainnya. InsyaAllah
Kaum Muslimin Rahimakumullah. kita akan menemukan ketenangan, keten-
teraman dan kedamaian, sehingga segala
Disamping shalat, sarana lain yang persoalan hidup yang cenderung membuat
dapat kita jadikan penolong kehidupan kita orang stress dapat kita atasi dengan baik.
agar terhindar dari tekanan jiwa adalah
“sabar”. Rasulullah SAW. melalui hadits
qudsi pernah bersabda :
Allah SWT. menjadikan kehidupan
di dunia ini di atas kodrat yang cenderung َ∨َℵْΠَ∅ْ⁄َζْ⇑َ↓ْ⎛ِ×َ⎯°َΧِ∈ِ⇔ ∇ْ ‫ﱠ‬Ρَηَ× ⇒َ َ⎯↓َσْ±°َ⎜
195 196
⎛ًρِ∠ ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
“Hai Bani Adam, sempatkanlah dirimu ْσِ⇑ َµِ⇔↵ ‫َ ↓ِ◊ﱠ‬µَ±°َ∅َ↓ƒَ⇑ ⎛νَ⊂ْΡΧِْ∅↓َ™
untuk beribadah kepada-Ku, maka akan
Aku penuhi dadamu dengan ketenteraman ℵِْυُ⇑ُ⎨ْ↓ ِ⇑ْΣَ⊂
jiwa”.
ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕ⇔ْ↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
Ahirnya, marilah kita tingkatkan
amal ibadah kita, terutama ibadah shalat.
Semoga dengan shalat yang rajin dan di-

ِ °⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖِ∏°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™
siplin, dapat mempertebal mentalitas kita,
sehingga akan menjadi seorang yang tahan θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛ⇔ْ↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
uji dan militansi. Disamping itu jangan lu-
pa pula untuk selalu melatih kesabaran, se- θِ ْϖِνَ∈⇔ْ↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ﱠ‬⇓↓ِ τَ×َ™َζِ×
moga dengan dua kekuatan tersebut dapat
mengatasi semua persoalan hidup yang ki-
ta alami dan insyaAllah kita akan terhindar
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ُℵْυُηَ®⇔ْ↓َυُ〈τ‫ُ™ْ®ُ ِ↓⇓ﱠ‬Ρِηْ®َΦْℜ°َ∏
dari penyakit stress.

ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِãِ°±ُ↵ْυُ⊂َ↓
197 198

12 ®َُΠْ∈َ± َ⎛Χَِ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ ® ُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑


ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈⎛َνَ⊂ ْθِّνَℜَ™ οِّ َ∅ ‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓
JAUHI PERBUATAN ٍΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ θِ ْϖِφَ∈ْ⇔↓ ⇐ِ ْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™ ِθْ⎜Ρَِλْ⇔↓
CURANG ⎛⇔↓ِ τَ∈ِΧَ×ْσَ⇑َ™ τ±ِ̟°َΛْ∅َ↓َ™ τ⇔̟↓ ⎛َνَ⊂‫™ﱠ‬
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ ُΕَπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ ِã↓َ⎯°َΧِ⊂ƒَϖَ∏ Πُ ْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜
َℑ°َ∏ْΠَϕَ∏ ِã↓∑َυْϕَΦ±ِ َ⎝°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬θْ ُλْϖِ∅ْ™ُ↓
◊َ ↓َ™ْΠُ⊂َ⎨َ™ َσْϖِπَ⇔°َ∈ْ⇔↓ ″ ِّ َℵ ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓ ◊َ ْυُϕّΦ‫ُ ﱠ‬πْ⇔↓
‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔ِ↓َ⎢ْ◊َ↓ُΠَ©ْ⊗َ↓ σَ ْϖِπِ⇔°‫ﱠ‬φ⇔↓ ⎛َνَ⊂‫ِ↓⎨ﱠ‬
Maasyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-
‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ ُτَ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ®َُΠْ≡َ™ ُã↓ himakumullah.
ersyukurlah kita kepa-
199
B da Allah SWT. yang
telah
200
memberikan
kesempatan kepada kita semua untuk ber- dilimpahkan kepada keluarga ini. Tapi sa-
sama-sama melaksanakan ibadah Jum’at yang, hadirin sekalian, ternyata keluarga
sebagai salah satu upaya kita untuk lebih ini tidak jujur atau melakukan kecurangan
mendekatkan diri kepada-Nya, sekaligus pada setiap penjualan susu yang mereka
juga sebagai ajang silaturrahmi dan ukhu- lakukan, dimana setiap susu yang akan
wah Islamiyah antar sesama kita. dijual selalu dicampur dengan air, se-
hingga tidak murni lagi.

Muslimin Rahimakumullah.
Muslimin Rahimakumullah.
Ada sebuah hikayat yang cukup
jenaka yang menceritakan tentang sebuah Dari sisi omzet penjualan dan ke-
keluarga dimana sumber mata pencaharian untungan yang diperoleh dalam beberapa
keluarga ini adalah sebagai penjual susu tahun berselang nampaknya tidak begitu
perah yang diperoleh dari perahan sapi pe- berpengaruh, tidak menurun drastis, bah-
liharaan mereka. kan jumlah pembeli dan langganan cen-
derung semakin bertambah dan hasil ju-
Sapi perah yang mereka miliki ha- alan mereka lancar-lancar saja. Ini mung-
nya satu ekor, namun hasil perahan dari kin barangkali lantaran keahlian mereka
sapi ini cukup banyak sehingga dapat dalam hal campur mencampur susu se-
mencukupi segala kebutuhan mereka se- hingga tidak terasa bahwa susu tersebut
hari-hari. Begitulah karunia Allah yang sudah bercampur air.
201 202

Hadirin. kesedihan yang amat sangat tersebut, tiba-


tiba anaknya yang paling bungsu berkata,
Setahun, dua tahun, tiga tahun dan “Ayah, saya khawatir jangan-jangan air
seterusnya, Allah masih memberi kesem- yang telah kita pakai u-tuk mencampur su-
patan kepada keluarga ini menikmati hasil su bertahun-tahun lamanya kemudian
usaha tidak jujurnya. Namun lama kela- menjadi satu sehingga menjadi banjir be-
maan ternyata Allah ingin memberikan pe- sar yang menimpa kita dan penduduk desa
ringatan kepada keluarga ini dengan me- kita ini”. Sang ayah hanya terdiam dan
ngirimkan banjir besar yang melanda desa memandangi anaknya yang masih polos
tempat tingga mereka. Akibat banjir ini itu, sembari menengok dirinya dan per-
rumah-rumah penduduk banyak yang buatannya selama ini, ada juga rupanya
tenggelam dan hanyut di bawa arus yang rasa penyesalan dalam hatinya. Namun
sangat deras. Ternak peliharaan banyak apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.
yang mati, termasuk sapi perah yang di-
miliki keluarga ini.
Maasyiral Muslimin Sidang Jumát Ra-
Sungguh tak dapat dibayangkan, himakumullah.
betapa berdukacitanya mereka, karena ru-
mah, harta benda dan sapi perah yang me- Dari cerita ini, mungkin kita dapat
rupakan satu-satunya sumber mata penca- mengambil pelajaran bahwa bagaimana-
harian mereka, ternyata lenyap seketika pun juga, mencari keuntungan dengan
dan musnah begitu saja. Di tengah-tengah melakukan kecurangan pada hakikatnya
203 204
bukanlah keuntungan yang didapat, tapi hasil perbuatan curang, harta tersebut tidak
malah kerugian yang akan kita peroleh. akan ada berkatnya. Perhatikanlah sabda
Rasulullah SAW. :
Ingatlah, Allah sangat mengutuk
orang-orang yang berbuat curang : “Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa Rasu-
lullah SAW. bersabda : Dua orang yang
َσْϖِηِّηَχُπْνِّ⇔ٌοْ⎜َ™ melakukan transaksi jual beli. Jika mereka
jujur (menjelaskan apa adanya kondisi ba-
rang yang akan dijual), maka Allah akan
“Kecelakaan yang bersar bagi orang- memberikan keberkatan pada barang ter-
orang yang curang”(QS. Al-Muthaffifiin sebut. Namun apabila mereka melakukan
ayat 1). kecurangan, maka boleh jadi mereka men-
dapat untung, namun keberkatan pada ba-
Disamping itu, Rasulullah SAW. rang tersebut sudah hilang. Sumpah palsu
juga sangat melarang ummatnya melaku- (kecurangan) dapat melariskan jual beli
kan kecurangan. Cukup banyak hadits be- barang, namun dapat pula memusnahkan
liau yang menyatakan tentang bahaya per- keuntungan” (HR. Bukhari dan Muslim)
buatan curang ini. Sampai-sampai beliau
mengatakan bahwa Allah akan mencabut
berkat-Nya bagi orang-orang yang suka Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
berbuat curang. Harta yang diperoleh dari
Apa yang dapat kita harapkan dari
205 206

barang yang tidak punya berkat itu. Apa kalau di akhirat sengsara. Lebih baik hidup
artinya semua harta kekayaan yang kita sederhana di dunia asal di akhirat bahagia.
miliki jika semuanya kita peroleh dari
hasil kecurangan kita. Dan ingatlah, harta
yang diperoleh dari hasil usaha yang tidak Muslimin Rahimakumullah.
benar ini akan menjadi bumerang yang ba-
kal mencelakakan kita dan keluarga kita. Perbuatan curang identik dengan
Berapapun banyaknya harta yang dimiliki penipuan.
namun diperoleh dari hasil kecurangan,
pasti tidak akan memperoleh manfaat se- Pada suatu hari pernah Rasulullah
cara hakiki. Tidak akan membawa keba- SAW. berkunjng ke sebuah pasar. Beliau
hagiaan dan ketenteraman hidup. menghampiri seorang penjual makanan.
Rasulullah tertarik pada sebuah keranjang
Apalah gunanya memperoleh laba yang beirisi sejumlah barang makanan
besar kalau itu kita dapatkan dari hasil ke- yang akan dijual. Setelah melihatnya, ke-
curangan kita. Lebih baik memperoleh la- mudian beliau periksa dengan memasuk-
ba meskipun kecil namun kita dapatkan kan tangan ke dalamnya dan ternyata be-
dari usaha yang baik, halal dan jujur. Buat liau temukan ada makanan yang rusak.
apa harta berlimpah kalau akhirnya men- “Kenapa ini?”, tanya Rasulullah, sambil
datangkan musibah. Biar sedikit jadilah memperlihatkan barang tersebut. “Kena
asal membawa berkah.Apa gunanya mem- hujan”, jawab pedagang itu, sedikit
peroleh keuntungan yang besar di dunia
207 208
terkejut dan agak gugup. “Kenapa engkau Oleh karena itu para jamaah seka-
sembunyikan, kenapa tidak engkau taruh lian, kami mengajak, marilah kita hindari
di atas, agar kelihatan. Atau seharusnya dan kita jauhi perbuatan curang, baik cu-
engkau pisahkan barang ini dengan ba- rang dalam hal jual beli atau usaha mau-
rang yang lain”, tanya beliau lagi dan pun curang dalam pergaulan sehari-hari.
sedikit memberikan saran. Pedagang itu
terdiam, ia nampak malu di hadapan Ra- Ingatlah, kejujuran akan membawa
sulullah. Kemudian Rasulullah memper- kita kepada kebajikan, dan kebajikan akan
ingatkan, “Ingatlah, barangsiapa yang mengantarkan kita ke sorga.
melakukan kecurangan (tipuan), dia bukan
golongan kami”. Sabda Rasulullah SAW. :

Muslimin sekalian. ‫ﱠ‬ΡΧِْ⇔↓‫ ™َ↓ِ◊ﱠ‬Ρِّ Χِْ⇔↓⎛َ⇔ِ↓ ∑


ْ ِΠْ©َ⎜ َ¬ْΠِّΞ⇔↓‫↓ِ◊ﱠ‬
Begitu tegas tindakan Rasulullah .....ِΕ‫ﱠ‬ρَϑْ⇔↓⎛َ⇔ِ↓ ْ∑ِΠْ©َ⎜
terhadap orang-orang yang curang. Tidak
ada kompromi bagi Rasulullah terhadap “Sesungguhnya jujur itu membawa ke ja-
yang satu ini. Bahkan dengan ekstrem be- lan kebajikan dan sesungguhnya kebajikan
liau menyatakan “Bukan golongan kami itu membawa ke jalan sorga.....” (HR. Bu-
orang yang melakukan kecurangan”. khari Muslim).
209 210

Kemudian, betapa indahnya per- dijauhi dan dimusuhi temannya. Sekarang


nyataan Rasulullah SAW. : zaman edan, jujur tidak makan. Biarlah,
biarlah mereka mau bilang apa, yang pen-
َ∉َ⇑ θُ ِνْΤُπْ⇔↓ُ¬ْ™ُΠ‫ﱠ‬Ξ⇔↓ُσْϖِ⇑َ⎨ْ↓ُΡِ÷°‫ﱠ‬Φ⇔َ↓ ting bagi kita adalah kita tetap istiqamah
mempertahankan yang benar dan diber-
kahi oleh Allah SWT. Bukan kekayaan
Εِ َ⇑°َϖِϕْ⇔↓ ⇒َ ْυَ⎜ِ⁄↓َΠَ©‫ﱡ‬ς⇔↓ harta yang kita kejar, bukan pangkat ja-
batan yang kita inginkan, sebab ia hanya
“Pedagang yang dapat dipercaya, jujur sementara. Tetapi yang kita dambakan,
dan muslim, dia nanti di hari qiamat ber- yang kita butuhkan adalah keberkahan dari
sama para syuhada” (HR. Ibnu Majah). harta, pangkat dan jabatan tersebut. Kita
boleh senang memiliki sejumlah harta ke-
Akhirnya, izinkanlah dalam ke- kayaan, tetapi kita harus lebih senang apa-
sempatan ini kami mengajak kepada para bila harta kekayaan tersebut membawa ke-
jamaah sekalian, marilah kita senantiasa berkahan bagi hidup kita. Kita tidak perlu
berupaya untuk menjauhi segala kecurang- bangga dengan pangkat dan jabatan dan
an, dalam hal apapun dan dalam bentuk segala atribut duniawi lainnya, kalau se-
apapun. Biarlah orang bilang pedagang muanya itu ternyata tidak memberikan ke-
atau pengusaha yang jujur itu tidak akan berkahan bagi hidup kita. Jadi, kita bukan
cepat kaya. Pejabat yang jujur itu akan takut tidak memiliki harta, kita bukan ta-
kut tidak mempunyai pangkat dan jabatan,
211 tetapi kita sangat takut kalau apa yang kita
212
miliki tersebut tidak memberikan keber- kita kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan
kahan. akan menjebloskan kita ke neraka. Na’u-
dzubillaahi min dzaalika.
Tidak sedikit kita lihat dan saksi-
kan dalam kehidupan masyarakat, banyak
orang yang justeru merasa sengsara hi- ِθْϖِ÷‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ِ ↵ُ ْυُ⊂َ↓
dupnya dengan segala apa yang dimi-
likinya. Kita lihat misalnya, sebuah rumah θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ
tangga yang selalu dilanda percekcokan.
Kita boleh curiga, jangan-jangan prosedur, Εٌ َλُνْ©‫ﱠ‬Φ⇔↓⎛⇔↓ِ θْ ُλْ⎜ِΠْ⎜َ°±ِ↓ْυُϕْνُ×َ⎨َ™
keilmuan dan etika yang dijalankan dalam
berumah tangga tidak cocok dengan yang
disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya. Ada
ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕ⇔ْ↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ±
orang yang punya uang banyak, tapi malah
membuat pusing si pemiliknya. Ada orang ِ∝َ°⎜⎨ْ↓َσِ⇑ τِ ْϖِ∏°َπ±ِ θْ ُ∧°‫ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ْ⎛ِρَ∈َηَ⇓َ™
yang ‘alim, punya ilmu yang luas, tapi jus-
teru malah menghinakan dirinya sendiri. ْθُλْρِ⇑َ™ ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ θِ ْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™
Banyaklah lagi contoh nyata yang ada di
masyarakat. Ingatlah, kejujuran akan me- ِθْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈 τّَ⇓↓ِ τَ×َ™َζِ×
nunjukkan kita kepada kebaikan, dan ke-
baikan akan menggiring kita ke sorga. Se-
baliknya, kecurangan akan menggiring
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ُℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈 τ‫ِ↓⇓ﱠ‬ ®ُْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏
213 214

13 ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ ®َُΠْ∈َ± َ⎛ِΧَ⇓َ⎨ τُ ُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُُΠْΧَ⊂


θِ ْ⎜Ρَِλْ⇔↓ِّ⎡Χِ‫ﱠ‬ρ⇔↓↓َΘ〈 ⎛νَ⊂ ْθِّνَℜَ™
SILATURRAHMI τِ⇔̝↓⎛νَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓ ِ⇐ْυُℜ‫ﱠ‬Ρ⇔↓َ™
DALAM σِ ْ⎜ِّΠ⇔↓ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔↓ِ τَ∈Χَِ×ْσَ⇑َ™ τ±ِ̝°َΛْ∅َ↓َ™
MASYARAKAT
‫ﱠ‬κَ≡ َã↓↓υُϕ‫ِ ↓ِ×ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂°َϖَ∏ Πُ ْ∈َ±°‫↓َ⇑ﱠ‬
ُτُ×°َ∧َΡَ±َ™ ِã↓ Εُ َπْ≡َℵَ™ ْθُλْϖَνَ⊂ ُ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔َ↓ َ◊ْυُπِνْΤ‫ ⇑ﱡ‬θْ ُΦْ⇓َ↓َ™‫ﱠ↓ِ⎨ﱠ‬σُ×ْυُπَ×َ⎨َ™ τ×ِ̝°َϕُ×

τَ⊂°َβَ↓ ْσَ⇑َΠَ⊂َ™ ْ∑ِΘ‫ِ ↓⇔ﱠ‬ãُِΠْπَΛْ⇔َ↓ Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Ra-


himakumullah.
ُã↓‫ ↓ِ⎨ﱠ‬τَ ⇔ِ↓‫ُ↓َ◊ْ⎢ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ ِ⇒َζ‫ﱠ‬Τ⇔↓ ℵِ↓َΠ±ِ lhamdulillah, kembali

↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑‫ُ↓َ◊ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ τُ َ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ®َُΠْ≡َ™ A pada siang ini, kita di-


beri kesempatan oleh
Allah SWT. untuk bisa menunaikan fardhu
215 216
Jum’at di masjid yang mulia ini, sebagai Disamping itu, aku juga punya dua orang
salah satu perwujudan pengabdian kita isteri, jika kau bersedia, ambillah salah
kepada-Nya. satunya untuk kau jadikan isteri dan aku
segera menceraikannya”.

Muslimin Rahimakumullah. Mendengar tawaran baik ini, Ab-


durrahman bin Auf cukup tercengang dan
Adalah suatu kebiasaan bagi Ra- merasakan suatu anugerah yang luar biasa,
sulullah SAW. dimana pada tahun-tahun suatu pengorbanan yang tiada taranya.
pertama beliau hijrah ke Madinah, usaha Dan ia bersyukur seraya menjawab, “Al-
pertama yang beliau lakukan adalah hamdulillah, terimakasih atas tawaran b-
menjalin ukhuwah Islamiyah antara sesa- aik saudara, semoga SWT. memberkahi
ma Muslim, baik dari kalangan kaum Mu- keluarga dan harta kekayaanmu. Maáf,
hajirin maupun dari kalangan kaum An- bukan maksudku menolak budi baikmu
shar melalui jalinan perkawinan. saudara, namun aku hanya bermaksud
agar saudara menunjukkan kepadaku di
Suatu ketika, berkatalah Saád bin mana lokasi pasar di kota ini, sehingga
Rabi’kepada Abdurrahman bin Auf, “Wa- aku dapat melakukan perniagaan”.
hai saudaraku, aku termasuk salah seo-
rang penduduk Madinah yang cukup ba- Demikianlah sikap Abdurrahman
nyak memiliki harta kekayaan. Jika sau- bin Auf. Ia tidak ingin memberatkan
dara suka, ambillah sebagiannya. saudaranya. Ia ingin berusaha sendiri
217 218

kendati Saád bin Rabi’menawarkan jasa


baik kepadanya. ِΠَΤَϑْ⇔↓ِΡِ←°َℜ ⎛َ⊂↓Πَ×ٌυْΖَ⊂ ُτْρِ⇑
⎛‫ﱠ‬πُΛْ⇔↓َ™ Ρِ ْ©‫ﱠ‬Τ⇔°±ِ
Maasyiral Muslimin Rahimakumillah.
“Perumpamaan orang-orang yang ber-
Pragmen di atas merupakan gam- iman itu di dalam menjalin persaudaraan
baran umum hati seorang Muslim di dalam sesama mereka adalah laksana satu tubuh
menjalin persaudaraan antar sesama. Per- yang kokoh. Apabila salah satu anggota
saudaraan mereka tak obahnya seperti satu tubuh tersebut menderita sakit, maka se-
tubuh yang saling ketergantungan. Salah luruh tubuh (anggota tubuh yang lain) tu-
satu saja tidak berfungsi, maka yang lain rut merasakan sakitnya”
akan merasakan akibatnya. Salah satu saja
menderita sakit, maka yang lainnyapun
merasakan sakitnya. Keadaan ini seiring Kaum Muslimin Rahimakumullah.
dengan pernyataan Rasulullah SAW. da-
lam hadits beliau : Menurut Al-Qur’an dinyatakan
bahwa kaum Muslimin itu merupakan um-
θْ ِ©ِπُ≡↓َΡَ×َ™ ْθِ〈ِ⎯↓َυَ× ْِ σَ ْϖِρِ⇑ْΑُπْ⇔↓ُοَΗَ⇑ mat yang satu, “Ummatan wahidah”, se-
perti yang diungkapkan Al-Qur’an surah
⎛َλَΦْ⊗↓↓َ↵ِ↓ِΠَΤَϑْ⇔↓ οِ َΗَπَ∧ْθِ™©ِηُβ°َ∈َ×َ™ Al-Ambiya ayat 92 , yang berbunyi :

219 220
ْθُλ‫ﱡ‬±َℵَ°⇓َ↓َ™ ≥ًَΠِ≡↓‫ ™ﱠ‬Εً ‫ ↓ُ⇑ﱠ‬θْ ُλُΦ‫ِ̝® ↓ُ⇑ﱠ‬Θ〈 ‫↓ِ◊ﱠ‬
mempunyai ikatan jiwa yang begitu kokoh
dan teraplikasi dalam amal perbuatan se-
hari-hari be-rupa saling bantu membantu,
ِ◊ْ™ُΠُΧْ⊂°َ∏ tolong menolong dan sebagainya. Dari si-
kap dan tindakan ini pada gilirannya akan
“Sesungguhnya ummat ini adalah ummat membentuk suatu masyarakat yang sejah-
yang satu. Dan Akuilah Tuhan kamu. Oleh tera, rukun dan damai, penuh marhamah
sebab itu hendaklah kamu menyembah ke- lahir dan batin. Ideal cita seiring dengan
pada-Ku”. anjuran Allah SWT. yang tertera dalam
Al-Qurán pada surah Al-Maídah ayat 2
yang berbunyi :
Muslimin Rahimakumullah.

Dalam hubungan ini, A.Yusuf Ali


∑υْϕ‫ﱠ‬Φ⇔↓َ™ِّΡΧِْ⇔↓⎛νَ⊂↓ْυُ⇓َ™°َ∈َ×َ™
dalam bukunya, The Holy Qur’an menya-
takan bahwa, perkataan ummatan waahi-
◊َ ↓َ™ْΠُ∈ْ⇔↓َ™ πِ ْ∂ِ⎨ْ↓⎛َνَ⊂↓ْυُ⇓َ™°َ∈َ×َ⎨َ™
dah dalam konteks ayat di atas lebih tepat
diartikan sebagai brotherhood atau persau- ِ ϕِ∈ْ⇔↓ُΠْ⎜ِΠَ⊗ َã↓ ◊‫َ ↓ِ ﱠ‬ã↓↓υُϕ‫™َ↓×ﱠ‬

daraan.
“Hai orang-orang yang beriman, hen-
Bertolak dari pernyataan ini, maka daklah kamu saling tolong menolong
kaum Muslimin sesungguhnya telah 222
221

dalam mengejakan kebaikan dan memeli- bumi ini, maka selama itu pula tanggung
hara diri dari kejahatan. Dan janganlah jawab untuk menjalin persaudaraan dan
saling bantu membantu dalam menger- ukhuwah Islamiyah tetap melekat di tiap-
jakan dosa dan permusuhan. Dan patuh- tiap pribadi kaum muslimin.
lah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
sangat keras sisksa-Nya”.
Kaum Muslimin yang berbahagia.

Muslimin Rahimakumullah. Dalam rangka upaya menjalin per-


saudaraan dalam Islam, kita dianjurkan
Tolong menolong merupakan salah untuk senantiasa meningkatkan kegiatan-
satu wujud dari sikap dan tindakan per- kegiatan silaturrahmi dengan sesama mus-
saudaraan dalam Islam. Tolong menolong lim.
dalam Islam merupakan tanggung jawab
setiap pribadi seorang Muslim. Tanggung Firman Allah SWT. :

ِ⇒°َ≡ْℵَ⎨َْ™τ±ِ̝ ◊َ ْυُ⇔َ⁄ƒَΤَ×ْ∑ِΘ‫َ↓⇔ﱠ‬ã↓↓υُϕ‫™َ↓×ﱠ‬
jawab tersebut tentu sifatnya tidak semen-
tara atau insidentil belaka, namun sikap
dan rasa tanggung jawab ini terus ber-
langsung dan berkesinambungan, dari °ًΧْϖِ⋅َℵ ْθُλْϖَνَ⊂ ◊َ °َ∧ َã↓ ◊‫↓ِ ﱠ‬
waktu ke waktu, dari masa ke masa, bah-
kan dari generasi ke generasi. Selama ka-
um muslimin masih ada di permukaan “Dan bertaqwalah kepada Allah, yang
223 224
dengan nama-Nya kamu saling meminta Muslimin Rahimakumullah.
satu sama lain, dan peliharalah hubungan
silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu Dengan meningkatnya kegiatan si-
menjaga dan mengawasi kamu”(QS. An- laturrahmi dalam masyarakat Islam, berarti
Nisaa ayat 1) ikatan persaudaraan dan kasih sayang terus
terjalin dengan erat dan kuat, sehingga ke-
Bahkan dalam salah satu hadits Ra- hidupan kaum muslimin akan terasa indah
sulullah SAW, beliau mensejajarkan atau damai, aman dan tenteram.
menyetarakan antara pentingnya atau per-
lunya beriman kepada Allah dan hari akhir Dengan terjalinnya kasih sayang
dengan pentingnya atau perlunya menjalin dan persaudaraan sesama muslim, insya-
silaturrahmi. Allah kehidupan kita akan terhindar dari
segala dosa dan kesalahan, kenapa?, ka-

ِΡِ…⎢↓ْ ِ⇑ْυَϖْ⇔↓َ™ ِã°±ِ σُ ِ⇑ْΑُ⎜ ◊َ °َ∧ْσَ⇑ rena sesama muslim kita bersaudara, yang
tentunya kita selalu ingat mengingatkan,
tegur menegur dan nasehat menasehati
τُ َπِ≡َℵ ْοِΞَϖْνَ∏ yang tentu saja dengan cara-cara yang baik
dan bijak.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah
Dengan terjalinnya kasih sayang
dan hari akhir, maka hendaklah selalu me-
dan persaudaraan sesama muslim, insya-
nyambung tali kasih sayang (silaturrah-
Allah kehidupan kita akan terjaga dari
mi)”.
226
225

kesesatan, kenapa?, karena sesama muslim pembawa kedamaian bagi muslim lainnya.
kita saling betul membetulkan dan saling Seorang muslim yang baik merupakan
sempurna menyempurnakan. pencegah bagi setiap usaha dan bentuk
perbuatan dosa dan kemungkaran. Ingatlah
Dengan terjalinnya kasih sayang pesan Rasulullah SAW. :
dan persaudaraan sesama muslim, insya-
Allah kehidupan kita akan terbebas dari
kedzaliman, kenapa?, karena sesama mus- θْ ‫ِ◊ْ⇔ﱠ‬°َ∏ ®ِِΠَϖ±ِ ®ُΡّϖَِ®ُϖَνَ∏↓ًΡَλْρُ⇑ْθُλْρِ⇑َ↓‫ﱠ‬ℵ ْσَ⇑
lim kita saling menjaga dan kita saling
membela saudara kita. ِτΧِْνَϕΧَِ∏ ∉ْ ِχَΦْΤَ⎜ ْθ‫ِ◊ْ⇔ﱠ‬°َ∏ τِ ِ⇓°َΤِνΧَِ∏ ∉ْ ِχَΦْΤَ⎜
Seorang muslim yang baik, tentu ِ◊°َπْ⎜⎨ِْ↓ ι ُ ∈ْ∪َ↓ َµِ⇔↵َ™
tidak akan membiarkan saudaranya larut
dalam amukan dosa dan kemaksiatan. Seo-
rang muslim yang baik, tentu tidak akan “Barangsiapa diantara kamu melihat ke-
membiarkan keluarganya, tetangganya, mungkaran, hendaklah kamu segera men-
bahkan masyarakat lingkungan sekitarnya, cegahnya (merubahnya) dengan tanganmu
terbuai dalam mimpi-mimpi duniawi yang (kekuasaan). Kalau kamu tidak mampu de-
memabukkan, sehingga lupa segala-gala- ngan tangan (kekuasaan), maka cegah/ru-
nya. Seorang muslim yang baik merupa- bahlah dengan perkataanmu. Kalau tidak
kan penolong bagi sesama muslim lainnya. mampu juga, maka cegah / rubahlah de-
Seorang muslim yang baik merupakan ngan hatimu ( setidak-tidaknya hatimu
227 228
benci terhadap perbuatan mungkar terse- tidak semestinya seperti saling fitnah, gun-
but). Yang terakhir ini adalah gambaran jing menggunjing, saling curiga, saling
selemah-lemah iman”. tuduh dan sebagainya.

Oleh karena itu, izinkanlah kami


Maásyiral Muslimin Rahimakumullah. melalui mimbar yang mulia ini, mengajak
para jamaah sekalian, marilah kita bersa-
Kalau diibaratkan dengan sebuah ma-sama meningkatkan kegiatan silatur-
mikropon, maka silaturrahmi adalah kabel- rahmi antar sesama muslim, agar jalinan
nya. Dengan kabel yang baik, akan dapat ukhuwah Islamiyah akan menjadi kekuat-
menghantarkan suara yang jelas dan jernih an spritual yang melahirkan rasa kasih sa-
ke sebuah speaker. Sebaliknya, jika kabel yang, kecintaan dan saling mempercayai
kurang baik atau terputus, maka suara yang diwujudkan dengan adanya sikap dan
yang ditimbulkan akan kedengaran jelek tindakan positif seperti tolong menolong,
atau tidak terdengar sama sekali. Demiki- hormat menghormati, pema’af, pemurah,
an juga silaturrahmi. Bila silaturrahmi ter- setia kawan dan lain sebagainya.
jalin dengan baik, maka persaudaraan
muslim akan semakin baik pula. Sebalik- Semoga Allah memberikan kekuat-
nya, jika silaturrahmi kurang terjalin an dan kemampuan kepada kita semua un-
bahkan terputus, maka terputuslah pula tuk menjalin dan memperkokoh tali per-
persaudaraan sesama muslim, sehingga saudaraan sesama muslim, sehingga kita
yang muncul adalah suara-suara yang betul-betul menjadi ummat yang satu,
229 230

yang tak mudah di ombang ambingkan,


tak mudak di cerai beraikan. Amin, ya
CONTOH
Rabbal áalamiin. KHUTBAH KEDUA
ِθْϖ÷ِ‫ﱠ‬Ρ⇔↓◊ِ°َχْϖ‫ﱠ‬ς⇔↓َσِ⇑ِã°±ُِ↵ْυُ⊂َ↓ Contoh 1 :

θِ ْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓σِπْ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ِã↓ِθْΤ±ِ Ρْ َ⇑َ↓°َπَ∧↓ًΡْϖِΗَ∧↓ًΠْπَ≡ ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓


↓ْυُ⋅‫ﱠ‬Ρَηَ×َ⎨‫ْ™ً♦™ﱠ‬ϖِπَ÷ِã↓ِοْΧَΛ±ِ↓ْυُπِΞَΦْ⊂↓َ™ َ ْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ®َُΠْ≡َ™ ُã↓‫َ ↓ِ⎨ﱠ‬τ⇔↓‫ُ↓َ◊ْ⎨ِﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓
µ
ِθْϖِφَ∈ْ⇔↓◊ِ∞ْΡُϕْ⇔↓⎛ِ∏ْθُλَ⇔َ™ْ⎛ِ⇔ُã↓َ∨َℵ°َ± Ρْ َηَ∧َ™ τ±َِ̝ΠَΛَ÷ْσَπِ⇔°ً⇑°َ∠ْℵِ↓ τَ⇔
∝ِ°َ⎜⎨ْ↓َσِ⇑ ِτْϖ∏ِ°َπ±ِ ْθُ∧°‫ِ⎛ْ ™َ↓ِ⎜ﱠ‬ρَ∈َηَ⇓َ™ ِΠّϖَِℜ ُτُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُΠْΧَ⊂↓ًΠ‫ﱠ‬πَُ ◊‫ُ↓َ ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™
θْ ُλْρِ⇑َ™ْ⎛ِّρِ⇑َο‫ﱠ‬Χَϕَ×َ™ ِθْϖِλَΛْ⇔↓Ρِْ∧ِّΘ⇔↓َ™ ْθِّνَℜَ™ οِّ َΞَ∏ θ‫ّ©ُ ﱠ‬ν⇔َ↓ ْΡَςَΧْ⇔↓َ™ κِ ِ←َζَΝْ⇔↓
θِ ْϖِνَ∈ْ⇔↓ُ∉ْϖِπ‫ﱠ‬Τ⇔↓َυُ〈τ‫ﱠ‬⇓ِ↓ τُ×َ™َζِ× τ±ِ̝°َΛْ∅َ↓َ™ τ⇔ِ̝∞⎛νَ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَُ⎛νَ⊂ ْ∨ℵِ°َ±َ™
ِθْϖِ≡‫ﱠ‬Ρ⇔↓ُℵْυُηَ®ْ⇔↓َυُ〈 τ‫ﱠ‬⇓ِ↓ ُ®ْ™ُΡِηْ®َΦْℜ°َ∏ ℘
ُ °‫ﱠ‬ρ⇔↓°َ©‫↓َ⎜ﱡ‬°َϖَ∏ُΠْ∈َ±°‫ْ ↓َ⇑ﱠ‬ℵَΡُ®ْ⇔↓ ِΜْϖ±ِ°َΞَ⇑
231 232
⇐ِ ْυُΖُ∏َ™υِْ®‫ﱠ‬ν⇔↓ ِ⊆°َπِℜ ْσِ⇑ َã↓↓υُϕ‫↓ِ×ﱠ‬ Ρْ ِηْ∠↓ ‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ σِ ْ⎜ِّΠ⇔↓ ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔↓ِ
ℵْ ‫ﱠ‬Θَ≡َ™ ُτْρَ⊂ْθُ∧°َ©َ⇓°‫ﱠ‬πَ⊂↓ْυُ©َΦْ⇓↓َ™ ْΡَΧَΝْ⇔↓ σَ ْϖِπِνْΤُπْ⇔↓َ™ ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™ َσْϖِρِ⇑ْΑُπْνِ⇔
τِ ْϖِ∏َ↓َΠَ±↓ًΡْ⇑َ↓ْθُ∧َΡَ⇑َ↓ْΠَ⋅ َã↓ ‫ْ↓↓َ◊ﱠ‬υُπَνْ⊂↓َ™ θْ ُ©ْρِ⇑ ِ⁄°َϖْ≡َ⎨ْ↓َ ∝ِ °َπِνْΤُπْ⇔↓َ™
Εِ َΛِّΧَΤُπْ⇔↓ τِΦَ̝λِ←َζَπ±ِ ⎛ّρَ∂َ™ τِ̝Τْηَρ±ِ ∆
ُ ْϖِϑ‫ِ⎜ْ∆ٌ ⇑ﱡ‬Ρَ⋅ ٌ∉ْϖِπَℜ َµ‫َ↓∝ِ ↓ِ⇓ﱠ‬υْ⇑َ⎨ْ↓َ™
τِ̝Φَλِ←َζَ⇑َ™ َã↓‫⎛ ↓ِ◊ﱠ‬⇔°َ∈َ×َ⇐°َϕَ∏ τِ̝ℜْΠُϕ±ِ َΠْ∈َ±°َρَ±ْυُνُ⋅ ْ∇ِΣُ×َ⎨°َρ‫ﱠ‬±َℵ ِ∝↓َυْ⊂‫ﱠ‬Π⇔↓
↓ْυُρَ⇑↓َσْ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬°َ©‫↓َ⎜ﱡ‬ƒَ⎜ ّ⎛Χ‫ِﱠ‬ρ⇔↓⎛َνَ⊂َ◊ْυ‫ﱡ‬νَΞُ⎜ ًΕَπْ≡َℵ َµْ⇓ُΠ‫ْ⇔ﱠ‬σِ⇑°َρَ⇔ْ∆َ〈َ™°َρَΦْ⎜َΠَ〈 ْ⇓ِ↓
θ‫ّ©ُ ﱠ‬ν⇔َ↓ °ًπْϖِνْΤَ×↓ْυُπِّνَℜَ™ ِτْϖَνَ⊂↓ْυ‫ﱡ‬νَ∅ °َϖْ⇓‫ﱡ‬Π⇔↓ِ°َρِ×↓ƒَρَ±‫َﱠ‬ℵ ِ″°‫َ〈ﱠ‬υْ⇔↓ َΓْ⇓َ↓ َµ‫↓ِ⇓ﱠ‬
σْ َ⊂‫ٍ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑ِ⇐∞⎛νَ⊂‫ٍ ™ﱠ‬Π‫ﱠ‬πَΛُ⇑⎛νَ⊂ِّοَ∅ َ″↓َΘَ⊂°َρِ⋅‫ً ™ﱠ‬ΕَρَΤَ≡ ِ≥َΡِ…⎨ْ↓‫ً ™ِﱠ‬ΕَρَΤَ≡
َσْϖِ∈±ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ™ ِΕَ±↓َΡَϕْ⇔↓َ™ Εِ َ±°َΛ‫ﱠ‬Ξ⇔↓ِّοُ∧ ⇐ِْΠَ∈ْ⇔°±ِ ُΡُ⇑♦َ⎜ َã↓‫ِ ↓ِ◊ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂ ℵِ°‫ﱠ‬ρ⇔↓
◊ٍ°َΤْ≡ِ°±ِ ْθُ©َ∈±ِ°َ×َ™ َσْϖِ∈±ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓ِ∉±ِ°َ×َ™ ⎛±ْΡُϕ⇔ْ↓ ∑ ِ⇓ ⎛ِ←ƒَΦْ⎜ِ↓َ™ ◊ِ°َΤْ≡ِ⎨ْ↓َ™
233 234

ِ⎛ْ®َΧْ⇔↓َ™ِΡَλْρُπْ⇔↓َ™ ِ⁄ƒَςْΛَηْ⇔↓ِσَ⊂⎛©ْρَ⎜َ™ Contoh 2 :

َã↓↓™ُΡُ∧ْ⇓°َ∏ ◊َ ْ™ُΡ‫َ∧ﱠ‬Θَ×ْθُλ‫ﱠ‬νَ∈َ⇔ْθُλُφِ∈َ⎜ َ◊↓َ™ْΠُ⊂َ⎨َ™ َσْϖِπَ⇔°َ∈ْ⇔↓ ″ ِّ َℵ ِãُِΠْπَΛْ⇔َ↓


θْ ُ∧ْ⎯ِΣَ⎜ τِ̝πَ∈ِ⇓⎛νَ⊂ ُ®ْ™ُΡُλْ⊗↓َ™ ْθُ∧ْΡُ∧ْΘَ⎜ ِã↓ ∝ ِ ↓َυَνَ∅َ™ َσْϖِπِ⇔°ّφ⇔↓ ⎛َνَ⊂‫↓ِ⎨ﱠ‬
ُΡْ∧ِΘَ⇔َ™ ْθُλْϖِχْ∈ُ⎜ τِ̝νْΖَ∏ σْ ِ⇑ ®ُْυُνَΒْℜ↓َ™ ُ®ُΠَπْ≡َ↓ َσْϖِνَℜْΡُπْ⇔↓ِθَ×°َ…⎛νَ⊂ τُ⇑َζَℜَ™
.ُΡَΧْ∧َ↓ ِã↓ َτ⇔ِ↓‫ُ↓َ◊ْ⎨ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓ ِτْϖَ⇔ِ↓ ُ″ْυُ×َ↓َ™ τَ⇓°َΛْΧُℜ
ْσَπِّ⇔°ً⇑°َ∠ْℵِ↓ τُ َ⇔َµْ⎜Ρَِ⊗َ⎨ ُ®َΠْ≡َ™ ُã↓‫↓ِ⎨ﱠ‬
↓ًΠ‫ﱠ‬πَΛُ⇑ ◊‫ُ↓َ ﱠ‬Πَ©ْ⊗َ↓َ™ Ρْ َηَ∧َ™ τ̝±َِΠَΛَ÷
Ρِ َςَΧْ⇔↓َ™ ِκِ←َζَΝْ⇔↓ِΠّϖَِℜ τُ⇔ْυُℜَℵَ™ ®ُΠْΧَ⊂
ٍΠ‫ﱠ‬πَُ⎛νَ⊂ ْ∨ℵِ°َ±َ™ θْ ِّνَℜَ™ οِّ َΞَ∏ θ‫ّ©ُ ﱠ‬ν⇔َ↓
θْ ُ©َ∈Χَِ× σْ َ⇑َ™ τ̝±ِ°َΛْ∅َ↓َ™ τ̝⇔ِ∞⎛νَ⊂‫™ﱠ‬
235 236
ُΠْ∈َ±°‫ِ ↓َ⇑ﱠ‬σْ⎜ ِّΠ⇔↓ ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ ◊ِ°َΤْ≡ِ°±ِ ⁄ِ °َϖْ≡َ⎨ْ↓َ ِ∝°َπِνْΤُπْ⇔↓َ™ َσْϖِπِνْΤُπْ⇔↓َ™
⎨َ َ™ τِ̝×°َϕُ×‫ﱠ‬κَ≡ َã↓↓υُϕ‫ِ ↓ِ×ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂°َϖَ∏ ٌ∆ْ⎜ِΡَ⋅ ٌ∉ْϖِπَℜ َµ‫َ↓∝ِ ِ↓⇓ﱠ‬υْ⇑َ⎨ْ↓َ™ ْθُ©ْρِ⇑
َ⇐°َϕَ∏ ◊َ ْυُπِνْΤ‫ ⇑ﱡ‬θْ ُΦْ⇓َ↓َ™ ‫ ↓ِ⎨ﱠ‬σ‫ْ×ُ ﱠ‬υُπَ× °َρَ±ْυُνُ⋅ ْ∇ِΣُ×َ⎨°َρ‫ﱠ‬±َℵ ِ∝↓َυْ⊂‫ﱠ‬Π⇔↓ُ∆ْϖِϑُ⇑
⎛َνَ⊂َ◊ْυ‫ﱡ‬νَΞُ⎜ τَΦَλِ←َζَ⇑َ™ َã↓‫⇔َ⎛ ↓ِ◊ﱠ‬°َ∈َ× Εً َπْ≡َℵَµْ⇓ُΠ‫ْ⇔ﱠ‬σِ⇑°َρَ⇔ْ∆َ〈َ™°َρَΦْ⎜َΠَ〈 ْ⇓ِ↓َΠْ∈َ±
ِτْϖَνَ⊂↓ْυ‫ﱡ‬νَ∅↓ْυُρَ⇑↓َσ⎜ِΘ‫↓⇔ﱠ‬°َ©‫↓َ⎜ﱡ‬ƒَ⎜ ْ⎛Χَِّρ⇔↓ °َϖْ⇓‫ﱡ‬Π⇔↓ِ°َρِ×↓ƒَρ‫ﱠ‬±َℵ ِ″°‫َ〈ﱠ‬υْ⇔↓ َΓْ⇓َ↓ َµ‫↓ِ⇓ﱠ‬
ٍΠ‫ﱠ‬πَُ⎛νَ⊂ِّοَ∅‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ °ًπْϖِνْΤَ×↓ْυُπِّνَℜَ™ َ″↓َΘَ⊂°َρِ⋅َ™ ًΕَρَΤَ≡ ِ≥َΡِ…⎨ْ↓َِّ™ ًΕَρَΤَ≡
ِΕَ±°َΛ‫ﱠ‬Ξ⇔↓ِّοُ∧ْσَ⊂‫ ™ﱠ‬Πٍ ‫ﱠ‬πَُ⇐ِ∞⎛νَ⊂َ™ ⇐ِْΠَ∈ْ⇔°±ِ ُΡُ⇑♦َ⎜ َã↓‫ِ ↓ِ◊ﱠ‬ã↓َ⎯°َΧِ⊂ ℵِ°‫ﱠ‬ρ⇔↓
σَ ْϖِ∈±ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓ِ∉±ِ°َ×َ™ َσْϖِ∈±ِ°‫ﱠ‬Φ⇔↓َ™ ِΕَ±↓َΡَϕْ⇔↓َ™ ⎛±ْΡُϕْ⇔↓ ∑ ِ⇓ ⎛ِ←ƒَΦْ⎜ِ↓َ™ ِ◊°َΤْ≡ِ⎨ْ↓َ™
ِσْ⎜ِّΠ⇔↓ ِ⇒ْυَ⎜ ⎛⇔ِ↓ ٍ◊°َΤْ≡ِ°±ِ ْθُ©َ∈±ِ°َ×َ™ َ⎛ْ®َΧْ⇔↓َ™ِΡَλْρُπْ⇔↓َ™ ِ⁄ƒَςْΛَηْ⇔↓ِσَ⊂⎛©ْρَ⎜َ™
ِ∝°َρِ⇑ْΑُπْ⇔↓َ™ َσْϖِρِ⇑ْΑُπْνِ⇔ْΡِηْ∠↓ ‫ﱠ‬θُ©ّν⇔َ↓ َã↓↓ْ™ُΡُ∧ْ⇓°َ∏ ◊َ ْ™ُΡ‫َ∧ﱠ‬Θَ×ْθُλ‫ﱠ‬νَ∈َ⇔ْθُλُφِ∈َ⎜
237 238

ْθُ∧ْ⎯ِΣَ⎜ τِ̝πَ∈ِ⇓⎛νَ⊂ ُ®ْ™ُΡُλْ⊗↓َ™ ْθُ∧ْΡُ∧ْΘَ⎜ BAHAN RUJUKAN


ُΡْ∧ِΘَ⇔َ™ ْθُλِْϖِχْ∈ُ⎜ τِ̝νْΖَ∏ σْ ِ⇑ ®ُْυُνَΒْℜ↓َ™
.ُΡَΧْ∧َ↓ ِã↓ Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departe-
men Agama RI, 1984;

Artani Hasbi, Zaitunah, H.Drs, Memben-


tuk Pribadi Muslim, Bina Ilmu,
Surabaya, 1987;

Aspihan Djarman, H.Drs, Panggilan Al-


lah Kepada Orang-orang Yang
Beriman, Kalam Mulia, Jakarta,
1992;

Abdullah bin Jarullah; Ed. Fenomena


Syukur (Berdzikir dan Berpikir),
Risalah Gusti, Surabaya, 1994;

240
239
Abdullah Gymnastiar, KH. Kedahsyatan Fakhruddin Nur Syam, Lc. Kiat Sukses
Doa, MQ Publishing, Bandung, Dakwah Di Perjalanan, Al-I’ti-
2004; shom Cahaya Umat, Jakarta,
2002;
Al-Ghazali, Imam, Syukur Menambah
Nikmat, Dua Putra Press, Yog- Fathi Yakan, Dr. Mabusia Antara Hi-
yakarta, 2002; dayah Allah dan Tipu Daya Se-
tan, Gema Insani Press, Jakarta,
Anwar Harjono, Dr. Da’wah dan Ma- 2001;
salah Sosial Kemasyarakatan,
Media Da’wah, Jakarta, 1987; Husin Naparin, H. MA, Bunga Rampai
Dari Timur Tengah, Bina Ilmu
Choiruddin Hadhiri, SP, Klasifikasi Kan- Surabaya, 1989;
dungan Al-Qur’an, Gema Insani
Press, Jakarta, 2002; HAMKA, Prof.Dr. Tasauf Modern, Ya-
yasan Nurul Islam, Jakarta, 1980;
Fuad Amsyari, Dr.Phd, Prinsip-prinsip
Dasar Konsep Sosial Islam, Bina -----------------------. Lembaga Budi, Ya-
Ilmu, Surabaya, 1984; yasan Nurul Islam, Jakarta,
1976;
Fadhil Ilahi, Dr. Menggapai Hidayah,
Darul Falah, Jakarta, 2003; Hasbi Ash Shiddieqy, Prof.Dr.TM. Pedo-
241 242

man Dzikir dan Doa, Bulan Bintang, Ja- Sinar Baru Algensindo, Bandung,
karta, 1956; 1996;

M. Yunan Nasution, Khutbah Jum’at, Subhi As-Shalih, Dr. Membahas Ilmu-


Bulan Bintang, Jakarta, 1984; ilmu Al-Qur’an, Pustaka Firdaus
Jakarta, 1993;
Mutawalli Sya’rawi, M. Prof.Dr. Doa
Yang Dikabulkan, Pustaka Al- Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki, Keisti-
Kautsar, Jakarta, 2000; mewaan-keistimewaan Al-Qur’an,
Mitra Pustaka Yogyakarta, 2001;
Nurcholish Majid, Dr. dkk. Serial Khut-
bah Beragama di abad Dua Satu, Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Al-Ma’arif
Zikrul Hakim, Jakarta, 2000; Bandung, 1997;

Salman bin Fahd Al-Audah, Dr. Agar Syamsul Rijal Hamid, Ridho Allah Ter-
Bahtera Tak Tenggelam, Risalah gantung Ridha Orangtua, Cahaya
Gusti, Surabaya, 1995; Salam Jakarta, 2001

Sufyana M. Bakri, Khutbah Pilihan Seri Saifuddin Aman, H. MBA. Membangun


A, Sinar Baru Algensindo, Masyarakat Madani, Al-Mawardi
Prima Jakarta, 2000;
---------------------, Khutbah Pilihan Seri C
243 244
Syamsul Rijal Hamid, Petuah-petuah
Rasulullah Seputar Etika, Penebar
RIWAYAT SINGKAT
Salam Jakarta, 1999; PENYUSUN
Tutty Alawiyah AS, Dra.H. Membangun Aserani Kurdi, S.Pd dila-
Kesadaran Beragama, Yayasan hirkan di Barabai HST. Kal-
Alawiyah Jakarta, 1999; Sel tanggal 03 Februari 1963.
Pendidikan formal yang ia
Usep Romli, HM, Percikan Hikmah, Ber- tempuh : SDN Seroja Barabai
dialog Dengan Hati Nurani, Re- tamat tahun 1977; SMEP Negeri Ganesya
maja Rosdakarya, Bandung, 2000; Barabai, tamat tahun 1981; SMEA Negeri
1 Barabai, tamat tahun 1984; FKIP UN-
Yusuf Qardhawi, Dr. Kenapa Kita Islam, LAM Program Studi Pendidikan Dunia
Gema Insani Press Jakarta, 1997; Usaha Banjarmasin, selesai tahun 1993.
Selain pendidikan formal, ia juga gemar
Z.S. Nainggolan, MA. Pandangan Cende- mengikuti pendidikan nonformal berupa
kiawan Muslim Tentang Moral penataran, kursus dan diklat. Ilmu-ilmu
Pancasila, Moral Barat dan Mo- keIslaman ia peroleh melalui berbagai
ral Islam, Kalam Mulia Jakarta, pengajian, belajar ke rumah guru, literatur
1997 Islam dan berbagai organisasi Islam
diantaranya PII (Pelajar Islam Indonesia),
IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah),
245 246

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan Kualitas Ibadah Puasa) dan sejumlah dik-
Muhammadiyah. Organisasi yang aktif ia tat pelajaran untuk siswa SMK Negeri 1
ikuti sekarang adalah Muhammadiyah Tanjung. Tugasnya kini adalah sebagai
pada Majelis Tarjih dan Pengembangan Guru pada SMK Negeri 1 Tanjung, sejak
Pemikiran Islam Pimpinan Daerah Mu- Maret 1994.
hammadiyah Tabalong. Disamping gemar
menulis, ia juga aktif dalam da’wah Is-
lamiyah di daerahnya. Karya Tulis yang
sudah dan sedang digarapnya antara lain :
Apresiasi Juz ‘Amma; Petunjuk Jalan Lu-
rus (Kumpulan Bahan Kultum Praktis);
Menyingkap Misteri Lailatul Qadar (Se-
buah Upaya Pemahaman); Marhaban Ya
Ramadhan, Kumpulan Bahan Kultum Se-
kitar Ramadhan; Kumpulan Khuthbah Jum
’at Pilihan; Kumpulan Khuthbah Jum’at
Tanjung Bersinar yang digarap bersama
dengan Drs.H.Birhasani (Kabag Sosial
PEMDA Tabalong); 6 M Sebuah Konsep
Dalam Menyikapi Islam; Konsep Mena-
han Diri Dalam Puasa Ramadhan (Sebuah
Upaya Pemahaman Ke arah Peningkatan
247 248

Você também pode gostar