Você está na página 1de 11

41

41

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian pengembangan yang
menggunakan metode research and development (R&D). Produk yang
dikembangkan dalam penelitian berupa media pembelajaran dalam bentuk website
untuk materi Fisika SMA pokok bahasan Listrik Dinamis.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian adalah model
prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah
yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran.

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang
ditempuh dalam membuat produk. Prosedur memaparkan komponen rancangan
produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, disebutkan sifat-sifat komponen
pada setiap tahapan dalam pengembangan, dijelaskan secara analitis fungsi
komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan dijelaskan hubungan
antar komponen dalam sistem.
Untuk memperoleh media pembelajaran berupa website pembelajaran
yang memenuhi unsur kriteria baik, maka dilakukan penelitian pengembangan
dengan menggunakan langkah-langkah yang masih umum dan akan dijabarkan
menjadi lebih jelas sehingga diperoleh alur penelitian seperti pada Gambar 3.1.







42































Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Pengembangan
Pengumpulan Data Pendukung
Pembuatan Desain Media
Pembuatan Media
Validasi Ahli Materi
Siswa
Draft Final
Revisi
Analisis Potensi dan Masalah
Mulai
Selesai
Memenuhi
kriteria baik
Validasi Ahli Media
Ya
Tidak
Revisi
Tidak
43

Berikut secara lebih terperinci langkah-langkah pengembangan media
pembelajaran dalam bentuk website pembelajaran:
1. Analisis Potensi dan Masalah
Pada tahap analisis potensi dan masalah dilakukan studi literatur dan
survei untuk mendapatkan masalah serta potensi pengembangan produk untuk
mengatasi masalah yang ditemukan. Masalah dikhususkan yang berkaitan dengan
penggunaan internet dalam proses pembelajaran di kalangan siswa SMA.
2. Pengumpulan Data Pendukung
Pada tahap pengumpulan data dilakukan analisis materi, pengkajian
perangkat pembuat media, dan penggunaan media yang akan dikembangkan. Isi
dari materi yang akan disampaikan dalam media harus relevan dan sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Sehingga harus dilakukan
pengkajian terhadap SK dan KD yang sesuai. Proses pengkajian yang meliputi
analisis SK/KD, analisis sumber belajar, pemilihan materi, dan penentuan
pengguna (user) dilakukan secara bersamaan karena saling berkaitan dan tidak
bisa berdiri sendiri. Materi yang dipilih dalam penelitian adalah listrik dinamis
untuk siswa SMA. Sehingga materinya disesuaikan dengan mata pelajaran Fisika
SMA. Dalam tahap juga dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan erat
dengan materi, perangkat pembuat media, dan penggunaan media.
3. Pembuatan Desain Media
Tahapan pembuatan desain media menentukan konsep dari media
pembelajaran yang akan dibangun. Desain yang baik dan terencana akan
mempermudah pembuatan media selanjutnya. Sebelum membuat desain pada
media yang digunakan, perlu dipersiapkan rancangan awal dari program yang
akan dibuat. Pada tahapan tersebut dianalisa tujuan dari pembuatan media
pembelajaran. Tujuan ditentukan berdasarkan materi ajar beserta silabus materi
yang akan diajarkan, selanjutnya mengumpulkan objek multimedia, powerpoint,
materi flash pembelajaran, materi-materi yang akan digunakan. Tahapan
pengumpulan komponen yang akan digunakan berdasarkan konsep dan
rancangan. Pada tahapan pembuatan desain media pengumpulan objek dapat
dilakukan berupa:
44

a. Pengumpulan Materi yang akan disampaikan.
b. Pengumpulan gambar, animasi, dan video.
c. Pengumpulan powerpoint pembelajaran
d. Soal evaluasi pembelajaran
Desain konsep awal yang disusun berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar, judul materi ajar dan sub-sub materi ajar didiskusikan dengan tim ahli yang
menguasai pengembangan media pembelajaran khususnya dalam hal website.
Hasil revisi/masukan terhadap desain konsep awal sebagai kontain website,
digunakan sebagai acuan dalam tahap pengembangan media pembelajaran.






Gambar 3.2. Desain Alur Website Pembelajaran
4. Pembuatan Media
Dalam mengembangkan media pembelajaran yang berupa website
pembelajaran secara umum harus membuat domain, web hosting, CMS, materi,
video pembelajaran, animasi pembelajaran, powerpoint materi. Media
pembelajaran yang dibuat dapat diakses oleh siswa secara online sehingga siswa
dapat membukanya kapanpun dan dimanapun asalkan ada koneksi internet. Hal-
hal yang perlu dikembangkan dalam media website meliputi materi, tampilan
website, contain website. Pembuatan kontain website harus dibuat berdasarkan
standar kopetensi, kopetensi dasar dan indikator yang digunakan di sekolah.
Tampilan visual, materi dan multimedia yang disajikan dalam website harus
disusun sebaik mungkin sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Hal tersebut
merupakan bagian dari penilaian yang menentukan baik tidaknya media yang
dibuat sehingga menentukan kelayakan media yang dibuat. Pada tahap pembuatan
media dituntut kreativitas dan keahlian programmer. Kemudian dilakukan proses
pembuatan domain. Setelah membuat domain langkah selanjutnya memasukan
Materi pembelajaran
Courses
Home Page
45

CMS Moodle dalam hosting domain tersebut. Kemudian dilakukan proses
finishing dengna memasukkan materi, animasi pembelajaran, powerpoint
pembelajaran dan multimedia sehingga dihasilkan website pembelajaran yang
dapat diakses siswa secara online.
5. Validasi
Pada tahapan validasi akan dilakukan validasi website pembelajaran
materi Listrik Dinamis yang terdiri dari:
a. Validasi materi oleh ahli materi Fisika.
b. Validasi media oleh ahli media pembelajaran.
Ahli diminta mengisi angket penilaian dan memberikan komentar, kritrik serta
saran untuk perbaikan program.
6. Revisi
Revisi dilakukan ketika pengembangan media yang dibuat masih terdapat
kekurangan. Revisi mengacu pada hasil validasi oleh ahli dan juga hasil ujicoba
produk. Jika dirasa tidak perlu, maka pengembangan produk dinyatakan selesai.

C. Uji Coba
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba yang akan dilakukan sebagai berikut:










Gambar 3.3. Alur Desain Uji Coba Website Pembelajaran
Validasi Ahli Media Validasi Ahli Materi
Siswa
Media Memenuhi Kriteria Baik
Revisi
Produk Akhir
46

Setelah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media maka dilakukan
revisi sampai para ahli menyatakan media sudah layak (baik) untuk dilanjutkan
ujicoba. Selanjutnya media dapat diujicobakan kepada siswa sebagai pengguna
utama dengan tahapan berikut:
a. Uji Coba One on One
Uji coba perorangan melibatkan 2 orang siswa yang telah menyatakan
kesediaanya menjadi subyek penelitian. Kedua siswa diminta mengakses website
pembelajaran. Selanjutnya siswa diminta pendapatnya tentang website
pembelajaran tersebut dalam wawancara informal. Dalam tahap one on one juga
dilakukan pre tes dan post tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa
tentang materi listrik dinamis.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil dengan kelompok kecil yang terdiri atas 6 siswa
yang dipilih secara acak. Uji coba dilakukan dengan cara mengakses website
pembelajaran dan memberi penjelasan tentang website pembelajaran yang sedang
dikembangkan kepada responden, meminta responden mencoba sendiri website
pembelajaran tersebut, setelah itu dilakukan wawancara. Dalam tahap kelompok
kecil juga dilakukan pre tes dan post tes untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa tentang materi listrik dinamis. Berdasarkan hasil wawancara,
website pembelajaran tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar dilakukan pada siswa SMA Negeri Jumapolo
kelas X ICT yang dipilih sebanyak 1 kelas. Uji coba dilakukan dengan cara
menampilkan website pembelajaran pada responden dan memberi penjelasan
tentang website pembelajaran yang sedang dikembangkan, meminta responden
mengakses sendiri website pembelajaran tersebut, kemudian diberi angket
tanggapan terhadap website pembelajaran oleh responden, setelah itu dilakukan
wawancara. Berdasarkan hasil analisis angket serta masukan-masukan dari
responden, website pembelajaran tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi. Pada
tahap kelompok besar dilakukan pre test dan pos test untuk menentukan
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.
47

2. Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian subjek coba adalah siswa SMA N Jumapolo
kelas X ICT.
3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari hasil angket ahli media, ahli materi, guru dan
siswa yang merupakan data kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif yaitu data
tentang evaluasi terhadap kelayakan isi/ materi dan media.
4. Instrumen Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan beberapa teknik
sebagai berikut:
a. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan selama tahap penelitian dari tahap analisis potensi
dan masalah hingga produk selesai dikembangkan.
b. Teknik Angket (Quesioner)
Tehnik angket untuk mengukur kelayakan isi/materi dan media dalam
website pembelajaran. Angket diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan siswa
sesuai kebutuhan dan tujuannya. Kisi-kisi dan instrument angket dijelaskan lebih
lanjut dalam lampiran 5 dan 6.
c. Teknik Wawancara
Dilakukan terhadap para narasumber yaitu ahli materi dan media dalam
bentuk tanya jawab. Teknik wawancara dilakukan selama proses validasi media
website pembelajaran.Wawancara juga dilakukan kepada siswa-siswa kelas X ICT
di SMA N Jumapolo. Bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak
terstruktur dengan kisi-kisinya dapat dilihat pada lampiran 8.
d. Tes
Tes digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep fisika.
Tes diberikan dua kali tiap siklus pembelajaran sebagai pre tes dan post tes.
1) Pre Test
48

Pre test dilakukan pada awal penelitian sebagai analisis siswa pre test
digunakan untuk mengungkap kemampuan awal siswa dalam pokok bahasan
yang akan diajarkan.
2) Post Test
Post test dilakukan pada akhir pembelajaran untuk pokok bahasan yang telah
diberikan kepada siswa. Post test digunakan untuk mengungkap kemampuan
siswa setelah pembelajran dan juga setelah mengingukti pembelajaran Fisika
berbasis website.
Instrumen dalam penelitian berupa angket, yaitu suatu daftar pernyataan
yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban
yang sudah ada.
a. Kisi-kisi angket
Kisi-kisi dibuat disesuaikan dengan tujuan dan sasaran angket. Sehingga
angket untuk ahli materi, ahli media, dan siswa akan berbeda. Sebelum menyusun
angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan. Konsep alat ukur media berupa kisi-kisi angket. Konsep tersebut
dijabarkan ke dalam variabel dan indikator yang dijadikan pedoman dalam
menyusun item-item angket sebagai instrumen pengukuran.
b. Butir angket
Penyusunan butir-butir angket sebagai alat ukur disasarkan pada kisi-kisi
yang telah dibuat. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dibuat butir-butirnya
c. Prosedur penyusunan angket
Prosedur yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan tujuan
Untuk menentukan bahwa media yang dibuat telah memenuhi kriteria baik.
2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap
Untuk memperjelas aspek yang diungkap maka digunakan kisi-kisi angket.
3) Menentukan jenis dan bentuk angket
Dalam penelitian angket yang digunakan adalah angket tertutup.
4) Menyusun angket
Angket tersusun atas item-item terdiri dari pertanyaan atau pernyataan yang
49

dibuat dengan mengacu pada kisi-kisi angket.
5) Menentukan skor
Angket menggunakan format respon lima poin dari skala Likert, dimana
alternatif responnya adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju
(KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kemungkinan-
kemungkinan skor 5 bagi Sangat Setuju (SS), skor 4 bagi Setuju (S), skor 3
bagi Kurang Setuju (KS), skor 2 bagi Tidak Setuju (TS), dan skor 1 bagi
Sangat Tidak Setuju (STS). Penilaian dilakukan dengan memberi tanda check
(v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian responden. Penilaian/skor
tampak seperti pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Komponen Angket Media
No KOMPONEN SS ST RG TS STS
1. 1
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5
Sugiyono (2010:136)
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data yang
bersifat kualitatif. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantifikasi data dari
kuesioner selanjutnya data tersebut dianalisis secara kualitatif. Untuk data hasil
wawancara dan dokumentasi dianalisis dengan analisis kualitatif.
a. Data Angket
Data berdasarkan angket perlu dilakukan perhitungan agar dapat disajikan
secara kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1) Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya,
kemudian disusun sesuai dengan kode responden.
50

2) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor
sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Membuat tabulasi data.
4) Menghitung persentase dari komponen angket dengan rumus sebagai berikut:
P
(k)
= S/N x 100%
Keterangan:
P
(v)
= persentase komponen
S = jumlah skor komponen hasil penelitian
N = jumlah skor maksimum
5) Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam
interval seprti pada Gambar 3.4 agar pembacaan hasil penelitian menjadi
mudah karena data akan diubah menjadi data kualitatif.



Gambar. 3.4. Interval Kriteria Penilaian.
Sugiyono (2010:144)
b. Data Tes
Sebelum dan setelah proses pembelajaran, dilakukan tes pemahaman
konsep untuk mengetahui sejauh mana pemahaman konsep Fisika siswa terhadap
materi dalam pengembangan yaitu materi listrik dinamis. Pre tes dan post tes
dilakukan dengan menggunakan tes.
Untuk setiap tahapan uji coba, diadakan evaluasi untuk mengetahui
peningkatan pemahaman konsep setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
media website. Gain ternormalisasi yaitu dengan mengukur gain nilai sisiwa
sebelum dan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan persamaan gain
ternormalisasi Hake berikut:
< > =
<s
!
>"<s
#
>
100"<s
$
>

dengan:
g = gain
Kurang Baik
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
25% 0% 75% 50% 100%
Sangat Baik
51

S
f
= nilai rata-rata kelas akhir
S
i
= nilai rata-rata kelas mula-mula
Keputusan uji:
1. g dikategorikan tinggi jika (<g>) 0.7;
2. g dikategorikan sedang jika 0.7 > (<g>) 0.3;
3. g dikategorikan rendah jika (<g>) < 0.3.
(Hake,1999)
Indikator keberhasilan penelitian pengembangan adalah peningkatan
perolehan gain hasil analaisis pre test dan post test sekurang-kurangnya sedang
(medium). Berarti apabila gain yang diperoleh lebih dari 0,3 maka penelitian
pengembangan dikatakan berhasil. Jika tidak demikian maka penelitian
pengembangan dikatakan belum berhasil.

Você também pode gostar